Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

LUAS PEMUDA : Lentera Juang Sejarah dengan Pembentukan Museum


Daerah sebagai Upaya Pengembangan Karakter Luhur Generasi Muda di
Kabupaten Tangerang

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DIUSULKAN OLEH :

Hanifa Nugraheni (19112144029) / Angkatan 2019


Yanuar Agung Fadlullah (20503241014) / Angkatan 2020
Alif Akbar Zakariya (20407141006) / Angkatan 2020
Muhammad Alvin Revaldi

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

Daftar Gambar......................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan..............................................................................2
1.4 Manfaat kegiatan.............................................................................2
1.5 Luaran yang diharapkan..................................................................3

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN............................4

2.1 Lokasi.............................................................................................4
2.2 Sasaran...........................................................................................5
2.3 Kondisi sosial budaya…………………........................................5
2.4 Permasalahan yang dihadapi.........................................................6

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..................................................................7

3.1 Tahap Persiapan..............................................................................7


3.2 Tahap Administrasi.........................................................................7
3.3 Tahap pelaksanaan..........................................................................7
3.4 Tahap evaluasi.................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Wilayah Kecamatan Tigaraka Kabupaten Tangerang.................4

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keragaman budaya yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Tangerang,


diantaranya adalah budaya Sunda, Tionghoa, Jawa, Betawi, bahkan Melayu, yang
sebenarnya dapat menjadi peluang keberagaman budaya. Eksistensi kesenian
daerah sangat penting dan mempunyai makna bagi daerah tersebut seperti
halnya Kabupaten Tangerang yang masyarakatnya multikultural, harus mampu
membangun ciri khas budaya tersendiri. Sebagai warga yang hidup di kalangan
masyarakat dan hidup disuatu wilayah tertentu memilki tanggungjawab dan wajib
untuk turut berkontrubusi dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan khas dan
kearifan lokal wilayah tersebut. Globalisasi memberikan kemudahan akses dan
fasilitas yang lebih modern kepada masyarakatnya. Tapi, di sisi lain hal tersebut
juga dapat mengikis nilai-nilai budaya lokal. Perlahan tapi pasti, nilai-nilai budaya
tersebut mulai luntur dan terkikis. Karakter merupakan ciri, karakteristik, gaya, atau
sifat khas seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan (Koesoema, 32010: 80). Melalui globalisasi, budaya asing dengan
mudah masuk ke dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan menyebabkan
krisis identitas yang mengubah pola hidup generasi muda saat ini, termasuk
melupakan kultur budaya bangsa sendiri. Hal ini tercermin dari perilaku generasi
muda yang lebih menghargai budaya asing dibandingkan budaya bangsa sendiri
(Jihad, 2010: 20). Reformasi melahirkan demokrasi, dan seakan menjadi titik awal
modernisasi masyarakat Indonesia. Modernisasi banyak dipengaruhi oleh budaya
barat atau biasa disebut dengan westernisasi. Bahkan banyak anak muda yang
mengunggulkan budaya barat dibandingkan dengan budaya lokal nusantara. Hal
ini mengakibatkan runtuhnya nasionalisme dan memburuknya karakter bangsa.
Untuk itu sekali lagi ditekankan bahwa pemeliharan akan peradaban budaya
bangsa harus dilestarikan dan ditanamkan untuk pembentukan karakter bangsa
yang lebih baik (Sunarto, 2013). Di Kabupaten Tangerang tidak jarang di jumpai
pusat perbelanjaan, mall, dan tempat hiburan yang bersifat non edukatif dan sedikit
sekali jumlah destinasi yang menyediakan infomasi kebudayaan, apalagi sejarah.
Hal ini dikarenakan sulit ditemukannya seseorang yang tergerak untuk menjadi
promotor sejarah dan budaya. Padahal, seharusnya budaya dan rasa cinta tanah air
tidak dikesampingkan, meskipun zaman sudah modern, nilai luhur tetap harus
dipegang teguh oleh masyarakat. Hampir setiap orang ketika ditanya, akan
menjawab budaya itu penting, namun realita dilapangan tidak demikian.
Masyarakat khususnya pemuda, tidak jarang yang malas memperdalam
kebudayaan, banyak yang lebih memilih mengikuti budaya luar, agar terkesan
trendy atau mengikuti perkembangan zaman. Kecuali tradisi pernikahan atau
kematian, karena dijalankan secara berkelanjutan dari para nenek moyang.
Kemudian, masalah presepsi dan cara menginterpretasi kebudayaan itu sendiri.
2

Banyak orang tidak menganggap budaya adalah hal yang krusial. Selain itu,
kebudayaan dan seni sebagai kearifan lokal cenderung memudar akibat kurangnya
kesadaran dan rasa memiliki generasi muda terhadap warisan budayanya.
Masyarakat khususnya pemuda kini banyak meninggalkan nilai sejarah akibat
meluasnya pengaruh globalisasi. Maka dari itu, perlu ada yang memfasilitasi untuk
membuka prespektif baru, bahwa budaya bukanlah hal membosankan, kuno atau
tertinggal. Masih perlu dimaksimalkan upaya pemerintahan dalam pelestarian
budaya daerah dan memperkenalkannya kepada masyarakat. Maka diharapkan
nantinya museum ini juga menjadi destinasi wisata, karena di kabupaten Tangerang
sendiri belum ada. Yang kedepannya dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Kabupaten Tangerang dapat dikategorikan masuk dalam wilayah perkotaan dan
metropolitan yang sebenarnya menyimpan banyak sejarah, seperti asal muasal
berdirinya Kabupaten Tangerang, yang saat ini sudah mulai terlupakan. Maka dari
itu, melalui program ini diharapkan dapat tercipta museum budaya di kabupaten
Tangerang. Yang berisi peninggalan sejarah, kesenian, dan budaya daerah, yang
disertai dengan adanya sanggar tari dan pelatihan membatik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang diajukan
dalam PKM-M ini adalah bagaimana cara membentuk karakter luhur generasi muda
Kabupaten Tangerang melalui program “LUAS PEMUDA” dengan metode Joyful
Learning?

1.3 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari diadakannya PKM-M ini adalah untuk mendirikan museum
kebudayaan di Kabupaten Tangerang dalam rangka mengembangkan karakter
luhur generasi muda.

1.4 Manfaat Kegiatan

Program pengabdian masyarakat ini bermanfaat bagi beberapa pihak, antara


lain :

1. Bagi Mahasiswa Pelaksana Program


Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membentuk karakter
generasi muda bangsa untuk lebih menghargai peradaban budaya
lokalnya sendiri.

2. Bagi Masyarakat Sasaran Program


3

Sebagai wujud pengupayaan yang diharapkan dapat berguna untuk


meningkatkan ilmu pengetahuan, Nasionalisme, Kesadaran historis, dan
kemampuan beradaptasi di masa sulit demi meningkatkan kecintaan terhadap
budaya dan tanah air melalui museum budaya sebagai alternatif edukasi.

3. Bagi Masyarakat Luar Daerah

Hasil pengabdian ini diharapkandapat membantu memberikan pemahaman


pihak terkait yang mempunyai kepedulian pada persoalan yang diangkat ini.
Kegiatan ini juga mengharapkan banyaknya masyarakat yang berkunjung
sekaligus merasakan fasilitas yang ada dalam museum budaya.

4. Bagi Pemerintahan

Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan


untuk pengambilan kebijakan pemerintahan dalam mengembangakan
kabupaten Tangerang.

1.5 Luaran yang diharapkan

1. Kesadaran Histori

Terciptanya museum budaya yang menjadi pusat kegiatan ini diharapkan


menjadi objek dan wadah untuk masyarakat sebagai sasaran kegiatan dapat
mempunyai kesadaran dan pengetahuan sejarah lokal khususnya sejarah
kabupaten tangerang. Kemudian, diharapkan setelah terciptanya museum
kebudayaan, dapat meningkatkan pendapatan daerah.

2. Pelestarian Budaya

Seusai dengan kegiatan yang berlangsung diharapkan masyarakat dapat


turut berkontribusi dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal dari tempat
tinggalnya.

3. Pengetahuan Moral

Sebagai kegiatan yang berdasar edukasi, kegiatan ini bertujuan sebagai


alternatif masyarakat dalam mengembangkan pengetahuan akademis
maupun moral.
4

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Lokasi

Kabupaten Tangerang, di Kecamatan Tigaraksa

Secara geografis, letak Kabupaten Tangerang yang merupakan bagian dari


wilayah administratif Provinsi Banten yang berada antara 6 '0 – 6 '20 Lintang
Selatan dan 106 '20- 106 '43 Bujur Timur.

Kabupaten Tangerang memiliki wilayah yang cukup luas, terdiri dari 29 kecamatan,
28 kelurahan dan 246 desa dengan luas mencapai 95.961 Ha atau 959,61 km².
Wilayah administrasi Kabupaten Tangerang sendiri berbatasan dengan beberapa
Kabupaten/Kota dan bentangan laut yang ada disekitarnya, yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa


2. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan
DKI Jakarta.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak.

Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan DKI Jakarta hanya sekitar 30 kilometer,
yang bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih satu jam. Kedua wilayah tersebut
(Tangerang dan DKI Jakarta), dihubungkan dengan jalur lalu lintas darat bebas
5

hambatan, yaitu Jalan Tol Jakarta – Merak yang merupakan jalur utama lalu lintas
perekonomian antara Pulau Jawa dan Sumatera.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 Jumlah Penduduk
Kabupaten Tangerang adalah 3.477.495 yang terdiri dari 1 779102 warga laki laki
dan 1 698 393 perempuan. Dari sekian banyaknya Masyarakat di Kabupaten
Tangerang, terdapat banyak penduduk yang berasal dari luar daerah yang membuat
kebudayaan di Kabupaten Tangerang semakin Memudar. Maka dari itu Kabupaten
Tangerang Menjadi Target kegiatan kami, dalam upaya menumbuhkan kembali
kebudayaan lokal yang ada.

2.2 Sasaran

Sasaran Program Luas Pemuda ini adalah masyarakat khususnya Pemuda


lokal diKabupaten Tangerang yang ada di kecamatan Tigaraksa. Program
Pembentukan Museum ini adalah upaya Pemberdayaan Pemuda untuk
berkolaborasi, menggali aset sejarah, mendokumentasi dan mengabadikan ragam
budaya dan adat istiadat serta mengedukasi remaja usia 13-18 tahun dan anak usia
5-13 tahun. Program Pembentukan Museum daerah ini juga di harapkan mampu
menjadi destinasi Pariwisata daerah yang mampu mengangkat taraf ekonomi
masyarakat sekitar.

2.3 Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur budaya campuran Betawi dan


Priangan. Masyarakat Kabupaten Tangerang berbahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah. Ada juga bahasa Jawa yang
merupakan bahasa pendatang dari luar Kabupaten Tangerang yang umumnya para
pekerja di kawasan industri Kabupaten Tangerang. Sampai dengan tahun 2002, dari
651.254 KK yang ada di Kabupaten Tangerang, mereka yang dikategorikan sebagai
penduduk pra sejahtera sebanyak 105.245 KK, sejahtera I sebanyak 156.953 KK,
sejahtera II sebanyak 206.040 KK, sejahtera III sebanyak 130.356 KK dan sejahtera
III Plus sebanyak 52.660 KK. Masyarakat Kabupaten Tangerang termasuk
masyarakat yang dinamis dan gemar akan kesenian. Karakter kesenian yang ada di
Kabupaten Tangerang adalah perpaduan antara seni budaya Betawi dan Priangan.
Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini adalah Seni Musik Gambang
6

Keromong dan Tari Cokek yang merupakan tarian pergaulan yang banyak
berkembang di kawasan Teluknaga dan Kosambi.

2.4 Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat

Hampir setiap orang ketika ditanya, akan menjawab budaya itu penting, namun
realita dilapangan tidak demikian. Masyarakat khususnya pemuda, tidak jarang
yang malas memperdalam kebudayaan, banyak yang lebih memilih mengikuti
budaya luar, agar terkesan trendy atau mengikuti perkembangan zaman. Kecuali
tradisi pernikahan atau kematian, karena dijalankan secara berkelanjutan dari para
nenek moyang. Kemudian, masalah presepsi dan cara menginterpretasi kebudayaan
itu sendiri. Banyak orang tidak menganggap budaya adalah hal yang krusial. Di
Kabupaten Tangerang tidak jarang di jumpai pusat perbelanjaan, mall, dan tempat
hiburan yang bersifat non edukatif dan sedikit sekali jumlah destinasi yang
menyediakan infomasi kebudayaan, apalagi sejarah. Hal ini dikarenakan sulit
ditemukannya seseorang yang tergerak untuk menjadi promotor sejarah dan
budaya. Padahal, seharusnya budaya dan rasa cinta tanah air tidak dikesampingkan,
meskipun zaman sudah modern, nilai luhur tetap harus dipegang teguh oleh
masyarakat. Selain itu, kebudayaan dan seni sebagai kearifan lokal cenderung
memudar akibat kurangnya kesadaran dan rasa memiliki generasi muda terhadap
warisan budayanya. Masyarakat khususnya pemuda kini banyak meninggalkan
nilai sejarah akibat meluasnya pengaruh globalisasi. Maka dari itu, perlu ada
yang memfasilitasi untuk membuka prespektif baru, bahwa budaya bukanlah hal
membosankan, kuno atau tertinggal. Masih perlu dimaksimalkan upaya
pemerintahan dalam pelestarian budaya daerah dan memperkenalkannya kepada
masyarakat. Sudah ada benteng heritage, namun letaknya di Kota tangerang. Maka
diharapkan nantinya museum ini juga menjadi destinasi wisata, karena di kabupaten
Tangerang sendiri belum ada. Yang kedepannya dapat meningkatkan pendapatan
daerah. Kabupaten Tangerang dapat dikategorikan masuk dalam wilayah perkotaan
dan metropolitan yang sebenarnya menyimpan banyak sejarah, seperti asal muasal
berdirinya Kabupaten Tangerang, yang saat ini sudah mulai terlupakan. Sehingga
dalam Program pengabdian masyarakat, tim memilih mengarahkan kegiatan ini di
Kabupaten Tangerang dengan berbagai pertimbangan yang telah disebutkan.
7

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan dengan pembentukan dan pembekalan tim


PKM-M yang terdiri dari 4 orang. Penentuan tempat dibentuknya museum, yaitu di
kecamatan Tigaraksa sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang.
Kemudian, menentukan konsep yang akan direalisasikan.

3.2 Tahap Administrasi

Dalam tahap ini, tim melakukan survei dan studi eksploratif kepada
masyarakat guna mendapatkan dasar kepada tim untuk mengetahui data faktual dan
dapat menyesuaikan kebutuhan keberlangsungan program ini. Lalu, mengurus
perizinan terkait pelaksanaan program LUAS PEMUDA yang diadakan di
kabupaten Tangerang, Banten. Setelah survei awal selesai, tim mempersiapkan pre-
test untuk mengetahui tingkat pemahaman, ketertarikan, serta pengimplementasian
sejarah dan kebudayaan masyarakat Kabupaten Tangerang sebelum diadakannya
program ini. Penggalian dan penelusuran data melalui pemerintahan, seperti kepala
seksi pemberdayaan masyarakat. Kemudian, bekerja sama dengan dinas pariwisata,
untuk membentuk duta museum kabupaten Tangerang. Dan berkolaborasi dengan
pihak-pihak yang membantu keberlangsungan program. Kemudian, menghimpun
ragam budaya dan sejarah yang dapat tampilkan dalam Museum budaya di
kabupaten Tangerang. Yang berisi peninggalan sejarah dan budaya daerah, disertai
dengan adanya sanggar tari dan pelatihan membatik. Setelah persiapan
administrasi, tim secara korporatif akan memulai membuat konten
pengembangan karakter yang sesuai. Pada tahapan ini media yang digunakan
berbasis Joyful Learning. Dave Meier menyatakan bahwa belajar menyenangkan
(joyful learning) adalah sistem pembelajaran yang berusaha untuk membangkitkan
minat, adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang
membahagiakan pada partisipan.

3.3 Tahan Pelaksanaan

1. Pemilihan Duta Museum Kabupaten Tangerang

Dengan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten


Tangerang kami melaksanakan pemihan Duta Museum dimana Pesertanya
adalah Pemuda Pemudi Kabupaten Tangerang. Tahapan Seleksi Duta
Museum ini Meliputi Seleksi tertulis (membuat Essay), Wawancara,
kemudian finalis akan menjawab pertanyaan penguji. Setelah semua
tahapan selesai dilanjutkan Penganugrahan Pemenang Duta Museum oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tangerang.
8

2. Penggalian Ragam Budaya dan Kearifan Lokal bersama Duta Museum.

Semua peserta yang telah mengikuti event pemilihan duta museum akan
terhimpun dalam satu komunitas yang diberinama Kawan Museum.
Komunitas berbasis kebudayaan inilah yang akan berkerjasama bersama
Kami untuk menggali keberagaman budaya yang hampir tidak lagi dikenal
masyarakat Kabupaten Tangerang, yang disertai narasi pendukung tentang
objek yang ditampilkan.

3. Pembentukan Museum

Setelah penggalian situs dianggap cukup, koleksi akan di himpun dan


ditampilkan dalam museum. Museum yang di buat berbasis modern dengan
interior yang menarik.

4. Edukasi

Memperkenalkan budaya Kabupaten Tangerang dengan mengajak


pengunjung untuk berkontribusi langsung dalam pelestarian budaya
tersebut. Edukasi yang dilakukan menggunakan metode yang
menyenangkan dengan menampilkan teater, yang dibawakan langsung oleh
pemuda pemudi Kabupaten Tangerang.

5. Menjadikan Museum Sebagai Destinasi Pariwisata

Dalam proses pengembangan museum diharapkan Museum mampu


menjadi destinasi wisata yang bisa di kunjungi banyak orang sekaligus
mengangkat kualitas pendidikan, ekonomi, pengenalan budaya dan
memupuk kearifan lokal di Kabupaten Tangerang.

3.4 Evaluasi

Tahap evaluasi mencakup kegiatan mengevalusi dan memonitor program yang


direncanakan. Indikator keberhasilan tahap ini apabila ada perubahan perilaku
masyarakat terhadap budaya, setidaknya ada ketertarikan mengunjungi destinasi
wisata edukatif, yaitu museum sejarah dan kebudayaan. Juga dilakukan dengan
cara melakukan survei dan observasi kembali untuk dibandingkan dengan hasil
sebelum adanya program LUAS PEMUDA.
9

Daftar Pustaka

Kusumastuti, R. D., & Akbar, G. F. KONSTRUKSI REALITAS BELANDA


DEPOK DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA LELUHURNYA (STUDI
KASUS DI DEPOK LAMA).

Auliaty, Y., & Sekaringtyas, T. (2019). WORKSHOP PENGEMBANGAN


KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
REACT DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIPUTAT
TANGERANG SELATAN BANTEN. Prosiding Pengabdian, 1(1), 1-10.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Anda mungkin juga menyukai