DIBIDANG KEBUDAYA
“PROGRAM DESA WISATA”
Di susun oleh :
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Implementasi Kebijakan Pemerintah di Bidang Sosial dan Budaya:
Program Desa Wisata". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik
guna memahami dan menganalisis implementasi kebijakan pemerintah pemerintah
dalam memajukan sektor sosial dan budaya, khususnya melalui Program Desa
Wisata. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang pentingnya kebijakan
pemerintah di bidang sosial dan budaya serta peran Program Desa Wisata dalam
memajukan sektor pariwisata berkelanjutan di daerah pedesaan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................... 1
C . Tujuan ......................................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PENUTUP ............................................................................................................. 26
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 26
B. SARAN ......................................................................................................... 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosial dan budaya merupakan dua komponen yang saling terkait dan
membentuk identitas suatu masyarakat. Keberagaman sosial dan budaya di dalam
suatu negara menjadi kekayaan yang harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan.
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola dan mengimplementasikan
kebijakan di bidang sosial dan budaya guna memastikan keadilan sosial, partisipasi
aktif masyarakat, serta pengembangan dan pelestarian kebudayaan. Di tengah
kompleksitas tantangan sosial dan budaya yang dihadapi, implementasi kebijakan
pemerintah di bidang ini menjadi sangat krusial. Permasalahan seperti kesenjangan
sosial, akses terbatas terhadap layanan dasar, pelestarian budaya yang terancam,
serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan menjadi isu
yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam
memajukan perekonomian suatu daerah, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta
mempromosikan kekayaan budaya dan warisan lokal. Di Indonesia, Program Desa
Wisata telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengembangkan
sektor pariwisata berkelanjutan di daerah pedesaan. Program Desa Wisata
merupakan konsep pengembangan destinasi pariwisata di desa-desa yang
menggabungkan aspek wisata, sosial, dan budaya. Tujuan utama dari program ini
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan
pariwisata yang berbasis budaya lokal, sambil melestarikan nilai-nilai tradisional
dan kekayaan budaya daerah.
1
dapat menjadi tujuan wisata yang menarik dan berkelanjutan. Namun, dalam
pelaksanaan Program Desa Wisata, terdapat berbagai tantangan dan kendala yang
perlu diatasi. Misalnya, kurangnya pemahaman masyarakat desa tentang
pentingnya pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, kurangnya aksesibilitas
infrastruktur, kurangnya keterampilan pengelolaan destinasi wisata, dan potensi
konflik kepentingan antara keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
2
C . Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Implementasi Program Desa Wisata
4
mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya yang ada. Program desa
wisata dapat juga memungkinkan adanya revitalisasi suatu kebudayaan atau
warisan peninggalan sejarah yang hampir punah. Model yang ideal yaitu
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang akan berdampak bagi
kehidupan masyarakat di pedesaan. Proses implementasi Program Desa Wisata
melibatkan serangkaian tahapan yang penting untuk mencapai tujuan
pengembangan pariwisata di desa-desa. Berikut ini adalah penjelasan rinci
mengenai masing-masing tahap dalam implementasi Program Desa Wisata:
5
mengalokasikan tugas, serta memastikan kolaborasi antara pemerintah,
masyarakat desa, dan pemangku kepentingan lainnya.
6
Melalui proses implementasi yang terstruktur dan terorganisir ini, diharapkan
Program Desa Wisata dapat mencapai tujuan pengembangan pariwisata di desa-
desa dengan efektif dan berkelanjutan. Dalam implementasi ini, kerjasama yang
baik antara pemerintah, masyarakat desa, dan pemangku kepentingan lainnya
sangat penting untuk memastikan keberhasilan program. Dengan memanfaatkan
potensi pariwisata desa dan melibatkan masyarakat secara aktif, Program Desa
Wisata dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang signifikan
bagi masyarakat desa serta menjaga kelestarian budaya dan lingkungan setempat.
a) Kendala infrastruktur seperti aksesibilitas jalan, air bersih, listrik, dan sanitasi.
1. Aksesibilitas Jalan: Akses jalan yang baik dan mudah menjadi faktor
penting dalam mengembangkan desa wisata. Beberapa desa terpencil
mungkin menghadapi kendala dalam hal jalan yang rusak, tidak terhubung
7
dengan jalan utama, atau jalan yang sulit diakses. Hal ini dapat mengurangi
minat wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut.
2. Air Bersih: Ketersediaan air bersih yang cukup dan berkualitas merupakan
kebutuhan penting bagi desa wisata. Namun, beberapa desa mungkin
menghadapi keterbatasan air bersih, baik dari segi pasokan maupun
infrastruktur pengolahan air.
3. Listrik: Ketersediaan listrik yang stabil dan memadai juga merupakan faktor
penting dalam pengembangan desa wisata. Beberapa desa mungkin masih
mengalami keterbatasan dalam hal pasokan listrik atau jangkauan jaringan
listrik.
4. Sanitasi: Infrastruktur sanitasi yang baik, seperti toilet umum yang bersih
dan fasilitas pengolahan limbah, penting untuk menjaga kebersihan dan
kenyamanan di desa wisata. Tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan
fasilitas sanitasi, terutama di desa-desa yang belum memiliki fasilitas
sanitasi yang memadai.
8
2. Pemasaran dan Promosi: Kurangnya pemahaman tentang strategi
pemasaran dan promosi menjadi tantangan dalam mengenalkan dan
memasarkan desa wisata kepada wisatawan. Masyarakat desa perlu
mempelajari strategi pemasaran yang efektif, termasuk penggunaan media
sosial, pemasaran digital, dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk
meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa wisata.
3. Layanan Pelanggan: Keterampilan dalam memberikan layanan pelanggan
yang baik juga penting dalam pengelolaan desa wisata. Masyarakat desa
perlu dilatih untuk memahami kebutuhan dan harapan wisatawan, serta
mampu memberikan pengalaman wisata yang memuaskan melalui
pelayanan yang ramah, informatif, dan profesional.
4. Pelestarian Budaya: Desa wisata seringkali memiliki kekayaan budaya dan
warisan tradisional yang perlu dilestarikan. Kurangnya pemahaman tentang
pentingnya pelestarian budaya dapat mengakibatkan pengenalan yang tidak
akurat atau tidak memadai terhadap budaya lokal. Masyarakat desa perlu
diberikan pemahaman tentang pentingnya melestarikan budaya, termasuk
adat istiadat, kerajinan tangan, dan tradisi lokal, serta cara
mengintegrasikannya dengan pengembangan desa wisata.
9
2. Penggunaan Sumber Daya Alam yang Berlebihan: Dalam rangka memenuhi
kebutuhan wisatawan, terkadang terjadi peningkatan penggunaan sumber
daya alam secara berlebihan, seperti penebangan hutan, eksploitasi
perikanan, atau pemanfaatan air yang tidak berkelanjutan.
3. Pengaruh terhadap Budaya Lokal: Peningkatan aktivitas pariwisata dapat
mempengaruhi budaya lokal. Adopsi budaya wisata atau modifikasi budaya
asli untuk kepentingan pariwisata dapat mengurangi keaslian dan integritas
budaya lokal.
4. Ketimpangan Ekonomi: Peningkatan pendapatan dari pariwisata tidak
selalu merata di antara masyarakat desa. Ketimpangan ekonomi dapat
memicu konflik sosial dan ketidakpuasan masyarakat. Ketidakadilan dalam
distribusi manfaat ekonomi dapat menghambat keberlanjutan program Desa
Wisata.
10
masyarakat dalam pengambilan keputusan dan partisipasi dalam
pengelolaan destinasi wisata juga dapat membantu mengatasi konflik ini.
4. Pembagian Manfaat yang Adil: Diperlukan kebijakan yang memastikan
pembagian manfaat ekonomi dari pariwisata secara adil dan merata di antara
masyarakat desa. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan usaha
mikro, kecil, dan menengah, pelatihan keterampilan, dan peningkatan
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.
1. Proses Perizinan yang Rumit: Proses perizinan yang rumit dan birokratis
dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan destinasi wisata di desa.
Permohonan perizinan yang memakan waktu lama dan persyaratan yang
sulit dipenuhi dapat menghambat kegiatan pengembangan dan investasi di
desa wisata.
2. Regulasi yang Tidak Jelas: Tidak adanya regulasi yang jelas dan konsisten
terkait pengembangan destinasi wisata di desa dapat menyebabkan
ketidakpastian bagi para pengembang dan investor. Kurangnya panduan
yang jelas mengenai standar pengelolaan, izin usaha, perlindungan
11
lingkungan, dan tata ruang dapat menyulitkan implementasi program Desa
Wisata.
3. Kurangnya Koordinasi Antara Pihak Terkait: Kurangnya koordinasi antara
pihak terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga pariwisata, dan instansi
terkait lainnya, dapat menyebabkan kesulitan dalam mengatasi
permasalahan perizinan dan regulasi. Kekurangan koordinasi ini juga dapat
mengakibatkan tumpang tindih atau tumpang tindih peraturan antara
lembaga-lembaga terkait.
4. Perlindungan Lingkungan dan Kebudayaan: Perizinan dan regulasi yang
tidak memadai dalam hal perlindungan lingkungan dan kebudayaan dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan dan depresiasi budaya lokal.
Ketidakjelasan mengenai pembatasan pembangunan, pemanfaatan sumber
daya alam, dan pelestarian budaya dapat mengancam keberlanjutan dan
integritas desa wisata.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
12
masyarakat desa perlu bekerja sama dalam merancang kebijakan yang
berkelanjutan dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak terkait.
13
konteks ini, partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme
seperti pertemuan komunitas, forum diskusi, atau pemilihan perwakilan
masyarakat. Melalui mekanisme partisipatif tersebut, dialog yang terbuka dan
inklusif dapat terjadi antara masyarakat dan pihak terkait dalam pengambilan
keputusan terkait pengembangan pariwisata. Masyarakat memiliki kesempatan
untuk berbagi pengalaman, pengetahuan lokal, serta menyampaikan kebutuhan dan
harapan mereka terhadap pengembangan pariwisata di desa mereka. Partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan juga memungkinkan adanya legitimasi
dan penerimaan lebih besar terhadap rencana pengembangan pariwisata yang
diusulkan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, keputusan yang
diambil akan lebih mencerminkan kepentingan dan aspirasi mereka. Selain itu,
partisipasi masyarakat juga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat terhadap dampak positif dan negatif dari pengembangan pariwisata.
14
untuk melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam semua
tahapan program, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui kolaborasi
yang erat, pemerintah dapat mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dari
masyarakat dan pemangku kepentingan terkait, sehingga kebijakan dan program
yang disusun menjadi lebih relevan dan berdampak positif. Pemerintah juga dapat
memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat dalam hal pengelolaan
pariwisata, pemeliharaan lingkungan, pemasaran, dan pengembangan infrastruktur.
Hal ini membantu memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengelola dan
mengembangkan desa wisata secara berkelanjutan. Kolaborasi juga menciptakan
kerangka kerja yang saling mendukung antara pemerintah, masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya. Dalam proses perencanaan, pemerintah dapat
memfasilitasi pertemuan, diskusi, dan forum partisipatif yang melibatkan semua
pihak terkait. Dengan adanya saling pengertian dan komunikasi yang baik antara
pemerintah dan masyarakat, kepentingan semua pihak dapat diakomodasi dengan
lebih baik.
15
Untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata,
diperlukan mekanisme partisipasi yang efektif. Beberapa mekanisme yang dapat
digunakan meliputi:
16
4. Dampak Ekonomi Program Desa Wisata
Dengan adanya program Desa Wisata, desa-desa memiliki peluang yang lebih besar
untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Program ini membuka pintu
bagi masyarakat desa untuk menjual beragam produk dan jasa mereka kepada
wisatawan yang datang berkunjung. Melalui program ini, masyarakat dapat
menampilkan dan menjual kerajinan tangan khas desa, seperti anyaman, ukiran
kayu, atau kain tradisional yang mencerminkan keunikan budaya setempat. Selain
itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan potensi kuliner dengan menyajikan
makanan dan minuman tradisional yang merupakan bagian penting dari identitas
dan kekayaan budaya desa. Para wisatawan akan tertarik untuk mencoba dan
membeli produk-produk tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap
pengembangan desa wisata. Selain menjual produk, masyarakat desa juga dapat
menyediakan jasa akomodasi seperti homestay atau penginapan tradisional.
Dengan menyambut dan menerima wisatawan sebagai tamu di desa mereka,
masyarakat desa memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan
melalui penyewaan kamar atau rumah mereka kepada wisatawan. Akomodasi
tradisional semacam itu memberikan pengalaman yang unik dan autentik bagi para
wisatawan, memungkinkan mereka untuk merasakan kehidupan sehari-hari di desa
dan terlibat langsung dengan masyarakat setempat. Dengan meningkatnya jumlah
wisatawan yang mengunjungi desa, pendapatan masyarakat desa dapat meningkat
secara signifikan, membantu meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan
ekonomi di tingkat lokal.
17
Selain mendatangkan pendapatan, program Desa Wisata juga berdampak positif
dalam mempromosikan keberlanjutan ekonomi desa. Dengan peningkatan
pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata, masyarakat desa memiliki
kesempatan untuk menginvestasikan kembali pendapatan tersebut dalam
pengembangan usaha dan infrastruktur lokal. Hal ini dapat mencakup peningkatan
kualitas produk dan jasa yang ditawarkan, perbaikan fasilitas umum, dan
pengembangan sarana transportasi yang lebih baik. Peningkatan ini akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, seperti peningkatan kualitas
hidup, pemberdayaan ekonomi, dan peningkatan aksesibilitas yang lebih baik.
Secara keseluruhan, program Desa Wisata memberikan kesempatan yang besar
bagi masyarakat desa untuk mengembangkan potensi wisata mereka dan
meningkatkan pendapatan melalui penjualan produk dan jasa kepada wisatawan.
Dengan peningkatan jumlah wisatawan yang mengunjungi desa, pendapatan
masyarakat dapat meningkat secara signifikan, memberikan dorongan ekonomi
yang penting bagi desa-desa. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada
keberlanjutan ekonomi desa dengan mempromosikan investasi kembali pendapatan
dalam pengembangan usaha dan infrastruktur lokal. Dengan demikian, program
Desa Wisata memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat desa,
memperkuat ekonomi lokal, dan memperkaya pengalaman wisatawan yang
mengunjungi desa-desa tersebut.
Program Desa Wisata memiliki potensi untuk menciptakan peluang kerja baru yang
signifikan bagi masyarakat desa. Dalam konteks ini, kegiatan pariwisata yang
berkembang di desa-desa membutuhkan banyak tenaga kerja untuk memenuhi
berbagai kebutuhan wisatawan. Sebagai contoh, diperlukan pemandu wisata yang
dapat memberikan informasi dan pengalaman yang kaya kepada wisatawan tentang
keunikan budaya dan daya tarik wisata desa. Selain itu, restoran dan warung makan
lokal membutuhkan karyawan untuk melayani wisatawan dengan menyajikan
makanan dan minuman tradisional. Dalam hal ini, masyarakat desa memiliki
peluang untuk bekerja sebagai koki, pelayan, atau staf restoran lainnya. Selain itu,
18
pengembangan infrastruktur di desa wisata juga membuka peluang kerja baru,
seperti tukang konstruksi, tukang batu, dan pekerja bangunan lainnya.
Pembangunan atau perbaikan jalan, jembatan, tempat parkir, atau sarana wisata
lainnya memerlukan tenaga kerja lokal untuk melaksanakan proyek tersebut.
Dengan demikian, masyarakat desa memiliki kesempatan untuk memperoleh
pekerjaan sementara maupun pekerjaan tetap dalam sektor konstruksi.
19
c) Diversifikasi ekonomi di desa-desa melalui pengembangan produk wisata lokal:
20
produk wisata lokal yang berkualitas. Mereka juga dapat memanfaatkan peluang
pasar yang lebih luas, baik di tingkat lokal maupun internasional, untuk
meningkatkan penjualan produk dan jasa mereka. Secara keseluruhan, program
Desa Wisata memiliki peran yang penting dalam mendorong diversifikasi ekonomi
di desa-desa. Dengan mengembangkan produk wisata lokal yang unik, desa-desa
dapat memperluas sumber pendapatan mereka, meningkatkan ketahanan ekonomi,
dan mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi tunggal. Diversifikasi
ekonomi ini memberikan peluang baru bagi masyarakat desa untuk berkembang
dan meningkatkan kualitas hidup mereka dalam jangka panjang.
21
Masyarakat desa terlibat dalam mengorganisir dan menyelenggarakan acara-acara
ini, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya
mereka. Selain itu, program ini juga membuka peluang bagi masyarakat desa untuk
mengembangkan keterampilan baru dan menggabungkan elemen modern dalam
kegiatan budaya mereka, sehingga mempertahankan keberlanjutan budaya sambil
tetap relevan dengan zaman.
Salah satu kontribusi penting dari Program Desa Wisata adalah dalam
mempromosikan warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata. Melalui upaya
promosi yang efektif, desa-desa dapat menarik minat wisatawan untuk
mengunjungi dan mengalami budaya mereka. Pemasaran yang baik melibatkan
promosi melalui media sosial, situs web, brosur, atau partisipasi dalam pameran
pariwisata. Dengan menarik wisatawan, desa-desa dapat memperoleh pendapatan
tambahan melalui sektor pariwisata, yang dapat digunakan untuk memelihara dan
mengembangkan warisan budaya mereka. Selain itu, kunjungan wisatawan juga
memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk berinteraksi dengan orang
dari budaya dan latar belakang yang berbeda, memperluas pemahaman mereka
tentang dunia dan menghargai keragaman budaya.
22
Program Desa Wisata mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam
melestarikan budaya lokal. Masyarakat desa dilibatkan dalam kegiatan budaya dan
seni, seperti latihan tari, pementasan teater, pertunjukan musik, atau pameran
kerajinan tangan. Ini menciptakan kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap
budaya mereka sendiri serta meningkatkan keikutsertaan mereka dalam pelestarian
tradisi. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan budaya dan seni, masyarakat desa
dapat menjaga keberlanjutan warisan budaya mereka dan memastikan bahwa nilai-
nilai tersebut tidak dilupakan atau terabaikan. selain itu, Program Desa Wisata juga
memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk mengembangkan
keterampilan baru dan meningkatkan pemahaman mereka tentang budaya lokal.
Misalnya, generasi muda dapat belajar tari tradisional atau seni kerajinan dari para
ahli di desa mereka.
Selain itu, melalui Program Desa Wisata, masyarakat desa juga memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai latar belakang
budaya. Ini membuka pintu dialog antarbudaya, saling pertukaran pengalaman, dan
memperkaya pemahaman antara masyarakat lokal dan pengunjung. Wisatawan
dapat menjadi peserta aktif dalam kegiatan budaya, seperti belajar tarian tradisional
atau mengikuti lokakarya kerajinan tangan. Interaksi ini memperluas wawasan
masyarakat desa tentang dunia luar, meningkatkan toleransi, dan menciptakan
hubungan yang lebih erat antara masyarakat lokal dan pengunjung. Secara
23
keseluruhan, Program Desa Wisata memberikan kontribusi yang sangat penting
dalam pelestarian budaya. Melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan
budaya dan seni, promosi warisan budaya sebagai daya tarik wisata, dan interaksi
dengan wisatawan, program ini tidak hanya mempertahankan identitas budaya desa,
tetapi juga mendorong penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan
memastikan bahwa warisan budaya tersebut dapat diteruskan kepada generasi
mendatang.
c) Promosi dan pengenalan warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata
24
tarik wisata, program ini juga berkontribusi pada pemasaran dan pengembangan
pariwisata di desa-desa, yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi masyarakat setempat. Secara keseluruhan, Program Desa Wisata
memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pelestarian budaya. Melalui
upaya pelestarian warisan budaya, keterlibatan aktif masyarakat, dan promosi
warisan budaya sebagai daya tarik wisata, program ini tidak hanya
mempertahankan identitas budaya desa, tetapi juga memperkuat perekonomian dan
membangun hubungan yang erat antara masyarakat desa dengan pengunjung.
Dengan demikian, program ini menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi
pelestarian budaya dan kemakmuran desa-desa.
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
26
masyarakat desa terkait aspek-aspek tersebut. Potensi konflik kepentingan
antara keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi menjadi
tantangan penting. Diperlukan pendekatan yang seimbang antara
pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Solusinya adalah
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, mengelola sumber
daya secara berkelanjutan, melestarikan budaya lokal, dan memastikan
pembagian manfaat ekonomi yang adil. Permasalahan perizinan dan
regulasi terkait pengembangan destinasi wisata di desa juga menjadi
tantangan. Diperlukan perizinan yang jelas, proses yang tidak rumit, dan
koordinasi antara berbagai pihak terkait. Solusinya adalah melakukan
pembaruan regulasi, meningkatkan koordinasi, edukasi, dan pendekatan
terpadu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mengatasi
tantangan-tantangan ini, diharapkan program Desa Wisata di Indonesia
dapat berhasil dalam mengembangkan potensi wisata, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan melestarikan warisan budaya dan
lingkungan.
3. Partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci dalam pengembangan
program Desa Wisata. Partisipasi ini mencakup keterlibatan aktif dan
kolaboratif warga desa dalam perencanaan, implementasi, dan pengelolaan
kegiatan terkait dengan pengembangan desa wisata. Masyarakat
memberikan kontribusi berharga berupa pengetahuan lokal, pemahaman
budaya, dan perspektif unik yang penting dalam memastikan kesesuaian
program dengan konteks sosial dan budaya setempat. Selain itu, partisipasi
masyarakat menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan yang kuat.
Ketika masyarakat merasa memiliki program Desa Wisata, mereka akan
lebih berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam menjaga
keberlanjutan program tersebut. Masyarakat dapat berperan dalam
pemeliharaan warisan budaya, peningkatan infrastruktur, promosi destinasi
wisata, serta pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan. Kolaborasi antara
pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya juga
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan program pengembangan desa
27
wisata. Pemerintah sebagai penggerak utama menyusun kebijakan dan
memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat. Melalui kolaborasi,
pemerintah dapat melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Kolaborasi ini
menciptakan kerangka kerja yang saling mendukung, memperkuat kapasitas
masyarakat, dan memastikan keberlanjutan program. Dengan mekanisme
partisipasi yang efektif, masyarakat dapat terlibat dalam pengelolaan dan
promosi destinasi wisata. Pembentukan kelompok atau komite masyarakat,
pelibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, serta
pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan beberapa mekanisme yang
dapat digunakan. Dengan adanya partisipasi masyarakat yang kuat, program
pengembangan desa wisata dapat mencapai tujuan pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi
masyarakat lokal dan lingkungan setempat.
4. Program Desa Wisata memiliki dampak ekonomi signifikan bagi
masyarakat desa. Dampak-dampak tersebut meliputi peningkatan
pendapatan melalui peluang ekonomi baru dalam sektor pariwisata,
penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata dan industri pendukungnya,
serta diversifikasi ekonomi melalui pengembangan produk wisata lokal.
Melalui program ini, desa-desa dapat mengembangkan potensi wisata
mereka dan menjual produk dan jasa kepada wisatawan yang datang
berkunjung. Ini termasuk kerajinan tangan khas desa, makanan dan
minuman tradisional, serta jasa akomodasi seperti homestay. Dengan
meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi desa, pendapatan
masyarakat desa dapat meningkat secara signifikan. Program Desa Wisata
juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa di sektor
pariwisata dan industri pendukungnya. Ini mencakup pemandu wisata,
karyawan restoran, pekerja konstruksi, dan pekerjaan lainnya yang terkait
dengan pengembangan infrastruktur pariwisata. Dampaknya adalah
mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan stabilitas ekonomi, dan
memperkuat jaringan sosial di desa. Selain itu, program ini juga mendorong
28
diversifikasi ekonomi di desa-desa melalui pengembangan produk wisata
lokal. Desa-desa dapat mengembangkan produk wisata yang mencerminkan
budaya, tradisi, dan sumber daya alam mereka. Diversifikasi ekonomi ini
memberikan alternatif ekonomi yang beragam dan mengurangi
ketergantungan pada sektor pertanian atau sektor ekonomi tunggal. Hal ini
juga meningkatkan ketahanan ekonomi desa dan kualitas hidup masyarakat
secara keseluruhan. Secara keseluruhan, program Desa Wisata memberikan
dampak positif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat desa,
menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan produk wisata lokal.
Program ini juga memperkuat ekonomi lokal, mengurangi tingkat
pengangguran, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.
5. Program Desa Wisata memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam
pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Melalui upaya pelestarian
warisan budaya dan tradisi lokal, program ini membantu desa-desa untuk
mengidentifikasi, menjaga, dan mempromosikan elemen budaya yang unik
dan autentik. Selain itu, keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan
budaya dan seni memastikan keberlanjutan warisan budaya dan
memperkaya pemahaman mereka tentang budaya lokal. Melalui promosi
warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata, program ini tidak hanya
meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya lokal, tetapi juga
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Dengan demikian, Program Desa Wisata menciptakan lingkungan yang
berkelanjutan bagi pelestarian budaya, memperkuat identitas budaya desa,
dan membangun hubungan yang erat antara masyarakat desa dan
wisatawan.
29
B. SARAN
30
Daftar Pustaka
Atmoko, T Prasetyo Hadi. “Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan
Kabupaten
Sleman.” Media Wisata, 12(2), (2014).
Padabain, F. A., & Nugroho, S. (2018). Implementasi program Desa Wisata Dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Desa Mas, Kecamatan ubud Kabupaten
Gianyar, Provinsi Bali. JURNAL DESTINASI PARIWISATA, 5(2), 327.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2017.v05.i02.p23
Sukaris, S., Kurniawan, A., & Kurniawan, Moh. D. (2023). Strategi Pengembangan
wisata Desa Yang berkelanjutan. Jurnal Manajerial, 10(01), 17.
https://doi.org/10.30587/jurnalmanajerial.v10i1.4751
Visi, Misi, Dan Strategi pemajuan kebudayaan Nasional Indonesia. (2004). Proyek
Pengembangan Kebijakan Nilai Budaya, Deputi Bidang Pelestarian dan
Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
31