Anda di halaman 1dari 34

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH

DIBIDANG KEBUDAYA
“PROGRAM DESA WISATA”

Di susun oleh :

ABRAR USMAN H051221030

DOSEN PENGAMPU:

Ardhita Anggraeni N S.Sos M.Ikom

PROGRAM STUDI STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Implementasi Kebijakan Pemerintah di Bidang Sosial dan Budaya:
Program Desa Wisata". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik
guna memahami dan menganalisis implementasi kebijakan pemerintah pemerintah
dalam memajukan sektor sosial dan budaya, khususnya melalui Program Desa
Wisata. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang pentingnya kebijakan
pemerintah di bidang sosial dan budaya serta peran Program Desa Wisata dalam
memajukan sektor pariwisata berkelanjutan di daerah pedesaan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ardhita


Anggraeni N S.Sos M.Ikom, dosen pembimbing kami, atas bimbingan dan
dukungan beliau dalam menyusun makalah ini. Bimbingan dan arahan Ibu sangat
berharga bagi kami dalam memahami konsep dan mendalami studi kasus Program
Desa Wisata. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak aspek yang dapat


dieksplorasi lebih lanjut dalam implementasi kebijakan pemerintah di bidang sosial
dan budaya, terutama terkait Program Desa Wisata. Namun, kami berharap makalah
ini dapat memberikan gambaran yang cukup mengenai pentingnya kebijakan ini
dalam memajukan sektor pariwisata berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa.

Makassar, 1 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C . Tujuan ......................................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

1. Proses Implementasi Program Desa Wisata ............................................. 4

2. Tantangan dalam Implementasi Program Desa Wisata di Indonesia ........ 7

3. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Program Desa Wisata .... 13

4. Dampak Ekonomi Program Desa Wisata ............................................... 17

5. Kontribusi Program Desa Wisata dalam Pelestarian Budaya ................. 21

BAB III ................................................................................................................. 26

PENUTUP ............................................................................................................. 26

A. KESIMPULAN ............................................................................................ 26

B. SARAN ......................................................................................................... 30

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosial dan budaya merupakan dua komponen yang saling terkait dan
membentuk identitas suatu masyarakat. Keberagaman sosial dan budaya di dalam
suatu negara menjadi kekayaan yang harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan.
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola dan mengimplementasikan
kebijakan di bidang sosial dan budaya guna memastikan keadilan sosial, partisipasi
aktif masyarakat, serta pengembangan dan pelestarian kebudayaan. Di tengah
kompleksitas tantangan sosial dan budaya yang dihadapi, implementasi kebijakan
pemerintah di bidang ini menjadi sangat krusial. Permasalahan seperti kesenjangan
sosial, akses terbatas terhadap layanan dasar, pelestarian budaya yang terancam,
serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan menjadi isu
yang perlu mendapatkan perhatian serius.

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam
memajukan perekonomian suatu daerah, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta
mempromosikan kekayaan budaya dan warisan lokal. Di Indonesia, Program Desa
Wisata telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengembangkan
sektor pariwisata berkelanjutan di daerah pedesaan. Program Desa Wisata
merupakan konsep pengembangan destinasi pariwisata di desa-desa yang
menggabungkan aspek wisata, sosial, dan budaya. Tujuan utama dari program ini
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan
pariwisata yang berbasis budaya lokal, sambil melestarikan nilai-nilai tradisional
dan kekayaan budaya daerah.

Pemerintah Indonesia menyadari potensi besar yang dimiliki oleh desa-desa


dalam mengembangkan sektor pariwisata, terutama dengan keunikan budaya dan
alam yang dimilikinya. Dengan mengimplementasikan kebijakan Program Desa
Wisata, pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi tersebut sehingga desa-desa

1
dapat menjadi tujuan wisata yang menarik dan berkelanjutan. Namun, dalam
pelaksanaan Program Desa Wisata, terdapat berbagai tantangan dan kendala yang
perlu diatasi. Misalnya, kurangnya pemahaman masyarakat desa tentang
pentingnya pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, kurangnya aksesibilitas
infrastruktur, kurangnya keterampilan pengelolaan destinasi wisata, dan potensi
konflik kepentingan antara keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, penting untuk memahami implementasi kebijakan


pemerintah di bidang sosial dan budaya, khususnya dalam konteks Program Desa
Wisata. Dengan mempelajari latar belakang, langkah-langkah implementasi,
tantangan yang dihadapi, dan dampak yang dicapai, kita dapat menganalisis
efektivitas kebijakan ini dalam mencapai tujuan yang diinginkan, memperbaiki
kelemahan yang ada, dan menciptakan pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa dan
pelestarian budaya lokal.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas implementasi Program Desa Wisata dalam


mengembangkan potensi pariwisata di daerah pedesaan?
2. Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi
Program Desa Wisata?
3. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam implementasi Program Desa
Wisata?
4. Apakah Program Desa Wisata berhasil meningkatkan kesejahteraan
masyarakat lokal?
5. Bagaimana Program Desa Wisata berkontribusi dalam melestarikan dan
mempromosikan budaya lokal?

2
C . Tujuan

1. Untuk mengevaluasi sejauh mana kebijakan ini berhasil dalam memajukan


sektor pariwisata di desa-desa dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis kendala-kendala yang
menghambat pelaksanaan program ini, seperti masalah infrastruktur,
perizinan, atau kurangnya kesadaran masyarakat.
3. Untuk mengkaji tingkat partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan destinasi wisata di desa-desa, serta mengevaluasi pengaruhnya
terhadap keberhasilan program.
4. Untuk menganalisis dampak ekonomi dari program ini, seperti peningkatan
pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru, dan diversifikasi
ekonomi di desa-desa.
5. Untuk mengevaluasi upaya yang dilakukan dalam menjaga keaslian budaya
lokal, melibatkan komunitas dalam kegiatan budaya, dan mempromosikan
warisan budaya desa sebagai daya tarik wis

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Implementasi Program Desa Wisata

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya minat


wisatawan untuk mencari pengalaman baru dan autentik, pengembangan
pariwisata di desa-desa menjadi perhatian yang semakin penting. Program Desa
Wisata adalah salah satu inisiatif pemerintah dalam mengoptimalkan potensi
pariwisata di desa-desa sebagai sumber pendapatan ekonomi yang
berkelanjutan, serta untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya
dan alam yang dimiliki oleh desa-desa. Desa wisata sebenarnya suatu bentuk
pariwisata minat khusus yang dikemas secara komprehensif sehingga wisatawan
dapat berinteraksi secara lengkap dengan alam, masyarakat sekitar termasuk
juga budaya dan tradisi lokal didalamnya. Wisatawan juga dapat melihat,
membeli, merasakan dan belajar tentang nilai – nilai kearifan lokal yang masih
sangat terasa denyutnya didalam kehidupan masyarakat diwilayah pedesaan
seperti gotong royong, upacara ritual adat, kesenian tradisional, kerajinan lokal
(Profil Desa Mas,2011).

Dinamika perkembangan pariwisata di desa terus meningkat, maka


pemerintah selaku regulator menetapkan kebijakan yaitu strategi pembangunan
kepariwisataan berupa program pengembangan destinasi pariwisata. Fokus bagi
pengembangan desa wisata yang ada di wilayah Indonesia yaitu program
nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pariwisata atau lebih populer
disebut sebagai PNPM – Mandiri Pariwisata yang dicanangkan pada tahun 2009.
Program pengembangan desa wisata bertujuan memotivasi masyarakat yang
berada di desa untuk mengelola secara kreatif potensi alam dan budaya sebagai
sumber pendapatan utama, tetapi juga menyiapkan masyarakat lokal dalam
menghadapi besarnya persaingan global. Pembangunan desa wisata memiliki
tujuan utama untuk membangun masyarakat di wilayah desa agar memiliki
ketahanan kultural dan finansial yang memadai, masyarakat dapat

4
mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya yang ada. Program desa
wisata dapat juga memungkinkan adanya revitalisasi suatu kebudayaan atau
warisan peninggalan sejarah yang hampir punah. Model yang ideal yaitu
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang akan berdampak bagi
kehidupan masyarakat di pedesaan. Proses implementasi Program Desa Wisata
melibatkan serangkaian tahapan yang penting untuk mencapai tujuan
pengembangan pariwisata di desa-desa. Berikut ini adalah penjelasan rinci
mengenai masing-masing tahap dalam implementasi Program Desa Wisata:

1. Perumusan kebijakan dan penetapan tujuan Program Desa Wisata:

Tahap awal dalam implementasi Program Desa Wisata adalah perumusan


kebijakan yang mengarahkan pengembangan pariwisata di desa-desa. Pada
tahap ini, pemerintah, stakeholder terkait, dan masyarakat desa melakukan
analisis potensi pariwisata di setiap desa, termasuk daya tarik alam, budaya,
dan sejarah yang dimiliki desa tersebut. Hasil analisis tersebut menjadi dasar
untuk merumuskan kebijakan yang sesuai dengan karakteristik dan potensi
masing-masing desa wisata. Selain itu, penetapan tujuan jangka panjang
juga dilakukan untuk memberikan arahan yang jelas dalam
mengembangkan program.

2. Perencanaan strategis dan pengorganisasian program:

Setelah kebijakan dan tujuan program ditetapkan, langkah selanjutnya


adalah menyusun perencanaan strategis yang terarah dan terukur. Pada
tahap ini, pemerintah dan stakeholder terkait melakukan analisis kebutuhan
dan sumber daya yang diperlukan untuk implementasi Program Desa
Wisata. Hal ini mencakup identifikasi sumber daya manusia, keuangan,
infrastruktur, dan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan
pariwisata di desa-desa. Selanjutnya, dilakukan pengorganisasian program
dengan membentuk tim kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
program. Tim kerja ini bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan,

5
mengalokasikan tugas, serta memastikan kolaborasi antara pemerintah,
masyarakat desa, dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Pelaksanaan kegiatan pengembangan pariwisata di desa-desa:

Tahap ini merupakan implementasi nyata dari Program Desa Wisata.


Pemerintah, masyarakat desa, dan pemangku kepentingan terkait bekerja
sama untuk melaksanakan kegiatan pengembangan pariwisata di desa-desa.
Kegiatan ini meliputi berbagai aspek, seperti pembangunan atau perbaikan
infrastruktur pendukung pariwisata, seperti jalan, pengelolaan air, sanitasi,
dan listrik. Selain itu, pengembangan atraksi wisata berbasis budaya lokal
juga dilakukan, seperti penghidupan kembali tempat-tempat bersejarah,
kegiatan seni dan budaya, serta promosi destinasi wisata desa. Selama
pelaksanaan kegiatan, penting untuk melibatkan masyarakat desa secara
aktif dan memberikan pelatihan serta pembinaan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam pengelolaan pariwisata.

4. Pengawasan dan evaluasi terhadap implementasi program:

Tahap terakhir dalam implementasi Program Desa Wisata adalah


pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program. Pemerintah dan
stakeholder terkait perlu melakukan monitoring secara berkala untuk
memantau kemajuan dan keberhasilan program. Dalam hal ini, dilakukan
pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan, penggunaan anggaran, serta
kualitas pelayanan pariwisata yang disediakan. Selain itu, evaluasi
dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan dan hasil program.
Evaluasi ini melibatkan pengumpulan data, analisis, dan penilaian terhadap
dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihasilkan dari Program
Desa Wisata. Jika ditemukan masalah atau kendala selama implementasi,
tindakan perbaikan dan perubahan strategi dapat diambil untuk
meningkatkan kualitas dan keberlanjutan program.

6
Melalui proses implementasi yang terstruktur dan terorganisir ini, diharapkan
Program Desa Wisata dapat mencapai tujuan pengembangan pariwisata di desa-
desa dengan efektif dan berkelanjutan. Dalam implementasi ini, kerjasama yang
baik antara pemerintah, masyarakat desa, dan pemangku kepentingan lainnya
sangat penting untuk memastikan keberhasilan program. Dengan memanfaatkan
potensi pariwisata desa dan melibatkan masyarakat secara aktif, Program Desa
Wisata dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang signifikan
bagi masyarakat desa serta menjaga kelestarian budaya dan lingkungan setempat.

2. Tantangan dalam Implementasi Program Desa Wisata di


Indonesia

Implementasi program Desa Wisata di Indonesia bertujuan untuk


mengembangkan potensi wisata di desa, meningkatkan pendapatan masyarakat
lokal, dan melestarikan warisan budaya dan lingkungan. Namun, program ini
menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi agar berhasil. Salah satu
tantangan utama adalah kendala infrastruktur, seperti aksesibilitas jalan, air bersih,
listrik, dan sanitasi. Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk meningkatkan
daya tarik dan kenyamanan bagi wisatawan. Solusinya adalah memperbaiki jalan,
investasi dalam infrastruktur air bersih dan listrik, serta membangun sistem sanitasi
yang baik.

a) Kendala infrastruktur seperti aksesibilitas jalan, air bersih, listrik, dan sanitasi.

Kendala infrastruktur dalam implementasi program Desa Wisata di Indonesia


mencakup aksesibilitas jalan, air bersih, listrik, dan sanitasi yang memadai.
Tantangan ini seringkali dihadapi oleh desa-desa yang ingin mengembangkan
potensi wisata mereka.

1. Aksesibilitas Jalan: Akses jalan yang baik dan mudah menjadi faktor
penting dalam mengembangkan desa wisata. Beberapa desa terpencil
mungkin menghadapi kendala dalam hal jalan yang rusak, tidak terhubung

7
dengan jalan utama, atau jalan yang sulit diakses. Hal ini dapat mengurangi
minat wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut.
2. Air Bersih: Ketersediaan air bersih yang cukup dan berkualitas merupakan
kebutuhan penting bagi desa wisata. Namun, beberapa desa mungkin
menghadapi keterbatasan air bersih, baik dari segi pasokan maupun
infrastruktur pengolahan air.
3. Listrik: Ketersediaan listrik yang stabil dan memadai juga merupakan faktor
penting dalam pengembangan desa wisata. Beberapa desa mungkin masih
mengalami keterbatasan dalam hal pasokan listrik atau jangkauan jaringan
listrik.
4. Sanitasi: Infrastruktur sanitasi yang baik, seperti toilet umum yang bersih
dan fasilitas pengolahan limbah, penting untuk menjaga kebersihan dan
kenyamanan di desa wisata. Tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan
fasilitas sanitasi, terutama di desa-desa yang belum memiliki fasilitas
sanitasi yang memadai.

b) Kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait pengelolaan


pariwisata.

Kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait pengelolaan


pariwisata merupakan salah satu tantangan dalam implementasi program Desa
Wisata di Indonesia. Masyarakat desa yang terlibat dalam pengembangan desa
wisata perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam
manajemen destinasi, pemasaran, layanan pelanggan, pelestarian budaya, dan
keberlanjutan pariwisata. Berikut adalah beberapa poin terkait tantangan ini:

1. Pengetahuan tentang Manajemen Destinasi: Masyarakat desa perlu


memahami konsep dan prinsip dasar dalam manajemen destinasi wisata,
termasuk perencanaan, pengembangan produk wisata, pengelolaan
operasional, dan pemasaran. Hal ini akan membantu mereka dalam
mengidentifikasi potensi wisata, mengembangkan produk wisata yang
menarik, serta mengelola destinasi wisata dengan efektif.

8
2. Pemasaran dan Promosi: Kurangnya pemahaman tentang strategi
pemasaran dan promosi menjadi tantangan dalam mengenalkan dan
memasarkan desa wisata kepada wisatawan. Masyarakat desa perlu
mempelajari strategi pemasaran yang efektif, termasuk penggunaan media
sosial, pemasaran digital, dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk
meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa wisata.
3. Layanan Pelanggan: Keterampilan dalam memberikan layanan pelanggan
yang baik juga penting dalam pengelolaan desa wisata. Masyarakat desa
perlu dilatih untuk memahami kebutuhan dan harapan wisatawan, serta
mampu memberikan pengalaman wisata yang memuaskan melalui
pelayanan yang ramah, informatif, dan profesional.
4. Pelestarian Budaya: Desa wisata seringkali memiliki kekayaan budaya dan
warisan tradisional yang perlu dilestarikan. Kurangnya pemahaman tentang
pentingnya pelestarian budaya dapat mengakibatkan pengenalan yang tidak
akurat atau tidak memadai terhadap budaya lokal. Masyarakat desa perlu
diberikan pemahaman tentang pentingnya melestarikan budaya, termasuk
adat istiadat, kerajinan tangan, dan tradisi lokal, serta cara
mengintegrasikannya dengan pengembangan desa wisata.

c) Potensi konflik kepentingan antara keberlanjutan lingkungan dan


pertumbuhan ekonomi.

Potensi konflik kepentingan antara keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan


ekonomi merupakan tantangan penting dalam implementasi program Desa Wisata
di Indonesia. Konflik ini terjadi ketika upaya untuk meningkatkan pendapatan dan
pertumbuhan ekonomi desa wisata bertentangan dengan pemeliharaan lingkungan
dan pelestarian budaya. Berikut adalah beberapa poin terkait tantangan ini:

1. Overkomersialisasi: Upaya untuk meningkatkan pendapatan dari pariwisata


seringkali mendorong kecenderungan untuk mengkomersialkan desa wisata
secara berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan pembangunan yang tidak
terkendali, eksploitasi sumber daya alam, dan kerusakan lingkungan.

9
2. Penggunaan Sumber Daya Alam yang Berlebihan: Dalam rangka memenuhi
kebutuhan wisatawan, terkadang terjadi peningkatan penggunaan sumber
daya alam secara berlebihan, seperti penebangan hutan, eksploitasi
perikanan, atau pemanfaatan air yang tidak berkelanjutan.
3. Pengaruh terhadap Budaya Lokal: Peningkatan aktivitas pariwisata dapat
mempengaruhi budaya lokal. Adopsi budaya wisata atau modifikasi budaya
asli untuk kepentingan pariwisata dapat mengurangi keaslian dan integritas
budaya lokal.
4. Ketimpangan Ekonomi: Peningkatan pendapatan dari pariwisata tidak
selalu merata di antara masyarakat desa. Ketimpangan ekonomi dapat
memicu konflik sosial dan ketidakpuasan masyarakat. Ketidakadilan dalam
distribusi manfaat ekonomi dapat menghambat keberlanjutan program Desa
Wisata.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk mengadopsi pendekatan yang


seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Beberapa
solusi yang dapat diterapkan adalah:

1. Perencanaan yang Terpadu: Perlu adanya perencanaan yang terpadu untuk


mengelola pertumbuhan pariwisata dan menjaga keseimbangan antara
kepentingan ekonomi, lingkungan, dan budaya. Perencanaan ini harus
melibatkan partisipasi masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan
terkait.
2. Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan: Diperlukan pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti penggunaan energi
terbarukan, pengelolaan limbah, konservasi alam, dan penggunaan sumber
daya secara bijak. Penerapan prinsip-prinsip ekowisata dan pengelolaan
berbasis ekosistem dapat membantu menjaga keseimbangan antara
keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
3. Pelestarian Budaya: Penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya
pelestarian budaya dan memastikan bahwa kegiatan pariwisata
menghormati dan mempromosikan keunikan budaya lokal. Pemberdayaan

10
masyarakat dalam pengambilan keputusan dan partisipasi dalam
pengelolaan destinasi wisata juga dapat membantu mengatasi konflik ini.
4. Pembagian Manfaat yang Adil: Diperlukan kebijakan yang memastikan
pembagian manfaat ekonomi dari pariwisata secara adil dan merata di antara
masyarakat desa. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan usaha
mikro, kecil, dan menengah, pelatihan keterampilan, dan peningkatan
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.

Dengan mengadopsi pendekatan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan


keberlanjutan lingkungan, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dapat
diharapkan konflik antara kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam program
Desa Wisata dapat diminimalkan.

d) Permasalahan perizinan dan regulasi terkait pengembangan destinasi wisata di


desa.

Permasalahan perizinan dan regulasi terkait pengembangan destinasi wisata


di desa merupakan tantangan lain dalam implementasi program Desa Wisata di
Indonesia. Proses perizinan yang rumit, regulasi yang tidak jelas, dan kurangnya
koordinasi antara berbagai pihak terkait dapat menghambat kemajuan dan
pengembangan desa wisata. Berikut adalah beberapa poin terkait tantangan ini:

1. Proses Perizinan yang Rumit: Proses perizinan yang rumit dan birokratis
dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan destinasi wisata di desa.
Permohonan perizinan yang memakan waktu lama dan persyaratan yang
sulit dipenuhi dapat menghambat kegiatan pengembangan dan investasi di
desa wisata.
2. Regulasi yang Tidak Jelas: Tidak adanya regulasi yang jelas dan konsisten
terkait pengembangan destinasi wisata di desa dapat menyebabkan
ketidakpastian bagi para pengembang dan investor. Kurangnya panduan
yang jelas mengenai standar pengelolaan, izin usaha, perlindungan

11
lingkungan, dan tata ruang dapat menyulitkan implementasi program Desa
Wisata.
3. Kurangnya Koordinasi Antara Pihak Terkait: Kurangnya koordinasi antara
pihak terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga pariwisata, dan instansi
terkait lainnya, dapat menyebabkan kesulitan dalam mengatasi
permasalahan perizinan dan regulasi. Kekurangan koordinasi ini juga dapat
mengakibatkan tumpang tindih atau tumpang tindih peraturan antara
lembaga-lembaga terkait.
4. Perlindungan Lingkungan dan Kebudayaan: Perizinan dan regulasi yang
tidak memadai dalam hal perlindungan lingkungan dan kebudayaan dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan dan depresiasi budaya lokal.
Ketidakjelasan mengenai pembatasan pembangunan, pemanfaatan sumber
daya alam, dan pelestarian budaya dapat mengancam keberlanjutan dan
integritas desa wisata.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:

1. Vereifikasi dan Pembaruan Regulasi: Perlu dilakukan vereifikasi dan


pembaruan regulasi terkait pengembangan destinasi wisata di desa.
Regulasi yang jelas, mudah dipahami, dan konsisten akan membantu
menciptakan kepastian hukum bagi para pengembang dan investor.
2. Peningkatan Koordinasi: Perlu ditingkatkan koordinasi antara pihak terkait,
termasuk pemerintah daerah, lembaga pariwisata, dan instansi terkait
lainnya. Koordinasi yang baik akan memfasilitasi komunikasi dan
kerjasama dalam mengatasi permasalahan perizinan dan regulasi.
3. Edukasi dan Kesadaran: Perlu dilakukan edukasi dan peningkatan
kesadaran terkait pentingnya perlindungan lingkungan dan kebudayaan
dalam pengembangan destinasi wisata di desa. Melalui pendidikan dan
sosialisasi, masyarakat desa wisata dapat lebih memahami dan terlibat
dalam upaya pelestarian lingkungan dan budaya.
4. Pendekatan Terpadu: Diperlukan pendekatan terpadu dalam mengatasi
permasalahan perizinan dan regulasi. Pemerintah, lembaga pariwisata, dan

12
masyarakat desa perlu bekerja sama dalam merancang kebijakan yang
berkelanjutan dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak terkait.

Dengan adanya perbaikan dalam perizinan dan regulasi, serta peningkatan


koordinasi dan kesadaran, diharapkan permasalahan terkait pengembangan
destinasi wisata di desa dapat teratasi, sehingga program Desa Wisata dapat
berjalan dengan lebih lancar dan sukses.

3. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Program Desa


Wisata

Partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci dalam pengembangan


program Desa Wisata. Dalam konteks ini, partisipasi masyarakat mengacu pada
keterlibatan aktif dan kolaboratif warga desa dalam merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengelola kegiatan yang terkait dengan pengembangan
desa wisata. Melalui partisipasi ini, masyarakat dapat memberikan kontribusi
berharga berupa pengetahuan lokal, pemahaman budaya, dan perspektif unik yang
penting dalam memastikan kesesuaian program dengan konteks sosial dan budaya
setempat. Selain itu, partisipasi masyarakat juga menciptakan rasa kepemilikan dan
keterlibatan yang kuat. Ketika masyarakat merasa memiliki program Desa Wisata,
mereka akan lebih berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam menjaga
keberlanjutan program tersebut. Masyarakat dapat berperan dalam pemeliharaan
warisan budaya, peningkatan infrastruktur, promosi destinasi wisata, serta
pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan. Dengan demikian, partisipasi
masyarakat menjadi pondasi yang kuat dalam pengembangan program Desa Wisata
yang berkelanjutan dan berhasil.

a) Peran masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan


pariwisata di desa

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait


pengembangan pariwisata di desa merupakan aspek yang sangat penting.
Masyarakat adalah pemangku kepentingan utama yang memiliki pengetahuan
lokal, kepentingan, dan aspirasi terhadap lingkungan dan budaya setempat. Dalam

13
konteks ini, partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme
seperti pertemuan komunitas, forum diskusi, atau pemilihan perwakilan
masyarakat. Melalui mekanisme partisipatif tersebut, dialog yang terbuka dan
inklusif dapat terjadi antara masyarakat dan pihak terkait dalam pengambilan
keputusan terkait pengembangan pariwisata. Masyarakat memiliki kesempatan
untuk berbagi pengalaman, pengetahuan lokal, serta menyampaikan kebutuhan dan
harapan mereka terhadap pengembangan pariwisata di desa mereka. Partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan juga memungkinkan adanya legitimasi
dan penerimaan lebih besar terhadap rencana pengembangan pariwisata yang
diusulkan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, keputusan yang
diambil akan lebih mencerminkan kepentingan dan aspirasi mereka. Selain itu,
partisipasi masyarakat juga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat terhadap dampak positif dan negatif dari pengembangan pariwisata.

Dengan merumuskan rencana pengembangan pariwisata yang sesuai


dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, akan tercipta sinergi antara
pembangunan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat setempat. Partisipasi
masyarakat memungkinkan pemberdayaan lokal, kesempatan kerja, pengembangan
usaha mikro dan kecil, serta pemeliharaan warisan budaya yang menjadi basis
pariwisata di desa tersebut. Secara keseluruhan, partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan terkait pengembangan pariwisata di desa membawa
manfaat yang signifikan. Dengan melibatkan masyarakat sebagai pemangku
kepentingan utama, pengembangan pariwisata dapat lebih berkelanjutan, inklusif,
dan berdampak positif bagi masyarakat lokal.

b) Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya


dalam pelaksanaan program

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan


lainnya merupakan elemen yang krusial dalam pelaksanaan program
pengembangan desa wisata. Pemerintah memainkan peran penting sebagai
penggerak utama dalam menyusun kebijakan dan memberikan bimbingan teknis
kepada masyarakat. Dalam konteks ini, kolaborasi memungkinkan pemerintah

14
untuk melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam semua
tahapan program, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui kolaborasi
yang erat, pemerintah dapat mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dari
masyarakat dan pemangku kepentingan terkait, sehingga kebijakan dan program
yang disusun menjadi lebih relevan dan berdampak positif. Pemerintah juga dapat
memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat dalam hal pengelolaan
pariwisata, pemeliharaan lingkungan, pemasaran, dan pengembangan infrastruktur.
Hal ini membantu memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengelola dan
mengembangkan desa wisata secara berkelanjutan. Kolaborasi juga menciptakan
kerangka kerja yang saling mendukung antara pemerintah, masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya. Dalam proses perencanaan, pemerintah dapat
memfasilitasi pertemuan, diskusi, dan forum partisipatif yang melibatkan semua
pihak terkait. Dengan adanya saling pengertian dan komunikasi yang baik antara
pemerintah dan masyarakat, kepentingan semua pihak dapat diakomodasi dengan
lebih baik.

Selain itu, kolaborasi juga memastikan keberlanjutan program


pengembangan desa wisata. Melalui partisipasi aktif masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pelaksanaan dan evaluasi program, akan terjadi
pemantauan dan peningkatan secara berkelanjutan. Pemerintah dapat
mengidentifikasi tantangan dan kesempatan baru, sementara masyarakat dapat
memberikan masukan berdasarkan pengalaman mereka di lapangan. Dengan
demikian, program pengembangan desa wisata dapat terus beradaptasi dan
berkembang seiring waktu. Secara keseluruhan, kolaborasi antara pemerintah,
masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya memainkan peran kunci dalam
pelaksanaan program pengembangan desa wisata. Dengan melibatkan semua pihak,
program ini memiliki potensi untuk sukses dalam mencapai tujuan pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi
masyarakat lokal dan lingkungan setempat.

c) Mekanisme partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan promosi destinasi


wisata

15
Untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata,
diperlukan mekanisme partisipasi yang efektif. Beberapa mekanisme yang dapat
digunakan meliputi:

• Pembentukan kelompok atau komite masyarakat: Masyarakat dapat


membentuk kelompok atau komite khusus yang bertanggung jawab atas
pengelolaan destinasi wisata. Kelompok ini dapat terdiri dari warga
setempat yang memiliki keahlian dan minat dalam pariwisata. Mereka dapat
terlibat dalam pengambilan keputusan, pengelolaan fasilitas, dan
pengembangan program promosi.
• Pelibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan: Masyarakat
dapat terlibat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan terkait
pengembangan destinasi wisata. Hal ini dapat dilakukan melalui konsultasi
pemerintah, pertemuan komunitas, atau forum diskusi yang melibatkan
berbagai pihak terkait.
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat: Partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan destinasi wisata dapat ditingkatkan melalui pemberdayaan
ekonomi. Masyarakat dapat diberikan pelatihan dan dukungan untuk
mengembangkan usaha pariwisata seperti homestay, kerajinan tangan, atau
kuliner tradisional. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi
pengamat, tetapi juga pemangku kepentingan aktif yang berperan dalam
meningkatkan kualitas dan keberlanjutan destinasi wisata.

Dengan adanya partisipasi masyarakat yang kuat dalam pengembangan program


desa wisata, dapat tercipta keterlibatan yang lebih luas, pemanfaatan sumber daya
yang berkelanjutan, dan penerimaan yang lebih baik dari masyarakat lokal terhadap
program tersebut.

16
4. Dampak Ekonomi Program Desa Wisata

Program Desa Wisata memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi


masyarakat dan desa setempat. Beberapa dampak ekonomi yang dapat terjadi
sebagai hasil dari program Desa Wisata adalah:

a) Peningkatan pendapatan masyarakat melalui peluang ekonomi baru dalam sektor


pariwisata:

Dengan adanya program Desa Wisata, desa-desa memiliki peluang yang lebih besar
untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Program ini membuka pintu
bagi masyarakat desa untuk menjual beragam produk dan jasa mereka kepada
wisatawan yang datang berkunjung. Melalui program ini, masyarakat dapat
menampilkan dan menjual kerajinan tangan khas desa, seperti anyaman, ukiran
kayu, atau kain tradisional yang mencerminkan keunikan budaya setempat. Selain
itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan potensi kuliner dengan menyajikan
makanan dan minuman tradisional yang merupakan bagian penting dari identitas
dan kekayaan budaya desa. Para wisatawan akan tertarik untuk mencoba dan
membeli produk-produk tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap
pengembangan desa wisata. Selain menjual produk, masyarakat desa juga dapat
menyediakan jasa akomodasi seperti homestay atau penginapan tradisional.
Dengan menyambut dan menerima wisatawan sebagai tamu di desa mereka,
masyarakat desa memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan
melalui penyewaan kamar atau rumah mereka kepada wisatawan. Akomodasi
tradisional semacam itu memberikan pengalaman yang unik dan autentik bagi para
wisatawan, memungkinkan mereka untuk merasakan kehidupan sehari-hari di desa
dan terlibat langsung dengan masyarakat setempat. Dengan meningkatnya jumlah
wisatawan yang mengunjungi desa, pendapatan masyarakat desa dapat meningkat
secara signifikan, membantu meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan
ekonomi di tingkat lokal.

17
Selain mendatangkan pendapatan, program Desa Wisata juga berdampak positif
dalam mempromosikan keberlanjutan ekonomi desa. Dengan peningkatan
pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata, masyarakat desa memiliki
kesempatan untuk menginvestasikan kembali pendapatan tersebut dalam
pengembangan usaha dan infrastruktur lokal. Hal ini dapat mencakup peningkatan
kualitas produk dan jasa yang ditawarkan, perbaikan fasilitas umum, dan
pengembangan sarana transportasi yang lebih baik. Peningkatan ini akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, seperti peningkatan kualitas
hidup, pemberdayaan ekonomi, dan peningkatan aksesibilitas yang lebih baik.
Secara keseluruhan, program Desa Wisata memberikan kesempatan yang besar
bagi masyarakat desa untuk mengembangkan potensi wisata mereka dan
meningkatkan pendapatan melalui penjualan produk dan jasa kepada wisatawan.
Dengan peningkatan jumlah wisatawan yang mengunjungi desa, pendapatan
masyarakat dapat meningkat secara signifikan, memberikan dorongan ekonomi
yang penting bagi desa-desa. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada
keberlanjutan ekonomi desa dengan mempromosikan investasi kembali pendapatan
dalam pengembangan usaha dan infrastruktur lokal. Dengan demikian, program
Desa Wisata memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat desa,
memperkuat ekonomi lokal, dan memperkaya pengalaman wisatawan yang
mengunjungi desa-desa tersebut.

b) Penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata dan industri pendukungnya:

Program Desa Wisata memiliki potensi untuk menciptakan peluang kerja baru yang
signifikan bagi masyarakat desa. Dalam konteks ini, kegiatan pariwisata yang
berkembang di desa-desa membutuhkan banyak tenaga kerja untuk memenuhi
berbagai kebutuhan wisatawan. Sebagai contoh, diperlukan pemandu wisata yang
dapat memberikan informasi dan pengalaman yang kaya kepada wisatawan tentang
keunikan budaya dan daya tarik wisata desa. Selain itu, restoran dan warung makan
lokal membutuhkan karyawan untuk melayani wisatawan dengan menyajikan
makanan dan minuman tradisional. Dalam hal ini, masyarakat desa memiliki
peluang untuk bekerja sebagai koki, pelayan, atau staf restoran lainnya. Selain itu,

18
pengembangan infrastruktur di desa wisata juga membuka peluang kerja baru,
seperti tukang konstruksi, tukang batu, dan pekerja bangunan lainnya.
Pembangunan atau perbaikan jalan, jembatan, tempat parkir, atau sarana wisata
lainnya memerlukan tenaga kerja lokal untuk melaksanakan proyek tersebut.
Dengan demikian, masyarakat desa memiliki kesempatan untuk memperoleh
pekerjaan sementara maupun pekerjaan tetap dalam sektor konstruksi.

Dampak positif dari peningkatan lapangan kerja adalah berkurangnya tingkat


pengangguran di desa-desa. Sebelumnya, masyarakat desa mungkin menghadapi
keterbatasan dalam mencari pekerjaan yang memadai di lingkungan mereka.
Namun, dengan adanya program Desa Wisata, mereka memiliki kesempatan untuk
bekerja di sektor pariwisata yang berkembang. Hal ini tidak hanya meningkatkan
stabilitas ekonomi individu dan keluarga, tetapi juga memberikan peluang untuk
pengembangan keterampilan dan peningkatan keahlian. Selain memberikan
pendapatan yang lebih stabil, program Desa Wisata juga membantu memperkuat
jaringan sosial dan kesejahteraan masyarakat desa. Dengan adanya lapangan kerja
baru, masyarakat desa dapat saling bekerja sama dalam proyek-proyek pariwisata,
menciptakan solidaritas dan kerjasama antarwarga. Selain itu, kehadiran wisatawan
juga dapat memberikan dampak positif bagi sektor lain di desa, seperti peningkatan
permintaan akan produk lokal, transportasi, atau jasa pendukung lainnya. Dalam
hal ini, masyarakat desa memiliki peluang untuk berinovasi dan mengembangkan
usaha mereka dalam memenuhi kebutuhan wisatawan.

Secara keseluruhan, program Desa Wisata memberikan kontribusi yang signifikan


dalam menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat desa. Peningkatan lapangan
kerja di sektor pariwisata dan industri pendukungnya membantu mengurangi
tingkat pengangguran, meningkatkan stabilitas ekonomi, dan memperkuat jaringan
sosial di desa. Selain itu, peluang kerja yang dihasilkan dari program ini
memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk mengembangkan
keterampilan dan peningkatan keahlian. Dengan demikian, program Desa Wisata
tidak hanya memberikan dampak ekonomi positif, tetapi juga berperan dalam
meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan di desa-desa.

19
c) Diversifikasi ekonomi di desa-desa melalui pengembangan produk wisata lokal:

Program Desa Wisata memiliki potensi besar dalam mendorong


diversifikasi ekonomi di desa-desa. Dalam banyak kasus, desa-desa seringkali
mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan mereka. Namun,
dengan adanya program ini, desa-desa dapat melihat peluang untuk memperluas
aktivitas ekonomi mereka ke sektor pariwisata. Diversifikasi ekonomi ini
membawa manfaat yang signifikan bagi desa-desa. Masyarakat desa dapat
mengembangkan produk wisata lokal yang mencerminkan keunikan budaya,
tradisi, dan sumber daya alam mereka. Misalnya, mereka dapat menciptakan
kerajinan tangan yang memperlihatkan keindahan seni dan keahlian lokal,
menghasilkan makanan khas yang mencerminkan cita rasa tradisional, atau
menyediakan pengalaman budaya yang unik bagi wisatawan.

Melalui pengembangan produk wisata lokal ini, desa-desa dapat menarik


minat wisatawan yang mencari pengalaman autentik dan berbeda. Hal ini
membantu menciptakan lapangan kerja baru dan peluang usaha bagi masyarakat
desa, seperti pembuatan kerajinan, produksi makanan, atau penyediaan jasa
pariwisata. Dengan demikian, diversifikasi ekonomi melalui sektor pariwisata
memberikan alternatif ekonomi yang beragam dan mengurangi ketergantungan
pada sektor pertanian atau sektor ekonomi tunggal. Dampak positif dari
diversifikasi ekonomi ini adalah meningkatnya ketahanan ekonomi desa. Dengan
memiliki sumber pendapatan yang beragam, desa-desa menjadi lebih tangguh
dalam menghadapi perubahan ekonomi dan risiko yang terkait dengan faktor-faktor
luar, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, atau bencana alam. Selain
itu, diversifikasi ekonomi juga membantu meningkatkan pendapatan masyarakat
desa secara keseluruhan, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan meningkatkan
kualitas hidup.

Dalam jangka panjang, diversifikasi ekonomi melalui program Desa Wisata


dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi desa-desa. Masyarakat desa
dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan baru dalam menghasilkan

20
produk wisata lokal yang berkualitas. Mereka juga dapat memanfaatkan peluang
pasar yang lebih luas, baik di tingkat lokal maupun internasional, untuk
meningkatkan penjualan produk dan jasa mereka. Secara keseluruhan, program
Desa Wisata memiliki peran yang penting dalam mendorong diversifikasi ekonomi
di desa-desa. Dengan mengembangkan produk wisata lokal yang unik, desa-desa
dapat memperluas sumber pendapatan mereka, meningkatkan ketahanan ekonomi,
dan mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi tunggal. Diversifikasi
ekonomi ini memberikan peluang baru bagi masyarakat desa untuk berkembang
dan meningkatkan kualitas hidup mereka dalam jangka panjang.

5. Kontribusi Program Desa Wisata dalam Pelestarian Budaya

Program Desa Wisata juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam


pelestarian budaya. Berikut adalah tiga aspek kontribusi program tersebut:

a) Upaya pelestarian warisan budaya dan tradisi lokal di desa-desa

Program Desa Wisata memberikan kesempatan bagi desa-desa untuk


melestarikan warisan budaya dan tradisi lokal mereka. Dengan adanya program ini,
desa-desa dapat mengidentifikasi, menjaga, dan mempromosikan elemen budaya
yang unik dan autentik, seperti tarian tradisional, musik, kerajinan tangan, arsitektur
tradisional, atau perayaan keagamaan. Desa-desa dapat mengembangkan kegiatan
yang mempertahankan dan melestarikan warisan budaya mereka, termasuk
pelatihan generasi muda dalam seni tradisional, dokumentasi budaya melalui
pameran atau media digital, serta restorasi dan pemeliharaan bangunan bersejarah.
Program ini membantu masyarakat desa menyadari pentingnya melestarikan
budaya mereka dan menghargai nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan dari
generasi ke generasi.

Program Desa Wisata juga melibatkan masyarakat secara aktif dalam


pelestarian budaya. Melalui kegiatan budaya dan seni yang diadakan, seperti
pertunjukan tarian, konser musik, atau lokakarya kerajinan tangan, masyarakat desa
dapat mempraktikkan dan memperkuat keterampilan tradisional mereka.

21
Masyarakat desa terlibat dalam mengorganisir dan menyelenggarakan acara-acara
ini, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya
mereka. Selain itu, program ini juga membuka peluang bagi masyarakat desa untuk
mengembangkan keterampilan baru dan menggabungkan elemen modern dalam
kegiatan budaya mereka, sehingga mempertahankan keberlanjutan budaya sambil
tetap relevan dengan zaman.

Salah satu kontribusi penting dari Program Desa Wisata adalah dalam
mempromosikan warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata. Melalui upaya
promosi yang efektif, desa-desa dapat menarik minat wisatawan untuk
mengunjungi dan mengalami budaya mereka. Pemasaran yang baik melibatkan
promosi melalui media sosial, situs web, brosur, atau partisipasi dalam pameran
pariwisata. Dengan menarik wisatawan, desa-desa dapat memperoleh pendapatan
tambahan melalui sektor pariwisata, yang dapat digunakan untuk memelihara dan
mengembangkan warisan budaya mereka. Selain itu, kunjungan wisatawan juga
memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk berinteraksi dengan orang
dari budaya dan latar belakang yang berbeda, memperluas pemahaman mereka
tentang dunia dan menghargai keragaman budaya.

Secara keseluruhan, Program Desa Wisata memberikan kontribusi yang


signifikan dalam pelestarian budaya. Melalui identifikasi, pemeliharaan, dan
promosi warisan budaya, serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan budaya,
program ini membantu desa-desa dalam mempertahankan identitas budaya mereka,
menghargai tradisi lokal, dan menciptakan peluang ekonomi melalui sektor
pariwisata. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat sosial
dan budaya bagi masyarakat desa, tetapi juga membantu mempromosikan
pelestarian budaya secara lebih luas di tingkat nasional maupun internasional.

b) Keterlibatan masyarakat dalam melestarikan budaya lokal melalui kegiatan


budaya dan seni

22
Program Desa Wisata mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam
melestarikan budaya lokal. Masyarakat desa dilibatkan dalam kegiatan budaya dan
seni, seperti latihan tari, pementasan teater, pertunjukan musik, atau pameran
kerajinan tangan. Ini menciptakan kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap
budaya mereka sendiri serta meningkatkan keikutsertaan mereka dalam pelestarian
tradisi. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan budaya dan seni, masyarakat desa
dapat menjaga keberlanjutan warisan budaya mereka dan memastikan bahwa nilai-
nilai tersebut tidak dilupakan atau terabaikan. selain itu, Program Desa Wisata juga
memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk mengembangkan
keterampilan baru dan meningkatkan pemahaman mereka tentang budaya lokal.
Misalnya, generasi muda dapat belajar tari tradisional atau seni kerajinan dari para
ahli di desa mereka.

Hal ini tidak hanya membantu mempertahankan praktik-praktik budaya


yang ada, tetapi juga memberikan peluang untuk memperkaya dan menghidupkan
kembali warisan budaya yang mungkin terancam punah. Program Desa Wisata juga
berperan dalam mempromosikan warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata.
Melalui upaya promosi yang efektif, seperti kampanye pemasaran, pameran, atau
festival budaya, desa-desa dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi dan
mengalami keunikan budaya mereka. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat
ekonomi bagi desa dalam bentuk pendapatan pariwisata, tetapi juga membantu
meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya lokal di tingkat yang lebih
luas.

Selain itu, melalui Program Desa Wisata, masyarakat desa juga memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai latar belakang
budaya. Ini membuka pintu dialog antarbudaya, saling pertukaran pengalaman, dan
memperkaya pemahaman antara masyarakat lokal dan pengunjung. Wisatawan
dapat menjadi peserta aktif dalam kegiatan budaya, seperti belajar tarian tradisional
atau mengikuti lokakarya kerajinan tangan. Interaksi ini memperluas wawasan
masyarakat desa tentang dunia luar, meningkatkan toleransi, dan menciptakan
hubungan yang lebih erat antara masyarakat lokal dan pengunjung. Secara

23
keseluruhan, Program Desa Wisata memberikan kontribusi yang sangat penting
dalam pelestarian budaya. Melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan
budaya dan seni, promosi warisan budaya sebagai daya tarik wisata, dan interaksi
dengan wisatawan, program ini tidak hanya mempertahankan identitas budaya desa,
tetapi juga mendorong penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan
memastikan bahwa warisan budaya tersebut dapat diteruskan kepada generasi
mendatang.

c) Promosi dan pengenalan warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata

Program Desa Wisata memiliki kontribusi yang signifikan dalam


pelestarian budaya. Salah satu aspek pentingnya adalah upaya pelestarian warisan
budaya dan tradisi lokal di desa-desa. Melalui program ini, desa-desa memiliki
kesempatan untuk mengidentifikasi, menjaga, dan mempromosikan elemen budaya
yang unik dan autentik. Contohnya adalah tarian tradisional, musik, kerajinan
tangan, arsitektur tradisional, atau perayaan keagamaan. Selain itu, program ini juga
mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam melestarikan budaya lokal.
Masyarakat desa dilibatkan dalam kegiatan budaya dan seni, seperti latihan tari,
pementasan teater, pertunjukan musik, atau pameran kerajinan tangan. Ini
menciptakan kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya mereka
sendiri serta meningkatkan partisipasi mereka dalam pelestarian tradisi. Melalui
partisipasi aktif dalam kegiatan budaya dan seni, masyarakat desa dapat menjaga
keberlanjutan warisan budaya mereka dan memastikan bahwa nilai-nilai tersebut
tidak dilupakan atau terabaikan.

Program Desa Wisata juga berperan dalam mempromosikan warisan


budaya desa sebagai daya tarik wisata. Melalui upaya promosi yang efektif, seperti
pameran, festival budaya, atau kegiatan pariwisata lainnya, desa-desa dapat
menampilkan kekayaan budaya mereka kepada wisatawan. Ini tidak hanya
membantu memperkuat kesadaran dan apresiasi terhadap budaya lokal, tetapi juga
menciptakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan
pengunjung dari luar. Dengan memperkenalkan warisan budaya desa sebagai daya

24
tarik wisata, program ini juga berkontribusi pada pemasaran dan pengembangan
pariwisata di desa-desa, yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi masyarakat setempat. Secara keseluruhan, Program Desa Wisata
memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pelestarian budaya. Melalui
upaya pelestarian warisan budaya, keterlibatan aktif masyarakat, dan promosi
warisan budaya sebagai daya tarik wisata, program ini tidak hanya
mempertahankan identitas budaya desa, tetapi juga memperkuat perekonomian dan
membangun hubungan yang erat antara masyarakat desa dengan pengunjung.
Dengan demikian, program ini menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi
pelestarian budaya dan kemakmuran desa-desa.

25
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Implementasi Program Desa Wisata adalah langkah penting dalam


mengembangkan pariwisata di desa-desa. Tahapan implementasi meliputi
perumusan kebijakan dan penetapan tujuan, perencanaan strategis dan
pengorganisasian program, pelaksanaan kegiatan pengembangan
pariwisata, serta pengawasan dan evaluasi. Melalui kolaborasi antara
pemerintah, masyarakat desa, dan pemangku kepentingan, program ini
bertujuan untuk menciptakan sumber pendapatan ekonomi yang
berkelanjutan, mempromosikan warisan budaya dan alam desa, serta
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi
pariwisata desa dan melibatkan masyarakat secara aktif, Program Desa
Wisata berusaha mencapai manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang
signifikan sambil menjaga kelestarian budaya dan lingkungan setempat.
2. Implementasi program Desa Wisata di Indonesia bertujuan untuk
mengembangkan potensi wisata di desa, meningkatkan pendapatan
masyarakat lokal, dan melestarikan warisan budaya dan lingkungan.
Namun, program ini menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi agar
berhasil. Salah satu tantangan utama adalah kendala infrastruktur seperti
aksesibilitas jalan, air bersih, listrik, dan sanitasi. Infrastruktur yang
memadai diperlukan untuk meningkatkan daya tarik dan kenyamanan bagi
wisatawan. Solusinya adalah memperbaiki jalan, investasi dalam
infrastruktur air bersih dan listrik, serta membangun sistem sanitasi yang
baik. Kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait
pengelolaan pariwisata juga merupakan tantangan. Masyarakat desa perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen destinasi,
pemasaran, layanan pelanggan, pelestarian budaya, dan keberlanjutan
pariwisata. Solusinya adalah memberikan pelatihan dan pendidikan kepada

26
masyarakat desa terkait aspek-aspek tersebut. Potensi konflik kepentingan
antara keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi menjadi
tantangan penting. Diperlukan pendekatan yang seimbang antara
pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Solusinya adalah
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, mengelola sumber
daya secara berkelanjutan, melestarikan budaya lokal, dan memastikan
pembagian manfaat ekonomi yang adil. Permasalahan perizinan dan
regulasi terkait pengembangan destinasi wisata di desa juga menjadi
tantangan. Diperlukan perizinan yang jelas, proses yang tidak rumit, dan
koordinasi antara berbagai pihak terkait. Solusinya adalah melakukan
pembaruan regulasi, meningkatkan koordinasi, edukasi, dan pendekatan
terpadu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mengatasi
tantangan-tantangan ini, diharapkan program Desa Wisata di Indonesia
dapat berhasil dalam mengembangkan potensi wisata, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan melestarikan warisan budaya dan
lingkungan.
3. Partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci dalam pengembangan
program Desa Wisata. Partisipasi ini mencakup keterlibatan aktif dan
kolaboratif warga desa dalam perencanaan, implementasi, dan pengelolaan
kegiatan terkait dengan pengembangan desa wisata. Masyarakat
memberikan kontribusi berharga berupa pengetahuan lokal, pemahaman
budaya, dan perspektif unik yang penting dalam memastikan kesesuaian
program dengan konteks sosial dan budaya setempat. Selain itu, partisipasi
masyarakat menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan yang kuat.
Ketika masyarakat merasa memiliki program Desa Wisata, mereka akan
lebih berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam menjaga
keberlanjutan program tersebut. Masyarakat dapat berperan dalam
pemeliharaan warisan budaya, peningkatan infrastruktur, promosi destinasi
wisata, serta pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan. Kolaborasi antara
pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya juga
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan program pengembangan desa

27
wisata. Pemerintah sebagai penggerak utama menyusun kebijakan dan
memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat. Melalui kolaborasi,
pemerintah dapat melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Kolaborasi ini
menciptakan kerangka kerja yang saling mendukung, memperkuat kapasitas
masyarakat, dan memastikan keberlanjutan program. Dengan mekanisme
partisipasi yang efektif, masyarakat dapat terlibat dalam pengelolaan dan
promosi destinasi wisata. Pembentukan kelompok atau komite masyarakat,
pelibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, serta
pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan beberapa mekanisme yang
dapat digunakan. Dengan adanya partisipasi masyarakat yang kuat, program
pengembangan desa wisata dapat mencapai tujuan pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi
masyarakat lokal dan lingkungan setempat.
4. Program Desa Wisata memiliki dampak ekonomi signifikan bagi
masyarakat desa. Dampak-dampak tersebut meliputi peningkatan
pendapatan melalui peluang ekonomi baru dalam sektor pariwisata,
penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata dan industri pendukungnya,
serta diversifikasi ekonomi melalui pengembangan produk wisata lokal.
Melalui program ini, desa-desa dapat mengembangkan potensi wisata
mereka dan menjual produk dan jasa kepada wisatawan yang datang
berkunjung. Ini termasuk kerajinan tangan khas desa, makanan dan
minuman tradisional, serta jasa akomodasi seperti homestay. Dengan
meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi desa, pendapatan
masyarakat desa dapat meningkat secara signifikan. Program Desa Wisata
juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa di sektor
pariwisata dan industri pendukungnya. Ini mencakup pemandu wisata,
karyawan restoran, pekerja konstruksi, dan pekerjaan lainnya yang terkait
dengan pengembangan infrastruktur pariwisata. Dampaknya adalah
mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan stabilitas ekonomi, dan
memperkuat jaringan sosial di desa. Selain itu, program ini juga mendorong

28
diversifikasi ekonomi di desa-desa melalui pengembangan produk wisata
lokal. Desa-desa dapat mengembangkan produk wisata yang mencerminkan
budaya, tradisi, dan sumber daya alam mereka. Diversifikasi ekonomi ini
memberikan alternatif ekonomi yang beragam dan mengurangi
ketergantungan pada sektor pertanian atau sektor ekonomi tunggal. Hal ini
juga meningkatkan ketahanan ekonomi desa dan kualitas hidup masyarakat
secara keseluruhan. Secara keseluruhan, program Desa Wisata memberikan
dampak positif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat desa,
menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan produk wisata lokal.
Program ini juga memperkuat ekonomi lokal, mengurangi tingkat
pengangguran, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.
5. Program Desa Wisata memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam
pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Melalui upaya pelestarian
warisan budaya dan tradisi lokal, program ini membantu desa-desa untuk
mengidentifikasi, menjaga, dan mempromosikan elemen budaya yang unik
dan autentik. Selain itu, keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan
budaya dan seni memastikan keberlanjutan warisan budaya dan
memperkaya pemahaman mereka tentang budaya lokal. Melalui promosi
warisan budaya desa sebagai daya tarik wisata, program ini tidak hanya
meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya lokal, tetapi juga
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Dengan demikian, Program Desa Wisata menciptakan lingkungan yang
berkelanjutan bagi pelestarian budaya, memperkuat identitas budaya desa,
dan membangun hubungan yang erat antara masyarakat desa dan
wisatawan.

29
B. SARAN

1. Telaah lebih dalam tentang implementasi kebijakan pemerintah di bidang


sosial dan budaya dan relevansinya dengan situasi Indonesia saat ini.
2. Analisis tantangan kebijakan pemerintah dan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya, baik dari sisi pemerintah, masyarakat.
3. Lebih mendalam lagi mengenai program desa wisata yang ada di Indonesia
4. Penyusunan rekomendasi untuk bagai mana pembangunan program desa
wisata, termasuk upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas wisata,
mengatasi kendala – kendala dan peran penting program desa wisata untuk
membangun perekonomian yang ada di indonesia.

30
Daftar Pustaka
Atmoko, T Prasetyo Hadi. “Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan
Kabupaten
Sleman.” Media Wisata, 12(2), (2014).

Frasawi, E. S. (2018). Partisipasi Masyarakat Dalam pengembangan desa Wisata


Ambengan Kecamatan Sukasada. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha,
6(3). https://doi.org/10.23887/jjpg.v6i3.20704

Nugroho, I., & Negara, P. D. (2015). Pengembangan Desa melalui ekowisata:


Dilengkapi Dengan Peraturan perundangan tentang pedoman
Pengembangan Desa Wisata. Era Adicitra Intermedia.

Padabain, F. A., & Nugroho, S. (2018). Implementasi program Desa Wisata Dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Desa Mas, Kecamatan ubud Kabupaten
Gianyar, Provinsi Bali. JURNAL DESTINASI PARIWISATA, 5(2), 327.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2017.v05.i02.p23

Sukaris, S., Kurniawan, A., & Kurniawan, Moh. D. (2023). Strategi Pengembangan
wisata Desa Yang berkelanjutan. Jurnal Manajerial, 10(01), 17.
https://doi.org/10.30587/jurnalmanajerial.v10i1.4751

Visi, Misi, Dan Strategi pemajuan kebudayaan Nasional Indonesia. (2004). Proyek
Pengembangan Kebijakan Nilai Budaya, Deputi Bidang Pelestarian dan
Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Zubaedi. (2013). Pengembangan Masyarakat: Wacana Dan Praktik. Kencana. hal


206-213

31

Anda mungkin juga menyukai