Anda di halaman 1dari 14

Analisis Pengembangan Wisata Bermi Eco Park (BEP)Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Serta Dalam Menompang Perekonomian


Masyarakat Sekitar
(Studi Kasus di Desa Bermi Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Keuangan Negara


Dosen Pengampuh :

Veronica Sri Astuti N., S.E, M.Si

Disusun oleh:

Ahmad Mustofa 213410048

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN LLMU POLITIK

UNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada tuhan yang maha kuasa, karena hentinya
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua makhluknya. Atas izin-
Nya pulalah kegiatan membuat makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan ditulisnya makalah ini untuk membah ilmu pengetahuan serta


untuk mengeksplorisasi keindahan wisata alam dan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Dosen Pengampuh Mata Kuliah Administrasi Keuangan Negara.
Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang kami dapat dari berbagai sumber
referensi dari jurnal, analisis dari masyarakat setempat, serta dari internet. Kami
juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami dengan ikhlas dan dengan hati lapang dada akan menerima saran
maupun kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita


semua serta bisa menjadi literatur referensi pada makalah matkul ini, Aamiin.

Probolinggo, 28 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................4
1.4 Metode Penelitian .......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Objek wisata Bermi Eco Park......................................................5
2.2 Kontribusi wisata Bermi Eco Park terhadap Pendapatan Asli
Daerah .........................................................................................6
2.3 Pengaruh Bermi Eco Park terhadap Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Sekitar......................................................................7
2.4 Dampak yang Ditimbulkan dengan Keberadaan Objek Wisata
Bermi Eco Park ...........................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata mempunyai peran strategis sebagai pembangunan nasional.
Pariwisata berkontribusi penting terhadap pembangunan yang berkaitan dengan
sosial dan ekonomi. Selain itu, Pariwisata merupakan salah satu faktor penting
dalam meningkatkan pendapatan daerah, karena dengan adanya Pariwisata dapat
diperoleh penerimaan daerah sebagai dasar pengembangan terhadap pembangunan
bernegara. Pariwisata mulanya populer sebagai aktivitas masyarakat golongan
tinggi, yaitu hanya orang-orang yang kaya saja yang melakukannya. Namun, saat
ini pariwisata telah menjadi aktivitas massal karena hampir setiap orang
memerlukan berwisata. Berkembangnya pariwisata pada suatu daerah akan
memberi pengaruh pada segi-segi kehidupan perorangan maupun masyarakat
setempat, baik pada segi sosio-ekonomi maupun segi sosio-budaya dan
lingkungan hidup.
Pembangunan dan pengembangan pariwisata tentunya menjadi salah satu
indikator dalam mensejahterakan masyarakat. Pariwisata telah menjadi salah satu
industri andalan yang dapat memajukan sektor penghasilan di berbagai negara,
tidak hanya di Indonesia, namun di negara lain tentunya juga memanfaatkan
sumber daya alamnya tersebut. Pariwisata dianggap memiliki peran yang besar
dalam meningkatkan pendapatan negara juga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pengembangan pariwisata dapat berhasil dengan baik apabila
masyarakat ikut mendukung dan berperan aktif. Agar masyarakat dapat lebih
berperan serta dalam pengembangan kepariwisataan, maka perlu 2 memahami apa
yang dimaksud dengan pariwisata serta manfaat dan keuntungannya yang dapat
diperoleh. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh
dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap
kehidupan masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi
dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat mengalami
metamorfosis dalam berbagai aspeknya (Gayatri dan Pitana, 2004:60).
Kunjungan wisatawan di suatu daerah pariwisata menyebabkan adanya
interaksi antara masyarakat di sekitarnya yang menyebabkan perubahan pola atau

1
tata cara hidup masyarakat lokal . Kegiatan pariwisata yang berkembang akan
memberikan dampak baik secara langsung atau secara tidak langsung terhadap
kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Meningkatnya kebutuhan
manusia untuk melakukan perjalanan wisata menyebabkan pariwisata sebagai
salah satu sektor perekonomian yang menjanjikan di mata masyarakat sehingga
tidak sedikit masyarakat lokal khususnya yang berada di kawasan pariwisata
cenderung meniggalkan mata pencaharian sebelumnya untuk beralih menjadi
pekerja pariwisata. Peningkatan kunjungan wisatawan mendorong masyarakat dan
pemerintah daerah untuk membangun pariwisata ke arah yang lebih baik.
Pariwisata di daerah-daerah sangatlah banyak bila mampu dimanfaatkan potensi-
potensi yang ada. Pemerintah dan masyarakat daerah selayaknya saling membantu
dalam pengembangannya, sehingga akan mengangkat ekonomi, budaya dan
pendidikan daerah tersebut. Pariwisata sangatlah mampu dalam mengatasi
masalah kesejahteraan bila dikembangkan secara profesional.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki peran penting dalam rangka
pembiayaan pembangunan di daerah. Berdasarkan potensi yang dimiliki masing-
masing daerah, peningkatan dalam penerimaan PAD ini akan dapat meningkatkan
kemampuan keuangan daerah. Seiring dengan perkembangan perekonomian
daerah yang semakin baik dengan perekonomian nasional dan internasional, maka
kemampuan daerah dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber
penerimaan PAD menjadi sangat penting. PAD merupakan gambaran potensi
keuangan daerah yang pada umumnya mengandalkan usur pajak daerah dan
retribusi daerah. Pariwisata adalah salah satu potensi daerah yang tentu akan
menjadi ciri khas suatu daerah, pengembangan dan pengelolaan pariwisata di
Indonesia sangatlah baik, terbukti dengan banyaknya destinasi tempat wisata yang
dimiliki Indonesia, pariwisata juga menjadi salah satu penambah devisa Negara
yang cukup besar.
Usaha mengembangkan dunia pariwisata Indonesia ini didukung dengan
Undang-undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang menyebutkan
keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara
lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup
masyarakat, dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya

2
pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan
alam dan budaya setempat. Pengembangan objek wisata daerah dapat disesuaikan
oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masingmasing. Hal
itu merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk
membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi
hak daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan
dan kemauan untuk melaksanakan pembangunan. Pemerintah daerah bebas
berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya. Akan tetapi
dalam beberapa tahun terakhir terdapat beberapa destinasi wisata yang cukup
menggeliat dan menjadi trending di media sosial. Destinasi tersebut yakni Bermi
Ecopark.
Bermi Eco Park tergolong objek wisata baru di desa Bermi, kecamatan
Krucil, kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Destinasi wisata dengan luas sekitar
50.000 meter itu masih tampak asri dengan suasana alaminya. Beberapa wahana
kini mulai ditingkatkan. Secara geografis Bermi Eco Park terletak di dataran
tinggi sehingga pengunjung tidak perlu khawatir kepanasan ketika musim
kemarau. Pepohonan yang tumbuh menjulang di sekeliling taman bunga juga
memberikan kesan yang sejuk yang meredam cuaca terik. Ketika melewati pintu
masuk yang di depannya terdapat papan nama bertuliskan Bermi Eco Park,
pengunjung langsung disambut dengan pemandangan kolam. Terdapat beberapa
kolam yang memiliki sekat satu sama lain. Hal tersebut bertujuan untuk
membedakan jenis konservasi satwa air di setiap masing-masing kolam. Di antara
kolam-kolam tersebut,terdapat sungai alami yang mengalir tenang dengan kualitas
airnya masih terjaga.
Di era globalisasi saat ini, sektor pariwisata Bermi Eco Park akan menjadi
pendorong utama perekonomian dunia dan menjadi industri yang mengglobal.
Pariwisata akan memberikan banyak pemasukan bagi daerah yang sadar akan
potensinya terhadap sektor pariwisata. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah
akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis,
sosial dan budaya. Namun, jika pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola
dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan
atau bahkan merugikan masyarakat. Alasan peneliti memilih lokasi di Desa

3
Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo untuk mengetahui seberapa
signifikan kontribusi pengembangan wisata Bermi Eco Park (BEP) terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Probolinggo.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi wisata Bermi Eco Park terhadap Pendapatan Asli
Daerah di desa Bermi kecamatan Krucil kabupaten Probolinggo?
2. Pengaruh Bermi Eco Park terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat
Bermi?
3. Dampak yang Ditimbulkan dengan Keberadaan Bermi Eco Park?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan terkait
dengan kontribusi pengembangan wisata Bermi Eco Park terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Probolinggo, serta untuk mendeskripsikan faktor-faktor
pendukung dan penghambat pengembangan pariwisata tersebut dalam pendapatan
asli daerah kabupaten probolinggo. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, dimana dalam
analisis penelitian menggunakan teori pengembangan oleh Pearce dan Summeng
2001, yang membahas mengenai pengembangan dan toeri Pendapatan Asli Daerah
oleh Mardiasmo 2001 mengenai perpajakkan.
1.4 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan tentang situasi proses
yang diteliti secara mendalam. Penelitian dilakukan pada objek wisata Eco Bermi
Park desa Bermi, kecamatan Krucil, kabupaten Probolinggo-Jawa Timur. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari berbagai referensi yang relevan. Misalnya dari jurnal ilmiah, buku,
makalah, serta media internet lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Objek wisata Bermi Eco Park
Pariwisata di Kabupaten Probolinggo kini mulai kembali menggeliat. Salah
satunya wisata Bermi Eco Park (BEP) di desa Bermi, Kecamatan Krucil.
Destinasi wisata dengan luas sekitar 50.000 meter persegi ini masih tampak asri
dengan suasana alami. Secara geografis Bermi Eco Park terletak di dataran tinggi
lereng pegunungan Argopuro. Banyaknya pohon yang tumbuh menjulang di
sekeliling taman bunga semakin memberikan kesan sejuk yang meredam cuaca
terik. Memadukan nuansa alam pedesaan dengan wisata edukatif, konsep ini
berhasil menjadi daya tarik yang banyak diminati. Keindahan yang seolah tampak
seperti bayangan surga ini tidak mematok biaya tiket masuk (Gratis). Pengunjung
hanya dikenai biaya parkir sebesar dua ribu rupiah untuk sepeda motor, sementara
untuk mobil dikenai tarif sepuluh ribu. Ketika melewati pintu masuk yang di
depannya terdapat papan nama bertuliskan Bermi eco park, pengunjung langsung
disambut dengan pemandangan kolam. Terdapat beberapa kolam yang memiliki
sekat satu sama lain. Hal tersebut bertujuan untuk membedakan jenis konservasi
satwa air di setiap masing-masing kolam. Di antara kolam-kolam tersebut,
terdapat sungai alami yang mengalir tenang dengan kualitas airnya masih terjaga.
Menurut pengakuan warga setempat, suhu di Bermi Eco Park rata-rata
berkisar antara 20-24 derajat celcius ketika musim kemarau. Sementara ketika
musim hujan, suhu rata-ratanya berada di rentang angka 16-22 derajat celcius.
Jika pengunjung lelah berjalan-jalan, maka gazebo dan tempat duduk yang kerap
dijumpai di sepanjang area bisa menjadi tempat beristirahat. Selain dimanfaatkan
untuk bersantai, tempat ini juga menjadi spot foto yang sayang untuk dilewatkan
begitu saja. Di luar dari area lokasinya, juga terdapat banyak pedagang yang
menjajakan makanan dan minuman. Harganya pun relatif murah dan terjangkau.
Satu hal yang tidak disangka adalah saat peresmiannya pada januari 2020 lalu
animo pengunjung sangat tinggi padahal prosentase pembangunannya masih baru
mencapai 10%. Panoramanya bisa saja semakin menawan ketika mencapai tahap
pembangunannya selesai sepenuhnya.

5
Berdirinya objek wisata Bermi Eco Park menurut salah satu pengelola
wisata tersebut yakni diawali dengan adanya potensi embung atau waduk yang
biasa digunakan untuk keperluan irigasi penduduk sekitar. Selain untuk irigasi,
kolam/dam atau embung tersebut juga dijadikan tempat beristirahat masyarakat.
Melihat adanya potensi, kepala desa beserta perangkatnya yang bekerja sama
dengan pemuda karang taruna mencoba merancang destinasi wisata sesuai potensi
sembari mengajukan proposal bantuan kepada beberapa perusaan besar untuk
pembangunannya. Hasilnya, setelah itu datang tim Corporate Social
Responsibility (CSR) untuk melakukan kunjungan dan karena melihat
pemandangan yang bagus serta peluang untuk dijadikan taman wisata, akhirnya
mereka mendatangi kepala desa setempat dan menyetujui proposal yang diajukan.
Berdasarkan pengamatan dari salah seorang narasumber, wisata Bermi Eco Park
merupakan hasil jerih payah dari kepala desa serta jajaran perangkatnya dengan
berhasil meyakinkan tim CSR perusahaan swasta Probolinggo untuk membangun
sebuah destinasi pariwisata. Setelah itu dibangunlah wisata bermi eco park.
Adapun pembangunan infrastruktur wisata ini dilakukan oleh tim CSR dan untuk
manajemen pengelolaannya diserahkan kepada BUMDES setempat.
2.2 Kontribusi wisata Bermi Eco Park terhadap Pendapatan Asli Daerah
Dengan adanya pengembangan objek wisata Bermi Eco Park (BEP) telah
memberikan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Probolinggo. Pembangunan objek wisata akan membuka lapangan kerja baru
seperti menjadi juru parkir, karyawan cafe, petugas kebersihan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah itu sendiri.
Diketahui Bermi Eco Park sendiri merupakan bagian dari proyek Corporate Social
Responsibility (CSR) dari salah satu perusahaan listrik swasta terkemuka di
Probolinggo. Adanya industri pariwisata eco park di tengah-tengah kehidupan
masyarakat desa bermi membawa dampak sosial. Pekerjaan penduduk yang
semula berkebun kini mengalami perubahan yang sangat cepat. Hal ini juga
dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang dulunya hanya sebagai ibu rumah
tangga kini merangkap menjadi pedagang makanan di sekitar objek wisata eco
park. Dengan adanya industri objek wisata eco park dapat memberikan peluang
dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

6
2.3 Pengaruh Bermi Eco Park terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat
Sekitar
Pembangunan objek wisata sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat
sekitarnya, entah dampak positif ataupun negatif. Tapi yang paling terlihat adalah
dampaknya pada bidang ekonomi. Karena dengan adanya destinasi wisata akan
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan dapat mengurangi
pengangguran. Hal ini merupakan dampak positif dunia pariwisata bagi
masyarakat. Tak terkecuali objek wisata Bermi Eco Park yang terletak di jalan
Ayerdingin Dusun selatan Desa Bermi. Sebelum adanya Bermi Eco Park
pekerjaan masyarakat Bermi adalah petani sapi susu yang disetorkan ke KUD.
Menurut narasumber yang lain, dengan hadirnya Eco Park ini dapat membuka
lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar yakni peluang bagi para pedagang
kaki lima untuk menjual berbagai macam produknya. Meski demikian mata
pencaharian utama masyarakat sekitar tetap menjadi peternak sapi, sehingga
berjualan di sekitar BEP hanya merupakan pekerjaan sampingan.
Berdasarkan pernyataan di atas dan hasil pengamatan, objek wisata eco park
tidak banyak membawa pengaruh pada kehidupan ekonomi masyarakat sekitar,
karena pekerjaan utama mereka tetap menjadi peternak sapi dan hanya
menjadikan keberadaan destinasi tersebut sebagai peluang untuk pekerjaan
sampingan. Kendati demikan, adanya eco park ini dapat menambah penghasilan
masyarakat yang awalnya penghasilannya 100 ribu per hari dapat bertambah
menjadi 150 per hari dengan cara berjualan di sekitar lokasi wisata Bermi Eco
Park.
2.4 Dampak yang Ditimbulkan dengan Keberadaan Objek Wisata Bermi
Eco Park
Adapun dampak sebuah keberadaan objek wisata bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar menyebabkan beberapa dampak positif maupun negatif. Untuk
lebih jelasnya simak tabel dibawah ini.
DAMPAK PARIWISATA

POSITIF NEGATIF
1. Dapat meningkatkan perkonomian 1. Terganggunya lingkungan
masyarakat Bermi. 2. Semakin terbatasnya lahan

7
2. Membuka lapangan pekerjaan pertanian
untuk pemuda-pemuda desa Bermi.
Selain itu kami juga menggunakan Analisis SWOT untuk menganalisa
destinasi wisata Bermi Eco Park.
Analisis SWOT Bermi Eco Park

ANALISIS KETERANAGAN
STRENGTH (Kekuatan) - Pemandangan yang indah
- Tiket masuk gratis
- Letak strategis
- Menyediakan Gazebo untuk bersantai
- Wahana Murah
- Nuansanya cocok untuk berselfi
WEAKNESS (Kelemahan) - Tidak ada pohon rindang untuk berteduh
dari panas matahari
- Kurangnya tempat sampah
- Fasilitas wisata terbatas
OPPORTUNITY (Peluang) - Masyarakat berjualan di sekitar wisata
- Pendapatan dari harga parkir
- Pendapatan dari harga wahana
THREATS (Ancaman) - Mudah terjadi banjir, karena dulu
merupakan aliran sungai.
- Mudah terjadi longsor, karena areanya di
perbukitan.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan objek wisata idealnya dapat memberikan pengaruh positif
terhadap lingkungan sekitar. Dari sektor riil, pengaruh utama akan berdampak
pada kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam kasus lain, pariwisata biasanya
juga sebagai pelengkap perekonomian mayarakat. Begitu pula yang terjadi pada
destinasi Bermi Eco Park (BEP). Berdasarkan potensi yang dimiliki masing-
masing daerah, peningkatan dalam penerimaan PAD ini akan dapat meningkatkan
kemampuan keuangan daerah. Seiring dengan perkembangan perekonomian
daerah yang semakin baik dengan perekonomian nasional dan internasional, maka
kemampuan daerah dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber
penerimaan PAD menjadi sangat penting
Pada destinasi Bermi Eco Park, realitas yang terjadi adalah peningkatan
PAD di sektor ekonomi. Peningkatan pendapatan masyarakat sebagai dampak
hadirnya objek wisata bukanlah satu-satunya yang diharapkan, karena pekerjaan
utama mereka tetap menjadi peternak sapi, sedangkan peluang usaha di area
wisata sebagai pekerjaan sampingan. Kendati pun demikian, keberadaan wisata
eco park ini dapat menambah penghasilan masyarakat dengan cara mereka ikut
berpartisipasi membangun objek wisata. Pembangunan objek wisata akan
membuka lapangan kerja baru seperti menjadi juru parkir, karyawan cafe, petugas
kebersihan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan
asli daerah itu sendiri. Misalnya dengan cara berjualan menyediakan kebutuhan
pengunjung, membangun penginapan, atau bahkan hanya sekedar menjual
makanan.
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat penulis simpulkan sebagai upaya
evaluasi untuk optimalisasi objek wisata Bermi Eco Park (BEP) diantaranya; (1)
penambahan wahana outbond pendukung; (2) penghijauan dengan konsep
kelingkungan, baik pada area lereng terjal sebagai antisipasi longsor maupun
penanaman pohon pada area destinasi untuk kepentingan jangka panjang; (3)
digitalisasi pengunjung dengan barcode; dan (4) perlunya pembatasan pengunjung
untuk periode tertentu demi mempertahankan daya dukung lingkungan.

9
10
DAFTAR PUSTAKA
Pitana, I G. dan Gayatri, P G. 2004. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi. 195 hal.
Bahiyah, C., Riyanto, W.H., & Sudarti, S. (2018). Strategi Pengembangan Potensi
Pariwisata di Pantai Duta Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ekonomi JIE, 2(1), 95-
103.
Bharuna, S. & Anak Agung Gde Djaja. 2009. Pola Perencanaan Dan Strategi
Pembangunan Wisata Alam Berkelanjutan Serta Berwawasan Lingkungan. Jurnal
Bumi, 9(1), 34-45.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataaan.
Noviantoro, K. M. (2020). Evaluasi Potensi Wisata BromoMadakaripura Sebagai
Ekowisata Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Sekitar. Iqtishodiyah:
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 6(1), 49–62.
Sidarta, I Wayan Tagel. 2002. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap
Kondisi Lingkungan, Sosial dan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Kawasan
Pariwisata Sanur, Denpasar-Bali). Thesis, Magister Ilmu Lingkungan Universitas
Diponegoro.

11

Anda mungkin juga menyukai