Anda di halaman 1dari 23

Study Kelayakan

PENGEMBANGAN DUSUN BUN BELENG


SEBAGAI SPOT WISATA UNTUK
PENDAPATAN DESA SEKOTONG TIMUR

i
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN DUSUN BUN BELENG


SEBAGAI SPOT WISATA UNTUK
PENDAPATAN DESA SEKOTONG TIMUR

Oleh :
KKN TEMATIK INFRASTURTUR 2019/2020

Telah disetujui pada tanggal :

Dosen Pembimbing Lapangan

I Kade Wiratama, ST., M.Sc., Ph.D.


NIP:196805051997021002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan study
kelayakan yang berjudul “PENGEMBANGAN DUSUN BUN BELENG
SEBAGAI SPOT WISATA UNTUK PENDAPATAN DESA
SEKOTONG TIMUR”. Shalawat beserta salam tak lupa saya haturkan
kepada Nabi utusan Allah Muhammad SAW yang menuntun umat dari alam
gelap gulita menuju alam terang benerang.
Tujuan dari penulisan study kelayakan ini adalah untuk betapa pentingnya
Dusun Bun Beleng dibuat sebagai spot wisata, dan adapun tujuan dari study
kelayakan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan Desa Sekotong Timur
dan Mensejahtrakan masyarakat setempat.
Tak lupa kami ucapkan kepada sahabat-sahabat kami yang telah membatu
pencarian bahan study kelayakan ini dan tak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pendamping lapangan yang begitu sangat membatu dalam
pembuatan study kelayakan ini, juga rekan rekan sekalian. Kami menyadari
dalam study kelayakan ini pasti banyak kekurangan dan kesalahan penulisan
juga penyajian, baik isi maupun penulisannya.
Oleh karena itu saya sangat menghargai kritik dan saran Dosen maupun
rekan-rekan semua, ataupun para pembaca lainnya yang dapat menjadi bahan
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Desa Sekotong Timur, 6 Februari 2020

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Tujan Pengembangan...... ......................................................................3
1.3. Manfaat Pengembangan........................................................................3
BAB II. SWOT ANALISIS............................................................................4
2.1. Pengertian Analisa SWOT....................................................................4
2.2. Analisa SWOT Untuk Pengembangan Pariwisata................................6
2.3. Analisa SWOT objek wisata bukit Bunbeleng Desa Sekotong Timur
Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat....................................7
2.4. Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan......................................8
BAB III. ANALISA PENDAPATAN..........................................................14
3.1. Analisa Potensi Pendapatan................................................................14
BAB IV. KESIMPULAN..............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh desain lanskape gapura.................................................9
Gambar 2.2 Pemandangan alam puncak satu Bun Beleng...........................9
Gambar 2.3 Contoh desain lanskape sfot foto.............................................10
Gambar 2.4 Contoh desain lanskape sfot foto pintu langit..........................10
Gambar 2.5 Pemandangan alam puncak dua Bun Beleng...........................11
Gambar 2.6 Contoh desain lanskape sfot foto.............................................11
Gambar 2.7 Contoh desain lanskape sfot foto perahu.................................11
Gambar 2.8 Contoh desain lanskape gazebo...............................................12

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 analisa SWOT...............................................................................7

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kepariwisataan diarahkan kepada peningkatan pariwisata


menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan yang tidak
hanya semata-mata berorientasi kepada aspek ekonomi, tetapi kegiatan sektor
lain yang berkaitan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Langkah kebijakan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, salah satunya
adalah menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
melalui peningkatan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan
mancanegara dan nusantara, dengan tetap memperhatikan segala aspek
pembangunan kepariwisataan yaitu tetap terjaga dan terpeliharanya
kepribadian bangsa serta pelestarian lingkungan.
Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata dan kebudayaan di
Kabupaten Lombok Barat merupakan upaya pemerintah daerah (Pemda) dan
instansi/dinas terkait lainnya yang mendapat dukungan dan peran serta dunia
usaha pariwisata serta masyarakatnya.
Sangat disadari selain dampak positif yang diperoleh dari upaya
pengembangan sektor pariwisata, tidak sedikit pula dampak negatif yang
ditimbulkannya, seperti terjadinya degradasi nilai-nilai sosial budaya dan
moral, degradasi kualitas lingkungan, dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut, pariwisata dalam era globalisasi
dewasa ini hendaknya lebih dipersepsikan sebagai wahana untuk :

- Meningkatkan kualitas hubungan antara manusia, sehingga terjalin saling


pengertian yang lebih baik, saling menghormati/menghargai, mempererat

1
persahabatan, dan meningkatkan solidaritas sosial atas dasar kesetaraan
dan keadilan;
- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya penduduk setempat,
dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, baik kesejahteraan ekonomi/
material, spiritual, kultural, dan kesejahteraan intelektual;
- Meningkatkan kualitas lingkungan hidup, baik lingkungan fisik/alam
maupun lingkungan budaya.

Sejalan dengan persepsi tersebut diatas, pengembangan pariwisata harus


dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :

- Pengembangan pariwisata harus dilakukan atas dasar hasil musyawarah


dan mufakat seluruh stakeholder (pemerintah, swasta dan masyarakat);
- Pengembangan pariwisata harus memberikan manfaat bagi masyarakat,
baik manfaat material, spiritual, kultural, maupun intelektual;
- Pengembangan pariwisata harus didasarkan atas prinsip-prinsip lingkungan
dan ekologi yang sehat, peka terhadap atau tidak bertentangan
dengan nilai-nilai sosial, budaya, dan tradisi keagamaan yang dianut
penduduk setempat, serta tidak menempatkan penduduk setempat pada
posisi yang dapat merendahkan martabatnya sebagai manusia;
- Pengembangan pariwisata hendaknya dikendalikan sedemikian rupa
sehingga tidak melampaui ambang batas daya dukung lingkungan dan
menjadi kendala bagi peningkatan kwalitas hubungan manusia yang sehat
berdasarkan keadilan dan kesetaraan.

Desa Sekotong Timur adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan


Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa
Sekotong Timur memiliki kapasitas penduduk sebesar 5.058 jiwa dengan
jumlah kepala rumah tangga sebanyak 1.594 yang dibagi dalam 11 dusun.
Desa Sekotong Timur memiliki keindahan alam yang sangat potensial
dikembangkan menjadi pariwisata besar. Salah satu dusun yang paling

2
potensial adalah Dusun Bun Beleng dimana memiliki spot yang sangat indah
untuk tempat rekreasi baik dari masyarakat sekitar maupun wisatawan yang
berkunjung ke lombok.
Potensi keindahan alam ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan
pendapatan desa menjadi peluang pasar yang begitu besar seperti adanya
Pelabuhan Gili Mas yang selama ini diperkirakan per tahunnya terdapat 25
kapal pesiar bersandar di Pelabuhan Gili Mas. Tingkat kemajuan wisata yang
semakin tinggi pertahunnya seperti kebutuhan masyarakat Kodya Mataram
dan Lombok Barat, menjadikan alam lombok sebagai tempat rekreasi yang
layak pada hari-hari libur. Potensi keindahan alam ini dijadikan konsep
rekreasi alam dimana didalamnya ada spot-spot instagramable yang sangat
alami sehingga dapat menjadi tujuan rekreasi bagi wisatawan dan masyarakat
sekitarnya.

1.2.Tujuan Pengembangan
1. Meningkatkan pendapatan desa
2. Meningkatkan kesejahtraan masyarakat

1.3. Manfaat Pengembangan


1. Menambah pendapatan desa
2. Terbukanya lapangan pekerjaan
3. Kesejahtraan untuk masyarakat

3
BAB II
SWOT ANALISIS

2.1. Pengertian Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakan salah satu metode mengembangkan kondisi


dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan
faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu : strengths, weakness,
opportunities dan threats.

Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu


dilihat faktor internal dan eksternal sebagai bagian penting dalam analisis
SWOT, yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths dan weakness (S
dan W), faktor internal ini meliputi semua macam manajemen fungsional:
pemasaran, keuangan , operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan
pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan.

2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities dan threats
( O dan T). Faktor ini mencangkup bisnis makro, ekonomi, politik, hukum,
teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT yaitu:


a. Kekuatan (strengths) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kekuatan
yang di analisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek konsep bisnis itu sendiri, yaitu kekuatan apa
saja yang dimiliki pariwisata dengan mengetahui kekuatan
pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga

4
mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk
perkembangan selanjutnya yang menyangkut pariwisata.
b. Kelemahan (weakness) merupakan kondisi kelemahan yang
terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada
kelemahan yang dianalisis, merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala
faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi
pengembangan objek wisata.
c. Peluang (Opportunities) Merupakan kondisi peluang berkembang
di masadatang yang terjadi, kondisi yang tejadi merupakan peluang
dari luar organisasi proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
d. Ancaman (Threats) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar.
Ancaman ini dapat dapat mengganggu organisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri.

Menurut Santono (2001) dalam Anjela (2014) Analisis SWOT adalah


identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang
di harapkan dapat memecahkan suatu masalah analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( stength), dan
peluang(opportunities), namun secara bersama dapat meminimalkan
kelemahan(weakesses) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT di lakukan dengan maksud mengenali tingkat kesiapan
setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang di lakukan untuk mencapai sasaran
yang telah di tetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi di tentukan oleh
tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka
analisis SWOT dilakukan pada keseluruhan faktor dalam setiap fungsi
tersebut, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal. Untuk tingkat
kesiapan yang memadai, artinya: minimal memenuhi ukuran kesiapan yang di
perlukan untuk pencapai sasaran, di nyatakan sebagai kekuatan bagi faktor
yang tergolong internal dan peluang bagi faktor yang tergolong eksternal,
sedangkan tinggkat kesepian yang kurang memadai, artinya tidak memenuhi

5
ukuran ukuran kesepian, di nyatakan sebagai ukurn kelemahan bagi faktor
yang tergolong internal atau ancaman bagi faktor yang tergolong eksternal
(Wilis, 2013 dalam Suarto 2015).
Menurut Freddy Rangkuti (2014) Analisis SWOT adalah suatu cara
untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT mempertimbangkan
faktor lingkungan eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi dunia bisnis
serta lingkungan internal kekuatan dan kelemahan. Analasis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor
internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil
suatu keputusan strategis suatu organisasi.

2.2. Analisa SWOT Untuk Pengembangan Pariwisata


Pengembangan pariwisata merupakan salah satu usaha untuk
mempromosikan daya tarik suatu objek wisata agar menjadi berkembang
sesuai dengan visi dan misi. Kementrian kebudayaan dan pariwisata RI
menyatakan sebagai visinya bahwa pembangunan kebudayaan bangsa,
meningkatkan peradaban dan persatuan bangsa, serta meningkatkan
persahabatan antar negara. Pengembangan pariwisata di Indonesia telah
tercermin dalam rencana strategi yang dirumuskan oleh Kementrian
Kebudayaan dan Pariwisata RI, yakni: (1) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan membuka kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan
serta pemerataan pembangunan di bidang pariwisata; (2) mewujudkan
pembangunan pariwisata yang berkesinambungan sehingga memberikan
manfaat sosial- budaya, sosial ekonomi bagi masyarakat dan daerah, serta
terpeliharanya mutu lingkungan hidup; (3) meningkatkan kepuasan
wisatawan dan pariwisata Indonesia sebagai berdayaguna, produktif,
transparan dan bebas KKN untuk melaksanakan fungsi pelayanan kepada

6
masyarakat, dalam institusi yang merupakan amanah yang dipertanggung
jawabkan (accountable).
Demikian pandangan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Arti
dari istilah pariwisata belum banyak diungkapkan oleh paraahli bahasa dan
pariwisata di Indonesia. Kata pariwisata berasal dari bahasa Sangsakerta,
terdiri dari dua suku kata, yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak,
berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau
bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berkali-
kali atau berkeliling.
Unsur pengembangan objek wisata ada 2 yaitu berdasarkan kondisi fisik
geografis dan non fisik geografis. Kondisi fisik geografis yang meliputi
lokasi, kemiringan lereng, iklim, tanah, dan hidrologi. Kondisi non fisik
geografis yaitu penduduk. Unsur-unsur pengembang objek wisata yang
meliputi daya tarik, informasi, aksesibilitas dan fasilitas.

2.3. Analisa SWOT objek wisata bukit Bunbeleng Desa Sekotong Timur
Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat

Tabel 2.1 analisa SWOT


STRENGTH WEAKNESS
SWOT  Potensi alam yang  Fasilitas yang sangat
LOCATION sangat bagus kurang

OPPORTUNITY
 Pelabuhan gili mas 1. Pembangunan spot 1. Pelang petunjuk
 Pelabuhan lembar foto 2. Tempat duduk
 Masyarakat 2. Kuliner seafood dan yang nyaman
khususnya kodya ikan laut 3. Penyediaan Toilet
mataram 3. Pembuatan spot –spot 4. Perbaikan
area untuk melihat infrastruktur jalan
keindahan alam yang nyaman
4. Tempat parkir dilalui dengan dua
diperbanyak arah, jaminan
keamanan dan
kenyamanan
berlalulintas kespot
spot yang dituju
5. Pelayanan parkir
yang baik

7
THREAT
 Gili nanggu, kedis, 1. Pengelolaan spot 1. Kebersihan
sundak wisata lingkungan dan
 Wisata mangrup dls 2. Kebersihan dan pelayanan yang
pelayanan yang ramah
ramah 2. Kebersiahan spot
3. Kerjasama kuliner
dengan Pihak 3. Kenyamanan
Pihak Travel tempat parkir dan
Perjalanan spot –spot area
4. Membuatkan vent
olahraga dengan
berbagai
komunitas seperti
event nasional
terkait motor
cross, paralayang
dls
5. Membuat website
dan
memperbanyak
informasi di
media sosial
untuk
meningkatkan
branding image
lokasi

2.4. Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan

Untuk merepresentasikan nama Destinasi Wisata Bun Beleng, maka


penataan spot foto dianggap sangat penting agar menarik wisatawan
berkunjung dan menikmati keindahan alam. Selain itu gapura di pintu masuk
sampai lokasi wisata merupakan first impression tamu, yang menentukan
kesan pertama apakah destinasi ini menarik atau tidak. Kesan pertama yang
memikat akan membuat wisatawan semakin penasaran dan tertarik untuk
mencoba berwisata lebih jauh lagi. Dalam perencanaan Destinasi Wisata Bun
Beleng, konsep bergaya tradisional cocok diaplikasikan di area pintu masuk
ke arah spot wisata. Gapura tradisional adalah konsep yang menekankan

8
kepada perpaduan alam dengan budaya khas masyarakat lombok. Berikut
merupakan salah satu contoh desain lanskape yang dapat digunakan.

Gambar 2.1 Contoh desain lanskape gapura

Puncak satu memiliki pemandangan yang menarik dengan view Timur,


barat dan selatan. Puncak satu menjadi lebih menarik lagi berkat suara-suara
alam yang terdengar jelas karena resonansi gelombang suara oleh bentang
alam bukit-bukit sehingga mampu menentramkan jiwa dan ditambah sfot
instagramable sehingga memanjakan pengunjung. Puncak satu diperlukan
area untuk istirahat dan bersantai pengunjung dengan pembuatan gazebo yang
sifatnya natural (berbahan kayu) sehingga wisatawan betah berlama-lama di
area ini.

Gambar 2.2 Pemandangan alam puncak satu Bun Beleng

9
Gambar 2.3 Contoh desain lanskape sfot foto

Gambar 2.4 Contoh desain lanskape sfot foto pintu langit

Puncak dua memang memiliki pemandangan yang sangat menarik,


namun area ini merupakan area batu gembel yang paling besar jumlahnya.
Batu gembel sendiri juga merupakan potensi daya tarik tersendiri jika mampu
digali informasi yang benar mengenai sejarah atau fase geologi terbentuknya
dengan bekerja sama dengan ahli-ahli geologi. Kemudian hasil riset
diterangkan dalam sebuah media (papan informasi) agar menghasilkan
narasi/cerita yang mampu membuat wisatawan tertarik untuk
mempelajarinya, Puncak dua juga diperlukan sfot foto sehingga memanjakan
pengunjung yang datang .

10
Gambar 2.5 Pemandangan alam puncak dua Bun Beleng

Gambar 2.6 Contoh desain lanskape sfot foto

Gambar 2.7 Contoh desain lanskape sfot foto perahu

11
Oleh karena itu untuk area ini pembangunan yang sifatnya permanen
(semen beton) diminimalkan, namun disediakan gazebo yang sifatnya natural
(berbahan kayu) serta tidak terletak tepat diatas batu gembel. Pemberian
gazebo di sekitar puncak dua juga cukup penting mengingat area ini minim
tanaman perindang sehingga cukup panas.

Pembangunan gazebo sebagai sarana wisata Pemberian gazebo


dimaksudkan sebagai tempat beristirahat dan berteduhnya wisatawan.
Pembangunanan Gazebo dipilih dari bahan kayu alam karena beberapa alasan
sebagai berikut: a. Selain terkesan natural juga terkesan tradisional; b. Bahan
kayu tidak terlalu mencolok (kontras) dan mampu bersinergi menimbulkan
energy positif bagi penguna; c. Gazebo kayu juga lebih ramah lingkungan
selain itu bahan kayu mudah didapatkan di lokasi.

Gambar 2.8 Contoh desain lanskape gazebo

Pemberian papan informasi permanen sangat penting sebagai panduan


wisatawan, papan informasi meliputi : a. nama area destinasi yang menjadi
point of view; b. Papan petunjuk; c. Papan larangan; d. Petunjuk jalan dan
lain sebagainya.
Pembangunan toilet dengan memperhatikan higyene dan sanitasi dengan
pemasangan keramik agar mudah dibersihkan dan tidak menyerap bau. Perlu
juga memperhatikan masalah keamanan dengan pembuatan kamar mandi
umum yang tertutup rapat.
Pembangunan parkir dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah
pengunjung dan moda transportasi yang digunakan. Bekerja sama dengan

12
warga sekitar bukit yang memiliki pekarangan cukup luas dirasa sangat perlu
untuk menambah daya tampung sarana parkir.
Pembangunan aksebilitas/rekayasa jalur Aksebilitas menuju dan keluar
dari lokasi diperlukan rekayasa jalur yang sedikit extra, mengingat jalur
utama menuju lokasi sangat sempit untuk mobil berpapasan maka perlu
difikirkan jalur akses lain untuk keluar area (pulang). Dalam teori pariwisata,
satu destinasi sedikitnya memiliki 3 jalur akses, jalur masuk area, jalur keluar
dan satu jalur alternatif. Selain itu plangisasi disepanjang jalur juga sangat
diperlukan untuk mempermudah wisatawan menuju dan keluar lokasi.
Pembuatan website yang aktif mempromosikan destinasi wisata sangat
perlu mengingat mayoritas pasar saat ini adalah netizent. Website digunakan
utuk mengenalkan daya tarik wisata yang dimiliki dan juga sebagai customer
servis yang dapat digunakan untuk menjalin relasi dengan pelanggan.
Pengelolaan media sosial Acount media sosial penting untuk digunakan,
facebook atau instagram dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi
pasar anak muda dengan trend selfi dengan pembangunan prasarana dan daya
tarik yang iconik, atau instagramable. Mengingat banyaknya segmen anak
muda yang senang memamerkan destinasi baru yang dikunjunginya di
isntagram telah terbukti ampuh diterapkan di destinasi lain.

13
BAB III

ANALISA PENDAPATAN

3.1. Analisa Potensi Pendapatan


Berdasarkan analisa SWOT maka dapat dianalisis potensi pendapatan
dari sektor restribusi tiket dan pemanfaatan spot foto sebagai berikut:
1. Potensi pendapatan dari kedatangan kapal pesiar di gili mas
dimana setiap tahun ada 25 kapal pesiar yang bersandar
dipelabuhan gili mas, dari 25 kapal tersebut target pasar diharapkan
ada 500 orang yang berkunjung menikmati keindahan alam bukit
Bun Beleng. Ristribusi tiket masuk pengunjung wisatawan dari
kapal pesiar masing masing orang adalah Rp 15.000
Maka pendapatan dari kunjungan wisatawan kapal pesiar adalah
= 25×500×15.000
= Rp 187.500.000
2. Potensi pendapatan dari masyarakat kodya mataram dengan jumlah
penduduk 401.335 maka target pasar yang diharapkan adalah 0,5%
dari penduduk berkunjung ke bukit bun beleng pada hari libur.
Restribusi tiket masuk pengunjung masyarakat kodya mataram
sebesar Rp 5000
Maka pendapatan dari kunjungan masyarakat kodya mataram
adalah
= 401.335×0,005×4×12×5000
= Rp 481.602.000

3. Potensi pendapatan dari masyarakat lombok barat dengan jumlah


penduduk 594.200 maka target pasar yang diharapkan adalah 0,5%
dari penduduk berkunjung ke bukit bun beleng pada hari libur.
Restribusi tiket masuk pengunjung masyarakat kodya mataram
sebesar Rp 5000

14
Maka pendapatan dari kunjungan masyarakat kodya mataram
adalah
= 594.200×0,005×4×12×5000
= Rp 713.040.000

4. Potensi pendapatan dari masyarakat lombok tengah dengan jumlah


penduduk 859.132 maka target pasar yang diharapkan adalah 0,5%
dari penduduk berkunjung ke bukit bun beleng pada hari libur.
Restribusi tiket masuk pengunjung masyarakat kodya mataram
sebesar Rp 5000
Maka pendapatan dari kunjungan masyarakat kodya mataram
adalah
= 859.132×0,005×4×12×5000
= Rp 1.030.958.400

5. Potensi pendapatan dari spot spot instagramable dengan jumlah


pengunjung 1.891.167 maka target pasar yang diharapkan adalah
0,5% dari pengunjung yang berkunjung ke bukit bun beleng pada
hari libur. Restribusi tiket spot foto pengunjung sebesar Rp 5000
Maka pendapatan dari kunjungan masyarakat kodya mataram
adalah
= 21.773,335×12×5000
= Rp 1.306.400.100

Berdasarkan analisa potensi pendapatan didapatkan pendapatan total


maksimal adalah sebesar Rp 3.719.500.500

15
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa SWOT dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan adanya pengembangan destinasi wisata Bun Beleng dapat


menambah pendapatan desa sebesar Rp 3.719.500.500.
2. Dengan adanya wisata Bun Beleng dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat khususnya masyarakat di Dusun Bun
Beleng mengingat potensi pengujung yang datang ke tempat
tersebut adalah sebesar 21.773,335 jiwa, sehingga akan
meningkakan kesejahteraan masyarakat setempat.
3. Potensi kehindahan alam akan dapat diwujudkan jika secepatnya
dibuatkan infrastrukutur jalan yang dapat dilalui dengan nyaman
oleh pengunjung dimana infrastrukture itu dibuat untuk kapasitas
lalulintas dua mobil.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Landasan Teori Analisis SWOT. (Online) :http//repository. usu.


ac.id/. Diakses tanggal 2 Juli 2017.Maryam, Servia. 2011.Pendeatan
SWOT dalam Pemengembangan Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul
Kabupaten Kendal (skripsi ).

BPS

Freddy, Rangkuti. 2014. Analisis SWOT Teknik Pembeda Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Politeknik Pariwisata Makassar : http://jurnal.poltekpar makassar.ac.id /index.php


/tourism /article / download /28/26. Diakses tanggal 2 Juli2017.

STKIPPGRI Sumatera Barat: http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/. Diakses


tanggal 2 Juli 2017.Wijaya, Darsyaf Hadi. 2011.

Universitas Diponegoro Semarang: http://eprints.undip.ac.id/29421/1/ Skripsi013


.pdf.diakses tanggal 2 Juli 2017.Insani, Nailul dkk. 2010.

Universitas Negeri Malang : http://jurnal-online.um.ac.id/. Diaksestanggal 2 Juli


2017.Suarto, Edi. 2015.Pengembangan Objek Wisata Berbasis Analisis
SWOT.

Wilis, Ratna (2013). Analisis swot industri anyaman pandan sakayan kampung
lubuk sariak nagari kambang utara kecamatan lengayang kabupaten pesisir
selatan.

17

Anda mungkin juga menyukai