PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
IKA PUSPITA
20101093
ii
KATA PENGANTAR
Dengan megucapkan syukur kehadiarat Allah SWT, Tuhan semesata alam dan
berkat Rahmat, Hidayah, serta Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Eksistensi Makam Keramat Sebagai
Daya Tarik Wisata di Desa Pancor Lombok Timur”. Proposal skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 Pariwisata,
Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Halus Mandala., M.Hum, selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
(STP) Mataram, yang telah memberikan fasilitas untukkelancaran penyusunal
proposal ini.
2. Segenap Dosen Pengampu Mata Kuliah S1 Pariwisata yang telahmemberikan
ilmunya sehingga penulis dapat menysusun proposal skripsi ini.
3. Segenap Staff Administrasi STP Mataram, khususnya staff administrasi di
program studi S1 Pariwisata Mataram, yang telah banyak memberikan bantuan
terutama proses administrasi tentang seminar proposal yang penulisikuti saat ini.
4. Orang tua, saudara-saudara penulis, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu tercurah selama ini.
5. Segenap teman-teman seangkatan terlebih teman sekelas, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan motivasi dan dukukangan
moril kepada penulis untuk menyelesaikan proposal ini.
iii
Pemulis menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
bidang pariwisata.
IKA PUSPITA
iv
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Konteks Penelitian .......................................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
1.4.1Manfaat Teoritis ............................................................................................. 3
1.4.2Manfaat Praktis .............................................................................................. 3
BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP ........................................................ 4
2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................ 4
2.2 Kajian Teori ......................................................................................................... 6
2.2.1 Sarana dan prasarana .................................................................................... 6
2.2.2 Desa Wisata................................................................................................ 10
2.3 Kajian Konsep ................................................................................................ 12
2.3.1 Konsep Desa Wisata ................................................................................... 12
2.3.2 Kategori Desa Wisata................................................................................ 13
2.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 16
3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 16
3.2 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 16
3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 18
3.4 Penentuan Informan ......................................................................................... 18
3.5 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 19
3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 19
v
3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 19
3.8 Teknik Analisis Data..................................................................................... 20
3.9 Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 22
LAMPIRAN ..............................................................................................................22
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
disediakan sudah berkembang, sehingga mulai tercipta kegiatan wisata dan terciptanya
lapangan kerja bagi penduduk setempat. Dalam pengembangannya desa wisata
bonjeruk sudah banyak dilakukan upaya dan strategi untuk memaksimalkan potensi
wisata yang ada. Selain itu keterlibatan pokdarwis dan para stakeholders dirasa sudah
cukup terlibat dalam pengembangan desa wisata ini. Dari beberapa artikel jurnal
didapatkan informasi bahwa Desa Wisata Bonjeruk memiliki banyak potensi wisata
yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata yang maju bahkan mandiri namun
meskipun demikian ada beberapa kekurangan yang menjadi sebuah kendala dalam
pengembangannya yaitu terletak pada fasilitas dan sarana prasarana pendukung
kegiatan wisata yang masih memerlukan perhatian khusus dan pengadaan dari para
pemangku kepentingan (STAKEHOLDERS). Untuk menuju desa wisata maju desa
bonjeruk harus mampu untuk meningkatan kualitas destinasi dengan pemaksimalan
sarana prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan wisata, tentunya dengan
mempertimbangkan juga penerapan digitalisasi untuk kemajuan teknologi di desa
bonjeruk agar dapat beradaptasi dengan kemajuan digital saat ini.
2
2. Untuk menentukan strategi pengembangan fasilitas yang tepat sesuai
dengan kondisi desa wisata bonjeruk saat ini.
3. Untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan sarana prasarana yang ada di
desa bonjeruk melalui hasil analisis penelitian ini.
3
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
4
desa wisata bonjeruk untuk bisa dikembangkan menjadi desa wisata maju kedepannya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Arya Efendi (2023) dengan judul penelitian
“pengembangan desa wisata bonjeruk berbasis partisipasi masyarakat di
Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah ”. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini
adalah ketua pokdarwis, masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait
dalam pengembangan Desa Wisata Bonjeruk. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model pengembangan desa wisata dilakukan melalui
pendekatan Community Based Tourism atau yang lebih dikenal dengan
CBT, yang melalui 3 tahapan seperti, mengikutsertakan masyarakat dalam
pengambilan keputusan, keterlibatan masyarakat dalam usaha-usaha dan
mendapat keuntungan, pemberdayaan sumber daya dan distribusi
keuntungan.
Persamaan penelitian terdahulu diatas dengan penelitian ini adalah sama sama
membahas Pengembangan wisata desa wisata bonjeruk namun perbedaannya terletak
dalam pembahasannya yang mana penelitian terdahulu diatas terfokus bagaimana
partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan desa wisata bonjeruk, sedangkan
dalam penelitian ini berfokus pada pembahasan fasilitas pendukung desa wisata
bonjeruk.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ramdah Radjab, Dkk (2022) dengan judul
penelitian “ Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menggali Potensi Alam dan
Budaya dalam Pengembangan Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa
Tenggara Barat”. Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok
Tengah, Nusa Tenggara Barat. Metode kualitatif dipergunakan dalam
menganalisis dan mengolah data untuk menarik kesimpulan sebagai hasil
penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
wawancara, observasi lapangan, studi dokumentasi dan penyebaran kuesioner.
Potensi alam yang dimiliki Desa Wisata Bonjeruk adalah keanekaragaman hasil
5
alam seperti buah-buahan, kopi, bekicot dan keindahan alam desa dengan udara
yang segar. Potensi budaya yang dimiliki Desa Wisata Bonjeruk adalah sebagai
berikut: Bangunan Bersejarah” Gedeg Beleq Bonjeruk”.
Penelitian terdahulu diatas fokus terhadap potensi alam maupun budaya yang dimiliki
desa wisata bonjeruk dan bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan
potensi yang ada did desa bonjeruk, sedangkan dalam penelitian ini berfokus
bagaimana fasilitas dan sarana penunjang kegiatan wisatanya.
6
b. Badan atau organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan, promosi
dan propaganda tentang suatu daerah tujuan wisata. Misalnya: Tourist
Information Center yang terdapat di airport, terminal, pelabuhan, atau suatu
resort.
2. Residental Tourist Plant
Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk
mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata,
yaitu :
b. Sarana Pariwisata
7
1. Sarana Pokok Pariwisata (Main Tourism Superstructures)
Sarana pokok pariwisata adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata.
Misalnya: Travel Agent and Tour. Operator Perusahaan-perusahaan angkutan
wisata Hotel dan jenis akomodasi lainnya. Bar dan Restoran, serta rumah makan
lainnya. Objek wisata dan atraksi wisata. Organisasi Kepariwisataan Nasional
Indonesia.Pada dasarnya, perusahaan-perusahaan tersebut merupakan fasilitas
minimal yang harus ada pada suatu daerah tujuan wisata, jika salah satu tidak ada
maka dapat dikatakan perjalanan wisata yang dilakukan tidak berjalan seperti
yang diharapkan.
Sarana pokok pariwisata ini oleh Nyoman S. Pendit disebut dengan istilah “perusahaan
utama yang langsung” yang terbagi ke dalam Objek Sentra dan Subjek Sentra sebagai
berikut :
8
2. Sarana Pelengkap Pariwisata (Suplementing Tourism Superstructures)
9
2.2.2 Desa Wisata
Desa Wisata Menurut Pergub DIY No. 40 Tahun 2020 Desa wisata bisa
diartikan sebagai kelompok atau kumpulan masyarakat yang berusaha dalam
bidang pariwisata. Adapun kegiatan wisata tersebut di dalamnya meliputi atraksi,
akomodasi serta fasilitas dengan prinsip wisata yang berbasis masyarakat.
Sedangkan apa itu desa wisata menurut para ahli seperti yang dijelaskan
Nuryanti (2016) adalah perwujudan dari kombinasi atraksi, akomodasi serta
fasilitas yang dikemas dalam kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tradisi
sehingga menjadi tujuan wisata.
10
• Desa tersebut mempunyai daya tarik wisata seperti daya tarik berupa
wisata alam, wisata budaya atau bahkan wisata buatan yang
merupakan karya kreatif masyarakat desa.
• Mempunyai komunitas masyarakat dan sumber daya manusia yang
terlibat langsung dalam kegiatan pengembangan pariwisata.
• Mempunyai kelembagaan yang melakukan pengelolaan dalam
kegiatan desa wisata.
• Mempunyai ketersediaan dan dukungan fasilitas maupun sarana dan
prasarana yang akan mendukung kegiatan pariwisata di desa.
• Mempunyai potensi serta peluang untuk mengembangkan pasar
pariwisata.
c. Jenis Desa Wisata
Jenis desa wisata ini mengunggulkan potensi wisata alam sebagai daya
tarik utama bagi pariwisata. Biasanya bisa berupa alam pegunungan,
pantai, sungai, hutan, lembah, danau, perbukitan dan lain sebagainya.
Jenis desa wisata ini mengusung keunikan tradisi serta budaya lokal
sebagai daya tarik utama untuk memikat wisatawan. Seperti kehidupan
adat yang masih dipertahankan, budaya yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari serta aktivitas spiritual atau religi.
11
3. Desa Wisata Kreatif
Jenis desa wisata ini ditandai dengan keunikan berupa industri kreatif
yang dijalankan oleh masyarakat desa. Misalnya saja kerajinan tangan
seperti gerabah, ukiran, kesenian dan lain sebagainya.
Jenis desa wisata ini biasanya memadukan satu atau lebih daya tarik
wisata untuk kegiatan pariwisata di desa. Bisa berupa kombinasi antara
daya tarik wisata alam dan budaya, wisata alam dan kreatif atau
kombinasi ketiganya.
12
pengalaman akan cerita rakyat, adat istiadat, pemandangan.
Menurut Gumelar (2010) tidak semua kegiatan pariwisata yang dilaksanakan di desa
adalah benar-benar bersifat desa wisata, oleh karena itu agar dapat menjadi pusat
perhatian pengunjung, desa tersebut pada hakikatnya harus memiliki hal yang penting,
antara lain:
1. Keunikan, keaslian, sifat khas
2. Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa
3. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara
hakiki menarik minat pengunjung.
4. Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana dasar,
maupun sarana lainnya.
13
3. Desa Wisata Maju
adalah Desa Wisata Maju yang tergolong desa wisata yang masyarakatnya
sadar akan potensi wisata yang ada di daerahnya. Selain itu, banyak
kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Sehingga,
masyarakat mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis maupun
kelompok kerja lokal.
4. Desa Wisata Mandiri
adalah Desa Wisata Mandiri yang memiliki inovasi dalam pengembangan
potensi desa menjadi unit kewirausahaan mandiri. Sehingga, desa ini banyak
dikenal wisatawan mancanegara dan menerapkan konsep berkelanjutan
(Sustainability) yang diakui dunia. Sarana dan prasarana menerapkan
standar internasional, minimal ASEAN serta pengolahannya
secara kolaboratif pentahelix.
Desa Wisata Mandiri memanfaatkan dana desa menjadi bagian dalam inovasi wisata.
Selain itu digitalisasi menjadi bentuk promosi mandiri dalam mempromosikan wisata
di desa tersebut.
Pada dasarnya konsep desa wisata baik yang rintisan, berkembang, maju dan mandiri
secara umum adalah sama, hanya saja bedanya pada ketersediaan fasilitas dan sarana
prasarana penunjang desa wisata tersebut, Sumber daya masyarakat yang ada juga
salah satu pembeda dari ke empat kategori desa wisata tersebut.
14
Analisis Fasilitas dan Sarana Penunjang Wisata
Desa Wisata Bonjeruk kecamatan jonggat
kabupaten Lombok Tengah
ASUMSI TEORI
TEORI
1.Teori Desa Wisata
1.Teori Desa Wisata
2. Teori Sarana dan Prasarana
Rumusan Masalah
1. Apa saja Sarana prasarana dan fasilitas pendukung kegiatan wisata di
desa Bonjeruk? Apa saja Sarana prasarana dan fasilitas pendukung kegia
Apa saja Sarana prasarana dan fasilitas pendukung kegiatan wisata di
desa Bonjeruk?
2. Bagaimana Model pengembangan desa wisata Bonjeruk untuk menuju
desa wisata Maju?
3. Apa saja kendala yang menjadi fakor penghambat pengembangan
fasilitas wisata desa wisata bonjeruk?
agaimana Model pengembangan desa wisata Bonjeruk untuk menuju
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian Yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
dengan metode Kualitatif deskriptif dengan menganalisis peristiwa dan fenomena yang
terjadi langsung di tempat atau lokasi penelitian. Penelitian kualitatif deskriptif ini
digunakan guna untuk menganalisis dan mengidentifikasi fakta-fakta yang terjadi pada
destinasi desa wisata bonjeruk. Tujuan penelitian ini digunakan untuk mengetahui
memadainya atau ketersediaan Fasilitas dan sarana prasarana penunjang kegiatan
wisata di desa wisata bonjeruk.
16
Tahap Identifikasi
Orientasi/Deskripsi masalah
Fokus penelitian
Menetapkan fokus
penelitian
Tahap Reduksi
Pengumpulan data
Tahap Seleksi
Reduksi Data
Penyusunan Data
Tahap
Orientasi/Deskripsi
Tahap
Orientasi/Deskripsi
v
17
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Bonjeruk Kecamatan Jonggat
Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Lokasi ini dipilih
dikarenakan sudah mulai eksis ditengah masyarakat, Namun sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti bahwa ketersediaan fasilitas sarana dan prasaran
seperti papan petunjuk arah, tourist information center, toilet dan berbagai fasilitas
pendukung wisata lainnya masih belum memadai atau masih kurang perhatian dari
stakeholders terkait sehingga dalam hal ini desa wisata bonjeruk peneliti ambil untuk
lokasi penelitian, selain itu jarak yang strategis dari tempat tinggal peneliti juga salah
satu penyebab peneliti memilih lokasi ini sehingga validalitas data yang diperoleh lebih
akurat dan lengkap.
3.4 Penentuan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling.
Yaitu penentuan informan secara sengaja atas dasar kebutuhan dan tujuan tertentu
sesuai dengan topik dan masalah yang akan diteliti. Adapun syarat informan yang
dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini yaitu:
1. Memiliki kepahaman yang baik dalam bidang desa wisata dan pariwisata
2. Memiliki kejujuran yang tinggi, sehingga data yang didapat dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Informan yang dipilih tidak boleh ada latar belakng politiknya, ini untuk
menjaga permasalahan yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang.
Adapun informan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu:
1. Kepala Desa Jonggat sebagai pemangku kebijakan dalam desa wisata bonjeruk.
2. Pokdarwis desa wisata bonjeruk
3. Stakeholders lain untuk mendapatkan data yang lebih bervariasi.
18
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini ada 2 yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari hasil observasi
dilapangan, data ini berupa hasil wawancara bersama para informan yaitu
Kepala Desa Jonggat, Pokdarwis Desa Wisata Bonjeruk, Segenap wisatawan
yang berkunjung, dan Segenap masyarakat desa.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur, berupa
penelitian terdahulu dan artikel jurnal ilmiah yang didapatkan melalui situs
digital.
19
1. Observasi
Teknik Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi adalah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan terjun langsung ke
lokasi penelitian. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi non
partisipatif yang mana peneliti hanya mengamati perilaku dan kondisi sekita
lokasi penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawa langsung antara peneliti dan Narasumber
(Idrus,2021:12). Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan
melakukan wawancara secara mendalam kepada narasumber dengan tujuan
mendapatkan respon atau interaksi langsung dengan para stakeholders dan
pelaku pariwisata.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan mengambil gambar,
Rekaman dan mencatat hasil observasi maupun wawancara.hasil dari data
tersebut peneliti jadikan sebagai data pendukung pada saat penyusunan
nanti.
20
2. Reduksi dan Klasifikasi Data
Pada langkah ini, peneliti menyaring data mentah dengan memilih data yang
paling relevan untuk mendukung penelitian mereka. Kemudian, data yang disaring
sebelumnya akan dikategorikan sesuai kebutuhan untuk memudahkan klasifikasi
data.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah pengumpulan data, dan reduksi atau memilah data, selanjutanya peneliti
melakukan penafsiran sementara dengan menarik kesimpulan terhadap data yang
di peroleh peneliti untuk kemudian disusun nantinya secara terstruktur.
1. Triangulasi Sumber
Pengujian atau pengecekam data yang diperoleh dari segala sumber.
2. Triangulasi data dengan teknik
Teknik ini dilakukan tatkala data yang didapatkan sama, bisa diuji
keabsahannya melalui kuesioner, wawancara atau terjun langsung ke
lapangan.
3. Triangulasi Data dengan waktu
Pengujian data dengan observasi langsung dan wawancara pada waktu lain
atau waktu yang berbeda.
Ketiga langkah diatas sudah peneliti lakukan untuk bisa mendapatkan data yang lebih
akurat dan kredibel.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Bali, 1(1), 22-26.
Yacob, S., Qomariyah, N., Marzal, J., & Maulana, A. (2021). Strategi
Pemasaran Desa Wisata. WIDA Publishing.
23
LAMPIRAN
24