Anda di halaman 1dari 31

BAHAN SEMINAR : PROPOSAL SKRIPSI

JURUSAN : KEHUTANAN
PEMINATAN : KONSERVASI
HARI/TANGGAL : JUM’AT, 02 SEPTEMBER 2022
WAKTU/TEMPAT : 07.30 WIB – SELESAI /

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI WISATA ALAM


DANAU PAUH DI KAWASAN TAMAN NASIONAL
KERINCI SEBLAT

Dosen Pembimbing : Ir. Albayudi, S.Hut., M.Si., I.PM


Cory Wulan, S.Hut., M.Si

Pemrasaran : Siti Hajar


L1A118088

Pembahas Utama : 1. Arjuna (L1A120027)


2. Anggun Sartika (L1A117157)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI WISATA ALAM
DANAU PAUH DI KAWASAN TAMAN NASIONAL
KERINCI SEBLAT

SITI HAJAR

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI WISATA ALAM
DANAU PAUH DI KAWASAN TAMAN NASIONAL
KERINCI SEBLAT

SITI HAJAR

Proposal Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutananpada Program Studi Kehutanan Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian penulis yang berjudul “Perencanaan Jalur Interpretasi
Ekowisata Danau Pauh di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat” dengan baik.
Shalawat beriring salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Sallaullahua”laihi Wassalam yang selalu kita rindui dan kita harapkan syafaat-
Nya kelak di yaumul akhir.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan, dukugan, dan


sarannya kepada Bapak Ir. Albayudi, S.Hut., M.Si., I.PM., dan Ibu Cory Wulan,
S.Hut., M.Si selaku Dosen Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwasanya penulisan dalam proposal ini masih sangat


jauh dari kata sempurna. Penulis berharap, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Penulis berharap
semoga proposal skripsi ini dapat menjadi pedoman dan bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan.

Jambi, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................... ..3


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ . 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. . 7
2.1 Ekowisata .................................................................................................................. 7
2.2 Defenisi Interpretasi .................................................................................................. 7
2.2.1 Interpretasi ......................................................................................................... 7
2.2.2 Jalur Interpretasi................................................................................................. 8
2.3 Sistem Informasi Gegrafi ( SIG) ............................................................................... 9
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 11

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 14


3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................................ 14
3.2. Bahan dan Alat ....................................................................................................... 14
3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................... 14
3.4 Metode Pengambilan Data Penelitian .................................................................... 15
3.4.1 wawancara........................................................................................................ 15
3.4.1.1 wawancara terhadap Pengunjung .................................................................. 15
3.4.1.3 Wawancara terhadap pengelola..................................................................... 15
3.4.1.2 Wawancara terhadap masyarakat sekitar ...................................................... 16
3.4.2 Pengamatan langsung di lapangan ................................................................... 16
3.4.2.1 Pengamatan Flora ........................................................................................ 16
3.4.2.2 Pengamatan Fauna ....................................................................................... 17
3.4.2.3 Kebudayaan................................................................................................... 17
3.4.2.4 Pengamatan Jalur .......................................................................................... 17
3.4.2.5 Fenomena alam yang menarik ...................................................................... 17
3.5 Analisis Data ........................................................................................................... 18
3.5.1 Penetuan Jalur Interpretasi ......................................................................... 18
3.5.2 Perencanaan Jalur Interpretasi ......................................................................... 18
3.5.3 Pembuatan Peta Interpretasi ............................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

1. Panorama Danau Pauh ................................................................................ ...... 2


2. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... ...... 4
3. Peta Lokasi Penelitian Danau Pauh ............................................................. .... 20

iii
LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran kuisioner Pengunjung ...................................................................... 21


2. Lampiran Kuisioner kepada pihak yang terkait .............................................. 23

1
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interpretasi ialah salah satu cara pelayanan untuk membantu pengunjung
kawasan ekowisata, taman wisata dan tempat rekreasi lainnya supaya tergugah
dalam merasakan keindahan alam, rasa kagum dan mempunyai keingintahuan
tentang sumberdaya alamnya (sharpe, 1982) dalam Heriyaningtyas (2009).
Menurut Rachmawati (2015), interpretasi alam didefinisikan sebagai seni dalam
memberikan penyampaian kepada wisatawan mengenai kawasan wisata alam
guna memudahkannya ketika mengunjungi objek wisata serta memudahkannya
dalam mengenal potensi wisata, dan juga menginspirasi serta mempengaruhi
wisatawan agar pemikirannya dapat tergugah dalam mengetahui dan menyadari
sehingga dapat terdidik dan tertarik untuk turut terlibat dalam kegiatan konservasi.
Objek wisata alam yang berpotensi untuk dijadikan sebagai jalur
interpretasi salah satunya yaitu Danau Pauh yang berada di kawasan Taman
Nasional Kerinci Seblat. Danau Pauh merupakan danau yang terletak di Desa
Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi,
tepatnya di Dusun Pauh. Danau vulkanik terbentuk oleh aktivitas vulkanik jutaan
tahun yang lalu. Danau ini memiliki luas 30 hektar dan kedalaman hingga 20
meter, terletak di ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut, yang
membuat udara di sekitar danau relatif sejuk, khas pegunungan, pada waktu
tertentu, panaroma danau pauh menjadi lebih indah karena keberadaan Gunung
Masurai, Gunung Nilo, dan Gunung Sumbing yang menjadi latar belakang
pemandangan Danau Pauh. Wisatawan akan disajikan dengan tanaman hijau yang
mengitari sebagian besar kawasan Danau Pauh sehingga membentuk
pemandangan yang indah disekeliling danau.
Potensi flora dan fauna berdasarkan hasil penelitian Anggraini (2020)
terdapat 16 fotensi flora dan 12 potensi fauna di wisata alam Danau Pauh, antara
lain flora yang terdapat di Danau Pauh ialah rengas (Gluta renghas), jelatang
(Toxicodendron radicans), kandis (Garcinia xanthochymus ), sapat (Macaranga
sp), kayu manis (Cinnamomum sp), surian (Toona sinensis), rukam (Flacourtia
rukam) dan lain sebagainya. Potensi fauna yaitu wak-wak/ ruak-ruak (Amaurornis
phoenicurus), kutilang (Pycnonotus aurigaster), rusa sambar (Rusa unicolor),
kijang (Muntiacus muntjak) dan lain sebagainya. Flora dan fauna di Danau Pauh

2
memberi kesan lestari dan memperindah panaroma danau pauh, terdapat
kebudayaan dan adat istiadat masyarakat setempat Pulau Tengah yang menjadi
daya tarik wisata alam yang tinggi di kawasan Danau Pauh ini. Banyaknya potensi
yang terdapat di Danau Pauh, maka layak untuk dijadikan jalur interpretasi
dengan demikian mempermudah pengunjung dalam mengakses potensi-potensi
yang terdapat di Danau Pauh melalui akses jalur interpretasi. Pembuatan jalur
interpretasi diperlukan keahlian dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) agar
mempermudah dalam pembuatan peta.

Gambar 1. Panorama Danau Pauh. (Sumber: Anggraini, 2019).


Jalur interpretatif menurut MBRS (2005) adalah cara menikmati tempat-
tempat alami guna membangun hubungan yang kokoh dengan lingkungan
sekeliling, adanya jalur interpretasi yang memuat informasi seputar kawasan
wisata alam dalam kegiatan pariwisata yang dilaksanakan, dapat memperluas
pengetahuan dan menggugah kesadaran wisatawan untuk turut melestarikan
kawasan wisata alam. Adapun kegiatan pariwisata yang didukung oleh
perencenaan jalur interpretatif membutuhkan studi yang dapat mengidentifikasi
jalur yang memiliki potensi untuk menjadi jalur interpretatif dan menentukan serta
memastikan karakteristik dan preferensi wisatawan secara nyaman, aman, dan
mudah (Heriyaningtyas, 2009). Interpretasi alam dapat dilaksanakan secara
optimal dengan memberi manfaat nilai tambah, kepuasan yang maksimal,
mempermudah pengunjung dalam berekowisata, serta meningkatkan kesadaran
bagi para pengunjung, oleh sebab itu penulis melakukan penelitian dengan judul

3
“Perencanaan Jalur Interpretasi Ekowisata Danau Pauh di Kawasan Taman
Nasional Kerinci Seblat”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan
jalur interpretasi yang tepat terhadap wisata alam Danau Pauh di Kawasan Taman
Nasional Kerinci Seblat

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah menyusun perencanaan interpretasi alam di
Danau Pauh Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat dari penelitian ini adalah menjadi sumber informasi bagi
wisatawan yang berkunjung ke wisata alam Danau Pauh dalam bentuk
jalur interpretasi dan membantu pengelola dalam upaya
mengembangkan kegiatan wisata alam khususnya interpretasi alam di
Danau Pauh Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
2. sebagai bahan acuan dan penambahan wawasan tentang jalur
interpretasi wisata alam serta pengetahuan baik dibidang wisata alam
maupun dibidang akademik.

4
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian

Wisata Alam Danau


Pauh

Wawancara dan Kuisioner


Pengamatan Lapangan
 Pengunjung Wisata
 Kondisi Umum Alam
 Objek Daya Tarik Wisata  Pengelola Wisata
alam Alam
 Aksesibilitas  Masyarakat Sekitar
 Sarana dan Prasarana Objek Wisata Alam

Metode Wawancara
Metode Survei
dan Kuisioner

Analisis Data

 Penentuan Jalur Interpretasi


 Perencanaan Jalur Interpretasi
 Sistem Informasi Geografis
(SIG)

Desain Jalur Interpretasi

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

5
Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan langsung dilapangan serta
wawancara terstruktur kepada masyarakat dan pengelola untuk mengetahui
kondisi umum, objek daya tarik wisata alam, aksebilitas, sarana dan prasarana
selain itu juga adat istiadat dan kebudayaan masyarakat sekitar Danau Pauh yang
dapat menjadi daya tarik ekowisata pada kawasan Danau Pauh. Wawancara juga
dilakukan kepada pemerintah desa, pengelola kawasan, tokoh masyarakat serta
instansi yang terkait untuk merancang desain jalur interpretasi wisata alam.
Desain jalur interpretasi wisata alam dapat dirancang menggunakan Sistem
Informasi Geografis. Penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan mempermudah
pengunjung mengetahui potensi wisata serta mempermudah pengunjung dalam
mengunjungi objek wisata Danau Pauh dengan adanya peta interpretasi jalur
wisata alam.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Alam


Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2010 mendefinisikan wisata alam
sebagai kegiatan perjalanan wisata yang diadakan agar wisatawan dapat
menikmati keindahan alam beserta keunikan yang disuguhkan di suatu tempat
wisata, yang penyelenggaraannya bersifat sukarela dan sementara. Sedangkan
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2010 menerangkan bahwa wisata lingkungan
merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata lingkungan, termasuk
pengoperasian suatu objek dan daya tarik wisata, serta semua perusahaan yang
ada hubungannya dengan wisata alam itu sendiri.

2.2 Defenisi Interpretasi

2.2.1 Interpretasi
Kegiatan pendidikan yang berfokus pada pengungkapan makna dan
hubungan dengan menggunakan objek asli, dengan pengalaman sendiri, dengan
ilustrasi atau media visual, bukan saja mengungkapkan informasi berupa fakta
merupakan definisi dari interpretasi (Tilden, 1957) dalam Heriyanyatyas (2009).
Veverka (1998) menyatakan definisi interpretasi sebagai proses dalam
berkomunikasi yang direncanakan sedemikian rupa untuk menerangkan hubungan
dan makna yang memuat warisan budaya alam kepada para wisatawan.
Menurut jenis kegiatan interpretasi, dibagi menjadi dua jenis antara lain:
 Interpretasi tidak langsung (nonpersonal): sebagian besar dalam bentuk
pusat informasi, film, tayangan slide terpadu, leaflet, buku penjelasan,
papan panduan dan papan informasi.
 Interpretasi langsung (personal): kegiatan interpretasi yang dilakukan
langsung oleh interpreter yang berinteraksi langsung dengan pengunjung.
Keuntungan dari interpretasi menurut Wearing dan neil (2000) adalah
sebagai berikut:
1. Adanya interpretasi dapat memberikan manfaat bagi kegiatan promosi
karena dapat membangun komunikasi karyawan dengan masyarakat
umum, sehingga interpretasi berperan dalam mencapai pengelolaan secara
efektif.

7
2. Manfaat interpretasi adalah kegiatan rekreasi dapat memberikan bantuan
kepada pengunjung melalui rekreasi yang dijalaninya guna memperoleh
pengalaman seputar sumber daya alam yang tersedia, mempengaruhi
perilakunya agar menjadi lebih baik, dan memberikan bantuan langsung
dalam mengolah hiburan.
3. Keunggulan interpretasi yang termuat pada bidang pendidikan adalah
mampu menambah pengalaman pengunjung dalam memahami dan
memperoleh pengetahuan tentang lingkungan secara langsung.
4. Interpretasi bermanfaat dalam mengelola kawasan. Hal ini dikarenakan
interpretasi dapat mengarahkan serta mengatur jalannya kegiatan,
mengatur akibat yang ditimbulkan adanya kunjungan, dan memperluas
perlindungan daerah tujuan wisata.
Dasar interpretasi merupakan dasar yang digunakan dalam memberikan
penyampaian berupa pesan kepada pengunjung guna mendorong mereka dalam
mengenal, memahami, dan berkontribusi atas sesuatu yang mampu menghadirkan
dampak positif (Ham & Weiler 2003). Interpretasi juga diartikan sebagai kegiatan
pendidikan yang memiliki tujuan untuk menyampaikan makna budaya dan
sumber daya alam. Kesimpulan interpretasi hutan dalam kegiatan ekowisata
adalah teknik dan seni menjelaskan keadaan, kondisi, sejarah dan proses alam
kepada pengunjung yang pergi ke lingkungan ekowisata, taman, hutan dan tempat
hiburan, sehingga makna, inovasi dan ide memberikan dan perasaan untuk
mengetahui, menyadari, mendidik dan jika mungkin meyakinkan pengunjung
untuk berpartisipasi dalam konservasi dan promosi dan mengajak semua orang
untuk kelestarian lingkungan ataupun mempelajarinya lebih lanjut Winarno
(2017).

2.2.2 Jalur Interpretasi


Jalur interpretasi adalah jalur khusus yang terdapat obyek-obyek menarik,
yang digunkan untuk memasuki kawasan agar mengetahui kondisi kawasan. Jalur
interpretasi juga merupakan rute yang dibuat untuk membawa pengunjung dari
kawasan objek interpretasi (geologi, biologi, sejarah dan budaya) dan sampai
akhir dijelaskan oleh pemandu atau dengan tanda-tanda interpretasi (Muntasib &
Rachmawati 2003). Adapun kriteria jalur interpretasi yang baik adalah:

8
1. Perjalanan tidak menghabiskan waktu banyak, yakni hanya sekitar 20
menit sampai 1 jam untuk berjalan kaki dan istirahat.
2. Perjalanan dilakukan dengan membentuk lingkaran guna mencegah
terjadinya pengulangan dalam menikmati pemandangan.
3. Terdapat tanda-tanda yang dapat mempermudah pengunjung dalam
mengikuti perjalanan.
4. Terlihat bersih dan bebas dari sampah, khususnya sampah yang
ditinggalkan oleh pengunjung sebelumnya.
5. Dibangun dengan drainase yang baik dan tetap memperhatikan upaya
dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari adanya erosi.
6. Menampilkan lingkungan yang terawat, tidak terdapat pohon tumbang,
vandalisme, dan kerusakan iklim.
7. Terdapat proses perancangan dan pengelolaan dengan
meminimalisir dampak lingkungan, seperti halnya mengubah serasah
menjadi humus.

Karakteristik jalur yang baik menurut Berkmuller (1981) dalam Rafika


(2011) adalah sebagai berikut:
1. Agar memperoleh jejak yang baik, maka perlu mengutamakan
pemandangan yang berdaya tarik tinggi seperti gua, air terjun, sungai,
habitat hrean, pemukiman kuno, deretan pohon, dan sebagainya.
2. Jalur yang baik berarti memperhatikan kenyamanan pengunjung ketika
kegiatan berlangsung seperti bebas dari jalan yang licin, becek, curam, dan
banjir.
3. Jalur yang berarti jalur yang memberikan rasa aman kepada pengunjung
dengan perlindungan, memberikan perhatian khusus, tidak membiarkan
pengunjung melintasi jalan yang berpola lurus dan jauh.
4. Jalur yang baik berarti menyediakan akses jalur yang menyenangkan bagi
pengunjung, menyediakan tempat sampah, petunjuk, dan rambu yang
mudah dipahami oleh pengunjung.
5. Jalur yang baik berarti mampu melindungi pengunjung dari area yang
rawan kecelakaan dan berbahaya, seperti pepohonan yang memiliki
potensi untuk tumbang dan area yang dihuni oleh hewan liar.

9
2.3 Sistem Informasi Gegrafi ( SIG)
Sistem informasi geografis (SIG) merupakan sistem yang diulas dalam
ilmu komputer, yang dikenal sebagai pengintegrasian SIG dan penyedia sistem
informasi lainnya. Terdapat tiga unsur utama dari SIG, yaitu sistem, informasi dan
geografis (Nawarsu & Eri (2007).
SIG (Geographic Information System) merupakan sistem yang melakukan
pengelolaan, penyimpanan, pengolahan, menganalisis, dan menyediakan tampilan
data yang memiliki kaitan dengan permukaan bumi (Darmawan 2006). Manfaat
digunakannya sistem informasi geografis menurut Darmawan (2006) adalah:
1. Memberi kemudahan saat menyaksikan peristiwa di bumi dengan sudut
pandang yang lebih baik.
2. SIG mampu melakukan penyimpanan dan pengelolaan, memberikan
tampilan data spasial digital, dan mengintegrasikan data-data yang tersedia
seperti citra satelit, peta, data statistik, dan foto udara.
3. SIG mampu melakukan pengolahan data dari segi tampilannya secara
tepat, cepat, dan akurat.
4. SIG mampu menyesuaikan dinamika data, memperbaharui data agar
menjadi lebih mudah.

Menurut Budiman (2010) Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan


sistem informasi berbasis komputer, yang dirancang untuk bekerja dengan data
yang memiliki informasi spasial (berreferensi spasial). Sistem ini menangkap,
memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan
data yang secara spasial mengacu pada kondisi bumi. Teknologi GIS
mengintegrasikan operasi database umum seperti query dan analisis statistik,
visualisasi dan kemampuan analisis membedakan yang dimiliki SIG secara
dengan unik sistem oleh pemetaan. informasi lainnya Kemampuan yang
membuatnya inilah yang berguna untuk menjelaskan berbagai peristiwa,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.

10
2.4 Penelitian Terdahulu

No. Nama Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian


1 Akmal, R. R., et Pemetaan Jalur Wawancara dan SIG Hasil penelitian ini
al. (2021) Interpretasi Ekowisata dituangkan dalam
Di Desa Pahmungan, pemetaan rute
Kabupaten Pesisir interpretasi wisata,
Barat. dimana peta tersebut
mengarah pada rute
ekowisata yang
mencakup beberapa
wisata di desa
Pahmungan.
Ekowisata di desa
Pahmungan belum
dikelola dengan baik,
namun ada
masyarakat yang
sudah mulai
mengembangkan
destinasi wisata
khususnya wisata air
terjun, dengan
program trail
interpreter untuk
mempromosikan
pengembangan
ekowisata dan
menjamin
kenyamanan para
tamu
2 Rahmawati, R., Perencanaan wawancara Hasil pendataan
(2021) Interpretasi menunjukkan bahwa
Pengembangan Ekowisata Berdiri
Ekowisata Mangrove Telok memiliki
Di Desa Sungai sumber daya alam
Kupah Kecamatan yang berpotensi
Sungai Kakap untuk dikembangkan
Kabupaten Kubu sebagai destinasi
Raya. wisata berupa
potensi fisik, potensi
tumbuhan dan
potensi budaya.
Potensi tersebut
terdiri dari ekosistem
mangrove, bentang
alam persawahan,
Pulau Panjang,
Sungai Kapuas,
mercusuar, 12
tumbuhan dan 10
satwa khas
mangrove, serta pola
pemukiman,
produksi gula kelapa
dan ikan asin, makan
sepulung, robo-robo
dan kulminasi.

11
Berdasarkan potensi
kawasan ekowisata
mangrove di desa
Sungai Kupah,
pengelola dapat
merencanakan 2
paket wisata. Paket
interpretatif edukasi
lingkungan dengan
kegiatan yang dapat
dilakukan
pengunjung yaitu
mempelajari
ekosistem mangrove,
mengidentifikasi
satwa yang ada di
ekosistem mangrove,
mengidentifikasi
bentang alam pesisir
melalui mercusuar
dan sunset. Kegiatan
wisata budaya
berupa saprahan,
robo-robo, makanan
sepulung dan tradisi
sosial masyarakat
Persisir.
3 Hasibuan, R.S. Perencanaan Jalur Analisis deskriptif Hasil penelitian jalur
(2019) Interpretasi Pendakian interpretatif
Kawah Ratu Taman pendakian Kawah
Nasional Gunung Ratu adalah hutan
Halimun Salak pinus dan rasamal,
tumbuhan obat,
habitat jamur,
tumbuhan berbunga,
anggrek, tumbuhan
Cangkuang, cigamea
dan amfibi, paku-
pakuan, hutan
pegunungan
(Montana), Kawah
Ratu Ciptaan Rute
interpretatif untuk
pendakian menuju
Kawah Ratu
panjangnya sekitar
3,7 km dengan waktu
tempuh normal
sekitar ± 1 jam 20
menit. Ada berbagai
program interpretasi
alternatif seperti
paket wisata satu
hari, Kawah Ratu
Katak dan Katak dan
Pertempuran Metalik
di layar lebar.
4 Prasetyo, D., et Desain Jalur Observasi dan studi Hasil penelitian
al. (2019) Interpretasi Ekowisata literatur menunjukkan bahwa
Di Lampung terdapat dua

12
Mangrove Center klasifikasi jalur yang
Desa Margasari terbagi menjadi jalur
Kabupaten Lampung panjang dan jalur
Timur pendek. Pada
perjalanan panjang
terdapat satu jalur
yaitu jalur
pendidikan pesisir
yang memakan
waktu delapan jam
berjalan kaki,
sedangkan pada jalur
pendek terdapat
enam jalur yaitu jalur
pendidikan
mangrove, ekonomi
kreatif,
pemandangan alam. -
memancing
tradisional dengan
cara ini. jalur
bersama, jalur
pengamatan burung,
dan jalur rekreasi
Pulau PGN dengan
perjalanan 1 jam
hingga 2,5 jam.
5 Nasution Perencanaan Program Wawancara dan hasil penelitian
Musawir et al. Interpretasi Observasi memiliki
(2015) Lingkungan Di Indikasi potensi
Kawasan Wisata ekowisata yang ada
Danau Linting di kawasan Danau
Kabupaten Deli Lunting adalah
Serdang keindahan alam,
keanekaragaman
hayati flora dan
fauna. Itu
pengelolaan kawasan
telah dilaksanakan
oleh kepala desa dan
dibantu oleh
masyarakat sekitar
yang tinggal di
sekitar kawasan.

13
III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilakukan selama dua bulan di Danau Pauh tepatnya Desa
Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Danau Pauh

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang dipergunakan dalam proses penelitian adalah kuisioner dan
panduan wawancara. Alat-alat yang digunakan dalam proses penelitian adalah alat
tulis menulis, recorder, GPS (Global Positioning System), kamera, dan buku
panduan lapang pengenalan jenis flora dan fauna.

3.3. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung
di lapangan, adapun data yang diambil secara langsung di lapangan seperti potensi
sumberdaya alam, sejarah dan seni budaya, posisi koordinat objek, kondisi jalur
interpretasi, sarana dan prasarana wisata, pengunjung, dan pengelola. Data
sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber yang
relevan sepesrti instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini yaitu

14
Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat dan Dinas Pariwisata Kabupaten
Merangin).

3.4 Metode Pengambilan Data Penelitian

3.4.1 Wawancara

3.4.1.1 Wawancara Terhadap Pengunjung


Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk menguji ulang dan melengkapi
informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara kepada
pengunjung untuk memperoleh karakteristik pengunjung, tujuan umum datang ke
kawasan ekowisata. Untuk memenuhi kriteria yang diharapkan, maka ditentukan
batasan responden yaitu:
a. Responden berusia minimal 15 tahun, usia tersebut sudah bisa dikatakan
merupakan usia yang sudah produktif, mampu diajak wawancara serta
sudah mampu menilai baik buruknya sesuatu dari kawasan
b. Responden harus sedang berada di kawasan ekowisata Danau Pauh.
Berdasarkan dari jumlah pengunjung rata-rata perbulan objek ekowisata -
Danau Pauh adalah 200 orang/perbulan, sehingga jumlah sampel (n) yang diambil
adalah sebanyak 67 orang pengunjung dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin, 1993 dalam Lidiarti (2019).
n=N
1 + Ne2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Taraf kesalahan (error) sebesar 0.10 (10%)

3.4.1.3 Wawancara terhadap pengelola


Wawancara juga dilakukan terhadap pengelola (pengelola dilapangan,
Dinas Pariwisata Merangin dan TNKS) untuk mendapatkan informasi mengenai
SDM yang ada saat ini, kualitas SDM, kendala yang dihadapi pengelola, keadaan
umum Danau Pauh (sejarah kawasan, kondisi fisik, situs sejarah, situs
kebudayaan, fenomena alam yang menarik, sosial budaya masyarakat), bentuk
pelayanan/pemanduan wisata yang telah ada serta data jumlah pengunjung 5 tahun
terakhir. Wawancara kepada pengelola akan dilakukan dengan metode teknik

15
pengambilan sampel purposive sampling, yaitu pengambilan responden yang di
temui dilokasi secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki.

3.4.1.2 Wawancara terhadap masyarakat sekitar


Wawancara kepada masyarakat akan dilakukan dengan metode teknik
pengambilan sampel purposive sampling, yaitu pengambilan responden yang di
temui dilokasi secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki, yaitu
sesuai dengan kriteria dalam penelitian. Kegiatan wawancara dengan masyarakat
dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan menggunakan panduan
kuisioner, adapun yang menjadi responden adalah dari masyarakat sekitar Danau
Pauh yang terletak di Desa Pulau Tengah tepatnya di Dusun Pauh dan dipilih
kriteria berdasarkan pengetahuannya mengenai objek wisata, sejarah, adat istiadat
dan kebudayaan, kesenian tradisional, hingga kehidupan masyarakat setempat
sekitar kawasan wisata, terutama tokoh-tokoh yang dituakan oleh masyarakat
(Tokoh Adat, Kepala Desa).

3.4.2 Observasi
Tujuan dari kegiatan observasi adalah agar menggabungkan data yang
diperoleh dalam studi kepustakaan dan hasil informasi dari wawancara dengan
fakta di lapangan. Data yang diambil adalah sebagai berikut:
3.4.2.1 Pengamatan flora
Pengamatan flora dilakukan di sepanjang jalur yang telah didesain pada
peta kawasan dan pada jalur yang menemukan tanaman yang menarik dan berbeda
dengan objek yang berpotensi ditafsirkan menurut informasi dalam literatur dan
wawancara. Kegiatan pengamatan flora merupakan kegiatan verifikasi yang
bertujuan untuk memperoleh kebenaran data dari informasi yang diperoleh
dengan fakta di lapangan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memasukkan jenis
dan deskripsi ciri morfologi flora pada jalur pengamatan, jika dalam proses
verifikasi ditemukan adanya jenis flora yang menarik untuk interpretasi objek,
kemudian ditandai dengan koordinat GPS. Data pendukung dapat berupa foto
flora yang menarik yang dapat digunakan sebagai objek interpretasi.
3.4.2.2 Pengamatan fauna
Hasil studi pustaka dan wawancara telah didapatkan, dilakukan verifikasi
dilapangan untuk mengetahui potensi fauna yang ada di kawasan wisata alam

16
Danau Pauh. Verifikasi dilakukan pada jalur-jalur yang diduga sebagai habitat dan
tempat satwa serta pada jalur-jalur yang telah didesain dalam peta kawasan. Jenis
fauna yang diamati yaitu mamalia, amfibi, reptil, dan aves, pengamatan ini akan
dilakukan pada pagi (06:00-11:00 WIB) dan malam hari (19:00-00:00 WIB). Data
yang diperoleh dalam kegiatan ini adalah jenis satwa, lokasi pertemuan satwa
pada jalur pengamatan, dan waktu perjumpaan satwa dengan memperhatikan jejak
yang ditinggalkan satwa tersebut. Proses verifikasi telah ditemukan sudah jelas
ditemukan dan memang ada fauna yang bisa menjadi objek interpretasi, sehingga
posisi temu ditandai dengan titik koordinat GPS (Global Positioning System).
Data pendukung dapat berupa foto-foto fauna menarik yang dapat dijadikan objek
interpretatif.

3.4.2.3 Kebudayaan
Observasi budaya bertujuan untuk mengetahui sosial budaya masyarakat
setempat, adat istiadat, peristiwa adat, bahasa daerah, monumen budaya, barang
seni dan kerajinan, rumah adat dan cerita rakyat. Budaya yang ada akan
didokumentasikan.

3.4.2.4 Pengamatan Jalur


Pengamatan juga dilakukan di sepanjang jalur yang telah ditentukan,
adapun kegiatan yang diamati ialah tingkat kesulitan pada setiap kelas kelerengan.
Selain itu untuk mengamati kondisi fisik jalur secara deskriptif, yaitu apakah jalur
tersebut berbatu, licin, beraspal dan lain sebagainya. Kelas kelerengan terdapat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Kelas Kelerengan
No. Kelas Lereng Lereng
1. I 0%-8% (datar)
2. II 8%-15% (landai)
3. III 15%-25% (agak curam)
4. IV 25%-45% (curam)
5. V 45% atau lebih (sangat curam)

3.4.2.5 Fenomena alam yang menarik


Pengamatan dilakukan pada sepanjang jalur yang telah didesain pada peta
kawasan dan telah diduga terdapat fenomena alam yang menarik, setelah itu
menandai posisi lokasi terdapatnya fenomena alam yang menarik dengan titik

17
koordinat GPS. Data pendukung yang dapat dipergunakan adalah mengambil
foto-foto fenomena alam yang menarik.

3.5 Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah tahap verifikasi di lapangan selesai
dilakukan. Kegiatan analisis adalah mendeskripsikan semua data sumberdaya
alam yaitu fisik dan biologi, sosial budaya masyarakat, keinginan pengunjung dan
pengembangan pengelola. Langkah selanjutnya memilih beberapa objek yang
berpotensi (hasil penitikan potensi sepanjang jalur menggunakan GPS) untuk
dijadikan objek interpretasi yang dikemas dalam bentuk peta perencanaan.

3.5.1 Penentuan Jalur Interpretasi


Tahap penentuan jalur berdasarkan alternatif objek yang berpotensi untuk
diinterpretasikan, ketika objek dikemas ke dalam peta perencanaan dalam bentuk
objek interpretasi, tahap penentuan jalur juga memilih jalur interpretasi untuk
setiap kelompok umur berdasarkan minat pengunjung terhadap objek,
kemampuan tiap kelompok umur dalam tingkat kemiringan dan kesulitan lintasan
berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan. Tahap penentuan jalur juga memilih
sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengunjung, sedangkan keluarannya ialah
berupa peta perencanaan sarana dan parsarana interpretasi. Pemilihan sarana dan
prasarana yang interpretasi tidak hanya didasarkan pada keinginan pengunjung,
tetapi juga pada pengembangan dan kemampuan pengelolaan Kawasan Wisata
Alam Danau Pauh.

3.5.2 Perencanaan Jalur Interpretasi


Perencanaan jalur interpretasi di kawasan Danau Pauh akan disusun sesuai
dengan potensi sumber daya alam, keinginan pengunjung, serta pengembangan
dan kemampuan pengelola kawasan ekowisata Danau Pauh. Perencanaan jalur
tersebut berupa jalur yang mengarahkan pengunjung ke obyek yang menarik
sesuai dengan potensi yang ada pada jalur yang didapat dari tracking
menggunakan GPS.

3.5.3 Pembuatan Peta Interpretasi


Pembuatan peta interpretasi terdapat beberapa tahapan mulai dari
pembuatan peta dasar kawasan sampai pada menumpang tindihkan objek yang
berpotensi sebagai objek interpretasi. Tahap awal dalam pembuatan peta adalah

18
mengumpulkan data yang berupa peta rupa bumi kawasan Desa Pulau Tengah.
Setelah peta kawasan didapat maka difokuskan pada kawasan yang akan menjadi
objek penelitian yaitu kawasan ekowisata Danau Pauh. Proses pembuatan peta
terseebut menggunakan seperangkat komputer dengan software Arc GIS 10.5
yang menghasilkan keluaran berupa digital.

19
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, R. R., Winarno, G. D., & Santoso, T. 2021. Pemetaan Jalur Interpretasi
Ekowisata Di Desa Pahmungan, Kabupaten Pesisir Barat. Jurnal Hutan
Tropis, 9(1), 173-180.
Angraini, N. 2020. Strategi Pengembangan Untuk Ekowisata Danau Pauh di
Taman Nasional Kerinci Seblat. Skripsi. Universitas Jambi
Budiman, A. 2010. Analisis manfaat ruang terbuka hijau untuk peningkatan
kualitas ekosistem kota Bogor dengan menggunakan metode GIS.
Fandeli, C. 2000. Pengertian dan konsep dasar ekowisata. Yogyakarta, Fakultas
Kehutanan UGM.
Fennel, D.A.1999. Ecotourism : An Introduction.. Routlege, London and New
York
Ham,S.H. & Weiler,B. 2003. Toward a theory of quality in cruise-based
interpretive guiding, 7(2):29-49. Journal of Interpretation Research,
Hasibuan, R. S. 2019. Perencanaan jalur interpretasi pendakian Kawah Ratu
Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Nusa Sylva, 17(1), 29-39.
Heriyaningtyas Evi. 2009. Perencanaan Interpretasi Kawasan Wisata Alam
Lereng Pegunungan Muria kabupaten Kudus Jawa Tengah. [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Indonesia, P. R. 1998. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Karyadi Hadinata et al. 2018. Taman Nasional Kerinci Seblat. Jambi: Balai Besar
Taman Nasional Kerinci Seblat.
MBRS. 2005. Environmental Interpretation Manual for Protected Areas in the
Mesoamerican Barrier Reef System Region.
Mulyadi, E., & Fitriani, N. 2010. Konservasi hutan mangrove sebagai
ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2(1), 11-18.
Nasution, M., Patana, P., & Afifuddin, Y. 2015. Perencanaan Program Interpretasi
Lingkungan Di Kawasan Wisata Danau Linting Kabupaten Deli
Serdang. Peronema Forestry Science Journal, 4(1), 111-115.
Narwastu, A. & E. Prasetyo. 2007. Perancangan Sistem Informasi Geografis
Daerah Banjir Di DKI Jakarta dengan Menggunakan Arc View. Proseeding
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil); Jakarta, 21-22
Agustus 2007. Jakarta: Universitas Gunadarma. hlm 1-10.
Prasetyo, D., Dewi, B. S., & Darmawan, A. 2019. Desain Jalur Interpretasi
Ekowisata Di Lampung Mangrove Center Desa Margasari Kabupaten
Lampung Timur (Design Of Ecotourism Interpretation Path Of Mangrove
Forest In Lampung Mangrove Center Margasari Village Of East Lampung
Regency). Sylva Lestari, 7(1), 1-10.

20
Rachmawati., E. 2015. Teknik Interpretasi. Retrieved April 13, 2015, from
http://www.scribd.com/doc/4072916/Teknik-Interpretasi.
Rafika. 2011. Perencanaan Jalur Interpretasi Alam Di Pulau Kapota, Taman
Nasional Wakatobi. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institusi Pertanian Bogor.
Bogor
Rahmawati, R., Kartikawati, S. M., & Latifah, S. Perencanaan Interpretasi
Pengembangan Ekowisata Mangrove Di Desa Sungai Kupah Kecamatan
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari, 9(3), 440-456.
Veverka, J.A. 1998. Interpretative Master Planning. Published and distributed by
Acorn Naturalists. Tustin, California.
Wearing, Neil. 2000. Ecotourism: Impact, Potentials and Possibilities. Oxford
(GB): Butterworth-Heinemann
Winarno, Gunardi Djoko and Santoso, Trio and Hilmanto, Rudi (2017)
Interpretasi ekowisata. Pusaka Media, Bandar Lampung.

21
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung

Judul Penelitian : Perencanaan Jalur Interpretasi Ekowisata Danau Pauh di


Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat

Peneliti : Siti Hajar/L1A118087

Jurusan : Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Identitas Pribadi Responden

No. Responden :

Tanggal :

Nama :

Jenis Kelamin :

Asal/Tempat Tinggal :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Umur :

Petunjuk: silangkan (x) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda,
boleh lebih dari satu jawaban
1. menurut anda,sarana dan prasarana seperti apa yang anda harapka di kawasan
wisata alam Danau Pauh?
a. Papan arah, dimana letaknya ..............................................................
b. Papan nama, dimana letaknya .............................................................
c. Papan cerita objek, dimana letaknya ..................................................
d. Shelter, dimana letaknya ....................................................................
e. Pal jarak, dimana letaknya .................................................................
f. Peta objek kawasan, dimana letaknyag. Pusat informasi, dimana letaknya
h. Pemandu wisata .................................................................................
i. Buku panduan .....................................................................................

22
j. Lain-lain, sebutkan dan dimana letaknya .............................................
2. Apakah anda tertarik dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di kawasan wisata
alam Danau Pauh?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda tertarik, apa yang ingin anda ketahui dari tumbuh-tumbuhan
yang terdapat di kawasan wisata alam Danau Pauh?
a. Nama lokal dan nama latin
b. Ciri khas
c. Tempat hidup
d. Manfaat
e. Lain-lain, sebutkan ................................................................
4. Apakah anda tertarik dengan satwa, yang terdapat di kawasan wisata
alam Danau Pauh?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda tertarik dengan satwa, apa yang ingin anda ketahui lebih
banyak lagi?
a. Nama lokal dan nama latin
b. Ciri khas
c. Habitat
d. Perilaku
e. Waktu, tempat bertemu dan cara melihat
f. Lain-lain, sebutkan ....................................................................
6. Apa tujuan anda berkunjung ke kawasan wisata alam Danau Pauh?
a. Kemping/berkemah
b. Menikmati keindahan alam
c. Menikmati tumbuhan atau satwa
d. Menikmati danau
e. Lain-lain, sebutkan................................................................................
7. Apakah kondisi jalur di ekowisata alam Danau Pauh ini sudah cukup
nyaman untuk di lewati?
a. Iya

23
b. Tidak
8. Apakah anda tertarik menggunakan jasa pemanduan pada saat berkunjung
ke kawasan wisata alam Danau Pauh?
a. Iya
b. Tidak
9. Bentuk program seperti apa yang anda inginkan pada jalur wisata alam
Danau Pauh?
a. wisata alam yang menggunakan pemandu wisata alam di sepanjang jalur
b. pemandu yang ada ditempat objek saja
c. papan informasi
d. lainnya, sebutkan ................................................................................
10. Anda berkunjung di kawasan wisata Danau Pauh dengan siapa?
a. Keluarga
b. Kelompok/organisasi
c. Sendiri
d. Teman

Lampiran 2. Panduan wawancara kepada pihak yang terkait


A. Pihak Pengelola Kawasan Wisata Alam Danau Pauh
1. Objek daya tarik yang berpotensu dikembangkan sebagai objek interpretasi
dikawasan wisata alam Danau Pauh (Flora, fauna, situs sejarah, situs
kebudayaan dan fenomena alam yang menarik) dan posisinya.
2. Mitos, legenda, cerita rakyat yang ada dikawasa wisata alam Danau pauh
3. Bagaimana pengelolaan kawasan wisata alam Danau Pauh yang telah/sedang/
akan dilakukan?
4. Sistem pengelolaan ticketing.

5. Data pengunjung (minimal 5 tahun terakhir).

6. Apakah ada rencana interpretasi wisata alam Danau Pauh yang telah
ditetapkan?

7. Apa saja kebijakan pengelolaan wisata alam Danau Pauh?

8. Sejarah kawasan wisata alam Danau Pauh dari mulai didirikan.

9. Pemantapan dan keamanan kawasan wisata alam Danau Pauh.

24
B. Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata Alam Danau Pauh

1. Karakteristik masyarakat secara keseluruhan yang mencakup mata pencaharian,


jenis kelamin, pendidikan dan umur.

2. Objek daya tarik yang berpotensi dikembangkan di kawasan wisata alam Danau
Pauh (Flora, Fauna, situs sejarah, situs kebudayaan dan Fenomena alam yang
menarik) dan posisinya.
3. Mitos, legenda dan cerita rakyat yang ada di kawasan wisata alam Danau
Pauh.
4. Partisipasi masyarakat didalam kawasan wisata alam Danau Pauh.
5. Sejarah dan status kawasan Danau Pauh dan masing-masing objek daya
tarik wisata alam yang ada di Danau Pauh.

25

Anda mungkin juga menyukai