Anda di halaman 1dari 25

`

LAPORAN MAGANG
LAPORAN MAGANG
WAHANA LINGKUNGAN HIDUP (WALHI)
SUMATERA BARAT

DAMPAK TAMBAK UDANG DISEPANJANG


PANTAI PADANG PARIAMAN TERHADAP
LINGKUNGAN SEKITAR

Oleh:
RIDO HIDAYAT
DAMPAK TAMBAK UDANG DISEPANJANG
PANTAI PADANG PARIAMAN TERHADAP

2110232039
LINGKUNGAN SEKITAR

RIDO HIDAYAT
2110232039

DEPARTEMEN
ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023

v
LAPORAN MAGANG
WAHANA LINGKUNGAN HIDUP (WALHI)
SUMATERA BARAT

DAMPAK TAMBAK UDANG DISEPANJANG


PANTAI PADANG PARIAMAN TERHADAP
LINGKUNGAN SEKITAR

Oleh:
RIDO HIDAYAT
2110232039

DosenPembimbing:
Ir. Oktanis Emalinda, MP
NIP. 196810071993032003

DEPARTEMEN
ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dengan baik.
Shalawat beriring salam disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW
sebagai suri tauladan dalam kehidupan. Adapun judul dari laporan Kuliah Kerja
Lapangan ini adalah “Dampak Tambak Udang Disepanjang Pantai Padang
Pariaman Terhadap Lingkungan Sekitar’’
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan hingga dalam penyelesaian
laporan Magang ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Winda Dalmi Susanti, S.P selaku selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti kegiatan magang.
2. Direktur Walhi Subar beserta staffnya yang telah membantu selama
magang serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
magang ini.
3. Ibu Ir. Oktanis Emalinda, MP selaku dosen pendamping magang yang
telah membimbing penulis selama kegiatan magang ini berlangsung.
4. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini dan rekan-rekan seperjuangan yang telah
membersamai penulis selama melakukan kegiatan magang.
Dalam Penulisan Laporan ini penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini. Akhir kata
penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang
membaca. Sekian dan Terima Kasih

Padang, 06 Desember 2023

RH

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Magang ............................................................................................... 5
1.3 Manfaat Magang ............................................................................................. 5
BAB II. METODE PELAKSANAAN MAGANG
2.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 7
2.3 Prosedur Perkerjaan ........................................................................................ 7
BAB III. PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN
3.1. Deskripsi Instansi/Perusahaan ................................................................... 8
3.2 Struktur Organisasi ..................................................................................11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kegiatan Pekerjaan Magang .........................................................12
4.2 Analisis dan Pembahasan Data .....................................................................15
4.3 Rencana dan Realisasi Kegiatan Magang .....................................................16
4.4 Perubahan Pola Pikir dalam Kegiatan Magang ............................................16
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................17
B. Saran .............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19
LAMPIRAN ..........................................................................................................20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Jumlah tambak udang .............................................................................................. 15
2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Magang............................................................................ 16

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Logbook Magang ...............................................................................................20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Struktur Lembaga Walhi Sumbar ....................................................................................... 11
2. Pengenalan Lingkungan Magang ........................................................................................ 12
3. Mengikuti Sosialisasi ke Solok Selatan .............................................................................. 12
4. Melakukan Kunjungan ke KOMNAS HAM ....................................................................... 13
5. Mendokumentasikan Aksi Demonstran Warga Air Bangis ................................................ 14
6. Mengikuti Hearing di kantor DPRD Sumbar ...................................................................... 14

1
BAB I. PENDAHULUAN

6.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut mahasiswa harus
meningkakan soft skill dan hard skill untuk menghadapi dunia kerja kedepannya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut Fakultas Pertanian menganjurkan mahasiswa
Angkatan 2015 untuk melaksanakan Magang di berbagai instansi/perusahaan
yang bergerak di sektor hulu-hilir dan di sektor penunjang pertanian.
Tambak udang merupakan salah satu sektor penting dalam industri
akuakultur yang telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun
terakhir. Fenomena ini tidak terlepas dari meningkatnya permintaan global akan
udang sebagai sumber protein hewani. Keunggulan tambak udang terletak pada
efisiensi produksinya dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
terus berkembang.
Dalam beberapa dekade terakhir, budidaya tambak udang telah menjadi
pilihan utama bagi para petani dan pengusaha akuakultur di berbagai negara.
Pertumbuhan industri ini tidak hanya membawa dampak ekonomi positif tetapi
juga menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk pengelolaan lingkungan,
penyakit udang, dan keberlanjutan produksi.
Faktor-faktor ekonomi dan sosial turut memengaruhi dinamika tambak
udang, mulai dari kontribusinya terhadap penghidupan masyarakat lokal hingga
peran pentingnya dalam perdagangan internasional. Dalam konteks ini,
pemahaman yang mendalam tentang praktik budidaya yang berkelanjutan,
teknologi terkini, dan tantangan yang dihadapi oleh para petani tambak
udang.sangat penting untuk mengoptimalkan produksi dan meningkatkan
kesejahteraan sektor ini.
Selain itu, peran tambak udang dalam memenuhi kebutuhan pangan
global juga menuntut adanya perhatian terhadap aspek keamanan pangan, standar
kualitas, dan prinsip-prinsip keberlanjutan. Oleh karena itu, laporan ini akan
memberikan gambaran menyeluruh tentang praktik budidaya tambak udang, peran
ekonomi dan sosialnya, serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi
tantangan yang dihadapi oleh industri ini.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang tambak udang, diharapkan
laporan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan dan
perbaikan keberlanjutan sektor akuakultur, serta memberikan panduan bagi
kebijakan yang mendukung pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan.
Udang merupakan salah satu komoditas primadona di sub sektor perikanan
yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Udang merupakan salah satu
makanan yang mengandung gizi tinggi dan unsur yodium yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan fisik dan mental dan udang juga mengandung protein dalam
jumlah besar, kandungan gizi udang seperti Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Kalsium, Fosfor, Zat besi, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C dan Air. Sehingga
2
makanan yang olahan dari udang bermanfaat dan sehat bagi tubuh manusia.
Usaha budidaya tambak udang menjadi primadona di Indonesia dalam dua
dekade terakhir. Permintaan udang di pasar domestik dan global mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Jenis udang yang populer dibudidayakan di
indonesia adalah udang vaname (Litopenaeus vannamei) (Ditjen, 2019). Udang
merupakan salah satu komoditas perikanan andalan Indonesia yang potensial
untuk diekspor. Pengembangan perikanan budidaya berbasis ekspor menjadi salah
satu program terobosan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan dimana udang
menjadi salah satu komoditas unggulannya. Indonesia menjadi salah satu dari 5
(lima) negara penghasil udang terbesar di dunia (Kementrian Kelautan dan
Perikanan, 2022).
Berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan, pada tahun 2021
produksi udang di Indonesia mencapai 1,21 juta ton dengan nilai Rp. 79,21
triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 9,20% dibandingkan pada tahun
sebelumnya. Tren produksi udang di Indonesia cenderung meningkat sejak tahun
2011 hingga 2021 dengan produksi terbesar pada tahun 2017 yaitu sebesar 1,37
ton, (DataIndonesia.Id, 2022). Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia menargetkan produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton per tahun
pada tahun 2024 (Kementrian Kelautan dan Perikanan , 2022).
Di Indonesia budidaya udang tersebar hampir di seluruh wilayah termasuk
Provinsi Sumatera Barat. Di provinsi Sumatera Barat lokasi budidaya tambak
udang tersebar di Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Agam, Kota Padang dan Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan data
dari Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2022), produksi
udang vaname di Sumatera Barat pada tahun 2020 mencapai 1.961,59 ton.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang di dorong oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan untuk pengembangan budidaya udang. Sumatera Barat
memiliki potensi tambak perikanan air
payau seluas 7.700 hektar . Pada tahun 2021 dari potensi tersebut
barudimanfaatkan seluas 150 hektar untuk budidaya tambak udang vaname
(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2021).
Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu penghasil udang
vaname terbesar di Sumatera Barat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Hamdi dan Haryadi (2022), kegiatan tambak udang di sepanjang pesisir
Kabupaten Padang Pariaman terdapat di 6 kecamatan dan 15 nagari dengan
jumlah sebanyak 93 unit tambak. Lokasi tambak di Kabupaten Padang Pariaman
berdasarkan rencana pola ruang RTRW paling banyak berada pada kawasan
perkebunan yaitu sebanyak 47%,sempadan pantai 38%, Sempadan Sungai 6%,
kawasan pemukiman perkotaan 3%, kawasan pemukiman pedesaan dan tanaman
pangan masing-masing 2% serta pada kawasan ekosistem mangrove sebanyak 1
%.
Perkembangan pesat tambak udang di Kabupaten Padang Pariaman mulai
terjadi pada tahun 2018 khususnya di Kecamatan Batang Anai. Sampai pada

3
tahun2022 di Kecamatan Batang Anai sudah terdapat tambak udang sebanyak 57
unit, dimana semua lokasi tambak tersebut berada di Kenagarian Katapiang. Dari
57 unittambak yang berada di Nagari Katapiang tersebut 34 diantaranya berada
pada sempadan pantai, 22 pada kawasan perkebunan dan 2 nya lagi pada
sempadan sungai (Hamdi dan Haryadi, 2022).
Teknologi tambak yang banyak dipakai saat ini meliputi semi intensif,
intensif dan bahkan ada yang super internsif dengan hasil panen mencapai
puluhanton udang vaname per hektar. Di Indonesia, pada umumnya menerapkan
teknologi intensif. Budidaya teknologi intensif Udang Vaname (Litopenaeus
Vannamei) dicirikan dengan padat penebaran benih tinggi, menggunakan pakan
tambahan (pelet) sebagai pakan utama (Harianja et al., 2018). Sisa pakan
merupakan faktor kunci yang mempengaruhi penurunan kualitas air tambak,
sementara udang yang mati di tambak memiliki pengaruh yang lebih kecil
dibandingkan sisa pakanmaupun feses terhadap penurunan kualitas air (Syah et
al., 2014).
Budidaya udang vaname yang dikelola secara intensif dapat meningkatkan
produksi udang vaname akan tetapi mempunyai permasalahan yang cukup serius
terkait kemungkinan terjadinya degradasi kualitas air (Gunarto et al., 2012).
Pesatnya pertumbuhan dan perluasan tambak udang juga mengakibatkan
degradasidan pencemaran lahan budidaya dan lingkungan sekitarnya. Biasanya,
lebih dari 70% input
nutrisi berakhir di sedimen, sementara hasil hanya mewakili sebagian kecil dari
produksi primer (Dien et al., 2019).
Kegiatan budidaya tambak udang yang dilakukan dengan sistem intensif
akan menghasilkan limbah budidaya yang terbuang ke lingkungan perairan, dan
secara nyata dapat mempengaruhi kualitas lingkungan perairan pesisir (Johnsen et
al., 1993 dalam Muqsith, 2014). Menurut Clark (1996), secara langsung dan tidak
langsung dampak limbah tambak terhadap perikanan yaitu menurunnya jumlah
populasi organisme, kerusakan habitat serta lingkungan perairan sebagai media
hidupnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rianto
(2022) di Sungai Carocok Anau Pesisir Selatan, dimana limbah tambak udang
intensif berpengaruh terhadap nilai TDS, DO, BOD, COD, amoniak, timbal (pb)
dan total coliform.
Melihat begitu pesatnya perkembangan tambak udang di Kecamatan
BatangAnai mengindikasikan bahwa Kecamatan Batang Anai sudah mulai jenuh
dengan tambak dan mungkin juga telah terjadi dampak terhadap lingkungan
sehingga menurunkan kualitas perairan disekitarnya. Salah satu contohnya adalah
aktifitas tambak udang intensif yang ada di Korong Gosong Nagari Katapiang.
Setidaknya di Korong Gosong Kenagarian Katapiang terdapat 531 petak tambak
udang yang dikelola secara intensif dan limbah dari aktifitas tambak tersebut
langsung dibuang ke badan Sungai Talao Bungo tanpa adanya pengolahan
terlebih dahulu. Menurut Khalil et al.,(2010), pembuangan air limbah dari tambak
udang akan mempengaruhi kondisi fisik, kimia, dan biologi lingkungan perairan
4
sekitar sebagai penerima limbah. Kualitas badan air biasanya digambarkan
dengan serangkaian variabel fisik, kimia, dan biologi yang saling terkait.
Selanjutnya Ridwan et al., (2016), menyampaikan bahwa sisa pakan, kotoran dari
budidaya organisme dan plankton yang mati serta material organik berupa
padatan tersuspensi maupun terlarut yang terangkut lewat pemasukan air
merupakan sumber bahan organik di lahan tambak sehingga hal ini akan
berdampak pada pencemaran perairan di muarasungai.
Dampak keberadaan tambak udang di Nagari Katapiang terhadap
lingkungan sudah mulai dirasakan oleh nelayan dan masyarakat sekitar. Dimana
sejak maraknya aktifitas tambak udang dalam lima tahun terakhir di Nagari
tersebut, tangkapan nelayan sudah mulai berkurang dan sering munculnya buaya
muara di sungai.
6.2 Tujuan Magang
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan mahasiswa melalui pengetahuan yang
diperoleh dengan fenomena yang ada di instansi yang relevan dengan bidang
ilmu tanah.
b. Tujuan Khusus
 Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dunia pekerjaan
 Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya
lingkungan hidup
 Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab di dunia kerja sehingga dapat
meningatkan softskill mahasiswa.
 Memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa sesuai dengan
kompetensi.
c. Tujuan Penulisan
Meningkatkan pengetahuan dalam usaha tambak udang dan manfaat bagi
masyarakat sekitar sekaligus dapat menjadi peliuang usaha baru.

1.3. Manfaat Magang


1. Meningkatkan soft skill dan hard skill mahasiswa sesuai bidang ilmu yang
diperoleh di tempat magang
2. Meningkatkan mutu lulusan Fakultas Pertanian dan kerjasama antar
instansi dalam bidang Pertanian.
3. Menjalin kerjasama serta menambah relasi dalam mendapatkan pekerjaan.
4. Memperoleh koneksi dibidang akademisi dalam pengembangan
dibidang lingkungan hidup.
5. Menambah wawasan mengenai hukum yang mengatur terkait lingkungan
hidup dan kawasan masyarakat.

5
BAB II. METODE PELAKSANAAN MAGANG

2.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan magang mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Andalas ini
dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2023 sampai 25 agustus 2023 Wahana
Lingkungan Hidup Sumatera Barat. yang beralamat di Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat 25171. Pelaksanaan magang
dilakukan pada hari Senin sampai Jumat, dimulai pukul 09.00-17.00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan adalah laptop alat tulis dan handphone.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu dokumentasi dan data tambak udang
daerah kawasan Padang Pariaman.

2.3 Prosedur Perkerjaan


Proses data menggunakan analisis kuantitatif, tergantung pada jenis data yang
di analisis. Adapun langkah-langkah dalam analisis data tambak udang sebagai
berikut:
1. Menyusun Rencana Penelitian Magang
Tentukan tujuan penelitian, termasuk pemahaman dampak potensial tambak
udang terhadap lingkungan. Identifikasi parameter yang akan dievaluasi, seperti
kualitas air. Rencanakan metode pengumpulan data, termasuk survei lapangan,
analisis laboratorium, dan wawancara dengan pemangku kepentingan.
2. Pengumpulan Data Tambak Udang
Lakukan survei lapangan untuk mengidentifikasi lokasi tambak udang.
Mencari data tambak udang setiap tahun.
3. Penilaian Dampak Lingkungan
Tentukan dampak potensial dari praktik tambak udang terhadap berbagai
aspek lingkungan, kualitas air, dan pengikisan pantai.
4. Perbandingan dengan Standar atau Pedoman
Bandingkan hasil analisis dengan standar lingkungan yang ada atau pedoman
yang relevan. Evaluasi sejauh mana praktik tambak udang mematuhi atau
melanggar peraturan dan standar lingkungan.

6
BAB III. PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN

3.1. Deskripsi Instansi/Perusahaan


3.1.1 Latar Belakang Walhi Sumbar
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan sebuah
organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia, dengan jumlah
anggota sebanyak 487 organisasi dari unsur organisasi non pemerintah dan
organisasi pencinta alam, serta 203 anggota individu yang tersebar di 28 propinsi
di Indonesia. Sejak tahun 1980 hingga saat ini, WALHI secara aktif mendorong
upaya-upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan hidup di Indonesia.
WALHI bekerja untuk terus mendorong terwujudnya pengakuan hak atas
lingkungan hidup, dilindungi serta dipenuhinya hak asasi manusia sebagai bentuk
tanggung jawab Negara atas pemunuhan sumber-sumber kehidupan rakyat.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Barat sendiri
merupakan organisasi gerakan lingkungan hidup di sumatera barat yang memiliki
anggota sebanyak 11 organisasi dari unsur organisasi non pemerintah dan
organisasi pencinta alam di sumatera barat. berdiri sejak 16 Oktober 1996 hingga
saat ini, WALHI Sumatera Barat bekerja untuk terus mendorong terwujudnya
pengakuan hak atas lingkungan hidup, mendorong upaya-upaya penyelamatan dan
pemulihan lingkungan hidup di Sumatera Barat. WALHI Sumatera Barat
merupakan jaringan pembela lingkungan yang independen untuk mewujudkan
tatanan lingkungan hidup yang adil dan demokratis serta mendorong pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan.
WALHI menyadari bahwa perjuangan tersebut dari hari kehari semakin
dihadapkan dengan tantangan yang berat, terutama yang bersumber pada semakin
kukuhnya dominasi dan penetrasi rezim kapitalisme global melalui agenda‐
agenda pasar bebas dan hegemoni paham liberalisme baru (neo‐ liberalism), dan
semakin menguatnya dukungan dan pemihakan kekuatan politik dominan di dalam
negeri terhadap kepentingan negara‐ negara industri atau rejim ekonomi global.
Rezim kapitalisme global menempatkan rakyat, lingkungan hidup dan sumber-
sumber kehidupan rakyat, bahkan bumi sebagai tumbal akumulasi kapital.
Eksploitasi dan pengerukan sumber daya alam yang tiada habisnya yang berujung
pada krisis lingkungan hidup, telah mempengaruhi tatanan kehidupan ekonomi,

7
sosial dan budaya dan pada akhirnya meningkatkan ancaman kerentanan
keselamatan dan kehidupan seluruh warga negara, baik di perdesaan maupun
perkotaan.

Di tengah tantangan perjuangan penyelamatan lingkungan hidup dan


sumber-sumber kehidupan rakyat yang begitu berat, dibutuhkan gerakan sosial
yang kuat dan luas untuk secara bersama-sama memperjuangkan keadilan
ekonomi, sosial dan ekologis untuk generasi hari ini dan generasi mendatang.
WALHI memastikan dirinya menjadi bagian utama dari gerakan ini.

3.1.2 Visi dan Misi


a. Visi
Terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan
demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan
dan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan.

b. Misi
Mengembangkan potensi kekuatan dan ketahanan rakyat. Mengembalikan mandat
negara untuk menegakkan dan melindungi kedaulatan rakyat. Mendekonstruksikan
tatanan ekonomi kapitalistik global yang menindas dan eksploitatif menuju ke arah
ekonomi kerakyatan. Membangun alternatif tata ekonomi dunia baru. Mendesakkan
kebijakan pengelolaan sumber-sunber kehidupan rakyat yang adil dan berkelanjutan.
3.1.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi
1. Menghormati Hak Asasi Manusia; Kesadaran, sikap dan tindakan yang
mengutamakan dan menilai tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia.
2. Demokratis; dimana pelibatan konstituen (rakyat) yang aktif dalam sebuah
proses pengambilan keputusan kolektif dan memberikan kesamaan hak-
hak, kesetaraan politik dan partisipasi rakyat dalam menjalankan kendali
hasil keputusan tersebut.

3. Keadilan gender; Semua orang berhak memperoleh kehidupan dan


lingkungan hidup yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan
status sosial. Berkelakuan adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam hal
peran dan tanggung jawab yang terjadi karena keadaan sosial, budaya
masyarakat maupun kebijakan politik negara.Keadilan ekologis;
menekankan pentingnya akses masyarakat pada benefit atas pemanfaatan
sumber daya dan keadilan pengakuan yang menekankan pada pentingnya
pengakuan terhadap eksistensi keragaman cara masyarakat mengelola
8
alam.

4. Keadilan antar generasi; Semua generasi baik sekarang maupun


mendatang berhak atas lingkungan yang berkualitas dan sehat.

5. Persaudaraan sosial; Membangun kebersamaan dan solidaritas yang tinggi,


dan mengikat diri dalam kerja-kerja sosial antar warga. Semua orang
memilik hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sama.
6. Anti kekerasan; Kesadaran, sikap dan tindakan yang menolak serta
melawan praktek olah/unjuk kekerasan yang dilakukan oleh individu,
kelompok, modal dan negara.
7. Keberagaman; Mengakui kesederajatan manusia dalam keragaman atau
kemajemukan yang merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam
kehidupan di masyarakat.

3.1.4 Prinsip-prinsip Organisasi


1. Keterbukaan; Menyampaikan informasi yang sebenarnya berkaitan dengan
pengelolaan organisasi, program, dan hasil audit keuangan kepada pihak-
pihak yang terkait, baik diminta maupun tidak diminta.
2. Keswadayaan; Semua pihak diharapkan mendukung keswadayaan politik
dan ekonomi masyarakat.
3. Profesional; Memelihara kepercayaan masyarakat dalam upaya
perlindungan dan penyelamatan lingkungan hidup, segala bentuk aktifitas
organisasi harus sesuai dengan kepentingan rakyat (korban dan
keluarganya), dan segala bentuk aktifitas organisasi dapat dimintakan
tanggung gugatnya. Semua pihak hendaknya bekerja secara profesional,
sepenuh hati, efektif, sistematik dan tetap mengembangkan semangat
kolektivitas.
4. Ketauladanan; Memimpin rakyat melalui tindakan ataupun perbuatan yang
dapat memberikan inspirasi dan contoh kepada orang lain, kepada rakyat.
5. Kesukarelawanan; Diwujudkan dengan tidak menjadikan imbalan/pamrih
dan/atau kedudukan/kekuasaan sebagai tujuan, kecuali semata-mata
dimaksudkan untuk pemberdayaan dan kemandirian rakyat dan jejaring.

9
3.2 Struktur Organisasi

Direktur Eksekutif

Departemen Departemen
Departemen Advokasi Penggalangan Sumber Keuangan dan
dan Lingkungan Hidup Daya dan Manajemen Kesekretariatan
Program

Kepala
Kepala Kepala Departemen
Departemen Departemen

Administrasi
Pendidikan dan Pengembangan dan Kasir
Kaderisasi Ekonomi WKR

Kajian dan Hukum Kedai WALHI


Lingkungan Sumbar

Kampanye Kreatif
dan Media

Pengorganisasian dan
Perlindungan WKR

Gabar. 1 Struktur Lembaga Walhi Sumbar

1.Direktur Eksektif
Direktur Eksekutif adalah posisi kepemimpinan tingkat tinggi di Walhi
Sumbar. Direktur Eksekutif Walhi Sumbar saat ini Wengki Purwanto
2.Departemen Advokasi dan Lingkungan Hidup
Departemen advokasi dan lingkungan hidup terdiri dari kepala
Departemen, bidang pendidikan dan kaderisasi, bidang Kajian dan hukum
lingkungan, kampanye kreatif dan media serta pengorganisasian dan pendidikan
WKR.
3. Departemen Sumber Daya dan Manajemen Program
Departemen sumber daya dan manajemen program terdiri dari kepala
departemen, pengembangan ekonomi WKR dan kedai Walhi Sumbar.
4. Departemen Keuangan dan Kesekretariatan
Departemen keuangan dan kesekretariatan terdiri dari kepala departemen
dan administrasi dan kasir.

10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kegiatan Pekerjaan Magang


Pelaksanaan kegiatan magang di Walhi Sumbar dilaksanakan selama 2
bulan yang dimulai tanggal 10 juli sampai 25 Agustus 2023 yang beralamat di
Anduring, Kec. Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat 25171. Adapun kegiatan
yang dilakukan penulis selama melaksanakan magang di Walhi Sumbar yakni :

Gambar 2. Pengenalan Lingkungan Magang


Kegiatan magang dihari pertama yakni pengenalan lingkungan dan
penyerahan secara sibolis untuk bermulanya kegiatan magang secara resmi dan
diserahkan ke dosen pembimbing lapangan. Setelah penyerahan secara simbolis
kami diarahkan dan diberikan materi oleh salah satu anggota Walhi Sumbar
pengenalan fasilitas dan kegiatan yang ada dilingkungan Walhi Sumbar. Pada
minggu pertama melakukan diskusi bersama dosen pembimbing lapangan untuk
mendiskusikan terkait program kerja yang akan dilaksanakan selama kegiatan
magang berlangsung. Kemudian setelah dilakukannya diskusi didapati hasil
bahwa tugas khusus dari DPL magang kepada saya berupa peta sebaran curah
hujan, karena salah satu bagian dari Walhi Sumbar yaitu pembuatan kampanye
terkait krisis iklim yang ada Indonesia khususnya di daerah Sumatera Barat.

Gambar 3. Mengikuti Sosialisasi ke Solok Selatan

11
Pertemuan ini di laksanakan di Lubuak Gadang Kecamatan Sngir
Solok Selatan. Pada pertemuan tersebut membahas mengenai pemetaan
partisipatif dan pemetaan potensial untuk mengelola hutan nagari tersebut.
Rapat tersebut melibatkan seluruh masyarakat Lubuak Gadang Kecamatan
Sangir Kabupaten Solok Selatan yang dihadiri oleh:
1. Wali Nagari
2. Bamus
3. LPHN (Lembaga Pelestari Hutan Nagari)
4. Perwakilan dari dinas Pertanian Kabupaten Sook Selatan
5. Niniak Mamak
Rapar tersebut menghasilkan keputusan bahwa hutan nagari tersebut
memiliki batasan yang nantinya di buatkan peta batasan wilayah hutan dan
peta potensial yaitu peta hutan nagari yang berisi potensi tanaman yang
akan di kembangkan.

Gambar 4. Melakukan Kunjungan ke KOMNAS HAM

Kunjungan ini dilakukan untuk memberikan laporan,


memantau, dan berbicara tentang perkembangan konflik-konflik
agraria di Sumbar. Tujuan utamanya adalah memastikan
perlindungan serta penghormatan hak asasi manusia serta sumber
kehidupannya dan mencari solusi yang terbaik. Konflik-konflik
agraris yang dilaporkan yakni :
 Nagari Bidar Alam
 Konflik Pembebasan Lahan Air Bangis
 Konflik terkait kontrak HGU PT KAMU dan
permasalahan yang berkaitan dengan tidak
terungkapnya kontrak yang telah habis.

12
 Pembangunan Jalan Tol 50 Kota

Gambar 5. Mendokumentasikan Aksi Demonstran Warga Air Bangis

Kegiatan ini ialah mendokumentasikan para warga Air Bangis yang


melakukan demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sumatera Barat. Demontrasi
ini sebagai bentuk upaya masyarakat air bangis Pasaman Barat atas keputusan
pemerintah Provinsi Sumatra Barat menetapkan kebun kelapa sawit masyarakt
tersebut dijadikan sebagai Proyek Strategis Nasional.

Gambar 6. Mengikuti Hearing di kantor DPRD Sumbar

Hearing ini diadakan di Kantor DPRD Sumatera Barat yang dihadiri oleh
Anggota DPRD, Walhi Sumbar, Jaringan Pembela Ham Sumbar, dan Mahasiswa
dengan narasumber Direktur Walhi Sumatera Barat yaitu Wengki Purwanto. Hearing
ini dilakukan untuk memberitahukan kepada anggota DPRD seluruh kejadian
bagaiaman awal mula terjadinya konflik agraria yang terjadi di Nagari Air Bangis.
Hearing ini menghasilkan solusi yaitu akan diadakan rapat khusus untuk
membahas solusi terkait permasalahan konflik Air Bangis. Dan pembentukam Pasus
(Panitia Khusus) untuk menanganin dan membahas permasalahan konflik tersebut.

4.2 Analisis dan Pmbahasan Data


Topik khusus yang diambil selama magang di Walhi Sumbar adalah tambak
udang disekitaran pantai Padang Padang Pariaman terhadap lingkungan disekitarnya.

13
Tabel 1. Jumlah tambak udang setiap tahun
Tahun Lokasi Jumlah Kolam

2012 Kecamatan Batang Anai 2 kolam


Kecamatan Batang Gasan 1 kolam
2013 Kecamatan Ulakan Tapakih 1 kolam
Kecamatan Batang Anai 57 kolam
Kecamatan Batang Gasan 1 kolam
2018
Kecamatan Sungai Limau 3 kolam
Kecamatan V Koto Kampung Dalam 4 kolam
Kecamatan Nan Sabaris 7 kolam
2020 Kecamatan Sungai Limau 2 kolam
Kecamatan Ulakan Tapakih 1 kolam
2021 Kecamatan Sungai Limau 14 kolam
Total 93 kolam
Total keseluruhan mencapai 93 tambak pada tahun 2021, berkontribusi yang
cukup besar dari sektor tambak udang terhadap ekonomi dan sumber daya
perikanan di Padang Pariaman. Namun dampak yang ditimbulkan juga tidak bisa
diabaikan, bahkan dapat mengganggu ekosistem pantai.
Dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2022 Tentang garis sempadan
pantai Pasal 15 "Sempadan pantai tidak bertanggul sebagaimana dimaksud Pasal
14 huruf a adalah dataran sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100
(seratus) meter dari garis pantai". Dari peraturan ini banyak tambak udang yang
melanggar, ini yang menjadi permasalahan baikdari segi peraturan maupun
lingkungan. Sempadan pantai, juga dikenal sebagai zona pesisir, merupakan area
yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan
mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir pantai.
Peningkatan jumlah kolam tambak dapat menyebabkan perubahan
ekosistem lokal. Pembangunan tambak udang seringkali melibatkan penebangan
hutan mangrove atau tanaman pantai lainnya. Hal ini dapat mengurangi habitat
alami bagi berbagai spesies tanaman dan hewan, menyebabkan penurunan
keanekaragaman hayati dan ketahanan ekosistem serta sebagai pelindung pantai
dari abrasi. Pembangunan tambak dapat menggusur area hutan mangrove atau
habitat alami lainnya, yang dapat berdampak negatif pada keberagaman hayati dan
fungsi ekosistem. Tambak udang seringkali juga menggunakan air dari
lingkungan sekitar.
Penggunaan air secara besar-besaran untuk tambak dapat mengakibatkan
penurunan kualitas air karena limbah dari pakan ikan, pupuk, dan limbah lainnya
yang dapat mencemari air. Pada pembangunan tambak seringkali berdampak pada
hutan mangrove yang berperan penting dalam melindungi garis pantai,
menyediakan habitat, dan menyerap karbon. Penebangan mangrove untuk
membuat tambak dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang signifikan.
Pembangunan tambak yang melewati sempadan pantai dapat menghalangi
jalur migrasi ikan dan udang. Hal ini dapat merugikan populasi ikan dan
ekosistem pesisir secara keseluruhan.
14
4.3 Rencana dan Realisasi Kegiatan Magang
Tabel 2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Magang
Minggu
No. Kegiatan
I II III IV V VI VII
Pengenalan lingkungan magang dan
1
Penyusunan Program Kerja

Melakukan kunjungan
2
ke solok selatan
Melakukan Kunjungan ke Komnas
3
Ham Padang
Melakukan kunjungan
4
ke tambak Padang Pariaman

Melakukan Dokumentasi aksi


5
masyarakat air bangis
Pengumpulan dan pengolahan
6
data untuk Laporan magang
Pembuatan laporan dan perpisahan
7
magang
Rencana
Realisasi
Berdasarkan tabel diatas hampir semua rencana kegiatan magang
terlaksana dengan baik, berkat bantuan bimbinan dari pembimbing lapangan di
UPT magang, serta dari pihak lain walaupun

4.4 Perubahan Pola Pikir dalam Kegiatan Magang

Selama magang di Walhi Sumbar banyak ilmu pengetahuan yang didapat


serta pengalaman di lapangan yang tidak hanya di bidang pertanian maupun di
bidang lingkungan, tetapijuga dalam hukum mengenai HAM serta hukum yang
mengatur pertanian dan lingkungan. Beberapa ilmu yang didapat mengenai
sosialisasi kepada masyarakat, hukum yang mengatur mengenai lingkungan dan
pertanian serta mengembangkan usaha untuk mengembangkan masyarakat dalam
lingkup pertanian, pertanian dan pengelolaan hutan wilayah.. Selain itu, kegiatan
magang dapat membantu mahasiswa lebih siap dalam menghadapi dunia kerja dan
bersosialisasi dengan staff ditempat mahasiswa bekerja. Dengan adanyan kegiatan
magang, mahasiswa dapat bertangguang jawab dan disilin dengan tugas-tugas
yang diiberikan pembimbing lapangan.

15
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang sudah dilaksanakan di Walhi Sumbar
dapat disimpulkan bahwa magang memiliki manfaat bagi penulis diantaranya
mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang berguna saat memasuki
dunia kerja serta dapat mengetahui kekurangan dan kemampuan yang belum
dikuasai dalam dunia kerja. Selain itu manfaat lainnya melatih kemampuan dalam
sosialisasi langsung ke masyarakat.

Pada tambak udang hendaklah untuk menaati peraturan terkait Garis


Sempadan agar ekosistem pantai tetap terjaga. Oleh karena itu manajemen tambak
yang berkelanjutan dan pematuhan terhadap regulasi lingkungan sangat penting
untuk mengurangi dampak negatif dan mendukung keberlanjutan ekosistem
pesisir.

B. Saran

Untuk mahasiswa magang selanjutnya diharapkan agar mahasiswa lebih


menyiapkan program kerja yang akan dilaksanakan dan dipelajari berupa proposal
agar pihak instansi tidak kesulitan dalam pemberian tugas khusus, selain itu
sebaiknya mahasiswa telah memiliki ilmu yang cukup dalam pengaplikasian
aplikasi-aplikasi tertentu seperti, Ms Word, Ms Excel serta Ms Office lainnya.
Untuk pemilihan lokasi tugas khusus sebaiknya mahasiswa memilih daerah yang
sudah diketahui mengenai lingkungan sekitar daerah pengamatan agar lebih
memudahkan dalam pengolahan data dan proses pengerjaannya. Untuk kegatan
magang ditahun berikutnya tetap disarankan tetapi sebaiknya sesuai dengan ilmu
yang telah dipelajari dikampus sehingga bermanfaat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adiwidjaya, A., Triyono, Herman, Aris Supramono dan Subiyanto, 2005.


Manajemen Pakan dan Pendugaan Populasi Pada Budidaya Udang. Jurnal
Riset Akuakultur Vol. 2 No. 3. BPBAP Jepara. Jepara.
Amri, Khairul dan Iskandar Kanna. 2008. Budidaya Udang Vaname secara Intensif, Semi
Intensif, dan Tradisional. Jakarta: Gramedia.
Arsad, S. 2015. Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei) Dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.
Briggs, M., F.F Smith, R. Subasinghe, and M. Phillips. 2004. Introduction and
movement of penaeus vannamei and penaeus stylirostris in Asia and The
Pacifix. RAP Publication 2004/10
Budiardi. T, A. Muzaki dan N. B. P. Utomo. 2005. Produksi Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Biocrete dengan Padat Penebaran
Berbeda. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor.
Gufron, M. Dan Kordi.. 2010. Budidaya udang laut. Yogyakarta : Andi. 314 hlm.
Haliman, R.W 2003. Status Terkini Budidaya Udang Penaeid di Indonesia. Hayati
10(4):151-153.
Haryanti. 2003. Konsep Breeding Program Udang Introduksi. Materi pertemuan
Pengembangan Jaringan Perbenihan dan Genetika Udang. Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.
Hermawan,S. Nikhlani, A. Isriansyah. 2016. Kombinasi Pakan Alami Cacing
Tubifex sp dan Pakan Buatan Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Gabus (Chana striata) Dalam Upaya Domestikasi Ikan Spesifik Lokal.
Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan.
Universitas Mulawarman
Jumalli, S. Tang, U.M. Mulyadi, 2013. The Modificated of Automatic Feeder for
Increasing Effectiveness of Fish Meal in Take. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Berbagai Terbitan.
2013a. Buku Statistik Kelautan dan Perikanan 2012. Pusat Data, Staistik
dan Informasi. www.kkp.go.id Diakses 10 Desember 2013.
Kharisma A, Manan A. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp Pada Air Pembesaran
Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi Dini Serangan
Penyakit Vibrios. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan vol. 4 no. 2:hlm
129-134.
Kordi K, M Ghufran. 2010. Budidaya Udang Laut. Lily Publisher. Yogyakarta. ,
Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Rineka Cipta, Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 13 Tahun 2022 tentang Garis Sempadan
17
Muqsith, A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas
Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. Jurnal Ilmu
Perikanan 5: 1-6

18
20

Anda mungkin juga menyukai