Oleh:
RICKY ADITIYAWAN’ARA
1810713210011
Oleh:
RICKY ADITIYAWAN’ARA
1810713210011
Penulis
i
RINGKASAN
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................... i
RINGKASAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................. vii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................... 2
1.3. Kegunaan.............................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 3
2.1. Deskripsi Gillnet................................................................... 3
2.2. Desain dan Kontruksi Gillnet............................................... 4
2.3. Teknik Pengoperasian Gillnet.............................................. 6
2.4. Daerah Penangkapan Gillnet................................................ 6
2.5. Hasil Tangkapan Gillnet....................................................... 6
BAB 3. METODE................................................................................... 8
3.1. Waktu dan Tempat............................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan..................................................................... 8
3.3. Metode.................................................................................. 8
3.4. Jenis data.............................................................................. 10
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 12
4.1. Kondisi Umum Lokasi Magang........................................... 12
4.2. Kontruksi Rempa (Gillnet)................................................... 12
4.3. Kapal..................................................................................... 18
4.4. Pengoperasian....................................................................... 19
4.5. Daerah Penangkapan............................................................ 21
4.6. Musim Penangkapan............................................................ 22
4.7. Hasil Tangkapan................................................................... 22
4.8. Penanganan Hasil Tangkapan............................................... 27
iii
4.9. Kegiatan Magang.................................................................. 27
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 31
5.1. Kesimpulan........................................................................... 31
5.2. Saran..................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1. Alat dan Bahan................................................................................... 8
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Gillnet................................................................................................. 3
2.4. Pelampung.......................................................................................... 5
2.5. Pemberat............................................................................................. 5
4.6. Pelampung.......................................................................................... 16
4.8. Pemberat............................................................................................. 18
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan Magang............................................................ 36
3. Loogbook Magang................................................................................ 38
6. Sertifikat Magang.................................................................................. 46
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Kegunaan
3
4
penangkapan ikan kembung, jaring insang dasar untuk ikan belanak, dan jaring
insang permukaan yang dioperasikan di rumpon pada waktu malam hari dengan
bantuan cahaya lampu (Tawari, 2013).
2. Tali ris terdiri atas tali ris atas dan tali ris bawah yang masing-masing rangkap
dua, yang satunya berfungsi sebagai tempat dikaitkannya pelampung dan
pemberat dan pasangannya sebagai tempat dikaitkan jaring. Terbuat dari bahan
polyethelene dengan ukuran tali ris atas lebih besar dari tali ris bawah, dengan
maksud agar daya apung tali ris atas lebih besar daripada tali ris bawah dan
sewaktu hauling jaring lebih mudah ditarik.
(a) (b)
Sumber: Suharto, (2007)
Gambar 2.3. Tali ris (a) atas dan (b) bawah
5
3. Pelampung (float) yang digunakan adalah pelampung yang terbuat dari (fiber)
plastik yang berjumlah 500 buah per pieces yang berarti jumlah totalnya
sebanyak 7.500 buah.
(Everhart dan Youngs, 1981 dalam Syofyan, dkk. 2010). Jenis-jenis ikan laut
yang umumnya tertangkap dengan jaring insang ini diantaranya adalah ikan
tenggiri (Barred mackerel atau Scomberomorus commerson), talang-talang
(queenfish atau Scomberoides lysan), tongkol (little tuna atau Euthynnus affinis)
dan manyung/otek (Giant seacatfish atau Netuma thalassina) (Hasiani, dkk.
2011).
BAB 3. METODE
Alat dan bahan yang digunakan saat kegiatan magang dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan Saat Kegiatan Magang
No Alat Kegunaan
1 Alat Tulis Untuk mencatat data-data yang didapat saat dilapangan
2 Penggaris Untuk mengukur bagian-bagian alat tangkap
3 Meteran Untuk mengukur alat tangkap
4 Kamera Sebagai media dokumentasi
5 Rempa Udang Sebagai objek yang diamati
3.3. Metode
c. Dokumentasi
Menurut Bungin (2010), Dokumentasi/documenter adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri historis. Studi dokumentasi dimaksudkan untuk
melengkapi data dari wawancara dan observasi. Sebagian besar data yang tersedia
berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, dan sebagainya. Sifat
utama dari data ini tak terbatas ruang dan waktu sehingga memberikan peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk
monument, artefak, foto, disk, CD, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.
Dengan metode ini, data dikumpulkan dari dokumen yang sudah ada,
sehingga diperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan praktik magang
yang dilakukan seperti: catatan-catatan, foto-foto, dan sebagainya. Metode
dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang belum didapatkan
melalui metode observasi dan wawancara.
Dokumentasi yang dilakukan saat berlangsungnya kegiatan magang di
Desa Tabanio yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen berupa foto-foto
dan video-video tentang bagian-bagian dari alat tangkap rempa dan penggunaan
rempa dalam kegiatan penangkapan.
d. Partisifasi Aktif
Menurut Muhtadi (2007), partisifasi aktif adalah suatu keterlibatan
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab didalamnya. Partisipasi yang dilakukan saat berlangsungnya kegiatan
magang di Desa Tabanio ialah ikut serta secara langsung dalam mengukur bagian-
bagian rempa, mengukur kapal yang digunakan saat pengoperasian alat tangkap,
dan pengoperasian alat tangkap rempa.
Kontruksi rempa terdiri dari beberapa bagian utama yang meliputi badan
jaring, tali ris atas, tali pelampung, tali ris bawah, pelampung, pemberat, dan
pelampung tanda yang mana tiap bagian memiliki fungsinya masing-masing.
Menurut Setiawati dkk (2015) kontruksi jaring insang hanyut (drift gill net) yang
dioperasikan oleh nelayan di Perairan Ketapang terdiri dari 4 bagian utama, yaitu:
badan jaring, pelampung, pemberat, dan tali-temali.
12
13
Keterangan: 1 = Pelampung, 2 = Tali Ris Atas, 3 = Badan Jaring, 4 = Pemberat, 5 = Tali Ris
Bawah, 6 = Bendera, 7 = Lampu Penerangan, 8 = Bambu, 9 = Styrofoam
Gambar 4.1. Desain Rempa (Gillnet)
Rempa (gillnet) atau bisa disebut juga dengan jaring insang adalah suatu
alat penangkap ikan berupa selembar jaring berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran mata jaring (mesh size) sama atau seragam di seluruh bagian
jaringnya. Pada bagian atas jaring terdapat pelampung-pelampung yang diikatkan
pada tali ris atas, sedangkan pada bagian bawah terdapat pemberat yang
dilekatkan pada tali ris bawah. Fungsi dari pelampung dan pemberat disini ialah
agar jaring dapat terbentang dengan sempurna di dalam air saat melakukan
kegiatan penangkapan ikan.
B. Tali-temali
Tali yang terdapat pada rempa (gillnet) terdiri dari tali ris atas, tali
pelampung, dan tali ris bawah. Tali ris atas dan tali pelampung menggunakan
bahan berjenis polyethelene (PE) dengan ukuran panjang kurang lebih 46 meter
dan diameter 1,5 cm. Jenis bahan ini mempunyai karakteristik lebih lentur, tidak
terlalu kaku, dan bisa dibilang bahan ini tidak menyerap air serta mudah
ditemukan karena banyak terdapat ditoko-toko maupun di pasar.
Tali ris atas dibuat sebanyak 2 buah yang terdiri dari pintalan kanan dan
pintalan kiri. Satu buah sebagai tali ris atas yaitu sebagai tempat menggantung
lembaran jaring dan yang satu nya lagi untuk tali pelampung yang digunakan
sebagai tempat mengikat pelampung. Menurut Umriani (2017) tali ris atas
berfungsi sebagai tempat menggantungkan badan jaring. Tali yang digunakan
untuk tali ris atas bahan dan ukurannya sama dengan tali pelampung.
C. Pelampung
Pelampung pada rempa (gillnet) menggunakan bahan Y3 Polyvinyl
Chlorida (PVC) yang terbuat dari bahan sintetis tidak menyerap air berbentuk
bulat seperti ban sebanyak 44 buah perpayah dengan diameter 4 cm, lebar 1 cm,
dan jarak antar pelampung sepanjang 1 meter. Pelampung ini dipasang pada tali
pelampung yang terletak pada tali ris atas dengan cara melubangi pelampung pada
bagian tengahnya kemudian di masukkan tali pelampung. tali pelampung yang
sudah terdapat pelampung kemudian digabung menjadi satu dengan tali ris atas.
Pelampung berfungsi untuk menghasilkan daya apung pada jaring agar bisa
menyeimbangi daya berat pada pemberat sehingga jaring dapat terapung.
Menurut Umriani (2017) Pelampung yang digunakan terbuat dari bahan
sintetis tidak menyerap air yaitu polyvynil choride (PVC) berbentuk silinder yang
memiliki kisaran panjang antara 8,5-9 cm dan berat berkisar antara 10,00-20,67
gram.
D. Pelampung Tanda
Pelampung tanda yang digunakan memiliki panjang 1,5 meter dan
terbuat dari beberapa gabungan bahan yaitu bambu yang kemudian diberi
Styrofoam agar dapat terapung dan dilengkapi dengan plastik sebagai pengganti
bendera serta dilengkapi dengan lampu penerangan. Pelapung tanda berfungsi
sebagai penanda alat tangkap yang sedang beroperasi di suatu perairan.
Menurut Umriani (2017) Pelampung tanda berfungsi sebagai tanda
dimana posisi jaring dipasang. Ketinggian pelampung tanda berkisar antara 1-1,5
meter, terbuat dari beberapa gabungan beberapa bahan yaitu bambu dan gabus
yang didesain dengan bentuk tertentu dan diatasnya diberi lampu-lampu agar
dapat diidentifikasi letaknya pada saat proses penangapan berlangsung.
E. Pemberat
Pemberat yang digunakan terbuat dari bahan timah berbentuk silinder
yang berlubang pada bagian tengahnya sebanyak 44 buah perpayah dengan
panjang 4,4 cm, diameter 0,5 cm dan jarak antar pemberat sepanjang 1 meter.
Pemberat dipasang pada tali ris bagian bawah dengan cara menempelkannya
langsung pada tali ris bawah.
Pemberat berfungsi untuk memberikan daya tenggelam pada jaring dan
mengimbangi daya apung yang diberikan oleh pelampung sehingga saat
pengoperasian jaring dapat terbentang dengan sempurna. Menurut Gani (2020)
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan alat dan juga untuk meregangkan alat
tangkap dengan sempurna saat dioperasikan di dalam perairan.
18
4.3. Kapal
4.4. Pengoperasian
4.4.1. Persiapan
4.4.2. Pengoperasian
menggunakan tangan sambil kapal terus bergerak dengan mesin bantu kecepatan
rendah.
20
menangkap udang dengan mesh size yang lebih kecil dan pada saat kegiatan
magang berlangsung banyak nelayang yang menangkap udang.
selama 24 jam (Wyban dkk, 1991 dalam Lama, 2019). Risaldi (2012) dalam
Lama (2019), menyatakan bahwa udang vaname adalah udang asli dari perairan
Amerika Latin yang kondisi iklimnya subtropics. Di habitat alaminya suka hidup
pada kedalaman kurang lebih 70 meter.
saat proses pergantian kerangka baru inilah udang tumbuh dengan pesatnya dan
menyerap air lebih banyak sampai kulit luar yang baru mengeras. Pergantian kulit
merupakan indikator dari pertumbuhan udang, semakin cepat udang berganti kulit
berarti pertumbuhan semakin cepat pula (Yuniarso, 2006 dalam Wulandari,
2019).
Ikan manyung adalah salah satu ikan dasar (demersal) yang dapat
hidup di air tawar, estuaria, dan air laut. Kebanyakan ikan ini mula-mula
hidup di air
27
tawar lalu beruaya ke perairan estuaria untuk memijah. Dalam ruayanya ini ikan
manyung dapat mencapai ke perairan lepas . Penyebaran ikan manyung di
Indonesia adalah laut bebas sumatera, selatan jawa, selat malaka, timur sumatera,
utara jawa, bali-nusa tenggara, selatan dan barat Kalimantan, timur Kalimantan,
selatan sulawesi, utara sulawesi dan maluku. Ikan Manyung di Indonesia ini
banyak ditemukan hampir di seluruh perairan pantai Indonesia terutama pada
pantai yang ada muara sungainya (estuari), yaitu pada dasar perairan muara sungai
menuju laut pada kedalaman 20-100 m (Burhanuddin dkk, 1987 dalam Amir,
2014).
pasang surutnya air laut, maka dari itu harus dilakukannya penentuan
pengoperasian dengan melihat perkiraan pasang surut.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
31
DAFTAR PUSTAKA