Anda di halaman 1dari 38

LAJU KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN LELE (Clarias sp) DAN

IKAN MAS (Cyprinus Carpio)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Praktikum Fisiologi Hewan Air
Tahun Akademik 2018/2019

Disusun oleh:
Kelompok 10 / Perikanan A
Annisa Sekar Ratri Nastiti 230110180015
Yuli Nisa Nuryanti 230110180019
Awalia Riyani 230110180057

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul Laju Konsumsi
Oksigen Pada Ikan Lele (Clarias sp)danIkan Mas (Cyprinus carpio) dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Laporan ini membahas mengenai laju konsumsi oksigen pada ikan lele dan ikan
mas, sehingga dapat diketahui laju konsumsi oksigen serta pengaruhnya terhadap
pernafasan pada kedua ikan tersebut.
Kesempatan kali ini, penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air ;
2. Asisten Laboratorium mata kuliah Fisiologi Hewan Air
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Besar harapan kami, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan laporan praktikum selanjutnya sangat dihargai, kami ucapkan terima
kasih.

Jatinangor, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB Judul Hal


DAFTAR TABEL .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii
I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Ikan Lele ...................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele.................................................................... 3
2.1.2 Morfologi Ikan Lele..................................................................... 4
2.1.3 Pernapasan pada Ikan Lele .......................................................... 5
2.2 Ikan Mas ...................................................................................... 5
2.2.1 Klasifikasi Ikan Mas .................................................................... 6
2.2.2 Morfologi Ikan Mas..................................................................... 7
2.2.3 Pernapasan Ikan Mas ..................................................................... 9
2.3 Konsumsi Oksigen....................................................................... 10
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen ................ 12
2.5 Variabel Lingkungan ................................................................... 13
III METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................... 14
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................... 14
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 14
3.3 Prosedur Praktikum ..................................................................... 15
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 16
4.1 Data Kelompok............................................................................ 16

iii
4.1.1 Pembahasan Data Kelompok ........................................................ 16
4.2 Data Angkatan............................................................................... 18
4.2.1 Pembahasan Data Angkatan ......................................................... 20
V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 21
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 21
5.2 Saran.............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22
LAMPIRAN................................................................................................ 22

iv
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Alat Praktikum ................................................................................ 14


2. Bahan Praktikum ............................................................................. 14

v
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Ikan Lele .................................................................................................. 6


2. Ikan Mas................................................................................................... 7
3. Sistem Pernapasan Ikan Mas ................................................................... 11
4. Grafik Data Kelompok............................................................................. 16
5. Grafik Data Angkatan 2018 Konsumsi O2 Ikan Lele …………………… 18
6. Grafik Data Angkatan 2018 Konsumsi O2 Ikan Mas............................... 18
7. Grafik Data Angkatan 2018 Laju Konsumsi O2 Ikan Lele ...................... 19
8. Grafik Data Angkatan 2018 Konsumsi O2 Ikan Mas............................... 19

vi
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Alat dan Bahan .......................................................................... 24


2. Prosedur Praktikum ................................................................... 25
3. Kegiatan Praktikum ................................................................... 26
4. Tabel Data Kelompok................................................................ 27
5. Tabel Data Angkatan ................................................................. 28

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar wilayah dunia terdiri atas air yang luas. Ikan merupakan
organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas
beberapa organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan
adalah salah satu hewan yang hidup di daerah perairan dan tergolong hewan
berdarah dingin, artinya temperatur tubuhnya mengikuti temperatur air dimana
ia berada. Umumnya ikan bernafas dengan menghirup udara dari air dengan
menggunakan insang. Ikan mengambil udara dari permukaan air, bila didalam
air kekurangan udara kecuali pada beberapa genus yang mempunyai kantung
udara untuk menghisap oksigen apabila tempat hidupnya di dalam lumpur. Ikan
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah
spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.
Ikan merupakan hewan poikiloterm atau suhu tubuh menyesuaikan
dengan suhu lingkungan. Suhu media air akan mempengaruhi oksigen terlarut
yang ada diperairan dan sangat berpengaruh terhadap respirasi ikan.
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar
yang termasuk dalam golongan Teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit
yang bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan
insang. Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih,
lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis (barbels) yang
kadang-kadang satu pasang diantaranya rudimenter, ukuran dan warna badan
sangat beragam. Ikan Lele merupakan ikan yang kurang elastis terhadap
kandungan oksigen terlarut dlam media air tempat hidupnya sehingga akan
tahan terhadap oksigen terlalu yang rendah. Ini disebabkan karena ikan Lele
memiliki aat bantu pernafasan yaitu arborescent yang terdapat didalam ruang
udara

1
2

sebelah atas insang sehingga ikan lele mampu menangkap oksigen secara
langsung dari udara diluar air.

1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah untuk menghitung jumlah
konsumsi oksigen serta mengetahui laju konsumsi oksigen pada Ikan Lele
(Clarias sp.) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

1.3 Manfaat

Manfaat dari diadakannya praktikum ini, praktikan mampu mengetahui


jumlah konsumsi dan kebutuhahan Oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan
Lele dan Ikan Mas per jamnya.
Kaitannya dengan bidang perikanan adalah praktikan lebih mengetahui
tentang kondisi fisiologi pada ikan Lele (Clarias sp) dan Ikan Mas (Cyprinus
carpio) khususnya sistem pernapasan dan laju konsumsi oksigen yang
dibutuhkan oleh ikan, sehingga apabila kita akan terjun ke dalam salah satu
sektor perikanan, misalnya budidaya kita mampu menangani ikan tersebut
dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele (Clarias sp.)


Jenis ikan lele yang paling banyak dijumpai dan dibudidayakan di
Indonesia adalah Clarias batrachus (lele lokal) dan Clarias gariepinus (lele
dumbo). Namun demikian, sifat dan pertumbuhan kedua jenis ikan lele ini
berbeda. Warna badan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) akan berubah
menjadi loreng-loreng apabila terkejut atau menderita stress, gerakan tubuh
lebih agresif, patil tidak beracun, tidak merusak pematang. Warna badan lele
lokal (Clarias batrachus) akan berubah menjadi gelap apabila menderita stress,
gerakan tubuh tidak agresif, patil beracun, dan merusak pematang dengan
membuat lubang.
Ikan lele (Clarias sp.) memiliki kemampuan hidup di dalam lumpur
dan air dengan kandungan oksigen rendah. Hal ini disebabkan karena ikan ini
memiliki alat pernapasan tambahan yaitu (arborescent) yang terdapat di dalam
ruang udara sebelah atas insang, sehingga ikan lele dpata mengambil oksigen
bernafas langsung dari udara di luar air ( suyanto 2007).

2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele


Ikan lele banyak dtemukan di Afrika dan Asia Tenggara. Komoditas
ikan ini banyak ditemukan diperairan tawar penyebarannya diperairan
Indonesia, Taiwan dan China. Ikan lele memiliki tubuh yang memanjang tidak
bersisik dan berkulit licin. Dengan bentuk kepala pipih dan kepala keras
sebagai batok kepala, memiliki sungut empat pasang dan memiliki sirip dada
berpatil serta memiliki alat pernafasan tambahan sehingga ikan lele mampu
mengambil udara secara langsung. Ikan lele merupakan komoditas air tawar
yang digemari oleh masyarakat.

3
4

Berikut ini merupakan klasifikasi ikan lele menurut Saanin (1984) :


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp

Gambar.1 Ikan Lele


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.1.2 Morfologi Ikan Lele


Ikan lele (Clarias sp.) mempunyai ciri – ciri yang bisa digunakan untuk
membedakan dengan jenis ikan lainnya, yaitu memiliki bentuk memanjang,
bagian badan bulat dan memipih ke arah ekor, tidak bersisik serta mengeluarkan
mukus. Ikan lele memiliki kepala berbentuk pipih dan simetris, memiliki patil,
mulut lebar, tidak bergigi, dan mulut memiliki sepasang sungut mandibular dan
sepasang sungut maksilar yang lebih panjang dan tegardaerah kepala sampai
punggung berwarna coklat kehitaman. Ikan lele memiliki sifat tenang dan lebih
jinak (Suyanto 2007).
Badan lele berbentuk memanjang dengan kepala pipih ke bawah
(depressed). Mulut berada di ujung (terminal) dengan sepasang sungut, nasal,
rahang atas, rahang bawah, dan mental. Sirip ekor membundar tidak
5

bergabung dengan sirip anal. Sirip perut juga membundar. Mempunyai alat
pernafasan yang terdapat dalamrongga insang, bentuknya merupakan membran
berlipat-lipat yang penuh dengan kapiler darah dan berada dalam ruang udara
sebelah atas insang. Ikan lele memiliki patil yang digunakan untuk melompat dari
kolam atau berjalan di atas tanah. Oleh karena itu lele mempunyai predikat
tambahan sebagai walkingcatfish (Suyanto 2007).

2.1.3 Pernapasan Pada Ikan Lele


Sistem Pernafasan merupakan pertukaran antara oksigen dengan
karbomdioksida. Oksigen dibutuhkan dalam proses metabolisme sehingga
kelangsungan ikan bergantung pada oksigen. Lele memiliki alat pernafasan berupa
insang dan labirin sebagai alat tambahannya. Alat pernafasan terletak dikepala
bagian belakang. Insang sangat berperan penting dalam pertukaran gas oksigen.
Insang terbentuk dari lekungan tulang rawan yag mengeras dengan beberapa
filamen insang didalamnya. Setiap filamen terdiri dari lamella yang merupakan
tempat pertukaran gas. Alat pernafasan berupa labirin. Labirin berwarna
kemerahan yang terletak dibagian atas lengkung insang kedua dan keempat.
Fungsinya untuk mengambil oksigen diatas permukaan secara langsung. Dengan
alat tambahan ini ikan Lele mampu bertahan hidup dalam kondisi yang minimum.

2.2 Ikan Mas (Caprinus Carpio)


Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar
yang termasuk dalam golongan Teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang
bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang.
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih, lipatan
mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis (barbels) yang kadang-kadang
satu pasang diantaranya rudimenter, ukuran dan warna badan sangat beragam.
Tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak
diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior mulut
terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi
oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja tubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik
6

ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain
itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip. Ikan mas menyukai tempat hidup
(habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu
deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah
dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu
25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan
di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.
Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
dan tepi perairan.
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam pada ikan
betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang
menghasilkan sperma. Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang
tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering
memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah
kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam
sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat
yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air.
Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur
sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.

2.2.1 Klasifikasi Ikan Mas


Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain, bentuk badan memanjang
dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
7

disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian
atas. Gigi kerongkongan terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham, memiliki
sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan
tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian belakang sirip
punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip
dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir
berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan
berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (rounded) yang
terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk linear 8 lateralis ikan mas berada di
pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor.

Gambar 2. Ikan Mas

2.2.2 Morfologi Ikan Mas


Ikan mas (Cyprinus Carpio) berbadan memanjang pipih kesamping dan
lunak, yang termsuk dalam golongan teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit
yang bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan
menggunakan insang. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan
dalam tipe sisik sikloid karena berbentuk melingkar dan beruas – ruas, ada berwarna
hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut
sesuai dengan rasnya.
Ikan mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang, agak pipih, lipatan
mulut dengan bibir yang halus. Ikan Mas termasuk kedalam hewan pemakan segala
8

(omnivora) yang antaralain memakan serangga kecil, siput cacing, sampah dapur,
potongan ikan, dan lain-lain. Dan tipe ekor homocercal (bentuknya teratur).
Mulut kecil, membelah bagian depan kepala. Sepasang mata bisa
dibilang cukup besar terletak di bagian tengah kepala di kiri, dan kanan. Sepasang
lubang hidung terletak di bagian kepala. Sepasang tutup insang terletak di bagian
belakang kepala. Didalam moncong atau mulut ikan mas terdapat operculum, pre-
operculum dan inter-operculum.
Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin),
sirip dada (pectoral), sirip perut (abdominal), sirip dubur (anal), dan sirip ekor
(caudal). Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada sepasang
terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya
berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya
terletak di belakang dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan
bentuk cagak.
Insang berbentuk lembaran- lembaran tipis berwarna merah muda dan
selalu lembap terdapat 4 lembar insang pada ikan mas (Cyprinus carpio). Bagian
terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan
erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang
filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan
O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan
bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran
ion, dan osmoregulator. ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung. Salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan
keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya karena sebagian hewan
vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media
lingkungannya. Pada ikan mas juga terdapat Vesica metatoria yang berfungsi
sebagai pengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan
9

tubuhnya setiap waktu ketika didalam air. Sedangkan untuk mengetahui dan
membedakan ikan jantan dan betina dapat dilihat dari cairan yang keluar dari anus,
kalau jantan keluar cairan warna putih dan kalau betina keluar cairan warna
kuning.Ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak.
Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut
terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Danhampir seluruh tubuh ikan mas
ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik.
Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid
karena berbentuk melingkar dan beruas –ruas, ada berwarna hijau, biru, merah,
kuning keemasan atau kombinasi dariwarna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Dengan tipe ekor homocercal karena bentuknya teratur. Sedangkan untuk
mengetahui dan membedakan ikan jantan dan betina dapat dilihat dari cairan yang
keluar dari anus, kalau jantan keluar cairan warna putih dan kalau betina keluar
cairan warna kuning.

2.2.3 Pernapasan Pada Ikan Mas

Ikan mas bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan
kepala. Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup
insang (operkulum). Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan
menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada
waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang
menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh
kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang
membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang.
Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida
dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.
Serangga mempunyai sitem pernapasan yang disebut sistem trakea. Oksigen yang
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk oksidasi tidak diedarkan oleh darah tetapi
diedarkan oleh trakea yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang kecil trakea
yang menembus jaringan tubuh disebut trakeolus. Masuknya udara untuk
pernapasan tidak melalui mulut melainkan melalui stigma (spirakel). Proses
10

pernapasan pada serangga terjadi sebagai berikut. Hal ini terjadi karena adanya
kontraksi otot-otot tubuh, maka tubuh menjadi mengembang dan mengempis secara
teratur. Pada waktu tubuh serangga mengembang, udara masuk melalui stigma,
selanjutnya masuk ke dalam trakea, kemudian ke dalam trakeolus dan akhirnya
masuk ke dalam sel-sel tubuh. Oksigen berdifusi ke dalam sel-sel tubuh.
Karbondioksida hasil pernapasan dikeluarkan melalui sistem trakea juga yang
akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu mekanisme pernafasan pada ikan.
Seperti pada manusia, ikan juga mengalami dua fase dalam memasukkan dan
mengeluarkan udara pernafasan, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Udara
pernpafasan untuk ikan diambil dari oksigen yang terlarut dalam air. Saluran udara
pertama kalinya bukan hidung tetapi lembaran insang. Berikut ini adalah
mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada ikan bertulang sejati.

1. Selaput operkulum menutup, operkulum membuka, rongga mulut membesar,


tekanan rongga mulut mengecil, celah mulut membuka, kemudian air yang banyak
mengandung oksigen masuk ke dalam rongga mulut. Proses ini disebut inspirasi.
2. Rongga mulut menutup, rongga insang membesar, selaput dan operkulum
tertutup sehingga tekanannya mengecil dan meyebabkan air mengalir dan melewati
lembaran insang.
3. Ketika air melewati lembaran insang terjadilah difusi oksigen dan CO2 oleh
kapiler darah dari dalam air.
4. Rongga insang berkontraksi menyebabkan selaput operkulum terbuka sehingga
air terdorong keluar melalui operkulum yang membuka. Proses ini disebut
respirasi.

Gambar 3. sistem pernafasan ikan mas


11

2.3 Konsumsi Oksigen


Konsumsi oksigen menurut Affandi sebagai indikator respirasi juga
menunjukkan metabolisme energetik. Pengertian dari metabolisme dasar itu sendiri
adalah kuantitas oksigen yang dikonsumsi ketika ikan berada pada kondisi istirahat,
tidak makan, dan dalam lingkungan yang netral. Metabolisme dasar pada ikan lebih
rendah dibandingkan dengan binatang lainnya karena ikan adalah hewan
poikilotermal dan energi untuk menopang tubuhnya sangat sedikit sedangkan
energi yang dibuang lewat ekskresi sangat rendah. Namun, ternyata hewan air
membutuhkan oksigen dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung pada jenis,
ukuran, kondisi fisiologis dan variabel lingkungan seperti suhu, kadar oksigen
terlarut, kadar karbondiksida, salinitas, dan lain-lain.
Peranan oksigen dalam kehidupan ikan merupakan zat yang mutlak
dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat makanan (karbohidrat, protein
dan lemak) sehingga dapat menghasilkan energi (Affandi 2002). Pada buku
Fisiologi Hewan Air, Affandi 2002 juga menyatakan adapun komponen-komponen
pada sistem pernapasan yaitu alat pernapasan (insang), oksigen, karbondioksida,
dan darah meliputi butir-butir darah merah dan Hb. Selain itu, prinsip pernapasan
yaitu proses perukaran gas terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu
aliran molekul gas dari lingkungan atau ruang yang konsentrasi gas nya tinggi ke
lingkungan atau ruang yang konsentrasi gasnya rendah. Sedangkan, ukuran ikan
mempengaruhi jumlah konsumsi oksigen karena menurut Salmin 2005 ikan yang
berukuran besar cenderung memiliki aktivitas metabolisme yang lebih besar di
seluruh tubuhnya sehingga kebutuhan akan oksigen untuk respirasi juga lebih besar.
Menurut Salmin 2005, aktivitas ikan juga mempengaruh banyaknya
oksigen yang dikonsumsi, dimana hal ini berpengaruh pada suhu tubuh ikan. Saat
ikan aktif bergerak maka suhu tubuhnya meningkat sehingga laju metabolisme
dalam tubuhnya juga meningkat, akibatnya laju respirasi meningkat pula karena
kebutuhan oksigen untuk metabolisme menjadi lebih besar.
12

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen


Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam
tubuh serta membuang CO2 dari dalam tubuh. Respirasi ekternal sama dengan
bernafas, sedangkan respirasi internal seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh
sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme sel yang berupa CO2,
penyelenggaraan respirasi harus didukung oleh alat pernafasan yang sesuai yaitu,
alat yang dapat digunakan oleh hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan
lingkungannya, alat yang dimaksud dapat berupa alat pernafasan khusus ataupun
tidak. (Wiwi isnaeni 2006).
Menurut logler (1977) konsumsi oksigen dapat dipengaruhi oleh
beberapafactor, yaitu:
A. Intensitas dari metabolisme oksidatif dalam sel
B. Kecepatan pertukaran yang mengkontrol perpindahan air disekitar insang
yang berdifusi melewatinya
C. Factor internal yaitu kecepatan sirkulasi darah dan volume darah yang
dibawa menuju insang
D. Afinitas oksigen dari haemoglobin

2.5 Variabel Lingkungan


Suhu, dan kadar oksigen terlarut merupakan salah satu faktor variabel
lingkungan yang mempengaruhi metabolisme ikan sehingga kebutuhan oksigen
juga dapat berbeda-beda. Kadar oksigen dalam air berpengaruh berpengaruh
terhadap proses metabolisme ikan. Peningkatan intensitas metabolisme
menyebabkan tingginya kebutuhan oksigen terlarut. Rendahnya kadar oksigen
terlarut akan menyebabkan penurunan aktivitas ikan. Konsumsi oksigen terlarut
pada ikan berbeda-beda, tergantung pada jenis dan ukuran ikan. Peningkatan
metabolisme ini menyebabkan konsumsi terhadap oksigen terlarut meningkat.
Suhu berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam airdan
konsumsi oksigen hewan air (ikan). Suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi
jenuh oksigen terlarut, tetapi berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan
air (ikan) dan laju reaksi kimia dalam air. Jadi apabila suhu tinggi maka akan
13

berbanding terbalik dengan konsentrasi oksigen terlarut yaitu semakin rendah


konsentrasinya tapi berbanding lurus dengan laju konsumsi ikan yaitu semakin
besar pula kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh ikan, begitu pula sebaliknya.
Pertumbuhan dan kehidupan biota air sangat dipengaruhi suhu air. Kisaran suhu
optimal bagi kehidupan ikan diperairan tropis adalah 28-32oC. Pada kisaran tersebut
konsumsi oksigen mencapai 1,2 mg/g berat tubuh-jam. Semakin tinggi suhu air,
semakin tinggi laju metabolisme biota pada budi daya.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mengenai Konsumsi Oksigen dan Laju Konsumsi Oksigen
pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio) dan Ikan Lele (Clarias sp.) dilaksanakan
pada Rabu, 20 Maret 2019 mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 09.30 WIB
bertempat di Laboratorium Akualkultur, Gedung 2, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan


Alat
Dalam praktikum ini digunakan alat-alat sebagai berikut :
Tabel 1. Alat Praktikum

No Nama Kegunaan

1 Toples Sebagai wadahikan


2 DO Meter Mengukur DO
3 Timbangan Untuk berat Ikan
4 Cling Warp Untuk MenutupToples
5 Jam Tangan Penunjuk Waktu
6 Cool box Tempat menyipan Percobaan

Bahan
Dalam praktikum ini digunakan bahan bahan sebagai berikut :
Tabel 2. Bahan Praktikum

No Nama Kegunaan

1 Ikan Lele Indikator uji coba


2 Air Indikator Pendukung uji coba

14
15

3.3 Prosedur Praktikum


Berikut ini merupakan prosedur-prosedur yang dilakukan dalam praktikum
laju reaksi oksigen :
1. Disiapkan wadah plastic dan isi dengan air sampai penuh
2. Ukur Oksigen terlarut menggunakan DO meter
3. Timbang Ikan dan catat bobotnya
4. Masukan Ikan kedalam wadah berisi air penuh dengan hatihati
5. Hitung Volume ikan didalam air
6. Tutup wadah percobaan dengan Cling Wrap supaya tidak adak kontak
dengan udara luar
7. Diamkanselama 30 menit
8. Setelah itu penutup plastic dibuka dan pindahkan ikan secara hati hati
jangan ada percikan air setelah itu ukur oksigen terlarut menggunakan DO
meter catat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok


Setelah melakukan uji praktikum, di dapatkan data sebagai berikut :

Ikan Lele
120
114.26
100

80

60
Suhu
57.13
40

20

0
Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen

Gambar 3. Grafik Data Kelompok

4.1.1 Pembahasan Data Kelompok

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai konsumsi O2 pada ikan Lele.


Percobaan dilakukan dengan menghitung oksigen terlarut (DO) awal dan oksigen
terlarut akhir yang kemudian digunakan untuk perhitungan konsumsi O2 pada ikan.
Ikan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan lele. Ikan lele ditimbang
terlebih dulu, bobot ikan lele kelompok 10 sebesar 108,23 gram. Ikan yang telah
ditimbang dimasukkan ke dalam wadah berisi air dengan nilai DO awal sebesar 6,9
mg/L. Setelah itu wadah ditutup menggunakan cling wrap selama 30 menit dan
dilakukan penghitungan kadar oksigen terlarut menggunakan DO meter. Kelompok
16 mendapatkan nilai DO akhir sebesar 6,1mg/L. Kadar oksigen terlarut mengalami
penurunan dari 6.9 mg/L menjadi 6,1 mg/L.

16
17

Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi
dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut. Semakin besar tekanan gas oksigen terhadap permukaan air, semakin
besar oksigen yang larut dalam air (berbanding lurus); Suhu pada air. Semakin
dingin suhu air, semakin besar oksigen yang larut dalam air (berbanding terbalik);
Jumlah mineral yang larut dalam air. Semakin besar mineral yang terkandung
dalam air, semakin kecil oksigen yang larut dalam air (berbanding terbalik).
Menurunnya kadar oksigen terlarut disebabkan oleh respirasi ikan. Dalam suatu
wadah yang tertutup dan terbatas, tekanan oksigen secara terus menerus akan
menurun sebagai akibat dari pengambilan oksigen yang terus menerus oleh ikan.
Kadar oksigen yang dianjurkan untuk kepentingan perikanan khususnya untuk ikan
air tawar adalah tidak kurang atau sama dengan dari 5 mg/ L (Tahe 2008) dan batas
nilai oksigen terlarut 0,3 mg/ L - 1,1 mg/ L dapat berpengaruh kematian pada ikan
dalam pemaparan yang lama yang disebut prolonged exposure (Effendi 2004).
Selain faktor yang disebutkan diatas, penyebab menurunnya kadar oksigen
adalah ditutupnya wadah penyimpanan ikan menggunakan cling wrap. Hal ini
disebabkan karena oksigen terlarut berasal dari difusi udara bebas. Ditutupnya
wadah penyimpanan ikan, menyebabkan terhambatnya difusi udara bebas ke wadah
penyimpanan ikan.
18

4.2 Data Angkatan

Setelah Melakukan uji Praktikum didapatkan data sebagai berikut :

Konsumsi O2 Ikan Lele


80
Konsumsi Oksigen Ikan Lele (mg/l)

70
68.2
60
60.5
50
47.6
40

30

20

10

0
22 25 28

suhu

Gambar 4. Grafik Data Angkatan 2018 Komsumsi O2 Ikan Lele

Konsumsi O2 Ikan Mas


45
Konsumsi Oksigen Ikan Mas (mg/l)

40
40.6
35
30
25
20 24.2

15
10 12.5
5
0
22 25 28

suhu

Gambar 5. Grafik Data Angkatan 2018 Komsumsi O2 Mas


19

Laju Konsumsi O2 Ikan Lele


160
Laju Konsumsi Oksigen Ikan Lele (mg02/jam)

140
135
120
124.5
100

80 93.03

60

40

20

0
22 25 28

suhu

Gambar 6. Grafik Data Angkatan 2018 Laju Komsumsi O2 Ikan Lele

Laju Konsumsi O2 Ikan Mas


90
Laju Konsumsi Oksigen Ikan Mas (mg02/jam)

80
79.4
70

60

50
48.5
40

30

20 25
10

0
22 25 28

suhu

Gambar 7. Grafik Data Angkatan 2018 Laju Komsumsi O2 Ikan Mas


20

4.2.1 Pembahasan Data Angkatan


Berdasarkan data grafik diatas dapat diketahui bahwa laju konsumsi oksigen
ikan mas dan ikan lele dengan bobot ikan lele yang telah ditentukan perkelompok
dan volume air 1800 ml Dengan suhu 22oC, 25oC dan 27o C selama 30 menit laju
konsumsi ikan mas adalah 79,4 mgO2/jam dan laju konsumsi ikan lele 136
mgO2/jam. laju konsumsi ikan mas dan ikan lele ini menyatakan bahwa banyaknya
Oksigen yang dikonsumsi ikan mas dan ikan lele pada proses respirasi dalam waktu
30 menit adalah 79,4 mgO2/jam dan ikan lele 136 mgO2/jam jadi konsumai ikan
lele yang telah kami teliti semakin tinggi suhu maka konsumsi Oksigen ikan lele
semakin meningkat dan semakin rendah suhu konsumsi Oksigen ikan lele semakin
menurun sama bandingannya dengan ikan mas semakin tinggi suhu laju konsumsi
Oksigen semakin tinggi hal ini terjadi dikarenakan semakin panas suhu ikan
semakin mebutuhkan Oksigen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai konsumsi
oksigen ikan mas dan lele dapat disipulkan bahwa rata-rata konsumsi oksigen ikan
lele pada suhu 22oC selama 30 menit adalah 67,9 mg/l Dan rata-rata konsumsi
oksigen ikan mas pada suhu 22oC selama 30 menit adalah 40,6 mg/l.
Pada hakikatnya semakin tinggi temperatur perairan maka akan semakin
tinggi pula aktivitas ikan, kebutuhan oksigen dari ikan tersebut jika dilihat dari
grafik dan data diatas pada suhu 22oC merupakan titik tertinggi konsumsi Oksigen
pada ikan mas dan ikan, saat suhu 22oC itu merupakan titik terendah laju konsumsi
Oksigen. Hal ini membuktikan bahwa ada ambang tertentu dimana ikan dapat
mempertahankan kondisi internalnya dengan menaikkan konsumsi Oksigen dan
jika sampai pada ambang tertentu ikan tidak dapat mentorelir keseimbangan
oksigen yang dibutuhkan dengan oksigen yang tersedia. Penurunan kadar oksigen
terlarut disebabkan oleh organisme yang ada pada perairan tersebut. Selain itu,
penurunan DO juga disebabkan karena terhambatnya difusi udara bebas ke dalam
air.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum laju konsumsi oksigen pada ikan, sebaiknya
praktikan lebih berhati-hati dan teliti dalam praktikum. Alat dan bahan yang
digunakan harus dalam keadaan baik agar mendukung jalannya praktikum ini.
Penanganan terhadap ikan lele dan ikan mas juga harus diperhatikan karena dalam
praktikum ini, ikan lele dan ikan mas yang digunakan masih dalam ukuran yang
tergolong kecil. Sebagai mahasiwa yang masih dalam proses pembelajaran hanya
bisa berharap agar praktikum yang telah dilakukan bisa memberikan manfaat
kepada penulis dan masyarakat umum yang membaca tulisan ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Djuhanda, 1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Americo, Bandung.

Fujaya,yushinta.2008. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta.jakarta


Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas. Cetakan
ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta.

Salmin, 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara. Karang
dan Teluk Banten. Dalam : Foraminifera Sebagai Bioindikator Pencemaran.
Oseana. 3, 2005 : 21 -26.

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Sastra


Hudaya, Jakarta.

Wiwi . Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.

22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan

Nampan Tabung Ukur

Karet Cling Wrap

Ikan Lele

24
Lampiran 2. Prosedur Kerja

Disiapkan wadah plastic dan isi dengan air sampai penuh

Oksigen terlarut diukur menggunakan DO meter

Timbang ikan dan dicatat bobotnya

Ikan dimasukkan kedalam wadah berisi air penuh dengan hati hati

Volume ikan di dalam air dihitung

Wadah percobaan ditutup dengan Cling Wrap supaya tidak ada kontak
dengan udara luar

Diamkan selama 30 menit

Setelah itu, penutup dibuka dan ikan dipindahkan dengan hati hati jangan
ada percikan air. Setelah itu, oksigen terlarut diukur menggunakan DO meter
dan dicatat hasilnya

25
Lampiran 3. Gambar Prosedur

Isi air Air kedalam wadah Timbang bobot ikan

Masukan ikan kedalam wadah yang berisi Ukur Volume Ikan


air penuh

Tutup wadah dengan Cling Wrap jangan Masukan ikan kedalam coolbox untuk
sampai ada gelembung mengetahui berapa DO Akhir

26
Lampiran 4. Data Kelompok

Bobot Ikan Do Awal


Volume Ikan (ml) Volume Air (ml) DO Akhir (mg/l)
(g) (mg/l)
108,23 129 1800 - 129 =1671 6,9 3,2

Konsumsi Oksigen :
( 𝐷𝑂 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐷𝑂 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ) ( 6,9 − 3,2)
(𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ ): (1671 )
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐼𝑘𝑎𝑛 108,23
( 35,7 )(1671 )
= 57,13
108,23

Laju Konsumsi
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 57,13
= = 114,26mg/l
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 108,23

Hasil Pengamatan Kelompok 10


Bobot Ikan Suhu Media Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen
(g) (C) (mgo2/g) (mgo2/h)

108,23 22 61,54 123,08

27
Lampiran 5. Data Angkatan
Ikan Lele pada Suhu 22'C
Kelompok Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi Laju Konsumsi
Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Oksigen
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l)
1 84,75 152 1648 6.9 3,2 76,3 152,6
2 107 150 1650 6.9 4,5 37 74
3 120,09 143 1657 6.9 3,7 44,15 88,3
4 87,51 80 1720 6,9 4,3 51,1 103
5 105 118 1682 6.9 3,4 56,1 112,2
6 92,34 55 1745 69 3,9 56,7 113,4
7 101,27 120 1680 6.9 3,5 56,4 112,8
8 98,11 80 1720 6.9 3,7 56,1 112,2
9 94,56 1222 1678 6.9 6,1 14,2 28,4
10 108,23 129 1671 6,9 3,2 57,13 114.26
Rata- Rata 50,518 99,65555556

Ikan Mas pada Suhu 22'C

Kelompok Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi Laju


Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l) Oksigen
11 89 75 1725 6,9 5,9 19,38 38,76
12 89 25.01 1702 6,9 6,5 7,6 15,2
13 112 127 1673 6,9 6,2 10,46 20,91
14 69 20 1780 6,9 6,6 7,74 15,48
15 100 64 1736 6,9 6,2 12,152 24,304
16 82 66 1734 6,9 6,3 12,7 25,4
17 92 72 1728 6,9 6 16,9 33,8
18 112 117 1683 6,9 6,1 11,127 22,254
19 124 160 1640 6,9 5,8 14,5 29
12,50655556 25,012

28
Ikan Mas pada Suhu 25'C
Kelompok Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi Laju
Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l) Oksigen
1 99 56 1774 6.9 5.2 29,95 59,9
2 87 58 1742 6.9 5,8 22,02 44,04
3 89 47 1753 6,9 5,5 25,57 51,14
4 114 76 1725 6,9 6 13,618 27,236
5 91 63 1737 6,9 5,2 32,4 64,9
6 73 51 1749 6,9 5,5 33,54 67,08
7 84 26 1774 6.9 5.6 27,45 55,9
8 134 84 1716 6,9 5,1 24,18 48,36
9 95 87 1713 6,9 5,3 28,85 57,7
10 78 130 1670 6,9 6,7 4,282 8,56
24,186 48,4816

Ikan Lele pada Suhu 25'C


Kelompok Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi Laju
Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l) Oksigen
11 85.56 63 1737 6.9 2.6 87,29 174,56
12 91,69 109 1691 6,9 4 53,5 107
13 106.10 120 1680 6,9 3,4 55,4 110,8
14 100,95 110 1690 6,9 2,4 75,33 150,66
15 72,73 77 1723 6,9 3,4 82,9 165,8
16 109,18 119 1681 6,9 3,2 57 144
17 82.41 132 1668 6.9 5.8 44,1 88,2
18 100,85 150 1650 6,9 3,4 57,3 115
19 88,4 118 1682 6,9 3,4 66,59 133,1
20 84,66 92 1708 6,6 5,6 26,23 56,53
60,564 124,565

29
Ikan Lele pada Suhu 28'C
Kelompok Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi Laju
Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l) Oksigen
1 95,98 242 1710 6.9 3.7 50.6 101.2
2 88,45 104 1696 6,9 2,8 78,61 157,23
3 102 64 1736 6.9 3,2 52,76 105,52
4 45,58 91 1709 6,9 4 108,73 217,46
5 92,58 64 1736 6,9 2,8 76,8 153,6
6 98 79 1721 6,9 3,6 57,95 115,9
7 98,8 71 1729 6,9 3,4 61,25 122,5
8 104,91 112 1800 6.9 3.0 66,91 133,82
9 99,02 103 1697 6,9 3,3 61,697 123
10 95,98 242 1558 6,9 4 47,1 94,2
67,97855556

Ikan Mas pada Suhu 28'C


Kelompok Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi Laju
Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l) Oksigen
11 113 78 1722 6,9 4.8 32 64
12 78 90 1710 6.9 4.9 44 88
13 79 79 1721 6,9 4.7 48 96
14 105 61 1739 6.9 4.5 39.74 79.48
15 80 78 1722 6.9 4.8 45.20 90.4
16 77 77 1723 6.9 4.4 55.94 111.88
17 99 82 1718 6.9 5.4 26.03 52.06
18 97 55 1745 6.9 4.9 35.97 71,95
19 85 78 1722 6.9 5 38.5 77
20 79,39

30
Hasil Pengamatan Rata-Rata Angkatan 2018

Suhu 22oC 25 oC Suhu 27 oC


Ikan Ikan
Ikan Mas Ikan Lele Ikan Mas Ikan Lele
Mas Lele
Konsumsi Oksigen 12,50 50,518 24,19 60,56 40,6 67,98

Laju Konsusi Oksigen 25,01 99,66 48,49 124,57 79,4 136

31

Anda mungkin juga menyukai