Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai dua lapisan
badan yang terdiri dari dua lapisann sel transparan yang hanya menyusun kulit terluarnya ( ektoderm ) dan kulit bagian dalam ( gastroderm ). Dinding tubuh Ctenophora dapat di bedaka menjadi mesoderm dan endoderm. Jaringan otot Ctenophora terdapat di lapisan mesoglea kontraksi otot pada jaringan tersebut menyebabkan hewan ctenophora bergerak. Pada Ctenophora tidak dijumpai polimorfisme dan spesies yang berkoloni, pada setiap sel tubuh Ctenophora dijumpai dua atau lebih silia. Ctenophora bergerak dengan bantuan silia berbentuk barisan sisir-sisir sepanjang poros oral-aboral, dan umumnya berjumlah lajur. Sistem digesti Ctenophora sudah sempurna, tentakel Ctenophora yang hanya sepasang yang di penihi oleh sel-sel koloblas. Pada umumnya Ctenophora adalah hewan yang hermafroditsimultan, walaupun ada beberapa anggotanya yang melakukan reproduksi secara aseksual(biasanya melalui fragmentasi).
Reproduksi Filum Ctenophora
Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat
kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi. Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah silia. Sel ovum dan sperma dilepaskan melalui pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Cnetophoa melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Cnetophora, meskipun ada beberapa spesies yang melakukannya secara internal. Peranan Filum Ctenophora
Ctenophora mempunyai peranan positif dan negatif, peranan positif
diantaranya adalah ikut menjaga keseimbangan ekosistem di laut. Hal karena Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton tumbuhan). Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi hewan laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur. Sedangkan untuk peranan negatifnya adalah Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan tiram karena hewan-hewan ini memakan larva- larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun 1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga mempengaruhi seluruh rantai makanan danau. Sumber :
Andita Diah Anggastya.( 2013 ). Filum Ctenophora, 13 oktober 2019.