Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HAWAN INVERTEBRATA

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA

Disusun oleh:
Ketua: Indah anisah safitri (2020411012)
Anggota: Lukman Hakim (2020411009)
Mahalima (2020411017)
Masito (2020411004)
Sharen Analia Dwina Putri (2020411014)

Dosen: Dian Mutiara S.Si, M.Si

PROGRRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah saya
memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA”. Pada
isi makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana cara prosedur kerja pengamatan
pada hewan invertebrata (Bivalvia), di sini juga kami menjelaskan bahwa kerang
tidak semuanya sama tapi ada spesiesnya tersendiri.
Makalah “LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
INVERTEBRATA” disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “Taksonomi
Hewan Invertebrata”. Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari
setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Palembang, 7 Desember 2021

Penyusun Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kerang merupakan salah satu biota laut yang ada di Indonesia selain
sumberdaya ikan, memiliki nilai komersial cukup tinggi dan telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat (DKP Kabupaten Sambas, 2007). Kerang
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain sebagai bahan makanan dan
sumber protein (Dharma, 1988; 2005; Bengen, 2004; 2009), serta sebagai
campuran pakan ternak (Gofur, 2003) dan bahan bangunan (Dharma, 1988).
Bengen (2009) menyatakan bahwa pemanfaatan sumber daya ini terus meningkat
dari tahun ketahun.
Kunci determinasi merupakan media yang digunakan dalam proses
identifikasi suatu makhluk hidup, sedangkan untuk mengamati makhluk hidup
yang beraneka ragam yang tidak mungkin untuk didatangkan langsung di kelas
maka diperlukan suatu sumber yang dapat memberikan informasi yang lengkap
tentang makhluk hidup tersebut. Hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan media
flashcard yang berisi kumpulan makhluk hidup kelompok tertentu disertai dengan
deskripsi singkat seputar ciri¬ciri kelompok makhluk hidup tersebut. Untuk
menentukan family dan spesies suatu kerang di butuh kan kunci determinasi
family (Bivalvia) dan kunci deteminasi spesies (Arcidae)
Shellfish (kekerangan) merupakan salah satu organisme laut yang rentan
terpengaruh oleh perubahan lingkungan, karena pergerakannya yang bersifat pasif
atau bersifat sedenter. Setiap spesies dari kekerangan memiliki tingkat toleransi
terhadap perubahan lingkungan yang berbeda-beda. Salah satunya yaitu
kekerangan dari famili Arcidae.
Sebagian spesies kerang darah dan kerang bulu mengalami determinasi dan
koreksi dari nama-nama lama, sebagian lagi antara lain Anadara (Anadara)
fultoni, Anadara (Scapharca) jurata, Anadara (Scapharca) cornea dan Anadara
(Tegillarca) oblonga yang merupakan rekor baru yang dilaporkan keberadaannya
di perairan Indonesia (Dharma, 2005). Kesulitan determinasi spesies marga
Anadara terjadi karena adanya karakter karakter cangkang yang variabel dan
mirip, sehingga terjadi banyak perbedaan pendapat dari masing-masing pakar

1.1.1 Identifikasi
Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan di
identifikasi mungkin belum di kenal atau sudah di kenal di dalam dunia ilmu
pengetahuan. Penentuan nama dan penentuan tingkat-tingkat takson harus
mengikuti aturan yang ada di dalam KITT (kode internasional tatanama
tumbuhan)
Prosedur identifikasi untuk yang untuk pertamakali akan di perkenalkan ke
dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi
KITT. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah di kenal oleh dunia ilmu
pengetahuan memerlukan sarana antara lain bantuan orang lain, spesimen
herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar
identifikasi jenis
Ada beberapa cara dalam mengidentifikasi diantaranya sebagai berikut :
a. Ingatan. Identifikasi dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan.
b. Bantuan orang lain. Identifikasi dapat dilakukan dengan meminta bantuan
para ahli.
c. Specimen acuan. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan secara
langsung menggunakan specimen acuan yang biasa di berikan etiket
berdasarkan nama jenisnya.
d. Pustaka. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan dan mencocokkan
ciri-ciri tumbuhan yang diidentifikasi dengan gambar yang ada di pustaka.
Identifikasi di lakukan dengan cara mencocokkan jenis sampel yang di dapat
di lapangan dengan literatur tumbuhan dan menanyakan langsung tumbuhan
kepada orang-orang yang ahli di bidangnya. Dan identifikasi dilakukan sampai
tingkat spesies atau minimal genus.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa manfaat dari kunci determinasi Arcidae dan Bivalvia?
2. Apa manfaat dari membedakan kerang?

1.3 Tujuan penelitian

1. Manfaatnya untuk mengetahuin spesies kerang tersebut


2. Untuk mengetahuin bentuk-bentuk kerang ada cirihas nya sendiri dan
tidak selalu sama

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini


diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi tentang klasifikasi dari Bivalvia dan Arcidae(Jenis dan


keanekaragaman)

2. Memberikan informasi tentang penyebaran habitat dari Arcidae

3. Mengetahuin keragaman bentuk dan keunikan dari berbagai jenis kerang

4. mengetahuin jenis kerang dengan menggunakan metode kunci determinasi


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Kunci determinasi merupakan media yang digunakan dalam proses
identifikasi suatu makhluk hidup, sedangkan untuk mengamati makhluk hidup
yang beraneka ragam yang tidak mungkin untuk didatangkan langsung di kelas
maka diperlukan suatu sumber yang dapat memberikan informasi yang lengkap
tentang makhluk hidup tersebut. Hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan media
flashcard yang berisi kumpulan makhluk hidup kelompok tertentu disertai dengan
deskripsi singkat seputar ciriciri kelompok makhluk hidup tersebut. Untuk
menentukan family dan spesies suatu kerang di butuh kan kunci determinasi
family (Bivalvia) dan kunci deteminasi spesies (Arcidae)
Bivalvia merupakan kelas dalam filum Molluska yang hidup di perairan tawar
maupun di perairan laut. bivalvia umumnya mikrofagus dan pemakan
tersuspensi.Kata Bivalvia memiliki arti dua cangkang, dengan engsel terletak di
bagian dorsal. Bivalvia biasa disebut juga dengan pelecypoda atau
lamellibranchia. Kata Pelecypoda memiliki arti “kaki berbentuk kapak”,
sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan insangnya berbentuk lembaran-
lembaran. Kepala tidak berkembang namun sepasang palpus labial mengapit
mulutnya.
Bivalvia kebanyakan hidup atau berhabitat dengan cara membenamkan diri
dalam lumpur atau pasir baik itu di perairan tawar maupun di laut. Bivalvia
memiliki cangkang yang terdiri atas dua bagian yang sama besar dan di bagian
dorsal menyatu oleh adanya ligamen sendi. Cangkang berfungsi menutupi atau
melindungi tubuh. Class bivalvia dalam perkembangannya dilaporkan memiliki
30 ribu jenis. yang berhabitat di laut maupun di air tawar atau payau. Di
antaranya ada yang epifaunal (hidup dipermukaan air) dan infaunal
(membenamkan diri didalam pasir) hidup dalam waktu yang cukup lama. Jenis
bivalvia yang hidup pada masing-masing habitatnya memiliki organ khusus
berbeda, yang sudah teradaptasi seperti; byssus (byssal), kaki dan sifons. Kerang
yang hidup menempel di substrat akan mengembangkan organ byssus serta kaki
nya tidak berkembang. Sedangkan kerang yang hidup di substrat dasar perairan,
organ kaki akan lebih berkembang dan tidak memiliki byssus
Arcidae merupakan salah satu famili yang paling melimpah di perairan tropis
dan mempunyai banyak jenis yang tersebar di hampir seluruh perairan pantai
mulai dari perairan Pasifik hingga Samudera Hindia dan Laut Mediterania. Jenis
A. tuberculosa, A. similis, A. multicostata dan A. grandis semuanya ditemukan
pada dasar subsistem di perairan Colombia (Broom, 1985). Jenis A. kornea dapat
ditemukan perairan Fiji. Jenis A. senilis dapat ditemukan di perairan sepanjang
pantai barat Afrika. Jenis A. granosa ditemukan pada dasar perairan dan
dimanfaatkan secara intensif untuk tujuan komersial di perairan Malaysia dan
Thailand, seperti halnya jenis A. subcrenata di perairan Jepang dan A. broughtoni
di perairan Korea Selatan (Broom, 1985).
Sedangkan jenis-jenis yang dapat ditemukan di perairan Indonesia antara lain
A. granosa (kerang darah), A. nodifera (kerang darah), A. inflata dan A. antiquata
(kerang bulu), A. rhombea dan A. indica (kerang mencos). Di antara kelima jenis
kerang tersebut yang banyak tertangkap adalah kerang mencos (Sudrajat, 2008).
Sebaran dan kelimpahan kerang Anadara juga tergantung oleh fluktuasi yang
terjadi pada habitatnya. Sebagai contoh, sebelum tahun 1996 jenis-jenis Anadara
di perairan Kepulauan Padaido, Papua sangat melimpah. Hal ini terlihat dari
tumpukan cangkang yang teronggok di beberapa pulau. Selain di Pulau Auki,
kerang Anadara juga biasa ditemukan di perairan Pulau Pai. Namun, setelah tahun
1996 (pasca tsunami), keberadaan kerang ini berangsur-angsur semakin berkurang
jumlahnya.
Dari hasil pengumpulan sampel A. antiquata selama 10 bulan antara Juni
2009 hingga Maret 2010, hanya didapatkan sebanyak 231 individu dari habitat
pasir (terdiri dari 79 individu jantan dan 152 individu betina), serta 377 individu
dari habitat lamun (terdiri dari 141 individu jantan dan 236 individu betina
(Widyastuti, 2011).
Karakter iagnostik pada Arcidae yaitu: Shell padat, setara atau sedikit tidak
setara, dalam kasus terakhir katup kiri agak tumpang tindih kanan; kira-kira
berbentuk persegi hingga bulat telur dan sebagian besar lebih panjang dari tinggi,
kurang lebih tidak sama sisi. Sebuah gape byssal kadang-kadang berkembang
pada margin ventral. Umbones di depan garis tengah, prosogyrate, di atas area
kardinal yang lebar. Ligamen eksternal, membentang di area kardinal, seringkali
dengan alur berbentuk V. Permukaan luar cangkang dengan rusuk radial, sering
dilintasi oleh pahatan konsentris.Periostracum berkembang dengan baik, sering
tebal dan berserat, pipih hingga berbulu.Engsel memanjang, hampir lurus hingga
sedikit melengkung, dengan banyak gigi melintang kecil yang bertambah besar
ukurannya ke arah ujung anterior dan posterior. Interior cangkang porselen. Dua
bekas luka otot adduktor subequal. Garis pallial tanpa sinus. Margin internal katup
halus hingga sangat berkerut. Insang tipe filibranchiate, tanpa sambungan
interlamelar. Darah berwarna merah, karena adanya pigmen pernapasan
hemoglobin. Siphon tidak ada. Kaki kekar, beralur dalam, sebagian besar
byssiferous, setidaknya dalam tahap muda. Mantel terbuka lebar, dengan mata
majemuk ditutupi oleh periostracum di tepinya.
Arcidae merupakan bivalvia yang bersifat filter feeder yang mendiami
perairan intertidal dengan substrat lumpur berpasir pada kedalaman air antara dua
sampai 20 m. Bivalvia memiliki peran ekologis dalam siklus rantai makanan,
mempengaruhi struktur komunitas makrozoobentos dan sebagai bioindikator(1) .
30 Karakteristik Morfologi Famili Arcidae (Prasadi, O., et al.)
BAB 3
METODELOGI PRAKENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pada praktikum pengenala alat, yaitu:
Hari/Tanggal: Selasa, 16 November 2021
Waktu: Pukul 08 : 30 WIB
Tempat: Labolatorium Terpadu MIPA BIOLOGI Universitas PGRI Palembang

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat :
Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah:
 Parafin
 Pena
 Buku
3.2.2. Bahan :
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah:
 Anadara granosa
 Anadara nodifera
 Scapharca inaequivalvis

3.3. Cara Kerja


Cara kerja :
1. Siapkan kerang dan alat yang dibutuhkan
2. Letakan kerang yang akan diamati di parafin
3. Amati kerang dengan morfologi cangkang tertentu

Tabel jenis-jenis kerang


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel jenis-jenis kerang
NO Ordo FamilIA Genus Spesies Nama
lokal
1 Taxodont Arcidae Anadara Kerang
a gray darah

2 Arcoida Arcidae Anadara Kerang


Stoliczka gray darah /
Kerang
bulu

3 Arcoida Arcidae Anadara Kerang


Stoliczka gray kappa

4.2 Pembahasan
4.2.1 Anadara granosa (Linnaeus, 1758)
Kunci determinasi Spesies
1.a.................................... →2
b....................................... →3
3.a.................................... →5
b....................................... →8
8.a.................................... →6
b....................................... →13
13.a.................................. →14
b....................................... →15
14.a.................................. → Anadara nodifera
b....................................... → Anadara granosa*
Karakter diagnostik: Shell setara, tebal dan padat, bulat telur, sangat
mengembang, sedikit lebih panjang dari tinggi dan tidak seimbang. Umbones
sangat menonjol, area mata angin agak besar. Sekitar 18 rusuk radial (15 hingga
20) dengan celah lebar di setiap katup; rusuk kokoh dan jelas rugose, bantalan
teratur, sering persegi panjang nodul. Periostracum agak tipis dan halus. Margin
internal dengan crenulations kuat sesuai dengan rusuk radial eksternal. Tidak ada
celah byssal. Warna: di luar cangkang putih di bawah periostracum coklat
kekuningan. Sisi dalam berwarna putih, sering diwarnai kuning muda ke arah
rongga umbonal.
Ukuran: Panjang cangkang maksimum 9 cm, umumnya hingga 6 cm.
Habitat, biologi, dan perikanan: Di dasar berlumpur, terutama di teluk dan muara
yang dilindungi, atau di hutan bakau. Sering terjadi pada populasi padat. Perairan
intertidal dan subtidal dangkal. Aktif dieksploitasi atau dibudidayakan di banyak
wilayah Indo-Pasifik Barat, spesies ini mewakili bahtera komersial yang paling
penting. Dari tahun 1990 hingga 1995, Buku Statistik Perikanan FAO melaporkan
kisaran produksi tahunan dari sekitar 12 300 hingga 22 600 t Anadara granosa di
Pasifik Tengah Barat (Malaysia, Thailand). Nama “kerang darah”, sering
digunakan untuk spesies ini dan untuk spesies besar Anadara dan Scapharca
lainnya, disebabkan oleh pigmen pernapasan hemoglobin mewarnai jaringannya.

bagian dalam katup kiri bagian luar katup kanan

4.2.2 Anadara nodifera (Martens, 1860)


Kunci determinasi Spesies
1.a.................................... →2
b....................................... →3
3.a.................................... →5
b....................................... →8
8.a.................................... →6
b....................................... →13
13.a.................................. →14
b....................................... →15
14.a.................................. → Anadara nodifera *
b....................................... → Anadara granosa

Karakter diagnostik: Shell setara, cukup mengembang dan padat, lonjong


bulat telur dan jelas lebih panjang dari tinggi. Umbones agak menonjol, area
kardinal agak sempit. Sekitar 21 rusuk radial (19 hingga 23) di setiap katup; rusuk
cukup sempit dan tajam, jelas rugose, bantalan nodul bulat biasa di atas.
Periostracum agak tipis dan halus. Margin internal dengan crenulations kuat
sesuai dengan rusuk radial eksternal. Tidak ada celah byssal. Warna: di luar
cangkang putih di bawah periostracum cokelat sedang. Bagian dalam berwarna
putih susu.
Ukuran: Panjang cangkang maksimum 6 cm, umumnya hingga 4 cm.
Habitat, biologi, dan perikanan: Di dasar lumpur dan pasir. Perairan intertidal dan
sublittoral dangkal sampai kedalaman 10 m. Eksploitasi lokal dan budidaya di
Thailand.

bagian dalam katup kiri bagian luar katup kanan

4.2.3 Scapharca inaequivalvis (Bruguière, 1789)


1.a.................................... →2
b....................................... →3
3.a.................................... →5
b....................................... →8
8.a.................................... →9
b....................................... →13
9.a................................... →14
b....................................... →10
10.a.................................. →15
b....................................... →11
11.a.................................. →16
b....................................... →12
12.a................................... →17
b........................................ → Scapharca inaequivalvis

Karakter diagnostik: Cangkang tebal dan padat, menggembung, tidak sama


sisi, berbentuk kira-kira segi empat dengan margin ventral arkuata dan margin
posterior terpotong miring; sedikit tidak seimbang, katup kiri secara jelas tumpang
tindih dengan katup kanan secara ventral dan posterior. Area kardinal agak
panjang dan sempit. Sekitar 33 radial rusuk (30 hingga 36) di setiap katup; rusuk
selebar celah, butiran di katup kiri. Periostracum berkembang dengan baik.
Margin internal dengan crenulations kuat sesuai dengan rusuk radial eksternal.
Tidak ada celah byssal. Warna: di luar cangkang putih di bawah periostracum
coklat kehitaman. Bagian dalam berwarna keputihan.
Ukuran: Panjang cangkang maksimum 9,5 cm, umumnya hingga 8 cm.
Habitat, biologi, dan perikanan: Di dasar pasir berlumpur halus, di teluk dan
laguna pesisir. Dieksploitasi untuk makanan dan dibudidayakan bersama dengan
Scapharca globosa di Jepang dan Filipina.

bagian dalam katup kiri bagian luar katup kanan


4.3 Dekripsi

4.3.1 Anadara granosa


Spesies:
Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri, Margin ventral tanpa celah
byssal; bagian dalam, margin ventral dengan crenulations kuat sesuai dengan
tulang rusuk eksternal, Setara shell, katup persis bertemu di margin Iga sangat
kasar pada kedua katup, Shell sedikit lebih panjang dari tinggi, dengan umbones
sangat menonjol; sekitar 18 tulang rusuk radial (15 hingga 20) di setiap katup
Family:
Dua (kadang-kadang 3) bekas luka otot adduktor di setiap katup, Cangkang
tanpa pelat atau tabung aksesori berkapur dan palet; tidak ada apofisis seperti jari
memproyeksikan di salah satu katup, Bekas luka adduktor anterior dan posterior
tidak terlalu berbeda, Engsel dengan banyak gigi dan soket kecil bergantian,
semua atau sebagian melintang ke tepi punggung
Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Class: Bivalvia
Ordo: Taxodonta
Family: Arcidae
Genus: Anadara Gray
Spesies: Anadara granosa

4.3.2 Anadara nodifera


Spesies:
Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri, Margin ventral tanpa celah
byssal; bagian dalam, margin ventral dengan crenulations kuat sesuai dengan
tulang rusuk eksternal, Setara shell, katup persis bertemu di margin, Iga sangat
kasar pada kedua katup, Cangkangnya jelas lebih panjang dari tinggi, dengan
umbones yang agak menonjol; sekitar 21 rusuk radial (19 hingga 23) di setiap
katup
Family:
Dua (kadang-kadang 3) bekas luka otot adduktor di setiap katup, Cangkang
tanpa pelat atau tabung aksesori berkapur dan palet; tidak ada apofisis seperti jari
memproyeksikan di salah satu katup, Bekas luka adduktor anterior dan posterior
tidak terlalu berbeda, Engsel dengan banyak gigi dan soket kecil bergantian,
semua atau sebagian melintang ke tepi punggung
Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Class: Bivalvia
Ordo: Arcoida Stoliczka
Family: Arcidae
Genus: Anadara Gray
Spesies: Anadara nodifera

4.3.3 Scapharca inaequivalvis


Spesies:
Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri, Margin ventral tanpa celah
byssal; bagian dalam, margin ventral dengan crenulations kuat sesuai dengan
tulang rusuk eksternal, Shell sedikit tidak seimbang, katup kiri tumpang tindih
dengan katup kanan, Shell memanjang secara melintang, dengan tinggi lebih besar
dari inflasi; iga radial berbutir pada katup kiri saja, atau halus pada kedua katup,
Shell meningkat; celah rusuk relatif lebar, Tulang rusuk radial bergranulasi di
katup kiri, Sekitar 33 rusuk radial (30 hingga 36) di setiap katup; cangkang tidak
diwarnai hijau kebiruan di bagian belakang.
Family:
Dua (kadang-kadang 3) bekas luka otot adduktor di setiap katup, Cangkang
tanpa pelat atau tabung aksesori berkapur dan palet; tidak ada apofisis seperti jari
memproyeksikan di salah satu katup, Bekas luka adduktor anterior dan posterior
tidak terlalu berbeda, Engsel dengan banyak gigi dan soket kecil bergantian,
semua atau sebagian melintang ke tepi punggung
Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Class: Bivalvia
Ordo: Arcoida Stoliczka
Family: Arcidae
Genus: Scapharca
Spesies: Scapharca inaequivalvis
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Bivalvia merupakan kelas dalam filum Molluska yang hidup di perairan tawar
maupun di perairan laut. bivalvia umumnya mikrofagus dan pemakan
tersuspensi.Kata Bivalvia memiliki arti dua cangkang, dengan engsel terletak di
bagian dorsal. Bivalvia biasa disebut juga dengan pelecypoda atau
lamellibranchia.
Arcidae merupakan salah satu famili yang paling melimpah di perairan tropis
dan mempunyai banyak jenis yang tersebar di hampir seluruh perairan pantai
mulai dari perairan Pasifik hingga Samudera Hindia dan Laut Mediterania
Anadara granosa (Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
 Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri
 Margin ventral tanpa celah byssal; bagian dalam, margin ventral dengan
crenulations kuat sesuai dengan tulang rusuk eksternal
 Setara shell, katup persis bertemu di margin
 Iga sangat kasar pada kedua katup
 Shell sedikit lebih panjang dari tinggi, dengan umbones sangat menonjol;
sekitar 18 tulang rusuk radial (15 hingga 20) di setiap katup
Anadara nodifera (Martens, 1860)
Ciri-ciri:
 Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri
 Margin ventral tanpa celah byssal; bagian dalam, margin ventral dengan
crenulations kuat sesuai dengan tulang rusuk eksternal
 Setara shell, katup persis bertemu di margin
 Iga sangat kasar pada kedua katup
 Cangkangnya jelas lebih panjang dari tinggi, dengan umbones yang agak
menonjol; sekitar 21 rusuk radial (19 hingga 23) di setiap katup
Scapharca inaequivalvis (Bruguière, 1789)
Ciri-ciri:
 Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri
 Margin ventral tanpa celah byssal; bagian dalam, margin ventral dengan
crenulations kuat sesuai dengan tulang rusuk eksternal
 Shell sedikit tidak seimbang, katup kiri tumpang tindih dengan katup
kanan
 Shell memanjang secara melintang, dengan tinggi lebih besar dari inflasi;
iga radial berbutir pada katup kiri saja, atau halus pada kedua katup
 Shell meningkat; celah rusuk relatif lebar
 Tulang rusuk radial bergranulasi di katup kiri
 Sekitar 33 rusuk radial (30 hingga 36) di setiap katup; cangkang tidak
diwarnai hijau kebiruan di bagian belakang.

5.2 Saran
Pada praktikum penelitian ini ada beberapa jenis bivalvia yang dijabarkan
Anadara granosa Anadara nodifera dan Scapharca inaequivalvis Sehingga
dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih mudah menentukan
klasifikasi dari jenis-jenis bivalvia dan arcidae tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Soesilo, Puniawat. 2018. Keragaman Genus Anadara Berdasarkan Karakter


Morfologis Dan Habitat di Perairan Pantai, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Diakses pada 7 Desember 2021, dari file:///C:/Users/-/Downloads/27861-91177-
1-PB.pdf

Eka Sulistiyaningsih & Ucu Yanu Arbi. 2020. ASPEK BIO-EKOLOGI DAN
PEMANFAATAN KERANG MARGA ANADARA (MOLLUSCA: BIVALVIA:
ARCIDAE). Diakses pada 7 Desember 2021, dari
file:///C:/Users/-/Downloads/95-Article%20Text-497-1-10-
20201027%20(1)%20(2).pdf

Oto Prasadi1) , Isdradjad Setyobudiandi1) , Nurlisa A. Butet1) dan Sri Nuryati2).


18 Desember 2015. Karakteristik Morfologi Famili Arcidae di Perairan yang
Berbeda (Karangantu dan Labuan, Banten). Diakses pada 7 Desember 2021, dari
https://media.neliti.com/media/publications/145146-ID-karakteristik-morfologi-
famili-arcidae-d.pdf

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 2.


Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Purnamasari, Herni, Margareta Rahayuningsih dan Chasnah. 2012. “Kunci


determinasi dan flashcard sebagai media pembelajaran inkuiri klasifikasi makhluk hidup
smp” , https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/1497/1444 , Di akses
pada tanggal 07 Desember 2021.

Anda mungkin juga menyukai