Disusun oleh:
Ketua: Indah anisah safitri (2020411012)
Anggota: Lukman Hakim (2020411009)
Mahalima (2020411017)
Masito (2020411004)
Sharen Analia Dwina Putri (2020411014)
Puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah saya
memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA”. Pada
isi makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana cara prosedur kerja pengamatan
pada hewan invertebrata (Bivalvia), di sini juga kami menjelaskan bahwa kerang
tidak semuanya sama tapi ada spesiesnya tersendiri.
Makalah “LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
INVERTEBRATA” disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “Taksonomi
Hewan Invertebrata”. Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari
setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kerang merupakan salah satu biota laut yang ada di Indonesia selain
sumberdaya ikan, memiliki nilai komersial cukup tinggi dan telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat (DKP Kabupaten Sambas, 2007). Kerang
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain sebagai bahan makanan dan
sumber protein (Dharma, 1988; 2005; Bengen, 2004; 2009), serta sebagai
campuran pakan ternak (Gofur, 2003) dan bahan bangunan (Dharma, 1988).
Bengen (2009) menyatakan bahwa pemanfaatan sumber daya ini terus meningkat
dari tahun ketahun.
Kunci determinasi merupakan media yang digunakan dalam proses
identifikasi suatu makhluk hidup, sedangkan untuk mengamati makhluk hidup
yang beraneka ragam yang tidak mungkin untuk didatangkan langsung di kelas
maka diperlukan suatu sumber yang dapat memberikan informasi yang lengkap
tentang makhluk hidup tersebut. Hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan media
flashcard yang berisi kumpulan makhluk hidup kelompok tertentu disertai dengan
deskripsi singkat seputar ciri¬ciri kelompok makhluk hidup tersebut. Untuk
menentukan family dan spesies suatu kerang di butuh kan kunci determinasi
family (Bivalvia) dan kunci deteminasi spesies (Arcidae)
Shellfish (kekerangan) merupakan salah satu organisme laut yang rentan
terpengaruh oleh perubahan lingkungan, karena pergerakannya yang bersifat pasif
atau bersifat sedenter. Setiap spesies dari kekerangan memiliki tingkat toleransi
terhadap perubahan lingkungan yang berbeda-beda. Salah satunya yaitu
kekerangan dari famili Arcidae.
Sebagian spesies kerang darah dan kerang bulu mengalami determinasi dan
koreksi dari nama-nama lama, sebagian lagi antara lain Anadara (Anadara)
fultoni, Anadara (Scapharca) jurata, Anadara (Scapharca) cornea dan Anadara
(Tegillarca) oblonga yang merupakan rekor baru yang dilaporkan keberadaannya
di perairan Indonesia (Dharma, 2005). Kesulitan determinasi spesies marga
Anadara terjadi karena adanya karakter karakter cangkang yang variabel dan
mirip, sehingga terjadi banyak perbedaan pendapat dari masing-masing pakar
1.1.1 Identifikasi
Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan di
identifikasi mungkin belum di kenal atau sudah di kenal di dalam dunia ilmu
pengetahuan. Penentuan nama dan penentuan tingkat-tingkat takson harus
mengikuti aturan yang ada di dalam KITT (kode internasional tatanama
tumbuhan)
Prosedur identifikasi untuk yang untuk pertamakali akan di perkenalkan ke
dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi
KITT. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah di kenal oleh dunia ilmu
pengetahuan memerlukan sarana antara lain bantuan orang lain, spesimen
herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar
identifikasi jenis
Ada beberapa cara dalam mengidentifikasi diantaranya sebagai berikut :
a. Ingatan. Identifikasi dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan.
b. Bantuan orang lain. Identifikasi dapat dilakukan dengan meminta bantuan
para ahli.
c. Specimen acuan. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan secara
langsung menggunakan specimen acuan yang biasa di berikan etiket
berdasarkan nama jenisnya.
d. Pustaka. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan dan mencocokkan
ciri-ciri tumbuhan yang diidentifikasi dengan gambar yang ada di pustaka.
Identifikasi di lakukan dengan cara mencocokkan jenis sampel yang di dapat
di lapangan dengan literatur tumbuhan dan menanyakan langsung tumbuhan
kepada orang-orang yang ahli di bidangnya. Dan identifikasi dilakukan sampai
tingkat spesies atau minimal genus.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Anadara granosa (Linnaeus, 1758)
Kunci determinasi Spesies
1.a.................................... →2
b....................................... →3
3.a.................................... →5
b....................................... →8
8.a.................................... →6
b....................................... →13
13.a.................................. →14
b....................................... →15
14.a.................................. → Anadara nodifera
b....................................... → Anadara granosa*
Karakter diagnostik: Shell setara, tebal dan padat, bulat telur, sangat
mengembang, sedikit lebih panjang dari tinggi dan tidak seimbang. Umbones
sangat menonjol, area mata angin agak besar. Sekitar 18 rusuk radial (15 hingga
20) dengan celah lebar di setiap katup; rusuk kokoh dan jelas rugose, bantalan
teratur, sering persegi panjang nodul. Periostracum agak tipis dan halus. Margin
internal dengan crenulations kuat sesuai dengan rusuk radial eksternal. Tidak ada
celah byssal. Warna: di luar cangkang putih di bawah periostracum coklat
kekuningan. Sisi dalam berwarna putih, sering diwarnai kuning muda ke arah
rongga umbonal.
Ukuran: Panjang cangkang maksimum 9 cm, umumnya hingga 6 cm.
Habitat, biologi, dan perikanan: Di dasar berlumpur, terutama di teluk dan muara
yang dilindungi, atau di hutan bakau. Sering terjadi pada populasi padat. Perairan
intertidal dan subtidal dangkal. Aktif dieksploitasi atau dibudidayakan di banyak
wilayah Indo-Pasifik Barat, spesies ini mewakili bahtera komersial yang paling
penting. Dari tahun 1990 hingga 1995, Buku Statistik Perikanan FAO melaporkan
kisaran produksi tahunan dari sekitar 12 300 hingga 22 600 t Anadara granosa di
Pasifik Tengah Barat (Malaysia, Thailand). Nama “kerang darah”, sering
digunakan untuk spesies ini dan untuk spesies besar Anadara dan Scapharca
lainnya, disebabkan oleh pigmen pernapasan hemoglobin mewarnai jaringannya.
5.1 Kesimpulan
Bivalvia merupakan kelas dalam filum Molluska yang hidup di perairan tawar
maupun di perairan laut. bivalvia umumnya mikrofagus dan pemakan
tersuspensi.Kata Bivalvia memiliki arti dua cangkang, dengan engsel terletak di
bagian dorsal. Bivalvia biasa disebut juga dengan pelecypoda atau
lamellibranchia.
Arcidae merupakan salah satu famili yang paling melimpah di perairan tropis
dan mempunyai banyak jenis yang tersebar di hampir seluruh perairan pantai
mulai dari perairan Pasifik hingga Samudera Hindia dan Laut Mediterania
Anadara granosa (Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri
Margin ventral tanpa celah byssal; bagian dalam, margin ventral dengan
crenulations kuat sesuai dengan tulang rusuk eksternal
Setara shell, katup persis bertemu di margin
Iga sangat kasar pada kedua katup
Shell sedikit lebih panjang dari tinggi, dengan umbones sangat menonjol;
sekitar 18 tulang rusuk radial (15 hingga 20) di setiap katup
Anadara nodifera (Martens, 1860)
Ciri-ciri:
Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri
Margin ventral tanpa celah byssal; bagian dalam, margin ventral dengan
crenulations kuat sesuai dengan tulang rusuk eksternal
Setara shell, katup persis bertemu di margin
Iga sangat kasar pada kedua katup
Cangkangnya jelas lebih panjang dari tinggi, dengan umbones yang agak
menonjol; sekitar 21 rusuk radial (19 hingga 23) di setiap katup
Scapharca inaequivalvis (Bruguière, 1789)
Ciri-ciri:
Bagian belakang cangkang tidak terpuntir ke kiri
Margin ventral tanpa celah byssal; bagian dalam, margin ventral dengan
crenulations kuat sesuai dengan tulang rusuk eksternal
Shell sedikit tidak seimbang, katup kiri tumpang tindih dengan katup
kanan
Shell memanjang secara melintang, dengan tinggi lebih besar dari inflasi;
iga radial berbutir pada katup kiri saja, atau halus pada kedua katup
Shell meningkat; celah rusuk relatif lebar
Tulang rusuk radial bergranulasi di katup kiri
Sekitar 33 rusuk radial (30 hingga 36) di setiap katup; cangkang tidak
diwarnai hijau kebiruan di bagian belakang.
5.2 Saran
Pada praktikum penelitian ini ada beberapa jenis bivalvia yang dijabarkan
Anadara granosa Anadara nodifera dan Scapharca inaequivalvis Sehingga
dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih mudah menentukan
klasifikasi dari jenis-jenis bivalvia dan arcidae tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Sulistiyaningsih & Ucu Yanu Arbi. 2020. ASPEK BIO-EKOLOGI DAN
PEMANFAATAN KERANG MARGA ANADARA (MOLLUSCA: BIVALVIA:
ARCIDAE). Diakses pada 7 Desember 2021, dari
file:///C:/Users/-/Downloads/95-Article%20Text-497-1-10-
20201027%20(1)%20(2).pdf