DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
ABSTRAK
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Skripsi : Sebaran Lokal Asteroidea (Echinodermata) di Pulau Tikus,
Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu
Nama : Muhammad Fajri Ramadhan
NRP : G34103053
Menyetujui:
Mengetahui:
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat serta
rizki-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta salam
penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang pembawa kebenaran
hakiki.
Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Bapak Tri Atmowidi, Ibu
Pradina Purwati dan Ibu Hilda Akmal atas saran serta bimbingannya, kepada
kedua orang tua atas segala doa, pengorbanan dan kasih sayangnya, kepada Pusat
Penelitian Oceanografi-LIPI Jakarta, kepada Taufiq, Ramsi, Eko, Iwa, Hasep,
Sagita, Dian, Citra dan teman-teman bio 40 atas bantuannya dan kebersamaannya,
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan, kepada Pak Rusmin dan Mas Indra
atas bantuannya selama di lapang.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di kemudian
hari.
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................vii
PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1
Latar Belakang................................................................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................................................................. 1
Waktu dan Tempat .......................................................................................................................... 1
METODE ............................................................................................................................................. 2
HASIL .................................................................................................................................................. 3
Karakteristik Habitat Perairan ......................................................................................................... 3
Jenis dan Jumlah Individu bintang laut ........................................................................................... 3
Karakter Habitat A. typicus ............................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 7
SIMPULAN.......................................................................................................................................... 9
SARAN................................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... ...10
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Jumlah individu Asteroidea berdasarkan metode transek dan pemetaan…………………... 6
2 Ukuran tubuh Asteroidea……………………………………………………...……………. 6
3 Keragaman Asteroidea di Indonesia…..……………………………………………………. 8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Peta lokasi penelitian………………………………………………………………………. 2
2 Posisi belt transect di Pulau Tikus……………..………………………………………….. 2
3 Cara pengukuran individu bintang laut……………………………………………………. 3
4 Gambaran umum lokasi penelitian………………………………………………………… 3
5 Pembenaman diri Archaster typicus (a) Subambulakral spine dan pediselaria (panah) (b)
Superomarginal plate dan Primary spine..................................................................... 4
6 Culcita novaeguineae (a) Bintil poligon dan pori-pori pada celah antar
bintil (panah)(b)……………………………………………………………………………. 4
7 Linckia laeviga…………………………………………………………………………….. 4
8 Nordoa tuberculata (a) Actinal row sampai ujung lengan (b) Bagian actinal plate (c)
Bintil-bintil pada bagian dorsal, pita berwarna kecoklatan (panah) (d)............................. 5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Tabel pasang surut................................................................................................................ 12
2 Petunjuk lapang identifikasi lamun Westpac....................................................................... 13
3 Petunjuk lapang persentase tutupan McKenzie 2003........................................................... 14
4 Karakter-karakter untuk identifkasi..................................................................................... 15
5 Karakter substrat pada habitat Archaster typicus……………………………………......... 16
PENDAHULUAN Indonesia tidak menggunakan transek
pendahuluan untuk menentukan berapa luas
Latar Belakang kuadran yang representatif untuk biota dan
Asteroidea atau bintang laut termasuk habitat yang dipilih. Dari beberapa
dalam filum Echinodermata. Hewan ini penelitian, luas kuadran 1 m2 sering dipakai
umumnya berbentuk menjari dan untuk analisis sebaran individu beberapa
mempunyai skeleton eksternal yang disusun kelompok anggota Echinodermata (Rajab
oleh lempengan-lempengan (plates). dan Yusron 1994; Prahoro et al. 1992;
Lempengan-lempengan skeleton ini Darsono & Aziz 2001; Yusron 2007).
dibentuk dari bahan kristal kalsit, yang Teknik ini juga sangat umum dilakukan pada
menyebabkan tubuh bintang laut kaku dan biota lain seperti Moluska (Cappenberg dan
keras saat kering (Brusca & Brusca 1990). Pangabean 2005; Cappenberg 2006; Dody et
Seperti anggota Echinodemata yang al. 2000).
lain, Asteroidea memiliki sistem transport Hasil penghitungan populasi dapat
air (water vascular system) yang berfungsi berbeda jika metode yang digunakan
dalam respirasi, lokomosi, dan sensor berbeda. Metode pemetaan dilakukan
(Groves & Hunt 1980). dengan cara menandai lokasi setiap hewan
Di Indonesia diperkirakan ada 64 jenis yang ditemukan dengan menggunakan
bintang laut. Hewan-hewan ini umumnya Global Positioning System (GPS). Metode
ditemukan pada daerah berpasir seperti ini telah diterapkan pada timun laut
anggota Astropecten, daerah padang lamun (Holothuroidea) di perairan Lombok Barat
seperti anggota Protoreaster dan daerah (Purwati 2006). Keuntungan menggunakan
berkarang atau terumbu karang seperti jenis metode pemetaan antara lain tidak
Acanthaster planci yang dikenal sebagai mengulang penghitungan individu yang
pemangsa polip koral (Aziz 1981; Susetiono sama, mengetahui distribusi lokal setiap
2004). spesies yang ada dan memberi batasan
Bintang laut hidup di dasar laut, mikrohabitat setiap spesies. Mengingat
bentuknya mengikuti kontur permukaan mobilitas dan ukuran tubuh yang relatif
bebatuan. Pada umumnya hewan ini selalu sama dengan timun laut, maka metode
menempati daerah yang digenangi air. Pada pemetaan dapat diterapkan untuk analisis
beberapa habitat yang mengalami sebaran individu bintang laut.
kekeringan pada saat air surut, terjadi Dalam penelitian ini digunakan dua
beberapa penyesuaian, antara lain metode, yaitu metode transek yang telah
pembenaman diri dalam pasir (Groves & populer, dan metode pemetaan dengan GPS
Hunt 1980, Aziz 1981). yang relatif baru dan belum banyak
Menurut Aziz (1997), beberapa jenis digunakan. Metode pemetaan memberi
bintang laut menyukai dasar berlumpur, ini kemungkinan untuk meneliti mikrohabitat
berkaitan dengan kebiasaan makannya suatu populasi, sehingga dalam penelitian ini
sebagai pemakan endapan (deposit feeder). dilakukan juga observasi karakter
Anggota yang lain menyukai perairan yang mikrohabitat salah satu jenis bintang laut
bersih dan jernih (Pearson & Rosenberg yang ditemukan dominan.
1978 dalam Aziz 1997).
Di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, 16 Tujuan
jenis bintang laut telah teridentifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk 1)
Mereka hidup di daerah berpasir (3 jenis), membandingkan densitas bintang laut
padang lamun (4 jenis), daerah pertumbuhan berdasarkan metode transek dan metode
algae (8 jenis), dan bagian tubir (9 jenis) pemetaan, 2) menghitung jumlah dan
(Aziz 1981). menentukan sebaran lokal Archaster typicus.
Penelitian bintang laut di Indonesia Disamping itu, penelitian ini memperkirakan
masih jarang dilakukan. Informasi kelompok luas penutupan lamun dan ukuran partikel
hewan ini biasanya merupakan hasil studi sedimen sebagai habitat A. typicus.
ekologi dan dipublikasikan sebagai bagian
dari filum Echinodermata (Aziz 1980; Aziz Waktu dan Tempat
1981; Robert dan Darsono 1984; Jangoux et Lokasi penelitian adalah Pulau Tikus
al. 1989; Lumingas 1996; Yusron dan (5,862o-5,865o LS; 106,578o-106,583o BT)
Susetiono 2006). pada gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu
Dalam menghitung besarnya populasi (Gambar 1). Penelitian ini dilaksanakan
bintang laut, kebanyakan peneliti di pada bulan Februari sampai bulan
2
-5.8626
P. Tikus
-5.8628
-5.863
-5.8632
1 2 3 4 5 6
-5.8638
METODE
-5.864
koleksi P2O, LIPI. Penentuan nama jenis Gambar 2 Posisi belt transect (1-6 ) di
bintang laut dilakukan dengan merujuk pada Pulau Tikus. Tanda panah
Clark & Rowe (1971) dan Purwati & Lane menunjukkan arah berjalan
(2000). Pengamatan juga dilakukan saat penghitungan.
menggunakan mikroskop binokuler stereo
Leica MZ8, dan difokuskan terutama pada b) Teknik pemetaan dengan GPS
rasio R/r (perbandingan antara panjang Data dikumpulkan dengan cara memberi
lengan dan jari-jari cakram), bentuk podia tanda posisi tiap spesimen dengan GPS, dan
(kaki tabung), lempeng yang membatasi dicatat nama spesiesnya. Data kemudian
ambulakral, lempeng penyusun permukaan diolah dan dipetakan dengan menggunakan
tubuh, serta keberadaan duri dan pori. program Surfer 8.
r
R
0 3 cm
b 0 4 cm
a
c
b
0 5 cm
c
a
0 1 cm
d
b
Gambar 8 a. Nordoa tuberculata
Gambar 7 a. Linckia laevigata b. b. Actinal row sampai ujung
Bagian ventral (perbesaran lengan. c. Bagian actinal
2x10) plate (perbesaran 2x10) d.
Bintil-bintil pada bagian
d. Nordoa tuberculata Gray,1840 dorsal, cincin yang berwarna
coklat pada Nordoa
Klasifikasi: Tuberculata (panah).
Famili : Ophidiasteridae
Genus : Nordoa
Nordoa tuberculata mempunyai cakram
Spesies : Nordoa tuberculata Gray,1840
yang cembung dan bintil-bintil pada bagian
atas tubuhnya. Spesies ini berwarna
kekuning-kuningan dengan cincin kecoklat-
coklatan di tangan-tangannya. Actinal row
terdapat di seluruh panjang lengan (Gambar
8).
Hasil transek dan pemetaan ditampilkan
dalam Tabel 1. Densitas tiap jenis bintang
laut dari hasil teknik pemetaan lebih tinggi
dibandingkan hasil teknik transek. A. typicus
merupakan spesies dengan densitas paling
tinggi, yaitu 1 individu/45 m2 dengan teknik
transek dan 15 individu/45 m2 dengan teknik
a
0 5 cm pemetaan.
Ukuran jari-jari tubuh bintang laut yang
paling besar (63,7mm) adalah
C.novaeguineae, sedangkan ukuran lengan
yang terpanjang (74,5mm) adalah
L.laevigata (Tabel 2).
0 0,5 cm b
6
Tabel 1 Jumlah individu Asteroidea berdasarkan metode transek dan pemetaan
Jumlah individu
Metode
A. typicus L. laevigata N. tuberculata C. novaeguineae
Transek
1. 11 -
2. 14 7
A -- -
-
3. 13 2 1 1
4. - 3 - -
5. - 2 - -
6. - 2 - -
Densitas 1 ind / 45 m2 0,42 ind /45 m2 0,03 ind /45 m2 0,03 ind /45 m2
Pemetaan
Jumlah individu 93 22 2 13
Densitas 15ind /45 m2 3,4 ind /45 m2 0,3 ind /45 m2 2 ind /45 m2
Lamun dominan Thalassia hemprichii - - -
Kisaran tutupan lamun 0-30% - - -
Ukuran partikel 0,5-2 - - -
substrat dominan
(mm)
-5.8625
-5.86255
1
-5.8626
-5.86265
-5.8627
-5.86275 2
0 10 cm
-5.8628
3 c. Persentase lamun 10%
-5.86285 4
-5.8629
0 10 cm
PEMBAHASAN
Di sebelah selatan Pulau Tikus dihuni 4
spesies anggota Asteroidea, yaitu A. typicus,
L. laevigata, N. tuberculata, dan C.
novaeguineae. Jenis-jenis ini pernah
dilaporkan dari beberapa perairan Indonesia
seperti pada Tabel 3. Hasil GPS
0 10 cm
menunjukkan bahwa A. typicus merupakan
spesies dominan di Pulau Tikus, seperti yang
b. Persentase lamun 20%
8
Lokasi
Pulau Pulau Pulau Ekspedisi P.Bunaken Laut Eksxpedisi Tanjung
Spesies Seribu Pari Pari Snellius &P.Siladen Banda Anambas Pai ,
Padaido
a b c d e f g h
Archaster √ √ √ √ √ √ √ √
typicus
Linckia √ √ √ √ √ √ √ √
laevigata
Culcita - √ √ √ √ √ √ √
novaeguineae
Nordoa √ √ √ √ √ √ - √
tuberculata
Astropecten - √ - √ - - √ -
polyacanthus
Asteropsis - √ - √ - - - -
carinifera
Acanthaster - √ - √ - - √ -
planci
Protoreaster - √ - √ - - - -
nodosus
P. lincki - √ - - - - - -
Pentaceraster - √ - - - - √ -
sp.
Fromia - √ - - - - √ -
milleporella
Tamaria - √ - - - - - -
megaloplax
Asterina - √ - √ - - √ -
burtoni
A. sarasini - √ - - - - - -
Patiriella - √ - - - - - -
exigua
Echinaster - √ - √ - - √ -
luzonicus
Keterangan: √ : ditemukan - : tidak ditemukan
a. Aziz (1980), b. Aziz (1981), c. Robert , Darsono (1984), d. Jangoux et al. (1989),
e. Lumingas (1996), f. Aziz (1999), g. Purwati, Lane (2004), h. Yusron, Susetiono (2006)
telah dipublikasikan 16 tahun yang lalu oleh Dari jenis N. tuberculata, hanya
Aziz (1981). ditemukan 2 individu. Sedikitnya jumlah
Setiap spesies menunjukkan sebaran individu yang ditemukan diduga jenis ini
yang spesifik, dan ini hanya dapat dilakukan hidup soliter atau tidak sanggup bertahan
dengan metode pemetaan. A. typicus dan karena berbagai faktor eksternal (misalnya
L.laevigata memiliki pola sebaran yang penurunan kualitas habitat).
berbeda, dan jenis yang pertama memiliki L.laevigata, N.tuberculata dan
variasi pilihan habitat yang lebih sempit C.novaeguineae mempunyai daerah
dibandingkan jenis yang kedua, dan persebaran yang sama, yaitu daerah paparan
cenderung hidup berkelompok. A. typicus terumbu, tubir dan lereng terumbu karang
hanya menempati area dengan tutupan yang merupakan daerah pertumbuhan algae.
lamun kurang dari 30%, sementara untuk Sebaran individu bintang laut di P.
L.laevigata, nampaknya tutupan lamun Tikus berhubungan dengan ketersediaan
bukan menjadi pembatas penyebaran. makanan. L. laevigata merupakan pemakan
Individu-individunya berada di permukaan algae, bangkai dan mikrobia (Susetiono
dasar sepanjang hari, begitu pula dengan 2004). C. novaeguineae merupakan
C.novaeguineae. pemakan polip binatang karang dan spons,
9
keterangan : Marginal plate terminology (5); abaktinal paxillae (6);. Pointed (7A);
suckered tube feet (7B)
16
sedimen 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0 2,36 12,05 34,90 35,71 9,70 3,93 0,98 0,37
2 0 2,45 12,39 35,44 33,93 8,71 5,60 1,13 0,35
3 0,21 2,04 7,73 37,42 40,46 7,26 3,44 1,06 0,38
4 0 2,76 9,53 28,36 43,57 9,11 5,58 0,86 0,23
5 0,36 2,40 9,62 33,12 35,26 12,85 5,28 0,88 0,24
6 0 1,82 8,73 29,62 38,79 12,97 6,96 0,92 0,20
7 0 1,68 8,45 29,91 42,67 13,05 3,65 0,47 0,12
8 0,31 2,18 11,68 35,08 36,48 10,35 3,33 0,51 0,09
9 0 2,72 10,32 24,99 35,67 20,48 4,84 0,87 0,10
10 0 1,79 8,75 21,82 32,45 22,50 11,79 0,81 0,09
11 0 1,81 7,31 15,54 28,75 31,21 14,27 0,95 0,16
12 0 1,59 8,54 19,78 33,28 24,07 11,06 1,57 0,11
13 0 1,66 6,43 19,21 34,38 26,13 10,66 1,38 0,15
Keterangan : sedimen dominan pasir kasar dan sangat sedikit kerikil sedang