“MAKROINVERTEBRATA BENTIK”
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kebesaran sang khalik Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta
rasa syukur atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun diberikan
kekuatan dan kesempatan menyelesaikan makalah “Makroinvertebrata Bentik” yang
terlaksana dengan baik. Salawat dan salam tercurah kepada baginda Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang telah diutus ke permukaan bumi ini untuk menuntun
umat manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
tantangan dan hambatan. Namun berkat izin Allah Subhanahu Wa ta’ala melalui kerja
keras dan motivasi dari pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar
jalannya penyusunan makalah ini. Olehnya itu, secara mendalam kemi mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan sehinnga penyusunan makalah
ini dapat terselesaikan.
Kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan dari
semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
semua orang yang membacanya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa hanya
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala jualah tempat menyerahkan segalanya. Semoga
kita semua mendapat curahan rahmat dan ridha-Nya, Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari pulau-
pulau besar dan pulau-pulau kecil dimana kekayaan alamnya sangat berlimpah. Salah
satu kekayaan alamnya yaitu sumber daya perairan. Oleh karena itu pulalah yang
menjadikan Indonesia disebut sebagai negara maritim. Sebagaimana kita ketahui
bahwa air atau perairan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan.
Perairan merupakan permukaan bumi yang paling luas di bumi jika
dibandingkan dengan daratan. Sekitar 71% dari permukaan bumi merupakan perairan.
Perairan merupakan suatu ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi yang
kuat antara komponen biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Lingkungan menyediakan tempat hidup bagi
organisme-organisme yang menempatinya dan makhluk hidup dapat mengembalikan
energi yang dimanfaatkannya ke dalam lingkungan.
Organisme yang ada dalam suatu perairan sangatlah beragam mulai dari
organisme yang dapat dilihat dengan kasat mata (berukuran makro) dan organisme
yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata (berukuran mikro). Organisme ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan bentuk kehidupannya atau kebiasaan hidupnya misalnya
bentos, perifiton, plankton, nekton, neuston dan organisme lainnya. Organisme-
organisme yang hidup di perairan memiliki banyak manfaat, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Salah satunya adalah sebagai parameter biologi untuk
kualitas suatu perairan.
Salah satu orgnisme yang keberadaannya melimpah di dalam suatu perairan
adalah bentos. Bentos dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroinvertebrata dan
mikroinvertebrata. Sebagai organisme yang hidup di dasar suatu perairan, bentos
merupakan salah satu organisme terpenting dalam suatu perairan sehubungan
dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Selain itu, tingkat
keanekaragamannya di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran karena organisme ini hidup menetap (sesile) dan daya adaptasinya
bervariasi terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai makroinvertebrata bentik dalam suatu perairan.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian makroinvertebrata bentik?
2. Apa saja jenis-jenis makroinvertebrata bentik?
3. Apa saja peranan makroinvertebrata bentik?
4. Mengapa makroinvertebrata bentik sebagai indikator pencemaran sungai?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian makroinvertebrata bentik
2. Untuk mengetahui jenis-jenis makroinvertebrata bentik
3. Untuk mengetahui peranan makroinvertebrata bentik
4. Untuk mengetahui makroinvertebrata bentik sebagai indikator pencemaran sungai
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Hewan ini hidup di air tawar dan air laut. Tubuh kerang terdiri dari kaki
yang terletak di tengah tubuh diapit oleh dua pasang insang di kanan dan kiri.
Insangnya berlapis-lapis. Tubuhnya tertutup sepasang cangkok dengan satu
engsel pada bagian punggungnya. sistem peredaran darah terbuka dengan
jantung yang terdiri dari atrium dan ventrikel, tidak mempunyai pembuluh
kapiler. Cangkang kerang terdiri dari tiga lapis, yaitu lapisan kitin, lapisan kapur
dan lapisan mutiara (Waluyo, 2010).
b. Siput
Siput adalah hewan yang hidup di laut, di air tawar dan di darat.
Bergerak lambat dengan cara merayap. Pada kepala terdapat antenna dan
mulut. Mata terletak di ujung tentakel yang berguna untuk membedakan terang
dan gelap. Pada mulut terdapat radula atau lidah bergigi, bersifat hermafrodit
artinya dalam satu tubuh terdapat alat kelamin jantan dan betina
(Waluyo, 2010).
2. Crustacea
Crustacea adalah filum Arthropoda yang sebagian besar hidup di laut dan
bernapa dengan insang. Tubuhnya terdiri dari kepala (cephalo), dada (thorax) dan
perut (abdomen) (Oemarjati, 1990).
Berikut ini merupakan contoh crustacea yang hidup di dasar perairan:
a. Udang
Tubuh udang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kepala dan
badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax
4
yang terdiri atas 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian
dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas. Tiap-tiap ruas mempunyai
sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung
ruas keenam terdapat ekor kipas empat lembar dan satu telson yang berbentuk
runcing (Waluyo, 2010).
Pada umumnya mereka hidup di laut, tetapi sebagian besar lainnya
memilih hidup di pantai, di balik bebatuan atau di sepanjang dasar pantai yang
berpasir. Namun bagaimanapun mereka tidak hanya terdapat di laut, mereka
terdapat juga di darat, di kali-kali, di air tawar, bahkan sebagian ada yang hidup
di tanah basah. Mereka umumnya lebih suka mencari makanan pada malam
hari (Jajak, 1982).
b. Kepiting
Polychaeta berasal dari kata poly (banyak) dan chaetom (rambut) berarti
cacing yang mempunyai banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Contohnya
adalah cacing laut. Cacing laut ini hidup di berbagai macam habitat seperti dasar
5
perairan yang berlumpur, berpasir dan berbatu. Makanan cacing laut adalah
kelompok udang-udangan rendah, diatomae, cacing lain yang lebih kecil dan sisa-
sisa zat organik. Hewan ini memiliki tubuh yang lunak dan hidup bebas sebagai
fauna dasar pada berbagai habitat di dasar laut. Cacing laut dapat hidup di
perairan dangkal sampai kedalaman ribuan meter. Kelompok cacing laut ini pada
umumnya mempunyai kelamin terpisah (Yusron, 1985).
4. Echinodermata
Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani echinos artinya duri dan derma
artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan
ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus
atau rusak. Semua hewan yang termasuk kelas ini berntuk tubuhnya radial simetris
dan kebanyakan mempunyai eksoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan
berupa duri (Jasin, 1992).
Berikut ini merupakan contoh Echinodermata yang hidup di dasar perairan:
a. Bintang laut
6
Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki cakram tengah yang jelas
terlihat, tangannya panjang dan sangat mudah bergerak. Kaki tabungnya tidak
memilki penyedot dan mereka bergerak dengan mencambukkan lengannya
(Campbell, 2003).
Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng
kapur. Umumnya mempunyai duri kecil. Durinya tumpul dan pendek. Tubuhnya
berbentuk bola cakram kecil dengan lima lengan bulat panjang. Bagian dorsal
dan ventral tidak berduri. Memiliki habitat di laut yang dangkal hingga laut yang
dalam (Hegner, 1968).
c. Teripang
Bulu babi berbentuk bola tanpa lengan. Permukaan hewan ini berduri
panjang. Memiliki alat pencernaan yang khas yaitu tembolok kompleks yang
disebut lentera Aristoteles berfungsi untuk menggiling makanannya yang
berupa ganggang atau sisa-sisa organisme (Waluyo,2010).
7
5. Porifera
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah pada makalah ini, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. makroinvertebrata bentik adalah organisme yang hidup di dasar suatu perairan
yang tidak memiliki tulang belakang dan dapat dilihat dengan mata telanjang.
2. Jenis-jenis makroinvertebrata bentik diantaranya yaitu mollusca contoh
spesiesnya seperti kerang dan siput, crustacea contoh spesisnya yaitu udang dan
kepiting, polygochaeta, Echinodermata contoh spesiesnya yaitu bintang laut,
bintang ular, teripang, bulu babi dan porifera contoh spesiesnya yaitu
Leucosolenia sp.
3. Peranan makroinvertebrata bentik yaitu berfungsi dalam rantai makanan, terutama
untuk ikan. Selain itu, juga berperan untuk melihat kualitas air pada suatu
perairan.
4. Makroinvertebrata bentik sebagai indikator pencemaran sungai digunakan sebagai
barometer kehidupan di dalam air karena kepekaannya terhadap suatu
pencemaran atau perubahan yang terjadi di perairan.
B. Saran
Setelah membahas materi ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin materi ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami lebih tentang
makroinvertebrata bentik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Febbyanto, Hendra. 2010. Studi Kelimpahan dan Jenis Makrobenthos Di Sungai Cangar
Desa Sumber Brantas Kota Batu. Surabaya: Jurnal Akuatik.
Hegner, Robert dan Joseph G Engermann. 1968. Invertebrate Zoology. New York: The
Macmilan Company.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada press.
Verma, P.S. 2002. A Manual Of Practical. Zoology Invertebrates. New Delhi: S. Chand &
Company LTD.
Waluyo, Kusno dan Koes Irianto. 2010. Memahami Sains Zoologi. Bandung: PT. Sarana
Ilmu Pustaka.
Yusron, Eddy. 1985. Beberapa Catatan Mengenai Cacing Laut (Polychaeta). Ambon:
Jurnal Oseana Vol. X No. 4: 122-127.
11