Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI AIR TAWAR

“MAKROINVERTEBRATA BENTIK”

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran sang khalik Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta
rasa syukur atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun diberikan
kekuatan dan kesempatan menyelesaikan makalah “Makroinvertebrata Bentik” yang
terlaksana dengan baik. Salawat dan salam tercurah kepada baginda Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang telah diutus ke permukaan bumi ini untuk menuntun
umat manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
tantangan dan hambatan. Namun berkat izin Allah Subhanahu Wa ta’ala melalui kerja
keras dan motivasi dari pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar
jalannya penyusunan makalah ini. Olehnya itu, secara mendalam kemi mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan sehinnga penyusunan makalah
ini dapat terselesaikan.
Kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan dari
semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
semua orang yang membacanya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa hanya
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala jualah tempat menyerahkan segalanya. Semoga
kita semua mendapat curahan rahmat dan ridha-Nya, Aamiin.

Makassar, 21 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 3
A. Pengertian Makroinvertebrata Bentik..................................................... 3
B. Jenis-Jenis Makroinvertebrata Bentik .................................................... 3
C. Peranan Makroinvertebrata Bentik ........................................................ 8
D. Makroinvertebrata Bentik Sebagai Indikator Pencemaran Sungai ......... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari pulau-
pulau besar dan pulau-pulau kecil dimana kekayaan alamnya sangat berlimpah. Salah
satu kekayaan alamnya yaitu sumber daya perairan. Oleh karena itu pulalah yang
menjadikan Indonesia disebut sebagai negara maritim. Sebagaimana kita ketahui
bahwa air atau perairan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan.
Perairan merupakan permukaan bumi yang paling luas di bumi jika
dibandingkan dengan daratan. Sekitar 71% dari permukaan bumi merupakan perairan.
Perairan merupakan suatu ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi yang
kuat antara komponen biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Lingkungan menyediakan tempat hidup bagi
organisme-organisme yang menempatinya dan makhluk hidup dapat mengembalikan
energi yang dimanfaatkannya ke dalam lingkungan.
Organisme yang ada dalam suatu perairan sangatlah beragam mulai dari
organisme yang dapat dilihat dengan kasat mata (berukuran makro) dan organisme
yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata (berukuran mikro). Organisme ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan bentuk kehidupannya atau kebiasaan hidupnya misalnya
bentos, perifiton, plankton, nekton, neuston dan organisme lainnya. Organisme-
organisme yang hidup di perairan memiliki banyak manfaat, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Salah satunya adalah sebagai parameter biologi untuk
kualitas suatu perairan.
Salah satu orgnisme yang keberadaannya melimpah di dalam suatu perairan
adalah bentos. Bentos dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroinvertebrata dan
mikroinvertebrata. Sebagai organisme yang hidup di dasar suatu perairan, bentos
merupakan salah satu organisme terpenting dalam suatu perairan sehubungan
dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Selain itu, tingkat
keanekaragamannya di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran karena organisme ini hidup menetap (sesile) dan daya adaptasinya
bervariasi terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai makroinvertebrata bentik dalam suatu perairan.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian makroinvertebrata bentik?
2. Apa saja jenis-jenis makroinvertebrata bentik?
3. Apa saja peranan makroinvertebrata bentik?
4. Mengapa makroinvertebrata bentik sebagai indikator pencemaran sungai?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian makroinvertebrata bentik
2. Untuk mengetahui jenis-jenis makroinvertebrata bentik
3. Untuk mengetahui peranan makroinvertebrata bentik
4. Untuk mengetahui makroinvertebrata bentik sebagai indikator pencemaran sungai

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Makroinvertebrata Bentik


Makroinvertebrata merupakan istilah bagi hewan yang tidak memiliki tulang
belakang dan dapat dilihat dengan mata telanjang atau tanpa menggunakan
mikroskop. Makroinvertebrata adalah organisme alami yang dapat ditemukan di suatu
perairan. Makroinvertebrata hidup di air pada seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya (Sukoco, 2014).
Bentik merupakan wilayah ekologi pada bagian terendah atau dasar dari suatu
perairan seperti laut, danau, sungai, termasuk permukaan sedimen dan lapisan di
bawah permukaan. Organisme yang hidup di daerah ini disebut dengan bentos
(Febbyanto, 2010).
Menurut Lind (1979) dalam Fachrul (2007) mendefenisikan bentos adalah
semua organisme yang hidup pada lumpur, pasir, batu, kerikil maupun sampah
organik baik di dasar perairan laut, danau, kolam ataupun sungai yang merupakan
hewan melata, menempel, memendam dan meliang di dasar perairan tersebut.
Sedangkan menurut Odum (1993) bentos adalah organisme yang melekat atau
beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan.
Jadi, makroinvertebrata bentik adalah organisme yang hidup di dasar suatu
perairan yang tidak memiliki tulang belakang dan dapat dilihat dengan mata telanjang.
B. Jenis-Jenis Makroinvertebrata Bentik
1. Mollusca
Mollusca berasal dari Bahasa latin molluscus yang artinya lunak. Jadi,
Mollusca adalah hewan yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi
oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak memiliki cangkang (Rusyana, 2011).
Berikut ini merupakan contoh mollusca yang hidup di dasar perairan:
a. Kerang

3
Hewan ini hidup di air tawar dan air laut. Tubuh kerang terdiri dari kaki
yang terletak di tengah tubuh diapit oleh dua pasang insang di kanan dan kiri.
Insangnya berlapis-lapis. Tubuhnya tertutup sepasang cangkok dengan satu
engsel pada bagian punggungnya. sistem peredaran darah terbuka dengan
jantung yang terdiri dari atrium dan ventrikel, tidak mempunyai pembuluh
kapiler. Cangkang kerang terdiri dari tiga lapis, yaitu lapisan kitin, lapisan kapur
dan lapisan mutiara (Waluyo, 2010).
b. Siput

Siput adalah hewan yang hidup di laut, di air tawar dan di darat.
Bergerak lambat dengan cara merayap. Pada kepala terdapat antenna dan
mulut. Mata terletak di ujung tentakel yang berguna untuk membedakan terang
dan gelap. Pada mulut terdapat radula atau lidah bergigi, bersifat hermafrodit
artinya dalam satu tubuh terdapat alat kelamin jantan dan betina
(Waluyo, 2010).
2. Crustacea
Crustacea adalah filum Arthropoda yang sebagian besar hidup di laut dan
bernapa dengan insang. Tubuhnya terdiri dari kepala (cephalo), dada (thorax) dan
perut (abdomen) (Oemarjati, 1990).
Berikut ini merupakan contoh crustacea yang hidup di dasar perairan:
a. Udang

Tubuh udang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kepala dan
badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax
4
yang terdiri atas 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian
dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas. Tiap-tiap ruas mempunyai
sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung
ruas keenam terdapat ekor kipas empat lembar dan satu telson yang berbentuk
runcing (Waluyo, 2010).
Pada umumnya mereka hidup di laut, tetapi sebagian besar lainnya
memilih hidup di pantai, di balik bebatuan atau di sepanjang dasar pantai yang
berpasir. Namun bagaimanapun mereka tidak hanya terdapat di laut, mereka
terdapat juga di darat, di kali-kali, di air tawar, bahkan sebagian ada yang hidup
di tanah basah. Mereka umumnya lebih suka mencari makanan pada malam
hari (Jajak, 1982).
b. Kepiting

Kepiting adalah hewan anggota crustacea berkaki sepuluh. Tubuh


kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin dan
dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting sejati mempunyai lima pasang
kaki, sepasang kaki pertama termodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak
digunakan untuk bergerak. Kepiting terdapat di semua samudera dunia, di
wilayah-wilayah tropis (Waluyo, 2010).
3. Polychaeta

Polychaeta berasal dari kata poly (banyak) dan chaetom (rambut) berarti
cacing yang mempunyai banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Contohnya
adalah cacing laut. Cacing laut ini hidup di berbagai macam habitat seperti dasar

5
perairan yang berlumpur, berpasir dan berbatu. Makanan cacing laut adalah
kelompok udang-udangan rendah, diatomae, cacing lain yang lebih kecil dan sisa-
sisa zat organik. Hewan ini memiliki tubuh yang lunak dan hidup bebas sebagai
fauna dasar pada berbagai habitat di dasar laut. Cacing laut dapat hidup di
perairan dangkal sampai kedalaman ribuan meter. Kelompok cacing laut ini pada
umumnya mempunyai kelamin terpisah (Yusron, 1985).
4. Echinodermata
Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani echinos artinya duri dan derma
artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan
ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus
atau rusak. Semua hewan yang termasuk kelas ini berntuk tubuhnya radial simetris
dan kebanyakan mempunyai eksoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan
berupa duri (Jasin, 1992).
Berikut ini merupakan contoh Echinodermata yang hidup di dasar perairan:
a. Bintang laut

Bintang laut merupakan hewan yang simetri radial dan umumnya


memiliki lima lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu
membantu pergerakan. Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan dari
serangan musuh. Sementara untuk membantu pergerakannya hewan laut ini
menggunakan kaki-kaki tabungnya. Umumnya mereka mereka merayap
sepanjang dasar laut dalam kecapatan yang cukup rendah (Verma, 2002).
b. Bintang ular

6
Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki cakram tengah yang jelas
terlihat, tangannya panjang dan sangat mudah bergerak. Kaki tabungnya tidak
memilki penyedot dan mereka bergerak dengan mencambukkan lengannya
(Campbell, 2003).
Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng
kapur. Umumnya mempunyai duri kecil. Durinya tumpul dan pendek. Tubuhnya
berbentuk bola cakram kecil dengan lima lengan bulat panjang. Bagian dorsal
dan ventral tidak berduri. Memiliki habitat di laut yang dangkal hingga laut yang
dalam (Hegner, 1968).
c. Teripang

Teripang atau ketimun laut mempunyai kemampuan untuk regenerasi


sel yang cepat. Maksud regenerasi sel yang cepat disini adalah jika ada bagian
tubuh teripang yang terluka atau putus itu akan pulih dengan cepat dan tumbuh
menggantikan bagian yang terluka. Teripang menggunaan tentakel mereka
untuk makan. Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang
berlawanan dari tubuhnya (Waluyo, 2010).
d. Bulu babi

Bulu babi berbentuk bola tanpa lengan. Permukaan hewan ini berduri
panjang. Memiliki alat pencernaan yang khas yaitu tembolok kompleks yang
disebut lentera Aristoteles berfungsi untuk menggiling makanannya yang
berupa ganggang atau sisa-sisa organisme (Waluyo,2010).

7
5. Porifera

Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Hewan ini


memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera
disebut juga sebagai hewan sponge. Sponge adalah binatang yang tidak bergerak
karena tidak memiliki syaraf dan otot. Hewan ini hidup sesil (melekat pada
substrat). Sebagian besar habitatnya di laut dangkal, kecuali family spongilidae
yang hidup di air tawar (Waluyo, 2010).
Contoh spesienya yaitu Leucosolenia sp memilki struktur tubuh diman
penyususn kerangka tubuhnya terdiri dari duri-duri kecil dari kalsium karbonat.
Tingginya kurang dari 10 cm. bentuk tubuhnya seperti vas bunga, kendi,atau
silinder. Memilki tipe saluran askon yaitu sistem saluran air yang paling sderhana.
Warna tubuhnya putih kekuningan sampai abu-abu ketika masih hidup. Struktur
tubuh tergolong rapuh karena tubuhnya yang lunak. Hidup di laut diperairan jernih,
dangkal, sering setengah terkubur dalam lumpur (Agustina, 2014).
C. Peranan Makroinvertebrata bentik
Menurut Ardi (2002) beberapa peranan makroinvertebrata bentik, yaitu sebagai
berikut:
1. Bentos memilki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Bentos berfungsi
dalam rantai makanan. Bentos merupakan bagian penting dari rantai makanan,
terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri yang berada
di ujung bawah rantai makanan. Beberapa invertebrata mengalami kerusakan dan
memakan daun serta bahan organik lainnya yang terdapat di dalam air. Karena
kelimpahan mereka dan posisi sebagai perantara dalam rantai makanan air,
bentos memaikan peran penting dalam aliran energi dan nutrisi. Invertebrata
bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang
digunakan kembali oleh hewan air lainnya dalam rantai makanan.
2. Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan. Tidak
seperti ikan, bentos tidak bias bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu
8
menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh
karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air.
D. Makroinvertebrata Bentik Sebagai Indikator Pencemaran Sungai
Makroinvertebrata seperti insekta, cacing, siput (mollusca) dan crustacea
adalah hewan air yang dapat diamati dengan mata telanjang, tanpa bantuan alat
mikroskopis dan binatang ini semua tanpa tulang belakang dan banyak dijumpai di
dalam air sehingga dapat digunakan sebagai barometer kehidupan di dalam air.
Apakah lingkungan air sudah terpolusi atau masih bersih dapat dilihat dengan ada
atau tidaknya biota invertebrate tersebut. Makroinvertebrata merupakan makhluk hidup
yang memang bermukim di dalam air secara alami. Sehingga apabila terjadi
perubahan kondisi di dalam lingkungan air menurut pengamatan kita, maka akan
mempengaruhi kehidupan makroinvertebrata secara bertahap tergantung daripada
daya adaptasinya atau toleransinya terhadap suatu pencemaran.hal ini akan banyak
membantu kita untuk menemukan dan mengerti secara mendalam apakah telah terjadi
pencemaran atau tidak. Lahan perairan yang bersih dan sehat akan berisi penuh
dengan berbagai macam kehidupan hewan air (Tjokrokusumo, 2006).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah pada makalah ini, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. makroinvertebrata bentik adalah organisme yang hidup di dasar suatu perairan
yang tidak memiliki tulang belakang dan dapat dilihat dengan mata telanjang.
2. Jenis-jenis makroinvertebrata bentik diantaranya yaitu mollusca contoh
spesiesnya seperti kerang dan siput, crustacea contoh spesisnya yaitu udang dan
kepiting, polygochaeta, Echinodermata contoh spesiesnya yaitu bintang laut,
bintang ular, teripang, bulu babi dan porifera contoh spesiesnya yaitu
Leucosolenia sp.
3. Peranan makroinvertebrata bentik yaitu berfungsi dalam rantai makanan, terutama
untuk ikan. Selain itu, juga berperan untuk melihat kualitas air pada suatu
perairan.
4. Makroinvertebrata bentik sebagai indikator pencemaran sungai digunakan sebagai
barometer kehidupan di dalam air karena kepekaannya terhadap suatu
pencemaran atau perubahan yang terjadi di perairan.
B. Saran
Setelah membahas materi ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin materi ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami lebih tentang
makroinvertebrata bentik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Putri. 2014. Bahan Ajaar Sistematika Invertebrata. Surabaya : Universitas


Negeri Surabaya.

Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir.


Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Campbell, Neil A. 2003. Biolgi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta :Erlangga.

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Febbyanto, Hendra. 2010. Studi Kelimpahan dan Jenis Makrobenthos Di Sungai Cangar
Desa Sumber Brantas Kota Batu. Surabaya: Jurnal Akuatik.

Hegner, Robert dan Joseph G Engermann. 1968. Invertebrate Zoology. New York: The
Macmilan Company.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada press.

Oemarjati, B. 1990. Avertebrata Air. Jakarta: Kanisius.

Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Sukoco, Restu Megadiana. 2014. Inventarisasi Makroinvertebrata Akuatik Di Kawasan


Coban Jahe Kabupaten Malang. Malang: Jurnal Prosiding Seminar Nasional
Biologi.

Tjokrokusumo, Sabaruddin Wagiman. 2006. Bentik Makroinvertebrata Sebagai


Bioindikator Polusi Lahan Pertania. Jakarta: Jurnal Hidrosfir Vol. 1 No. 1: 8-20.

Verma, P.S. 2002. A Manual Of Practical. Zoology Invertebrates. New Delhi: S. Chand &
Company LTD.

Waluyo, Kusno dan Koes Irianto. 2010. Memahami Sains Zoologi. Bandung: PT. Sarana
Ilmu Pustaka.

Yusron, Eddy. 1985. Beberapa Catatan Mengenai Cacing Laut (Polychaeta). Ambon:
Jurnal Oseana Vol. X No. 4: 122-127.

11

Anda mungkin juga menyukai