Anda di halaman 1dari 12

BIOLOGI LAUT

ECHINODERMATA

OLEH:

Kelompok Empat (4) : 1. La Ode Ramadhan Arifin _ F1D120064


2. Irvan _F1D120060
3. Hastina Bastian Dangga_F1D120056
4. Esriani_F1D120054
5. Dea Eka Pratiwi_F1D120052

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
A. FISIOLOGI DAN MORFOLOGI TUBUH ECHINODERMATA

Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani yaitu echino yang berarti landak

dan derma yang berarti kulit. Echinodermata merupakan hewan dengan ciri utama

memiliki endoskeleton atau rangka tubuh bagian dalam yang merupakan lempeng

tulang, endeoskeleton tersebut menjulur keluar membentuk duri. Duri tersebut ada

yang pendek dan tumpul, Panjang dan tajam, serta pada setiap duri dilapisi oleh

lapisan epidermis yang tipis. Adanya duri dan tonkolan tersebut membuat

Sebagian besar Echinodermata memiliki tubuh yang kasar. Semua anggota filum

Echinodermata memiliki endoskeleton, namun tidak semua menjulur keluar

membentuk duri. Ada beberapa kelas Echinodermata yang endoskeletonya keluar

membentuk duri dan ada yang tidak menjulur keluar. Jenis Echinodermata yang

memiliki duri yang menjulur keluar contohnya adalah pada bulu babi atau

echinoidea, sedangkan contoh Echinodermata yang memiliki duri yang tidak

menjulur keluar adalah teripang atau Holoturoidea.

Echinodermata memiliki simetri tubuh radial dan bilateral. Pada fase larva

tubuh Echinodermata berbentuk simetri bilateral dan bertindak sebagai plankton,

sehingga Echinodermata masuk juga kedalam hewan dengan simetri tubuh

bilateral. Larva tersebut akan bermetamorfosis dan nantinya akan memiliki tubuh

dengan bentuk simetri radial. Bangun tubuh echinodermta bervariasi, mulai dari

bentuk bintang contohnya pada bintang laut dan bintang mengular, membulat

contohnya pada bulu babi, memanjang contohnya pada teripang dan ada yang

berbentuk seperti bunga contohnya lili laut. Bentuk atau bangun tubuh tersebut

bergantung pada jenis-jenis kelas pada filum Echinodermata.


Ciri khas lain dari Echinodermata adalah adanya kaki tabung atau biasa

disebut ambulakral. System ambrulakran ini berfungsi untuk menangkap mangsa,

bergerak atau melakukan mobilitas dan untuk mendeteksi senyawa-senyawa kimia

yang dihasilkan oleh mangsa maupun predator. Kaki ambulacral tersebut memiliki

alat isap sehingga memungkinkan Echinodermata untuk menempel pada substrat.

Echinodermata memiliki system pencernaan yang cukup lengkap yang teridiri atas

mulut, esofagus, lambung dan anus. Mulut pada Echinodermata terletak pada

bagian oral, sedangkan anusnya terletak pada bagian aboral, namun tidak semua

Echinodermata memiliki anus. Bintang laut atau kelompok asteriodea hanya

memiliki mulut dibagian oral, sehingga makanan dan zat-zat sisa keluar dan

masuk melalui mulut. Echinodermata memiliki lambung yang bercabang lima

masing-masing cabang menuju ke lengan dan lengan-lengan tersebut lambungnya

bercabang dua.

Echinodermata memiliki system pernapasan yang terdiri atas paru-paru kulit

dan kaki ambulacral, sehingga Pertukaran oksigen pada Echinodermata terjadi

pada kaki ambulacral dan paru-paru kulit. Paru-paru kulit atau dermal branchiae

merupakan penonjolan dinding rongga yang tipis dan terdapat pada bagian

epidermis. Sistem peredaran darah pada Echinodermata adalah peredaran darah

rudiment yang disebut sebagai system pembuluh darah rudiment. System

pembuluh darah ini berbeda dengan system peradaran darah pada umunya, karena

tidak memiliki jantung untuk memompa darah. Echinodermata sudah memiliki

system saraf yang terdiri atas cicin dan tali saraf yang menyebar keseluruh bagian
tubuh atau lengan-lengan pada Echinodermata. (La Ode Ramadhan

Arfin_F1D120064).

B. HABITAT ECHINODERMATA

Echinodermata adalah salah satu hewan yang berpran penting dalam

ekosistem laut dan bermanfaat juga sebagai salah satu komponen didalam rantai

makanan, hewan kecil dan pemakan sampah organik. Echinodermata berperan

sebagai pembersih lingkungan laut terutama pantai. Selain itu echinodermata juga

dapat dijadikan parameter (bioindikator) kualitas di perairan laut.

Kelompok utama echinodermata terdiri dari beberapa kelas yaitu kelas

bintang laut (Asteroidea) kelas Tripang Laut (Holothuroidea), Landak Laut

(Echinoidea) dan kelas lilia laut (Crinoidea). Habitat bintang laut, bintang laut

terbagi menjadi dua jenis yaitu Bintang laut spesies Nordoa tuberculate dan

Bintang laut spesies Culcita novaeguineae.

Habitat bintang laut spesies Nordoa tuberculata ini sering dijumpai soliter

dan sering menempati area air yang tergenang dengan kedalaman 1.5 m - 5 m.

Bintang laut jenis ini pada saat hidup dia memiliki pola warna tubuh yang sangat

mudah dikenali yaitu berwarna belang-belang cokelat tua dan muda yang

melintang di semua lengannya, tempatnya hanya dapat ditemukan di area terumbu

karang seperti celah-celah dan berbagai jenis karang, namun lebih banyak

menempati lokasi pecahan karang (rubble), hingga di permukaan pasir sekitar

terumbu karang. Bintang laut jenis Culcita novaeguineae adalah satu-satunya

jenis yang ditemukan lebih dominan di mikrohabitat lamun, namun sebenarnya

microhabitat dari bintang laut ini lebih cenderung berada di pasir yang
terkombinasi dengan lamun di mikrohabitat tersebut. Bintang laut jenis ini dapat

ditemukan di kedalaman 1m-2m.

Teripang merupakan salah satu hewan laut yang berkulit duri

(Echinodermata). Duri pada teripang adalah sebuah rangka yang tersusun dari zat

kapur dan terdapat di dalam kulitnya. Habitat teripang tersebar luas di perairan,

mulai dari zona pasang surut sampai laut yang dalam. Namun beberapa

diantaranya lebih menyukai perairan dengan dasar berbatu karang atau terumbu

karang, yang lainnya menyukai dalam liang pasir dan lumpur.

Landak laut atau biasa disebut dengan bulu babi merupakan salah satu

hewan laut yang termasuk kedalam jenis Echinodermata. Habitat landak laut,

Landak laut dapat kita jumpai didasar perairan baik pada daerah berpasir, daerah

tumbuh algae, maupun di daerah terumbu karang. Landak laut seringkali

ditemukan pada habitat yang spesifik, akan tetapi sebagian landak laut mampu

hidup didaerah yang berbeda

lili laut (Crinoidea) adalah salah satu anggota filum Echinodermata yang

habitatnya dapat kita temui hidup di dasar perairan laut lepas, terutama yang

bersubstrat keras dan berarus relatif kuat. Namun ekosistem terumbu karang

merupakan habitat yang paling umum ditinggali oleh lili laut. Ekosistem terumbu

karang lili laut biasanya menempati daerah tubir dan lereng terumbu, Persyaratan

adanya arus lokal yang relatif kuat dan perairan yang jernih. Bintang mengular

atau ophiuroidea merupakan kelompok biota laut yang termasuk kedalam filum

Echinodermata. Bintang mengular dapat ditemui pada ekosistem terumbu karang,

atau hidup bebas di dasar perairan lepas pantai, di daerah ekosistem terumbu
karang biota ini menempati berbagai habitat seperti karang hidup maupun mati

dan pecahan karang. (Irvainuddin_F1D120060)

C. REPRODUKSI ECHINODERMATA

Echinodermata merupakan hewan laut yang memiliki lima kelas yang

dimana hewan ini hidup di daerah laut atau pantai yang secara spesifik memiliki

sistem reproduksi yang sederhana dimana secara seksual yaitu pembuahan berada

diluar tubuh induk (Fertilisasi External) yang dimana melepaskan telur dan

sperma ke air hingga terbentuklah zigot yang kemudian menjadi larva

(Asteroidea) dan secara aseksual beberapa spesies memiliki regenerasi yang

sangat tinggi, apabila lengan terputus maka akan tumbuh lengan yang baru,

bahkan lengan yang terputus dapat pula tumbuh menjadi individu yang baru

walaupun proses regenerasinya baru dan dalam proses yang lama, regenerasi

tersebut juga merupakan cara untuk melindungi dirinya dari predator.

Echinodermata memiliki lima kelas yang terdiri dari Astroidea (Bintang

laut), Ophiuroidea (Bintang mengular), Echinoidea (Landak laut / Bulu babi),

Crinoidea (Lilin laut), dan Holothuroidea (Teripang laut ).

1. Astroidea (Bintang laut) yang dimana memiliki sistem reproduksi bersifar

diesis, alat reproduksinya bercabang-cabang dan terletak disetiap lengan yang

dimana alat reproduksi betina menghasilkan banyak telur, sedangkan yang

jantan menghasilkan spermatozoa yang lebih banyak dari ovum, yang

dimana fertilisasinya terjadi di air sehingga menghasilkan larva Bipinaria.

2. Ophiuroidea (Bintang mengular) memiliki sistem reproduksi yang dimana

jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air
dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang

lengannya bersillia yang disebut pluteus. Pluteus kemudian mengalami

metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi

bintang ular.

3. Echinoidea (Landak laut / Bulu babi) berproduksi secara seksual yang

dimana dengan alat kelamin gonokoris atau bersifat diesis. Echinoidea yang

memiliki daya regenersi tinggi sehingga dapat memperbanyak diri secara

generatif. Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi secara eksternal dan

menghasilkan larva Ekinopluteus yang berbentuk simetri bilateral.

4. Crinoidea (Lilin laut) yang dimana reproduksi Crinoidea terjadi secara

seksual dan bersifat gonokoris pembuahan terjadi secara eksternal dan telur

dilekatkan pada pinula (cabang-cabang kecil lengan). Kemudian telur

menetas menjadi larva Vitellaria yang tidak makan dan berenang bebas.

5. Holothuroidea (Teripang laut) yang dimana bersifat dioseus yang bersaluran

reproduksi sederhana yang dimana fertilisasinya itu berlangsung secara

eksternal, kemudian zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral

bersilia dan hewan ini juga dapat bergenerasi yang dimana memiliki

kemampuan untuk melakukan regenerasi bagian tubuhnya yang hilang,

misalnya pada timun laut apabila timun laut terancam maka timun laut akan

menyemprotkan organ tubuhnya agar mendapatkan kesempatan untuk

melarikan diri dan kemudian organ tubuh yang hilang akan tumbuh kembali.

(Hastina Batian Dangga_F1D120056)


D. KLASIFIKASI ECHINODERMATA

1. Kelas Echinoidea

Echinoidea adalah hewan laut yang berduri panjang dan berbentuk

lingkaran ciri-ciri dari kelas Echinoidea tidak berlengan, duri berada di

cangkang panjang dan tajam, alat geraknya berupa pediselaria. Pencernaan

pada Echinoidea sempurnah terdapat pada cangkang, urutannya: mulut,faring,

esophagus, usus yang dikelilingi lentera Aristhoteles anus sedangkan

pernapasan dilakukan oleh insang yang terletak mmenajuh dari membrane

peritonium, contoh dari Echinoidea adalah Diadema sp (Bulu babi).

2. Kelas Asteoroidea

Asteoroidea yaitu hewan laut yang berlengan lima (Bintang), lima

lengan buah dari permukaan kulit pendek dan tumpul terdapat pediselaria (alat

gerak) sebagai alat gerak. Pencernaan sempurnah terdapat di sekujur tubuh

mulai dari mulut, esafogus pendek, lambung kardiak (muka) dan pylorus

(belakang), usus anus. Pernapasan dilakukan oleh derma brandhial dan insang

yang terletak di papula (lengan). Contoh dari Asteoroidea adalah Astropecten

sp, dan Asteras forbesi.

3. Kelas Holothuroidea

Holothuroidea yaitu yang berbentuk seperti ketimun.Ciri-ciri kelas

Holothuroidea tidak mempunyai lengan, tidak mempunyai duri dan tidak


mempunyai pedisellaria, namum mempunyai tentakel. Pencernaan sempurnah

berada di rongga tubuh mulai dari mulut, esophagus pendek, lambung, usus,

kloaka, anus. Pernapasan pada Holothuroidea dilakukan oleh saluran-saluran

bercabang yang disebut pohon pernapasan yang berhubungan dengan kloaka,

contohnya adalah Cucumaria sp, dan Thyone briareus.

4. Kelas Ophiuroidea

Ophiuroidea yaitu Echinodermata yang lengannya berkelipatan lima dan

menjuntai seperti ular. Pencernaan pada kelas Ophiuroidea adalah tidak

memiliki anus, terletak di cakram bola. Pernapasan pada Ophiuroidea

dilakukan oleh tentakel yang terletak di lengan. Contoh dari kelas Ophiuroidea

adalah Ophiotrhix sp.

5. Kelas Crinoidea

Crinoidea yaitu Echinodermata yang bentuknya seperti tumbuhan,

Crinoidea mempunyai lengan yang berupa pinula, mempunyai tentakel.

Pencernaan pada kelas Crinoidea tidak memiliki anus, terletak di dalam teka

atau mahkota. Pernapasan pada kelas Crinoidea dilakukan oleh pinula,

contohnya adalah Antedon tenella. (Esriani _F1D120054).

E. PERAN ECHINODERMATA

Echinodermata disebut sebagai kunci yang berperan dalam menjaga

keseimbangan ekosistem laut. Echinodermata adalah spesies yang mencolok di

ekosistem pesisir dan laut. Dalam banyak kasus mereka memiliki peran ekologis

dalam struktur komunitas, bertindak sebagai predator teratas dan pemakan bentik.
Selai itu, mereka berkontribusi pada proses bioeresion, rekrutmen dan tranfer

energi diekosistem laut dan beberapa diantaranya sebagai seumber daya yang

penting secara ekonomi

Peranan Echinodermata adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem

laut, sebagai pembersih limbah dan sampah, sebagai detritus perairan karena

Echinodermata memakan sampah organik sehingga Echinodermata juga berperan

sebagai komponen dalam rantai makanan yang ada dilaut. Echinodermata juga

berperan sebagai pendaur ulang nutrient dan material organik didasar perairan

(triacha, dll). Pada jaring-jaring makanan, Echinodermata juga berperan sebagai

daging, pemakan tumbuhan, pemakan segala. Echinodermata mempunyai nilai

ekonomis tinggi, dan beberapa jenis diantaranya dapat dimakan misalnya taripang

serta bulu babi. Selain itu, kerangka dari berbagai jenis Echinodernata dapat

digunakan sebagai bahan hiasan dan souvenir. (Dea Eka Pratiwi_F1D120052).


DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin dan Ardeslan, 2017, Identifikasi dan Klasifikasi Phylum


Echinodermata
di Perairan Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten
Semeulue, Jurnal Biology Education, 6(1): 81-97.

Kambey, A.G., Rembet, J.W.N. dan Wantasen, S. A., 2015, Komunitas


Echinodermata di Daerah Intertidal Perairan Pantai Mokupa Kecamatan
Tombariri Kabupaten Minahasa, Jurnal Ilmiah Platax, 3(1): 11.

Triacha, Z. I. E. C., Meilisha P. P. dan R. Teti R., 2020, Echinoderms Diversity in


Cibuaya Beach Ujung Genteng, West Java, Jurnal Ilmu Dasar, 20(10): 1-
9

Suryanti, 2019, Buku Ajar Bioekologi Phyllum Echinodermata, Departemen


Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro,1(1).

Lalombombuida, S., Langoy M., Deidy Y. Dan Katili, 2019,


KeanekaragamanEchinodermata Dipantai Paranti Desa Tabang,
Kecamatan Rainis Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi,
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis X-2, 1(1).

Triacha, Z.I.E.C., Pertiwi M.P., Rostikawati R.T., 2019, Keanekaragaman


Echinodermata Dipantai Cibuaya Ujung Genteng, Jawa Barat, Jurnal Ilmu
Dasar, 22(1).

Bahri, S., Patech L.R., Zulhalifah, Septiani D.A. dan Siswadi, 2021,
Distributionand Diversity of Echinoderms in the Coastal Waters of South
Beach of Lombok Island, Jurnal Biologi Tropis. 1(1).

Aziz, A., Herri, S dan Supardi. 2016. Beberapa Catatan Mengenai Kehidupan
Lilia Laut. Jurnal Oseana, 16(1) : 19
Aziz, A., 2016. Beberapa catatan tentang bintang mengular (Ophiuroidea) sebagai
biota bentik. Oseana, 16(1) :.15

Setyowati, D. A., Supriharyono, S., dan Taufani, W. T. 2018. Bioekologi Bintang


Laut (Asteroidea) di Perairan Pulau Menjangan Kecil, Kepulauan
Karimunjawa. Management of Aquatic Resources Journal
(MAQUARES), 6(4) : 399
Vimono, I. B. Sekilas Mengenai Landak Laut, 10(3) : 45

Anda mungkin juga menyukai