Disusun Oleh :
KENDARI
2021
Proposal Penelitian
Diajukan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
NIP. NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusan
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal ini tepat pada waktunya.
Proposal penelitian ini membahas Toxisitas Polutan Jenis Karbon Monoksida (CO2) Di Jalan
Raya Kota Kendari dan Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Fungsi Paru-Paru Anak Jalanan Di
Kota Kendari
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
2. 1 Udara.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Udara adalah salah satu sumber kehidupan manusia, udara sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya yang membutuhkan. udara juga
merupakan media langsung yang merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup yang perlu
mendapatkan perhatian serius sebagai perwujudan kualitas lingkungan hidup yang sehat.
Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan, perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup untuk
hidup secara normal (Permatasari, 2013). Seiring dengan perkembangan yang terjadi dari
berbagai aspek, kualitas udara telah mengalami perubahan. Pada kenyataannya pencemaran
udarah sekarang ini dengan berbagai perkembangan dan kemajuan di berbagai aspek,
2012).
fosil untuk transportasi, pembangkit listrik dan aktivitas manusia. Berdasarkan perkiraan
komponen pencemar udara dari sumber transportasi diIndonesia, sekitar 70,50% dari polutan
yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida (CO), 8,89% NOx, 0,88% SOx, 18,34% HC
Particulate matter (PM) atau disebut juga sebagai debu, yaitu merupakan sekumpulan
benda mati maupun kehidupan mikro yang memiliki diameter antar 0,1mikron hingga 500
mikron. Keberadaan cemaran partikel debu tersebut dalam atmosfer dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada manusia yang terpapar (Mulia,2005), salah satunya menimbulkan
peradangan pada saluran pernafasan. Karbon monoksida (CO), merupakan salah satu bahan
pencemar yang paling tinggi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, yaitu sekitar 70,5%
dari total polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Gas CO yang dihasilkan oleh
kendaraan bermesin bensin (premium) adalah sekitar 1% pada waktu berjalan dan sekitar 7%
Diketahui jumlah transportasi Kota Kendari pada tahun 2010 sebanyak 113.560 unit
untuk semua jenis transportasi darat sedangkan pada tahun 2013 sebesar 130.951 unit, data
ini akan terus bertambah seiring dengan ketergantungan masyarakat Kota Kendari akan
Anak jalanan merupakan salah satu kelompok yang dapat mengganggu keidahan kota
Kendari. Anak tersebut seharusnya belajar danbrada di Sekolah tetapi karna kondisinya tidak
mendukung, maka ia berada di tempat keramaian, jalan, terminal, pasar, pelabuahan, dan
pembungan sampah untuk mempertahankan hidup. Suatu permasalahan klasik yang harus
dihadapi pemerintah Kota Kendari, arah kebijakan maupun pendekatan yang dilakukan oleh
pemerintah kota dalam menangani anak jalanan di Kota ini menjadi suatu permasalahan
menarik untuk diangkat dalam topik penelitian ilmiah. Kehidupan anak jalanan dalam
masyarakat lain yang selama ini melekat pada mereka menjadi fokus perhatian dari semua
pihak. Upaya pengembangan dan pembinaan anak jalanan tersebut tergantung dalam
lingkungan kerja dan pergaulan mereka yang jauh dari keluarga dan senantiasa berhadapan
dengan kerasnya hidup membuat mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin meneliti lebih jauh tentang “Toxisitas
Polutan Jenis Karbon Monoksida (CO) Di Jalan Raya Kota Kendari dan Pengaruhnya
Adakah hubungan paparan polutan jenis karbon monoksida terhadap kapasitas fungsi paru-
1. Untuk mengetauhi hubungan paparan polutas jenis karbon monoksida terdahap fungsi
2. Untuk mengetahui hubungan variabel pengganggu seperti umur, indeks masa tubuh
3. Untuk mengetahui kondisi kapasitas fungsi paru-paru pada anak jalanan di Kota Kendari.
1. Bagi Peneliti
Di harapkan sebagai pembuktian teori bahwa polutan jenis karbon monoksida dapat
2.1 Udara
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya (Nurdin, 2013).
Udara adalah salah satu sumber kehidupan manusia, udara sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya yang membutuhkan. Udara
juga merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup yang
perlu mendapatkan perhatian serius sebagai perwujudan kualitas lingkungan yang sehat.
Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan, perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan
kehidupan di permukaan bumi, selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai
alat penghantar suara dan bunyi- bunyian, pendingin benda-benda yang panas dan dapat
menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). Jumlah udara yang dibutuhkan
oleh manusia untuk pernafasan sangat besar, kebutuhan udara manusia pada saat
beristirahat sebesar 10.000 liter/hari (12 kg/hari), pada saat bekerja ringan sebesar 40.400
liter/hari (45kg/hari), dan pada saat bekerja berat 2 sebesar 62.000 liter/hari (69 kg/hari)
(Perkins, 1974).
Udara adalah atmosfer yang ada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting
untuk kehidupan di muka bumi ini, dalam udara terdapat oksigen (O 2) untuk bernafas,
karbon dioksida (CO2) dan Ozon (O3) (Sunu, 2001). Udara adalah factor yang penting
dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup secara optimal. Menurut Sunu (2001),
komposisi udar terutama uap air (H 2O) sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu udara,
tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Komposisi udara bersih dan kering, pada
udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Menurut Mukono (1997) Semakin padatnya lalu lintas di Surabaya oleh kendaraan
bermotor membuat bahan pencemar yang terbuang dalam bentuk partikel dan gas.
Partikel pencemar antara lain debu, timbal (Pb), partikel debu karet, dan partikel asbes.
Adapun pencemar gas yang kerap terhirup warga yang banyak beraktivitas di jalan
adalah karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2).
Pencemaran udara atau polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia,
hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti
(EPA, 2009). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara dapat dibagi menjadi
dua jenis, pencemaran udara primer dan pencemaran udara sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber. pencemaran udara.
Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena CO
merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder (EPA, 2009).
Berbagai zat pencemar di udara merupakan faktor kimia yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Peraturan mengenai nilai ambang batas faktor fisika dan factor
kimia di tempat kerja diatur di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Gas karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
dan juga tidak berasa dengan jumlah di udara hanya sekitar 0,1 ppm yang berada di
lapisan atmosfir, oleh karena itu lingkungan yang tercemar oleh gas karbon
monoksida (CO) tidak dapat dilihat oleh mata. Menurut Wardhana (2004:43),
Reaksi :
2C + O2 2 CO (tidak stoikhiometri)
Jika reaksi berlanjut, maka akan menjadi reaksi stoikhiometri, yang tidak
b. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara CO2 dengan C menghasilkan gas CO,
Reaksi karbon dioksida dengan karbon pada suhu tinggi akan menghasilkan
c. Pada suhu tinggi, karbon dioksida (CO2) akan terurai menjadi CO, dengan
kematian, jika konsentrasi CO relatif rendah (100 ppm atau kurang) juga dapat
afinitas CO terhadap Hb 200 kali lebih tinggi dari afinitas O2 terhadap Hb,
jadi apabila dalam suatu keadaan udara tercemar Hb akan lebih cenderung
adalah konsentrasi COHb yang terdapat dalam darah, dimana semakin tinggi
darah dan bersaing dengan oksigen dan membentuk COHb yang sangat berbahaya
bagi tubuh, pada kadar 20-30 persen dapat mengakibatkan pelipis berdenyut dan
muntah-muntah, kadar 30-40 persen penderita merasa lemah, sakit kepala dan
pingsan. Sementara kadar COHb dengan kadar 40-50 persen menyebabkan collaps,
penderita mengalami depresi pernafasan jantung, dan jika telah mencapai kadar
COHb sebesar 70-80 persen bisa mengakibatkan kematian (Purwoko dalam Vita
Nur, 2006).
Menurut Wardhana (2004), kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak
tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu gas CO dapat juga
terbentuk walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung
berapi, proses biologi dan lainnya. Menurut Agusnar (2007), karbon monoksida
mengandung karbon.
b. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon
c. Pada suhu tinggi, karbon dioksida dapat terurai kembali menjadi karbon
Sumber pencemaran gas CO terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil
yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah
banyak tercemar oleh gas CO, sedangkan daerah pinggiran kota atau desa,
cemaran CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka dimana
belum ada bangunan di atasnya, dapat membantu penyerapan gas CO, karena
mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat
di udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena
yang terdiri dari gas Nitrik Okside (NO) dan Nitrogen Diokside (NO2) (Fardiaz,
1992:104). Nitrogen Oksida sering disebut dengan NOX karena Oksida Nitrogen
mempunyai 2 (dua) macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2 dan gas
NO. Nitrik Oksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,
N2 + O2 2 NO
2 NO + O2 2 NO2
empat kali lebih beracun dari pada NO (Fardiaz, 1992:110). Pada konsentrasi
mengalami oksidasi menjadi NO2 yang lebih berbahaya (Chandra, 2006). NO2
oksigen dalam darah dan juga mudah bereaksi dengan oksigen membentuk NO2.
Apabila NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh manusia maka
Menurut Mukono (2005), apabila udara tercemar oleh gas NO2 dan
bereaksi dengan uap air maka akan menjadi korosif dan memberikan efek
edema paru setelah terpapar oleh gas NO2 selama 48 – 72 jam, apabila
b. Terhadap mata, iritasi mata dapat terjadi apabila NO2 berupa uap yang
pekat.
c. Terhadap kulit, iritasi terhadap kulit dapat terjadi apabila kulit kontak
tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit, hal ini disebabkan karena
oksida nitrogen seperti NO, NO2, dan N2O. N2O juga biasa terdapat di udara,
tetapi tidak berbahaya. Kontributor terbanyak dari polutan NOX adalah kendaraan
bermotor dan dari sumber menetap yang membakar minyak, oleh karena itu
industri dan berbagai macam pabrik banyak beroperasi. Nitrogen di udara terdapat
(kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septumnasi). Rongga hidung ini dilapisi
oleh selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan
faring dan dengan semua selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk
ke dalam rongga hidung. Rongga hidung mempunyai fungsi sebagai panyaring udara
pernapasan oleh bulu hidung dan menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
(Syaifudin, 1997).
2. Faring/tekak
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan
jalan makanan. Faring atau tekak terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang
rongga hidung dan mulut setelah depan ruas tulang leher (Syaifudin, 1997). Udara
melalui bagian anterior ke dalam larings, dan makanan lewat posterior ke dalam
esofagus melalui epiglotis yang fleksibel. Faring mempunyai fungsi sebagai saluran
3. Laring
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara yang
terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk
kedalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah
empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan manutupi laring (Syaifudin, 1997).
16 sampai dengan 20 cincin terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti kaki
kuda (huruf C ). Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia dan sel goblet. Sel
goblet menghasilkan mukus dan silia berfungsi menyapu pertikel yang berhasil lolos
trakea 9-10 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
masuk bersama udara pernapasan yang dilakukan oleh sel-sel bersilia (Syaifudin,
1997).
Cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus bercabang-cabang yang
lebih kecil disebut bronchiolus dan terdapat gelembung paru atau gelembung
6. Paru
Paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa/alveoli). Gelembung ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Pada
lapisan inilah terjadi pertukaran udara, oksigen masuk kedalam darah dan
karbondioksida dikeluarkan dari darah. Pembagian paru ada 2, yaitu : paru kanan
terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulma dekstrasuperior, lobus media dan lobus
superior. Tiap lobus terdiri dari belahan-belahan yang lebih kecil bernama segmen
(Syaifudin, 1997). Dalam paru terdapat alveoli yang berfungsi dalam pertukaran gas
pada paru. Fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada
mulut. Saat bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, dan
dapat erat berhubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis (Syaifudin, 1997).
disekitar alveoli.
c. Volume Paru
Volume paru yang mengembang pada manusia saat bernafas normal dibagi empat
yaitu :
setiap kali bernafas normal besarnya kira-kira 500 mililiter pada rata-rata
2) Volume cadangan inspirasi adalah volume udara yang dapat diinspirasi setelah
dan di atas volume alun nafas normal dan biasanya mencapai 3000 mililiter
3) Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi
oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun nafas normal, jumlah normalnya
4) Volume residu adalah udara yang masih tetap berada pada paru setelah
ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter (Yasmeiny
Yasir, 1983).
didalamnya. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20-25% lebih
kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada atlet dan orang yang bertubuh besar dari
1. Umur
Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40
kekuatan fisik. Dalam keadaan normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan
dan kapasitas paru. Frekuensi pernapasan pada orang dewasa antara 16-18 kali
permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada bayi sekitar 30
kecil dibandingkan dengan anak-anak dan bayi, akan tetapi KVP pada orang dewasa
lebih besar dibanding anak-anak dan bayi. Dalam kondisi tertentu hal tersebut akan
berubah misalnya akibat dari suatu penyakit,pernapasan bisa bertambah cepat dan
2. Jenis kelamin
Menurut Guyton (1997) volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira
20 sampai 25 persen lebih kecil daripada priadan lebih besar lagi pada atletis dan
orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. Menurut
Jan Tambayong (2001) disebutkan bahwa kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu
3. Riwayat penyakit
otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit. Terdapat riwayat pekerjaan yang
pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara
4. Kebiasaan merokok
dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru
(Sumardiyono, 2007).
Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan faal
teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif dalam
latihan akan mempunyai kapasitas aerobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih
tinggi serta kapasitas paru yang meningkat (Guyton, 1997). Kapasitas vital paru dapat
berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum.
Kapasitas vital pada seorang atletis lebih besar daripada orang yang tidak pernah
Tanpa makan dan minum yang cukup kebutuhan energi untuk bekerjaakan diambil dari
cadangan sel tubuh. Kekurangan makanan yang terus menerus akan menyebabkan
mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih
(1999), pengertian tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang
karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang
membuat mereka turun ke jalan. UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan yaitu
Street child are those who have abandoned their homes, school and immediate
communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street
life. Berdasarkan hal tersebut, maka anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16
tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat
Rahmadani dan Tualeka. A. R., 2016, Karakteristik Resiko Kesehaan Akibat Paparan Polutan
Udara Pada Pekerja Sol Sepatu (Di Sekitar Jalan Raya Bubutan Kota Surabaya), Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 8(2): 164-171.
Veronika. E., Santi. D. N. dan Ashar. T., 2015, Analisis Kadar PM10 dan Karbon Monoksida
(CO) Serta Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Petugas Pehubungan Terminal Amplas
Medan Tahun 2014, Fakultas Kehesatan Masyerakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Azizah. N. Z. R., 2013, Analisis Pencemaran Udara (SO2) Keluhan Iritasi Tenggorokan Dan
Keluhan Kesehatan Iritasi Mata Pada Pedagang Makanan Di Sekitar Terminal Joyoboyo
Surabaya, The Indonesian Journal Of Occupational Safety dan Health, 2(1): 75-81.
Faroqi. A., Hadisantoso. E. P., Halim. D. K. dan Sanjaya. M., 2016, Perancangan Alat
Pendeteksi Kadar Polusi Udara Menggunakan Sensor Gas MQ-7 Dengan Teknologi
Wireles HC-05, Issn, 10(2): 1-15.
Aji. S. S. S., 2010, Hubungan Paparan Debu Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pekerja
Penggilingan Padi Di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karang Anyar Kabupaten
Karang Anyar, Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ahadiansyah. R., 2017, Kadar CO dan NO2 Udara Dengan Gangguan Faal Paru Juru Parkir
Sektor Di Kabupaten Jember, Skripsi, Universitas Jember.
Nurbiantara. S., 2010, Pengaruh Polusi Udara Terhadap Fungsi Paru Pada Polusi Lalu Lintas
Di Surakarta, Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.