Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL MAGANG

ANALISIS EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI PT DAN LIRIS


SUKOHARJO

DISUSUN OLEH :

DIVA GALEH AININDYA

M0821024

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2024
HALAMAN JUDUL

ANALISIS EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI PT DAN LIRIS SUKOHARJO

Diva Galeh Ainindya

M0821024

Proposal Kuliah Magang (KM)

di PT Dan Liris Sukoharjo

Mulai 8 Januari 2024 sampai dengan 12 Februari 2024

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2024

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Identifikasi Masalah
PT. Dan Liris Sukoharjo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan
garmen. Dan Liris Grup terdiri dari beberapa perusahaan swasta salah satunya PT. Efrata
Garmindo yang ada di area Dan Liris Sukoharjo. Perusahaan ini telah berkembang
menjadi Perusahaan yang maju. Sekarang ini PT. Dan Liris memperkerjakan kurang
lebih 7.000 karyawan. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan banyaknya jumlah
sumber daya manusia yang dibutuhkan. Banyaknya karyawan ini berhubungan juga
dengan jumlah kendaraan yang digunakan para karyawan untuk berangkat kerja.
Kendaraan pribadi akan menimbulkan adanya emisi yang akan berdampak pada
kesehatan lingkungan. Selain dari kendaraan pribadi, emisi juga tercipta dari kendaraan
perusahaan yang memasuki area PT. Dan Liris untuk urusan distribusi.
Kendaraan bermotor menjadi kontributor utama dalam menghasilkan emisi CO2
karena adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya (Kaparang dkk,
2023). Terciptanya emisi tersebut akan menyebabkan pencemaran udara. Semakin
banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka akan meningkat pula emisi gas buang
kendaraan di udara yang akan mengakibatkan semakin tercemarnya udara di PT. Dan
Liris. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang mampu membahayakan kesehatan makhluk
hidup, serta dapat mengganggu estetika dan kenyamanan (Rosa dkk, 2020). Menurut
Primasanti dan Indriastiningsih, (2021) penyebab pencemaran udara di Indonesia sekitar
70% merupakan hasil emisi kendaraan bermotor.
Emisi yang tercipta dari kendaraan ini jumlahnya tentu berbeda di setiap area. Hal ini
dikarenakan adanya tiga area keluar masuk kendaraan yang dapat dilalui. Perbedaan
jumlah emisi harus di analisis karena banyaknya emisi dapat menganggu lingkungan
maupun kesehatan pekerja. Estimasi emisi yang berlebihan di salah satu area akan
membuat karyawan yang bekerja di dekat area tersebut terpapar emisi lebih dari pada
area lainnya. Sehingga perlu adanya kajian mengenai estimasi emisi dari kendaraan di

1
PT. Dan Liris. Permasalahan ini juga diperlukan adanya upaya untuk mengurangi emisi
yang tercipta.

1.2 Karakterisasi Permasalahan


1.2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaiamana gambaran umum mengenai PT. Dan Liris?
2. Berapa beban emisi CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang ada
di area PT. Dan Liris?
3. Bagaimana kemampuan daya serap pohon yang ada di PT. Dan Liris?
4. Bagaimana upaya pengurangan emisi yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor yang ada di PT. Dan Liris?

1.2.2 Tujuan
1. Mengetahu gambaran umum mengenai PT. Dan Liris.
2. Mengetahui beban emisi CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang
ada di area PT. Dan Liris.
3. Mengetahui kemampuan daya serap pohon yang ada di PT. Dan Liris.
4. Mengetahui upaya pengurangan emisi yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor yang ada di PT. Dan Liris.

1.2.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui sistem kerja serta budaya kerja yang
dilaksanakan oleh perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai bekal untuk
mempersiapkan diri di dunia kerja dan juga menambah ilmu pengetahuan.
2. Bagi Program Studi
Program studi dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan serta hasil dari
penelitian dan praktik kerja yang dilakukan dapat menjadikan literatur
tambahan untuk menambah wawasan yang berguna untuk dunia akademik.
3. Bagi Perusahaan

2
Perusahaan dapat menerima referensi atau solusi yang diberikan oleh
mahasiswa sebagai perbaikan untuk permasalahan lingkungan yang ada
terutama mengenai emisi CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang
ada.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik dan
digunakan sebagai transportasi darat (Kurnia dan Sudarti, 2021). Umumnya
kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam berupa alat penggerak
yang membuat sesuatu dapat dijalankan dengan roda atau bahan bakar minyak.
Kendaraan bermotor merupakan suatu kendaraan yang dijalankan mesin kemudian
dikendalikan manusia diatas jalan. Jenis kendaraan bermotor antara lain sepeda
motor, mobil, truk, dan mobil pengangkat (Manajang dkk, 2020). Pada dasarnya
proses pengoperasian berbegai macam kendaraan tersebut sama. Perbedaannya hanya
terletak pada ukuran, bentuk, dan desainnya, sedangkan masing-masing bagian yang
digunakan pada kendaraan juga hamper sama. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dimaksud dengan
peralatan teknik dapat berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan.

2.2 Emisi Karbon


Emisi karbon didefinisikan sebagai pelepasan gas yang mengandung karbon ke
atmosfer (Rusmana dan Purnaman, 2020). Emisi karbon berupa gas merupakan salah
satu pencemaran udara yang berasal dari aktivitas manusia. Pelepasan gas ini terjadi
dikarenakan adanya proses pembakaran terhadap karbon, baik dalam bentuk tunggal
maupun senyawa. Emisi karbon dapat berupa CO2, CH4, N2O, HFCs, dan sebagainya.
Emisi karbon terus meningkat seiring berjalannya waktu, baik pada tingkat global,
regional, nasional, maupun local pada suatu kawasan. Emisi karbon tercipta karena
adanya gas buang dari aktivitas manusia, salah satunya kendaraan. Emisi gas buang
merupakan polutan yang mengotori udara dan dapat dihasilkan dari gas buang
kendaraan.

4
Kendaraan tidak lepas dari aktivitas manusia sehari-hari. Emisi gas buang dapat
berasal dari kendaraan. Emisi gas buang kendaraan adalah sisa hasil pembakaran
bahan bakar di dalam mesin kendaraan yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan
mesin (Momon dan Astuti, 2019). Sedangkan proses pembakaran merupakan reaksi
kimia antara oksigen di dalam udara dengan senyawa hidrokarbon di dalam bahan
bakar untuk menghasilkan tenaga. Reaksi sempurna dari sisa pembakaran dapat
berupa gas buang yang mengandung karbon dioksida (CO2), uap air (H2O), oksigen
(O2), dan nitrogen (N2).
Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu penyebab paling penting dari efek
rumah kaca (Putri dkk, 2023). Gas CO2 memiliki ciri-ciri tidak mudah terbakar, tidak
berbau, tidak berwarna, rasanya sedikit masam, dan tidak menyala pada ruangan.
Pada asap kendaraan bermotor terdapat gas karbon monoksida (CO). Gas ini memiliki
ciri-ciri tidak berbau dan tidak berwarna (Tiara dan Firmawati, 2023). Gas ini
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil yang dilakukan oleh manusia.

2.3 Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah kehadiran substansi fisik, biologi, atau kimia di lapisan
udara dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan komponen biotik (Sudarti
dkk, 2022). Pencemaran udara ini merupakan kondisi dimana kualitas udara menjadi
rusak dan terkontaminasi, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia (Maulana dan Haryanto, 2020). Pencemaran udara timbul
akibat adanya sumber-sumber pencemar baik yang bersifat alami maupun karena
kegiatan manusia. Pencemaran udara juga dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang
ada di udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Kehadiran zat asing di dalam udara dalam kurun waktu yang lama akan
mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan binatang. Bila keadaan tersebut terjadi,
maka udara dikatakan tercemar.
Berdasarkan PP No 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungi dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran udara merupakan masuk atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam udara ambien oleh

5
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu udara ambien yang telah
ditetapkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari kegiatan alami ataupun
kegiatan antropogenik. Polusi yang berasal dari sumber alami adalah akibat letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, pembusukan sampah
organic, dan lain sebagainya (Dewi dkk, 2022). Pencemaran udara yang berasal dari
kegiatan manusia (antropogenik), secara kuantitatif lebih besar dari pada yang berasal
dari sumber alami. Sumber pencemar dari kegiatan manusia dapat berasal dari
aktivitas transportasi, industri, persampahan, maupun dari kegiatan rumah tangga.

2.4 Kemampuan Pohon dalam Menyerap Karbondioksida


Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar menyebabkan adanya efek
gas rumah kaca. Sumber emisi CO2 dapat berasal dari kendaraan bermotor yang ada
di kawasan industri. CO2 yang tercipta dapat direduksi dengan menggunakan
pepohonan yang berada pada ruang terbuka hijau (Lestari dkk, 2021). Pengendalian
pencemaran udara perlu dilakukan untuk mengurangi emisi gas CO2 dengan
memanfaatkan vegetasi di sekitar lokasi tercemarnya udara dimana peran tumbuhan
sangat besar dalam menyerap CO2. Pada dasarnya semua tumbuhan memiliki
kemampuan untuk menyerap polutan diudara. Namun, tanaman jenis pepohonan
yang berdahan banyak merupakan tanaman yang memiliki kemampuan menyerap
polutan paling banyak (Bambang, 2023).
Daya serap emisi gas CO2 oleh tanaman merupakan kemampuan tanaman dalam
menyerap emisi karbondioksidan yang dihasilkan dari pembakaran konsumsi bahan
bakar kendaraan bermotor. CO2 akan diserap oleh tanaman dan terjadilah proses yang
dinamakan fotosistesis sehingga menghasilkan energi untuk tumbuh dan berkembang
tanaman itu sendiri. Reaksi fotosistesis secara umum adalah sebagai berikut:

Cahaya matahari
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Klorofil

6
Karbon yang tersebar di atmosfer akan mengalami pengurangan melalui proses
fotosistesis. Tanaman mempunyai kemampuan berbeda dalam menyerap
karbondioksida.

7
BAB III
METODE KULIAH MAGANG
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kuliah magang dilaksanakan di PT. Dan Liris dengan luas lahan kurang lebih 45
ha. Lokasinya berada di Jl. Merapi No. 23, Kelurahan Banaran, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan kuliah magang dilaksanakan
selama 5 minggu dimulai pada hari Senin, 8 Januari 2024 hingga Senin, 12 Februari
2024. Pelaksanaan kuliah magang dilaksanakan setiap hari Senin-Jumat dengan jam
kerja mulai dari 08.00 – 16.00 WIB.

Gambar 3.1.1. Lokasi PT Dan Liris


3.2 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan untuk memperoleh data informasi sesuai dengan yang
dibutuhkan sebagai bahan untuk memecahkan masalah penelitian. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tally sheet, alat tulis, meteran kain, Ms Excel,
Ms word, handphone, Google Earth Pro, dan laptop. Sedangkan bahan yang
digunakan antara lain data jenis pohon, jumlah pohon, jumlah kendaraan, dan data
wawancara. Metode pengambilan data dilakukan dengan 2 cara yaitu:

8
3.2.1 Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Observasi dilakukan dengan mengamati dan menghitung langsung jumlah kendaraan
di beberapa lokasi parkir yang ada pada area PT. Dan Liris. Setelah itu juga dilakukan
pendataan pohon. Pendataan pohon dilakukan untuk mendapatkan infromasi
mengenai jumlah pohon dan jenisnya. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dari satpam. Kemudian dokumentasi dilakukan dengan
pengambilan gambar ataupun informasi yang menjadi pelengkap hasil dari observasi
dan wawancara.

3.2.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan pengambilan data secara tidak langsung. Data sekunder
diperoleh dari sumber literatur berupa buku, jurnal, maupun web yang terkait dengan
data yang dibutuhkan untuk melengkapi pembahasan dan identifikasi.

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Dengan tujuan
mengetahui estimasi CO2 dari kendaraan bermotor dan mengetahui daya serap
karbondioksida oleh pohon yang berada di area PT. Dan Liris. Data yang diperoleh
nantinya akan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Widyastuti, 2019):
a. Perhitungan emisi CO2 dari kendaraan bermotor
Q = Ni × Fi × Ki × L (3.3.1)
Keterangan :
Q = jumlah emisi (gr/jam)
Ni = jumlah kendaraan bermotor (kendaraan/jam)
Fi = factor emisi
Ki = konsumsi energi spesisfik (liter/100km)
L = Panjang jalan (km)

9
b. Perhitungan daya serap karbondioksida oleh pohon
Kemampuan penyerapan = daya serap CO2 × jumlah pohon (3.3.2)

3.4 Pendekatan Teknologi/Perekayasaan Sosial sebagai Penyelesaian Masalah


Pendekatan yang digunakan dalam kuliah magang sebagai penyelesaian masalah
adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan identifikasi perhitungan emisi CO2
dari kendaraan. Dari hasil perhitungan kemudian dijelaskan secara deskriptif untuk
memberikan gambaran lengkap mengenai deskripsi permasalahan yang diteliti.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan mengumpulkan informasi di sekitar
perusahaan yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya dalam pengurangan emisi.
Pemecahan masalah terkait emisi kemungkinan dapat dilakukan dengan mitigasi
berbasis vegetasi. Penyelesaian ini dapat dilakukan untuk mengurangi adanya emisi
atau dampak dari pemakaian kendaraan bermotor. Pengurangan emisi dapat
dilakukan dengan melihat jumlah, jenis, dan serapan karbon yang dapat dilakukan
oleh vegetasi yang ada.

10
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, H. 2023. Studi Emisi Karbon dari Kendaraan Bermotor dan Daya Serap
Karbon dari Pohon di PT Komatsu Undercarriage Indonesia. Journal of
Comprehensive Science 2(9): 1572 – 1585.

Dewi, S. P., Alsakinah, R., Sara, A. S., & Amrina, D. H. 2022. Pajak Lingkungan Sebagai
Upaya Pengendalian Pencemaran Udara dari Gas Buang Kendaraan Bermotor Di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Pajak 2(1): 7-13.

Kaparang, A. C., Mangangka, I. R., & Riogilang, H. 2023. Penanganan Emisi CO2 dari
Berbagai Jenis Kendaraan Bermotor di Desa Tumpaan. TEKNO 21(85): 1535-1544.

Kurnia, A. & Sudarti. 2021. Efek Rumah Kaca oleh Kendaraan Bermotor. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Sains 4(2): 1-9.

Lestari, W. O. D. M., Hajji, A. M., & Yulistyorini, A. 2021. Kebutuhan RTH untuk
Menyerap Emisi CO2 Kendaraan Bermotor pada Kawasan Jembatan Teluk Kendari.
Jurnal Teknik Sipil 16(3): 197 -209.

Manajang, D. J. P., Sompie, S. R. U. A., & Jocabus, A. 2020. Implementasi Framework


Tensorflow Object Detection Dalam Mengklasifikasi Jenis Kendaraan Bermotor.
Jurnal Teknik Informatika 13(3): 171-178.

Maulana, E. & Haryanto, H. C. 2020. Bagaimana Kondisi Kesadaran Lingkungan


Terkait Pencemaran Udara yang Dimiliki Oleh Masyarakat Perkotaan? (Studi
Pendahuluan pada Masyarakat di Jakarta). Jurnal Ilmiah Psikologi 11(1): 40-50.

Momon, & Astuti, D. 2019. Strategi Penurunan Emisi Gas Buang Kendaraandi Kota
Padang. Jurnal Kebijakan Pembangunan 15(1): 1-10.

Primasanti, Y. & Indriastiningsih, E. 2021. Analisis Dampak Pencemaran Udarapt Delta


Dunia Textile Terhadap Kondisi Masyarakat. JIKI 14(1): 20-29.

Rusmana, O. & Purnaman, S. M. N. 2020. Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon dan


Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan
Akuntansi (JEBA) 22(1): 42-52.

11
Sudarti, Yushardi, & Kasanah, N. 2022. Analisis Potensi Emisi CO2 Oleh Berbagai Jenis
Kendaraan Bermotor di Jalan Raya Kemantren Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
Sumberdaya Alam dan Lingkungan 9(2):70-75.

Tiara, M. I. & Firmawati, N. 2023. Rancang Bangun Prototipe Sistem Kontrol Penutup
Ventilasi dan Pembersih Udara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Fisika
Unand (JFU) 12(3): 356 -362.

Widyastuti, H. 2019. Analisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau sebagai Penyerapan


Emisi Gas Karbondioksida (CO2) di Kawasan RSUD Dr. Iskak Tulungagung, pp. 1-
71.

12

Anda mungkin juga menyukai