Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Kendaraan”

LOGO

Disusun Oleh :
Nama
NIM

NAMA INSTITUSI PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI ………………..
KOTA ………………..
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah
yang berjudul “Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Kendaraan” ini merupakan
salah satu syarat untuk menempuh mata kuliah pada program studi yang penulis
tempuh.
Dalam proses penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan,
bimbingan dan dorongan moril dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
penulis harapkan dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini
ke depannya. Semoga makalah ini memberi manfaat dan memperluas wawasan
pembaca.

Hormat Penulis,
[Nama Penulis]

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
BAB II PERMASALAHAN
A. Tren Peningkatan Kendaraan Bermotor ............................................ 6
B. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor ............................................ 7
C. Dampak Kesehatan akibat Polusi Udara Transportasi ...................... 7
D. Regulasi Pengendalian Emisi Kendaraan Bermotor ......................... 8
E. Kesadaran Masyarakat yang Rendah ................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN
A. Implementasi Kebijakan Pengendalian Emisi Kendaraan ................ 10
B. Teknologi Pengendalian Emisi Kendaraan ....................................... 10
C. Peran Aktif Masyarakat..................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor telah
menjadi masalah lingkungan yang serius di banyak kota di seluruh dunia.
Menurut Zhang et al. (2017), emisi gas buang kendaraan berkontribusi
hingga 70% terhadap total polutan udara di daerah perkotaan. Gas buang
utama yang diemisikan meliputi karbon monoksida, nitrogen oksida,
hidrokarbon, dan partikulat. Polutan ini dapat menyebabkan efek negatif
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (Mashkoor et al., 2019).
Peningkatan kendaraan bermotor di jalan telah menyebabkan
masalah pencemaran udara akibat transportasi menjadi semakin parah.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup, jumlah kendaraan di
Indonesia telah tumbuh rata-rata 8,5% per tahun selama dekade terakhir
(Ramadhan et al., 2022). Peningkatan arus lalu lintas ini berdampak pada
meningkatnya emisi gas buang kendaraan.
Salah satu gas yang berbahaya bagi kesehatan adalah karbon
monoksida (CO). Menurut teori, CO bersifat toksik karena mengikat
hemoglobin dalam darah sehingga mengurangi kapasitas pengangkutan
oksigen ke jaringan tubuh (Cichowicz et al., 2017). Pada konsentrasi tinggi,
CO dapat menyebabkan sesak napas, pusing, mual, bahkan kematian.
Dengan demikian, pencemaran udara akibat emisi gas buang
kendaraan bermotor perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai
pihak. Penelitian tentang topik ini penting untuk dilakukan guna mencari
solusi terhadap permasalahan tersebut.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tren peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
dalam 10 tahun terakhir?
2. Seberapa besar kontribusi emisi gas buang kendaraan terhadap
pencemaran udara di perkotaan Indonesia?
3. Gas buang jenis apa saja yang paling dominan diemisikan oleh
kendaraan bermotor?
4. Bagaimana dampak pencemaran udara akibat emisi kendaraan terhadap
kesehatan masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Menganalisis tren peningkatan jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia dalam 10 tahun terakhir
2. Mengukur dan menganalisis kontribusi emisi gas buang kendaraan
terhadap pencemaran udara di perkotaan Indonesia
3. Mengidentifikasi jenis gas buang yang paling dominan diemisikan
oleh kendaraan bermotor
4. Mengevaluasi dampak pencemaran udara akibat emisi kendaraan
terhadap kesehatan masyarakat

5
BAB II
PERMASALAHAN

A. Tren Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor


Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke
tahun menunjukkan tren yang sangat tajam dan cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2023), terjadi peningkatan rata-rata
sebesar 12% tiap tahunnya dalam 10 tahun terakhir. Angka ini jauh
melampaui rata-rata pertumbuhan kendaraan di negara berkembang sekitar
5-7% per tahun. Pada tahun 2022, total kendaraan bermotor di Indonesia
mencapai 150 juta unit dari sebelumnya hanya sekitar 50 juta unit di tahun
2010.
Dari 150 juta kendaraan bermotor tersebut, sepeda motor
mendominasi dengan persentase mencapai 65% atau sekitar 97,5 juta unit.
Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun 2010 yang hanya berkisar
30 juta unit. Selain sepeda motor, pertumbuhan mobil penumpang juga
cukup tinggi yaitu rata-rata 15% per tahun. Pada 2022, total mobil
penumpang tercatat 30 juta unit dari sebelumnya hanya 10 juta unit. Adapun
jenis kendaraan bermotor lainnya seperti truk dan bis tumbuh rata-rata 9%
per tahun dengan jumlah mencapai 15 juta unit. Sisanya merupakan jenis
kendaraan tidak bermesin dan lainnya.
Bila tren peningkatan secara eksponensial ini terus berlangsung
tanpa pengendalian yang baik, diperkirakan emisi gas buang kendaraan
bermotor juga akan meningkat pesat. Dampaknya tentu sangat buruk bagi
kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
tren peningkatan kendaraan bermotor ini perlu mendapat perhatian penting
dari berbagai pihak terkait.

6
B. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Emisi gas buang kendaraan bermotor berasal dari pembakaran bahan
bakar yang tidak sempurna di dalam mesin kendaraan. Emisi ini
mengandung berbagai macam gas berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan. Menurut penelitian dari Suryani et al. (2021), komponen utama
pencemar yang terkandung dalam gas buang kendaraan antara lain:
1. Karbon monoksida (CO), bersumber dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna. Gas ini sangat beracun dan dapat mengganggu sistem
syaraf serta mengurangi kemampuan darah dalam mengikat oksigen.
2. Nitrogen oksida (NOx), terbentuk dari reaksi nitrogen dan oksigen pada
suhu tinggi di dalam mesin. Gas ini dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan.
3. Hidrokarbon (HC), dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna. Beberapa jenis HC bersifat karsinogenik atau dapat memicu
kanker.
4. Sulfur oksida (SOx), berasal dari kandungan sulfur di dalam bahan
bakar yang terbakar. SOx dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan
pernapasan.
5. Partikulat (PM), berupa residu padat dari pembakaran bahan bakar.
Partikulat ini dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru.
Selain itu, gas buang kendaraan juga mengandung emisi gas rumah kaca
yang berkontribusi terhadap pemanasan global, seperti karbon dioksida
(CO2) dan Nitrogen oksida (N2O). Studi menunjukkan bahwa kontribusi
emisi kendaraan bermotor telah mencapai 70-80% terhadap polusi udara di
beberapa kota besar di Indonesia. Level emisi ini telah melampaui ambang
batas yang ditetapkan pemerintah.

C. Dampak Kesehatan akibat Polusi Udara Transportasi


Paparan polusi udara dalam jangka panjang dari emisi gas buang
kendaraan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang sangat serius

7
bagi masyarakat Indonesia. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan
antara lain ISPA, asma, bronkitis kronis, hingga kanker paru-paru. Selain
penyakit pernapasan, iritasi mata, sakit kepala, gangguan sistem saraf dan
kardiovaskular juga banyak dilaporkan akibat polusi udara transportasi.
Infant Mortality Rate (IMR) di daerah perkotaan dengan tingkat
polusi udara tinggi cenderung lebih besar dibandingkan daerah yang lebih
bersih. Hal ini menunjukkan bahwa bayi dan anak-anak adalah kelompok
rentan yang paling terancam dampaknya. Diperkirakan beban ekonomi dari
dampak kesehatan akibat polusi kendaraan di Indonesia mencapai ribuan
triliun rupiah setiap tahunnya.

D. Regulasi Pengendalian Emisi Kendaraan Bermotor


Regulasi mengenai standar emisi gas buang kendaraan bermotor di
Indonesia sebenarnya telah ada, yaitu melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006. Akan tetapi, tingkat kepatuhan
dan penegakan hukum terhadap regulasi emisi kendaraan dinilai masih
sangat lemah dan jauh dari memadai. Di sisi lain, standar emisi yang
digunakan juga relatif ketinggalan jauh dari standar emisi di negara-negara
maju.
Revisi dan penguatan regulasi emisi kendaraan yang ada saat ini
sangat diperlukan untuk dapat efektif menekan laju pencemaran udara
transportasi. Beberapa poin penting revisi meliputi memperketat standar
emisi, mewajibkan uji emisi berkala bagi kendaraan, hingga program
konversi kendaraan tinggi emisi. Namun, kesadaran dan komitmen dari
berbagai pihak juga mutlak diperlukan agar implementasi regulasi dapat
berjalan dengan baik.

E. Kesadaran Masyarakat yang Rendah


Di samping lemahnya regulasi, rendahnya kesadaran dan kepedulian
masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidup juga menjadi kendala

8
serius dalam upaya pengendalian polusi udara transportasi. Konsumsi BBM
yang boros, mengabaikan uji emisi berkala, ugal-ugalan di jalan raya,
hingga buang limbah cair sembarangan ke badan air masih menjadi perilaku
buruk yang jamak terjadi.
Tanpa ada perubahan perilaku dan kesadaran lingkungan hidup dari
masyarakat Indonesia sendiri, upaya-upaya pengendalian pencemaran udara
transportasi lainnya diprediksi akan sangat sulit berhasil. Kampanye dan
edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mutlak diperlukan,
selain penguatan regulasi dari pemerintah.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Implementasi Kebijakan Pengendalian Emisi Gas Kendaraan


Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mengeluarkan sejumlah
kebijakan dan regulasi yang bertujuan untuk mengendalikan tingkat emisi
gas buang kendaraan bermotor, diantaranya berupa penetapan standar emisi
euro 4, program uji emisi berkala, hingga aturan pelarangan kendaraan
overdimensi. Namun pada praktiknya, penerapan kebijakan-kebijakan
tersebut masih jauh dari memadai.
Lemahnya pengawasan di lapangan dan tidak adanya sanksi yang
tegas bagi pelanggar regulasi menjadi penyebab utamanya. Di sisi lain,
kapasitas dan komitmen aparat penegak hukum seperti polisi dan ppgk
dalam menindak lanjuti pelanggaran masih sangat lemah akibat minimnya
anggaran, fasilitas pendukung, dan seringnya terjadinya kasus korupsi.
Memperketat sistem monitoring emisi kendaraan secara menyeluruh
dengan memanfaatkan teknologi digital serta meningkatkan anggaran dan
fasilitas institusi terkait menjadi langkah penting untuk memperkuat
implementasi kebijakan pengendalian emisi yang sudah ada.

B. Teknologi Pengendalian Emisi Kendaraan


Beberapa teknologi kendaraan yang dapat diterapkan untuk
menekan tingkat emisi gas buang antara lain sistem katalis konverter, injeksi
dan pengapian elektronik yang lebih presisi, filter partikulat diesel,
teknologi hybrid, hingga kendaraan listrik murni (EV). Penerapan teknologi
end-of-pipe emission control seperti katalis dan filter partikulat dinilai
efektif menyisihkan berbagai pencemar seperti HC, CO, NOx, dan PM.
Sementara teknologi kendaraan listrik dan hybrid sangat ramah lingkungan
karena sama sekali tidak menghasilkan emisi eksost.

10
Namun realita di lapangan menunjukkan kendaraan-kendaraan tua
dengan teknologi konvensional dan tingkat emisi tinggi masih mendominasi
jalanan Indonesia. Skema insentif seperti keringanan pajak dan subsidi
bunga kredit perlu diberikan untuk mendorong adopsi teknologi kendaraan
ramah lingkungan oleh masyarakat. Di sisi lain skema disinsentif seperti
kenaikan pajak kendaraan tinggi emisi juga penting untuk diterapkan.

C. Peran Aktif Masyarakat


Tanpa adanya dukungan dan peran aktif masyarakat Indonesia
sendiri, kebijakan pemerintah apapun sepertinya hanya akan menjadi
angan-angan belaka dan tidak efektif. Indikasinya antara lain masih
rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi dan beralih ke moda transportasi publik. Selain itu budaya ugal-
ugalan di jalanan yang membuat konsumsi bahan bakar boros, melakukan
modifikasi kendaraan sembarangan tanpa memperhatikan aspek emisi,
hingga kebiasaan membuang sampah sembarangan ke badan air masih
jamak terlihat.
Perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan ini tentu saja
tidak dapat ditoleransi apabila Indonesia benar-benar ingin menangani
persoalan emisi kendaraan. Program promosi dan edukasi emisi skala besar
dan masif harus dilakukan pemerintah maupun institusi terkait agar tingkat
kepedulian dan kesadaran masyarakat dapat meningkat. Pendekatan
multidimensi dengan keterlibatan aktor non-pemerintah seperti akademisi,
komunitas peduli lingkungan, dan LSM juga dipandang penting untuk
bersinergi mengampanyekan pentingnya budaya hemat BBM dan ramah
lingkungan pada khalayak masyarakat.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor telah
menjadi masalah serius di Indonesia. Tren peningkatan jumlah kendaraan
yang pesat selama 10 tahun terakhir berkontribusi terhadap meningkatnya
emisi CO, HC, NOx, SOx, PM dan gas rumah kaca dari sektor transportasi.
Tingginya paparan polutan ini membawa implikasi negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Lemahnya implementasi kebijakan pengendalian emisi,
keterbatasan adopsi teknologi kendaraan ramah lingkungan, serta
rendahnya kesadaran masyarakat menjadi kendala utama. Perlu adanya
komitmen dan kolaborasi semua pihak terkait untuk bersama-sama
mengatasi permasalahan ini. Peningkatan kapasitas infrastruktur dan
promosi transportasi publik juga penting untuk didorong demi tercapainya
pengurangan emisi dari sektor transportasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cichowicz, R., Wielgosz, A., & Litwin, W. (2017). Toxic carbon monoxide.
Journal of Physiology and Pharmacology, 68(2), 155-166.
Mashkoor, A., Al-Haleem, E., Almehmadi, F. M., Haq, G., Basahi, J., Ahmad, F.,
& Khan, N. (2019). Determination of exhaust gaseous pollutants from
vehicle fleet in Makkah city. Environmental Science and Pollution
Research, 26(6), 5360-5371. https://doi.org/10.1007/s11356-018-4001-y
Ramadhan, A. N., Hudoyo, H., Amin, Z. A., Listiani, N., & Syarief, A. (2022).
Analysis of vehicle emission in Palembang city toward a low carbon society
using COPERT V model. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 1095(1), 012041. https://doi.org/10.1088/1757-
899x/1095/1/012041
Suryani, S., Fikriyyah, N., & Rosaria, E. (2021). The Impact of Motor Vehicle
Exhaust Gas Pollution. Budapest International Research and Critics
Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 1442-1452.
Zhang, Y., Batterman, S., & Dion, F. (2011). Vehicle emissions in congestion:
Comparison of work zone, rush hour and free-flow conditions. Atmospheric
Environment, 45(11), 1929-1939.
https://doi.org/10.1016/j.atmosenv.2011.01.030

13

Anda mungkin juga menyukai