Dosen Pengampu :
Adhietya Kurniawan S.Pd,. M.Pd
Disusun Oleh :
1. Agung Tri Susanto 5202417019
2. Faisal Akbar Aziz 5202417040
3. Denis Maulana 5202417042
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya Panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Emisi Gas Buang pada
kendaraan.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Saya mengucapkan terima kasih kepada,
1. Adhietya Kurniawan S.Pd,. M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Motor Bakar
2. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan ......................................................................................................... 4
D. Manfaat ...................................................................................................... .4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.....................................5
B. Dampak yang ditimbukan oleh Asap Kendaraan Bermotor.........................5
1. Dampak bagi kesehatan............................................................................5
2. Dampak bagi lingkungan........................................................................12
C. Cara Menangani Pencemaran Oleh Asap Kendaraan Bermotor................14
1. Mengontrol Emisi Gas Bunag Kendaraan Bermotor..............................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan kendaraan bermotor semakin bertambah dengan pesat, begitu pula emisi gas
buang yang dihasilkan. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus,
lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun
dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan.
Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara
mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar
10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.
WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor
akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang bersifat
marginal.
Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita
hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran
pernapasan menahun. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan
yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi)
penyakit pernapasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan emisi gas buang kendaraan bermotor ?
2. Dampak apa saja yang di timbulkan oleh asap kendaraan bermotor?
3. Bagaimana cara menangani pencemaran oleh asap kendaraan bermotor ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang emisi gas buang kendaraan bermotor.
2. Untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari gas buang
kendaraan bermotor.
3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan polusi akibat asap kendaraan bermotor.
D. Manfaat
Untuk memberikan wawasan , pengetahuan dan pembelajaran tentang perkembangan alat
transportasi bagi kehidupan manusia. Khususnya pada gas buang yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor.
Dengan demikian, seseorang mengerti tentang emisi gas buang dan dampak negatif yang
ditimbulkan dari gas buang kendaraan tersebut. sehingga muncullah sebuah upaya untuk
meminimalisir akibat dari gas buang tersebut. Dengan demikian dapat diambil manfaat
bagaimana sebuah upaya yang harus dilakukan agar permasalhan tersebut terselesaikan baik
bagi penulis maupun kepada yang lain.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeliarkan melalui sistem
pembuangan mesin. Sisa hasil pembakaran beerupa air (H2O), gas CO atau disebut
juga karbon monoksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon monoksida yang
merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa hidrat
arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
Proses pembakaran merupakan suatu proses, dimana reaksi kimia antara bahan
bakar dengan oksigen sehingga menghasilkan CO2, H2O dan energi. Proses
pembakaran yang sempurna memerlukan gas yang ideal untuk dibakar pada waktu
yang tepat. Maka dari itu, jika proses pembakaran bahan bakar tidak berlangsung
dengan baik, maka proses pembakaran tidak akan mencapai efisiensi yang maksimum.
Setelah langkah usaha, gas buang terbentuk, sehingga dapat dilihat bagaimana unjuk
kerja mesin.
Sejatinya emisi gas sangat bergantung pada perbandingan bahan bakar udara
yang digunakan. Pada motor bensin yang konvensional dengan perbandingan bahan
bakar udara yang kaya, kadar NOх dalam gas buang turun, akan tetapi kadar CO dan
HC naik. Jika digunakan perbandingan bahan bakar udara yang miskin, kadar CO dan
HC turun, tetapi kadar NOх naik. Sedangkan jika digunakan perbandingan campuran
yang sangat miskin, kadar CO dan NOх turun, tetapi kadar HC bertambah besar. Hal
tersebut disebabkan karena terjadinya kesulitan penyalaan, kecepatan pembakaran
yang rendah serta pembakaran yang tidak stabil.
Uji emisi diperlukan untuk mengetahui kadar gas berbahaya yang terkandung
dalam gas buang kendaraan yang pada umumya gas buang tersebut membawa dampak
negatif baik dilihat dari segi lingkungan maupun kesehatan. Tingginya emisi gas
buang terjadi akibat beberapa kondisi komponen teknis kendaraan ataupun dari bahan
bakar itu sendiri.
5
Dibandingkan dengan sumber stasioner seperti industri dan pusat tenaga
listrik, jenis proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor tidak
sesempurna di dalam industri dan menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang
lebih tinggi, terutama berbagai senyawa organik dan oksida nitrogen, sulfur dan
karbon. Selain itu gas buang kendaraa n bermotor juga langsung masuk ke dalam
lingkungan jalan raya yang sering dekat dengan masyarakat, dibandingkan dengan
gas buang dari cerobong industri yang tinggi. Dengan demikian maka masyarakat
yang tinggal atau melakukan kegiatan lainnya di sekitar jalan yang padat lalu lintas
kendaraan bermotor dan mereka yang berada di jalan raya seperti para pengendara
bermotor, pejalan kaki, dan polisi lalu lintas, penjaja makanan sering kali terpajan
oleh bahan pencemar yang kadarnya cukup tinggi. Estimasi dosis pemajanan
sangat tergantung kepada tinggi rendahnya pencemar yang dikaitkan dengan
kondisi lalu lintas pada saat tertentu.
Keterkaitan antara pencemaran udara di perkotaan dan kemungkinan adanya
resiko terhadap kesehatan. Pengaruh yang merugikan mulai dari meningkatnya
kematian akibat adanya episod smog sampai pada gangguan estetika dan
kenyamanan. Gangguan kesehatan lain diantara kedua pengaruh yang ekstrim ini,
misalnya kanker pada paru-paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran
tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang diakibatkan
karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti paru, misalnya sistem
syaraf. Karena setiap individu akan terpajan oleh banyak senyawa secara
bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa mana atau
kombinasi senyawa yang mana yang paling berperan memberikan pengaruh
membahayakan terhadap kesehatan.
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan
pencemar yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan
sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan.
6
Organ pernafasan merupakan bagian yang diperkirakan paling banyak
mendapatkan pengaruh karena yang
pertama berhubungan dengan bahan
pencemar udara. Sejumlah senyawa
spesifik yang berasal dari gas buang
kendaraan bermotor seperti oksida -
oksida sulfur dan nitrogen,
partikulat dan senyawa-senyawa
Gambar 3. Penyempitan pada oksidan, dapat menyebabkan iritasi
bronkiolus
dan radang pada saluran pernafasan.
Walaupun kadar oksida sulfur di dalam gas buang kendaraan bermotor dengan
bahan bakar bensin relatif kecil, tetapi tetap berperan karena jumlah kendaraan
bermotor dengan bahan bakar solar makin meningkat. Selain itu menurut studi
epidemniologi, oksida sulfur bersama dengan partikulat bersifat sinergetik
sehingga dapat lebih meningkatkan bahaya terhadap kesehatan.
a. Oksida sulfur dan partikulat
Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air yang
langsung dapat terabsorbsi di dalam hidung dan
sebagian besar saluran ke paru-paru. Karena
partikulat di dalam gas buang kendaraan
bermotor berukuran kecil, partikulat tersebut
dapat masuk sampai ke dalam alveoli paru-paru
dan bagian lain yang sempit. Partikulat gas
Gambar 4. Sulfur dioksida
buang kendaraan bermotor terutama terdiri
jelaga (hidrokarbon yang tidak terbakar) dan senyawa anorganik (senyawa-
senyawa logam, nitrat dan sulfat).
7
b. Oksida Nitrogen
Banyak senyawa kimia dalam gas buang kendaraan bermotor yang dapat
menimbulkan pengaruh sistemik karena setelah diabsorbsi oleh paru, bahan
8
pencemar tersebut dibawa oleh aliran darah atau cairan getah bening ke bagian
tubuh lainnya, sehingga dapat membahayakan setiap organ di dalam tubuh.
Senyawa-senyawa yang masuk ke dalam hidung dan ada dalam mukosa bronkial
juga dapat terbawa oleh darah atau tertelan masuk tenggorokan dan diabsorbsi
masuk ke saluran pencernaan.
Selain itu ada pula pemaja nan yang tidak langsung, misalnya melalui
makanan, seperti timah hitam. Diantara senyawa-senyawa yang terkandung di
dalam gas kendaraan bermotor yang dapat menimbulakan pengaruh sistemik,
yang paling penting adalah karbon monoksida dan timbel.
Karbon Monoksida
9
Pengaruh terhadap janin pada prinsipnya adalah karena pajanan CO
pada kadar tinggidapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen pada ibu
hamil yang konsekuennya akan menurunkan tekanan oksigen di dalam
plasenta dan juga pada janin dan darah. Hal ini dapat menyebabkan
kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah dibandingkan
normal.
Timbel
10
wanita edngan kadar Pb-darah 20- 30 μg/100 ml, pada pria dengan kadar
25-35 μg/100 ml, dan pada anak dengan kadar > 15 μg/100 ml. Pengaruh
Pb terhadap hambatan aktivitas enzim ALAD tidak menyatakan adanya
keracunan yang membahayakan, tetapi dapat menunjukkan adanya
pajanan Pb terha dap tubuh. Meningkatnya ekskresi ALA dan akumulasi
FEP dalam urin mencerminkan adanya kerusakan fungsi fisiologi yang
pada akhirnya dapat merusak fungsi metokhondrial.
Pengaruh pada syaraf otak anak diamati pada kadar 60μg/100 ml,
yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan mental anak.
Penelitian pada pengaruh Pb yang dikaitkan IQ anak telah banyak
dilakukan tetapi hasilnya belum konsisten. Sistem syaraf pusat anak lebih
peka dibandingkan dengan orang dewasa. Gangguan terhadap fungsi
syaraf orang dewasa berdasarkan uji psikologi diamati pada kadar
Pbdarah 50 μg/100 ml. Sedangkan gangguan sistem syaraf tepi diamati
pada kadar Pbdarah 30 μg/100 ml.
11
untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan
karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan.
Karena itu maka evaluasi secara ilmiah tentang da mpak dari suatu
pencemaran terhadap kesehatan, apabila mungkin, harus didasarkan pada sifat
kimiawi dari tiap senyawa, metabolismenya dan sifat umum lainnya, di samping
yang juga ditemukan dalam studi epidemiologi dan eksperimental.
12
dan dapat mengakibatkan meningginya permukaan air laut akibat melelehnya gunung-
gunung es, yang pada akhirnya akan mengubah berbagai sirklus alamiah.
Kadar NO2 sebesar 25 ppm yang pada umumnya dihasilkan adari emisi
industri kimia, dapat menyebabkan kerusakan pada banayak jenis tanaman.
Kerusakan daun sebanyak 5 % dari luasnya dapat terjadi pada pemajanan dengan
kadar 4-8 ppm untuk 1 jam pemajanan. Tergantung dari jenis tanaman, umur tanaman
dan lamanya pemajanan, kerusakan terjadi dapat bervariasi. Kadar NO2 sebesar 0,22
ppm dengan jangka waktu pemajanan 8 bulan terus menerus, dapat menyebabkan
rontoknya daun berbagai jenis tanaman.
13
C. Cara Menangani Pencemaran Oleh Asap Kendaraan Bermotor
1. Mengontrol Emisi Gas Buang Kendaraan
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur
oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara
desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter
basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan
hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara
memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan
pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang juga dapat dikurangi
kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar
alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.
14
bersifat disposal (sekali pakai buang) atau di berhasilkan kemudian di pakai
kembali.
b. Insinerasi (pembakaran), mempergunakan proses oksida panas untuk
menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran
berupa (CO2) dan (H2O).
c. Kondensasi, gas hidrokarbn mengalami kondensasi menjadi cairan.
d. Absorpsi, gas buang mengalami reaksi dengan cairan sehingga hidrokarbon akan
larut.
Reaksi kimia, banyak di pergunakan pada emisi golongan nitrogen dan belerang.
Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara-cara lain, hanya dalam
pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan. Membersihkan gas
golongan nitrogen, caranya dengan menginjeksikan amonia (NH3) yang akan bereaksi
kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernikan
glongan belerang di pergunakan copper oksid kapur dicampur arang.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa penggunaan kendaraan
setiap waktu semakin bertambah dengan pesat jadi mengakibatkan peningkatan emisi
gas buang. Emisi gas buang mengandung beberapa senyawa diantaranya air (H2O), gas
CO atau disebut juga karbon monoksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon
monoksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa
senyawa hidrat arang. Emisi gas buang memiliki dampak bagi kesehatan dan
lingkungan,dampak bagi kesehatan diantaranya dapat mengganggu saluran pernafasan,
menyebabkan kanker, dan menimbulkan pengaruh racun sistemik. Sedangkan untuk
dampak linkungan diantaranya dapat mengakibatkan polusi udara, pemanasan global,
kerusakan tanaman.
B. Saran
Untuk mengurangi emisi gas buang kita bisa melakukan beberapa metode
seperti adsorpsi,insinerasi,kondensasi dan absorpsi. Selain dengan beberapa
metode tersebut kita juga harus melakukan service standard kendaraan kita
secara teratur,menjaaga kebersihan saluran udara pada kendaraan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17