Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERSIAPAN ADMINISTRASI PASIEN

Untuk Memenuhi Tugas Keselamatan pasien dan keselamatan kesehatan kerja


dalam keperawatan (K3)
Yang dibimbing oleh Tri Ismanto

Oleh:

1. Vivi Nurafni S (108116051)


2. Mirna (108116052)
3. Sahrul H (108116053)
4. Anis Isfatun K (108116054)
5. Anjas Upi R (108116056)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH


CILACAP

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ADMINISTRASI PASIEN sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk media pembelajaran bagisiswa
agar siswa bisa memahami dan meningkatkan pengetahuan . Pada kesempatan ini
pula kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Pak Tri Ismanto yang telah
membimbing kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa
mendatang dan semoga manfaat bagi kita semua.

Cilacap, 15 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Rekam Medis .............................................................................................. 3

B. Masalah Jika Pasien Tidak Di Beri Informed Consent .......................... 4

C. Prosedur Pelayanan Administrasi di Rumah Sakit ................................ 5

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ............................................................................................... 10

B. Saran ......................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 11

ii
iii
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan menimbulkan persaingan antar penyedia pelayanan


kesehatan termasuk diantaranya adalah rumah sakit. Dengan adanya persaingan
antar rumahsakit yang semakin tinggi disertai dengan banyaknya pembangunan
rumah sakit baru makarumah sakit perlu terus mengembangkan diri dengan
menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dan meningkatkan kualitas baik
pelayanan medik, maupun pelayanan administrasi guna memberi kepuasan
terhadap konsumen. kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh
dengan produk, jasa,manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.
Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhandan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen kualitas pelayanan dapat diketahui dengan
cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka
terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan
terhadap pelayanan suatu perusahaan. jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas
pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang di harapkan, maka kualitas pelayanan di
presepsikan buruk .
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat harus terlebih dahulu
memberikan informed consent kepada pasien. Persetujuan tindakan medik atau

1
informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya
atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut. Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan, tetapi
setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang hendak memberikan persetujuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Rekam medik ?


2. Apa itu inform concent ?
3. Bagaimana prosedur pelayanan administrasi di rumah sakit ?
4. Bagaimana administrasi pasien menggunakan Asuransi atau Umum ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu rekam medik


2. Untuk mengetahui apa itu inform concent
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelayanan adminstrasi di rumah
sakit
4. Untuk mengetahui bagaimana administrasi pasien menggunakan asuransi
atau umum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rekam Medis

Menurut Depkes RI (1994) pengertian rekam medis sebagai suatu sistem


penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai
pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data
medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan
dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien atau untuk keperluan
lainnya.

Tujuan Rekam Medis

Menurut Depkes RI (1994) tujuan rekam medis adalah menunjang


tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Hal ini harus di dukung oleh sistem penyelanggaraan
rekam medis yang baik dan benar. Tertib administrasi merupakan salah satu factor
yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Kegunaan Berkas Rekam Medis

Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari
berbagai aspek, diantaranya adalah :

a. Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai


administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan

3
wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan peramedis
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena
catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar merencanakan pengobatan
atau perawatan yang diberikan kepada pasien.

B. Masalah Jika Pasien Tidak Di Beri Informed Consent

Dokter yang melaksanakan tindakan medik tanpa persetujuan, dikenakan


sanksi administratif berupa teguran sampai dengan pencabutan surat izin
praktik.Beberapa masalah yang seringkali timbul, adalah pengertian informed
consent itu sendiri yang disalah artikan oleh pasien, dokter & RS. Dokter/RS
berpendapat kalau pasien telah memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan
medik, maka berarti dokter/RS akan bebas dari tuntutan/gugatan pasien, sebab
dengan telah diberikannya persetujuan, berarti pasien telah melepaskan haknya
untuk menuntut/menggugat & sebaliknya pasien menganggap kalau sudah setuju,
ya sudah kehilangan hak untuk menuntut & menggugat.

Konstruksi pemikiran di atas adalah salah, sebab persetujuan yang diberikan


oleh pasien kepada dokter/RS, adalah persetujuan untuk dilakukan tindakan medik
atas dirinya. Istilah umumnya dokter akan berkata: saya permisi akan melakukan
tindakan medik; & pasien akan menjawab: silakan melakukan tindakan medik.

Dokter/RS harus meminta persetujuan pasien, sebagai misal kalau


dokter/RS melakukan tindakan operasi tanpa persetujuan pasien dapat
dikategorikan sebagai tindakan penganiayaan & menurut hukum perdata dokter
dapat digugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. Jadi, tidak perlu dokter
memaksa pasien untuk dilakukan tindakan medik.

Apabila dalam pelaksanaan tindakan medik, dokter melakukan


kesalahan/kelalaian, maka meskipun telah diberikan informed consent oleh Pasien
kepada dokter/RS, bahkan kalau pun dituliskan secara tegas di dalam formulir
4
informed consent, bahwa pasien setuju untuk tidak akan menuntut/menggugat,
apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tetap saja dokter/RS dapat dituntut &
atau digugat.

Dapat dituntut/digugatnya dokter tidak ada hubungannya dengan informed


consent, pelanggaran terhadap kewajiban informed consent, dokter/RS hanya
diberi sanksi administrasi yaitu berupa teguran sampai dengan pencabutan izin
praktik.

Dalam hal dokter melakukan kesalahan/kelalaian, kemudian


kesalahan/kelalaian itu menimbulkan kerugian kepada pasien, yang artinya ada
hubungan sebab akibat antara kesalahan & kerugian, maka pasien mempunyai hak
untuk menggugat/menuntut dokter/RS.

C. Prosedur Pelayanan Administrasi di Rumah Sakit

Menurut Sondang P. Siagian (2004) administrasi adalah keseluruhan proses


kerjasama antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu
Administrasi Kesehatan fungsi administrasi dibedakan atas 4 macam, yakni :
1. Perencanaan termasuk perencanaan pembiayaan.
2. Pengorganisasian, yang di dalamnya termasuk penyusunan staff.
3. Pelaksanaan, yang di dalamnya termasuk pengerahan dan
pengkoordinasian.
4. Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun
dapatdicapai atau tidak.
Dalam pencapaian tujuan tersebut, administrasi kesehatan melibatkan
banyak pihak, diantaranya pemerintah, asuransi, apotik, dan rumah sakit. Namun
dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga
bersifat preventif (pencegahan).

5
1. Prosedur Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah
pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap
(hospitalization).
Prosedur pelayanan rawat jalan adalah sbb :
a. Pasien datang di bagian admisi dan diterima oleh petugas admisi;
b. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru (pasien
yang baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan
kehilangan kartu) atau pasien lama,
c. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran
mendaftar pasien sbb:
Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan
pasien baru dengan mewawancarai pasien tersebut
Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas Berobat) dan IUP
(Index Utama Pasien);
Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien;
Petugas pendaftaran membawa formulir rekam medis pasien kepoli /
unit pelayanan yang dituju;
Di Unit Pelayanan / Poliklinik:
Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien;
Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
Jika Ya petugas, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang
dituju;
Jika tidak, maka pasien / keluarganya dipersilahkan mengambil obat di
bagian farmasi;
Kemudian petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi
pembayaran di kasir.
d. Untuk pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien sebagai
berikut:

6
Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien;
Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang
akan dituju dengan mewawancarai pasien tersebut;
Petugas membuat tracer berdasarkan KIB pasien;
Petugas mengambil berkas rekam medis pasien ke Filing sesuai dengan
tracer tersebut;

2. Prosedur Pelayanan Rawat Inap


Perawatan rawat inap adalah perawatan pasien yang kondisinya
memerlukan rawat inap. Bahwa pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika mereka
betul-betul sakit, telah mengalami kecelakaan, pasien yang perlu perawatan intensif
atau observasi ketat karena penyakitnya.
Prosedur:
a. Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap.
b. Atas persetujuan pasien/keluarga/penanggungjawab pasien, perawat
IGD/POLI memberitahu receptionist bahwa pasien akan dirawat inap.
c. Perawat mengarahkan keluarga / penanggungjawab pasien untuk
mendaftarkan pasien rawat inap ke receptionist.
d. Untuk pasien yang masuk melalui IGD, receptionist menanyakan Kartu
Berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data / identitas pasien
dengan lengkap (untuk pasien baru).

3. Administrasi Untuk Pasien Umum:


a. Receptionist menawarkan tarif jasa Rawat Inap secara jelas kepada pasien.
b. Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga / penanggungjawab pasien,
maka receptionist memberikan form Surat Pernyataan Pembayaran
kepada keluarga / penanggung-jawab pasien untuk diisi dan ditanda tangani
c. Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga /
penanggungjawab pasien berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya
d. Setelah form Surat Pernyataan Pembayaran diisi dan ditanda tangani oleh
pasien, berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis untuk dicarikan
7
berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan
selanjutnya Status Pasien Rawat Inap diantarkan oleh petugas Rekam Medis
ke IGD/POLI yang dituju.

4. Administrasi Untuk Pasien Asuransi:


a. Menanyakan kepemilikan asuransi kesehatan yang dimiliki pasien
b. Bila pasien masuk pada jam kerja, minta pasien untuk mengambil jaminan
yang dikeluarkan oleh Perusahaan / Asuransi terkait. Bila pasien masuk
diluar jam kerja, jaminan diambil keesokan harinya, pada saat jam kerja.
c. Meminta lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari
Puskesmas (kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan.
d. Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan
tagihan asuransi yang dimiliki.
e. Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggung-jawab
pasien diberi waktu maksimal 224 jam untuk memenuhi persyaratannya
(selama pasien rawat inap). Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap UMUM.
f. Tentukan dan beritahu keluarga / penanggung-jawab pasien tentang kamar
yang akan ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan
asuransi yang terkait, dengan mengelompokan Dewasa ( Pria / Wanita ) dan
atau Anak.
g. Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS
dan JAMKESDA), berikan Surat Pernyataan Kesediaan Pembayaran
Selisih Biaya untuk diisi dan ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien.
h. Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga /
penanggungjawab pasien (khusus kepada pasien yang minta naik kelas
perawatan) berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya.
i. Setelah form Surat Pernyataan kesediaan Pembayaran Selisih Biaya diisi
dan ditanda tangani oleh keluarga / penanggungjawab pasien (khusus pasien
yang minta naik kelas perawatan), berikan form tersebut ke bagian Rekam
Medis.

8
j. Seluruh berkas administrasi rawat inap yang telah rampung diberikan ke
bagian rekam medik untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai
dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Inap
diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke IGD/POLI yang dituju.
k. Petugas Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien dan memberi
tanda Rawat Inap.
l. Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang
akan dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan
fasilitasnya.
m. Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru.
n. Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa
ruangan telah siap untuk ditempati.
o. Receptionist memberitahu perawat POLI/IGD ruangan yang telah
dipersiapkan.
p. Perawat POLI/IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Depkes RI (1994) tujuan rekam medis adalah menunjang


tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Hal ini harus di dukung oleh sistem penyelanggaraan
rekam medis yang baik dan benar. Tertib administrasi merupakan salah satu factor
yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Apabila dalam pelaksanaan tindakan medik, dokter melakukan


kesalahan/kelalaian, maka meskipun telah diberikan informed consent oleh Pasien
kepada dokter/RS, bahkan kalau pun dituliskan secara tegas di dalam formulir
informed consent, bahwa pasien setuju untuk tidak akan menuntut/menggugat,
apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tetap saja dokter/RS dapat dituntut &
atau digugat.

Dokter yang melaksanakan tindakan medik tanpa persetujuan, dikenakan


sanksi administratif berupa teguran sampai dengan pencabutan surat izin praktik.

B. Saran

Setelah mengetahui bagaimana administrasi pasien di harapkan bisa


menambah wawasan bagaimana administrasi di rumah sakit

Inform concent juga sangat penting diberikan pada pasien sebelum melakukan
tindakan medis, karena jka tidak di berikan dapat menimbulkan masalah

10
Daftar Pustaka

C.S.Hutasoit. Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Magnascript


Publishing, Cetakan Pertama, Maret, 2011.

Fandy Tjiptono. Service Managemen Mewujudkan Layanan Prima Edisi 2,


Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008.

Aditama, Tjandra Yoga. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta :


UI-Press

Azwar. Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : PT Bina Rupa


Aksara

http://nofiantifaozan.blogspot.co.id/2015/12/prosedur-pelayanan-administrasi-
rumah_23.html

http://aisanadiati.weblog.esaunggul.ac.id/2015/12/07/pelayanan-rekam-medis-
rumah-sakit/

https://nahrowy.wordpress.com/2013/01/ http://drg-
ezwandra.blogspot.co.id/2011/10/informed-consent-sebagai-perlindungan.html

31/makalah-informed-consent/

https://id.scribd.com/doc/311968194/Pelayanan-Administrasi-Rumah-Sakit

https://googleweblight.com/i?u=https://hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/pers
etujuan-tindakan-medik/&grqid=uEAuhmua&hl=id-ID&geid=1020

11

Anda mungkin juga menyukai