Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu
suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat
ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di samping
prosedur pengumpulan data ang di tempu. Hal ini mudah dipahami karena
instrumenerfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehigga jika instrumen yang
digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliable maka
data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnyadi
lapangan.
Sedangkan jika kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti
mempunyai validitas dan reliabilitas yang rendah, maka data yang diperoleh juga
tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang keliru. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita
dapat menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan
instrumen yang dibuat sendiri, instrumen yang telah tersedia pada umumnya adalah
instrumen yang sudah dianggap baku untuk mengumpulkan data variabel-variabel
tertentu.
Dengan demikian, jika instrumen baku telah tersedia untuk mengumpulkan data
variabel penelitian maka kita dapat langsung menggunakan instrumen tersebut,
dengan catatan bahwa teori yang diajdikan landasan penyusunan instrumen
tersebut, dengan catatan bahwa teori yang dijadikan landasan penyusunan
instrumen tersebut sesuai dengan teori yang diacu dalam penelitian kita. Selain itu
konstruk variabel yang hendak kita ukur dalam penelitian. Akan tetapi jika
instrumen yang baku belum tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian,
maka instrumen untuk mengumpulkan data variabel tersebut harus dibuat sendiri
oleh peneliti
BAB II

a. Pengertian

Menurut Sugiyono (2017:199) mengenai uji reliabilitas instrumen adalah sebagai


berikut: “Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliable dan digunakan untuk mengukur berkali-kali untuk menghasilkan data
yang sama (konsistensi).”

Menurut Imam Ghozali (2018:45) mengenai uji reliabilitas instrument adalah


sebagai berikut:

“Alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap penyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan secara eksternal


maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal, reliabilitas
instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu .

a. Test-retest

Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
koresponden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, responden sama, dan waktu
yang berbeda. Reliabiitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pernyataan yang secara bahasa berbeda, tetapi
maksudnya sama. Pengujian dengan cra ini cukup dilakukan sekali, tetai
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang juga sama, dan
instrumen berbeda.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang
ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen
dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada
penguian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.

d. Internal consistency

Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali
saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Berkut rumus-rumus
untuk uji relianilitas instrumen.

b. Rumus uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh


pernyataan. Untuk uji reliabilitas digunakan metode split half, hasilnya
bisa dilihat dari nilai Correlation Between Forms. Hasil penelitian reliabel
terjadi apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Instrument yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Metode yang digunakan adalah Split Half, dimana instrument dibagi
menjadi dua kelompok.

Keterangan:
= Korelasi Pearson Product Moment

= Jumlah total skor belahan ganjil

= Jumlah total skor belahan genap

2
= Jumlah kuadrat skor belahan ganjil

2
= Jumlah kuadrat skor belahan genap

= Jumlah perkalian skor jawaban belahan ganjil dan genap

Apabila korelasi 0,7 atau lebih maka dikatakan item tersebut


memberikan tingkat reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya apabila
nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel.

rumus Spearman Brown:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua


batas reliabilitas minimal 0,7.

Setelah di dapat nilai reliabilitas ( ) maka nilai tersebut


dibandingkan dengan yang sesuai dengan jumlah responden dan
taraf nyata dengan ketentuan sebagai berikut:

Bila : Instrument tersebut dikatakan reliabel


Bila : Instrument tersebut dikatakan tidak reliabel

Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha


Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala
bertingkat.

Rumus Alpha Cronbach

Keterangan :

Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan
seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula
yang memaknakannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90
maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika
alpha < 0.50 maka reliabilitas renda

Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

𝑘 𝑠𝑡2 − 𝛴𝑝𝑖𝑞𝑖
Ri = (𝑘−1) { }
𝑠𝑡2

Di mana:

K = jumlah item dalam instrumen


Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

Q1 = 1 – pi

𝑠12 = varians total

Rumus KR 21

𝑘 𝑀(𝐾− 𝛴𝑀
Ri = (𝑘−1) {1 − }
𝑘𝑠𝑡2

Di mana:

K = jumlah item dalam instrumen

M = mean skor total

𝑠12 = varians total

Analisis Varian Hoyt (Anova Hoyt)


𝑀𝐾𝑒
Ri= 1 – 𝑀𝐾𝑠

Di mana:

MKs = mean kuadrat antara obyek

MKe = mean kuadrat kesalahan

Ri = reliabilitas instrumen

h. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
UJI RELIABILITAS DENGAN SPSS
Dari hasil uji validitas, butir-butir soal yang valid kemudian dianalisis
reliabiliasnya, dengan langkahlangkah:
a. Membuka data pada hasil skor kuisioner pada SPSS (sama
pada pengujian validitas)
b. Menganalisis : Analysis → scale →Reliability Analysis

c. Memasukkan seluruh variabel yang valid (dari hasil


pengujian validitas) ke kotak items
D

d. Klik Statistic, pada Descriptives pilih For klik Scale If Item


Deleted
Klik Continue

Klik OK dan Keluar hasil analisis:

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha

,741 9
Dari hasil analisis di dapat nilai Alpha sebesar 0.741, sedangkan nilai r kritis (uji 2
sisi) pada signifikansi 5% dengan n = 32 (df=n-2= 30), di dapat sebesar 0.3494,.
maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliable.
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas
1. Jumlah butir soal
Banyaknya soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat
reliabilitasnya. Semakin banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan
cenderung semakin menjadi reliabel.

2. Homogenitas Soal Tes


Soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengarah pada tingginya
tingkat realibilitas. Dua buah tes yang sama jumlah butir-butirnya akan tetapi
berbeda isinya, misalnya yang satu mengukur tentang pengetahuan kebahasaan
dan yang satunya tentang kemampuan fisika akan menghasilkan tingkat
reliabilitas yang berbeda. Tes fisikan cenderung menghasilkan tingkat
reliabilitas yang lebih tinggi daripada tes kebahasaan karena dari segi isi
kemampuan menyelesaikan soal fisika lebih homogen daripada pengetahuan
kebahasaan.

3. Waktu Yang diperlukan untuk menyelesaikan Tes


Semakin terbatasnya waktu dalam pengerjaan tes maka akan mendorong tes
untuk memiliki reliabilitas yang tinggi.

4. Keseragaman Kondisi Pada Saat Tes Diberikan


Kondisi pelaksanaan tes yang semakin seraga akan memunculkan reliabilitas
yang makin tinggi

5. Kecocokan Tingkat Kesukaran Terhadap Peserta Tes


Bahwa soal-soal dengan tingkat kesukaran sedang cenderung lebih reliabel
dibandingkan dengan soal-soal yang sangat sukar atau sangat mudah

6. Heterogenitas Kelompok
Semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaan suatu tes maka tes
tersebut cenderung untuk menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi

7. Motivasi Individu
Motivasi masing-masing individu dalam mengerjakan suatu instrumen akan
mampu mempengaruhi realibilitas. Perbedaan motiviasi antar individu dalam
kelompok akan menimbulkan kesalahan acak pada pengukurannya karena
individu yang tidak memiliki motivasi tidak akan mengerjakan instrumen
tersebut dengan sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak akan
mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.

8. Variabilitas Skor
Instrumen yang menghasilkan rentangan skor yang lebh luas atau lebih tinggi
variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada
menghasilkan rentangan skor yang lebih sempit , seperti bentuk pilihan ganda
cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk
benar – salah

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen


Menurut Sukardi (2008:51-52) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh
waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat
atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain
yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai
berikut::

1) Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak


jumlah item materi pembelajaran diukur.
2) Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi
oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin
tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliable.
3) Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit
untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4) Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana
siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.
BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dari
instrumen penelitian ini adalah alat ukur yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian yang berguan untuk pencatat informasi dari responden, alat
mengorganisasi proses wawancara, dan alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari
staf peneliti.

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian haruslah diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliabel. Untuk pengujian reabilitas instrumen dapat berupa test-retest, ekuivalen,
dan gabungan.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2002). Metoda Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metoda Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung.
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai