PENDAHULUAN
a. Pengertian
“Alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap penyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
a. Test-retest
Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
koresponden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, responden sama, dan waktu
yang berbeda. Reliabiitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pernyataan yang secara bahasa berbeda, tetapi
maksudnya sama. Pengujian dengan cra ini cukup dilakukan sekali, tetai
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang juga sama, dan
instrumen berbeda.
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang
ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen
dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada
penguian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.
d. Internal consistency
Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali
saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Berkut rumus-rumus
untuk uji relianilitas instrumen.
Keterangan:
= Korelasi Pearson Product Moment
2
= Jumlah kuadrat skor belahan ganjil
2
= Jumlah kuadrat skor belahan genap
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
Keterangan :
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan
seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula
yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90
maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika
alpha < 0.50 maka reliabilitas renda
𝑘 𝑠𝑡2 − 𝛴𝑝𝑖𝑞𝑖
Ri = (𝑘−1) { }
𝑠𝑡2
Di mana:
Q1 = 1 – pi
Rumus KR 21
𝑘 𝑀(𝐾− 𝛴𝑀
Ri = (𝑘−1) {1 − }
𝑘𝑠𝑡2
Di mana:
Di mana:
Ri = reliabilitas instrumen
h. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
UJI RELIABILITAS DENGAN SPSS
Dari hasil uji validitas, butir-butir soal yang valid kemudian dianalisis
reliabiliasnya, dengan langkahlangkah:
a. Membuka data pada hasil skor kuisioner pada SPSS (sama
pada pengujian validitas)
b. Menganalisis : Analysis → scale →Reliability Analysis
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,741 9
Dari hasil analisis di dapat nilai Alpha sebesar 0.741, sedangkan nilai r kritis (uji 2
sisi) pada signifikansi 5% dengan n = 32 (df=n-2= 30), di dapat sebesar 0.3494,.
maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliable.
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas
1. Jumlah butir soal
Banyaknya soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat
reliabilitasnya. Semakin banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan
cenderung semakin menjadi reliabel.
6. Heterogenitas Kelompok
Semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaan suatu tes maka tes
tersebut cenderung untuk menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi
7. Motivasi Individu
Motivasi masing-masing individu dalam mengerjakan suatu instrumen akan
mampu mempengaruhi realibilitas. Perbedaan motiviasi antar individu dalam
kelompok akan menimbulkan kesalahan acak pada pengukurannya karena
individu yang tidak memiliki motivasi tidak akan mengerjakan instrumen
tersebut dengan sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak akan
mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.
8. Variabilitas Skor
Instrumen yang menghasilkan rentangan skor yang lebh luas atau lebih tinggi
variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada
menghasilkan rentangan skor yang lebih sempit , seperti bentuk pilihan ganda
cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk
benar – salah
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dari
instrumen penelitian ini adalah alat ukur yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian yang berguan untuk pencatat informasi dari responden, alat
mengorganisasi proses wawancara, dan alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari
staf peneliti.
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian haruslah diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliabel. Untuk pengujian reabilitas instrumen dapat berupa test-retest, ekuivalen,
dan gabungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2007). Metoda Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung.
Alfabeta.