Dosen Pembimbing
Silvia Intan Wardani,Amd.Keb,S.Tr.Keb,M.Kes
Disusun Oleh
Ilsafa Hadistya
NIM : 195063
Penulis
DAFTAR ISI
Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau catatan
mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada pasien
selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan
yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukan
(mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam
hasilnya.
Maksud dan tujuan dari peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan
dengan baik. Pada tahun 1972–1989 penyelenggaraan rekam medis belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.749a/Menkes/Per/XII/1989 tahun 1989
tentang Rekam Medis, yang merupakan landasan hukum bagi semua tenaga medis
dan paramedik di rumah sakit yang terlibat penyelenggaraan rekam medis harus
melaksanakannya. Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal Permenkes tersebut di
atas, disebutkan bahwa hal- hal teknis yang belum diatur dan petunjuk
pelaksanaan peraturan ini, akan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal sesuai dengan
bidang tugas masing – masing. Sejalan dengan pasal 22 ini, maka Direktorat
Jenderal Pelayanan Medis telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis; di Rumah Sakit dengan Surat Keputusannya
No.YM000322 1296 Tahun 1996 tanggal 27 November 1966, tentang Revisi
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis di seluruh dunia pada awal abad-20
semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang
mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara.
Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses
pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam
rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu
para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis
di setiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American
health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu
dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia
bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesional perekam medis dan
informasi kesehatan Indonesia).
Karena fungi rekam Medis inilah, maka di negara-negara besar atau di negara-
negara maju telah ditentukan satu standar baku pembuatan reka m medis yang
mencerminkan kualitas/mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan pada pengguna pelayanan kesehatan.
Pengertian Mutu
Dalam Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Mutu adalah gambaran total sifat
dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya
untuk memberikan kebutuhan kepuasan.
Mutu rekam medis berperan sangat penting dalam mengemban mutu pelayanan
medis yang diberikan oleh rumah sakit. Rumah sakit dalam hal ini bertanggung
jawab dalam menjaga kerahasiaan rekam medis yang di dalamnya mencakup
informasi pasien dan terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun
pemalsuan data yang ada di dalam rekam medis.
Menurut Djoko Wijono, mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau
jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan
kebutuhan kepuasan. Rekam medis yang baik atau bermutu adalah rekam medis,
diantaranya :
Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir pelayanan yang diukur secara
benar.
Lengkap, mencakup seluruh kekhususan pasien dan sistem yang dibutuhkan
dalam analisis hasil ukuran.
Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai kepentingan.
Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir yang
diukur.
Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan yang terjadi.
Dapat digunakan untuk kajian, analisis, dan pengambilan keputusan.
Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan konsisten
penggunaaannya di dalam maupun di luar organisasi.
Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati diterapkan.
Terjamin kerahasiaannya.
Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang berwenang.
Indikator Mutu
Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan
dinilai.
Dapat dipercaya (Reliable), yaitu mampu menunjuk kan hasil yang sama pada
saat yang berulang kali, pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
tumpang tindih.
Mutu dalam pengisian memang menjadi tanggung jawab para tenaga kesehatan.
Sebab merekalah yang melaksanakan perekaman medis. Hal ini juga dijelaskan
dalam Undang-undang praktik kedokteran No. 29 tahun 2004 pasal 46 pada ayat
(1): “Setiap dokter/ dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.”
Selanjutnya dalam ayat (2): “Rekam medis sebagai mana dimaksud ayat (1) harus
segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan.”
Dalam ayat (3): “ Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.”
Jadi, bila ada berkas rekam medis yang juga tidak memenuhi kebutuhan ketetapan
diatas maka petugas rekam medis wajib meminta dokter atau dokter gigi atau tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan terhadap pasien untuk melengkapinya.
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan
kesehatan, kehadiran perekam medis sangat diperlukan dalam bidang kesehatan.
Rekam medis berguna untuk menunjang tertib administrasi, tanpa di dukung suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi
tersebut dapat berhasil.
Sebagai pelaksana Rekam Medis, kita perlu mengetahui sejarah &
perkembangan rekam medis, dan perubahan apa saja yang terjadi dalam sistem
rekam medis. Baik yang terjadi di tingkat nasional maupun internasional. Seiring
berkembangnya zaman, dalam tahun-tahun belakangan ini terjadi beberapa kali
perubahan sebutan untuk orang yang melaksanakan pengelolaan rekam medis
sebagaimana perubahan nama sebutan untuk Unit Rekam Medis. Hal ini terjadi
karena adanya perhatian dan kesadaran tinggi terhadap pentingnya sistem rekam
medis serta adanya suatu pemikiran tentang pengembangan sistem informasi
kesehatan yang terkomputerisasi.
Kini, kemajuan perekaman kegiatan dibidang kedokteran/kesehatan ini, tidak
saja tertulis di atas kertas, tapi telah masuk ke era elektronik seperti komputer,
mikrofilm, pita suara dan lain-lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
kegiatan pelayanan Rekam Medis yang telah dilakukan sejak zaman dulu sangat
berperan dalam perkembangan dunia pengobatan sejarah rekam medis
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan
kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/08/27/mutu
-rekam-medis-by-aep-nurul-hidayah/amp/