DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
Karena atas berkah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Sejarah dan Perkembangan Rerekam Medis” ini dengan tepat
waktu. Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama
dan bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu, penulis sampaikan
termakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Di luar itu, penulis sebagai manusia bisa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarat
luas.
Penulis
i
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN REKAM MEDIS DALAM
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN ...................................................... 2
2.2 Syarat perkembangan meningkatkan mutu pelayan ...................................... 3
2.3 KOMPONEN MUTU PELAYANAN .......................................................... 4
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 12
3.2 SARAN ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses
pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam
medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan
(treatment). Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus
mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien
dan setiap dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan
benar, lengkap dan tepat waktu.
Secara teoritis Rekam medis dapat diartikan sebagai “keterangan
baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnase,
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medis yang diberikan kepada pasien, termasuk pengobatannya, baik
yang menjalani rawat jalan, rawat inap, atau rawat gawat darurat”.
Dengan demikian rekam medis seorang pasien harus berisikan
segala informasi tentang status kesehatan pasien, dimana hal ini dapat
dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya pada pasien tersebut di
sarana pelayanan kesehatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Rekam Medis; di Rumah Sakit dengan Surat Keputusannya No.YM000322 1296
Tahun 1996 tanggal 27 Nopember 1966, tentang Revisi Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad-
20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang
mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara.
Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses
pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam
rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu
para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis
disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American
health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu
dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia
bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesianal perekam medis dan
informasi kesehatan indonesia).
3
mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana
kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini
terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari
sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat
diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan
diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan
pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan.
4
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
b. Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.
c. Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis
tenaga pelaksana.
2. PROSES
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen.
Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab
pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana
pelayanan dilakukan.
5
Macam fungsi manajemen:
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat ada
6: Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation
(PODCCE).
Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance,
Freedom, Responsibility (PACGFR).
Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating,
Controlling (POAC).
Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting,
Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).
Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controling (POCCC).
OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services).
Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang
dicapai dalam jangka pendek, misalnya akhir darikegiatan pemasangan infus,
sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka
pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan
kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM).
6
SASARAN
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni
upaya kesehatan tersebut ditujukan:
UKP untuk perseorangan
UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
- Sasaran langsung (direct target group)
- Sasaran tidak langsung (indirect target group)
IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk
manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan
(needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
1. Kebutuhan Kesehatan (health needs)
Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu
pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh
masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan perorangan/keluarga
yang terpenting adalah penyakit yang diderita. Masalah kesehatan masyarakat
adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon dan Le Right (1950)
penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan
Environment. Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian
harus ditujukan pada ketiga faktor tsb. Apabila penyebab penyakit diketahui
baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi).
2. Tuntutan Kesehatan (health demands)
Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif,
karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif
dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb).
Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.
7
INDIKATOR PENILAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan, yaitu:
Indikator yang mengacu pada aspek medis.
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.
Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.
8
8. Peningkatan peran serta masyarakat
Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan pengawasan
pelayanan kesehatan.
9
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup :
1) Penataan organisasi
Penataan organisasi menjadi organisasi yang efisien, efektif dengan
struktur dan uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan jalinan hubungan kerja
yang jelas dengan berpegang pada prinsip organization through the function.
2) Regulasi peraturan perundangan
Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan
yang telah ada dan diikuti dengan regulasi yang mendukung pelaksanaan
kebijakan tersebut di atas.
3) Pemantapan jejaring
Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan
dan sistem rujukannya akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu
pelayanan.
4) Standarisasi
Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan,
meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas,
kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran yang
diharapkan juga harus distandarisasi. 5)Pengembangan sumber daya manusia
Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional,
yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi,
kreatif dan inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang
akan terjadi baik perubahan secara lokal maupun global.
5) Quality Assurance
Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan
dengan diikuti oleh perencanaan dan pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan
peningkatan untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi
yang diperoleh dianalysis dengan cermat ( root cause analysis ) dan dilanjutkan
dengan penyusunan rancangan tindakan perbaikan yang tepat dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan
“tailor’s model“ dan Plan- Do- Control- Action (PDCA).
10
6) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan
membangun kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-pusat unggulan baik yang
bertaraf lokal atau dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek pembiayaan.
7) Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota
sesuai dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
8) Peningkatan kontrol sosial
Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas,
transparansi dan mutu pelayanan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam sejarah, lahirnya rekam medis hampir bersamaan dengan lahirnya
ilmu kedokteran. yakni saat dimulainya zaman batu (Paleolithic) sekitar tahun
25000 SM di Spanyol. Hal ini dibuktikan dengan pahatan yang berisikan teknik
sederhana kedokteran pada dinding gua.
Manfaat Rekam Medis
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang baik, banyak
syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syarat yang dimaksud adalah tersedianya
data yang lengkap, tidak hanya tentang keadaan kesehatan pasien yang menjadi
tanggung jawab dokter tetapi juga tentang keadaan lingkungan fisik serta
lingkungan non fisik masing-masing. Kesemua data ini perlu dicatat serta
disimpan sebaik-baiknya. Untuk kemudian apabila diperlukan dapat dengan
mudah diambil kembali.
Berkas atau catatan yang berisikan data yang dimaksud di atas dalam
praktek kedokteran dikenal dengan nama Rekam Medis (Medical
Record). Peranan rekam medis dalam pelayanan dokter keluarga sangat penting
karena macam dan jenis data pada pelayanan dokter keluarga relatif lebih banyak
dan kompleks.
Pelayanan kesehatan pada penderita yang datang berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit umum, dan lain-lain) tidak lagi
ditangani oleh satu orang saja. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana komunikasi. Di
samping itu mutu pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dan waktu ke waktu.
Kegiatan ini membutuhkan informasi dan pengalaman sebelumnya, yang diolah
secara sistematik menjadi hasil yang dapat dipercaya. Untuk itu diperlukan
sumber informasi yang memadai.
Rekam medik (RM) merupakan salah satu sumber informasi sekaligus
sarana komunikasi yang dibutuhkan baik oleh penderita, maupun pemberi
pelayanan kesehatan dan pihak-pihak terkait lain (klinisi, manajemen RSU,
12
asuransi dan sebagainya), untuk pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan
tata laksana/pengelolaan atau tindakan medik.
Rekam medis pasien adalah cakupan informasi resmi yang mengidentifikasi
pasien dan mendokumentasi hasil pemeriksaan, penatalaksanaan kasus, kemajuan
dan hasil pengobatan. Rekam medik merupakan data tertulis yang dapat menjadi
alat bukti yang sah menurut hukum.
3.2 SARAN
Adapun saran yang diberikan yaitu agar mutu pelayanan kesehatan di
Indonesia harus lebih ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkatkan di
siplin yang sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat menumbuhkan
kehandalan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
14