Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN REKAM MEDIS MENINGKATKAN


MUTU PELAYANAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DELSA AZARIA SASRI


PRODI : 1B REKAM MEDIS DAN INFORMASI
KESEHATAN

PKKMB POLITEKNIK KESEHATAN RS. Dr SOEPRAOEN


JL. Sodanco Supriadi No. 22 Malang
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
Karena atas berkah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Sejarah dan Perkembangan Rerekam Medis” ini dengan tepat
waktu. Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama
dan bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu, penulis sampaikan
termakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Di luar itu, penulis sebagai manusia bisa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarat
luas.

Malang, 14 Sepetember 2019

Penulis

i
Daftar Isi

BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN REKAM MEDIS DALAM
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN ...................................................... 2
2.2 Syarat perkembangan meningkatkan mutu pelayan ...................................... 3
2.3 KOMPONEN MUTU PELAYANAN .......................................................... 4
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 12
3.2 SARAN ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses
pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam
medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan
(treatment). Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus
mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien
dan setiap dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan
benar, lengkap dan tepat waktu.
Secara teoritis Rekam medis dapat diartikan sebagai “keterangan
baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnase,
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medis yang diberikan kepada pasien, termasuk pengobatannya, baik
yang menjalani rawat jalan, rawat inap, atau rawat gawat darurat”.
Dengan demikian rekam medis seorang pasien harus berisikan
segala informasi tentang status kesehatan pasien, dimana hal ini dapat
dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya pada pasien tersebut di
sarana pelayanan kesehatan

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Seperti apa sejarah perkembangan rekam medis dalam meningkatkan mutu
pelayanan
2. Sperti apa syarat perkembangan meningkatkan mutu pelayanan
3. Bagaimana komponen mutu pelayanan kesehatan

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan rekam medis dalam
meningkatkan mutu pelajanan
2. Untuk mengetahui syarat perkembangan meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk mengetahui komponen mutu pelayanan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN REKAM MEDIS DALAM


MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN
Semenjak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah melakukan
kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan penataan yang
baik, atau mengikuti sistem yang benar. Penataan masih tergantung pada selera
pimpinan masing – masing rumah sakit. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah No 10 Tahun 1966, kepada semua petugas kesehatan diwajibkan
untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis. Kemudian
tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 034/Birhup/1972,
ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan
medical record. Bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang
terselenggaranya rencana induk ( master plan ) yang baik, maka setiap rumah
sakit:
 Mempunyai dan merawat statistik yang up to date
 Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan – ketentuan yang telah
ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan
dengan baik. Pada tahun 1972–1989 penyelenggaraan rekam medis belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 749a/Menkes/Per/XII/1989 tahun 1989
tentang Rekam Medis, yang merupakan landasan hukum bagi semua tenaga medis
dan paramedik di rumah sakit yang terlibat penyelenggaraan rekam medis harus
melaksanakannya. Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal Permenkes tersebut di
atas, disebutkan bahwa hal- hal teknis yang belum diatur dan petunjuk
pelaksanaan peraturan ini, akan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal sesuai dengan
bidang tugas masing – masing. Sejalan dengan pasal 22 ini, maka Direktorat
Jenderal Pelayanan Medis telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan

2
Rekam Medis; di Rumah Sakit dengan Surat Keputusannya No.YM000322 1296
Tahun 1996 tanggal 27 Nopember 1966, tentang Revisi Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad-
20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang
mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara.
Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses
pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam
rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu
para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis
disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American
health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu
dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia
bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesianal perekam medis dan
informasi kesehatan indonesia).

2.2 Syarat perkembangan meningkatkan mutu pelayan


1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa
yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar
(appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan
bersifat wajar.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang
dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk

3
mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana
kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini
terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari
sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat
diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan
diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan
pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan.

2.3 KOMPONEN MUTU PELAYANAN


Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika
Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan
keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu: masukan (input), proses (process),
keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact).
1. Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang
dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan
stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas
dimana pelayanan diberikan. Menurut Komisi Pendidikan Administrasi
Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a. Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:

4
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:


Modal bergerak (working capital): uang, giro
Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di


alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

b. Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.

c. Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis
tenaga pelaksana.

Menurut Koontz input manajemen ada 4, yaitu Man, Capacity,


Managerial, dan Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan,
macam input ada 4M, yaitu Man, Money, Material, Method. Sedangkan untuk
organisasi yang mencari keuntungan, macam input ada 6M, yaitu Man, Money,
Material, Method, Machinery, Market.

2. PROSES
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen.
Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab
pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana
pelayanan dilakukan.

5
Macam fungsi manajemen:
 Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat ada
6: Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation
(PODCCE).
 Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance,
Freedom, Responsibility (PACGFR).
 Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating,
Controlling (POAC).
 Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting,
Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).
 Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
 Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controling (POCCC).

Sedangkan fungsi manajemen yang utama adalah:


Planning : termasuk penyusunan anggaran belanja
Organizing : termasuk penyusunan staff
Implementing : termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan
dan pengawasan
Penilaian : termasuk penyusunan laporan

OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services).
Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang
dicapai dalam jangka pendek, misalnya akhir darikegiatan pemasangan infus,
sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka
pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan
kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM).

6
SASARAN
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni
upaya kesehatan tersebut ditujukan:
UKP untuk perseorangan
UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
- Sasaran langsung (direct target group)
- Sasaran tidak langsung (indirect target group)

IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk
manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan
(needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
1. Kebutuhan Kesehatan (health needs)
Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu
pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh
masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan perorangan/keluarga
yang terpenting adalah penyakit yang diderita. Masalah kesehatan masyarakat
adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon dan Le Right (1950)
penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan
Environment. Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian
harus ditujukan pada ketiga faktor tsb. Apabila penyebab penyakit diketahui
baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi).
2. Tuntutan Kesehatan (health demands)
Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif,
karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif
dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb).
Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.

7
INDIKATOR PENILAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan, yaitu:
Indikator yang mengacu pada aspek medis.
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.
Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.

Kebijakan dalam menjamin mutu pelayanan kesehatan, mencakup:


1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan
Upaya ini melalui pengembangan dan pemantapan jejaring
pelayanan kesehatan dan rujukannya serta penetapan pusat-pusat unggulan
sebagai pusat rujukan (top referral).
2. Penetapan dan penerapan berbagai standar dan pedoman
Yaitu dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini dan standar internasional.
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia
Upaya ini diarahkan pada peningkatan profesionalisme mencakup
kompetensi, moral dan etika.
4. Penyelenggaraan Quality Assurance
Untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan disertai dengan Evidence-based Parcipitatory Continuous
Quality Improvement.
5. Percepatan pelaksanaan aktreditasi
Yang diarahkan pada pencapaian akreditasi untuk berbagai aspek
pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan public
Peningkatan public-private mix dalam mengatasi berbagai problem
pelayanan kesehatan
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
Yang dilakukan antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

8
8. Peningkatan peran serta masyarakat
Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan pengawasan
pelayanan kesehatan.

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN


Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai
pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan.
Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan
mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai
kesuksesan.
2. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai
konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena masalah
pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada saat proses itu sendiri tidak
dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf
dalam proses pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi,
dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah
sebabnya perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung
peningkatan mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan
peningkatan mutu pelayanan terus-menerus.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat, maka perlu dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini harus dilakukan
secara sistematik, konsisten dan terus menerus.

9
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup :
1) Penataan organisasi
Penataan organisasi menjadi organisasi yang efisien, efektif dengan
struktur dan uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan jalinan hubungan kerja
yang jelas dengan berpegang pada prinsip organization through the function.
2) Regulasi peraturan perundangan
Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan
yang telah ada dan diikuti dengan regulasi yang mendukung pelaksanaan
kebijakan tersebut di atas.
3) Pemantapan jejaring
Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan
dan sistem rujukannya akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu
pelayanan.
4) Standarisasi
Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan,
meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas,
kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran yang
diharapkan juga harus distandarisasi. 5)Pengembangan sumber daya manusia
Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional,
yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi,
kreatif dan inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang
akan terjadi baik perubahan secara lokal maupun global.
5) Quality Assurance
Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan
dengan diikuti oleh perencanaan dan pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan
peningkatan untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi
yang diperoleh dianalysis dengan cermat ( root cause analysis ) dan dilanjutkan
dengan penyusunan rancangan tindakan perbaikan yang tepat dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan
“tailor’s model“ dan Plan- Do- Control- Action (PDCA).

10
6) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan
membangun kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-pusat unggulan baik yang
bertaraf lokal atau dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek pembiayaan.
7) Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota
sesuai dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
8) Peningkatan kontrol sosial
Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas,
transparansi dan mutu pelayanan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam sejarah, lahirnya rekam medis hampir bersamaan dengan lahirnya
ilmu kedokteran. yakni saat dimulainya zaman batu (Paleolithic) sekitar tahun
25000 SM di Spanyol. Hal ini dibuktikan dengan pahatan yang berisikan teknik
sederhana kedokteran pada dinding gua.
Manfaat Rekam Medis
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang baik, banyak
syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syarat yang dimaksud adalah tersedianya
data yang lengkap, tidak hanya tentang keadaan kesehatan pasien yang menjadi
tanggung jawab dokter tetapi juga tentang keadaan lingkungan fisik serta
lingkungan non fisik masing-masing. Kesemua data ini perlu dicatat serta
disimpan sebaik-baiknya. Untuk kemudian apabila diperlukan dapat dengan
mudah diambil kembali.
Berkas atau catatan yang berisikan data yang dimaksud di atas dalam
praktek kedokteran dikenal dengan nama Rekam Medis (Medical
Record). Peranan rekam medis dalam pelayanan dokter keluarga sangat penting
karena macam dan jenis data pada pelayanan dokter keluarga relatif lebih banyak
dan kompleks.
Pelayanan kesehatan pada penderita yang datang berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit umum, dan lain-lain) tidak lagi
ditangani oleh satu orang saja. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana komunikasi. Di
samping itu mutu pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dan waktu ke waktu.
Kegiatan ini membutuhkan informasi dan pengalaman sebelumnya, yang diolah
secara sistematik menjadi hasil yang dapat dipercaya. Untuk itu diperlukan
sumber informasi yang memadai.
Rekam medik (RM) merupakan salah satu sumber informasi sekaligus
sarana komunikasi yang dibutuhkan baik oleh penderita, maupun pemberi
pelayanan kesehatan dan pihak-pihak terkait lain (klinisi, manajemen RSU,

12
asuransi dan sebagainya), untuk pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan
tata laksana/pengelolaan atau tindakan medik.
Rekam medis pasien adalah cakupan informasi resmi yang mengidentifikasi
pasien dan mendokumentasi hasil pemeriksaan, penatalaksanaan kasus, kemajuan
dan hasil pengobatan. Rekam medik merupakan data tertulis yang dapat menjadi
alat bukti yang sah menurut hukum.

3.2 SARAN
Adapun saran yang diberikan yaitu agar mutu pelayanan kesehatan di
Indonesia harus lebih ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkatkan di
siplin yang sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat menumbuhkan
kehandalan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pormiki. 4 Desember 2017 “sejarah perkembangan rekam medis di indonesia.


Tersedia di
(https://medicalrecoder.wordpress.com/2017/12/24/sejarah-
rekam-medis-di-indonesia/) (14 September 2019) (18.18)
Dr. Suprayanto. 3 April 2011 “Komponen mutu pelayanan masyarakat”. ”. Tidak
tersedia keterangan tempat. Tersedia di (http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-
kesehatan.html) (14 September 2019) (18.50)

Dr. Suprayanto. 3 April 2011. “Mutu pelayanan masyarakat”. Tidak tersedia


keterangan tempat. Tersedia di (http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-
kesehatan.html) (14 September 2019) (18.50)

14

Anda mungkin juga menyukai