0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Buku Pedoman PKRS dan Humas di RSUD dr. Sayidiman Magetan
ini dapat terselesaikan. Buku Pedoman ini merupakan panduan kerja bagi
semua pihak yang terkait dalam memberikan pelayanan kepada pasien di
RSUD dr. Sayidiman Magetan terutama dalam pemberian edukasi pada
pasien atau keluarga serta dalam kegiatan PKRS dan Humas.
Dalam Pedoman ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana
dalam memberikan pelayanan PKRS dan Humas kepada pasien di RSUD dr.
Sayidiman Magetan.
Tidak lupa penyusun meyampaikan terima kasih yang sedalam –
dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Hubungan
Masyarakat RSUD dr. Sayidiman Magetan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 3
A. Latar belakang ................................................................ 3
B. Tujuan Pedoman.............................................................. 4
C. Ruang Lingkup................................................................ 4
D. Batasan Operasional....................................................... 5
E. Landasan Hukum............................................................ 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................. 7
A. Kualifikasi SDM................................................................ 7
B. Distribusi Ketenagaan...................................................... 7
C. Pengaturan Jaga............................................................. 8
BAB III STANDAR FASILITAS........................................................ 9
BAB IV TATA LAKSANA.................................................................. 10
BAB V LOGISTIK............................................................................ 15
BAB VI KESELAMATAN PASIEN................................................... 16
BAB VII KESELAMATAN KERJA.................................................... 17
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................. 18
BAB IX PENUTUP........................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................21
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan menurut undang-undang adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sistem
kesehatan di masa lalu hanya berorientasi pada penyakit. Apabila telah
sakit, barulah dilakukan pengobatan. Mereka yang sakit akan dirawat di
rumah sakit, setelah dinyatakan sembuh dipulangkan kembali, dan jika
mereka kembali diterpa oleh penyakit yang sama, mereka akan dirawat
kembali. Halini berlangsung secara terus menerus, hingga akhirnya
masyarakat sadar
bahwa diperlukan suatu rangkaian usaha untuk memelihara
kesehatan mereka, dimana perawatan dan pengobatan di rumah sakit
hanyalah bagian kecil darirangkaian usaha tersebut.
Dalam dokumen pembangunan kesehatan Negara Republik
Indonesia ada 4 pendekatan yang digunakan agar pembangunan
kesehatan lebih menyeluruh (komprehensif) yaitu pendekatan kuratif,
rehabilitatif, preventif, dan promotif. Pendekatan kuratif dan rehabilitatif
dalam praktek dilakukan oleh tenaga dokter, perawat dan apoteker, dan
petugas yang berhubungan dengan tenaga medis lainnya. Mereka ini
biasanya dikenal sebagai petugas medis. Sementara pendekatan
preventif dan promotif dilakukan oleh tenaga-tenaga kesehatan
masyarakat semisal ahli gizi masyarakat, epidemiologi kesehatan, ahli
kesehatan lingkungan, tenaga promosi kesehatan dan tenaga
kesehatan masyarakat lainnya. Mereka ini biasa disebut sebagai
tenaga kesehatan masyarakat. Pendekatan medis dan pendekatan
kesehatan masyarakat harus berjalan bersama-sama.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional,
didalamnya menyatakan bahwa Rumah Sakit merupakan sarana
kesehatan yang termasuk dalam Subsistem Upaya Kesehatan. Fungsi
rumah sakit adalah melakukan upaya kesehatan perorangan maupun
3
upaya kesehatan masyarakat dimana promosi kesehatan merupakan
upaya pelayanan yang harus dilaksanakan. Jika disimpulkan maka
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya RS untuk
meningkatkan kemapuan pasien, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah
masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk,
dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Mencermati rumusan tersebut di atas, tampak bahwa PKRS
memang memiliki persamaan dan sekaligus perbedaan dengan
kegiatan pemasaran (marketing) rumah sakit dan kegiatan kehumasan
(public relation) rumah sakit. Hal inilah yang mendorong dibentuknya
Tim PKRS, agar bisa segera melaksanakan fungsinya untuk promosi
kesehatan di rumah sakit.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan pembuatan pedoman pelayanan PKRS adalah sebagai acuan
dalam pelayanan PKRS yang terintegrasi dengan unit layanan lainnya di
RSUD dr Sayidiman Magetan
C. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup pelayanan PKRS di RSUD dr Sayidiman Magetan
meliputi:
1. Edukasi staf
2. Edukasi pasien dan keluarga
3. Edukasi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
4. Mempromosikan tempat kerja yang sehat
5. Peningkatan mutu pelayanan berbasis bukti melalui penelitian
dan pengembangan promosi kesehatan klinis (Clinical Health
Promotion)
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan Operasional pelayanan PKRS adalah sebagi berikut :
4
1. Edukasi staf adalah upaya peningkatan pengetahuan, kemauan
dan kemampuan staf rumah sakit dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) utuk menunjang produktifitas kerja dilingkungan rumah
sakit dan keselamatan pasien
2. Edukasi Pasien dan keluarga adalah upaya peningkatan
partisipasi pasien dan keluarga dalam upaya peningkatan status
kesehatannya secara mandiri melalui upaya peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan pasien dan keluarga sesuai
dengan kebutuhan pasien.
3. Edukasi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
adalah upaya rumah sakit dalam menyediakan informasi kesehatan
ataupun informasi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
akses masyarakat akan informasi kesehatan dan pelayanan rumah
sakit
4. Mempromosikan tempat kerja yang sehat adalah menciptakan
sistem dan lingkungan kerja yang sehat yang mendukung perilaku
hidup bersih dan sehat yang mendukung perilaku hidup bersih dan
sehat dalam upaya mendukung produktifitas kerja dan keselamatan
pasien
5. Peningkatan mutu pelayanan berbasis bukti melalui penelitian
dan pengembangan promosi kesehatan klinis (Clinical Health
Promotion) adalah upaya peningkatan kualitas pelayanan RS baik
pengambilan keputusan maupan upaya perbaikan pelayanan secara
berkesinambungan didasarkan pada bukti melalui hasil penelitian dan
pengembangan promosi kesehatan klinis dan mendukung promosi
kesehatan berkelanjutan
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik
2. Undang-undang RI nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
3. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan :
4. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010
tentang Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat.
6.
7. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
negara Tahun 1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5
3495).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637) .
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
159b/MENKES/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
574/MENKES/SK/VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
004/MENKES/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi bidang Kesehatan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1547/MENKES/SK/X/2004 tentang Standard Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1114/MENKES/SK/VIIX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Sumber Daya Manusia (SDM) PKRS dan Humas meliputi (1) semua
petugas rumah sakit yang melayani pasien/klien (dokter, perawat, bidan dan
lain-lain), serta (2) tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu para pejabat
fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat).
6
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien/klien hendaknya
memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam konseling. Jika ketrampilan ini
ternyata belum dimiliki oleh para petugas rumah sakit maka harus
diselenggarakan program pelatihan/kursus.
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan pelayanan promosi kesehatan dilakukan dengan
ruang lingkup pelayanan sebagai berikut :
1. Tenaga Pengelola
Tenaga pengelola PKRS terdiri dari Kepala PKRS, koordinator urusan
PKRS dan Pelayanan Publik, urusan Penyuluhan individu atau
pendidikan pasien dan urusan umum
7
Pelayanan pendidikan pasien dan keluarga di rawat jalan difasilitasi
dengan adanya klinik edukasi terintegrasi. Diklinik tersebut terdapat
dokter umum, perawat dan ahli gizi yang telah tersertifikasi edukator.
C. Pengaturan Jaga
Pola pengaturan jaga disesuaikan dengan beban kerja dengan prinsip
pengelolaan yang efektif dan efisien.
1. Pelayanan Edukasi diklinik edukasi dilakukan setiap hari Senin-
Jum’at mulai pukul 08.00-13.00 WIB
2. Pelayanan edukasi dirawat inap dilakukan sesuai dengan
kondisi pasien
3. Pelayanan edukasi ke masyarakat sekitar rumah sakit melalui
siaran radio RASSI FM dilakukan 2 kali dalam satu bulan pada hari
kamis pukul 11.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Di dalam gedung
Di dalam gedung rumah sakit PKRS dilaksanakan seiring dengan
pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit, antara lain :
1. PKRS diruang pendaftaran/administrasi, yaitu dimana pasien
harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan
2. PKRS di pelayanan rawat jalan bagi pasien yaitu di poliklinik-
poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak,
poliklinik mata, poliklinik penyakit dalam, poliklinik bedah dan lain-lain.
10
Promosi kesehatan yang dilakukan didalam gedung rumah sakit adalah
sebagai berikut :
1) Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat jalan
Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi
dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh
bina suasana dan advokasi
a) Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan terhadap seluruh pasien, yaitu di
mana setiap petugas rumah sakit yang melayani pasien
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus
ditelannya, maka dapat disediakan satu ruang khusus bagi para
pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau i ngin
mendapatkan informasi.
b) Bina Suasana
Sebagaimana disebutkan di muka, pihak yang paling
berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang
mengantarkannya ke rumah sakit. Mereka ini tidak dalam keadaan
sakit, sehingga memungkinkan untuk mendapa tkan informasi dari
berbagai media komunikasi yang tersedia dipoiklinik, khususnya
diruang tunggu, perlu dipasang poster-poster, disediakan
selebaran(leaflet), dipasang televise dan VCD/DVD player yang
dirancang untuk secara terus menerus menayangkan info rmasi
kesehatan/penyakit. Dengan mendapatkan informasi yang benar
mengenai penyakit yang diderita pasien yang diantarannya, si
pengantar diharapkan dapat membantu rumah sakit memberikan
juga penyuluhan kepada pasien. bahkan jika pasien yang
bersangkutan juga dapat ikut memperhatikan leaflet, poster atau
tayangan yang d isajikan, maka seolah-olah ia berada dalam suatu
lingkungan yang mendorongnya untuk berprilaku sesuai yang
dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan yang
dideritanya dapat segera diatasi.
c) Advokasi
11
Advokasi bagi kepentingan pasien rawat jalan umumnya
diperlukan juga pasien tersebut miskin. Biaya pengobatan dengan
rawat jalan bagi pasien miskin memang sudah dibayar melalui
program Jaminan Multiguna.
13
c) Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap advokasi juga
diperlukan, khususnya dalam rangka menciptakan kebijakan atau
peraturan perundang-undangan sebagai rambu-rambu perilaku dan
menghimpun dukungan sumber daya, khususnya untuk membantu
pasien miskin.
Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran
Sebelum pulang pasien rawat inap yang sudah sembuh
atau kerabatnya singgah dulu di tempat pembayaran. Di ruang
ini pasien/keluarga tidak berada dalam waktu yang lama namun
hendaknya promosi kesehatan tetap harus dilakukan seperti
pemasangan poster-poster atau leaflet-leaflet.
B. Di luar Gedung
Kawasan luar gedung rumah sakit dapat dimanfaatkan secara maksimal
untuk PKRS yaitu :
1. PKRS di tempat parkir yaitu pemanfataan ruangan yang ada
gedung parker sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-
sudut lapangan gedung parkir.
2. PKRS di tempat umum seperti kantin, tempat ibadah, dan lain-
lain.
C. Kegiatan Kehumasan
14
BAB V
LOGISTIK
A. DEFINISI
Logistik adalah segala sesuatu/ benda yang berwujud dan dapat
diperlakukan secara fisik (tangible), baik yang digunakan untuk kegiatan
pokok maupun kegiatan penunjang (administrasi).
Logistik untuk kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
adalah persediaan peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan promosi kesehatan pada pasien dan keluarga seperti alat
audiovisual, alat tulis, materi penkes dan formulir dokumentasi.
15
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
17
4. Member ikan pendidikan tentang pencegahan infeksi
seperti cara cuci tangan, cara batuk efektif, pengelolaan sampah
diruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. DEFINISI
Mutu Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah
pelayanan PKRS yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar
pelayanan profesi yang ditetapkan.
B. TUJUAN
Tujuan Pengendalian Mutu dalam Pelayanan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS) antara lain :
1. Terciptanya pelayanan PKRS yang menjamin efektifitas
pemberian pendidikan kesehatan
2. Meningkatkan efisiensi pelayanan
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan
4. Tercapainya mutu pelayanan rumah sakit sesuai dengan
tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya
dalam pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga maka
disusun suatu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan.
19
BAB XII
PENUTUP
20
DAFTAR PUSTAKA
21
11. Republik Indonesia. September 2011.
22