Anda di halaman 1dari 72

PEDOMAN MUTU

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN
Jl. Srinindito IV RT 8 RW 1, Kel. Ngemplak Simongan, Kec. Semarang Barat

0
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar belakang ..................................................................................... ....... 1
B. Tujuan Pedoman .......................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................................... 2
D. Batasan Operasional ..................................................................................... 2
E. Landasan Hukum ......................................................................................... 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................... 6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................................... 6
B. Distribusi Ketenagaan ................................................................................... 7
C. Jadual Kegiatan ............................................................................................. 8
BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................... 9
A. Denah Ruang ................................................................................................. 9
B. Standar Fasilitas ............................................................................................ 9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................... 12
BAB V LOGISTIK .......................................................................................... 13
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................... 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................................. 20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................. 22
BAB IX PENUTUP ........................................................................................... 25

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat
penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam
mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju
peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem
pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan mayarakat.
Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di
Indonesia, agar tetap eksis ditengah persaingan global yang semakin kuat.
Salah satu strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi adanya
persaingan terbuka melalui pendekatan mutu paripurna yang berorientasi
pada proses pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu tersebut
menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun
penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan.
Dan banyaknya pengunjung pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan
akan pelayanan kesehatan dan kepuasan pelanggan yang diperoleh
berdasar pengalaman sebelumnya.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal
organisasi Puskesmas yaitu berupa penilaian Kinerja Puskesmas mencakup
Managemen Sumber Daya Tenaga, alat, obat, keuangan dan sistem
informasi managemen Puskesmas.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan
penerapan managemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan,
maka perlu dilaksanakan penilaian oleh pihak eksternal dngan menggunakan
standar yang telah ditetapkan melalui mekanisme akreditasi.
Akreditasi Puskesmas adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh
pemerintah pada Puskesmas, karena telah memenuhi standar yang
ditetapkan. Adapun tujuan akreditasi Puskesmas adalah meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan promotif, preventif dan upaya pelayanan klinis dasar,
sehingga kebutuhan masyarakat Indonesia tentang kesehatan terpenuhi.

B. Tujuan Pedoman

2
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan pelaksana pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di
Puskesmas. Sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
serta memperolah hasil sesuai dengan yang diharapkan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu
bagi seluruh masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
dan membina peran serta masyarakat.
Pengertian dari pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan
terpadu disini, adalah upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya
pencegahan (preventif), upaya peningkatan kesehatan (promotif), dan upaya
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang ditujukan kepada semua penduduk.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
Puskesmas, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya,
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat,
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Sedangkan unit pelaksana teknis fungsional Puskesmas dibagi


menjadi :
1. Upaya kesehatan masyarakat,
2. Upaya kesehatan perorangan.

Dengan jaringan pelayanan puskesmas adalah :


1. Puskesmas pembantu,
2. Puskesmas keliiling,
3. Bidan di desa atau PKD.

D. Batasan Operasional

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,


yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas

3
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan yang


ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga. Sedangkan Pelayanan kesehatan masyarakat
ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat.

Batasan operasional untuk Pelayanan Kesehatan Persorangan


meliputi :
1. Pendaftaran Pasien
Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan
urutan pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam
medis bagi seluruh fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang
dimulai dari persiapan, kedatangan pasien sampai dengan pengiriman
kartu rekam medis ke masing2 unit pemeriksaan, kemudian
mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam tempat semula.
2. Pelayanan Klinis
Pelayanan klinis adalah pelayanan perorangan yang dilakukan
untuk pasien dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan
masalah kesehatan klien. Kegiatan pelayanan klinis dimulai dari
anamnesa sampai dengan tindakan dan atau pengobatan yang sesuai
dengan diagnosanya.
Pelayanan klinis meliputi :
a. Pelayanan Umum
b. Pelayanan Gigi
c. Pelayanan KIA
d. Pelayanan MTBS
e. Pelayanan KB
3. Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium adalah salah satu pelayanan penunjang
yang dilakukan untuk membantu penegakan diagnose suatu penyakit.
Kegiatan pelayanan laboratorium dilaksanakan dimulai dari permintaan
pemeriksaan sampai diperoleh hasil laboratorium. Permintaan
pemeriksaan berasal dari rujukan internal maupun eksternal.
Jenis jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
a. Pemeriksaan darah rutin
b. Pemeriksaan urin rutin

4
c. Pemeriksaan feses
d. Pemeriksaan kimia darah
4. Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM,
Sarana Prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta
administrasi) dan pelayanan farmasi klinis (penerimaan resep, peracikan
obat, penyerahan obat, informasi obat, dan pencatatan /penyimpanan
resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana dan
metode tata laksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan.

Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yg


dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan promotif, preventif. Kegiatan
upaya meliputi :
1. Upaya KIA
Upaya KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu.
2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak
menular yaitu upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah
dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi. untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit,
cacat dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial
dan ekonomi akibat penyakit menular.
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah
Malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis
paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah
penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan
lingkungan puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan

5
dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan
dengan peningkatan peran serta masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
4. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang
berfokus pada pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat.
Kegiatannya meliputi penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantara kegiatannya juga meliputi
pembinaan desa siaga kesehatan, kerjasama lintas sektor dan upaya
dalam merumuskan kebijakan bersama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
5. Upaya Perbaikan Gizi
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu upaya pokok
Puskesmas yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi
lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga/Masyarakat.
Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
Kegiatan Upaya dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (Plan: rencana; Do: Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil;
Action: Perubahan/perbaikan).

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional,
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/ Menkes/SK/11/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan
tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. pPendidikan, dan
pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi,
yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal,
pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan standar kompetensi.
Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan, khususnya yang
berkaitan dengan kualitas atau mutu, antara lain dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah (PP) No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam PP
ini antara lain dinyatakan :
1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di
bidang kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga
pendidikan (Pasal 3); dan
2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (Pasal 21).
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal
jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya.
Untuk Puskesmas Ngemplak Simongan, Kualifikasi Sumber Daya
Manusia sudah sesuai, walaupun masih ada beberapa tenaga yg belum
melanjutkan ke jenjang yang diharapkan. Namun masih akan terus
diupayakan agar semua tenaga mencapai kualitas seperti yg diharapkan.

7
DATA KETENAGAAN UPTD PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN

PANGKAT JABATAN M.Kerja LATIHAN JABATAN PENDIDIKAN


NO NAM A NIP LULUS
Gol TMT Nama TMT Th Bl NAMA HR TH NAMA TK .IJASAH
TH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
UNISULA
1 dr.Diana Eka Ratnasari 19771124 200701 2 010 IV/c 1 Okt 2018 Ka.Puskesmas 22 Juli 2020 13
Semarang
2000 Kedok.Umum

Universitas
Apoteker Ahli
2 Rida Indriyani,S.Fram.Apt 19700906 199203 2 008 IV/a 01 April 2004
Madya
18 April 2017 12 01 Wahid 2016 S.Farmasi
Hasyim'

Pelaksana Tata UNTAG


3 Retty Kustiyani, SH 19660425 199103 2 009 III/d 1 Okt 2009
Usaha
01 Jan 2017 13 07 ADUM 7 2001
Semarang
1997 S1-Hukum

Stikes Karya
4 Sri Miyarsih, A.MK 19650323 198803 2 013 III/d 1 April 2017 Perawat Penyelia 1 Okto 2012 24 01 Husada 1987 D3-Akper
Semarang
Nutrisionis Ahli UNIMUS
5 Nur Hidayah, S.Gz 19690407 199703 2 005 III/d 1 Okt 2018
Muda
1 Okt 2018 19 07
Semarang
2014 S1-Gizi

SPRG
6 Siti Handayani 19720604 199203 2 005 III/d 1 April 2016 Perwt Gigi penyelia 1 Okto 2013 19 01 Depkes 1991 SPRG
Semarang

KARYA
7 Dian Agustina FD, STr.Keb 19740817 200212 2 005 III/c 1 Okt 2021 Bidan Penyelia 1 April 2016 22 00
HUSADA
2020 D-4 Bidan

Pranata UNIMUS
8 Imam Muslihin, Str.AK 19810513 201001 1 025 III/c 1 Okt 2021
Lab.Kes.Penyelia
1 April 2016 09 09
Semarang
2014 D-4 Analis

Ass.Apoteker Poltekes
9 Riska Hildawati, Amd.F 19890531 201001 2 001 III/c 1 April 2021 Pelaks Lanjt / 1 Okt 2018 09 03 Depkes 2009 D3-Farmasi
Mahir Jakarta

UNISULA
10 dr. Melinda Arum Mita 19920329 201902 2 003 III/c 01 April 2022 Dokter Ahli Muda 03 02
Semarang
2016 Kedok.Umum

UNISULA
11 dr. Arif Driyagusta P 19920806 201902 1 004 III/c 01 April 2022 Dokter Ahli Muda 03 02
Semarang
2016 Kedok.Umum

Akbid Abdi
12 Maharani K. Am.Keb 19880531 201001 2 008 III/b 01 April 2022 Bidan Pelaks Lanjt 1 Okto 2017
Husada SMG
2009 D3-Akbid

Perawat Ahli UNIMUS


13 Erlinawati, K.S.Kep.Ners 19910606 201902 2 012 III/b 01 April 2022
Pertama
00 00
Semarang
2013 S.Kep & NS

Apoteker Ashli
14 Anis Fauzia , Apt 19951021 202203 2 023 III/b 01 Maret 2022
Pertama
00 00 UNWAHAS 2020 Apoteker

Dokter Gigi Ahli UNISULA


15 drg. Prisca Anindia 19950424 202203 2 021 III/b 01 Maret 2022
Pertama
00 00
Semarang
2016 Kedok.Gigi

Dokter Gigi Ahli


16 drg. Devina Anggella 19930702 202203 2 009 III/b 01 Maret 2022
Pertama
00 00 UNAIR Srby 2015 Kedok.Gigi

Perawat Ahli
17 Zulfa Nur, S.Kep. Ners 19960531 202203 2 013 III/b 01 Maret 2022
Pertama
00 00 UNDIP SMG 2019 S.Kep & NS

Promkes Ahli
18 Mugi Rahyu P, SKM 19880727 202203 2 008 III/a 01 Maret 2022
Pertama
00 00 UNES SMG 2010 SKM

Nutrisionis Ahli
19 Resti Puspitasari., STr.Gz 19920602 202203 2 017 III/a 01 Maret 2022
Pertama
00 00 UNDIP SMG 2014 S1 - Gizi

Akper
20 Nabella P, Amd.Kep 19920614 201902 2 005 II/d 01 April 2022 Perawat Pelaksana 06 02 Notokusuma 2013 D3 -Akper
Yogya

Analis Laborat UNIMUS


21 Arum Primasari , Amd 19911024 201902 2 003 II/d 01 April 2022
Pelaksana
06 02
Semarang
2011 D3 Analis kesh

Poltekes
22 Aisha H, Amd.Keb 19960908 201902 2 004 II/d 01 April 2022 Bidan Pelaksana 06 02 Depkes 2017 D3-Akbid
Yogya
Ak.Farmasi
Asisten Apoteker
23 Priscila Nilawati, Amd.F 19911110 201902 2 006 II/d 01 April 2022
Pelaksana
06 02 Theresiana 2012 D3-Farmasi
Semarang
SMA Tunas
24 Purwanto 19780716 200901 1 001 II/c 1 April 2021 Staf Umum 1 April 2017 20 00 Melati 2006 SMA
Semarang
Perawat Gigi POLTEKES D3 -Perawat
25 Devi Ariyanti, Amd.KG 19921014 202203 2 007 II/c 01 Maret 2022
Terampil
00 00
SMG
2013
Gigi

UNIMUS
26 Andika Rizki , Amd 19941216 202203 1 008 II/c 01 Maret 2022 Perawat Terampil 00 00
Semarang
2013 D3-Perawat

Stikes
27 Vera Yudhiana, Amd 19880718 202203 2 009 II/c 01 Maret 2022 Perawat Terampil 00 00 Tlogerejo 2009 D3-PERAWAT
Semarang
Stikes Karya
28 Fujiayanti ,Amd.Kep 19871010 202203 2 003 II/c 01 Maret 2022 Perawat Terampil 00 00 Husada 2009 D3-PERAWAT
Semarang
Poltekes
29 Yessy Kurinia B, AMG 19900510 202203 2 007 II/c 01 Maret 2022 Gizi Terampil 00 00
Kemkes Smg
2011 D3- Gizi

D3 Rekam
30 Nur Anisah L, Amd,RMIK 19980124 202203 2 014 II/c 01 Maret 2022 Perawat Terampil 00 00 UDINUS SMG 2019
Medik

SMA
31 Heru Setiawan 19750115 201406 1 002 II/b 1 Okt 2018 Staf Umum 1 April 2018 15 9 Kesatrian 1995 SMA
Semarang

32 Ani Setiyaningrum,SKM 3374126512940001 02 Jan 2021 Epidemiolog Non ASN 00 00 UNES 2016 SKM

POLTEKES
33 Ahmad Furqon N R,SKM 3374132305980003 02 Jan 2021 Kesling Non ASN 00 00 2020 SKM
Semarang

UNIMUS
34 Ferdina Fitriana M, SKM 332410690490001 03 Jan 2022 Promkes Non ASN 00 05 2014 SKM
Semarang

Poltekes Bina D3-Rekam


35 Ofa Sumarno,Amd.Kes 331609176020001 01 April 2022 Rekam Medik Non ASN 00 02 2020
Trada SMG Medik

36 Putra A, SKM 331609176020001 01 Mei 2022 K3 Non ASN 00 01 UDINUS SMG 2015 SKM

01 Agustus UNISULA
37 Eka Wiwied N, S.AK 1509044412970003 Akuntansi Non ASN 00 09 2019 S1 Akuntansi
2020 Semarang

SMK Pelita
38 Suhartik 3374066307830001 08 Jan 2018 Pramubhakti Non ASN 03 00 Nusantara 2001 SMA
Semarang

SMP
39 Yuni 3374136504800005 01 Jan 2013 Kebersihan Non ASN 07 00 1995 SMP
Semarang

SMT
40 Parjo 3309042005680004 01 Jan 2017 Penjaga Kantor 8 Non ASN 04 00 Pertanian 1989 SMT
Boyolali

SMAN 13
41 Teguh 3374141506800081 01 Jan 2013 Pengemudi Non ASN 07 00 2001 SMA
Semarang
B. Distribusi Ketenagaan Puskesmas Ngemplak Simongan

N STANDA SDM YG KURAN LEBI


JENIS SDM
O R ADA G H

1 Dokter dan/atau dokter 1 3 0 2


layanan primer
2 Dokter gigi 1 2 0 1

3 Perawat 5 7 0 2

4 Bidan 4 3 1 0

Tenaga promosi 2 1 1 0
5
kesehatan dan ilmu
perilaku
6 Tenaga sanitasi 1 1 0 0
lingkungan
7 Nutrisionis 1 3 0 2

Tenaga apoteker dan / 1 3 0 2


8
atau tenaga teknis
kefarmasian
9 Ahli teknologi laboratorium 1 2 0 1
medik
10 Tenaga sistem informasi 1 1 0 0
kesehatan
11 Tenaga administrasi 1 1 0 0
keuangan
12 Tenaga ketatausahaan 1 1 0 0

13 Pekarya 2 0 2 0

TOTAL 31 21 5 5

9
C.JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

✔️
I Workshop Lokakarya untuk penggalangan komitmen dan
penggalangan pemahanan ttg mutu puskesmas dan
komitmen dan keselamatan pasien, dengan agenda sbb :
pemahaman 1) Membentuk tim mutu,berikut poksi
tentang mutu
dan 2) Menyusun rencana program mutu puskemas
keselamatan dan keselamatan pasien, tata nilai dalam
pasien pengelolaan pelaksanaan
3) Penggalangan komitmen untuk meningkatkan
mutu dan kinerja pelayanan (manajerial,ukm dan
ukp)

✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
II Rapat Tim Melaksanakan rapat rutin bulanan mutu
Mutu
III Workshop Lakakarya dengan masyarakat untuk mendapat
✔️
dengan masukan, dengan agenda
0
masyarakat
untuk
mendapat
masukan
tentang mutu
dan kinerja
puskesmas
IV Pertemuan 1) Persiapan pertemuan tinjauan manajemen
tinjauan

1
manajemen 2) Melaksanakan pertemuan tinjauan
✔️ ✔️
manajemen dengan agenda;
• Pembukaan oleh Ketua Mutu
• Arahan dari Kepala Puskesmas
• Tinjauan terhadap pertemuan tinjauan
manajemen yang lalu
• Pembahasan hasil audit internal
• Permbahasan umpan balik/keluhan pelanggan
• Hasil penilaian kepuasan pelanggan
• Hasil penilaian kinerja
• Masalah-masalah operasional yang terkait
dengan penerapan sistem manajemen mutu,
penyelenggaraan pelayanan (klinis dan UKM)
• Rencana perbaikan/perubahan yang perlu
dilakukan baik pada sistem manajemen mutu
maupun sistem pelayanan (klinis dan UKM)
• Rekomendasi untuk perbaikan
• Penutup
2
3).menyampaikan hasil pertemuan tinjauan
manajemen pada pihak terkait

V Penetapan Lokakarya penetapan indikator mutu prioritas


✔️
indikator Mutu Puskesmas baik indikator admen, ukm dan UKP
prioritas
Puskesmas
VI Pengumpulan, 1) Pengumpulan data indicator nasional mutu
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
analisis dan puskesmas
tindak lanjut 2) Analisis data
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
penilaian
indicator 3) Tindak lanjut hasil analisis
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
nasional mutu
puskesmas
VII PROGRAM PENINGKATAN MUTU

1 Workshop Membuat KAK program peningkatan mutu


✔️
mengenai
Peningkatan
3
mutu
2 Rapat Tim Pertemuan rutin tim mutu puskesmas tiap bulan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Peningkatan
mutu
3 Penyusunan Membuat KAK program peningkatan mutu
✔️
rencana
program
peningkatan
mutu
4 PENINGKATAN MUTU ADMEN

a Rapat Tim Pertemuan rutin tim mutu admin


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
mutu admin
b. Pengukuran 1) Pengumpulan data indicator mutu admen
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
indicator mutu tiap unit
administrasi 2) Analisis data
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
dan
manajemen 3) Tindak lanjut hasil analisis
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
puskesmas
4
tiap unit
C. Pengukuran 1) Pengumpulan data indicator mutu admen
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
indicator mutu terkait dengan indikator mutu prioritas
administrasi puskesmas
dan 2) Analisis data
manajemen ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

puskesmas 3) Tindak lanjut hasil analisis


✔️ ✔️ ✔️ ✔️
terkait dengan
indikator mutu
prioritas
puskesmas
d Penanganan 1) Pengumpulan IKH
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Pengaduan
Masyarakat 2) Kotak Saran, WA, SMS
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

3) Survei kepuasan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

4) Umpan Balik Keluhan


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
5
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
5) Analisa data
✔️ ✔️ ✔️ ✔️

6) Tindak Lanjut
✔️ ✔️ ✔️ ✔️

f Evaluasi 1).mengidentifikasipekerjaan/pelayanan yang


✔️
Kontrak Pihak diserahkan pada pihak ketiga
Ketiga
2).menyusun instrument evaluasi kinerja pihak
✔️
ketiga
3).melaksanakan evaluasi kontrak
✔️ ✔️

4).menyampaikan hasilevaluasi kontrak pihak


✔️ ✔️
ketiga kepada pimpinan puskesmas

5 PROGRAM PENINGKATAN MUTU UKM

a Rapat Tim Pertemuan rutin Tim UKM


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Mutu UKM

6
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
b. Pokok
Pengumpulan, 1) Pengumpulan data indicator mutu admen
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
analisis dan terkait dengan UKM tiap unit
tindak lanjut
2) Analisis data
penilaian ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
indicator mutu 3) Tindak lanjut hasil analisis
UKM ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

puskesmas
tiap unit
C. Pengumpulan, 1) pengumpulan data indicator mutu UKM terkait
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
analisis dan dengan indikator mutu prioritas puskesmas
tindak lanjut
penilaian 2) analisis data
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
indicator mutu
3) tindak lanjut hasil penilaian kinerja
UKM ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
puskesmas
terkait dengan
program
7
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
prioritas
puskesmas
d Pelaksanaan 1) identifikasi masalah
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
PDCA pada
tiap-tiap 2) analisis masalah
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
program UKM
3) menyusun rencana perbaikan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️

4) melaksanakan perbaikan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️

5) melakukan evaluasi hasil perbaikan


✔️ ✔️ ✔️ ✔️

6) tindak lanjut thd hasil evaluasi perbaikan


✔️ ✔️ ✔️ ✔️

e Kaji Banding 1) Menyusun rencana kaji banding dan kak


✔️

2) Menyusun instrumen kaji banding


✔️

8
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok 3) Analisa hasil hasil kaji banding
✔️

4) Rencana tindak lanjut hasil kaji banding


✔️
Rencana tindak lanjut hasil kaji banding

6 PROGRAM PENINGKATAN MUTU UKP


a Rapat Tim Pertemuan rutin Mutu UKP
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Mutu UKP
b. Pengumpulan, 1) Pengumpulan data indicator mutu admen
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
analisis dan terkait dengan UKP tiap unit
tindak lanjut
2) Analisis data
penilaian ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
indicator mutu 3) Tindak lanjut hasil analisis
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
UKP
Puskesmas
tiap unit

9
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
C. Pokok
Pengumpulan, 1) pengumpulan data indicator mutu UKP terkait
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
analisis dan dengan priogram prioritas puskesmas
tindak lanjut
2) analisis data
penilaian ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
indicator mutu
3) tindak lanjut hasil penilaian kinerja
UKP ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

puskesmas
terkait dengan
program
prioritas
puskesmas
d Peningkatan 1) Identifikasi risiko pelayanan lab
✔️
mutu
pelayanan 2) Analisis risiko dan tindak lanjutnya
✔️
laboratorium
3) Pemantauan penggunaan APD di lab
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

10
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok 4) Pelaksanaan pemantapan mutu internal
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

5) Pelaksanaan pemantapan mutu eksternal


✔️

e Peningkatan 1) Identifikasi risiko pelayanan obat


✔️
mutu
pelayanan 2) Analisis risiko dan tindak lanjutnya
✔️
obat
f. audit klinis 1) membentuk tim audit
✔️
klinis
2) menyusun rencana
✔️
audit klinis
3) melaksanakan audit
✔️
klinis
4) menyusun laporan
✔️
audit klinis
VII PROGRAM AUDIT INTERNAL
11
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
I Pokok
1 Workshop Pertemuan sosialisasi audit internal
✔️
mengenai
Audit Internal
2 Membentuk Pertemuan membentuk tim audit internal
✔️
Tim Audit
Internal
3 Rapat Tim Pertemuan rutin audit internal
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Internal
4 Penyusunan Pertemuan membahas program audit internal
✔️
rencana
program
5 Penyusunan KAK Audit internal
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kerangka
acuan
6 Pemberitahuan Membuat undangan audit
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kepada unit
12
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokokakan
yang
diaudit
7 Pelaksana a. ADMEN
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Audit
b. UKM
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

c. UKP
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

8 Analisa hasil Membuat analisa hasil audit


✔️ ✔️ ✔️ ✔️
audit
9 Tindak lanjut Membuat rencana tidnka lanjut hasil audit
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
hasil audit
10 Monitoring Membuat monitoring terhadap tindak lanjut audit
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pelaksanaan
tindak lanjut
audit
11 Menyusun Membuat laporan hasil audit yg dilaporkan ke
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
13
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok audit
laporan ketua mutu

IX PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

1 SASARAN KESELAMATAN PASIEN

a Monitoring 1) Memilih dan menetapkan indicator Sasaran


✔️
pelaksanaan 6 Keselamata Pasien dan menyusun profil
sasaran indicator
keselamatan 2) Pengumpulan data indicator sasaran
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pasien keselamatan pasien
3) Analisis data
✔️ ✔️ ✔️ ✔️

4) Tindak lanjut hasil analisis


✔️ ✔️ ✔️ ✔️

2 INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


a Pelaporan 1) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Inseden sentinel, KTD, KTC, KPC dan KNC

14
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
Keselamatan 2) Tindak lanjut terhadap pelaporan insiden
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Pasien keselamatan pasien
3) Pelaksanaan investigasi sederhana atau RCA JIKA ADA KASUS

4) Monitoring pelaksanaantindak lanjut insiden, JIKA ADA KASUS


investigasi sederhana/ RRA

X PROGRAM MANAJEMEN RESIKO

1 Rapat Tim Pertemuan Rutin Tim Manajemen Resiko


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Manajemen
Resiko
2 Penyusunan Membuat Pedoman manajemen resiko dan
✔️
pedoman/pand regulasi terkait manajemen resiko
uan MR
3 Identifikasi 1) Pengumpulan identifikasi resiko FKTP dan
✔️
resiko register resiko dari masing-masing unit
15
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
(Mengintegrasi 2) Hasil Audit
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kan identifikasi
resiko 3) Laporan insiden KP, K3, PPI dll
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
berdasarkan
usulan masing-
masing unit
4 Penyusunan 1) Pengumpulan register resiko dari unit kerja
✔️
register resiko
FKTP 2) Melakukan analisis resiko
✔️

3) Melakukan evaluasi dan langkah tindaklanjut


✔️
sesuai prioritas
5 Pelaksanaan 1) Rapat Tim Manajemen Resiko dengan unit
✔️
Failure Mode terkait
Effect Analysis 2) Melakukan analisa
✔️
(FMEA) untuk
suatu proses 3) Melakukan tindak lanjut
✔️
16
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok dst
prioritas
6 Workshop Pertemuan untuk meningkatkan pemahaman
✔️
Manajemen dan ketrampilan
Resiko bagi
penanggungja
wab,
koordinator,
petugas dan
/atau staf
FKTP
7 Sosialisasi Pertemuan untuk pemahaman tentang
✔️
bagi seluruh manajemen resiko dengan agenda presentasi
karyawan sosialisasi regulasi, diskusi dll

8 Monitoring menyusun hasil Monitoring pelaksanaan tindak


✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pelaksanaan lanjut terhadap resiko baik resiko terkait fasilitas
tindak lanjut dan keamanan, resiko terkait keselamtan pasien,

17
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
terhadap resiko terkait PPI
resiko baik
resiko terkait
fasilitas dan
keamanan,
resiko terkait
keselamtan
pasien, resiko
terkait PPI
9 Monitoring Menyusun hasil Monitoring pengendalian resiko
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pengendalian
resiko
10 Menyusun Menyusun laporan tahunan manajemen resiko
✔️
laoran tahunan yang dilaporkan kepada ketua Mutu
manajemen
resiko

18
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
XI PROGRAM MFK+K3

1 Workshop Pertemuan pemahaman tentang MFK+K3 √


✔️
mengenai
MFK+K3
2 Membentuk Membuat SK Tim MFK+K3
✔️
Tim MFK +K3
3 Rapat Tim Pertemuan rutin tim MFK+K3
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
MFK+K3
3 Penyusunan Penyusunan Dokumen Regulasi MFK
Dokumen a. Tersusunnya SK Tim
✔️
Regulasi MFK
MFK+K3 b. Tersusunnya Uraian
✔️
Tugas Tim MFK
c. Tersusunnya SOP
✔️
Safety Briefing

19
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok d. Tersusunnya SOP
✔️
Identifikasi Pengunjung
Sosialisasi SOP
✔️

Monitoring dan evaluasi keamanan termasuk


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
CCTV
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

4 Program Penyusunan Regulasi Program penanggulangan


✔️
penanggulang Bencana
an bencana a. Tersusunnya SK Tim
✔️
gerak cepat / Tim
Penanggulangan
Bencana
b. Tersusunnya Uraian
✔️
Tugas Tim Gerak

20
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok Cepat
c. Tersusunnya Program
✔️
Penanggulangan
Bencana
d. Tersusunnya SOP
✔️
Penanggulangan
Bencana
Identifikasi Bencana
✔️

Melakukan kajian HVA


✔️

Penyusunan kontinjensi plan


✔️

Sosialisasi regulasi dan SOP


✔️

Simulasi dan Edukasi Bencana


✔️

21
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
5 Pokok
Program Penyusunan Regulasi Penanaggulangan
Penanggulang Kebakaran
an kebakaran a Tersusunnya SK Tim
✔️
Tanggap Kebakaran
b Tersusunnya Uraian
✔️
Tugas Tim Tanggap
Kebakaran
c Tersusunnya
✔️
Kebijakan Larangan
Merokok
d Tersusunnya Fire Plan
✔️

e Tersusunnya SOP
✔️
Penanggulangan
Kebakaran
f Tersusunnya SOP
✔️
Evakuasi
22
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok Identifikasi Area Beresiko Kebakaran
✔️

Workshop Cara
✔️
Menggunakan APAR
Monev Pemeliharaan APAR
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

Simulasi Evakuasi Bencana Kebakaran


✔️

Monev Kepatuhan Larangan Merokok


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

6 Program Tersusunnya Regulasi pengelolaan B3 dan


Pengelolaan Limbah B3
B3 dan Limbah a Tersusunnya SK
✔️
B3 Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
b Tersusunnya SK
✔️
Transporter dan
23
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok Pengelola Limbah B3
c Tersusunnya Pedoman
✔️
Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
d Tersusunnya SOP-
✔️
SOP pengelolaan B3
dan Limbah B3
Melakukan Identifikasi B3 dan limbah B3,
✔️
Pelabelan dan Penyimpanan
Penyusunan MSDS
✔️

Sosialisasi Penggunaan Spill Kit B3 dan


✔️
Tumpahan B3
Monitoring dan evaluasi Penanganan B3 dan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Limbah B3

7 Program Tersusunnya Regulasi pengelolaan Sistem


24
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
Pengelolaan Utilitas
Sistem Utilitas a Tersusunnya SK Tim
✔️
Pengelolaan Sistem
Utilitas
b Tersusunnya Uraian
✔️
Tugas Tim
Pengelolaan Sistem
Utilitas
c Tersusunnya Pedoman
✔️
Pengelolaan Sistem
Utilitas
d Tersusunnya SOP-
✔️
SOP pengelolaan
sistem utilitas
Identifikasi Sistem Utilitas yang ada di
✔️
puskesmas

25
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok Sosialisasi Pengelolaan Sistem Utilitas
✔️

Monitoring dan evaluasi Pengelolaan Sistem


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Utilitas

8 Program Tersusunnya Regulasi terkait pengelolaan


Pemeliharaan Peralatan
Peralatan a Tersusunnya SK Tim
✔️
Pengelolaan Peralatan
b Tersusunnya Uraian
✔️
Tugas Tim Pengelola
Peralatan
c Tersusunnya Pedoman
✔️
Pengelolaan Peralatan
d Tersusunnya SOP-
✔️
SOP terkait
pengelolaan peralatan
26
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok Identifikasi Peralatan, Inspeksi peralatan dan
✔️
Testing alat
Melakukan Kalibrasi
✔️ ✔️
Peralatan
Melakukan Perbaikan dan Pemeliharaan
✔️ ✔️
peralatan
Monitoring dan evaluasi Pengelolaan Peralatan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

9 Program Diklat Tersusunnya rencana pelatihan MFK+K3


✔️
MFK
Melaksanakan Workshop MFK
✔️

Melaksanakan Pelatihan dan simulasi APAR


✔️

Melaksanakan Simulasi Evakuasi


✔️

27
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok Monitoring dan evaluasi Pasca workshop
✔️

10 Pengenalan 1 Melakukan identifikasi


✔️
potensi bahaya resiko
dan
pengendalian
resiko K3 dan
MFK di
Fasyankes
11 Penerapan 1 Melakukan identifikasi
✔️
prinsip dan penilaian resiko
ergonomi ergonomi terhadap
peralatan kerja dan
pekerja
2 Membuat program,
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
melaksanakan
28
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok kegiatan, evaluasi dan
pengendalian resiko
ergonomi

12 Pemeriksaan 1 Pemeriksaan berkala


✔️ ✔️
Kesehatan pada pada seluruh
Berkala petugas

13 Pemberian 1 Pemberian imunisasi MELIHAT KETERSEDIAAN ANGGARAN


Imunisasi bagi terutama di area resiko
SDM di klinis resiko tinggi
Fasyankes infeksi
Yang Beresiko
14 Pembudayaan 1 sosialisasi mengenai
✔️ ✔️ ✔️ ✔️
perilaku Hidup tidak merokok,
Bersih dan melakukan aktivitas
Sehat di fisik dan olahraga,
29
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
Fasyankes konsumsi makanan
dan minuman sehat,
buang sampah pada
tempatnya, tidak
meludah, dsb
2 memberantas jentik
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
nyamuk dsb

XII PROGRAM PPI


1 Membentuk Tim PPI
✔️

2 Rapat Tim PPI


✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️

3 Menyusun Kebijakan, SOP, Pedoman/Panduan/Program PPI/


✔️
Indikator kinerja PPI

30
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
4 Pokok
Menyusun program PPI
✔️

5 Mensosialisasikan program PPI


✔️

6 Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi


a Penerapan PPI 1 Sosialisasi cara cuci
✔️
Kewaspadaan tangan yang benar dan
Standar saat yang tepat
kebersihan 2 Monitoring dan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
tangan evaluasi kepatuhan
petugas untuk cuci
tangan yang benar
3 Monitoring
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
ketersediaan air
bersih, sabun dan
hands rub di ruang

31
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
b Pokok
Penerapan PPI 1 Sosialisasi cara
✔️
Kewaspadaan penggunaan APD yang
Standar benar dan saat yang
Penggunaan tepat
APD 2 Monitoring dan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
evaluasi kepatuhan
petugas untuk
menggunakan APD
3 Monitoring
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
ketersediaan APD
c Penerapan PPI A Monitoring alur
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kewaspadaan dekontamisasi
standar peralatan perawatan
dekontaminasi pasien dan alat medis
peralatan lainnya
perawatan 1 Monitoring prosedur
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pasien pengelolaan peralatan
32
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok perawatan sesuai jenis
peralatan
2 Monitoring lama waktu
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
penyimpanan
peralatan steril
d Penerapan PPI B Monitoring tempat
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Kewaspadaan penampungan air
Standar bersih
Pengendalian 1 Monitoring
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
lingkungan ketersediaan air dalam
jumlah yang cukup
2 Monitoring sistem
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pengelolaan limbah
cair baik medis dan
non medis

33
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok C Monitoring sistem
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
ventilasi
1 Ketersediaan toilet
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
yang terpisah antara
laki-laki dan perepuan
2 Penentuan tata letak
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
bangunan berdasarkan
tingkat resiko
penularan penyakit
3 Ketersediaan area
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
parkir kendaraan
dengan jumlah area
yang proporsional
e Penerapan PPI 1 Monitoirng
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kewaspadaan Pengelolaan Limbah
standar Infeksius

34
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
pengelolaan 2 Monitoirng
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
limbah Pengelolaan Limbah
non Infeksius
3 Monitoring
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pengelolaan limbah
benda tajam
Monitoring
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pengelolaan limbah
cair
f Perlindungan 1 Menyusun kebijakan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Kesehatan penatalaksanaan
Kerja akibat tusukan
jarum/benda tajam
bekas pakai pasien

35
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok 2 Menyusun SOP
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
tatalaksana pasca
pajanan
3 Menyusun alur
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
paparan pasca
pajanan
4 Pemeriksaan berkala
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
semua petugas
kesehatan terutama
pada area resiko tinggi
g Penyuntikan Monitoring penyuntikan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
yang Aman yang aman
h Kebersihan 1 Sosialisasi dan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Pernafasan simulasi etika batuk
atau Etika kepada petugas
Batuk 2 Sosialisasi dan
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
simulasi etika batuk
36
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok kepada pengunjung
atau pasien
3 Pemasangan informasi
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
etika batuk di
puskesmas
i Penempatan 1 Menyusun SOP
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pasien penempatan pasien
infeksius di ruang
pemeriksaan
2 Monev pada
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
pelaksanaan prosedur
pasien infeksius dan
non infeksius (misal
ruang TB, Ruang
Isolasi untuk Ranap)
j Kewaspadaan 1 Menyusun SOP PPI
✔️
tranmisi pada transmisi kontak
37
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok kontak
melalui 2 Monev prosedur
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kewaspadaan
transmisi melalui
kontak
k Kewaspadaan 1 Menyusun SOP PPI
✔️
Transmisi pada transmisi droplet
Droplet 2 Monev
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
prosedurkewaspadaan
transmisi melalui
droplet
l Kewaspadaan 1 Menyusun SOP PPI
✔️
Transmisi pada transmisi
Airborne airborne
2 Monev prosedur
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
kewaspadaan tranmisi
melalui udara

38
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok
7 PPI menggunakan Bundles HAIs dan infeksi lainnya

a Bundles HAIs : 1 Monitoring Bundles


✔️
IDO, ISK, IAD, HAIs
Plabsi
b PPI pada 1 Monitoring
✔️
infeksi lainnya ketersediaan sarana
prasarana alat bantu
pernafasan
2 Audit Terapi oksigen
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
nasal
3 Auidt pemberian
nebulizer
4 Audit perawatan luka
✔️

39
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
8 Pokok
Penggunaan Antimikroba yang bijak
a Penggunaan 1 Kebijakan tentang
✔️
Antimikroba penggunaan antibiotika
yang bijak 2 Penyusunan
✔️
pedoman/panduan/
sop penggunaan
antibiotika
3 Monitoirng, evaluasi
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
dan pelaporan
penggunaan AB

9 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a Pelatihan 1 Pelatihan dasar PPI sesuai jadwal kegiatan yang tersedia


untuk Tim untuk ketua PPI/PJ
PPI/PJ PPI PPI
b Pelatihan 1 Sosialisasi kepada kondisional
✔️
40
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
PokokNakes
untuk semua petugas
Internal puskesmas tentang
prinsip2 PPI oleh ketua
PPI
2 Orientasi tentang kondisional
program PPI
Puskesmas kepada
semua karyawan baru/
mahasiswa baru
c Pelatihan PPI 1 Sosialisasi PPI kepada
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
untuk Masyarakat tentang
pengunjung penularan penyakit
dan pasien 2 Sosialisasi, praktek
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
atau simulasi
kebersihan tangan,
etika batuk,
penggunaan APD,
41
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok pembuangan limbah
dan pengendalian
lingkungan
3 Sosialisasi PPI kepada
✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
Masyarakat tentang
PHBS dan GERMAS

10 SURVEILANS
a IDO (Infeksi 1 Menyusun laporan kondisional
Daerah hasil surveilans HAIs
Operasi) pada angka kejadian
paska tindakan insisi
(bedah minor)
b Phlebitis 1 Menyusun laporan kondisional
hasil surveilans HAIs
pada angka kejadian
paska tindakan insisi
42
No Kegiatan Rincian Kegiatan 2022 2023
Pokok (bedah minor) dan
paska prosedur
pemasangan infus
c KIPI (Kejadian 1 Menyusun laporan kondisional
Ikutan Pasca hasil surveilans HAIs
Imunisasi pada angka kejadian
paska tindakan
palayanan imunisasi
d Abses Gigi 1 Menyusun laporan kondisional
hasil surveilans HAIs
pada angka kejadian
infeksi pasca tindakan
pelayanan gigi yang
terjadi abses

43
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang

0
B. Standar Fasilitas
Surat keputusan Menkes Nomor Nomor 128/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods). Terlihat bahwa puskesmas dan jaringannya merupakan ujung
tombak dinas kesehatan dalam upaya mewujudkan target SPM kesehatan di
kabupaten/kota. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni
:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, yakni :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa

1
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Fasilitas pelayanan yang ada di Puskesmas Ngemplak Simongan


meliputi :
1. Upaya kesehatan wajib adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan adalah :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Upaya Kesehatan Pos Pembinaan Terpadu
d. Upaya Kesehatan Lansia
3. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat
serta upaya pencatatan dan pelaporan merupakan pelayanan
penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan
Puskesmas Ngemplak Simongan.

2
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan di Puskesmas Ngemplak Simongan diawali


di loket pendaftaran, dimana pasien mengambil nomor urut pendaftaran.
 Bagi pasien lama (pasien yang sudah pernah berobat ke Puskesmas),
pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Kartu berobat
Puskesmas Ngemplak Simongan.
 Bagi pasien baru (pasien yang belum pernah berobat ke Puskesmas)
pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan kartu Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) atau kartu identitas lainnya (KTP).
 Bagi pasien dengan kasus kegawatdaruratan langsung dibawa ke
ruang tindakan untuk mendapatkan penanganan. Salah satu anggota
keluarga atau yang mengantarkan pasien dapat mengurus
pendaftaran.
 Bagi pasien JKN harus menunjukkan kartu JKN sebagai bukti
kepesertaan.

Petugas pendaftaran mengambil Rekam medis berdasarkan identitas


pasien. Bagi pasien umum (tidak memiliki kartu JKN) setelah mendapatkan
Rekam medis, pasien diminta untuk membayar retribusi. Kemudian pasien
diminta menunggu di depan ruang pelayanan yang dituju (BP Umum, BP
Gigi, KIA/KB, MTBS, Imunisasi, Pemeriksaan IVA). Bagi pasien umum
dengan tindakan, maka wajib membayar retribusi tindakan sesuai Perwal.
Pemeriksaan kesehatan pasien dilakukan di unit pelayanan masing-
masing.
» Bila dari pemeriksaan awal diperlukan pemeriksaan penunjang
diagnostik, maka pasien diberikan rujukan internal ke Laboratorium.
Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang, pasien kembali ke unit
pelayanan sebelumnya untuk mendapatkan resep sesuai dengan
diagnosis penyakit.
» Bila diperlukan konsultasi ke unit pelayanan terkait, maka pasien
diberikan rujukan internal ke unit pelayanan terkait ( missal: pasien
dari BP Gigi dengan Hipertensi, maka dikonsultasikan ke BP Umum).
» Bila dari pemeriksaan awal diperlukan untuk pemeriksaan lanjutan ke
Rumah Sakit, maka pasien diberikan rujukan eksternal ke Rumah
Sakit yang dituju.

3
» Bila pasien tidak mendapatkan rujukan internal maupun eksternal,
maka pasien mendapatkan resep untuk mengambil obat di ruang obat.

BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuanatau


seni serta proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan material atau
alat-alat kesehatan. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya
bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas
yang dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian manajemen logistik dapat
dipahami sebagai proses penggerakkan dan pemberdayaan semua sumber
daya yang dimiliki dan atau potensial untuk dimanfaatkan,untuk operasional,
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk menilai apakah pengelolaan
logistik sudah memadai adalah dengan menilai apakah sering terjadi
keterlambatan dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali
frekuensinya, berapa banyak persediaan yang menganggur (idle stock) dan
berapa lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau
rusaknatau tidak dapat dipakai lagi.

Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-


kegiatan :
A. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar
kebutuhan bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu,
biasanya untuk satu tahun. Ada dua cara pendekatan yang digunakan
dalam perencanaan kebutuhan obat, yaitu :
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan
nyata dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :
b. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode
c. jumlah pembelian pada periode waktu
d. jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode
e. membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan
dengan kinerja yang dicapai

4
f. membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya
frekuensi barang yang diminta ‘habis’ atau tidak ada
persediaan,jumlah barang yang menumpuk, serta penyebab
terjadinya keadaan tersebut.

2. Dengan melihat program kerja yang akan datang:


a. membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana
kegiatan pada periode waktu yang akan datang, yang berorientasi
kepada program pelayanan, pola penyakit, target kinerja
pelayanan
b. memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisai bahan,
ataupun kebijakan dalam pengadaan. (Untuk obat misalnya ada
Formularium, untuk pengadaan di Puskesmas)
c. menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan
awal, baik meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistic
d. memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.

B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan
harga satuan (dapat berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau
menurut informasi yang terbaru), sehingga akan diketahui kebutuhan
anggaran untuk pengadaaan bahan logistik tersebut.

C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang
dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik
melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang
Farmasi Kabupaten berdasarkan usulan kebutuhan obat dari Puskesmas.

D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi
penerimaan barang, yang sebenarnya juga mempunyai peran strategi.
Secara garis besar yang harus dicek kebenarannya adalah :

5
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta
waktu penyerahan barang terhadap surat pesan (SP), surat
perintah kerja (SPK)atau purchase order (PO).
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan,
bau, noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas
bahan.
3. Kesesuian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO

Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara


penerimaan (BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan
logistik ada beberapajenis barang logistik, yang biasanya tidak langsung
disimpan digudang, akan tetapi diterimakan langsung kepada pengguna.
Yang penting adalah bahwa mekanisme ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tercipta internal check (saling uji secara otomatis) yang memadai,
yang ditetapkan oleh yang berwenang (Pimpinan).

Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran


distribusi.Beberapa keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :

1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi


kesulitan memperkirakan kebutuhan secara akurat
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan
harga bahan
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian

Ada beberapa teori tentang pengendalian persediaan logistik, namun


dalam penerapannya harus hati-hati. Misalnya saja untuk menerapkan teori
pengendalian persediaan ada beberapa syarat, antara lain :

1. Kebutuhan bahan dapat diperkirakan dan dihitung dengan pasti.


2. Kesinambungan pemasok dapat dijamin
3. System informasi logistik yang terintegrasi dalam system informasi
manajemen , memadai
4. Pengawasan internal (internal auditor) berjalan dengan baik dan
konsekuen
5. Membudayakan pelaksanaan kerja yang tertib dan sehat
6. Reward dan punishment system yang konsisten dan konsekuen
7. Tersedia gudang dan pengelolaan yang memadai
8. Anggaran yang cukup.
6
Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di
Puskesmas adalah dengan memperhatikan sifat barang/obat, apakah
termasuk barang vital, esensial atau normal (VEN system), digabungkan
dengan apakah barang tersebut termasuk fast atau slow moving. Kombinasi
kedua metode ini selama periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan atau
penggunaannya akan diketahui rata-rata penggunaan perbulan, dan juga
fluktuasi permintaannya. Dari perhitungan itu secara empiris, dapat
ditentukan berapa besar jumlah :

1. Persediaan minimal/jenis barang per bulan


2. Persediaan maksimal/jenis barang per bulan
3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)

Untuk menghitung ini, yang perlu diperhatikan adalah berapa lama


(durasi) waktu penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/supplier sampai
barang diterima oleh Puskesmas (ini disebut Lead Time) dan berapa
kebutuhan barang selama periode tersebut.

Dalam penyimpanan dikenal ada system FIFO (first in first out).


Khusus di puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first
out (FEFO), manan yang mempunyai mempunyai masa kadaluarsa
pendek/singkat harus dikeluarkan terlebih dahulu, tidak tergantung kapan
diterimanya digudang.

E. Pendistribusian

Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak


langsung akan mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan oleh
karena itu harus ditetapkan prosedur yang baku pendistribusian bahan
logistik, meliputi :

1. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab mengenai kebenaran


dan kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi
maupun penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi
pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab menyetujui permintaan
dan pengeluaran barang dari gudang.

F. Penghapusan

7
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab
bendahara barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan
dari catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan barang diperlukan
karena :

1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali


2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk
didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain

Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :

1. Pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam


2. Dijual/dilelang. Untuk instansi pemerintah, hasil penjualan dan
pelelangan harus disetor ke kas Negara.

Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara


Penghapusan, yang tembusannya dikirim ke instansi yang berkompeten.

8
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan


meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang
optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003).
Keselamatan pasien menghindarkan pasien dari cedera/cedera potensial
dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.

Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan pasien di


Puskesmas., meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) Puskesmas
terhadap pasien dan masyarakat,menurunnya KTD (kejadian tidak
diharapkan) di Puskesmas, terlaksananya program - program pencegahan,
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).

Sistem Patient Safety

 Assesment Resiko

 Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko


pasien

 Pelaporan dan analisa insiden

 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko


Solusi: Mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Adverse Event /KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)

Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan


pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak
(ommission) ketimbang daripada “underlying dessease” atau kondisi pasien
(KPP-RS). KTD yang tidak dapat dicegah (unprevetable adverse event) yaitu
suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
yang mutakhir.

Near miss/ KNC (Kejadian Nyaris Cedera)

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu


tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (ommission), yang dpt mencederai pasien tetapi cedera serius tidak
9
terjadi karena keberuntungan*), karena pencegahan**), atau karena
peringanan***).

Misal :
*) Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul
reakasi.
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain
dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan
diberikan antidotum-nya

Tujuh standar keselamatan pasien

1. Hak pasien:Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat


informasi ttg rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan
KTD,
2. Mendidik pasien dan keluarga:Puskesmas harus mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tangung jawab pasien dalam
asuhan pasien,
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan:Puskesmas
menjamin keseinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan,
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien:Puskesmas
harus mendisain proses baru atau memperbaiki prosed yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien,
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien:Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi melalui penerapan tujuh
langkah menuju KPRS. Pimpinan menjamim berlangsungnya program
proaktif untuk identifikasi risiko keselatan pasien dan program
menekan atau mengurangi KTD. Pimpinan mendorong dan
menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan
pasien. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta
meningkatkan keselamatan pasien. Pimpinan mengukur dan mengkaji

10
efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Puskesmas dan
keselamatan pasien,
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Puskesmas memiliki proses
pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan untuk meningkatkan dan ememlihara kompetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien,
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien: Puskesmas merencanakan dan mendesain proses
manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal dan eksternal. Transmisi data dan informasi harus
tepat waktu dan akurat.

Tujuh langkah menuju kesematan pasien


1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien: Ciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil,
2. Pimpin dan dukung staf anda: Bangun komitmen dan fokus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien,
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko: Kembangkan sistem dan
proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal
yang potensial bermasalah,
4. Kembangkan sistem pelaporan: Pastikan staf agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian/insiden, serta Puskesmas mengatur
pelaoran kepada KKPRS,
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien: Kembangkan cara-
cara komunikasi yang terbuka dengan pasien,
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien:
dorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul,
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien:Gunakan infromasi yang ada tentang kejadian/masalah
untuk melakukan perubahan sistem pelayanan.

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,


Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus dilaksanakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal
diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam kriteria tempat
kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga
ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
Puskesmas, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya),
radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gangguan psikososial dan
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan
kehidupan bagi para karyawan di Puskesmas, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan
pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang
toksik , peralatan listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar
bahaya yang dihadapi dalam Puskesmas atau instansi kesehatan dapat
digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar
atau meledak (obat– obatan);
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik;
3. Bahaya radiasi;
4. Luka bakar;
5. Syok akibat aliran listrik;
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam;
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Pada umumnya bahaya
tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain
dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Pada
kesempatan ini akan dikemukakan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di Puskesmas / instansi kesehatan.

12
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh
karena itu K3 Puskesmas perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan
K3 Puskesmas lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah pedoman
manajemen K3 di Puskesmas, baik bagi pengelola maupun karyawan
Puskesmas.
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan
sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut
diharapkan dapat mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan (malpraktek)
serta mengurangi penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja. Proses
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses
manajemen umumnya adalah penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu
perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi
perencanaan meliputi perkiraan / peramalan, dilanjutkan dengan penetapan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menganalisa data, fakta dan
informasi, merumuskan masalah serta menyusun program. Fungsi berikutnya
adalah fungsi pelaksanaan yang mencakup pengorganisasian penempatan
staf, pendanaan serta implemen- tasi program. Fungsi terakhir ialah fungsi
pengawasan yang meliputi penataan dan evaluasi hasil kegiatan serta
pengendalian.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu


merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang
untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan kesehatan diperlukan agar
produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya sehingga memuaskan
masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan
dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu.
Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA
(Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan
berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan
kesehatan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya,
meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses
untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi
perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk
melaksanakan peningkatan mutu.
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya
mengacu pada upaya peningkatan mutu.

Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat


yang tepat oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali
hal-hal yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi dimana
staf mungkin dapat mempebaikinya.
Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting.
Definisikan secara operasional masalah yang dipilih,
misalnya,bagaimana staf mengetahui bahwa hal yang
diidentifikasi merupakan masalah?Bagaimana staf mengetahui
bahwa masalah sudah terpecahkan, dengan cara menentukan
kriteria keberhasilan pemecahan masalah.
14
Langkah 2 : Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek.
Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses
terjadinya masalah.

Langkah 3 : Tentukan sebab masalah yang pokok


Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan
keterkaitannya dengan masalah. Gunakan metode untuk
mengetes hipotesis tentang sebab-sebab yang mungkin
menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan data untuk mengetes
hipotesis dan untuk menentukan faktor penyebab yang paling
dominan.
Langkah 4 : Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif
untuk menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat
diatasi.
Langkah 5 : Pilih solusi yang dapat dilaksanakan.
Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin
dilaksanakan, dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan
masalah, biaya yang diperlukan, kemungkinan solusi dapat
dilaksanakannya, atau kriteria lainnya.
Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan
PDCA

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:


a. Merencanakan (PLAN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu
ditentukan tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus
memutuskan “siapa, apa, dimana, dan bagaimana” solusi akan
dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan penjelasan tentang berbagai
asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan adanya penolakan dari
pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah diputuskan tentang
data yang harus dikumulkan untuk memantau keberhasilan
pelaksanaan solusi masalah.
b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan,
termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk memantau
perubahan yang terjadi, dan mengamati tingkat kemudahan atau
kesulitan pelaksanaan solusi. Amati bagamana solusi tersebut
dilaksanakan. Buat catatan tentang segala sesuatu yang dianggap
menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau kesalahan yang

15
muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai kesempatan untuk
membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan
pelajaran apa yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan
pelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : ”Lanjutkan
proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal
dengan tujuan melakukan modifikasi”.

16
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan


atau pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa
pelayanan kesehatan,maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan.
Dan banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala
dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir,
dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul
menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari
kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan
pelayanan yg tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu, managemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam
pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pedoman ini menyampaikan hasil kajian ketenagaan sarana dan
pengendalian mutu pelayanan puskesmas, agar Puskesmas dapat
menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan proses pelayanan maupun sumber daya yg digunakan.

17

Anda mungkin juga menyukai