Anda di halaman 1dari 109

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang bersifat
Public Goods artinya pelayanan yang harus tersedia dan dapat dijangkau oleh setiap
orang untuk memperoleh peluang dan mengembangkan kemampuan hidup sehat,
yang pada akhirnya kesehatan merupakan gaya hidup masyarakat. Hal ini tertuang
pada Rencana Pembangunan Kesehatan pada periode 2020-2024 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional) 2020-2024 telah menentukan Strateginya yang terurai dalam
lima point, yaitu, (1) peningkatan Kesehatan ibu dan anak dan kesehatan reproduksi;
(2) percepatan perbaikan Gizi masyarakat; (3) peningkatan pengendalian penyakit;
(4) penguatan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas); (5) peningkatan pelayanan
kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Sasaran pokok RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)
tahun 2020-2024 adalah: (1) meningkatnya ketersediaan fasyankes dan pelayanan
kesehatan yang bermutu; (2) meningkatnya perbaikan pengelolaan BPJS Kesehatan;
(3) menurunnya kematian maternal dan neonatal; (4) meningkatnya status gizi balita;
(5) meningkatnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; (6)
meningkatnya advokasi kesehatan dan aksilintas sector; (7) meningkatnya
pencegahan dan pengendalian penyakit dengan mengutamakan pendendekatan factor
risiko; (8) meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat; (9)
meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu kefarmasian dan alat kesehatan; (10)
meningkatnya pemenuhan SDM kesehatan sesuai standar; (11) meningkatnya
pembiayaan kesehatan; (12) meningkatnya sinergisme pusat dan daerah; (13)
meningkatnya efektivitas pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan dan
system informasi kesehatan untuk pengambilan keputusan; (14) meningkatnya tata
kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

1
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.(Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas).
Saat ini keberadaan Puskesmas telah memberikan kontribusi yang cukup
besar teerhadap pembangunan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di
wilayahnya. Hal tersebut dapat dilihat dengan menurunnya angka kematian bayi
(AKB), angka kematian Ibu (AKI), angka kematian balita (AKABA) dan beberapa
penyakit menular dan degeneratif. Juga keberadaan Puskesmas tersebut juga telah
berkontribusi signifikan terhadap peningkatan status gizi masyarakat khususnya bayi,
anak balita, ibu hamil dan lain-lain.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kemasan program pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas memliliki daya ungkit yang tinggi
terhadap derajat kesehatan masyarakat. Program-program tersebut antara lain upaya
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, upaya promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, upaya kesehatan lingkungan dan upaya
pengobatan. Kemudian puskesmas pun diberikan keleluasaan dengan program upaya
kesehatan dan pengembangan.
Program ini merupakan program inovatif dari Puskesmas itu sendiri, karena
disesuaikan dengan spesifik wilayah, geografis, kemampuan finansial dan tenaga.
Namun meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang optimal dan terjangkau, maka sumber daya bidang kesehatan dituntut
untuk lebih bekerja secara profesional yang menjamin outcome yang dirasakan
langsung masyarakat, hal ini tertuang dalam UU Nomor 36 Tahun 2009, yang
menyatakan setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan serta memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan paripurna.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut kiranya setiap Puskesmas perlu
melakukan penilaian kinerjanya. Penilaian Kinerja Puskesmas dibuat dalam rangka
perwujudan tanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan
sumber daya dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dipercayakan kepada setiap
instansi pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.
Penilaian Kinerja juga berfungsi sebagai alat kendali, alat penilaian kinerja
dan alat pendorong terwujudnya good goverment. Dalam perspektif yang lebih luas
maka Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) berfungsi sebagai media
pertanggungjawaban kepada publik.

2
1.2. Pengertian
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian
hasil kerja/prestasi Puskesmas. Laporan kinerja yang telah dibuat ini merupakan
gambaran dari situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas, baik dari segi sarana–
prasarana dan sumber daya manusia yang ada, sehingga dari hasil yang ada dapat
dinilai kinerja dari Puskesmas itu sendiri.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen
mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri,
kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas


1.3.1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten /kota.
b. Tujuan Khusus
 Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan
serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
 Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukandalam
penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota
untuk tahun yang akan datang.

1.3.2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas


1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan
serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2. Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan
peringkat kategori kelompok puskesmas.
3. Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten /
kota untuk tahun yang akan datang.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian
hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan.
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada
upaya–upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan:
3
1. Pelayanan Kesehatan:
 Upaya Kesehatan Essensial.
 Upaya Kesehatan Pengembangan.
2. Manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:
a. Manajemen Operasional yang terdiri dari Perencanaan puskesmas, Sistem
pencatatan dan pelaporan tepat waktu, membuat SOP untuk tiap ruangan,
lokakarya mini, penilaian kinerja
b. Manajemen sumber daya yang terdiri dari Sumber daya peralatan (medis/non
medis), manajemen obat dan bahan habis pakai, manajemen keuangan, serta
manajemen tenaga di puskesmas.
c. Manajemen pengembangan mutu pelayanan PKD

3. Mutu Pelayanan:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, dimana masing-masing program kesehatan mempunyai
indikator mutu tersendiri.
d. Penilaian out come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.

4
BAB II
ANALISIS SITUASI

2.1. Geografis
Puskesmas berperan sebagai penyelenggara dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan dan merupakan ujung tombak pembangunan Kesehatan di daerah.
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka memiliki tanggung jawab upaya kesehatan di
bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilatif dengan wilayah kerja terdiri dari 5
Kelurahan dan 4 desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Tukka. Fungsi dari
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka tersebut adalah sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga menuju
masayarakat yang mandiri dan sehat serta pusat pelayanan strata I (pelayanan tingkat
dasar).
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka adalah salah satu dari Puskesmas yang
ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, terletak di Wilayah Kecamatan Tukka, dengan
luas wilayah seluruhnya mencapai 150,93 km2(Sumber: BPJS Kab.Tapanuli Tengah)
Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan TukkaTapanuli Tengah
Wilayah kerja Puskesmas Tukka terdiri dari 4 desa dan 5 kelurahan, yaitu
Kelurahan Tukka, Kelurahan Sipange, Kelurahan Bonalumban, Kelurahan
Hutanabolon, Kelurahan Aek Tolang Induk, Desa Sigiring-giring ,Desa S.Kalangan
II, Desa Tapian Nauli Saurmanggita, Desa Aek bontar.
Secara geografis, Puskesmas Tukka memiliki batas-batas yang membatasi
wilayah kerja Puskesmas Tukka, yaitu:
 Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Pandan
 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Badiri
 Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Pandan
 Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Tapanuli Timur
Jarak Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka ke Ibu kota Kabupaten ± 2,5 Km.
Pada Umumnya Wilayah kerja Puskesmas Tukkai dapat dijangkau dengan kendaraan
roda dua maupun kendaraan roda empat.
Di Kecamatan Tukka terdapat beberapa desa yang merupakan daerah yang
sulit dijangkau dengan sarana transportasi, yaitu Desa Tapian Nauli Saurmanggita,
Desa Aek bontar.
Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan
dikarenakan beberapa daerah berada dikawasan yang cukup terpencil sehingga
tenaga Kesehatan dan sebaliknya masyarakat sulit untuk menuju Puskesmas.
5
2.2. Demografi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tukka Tahun 2022 (Januari-Desember
2022) berjumlah 14375 jiwa dan jumlah kepala keluarga di Kecamatan Tukka adalah
sebanyak 3180 KK.

6
7
Adapun distribusi jumlah penduduk dan kepala keluarga perkelurahan dapat
dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini:
Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Januari-Desember) 2022
Jumlah Penduduk Jumlah
No Nama Kel/Desa Penduduk (Jiwa)
Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)
1 Kelurahan Tukka 1447 1526 2973
2 Kelurahan Sipange 1335 1342 2677
3 Kelurahan Bonalumban 1108 1153 2261
4 Kelurahan Hutanabolon 1500 1492 2992
5 Kelurahan Aek tolang induk 712 703 1415
6 Desa S.manggita 236 227 463
7 Desa S.Kalangan II 488 429 917
8 Desa Sigring-giring 238 197 435
9 Desa Aek Bontar 127 115 242
Jumlah 7191 7184 14375

Sumber : BPS Kab. Tapanuli Tengah, 2022 (Januari-Desember 2022)


Pada tabel 2.2 diatas dapat dilihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas
Tukka Kecamatan Tukka pada tahun 2022 (Januari - Desember 2022), kel/desa
dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kelurahan Hutanabolon sebesar 2992 jiwa
dan kel/desa dengan jumlah penduduk terendah yaitu Desa Aek Bontar yaitu sebesar
242 jiwa.
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Tukka beraneka ragam, mulai
dari bertani, buruh, pedagang,nelayan, wiraswasta, polisi, pegawai swasta, pegawai
negeri, ABRI dan lain-lain.

2.3. Bidang Kewenangan


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 75 tahun 2014 pasal 35 ayat
1 dan 2 menyebutkan bahwa Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan
berkesinambungan. Upaya kesehatan tingkat pertama yang dimaksud adalah upaya
kesehatan Esensial dan Pengembangan.
a. Upaya kesehatan esensial, meliputi :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana.
4. Pelayanan Gizi.

8
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan, meliputi :
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia,
Kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Tradisional, Prolanis.
Wilayah kerja Puskesmas Tukka memiliki sarana pendidikan dari berbagai
jenjang, mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
lanjutan.Semua murid dan siswa di semua sarana pendidikan dasardan lanjutan
adalah sasaran pelayanan kesehatan Puskesmas Tukka, melalui program-program
UKS, UKGS, KIA-Anak dan Imunisasi.

2.4. Aspek Strategis


Program dan indikasi kegiatan dalam pembanguan kesehatan ditujukan upaya
pencapaian visi dan misi Puskesmas Tukka yang dapat memberikan kontribusi
kepada pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Program dan kegiatan prioritas yang terakomodir disetiap lini pelayanan
dapat diharapkan mampu mencerminkan pelayanan kesehatan secara komprehensif,
efektif, efisien dapat diakses dengan mudah dan terjangkau masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Tukka khususnya, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap
para pengguna jasa Puskesmas.
Prioritas pelayanan kesehatan adalah peningkatan pelayanan kesehatan
kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan lain-lain.
Puskesmas Tukka memiliki 5 buah Puskesmas pembantu, yaitu 1 buah pustu di
Kelurahan Hutanabolon, 2 buah pustu di desa Sipange, 1 buah pustu di desa Sigiring-
giring, 1 buah pustu di desa S kalangan II.

2.5. Aspek Sumber Daya Manusia (Ketenagaan)


Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang sangat penting
terhadap pembangunan dan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tukka
Kecamatan Tukka.
Sumber Daya Manusia berdasarkanJenisKetenagaan dan Status Kepegawaian
Puskesmas di Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka Tapanuli Tengah Tahun 2022
terlihat pada tabel di bawah:

9
Tabel 2.5
Jumlah Sumber Daya ManusiaTahun 2022 (Januari-Desember 2022)
Status Kepegawaian
PNS PTT Honore Sukarela Jumlah
JenisKetenagaan
r
L P L P L P L P L P
Dokter
Dokter Umum 1 4 - - - - - - 1 4
Dokter Gigi - 1 - - - - - - - 1
Perawat
S1/Ners - 1 - - - - - - - 1
D3 2 6 - - 1 6 1 - 4 20
SPK/SMK - 3 - - - 1 - - - 4
D3 Gigi - - - - - - - - - -
D4 Gigi - - - - - - - - - -
Bidan
D1 - - - - - - - - - -
D3 - 25 - - - 12 - 5 - 42
D4 Pendidik - - - - - - - - - -

Kesehatan Masyarakat
Epidemiologi (S2) - - - - - - - - - -
Epidemiologi (S1) - 2 - - - - - - - 2
Administrasi Kesehatan - - - - - - 1 - 1 -
(S1)
Promosi Kesehatan (S1) - 1 - - - 1 - - - 1
Promosi Kesehatan - - - - - - - - - -
(D4)
Kesling/Sanitarian (S1) - 1 - - - - - - - 1
Kesling/Sanitarian (D3) - - - - - - - - - -
Nutrisionis (S1) - - - - - - - - - -
Nutrisionis (D3) - 2 - - - 1 - - - 3
Analisi Kesehatan
Laboratorium - 1 - - - - - - - 1
Apoteker
Asisten Apoteker (SMF) - 1 - - - - - - - 1
Asisten Apoteker (D3) - 1 - - - - - - - 1
Farmasi (S1) - 1 - - - - - - - 1
Analisis Farmasi dan 1 1
Makanan
D3 - - - - - - - - - -
Administrasi S1 Komputer - - - - - - - 1 - 1
Radiologi 1 - - - - - - - - -
Jumlah 4 47 - - 1 22 2 6 6 85

Jumlah Pegawai Seluruhnya : 85 Orang


Sumber : Profil Puskesmas Tukka, 2022 (Januari-Desember 2022).

10
2.6. Aspek Ketersediaan Obat
Obat adalah salah satu komponen dalam sarana kesehatan yang sangat
dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Di Kecamatan Tukka kebutuhan obat
terbesar adalah obat-obatan jenis antibotik dan golongan analgetik-antiphiretik,
mengingat jumlah kasus penyakit terbesar adalah penyakit infeksi. Kebutuhan obat-
obatan jenis lain disesuaikan dengan jumlah kasus penyakit, Namun secara umum
kebutuhan obat terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan obat berasal dari Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah,
yang disuplai secara periodik setiap 1 bulan sekali untuk jenis obat rutin, sedangkan
untuk jenis obat program dapat diambil kapan saja sesuai kebutuhan program
terkecuali untuk vitamin A yang selalu secara periodik didistribusikan setiap bulan
Februari dan Agustus.
2.7. Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan
Di wilayah kerja PuskesmasTukka sampai dengan Tahun 2022 (Januari-
Desember 2022) terdapat beberapa sarana yang masih belum mencukupi. Sedangkan
fasilitas lain yang belum memadai adalah Poskesdes dan Pustu, karena adanya
kerusakan berat dan sedang.

11
Tabel 2.7
Jumlah Sarana Pelayanan KesehatanTahun 2022 (Januari-Desember 2022)
Jenis Sarana Jumlah Keterangan
Puskesmas 1 Baik
Ambulance - -
KenderaanRoda 2 11 5 Baik, 4 Kurang Baik,2
Rusak Berat
PuskesmasKeliling 1 Baik
PuskesmasKelilingPerairan - --
PuskesmasPembantu 5 4 Baik, 1 Kurang Baik
Rumah Dinas 3 1 Baik, 2 Rusak Berat
Poskesdes 2 Rusak Berat
Polindes 1 Rusak Berat
Poskestren - -
PosyanduLansia 5 Baik
Posbindu PTM Aktif 7 Baik
PosyanduBalita 18 Baik
TempatTidurPerawatanUmum 9 4Baik, 5 Kurang Baik
TempatTidurPerawatanPersalinan 4 3 Baik, 1 Kurang Baik
Komputer 5 Baik
Laptop 1 Baik
Proyektor 1 Baik
Laboratorium 1 Baik
Rostul 2 Baik
Gudang Obat 1 Baik

2.8. Aspek Peran Serta Masyarakat (UKBM)


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah
lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.Di wilayah kerja
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka dari 9 desa/kel, belum ada satu pun yang
menjadi desa siaga aktif.
Keadaan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) di wilayah kerja
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka dapat dilihat pada tabel berikut ini:

12
Tabel 2.8
Keadaan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Tahun 2022 (Januari-Desember 2022)
Kelurahan/Desa Jumlah Kader Kesehatan
Kader Posyandu Kader Dukun Jumlah
Bayi/Balita PosyanduLansia
Tukka 1 2 - 3
Bonalumban 1 2 - 3
Hutanabolon 1 2 - 3
Aek Tolang Induk 1 2 - 3
Sipange 1 2 - 3
Sigiring-giring 1 2 - 3
S. Kalangan II 1 2 - 3
T.Nauli S. Manggita 1 2 - 3
Aek Bontar 1 2 - 3

2.9. Pembiayaan Kesehatan


Pembiayaan sektor kesehatan sangat penting untuk pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Tukka. Pembiayaan sektor kesehatan bersumber antara lain
dari dana DAU (Dana Alokasi Umum), Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional, dan
BOK (Biaya Operational Puskesmas)
Pembiayaan di Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli
Tengah sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN.

13
BAB III
RENCANA STRATEGIS

3.1. Visi, Misi dan Tata Nilai


Sejalan dengan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah maka Visi
Puskesmas Tukka : “Terwujudnya masyarakat kecamatan tukka yang mandiri untuk
hidup sehat.

”. Dengan motto Puskesmas “Anda Sehat Tujuan kami, Anda sembuh


harapan kami”.
Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan beberapa misi sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan yang berkualitas prima
b. Mewujudkan pelayanan kesehatan bermutu,profesional merata dan terjangkau
oleh masyarakat
c. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan
d. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemeriharaan kesehatan

Yang dimaksud menyelengarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas


prima yaitu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara profesional,
terjangkau, akuntabel dan memuaskan pelanggan. Harus terurai dlm Renstra
Puskesmas.
Tata Nilai :
1. C : Cermat menangggapi masalah
2. E : Empati semua keluhan pasien
3. R : Ramah dalam memberikan pelayanan kesehatan
4. I : Inovatif dalam pelayanan dan progam kesehatan
5. A : Aman dalam bekerja

Bahan capaian ; indikator cakupan pelayanan dasar puskesmas, indeks


kepuasan pelanggan (lihat sumber ; UU Kesehatan tahun 2009, Permenkes No 4
Tahun 2021, SPM Kesehatan dan Permendagri tentang IKM.)

14
3.2 Tujuan
3.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum adalah terwujudnya institusi yang mampu menggerakkan
pembangunan bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan status kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermutu.
3.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan UKP
dan UKM yang berkualitas dan berkesinambungan.
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan dan teknologi
serta terwujudnya penghargaan profesi yang diberikan berbasis kinerja.
3. Meningkatnya prasaran dan sarana serta terwujudnya upaya kesehatan yang
dikelola secara strategis, efektif dan efisien.
4. Tersedianya pelayanan kesehatan unggulan yang kompetitif sehingga
meningkatnya kualitas layanan.

3.3. Strategi
Strategi adalah penjelasan pemikiran-pemikiran secara konseptual, analitis,
realistis, rasional, dan komprehensif tentang berbagai langkah yang diperlukan untuk
mencapai atau untuk memperlancar/mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
1. Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan yang integratif
dan komprehensip. Puskesmas pada awalnya adalah bersifat public health
center yaitu didirikan untuk kepentingan masyarakat (nirlaba) yang tidak
hanya berfungsi untuk menyembuhkan orang sakit tapi juga menyehatkan
masyarakat, yang sumber dananya bergantung pada subsidi pemerintah.
Mewujudkan pelayanan kesehatan bermutu, profesional merata dan
terjangkau oleh masyarakat
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemeriharaan kesehatan

15
3.4. Rencana Pengembangan Produk Baru
Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah
menawarkan produk jasa pelayanan sebagai berikut:
a. Rawat Jalan
b. Layanan Persalinan 24 jam
c. Layanan Pemeriksaan Penunjang Farmasi
d. Konsultasi Gizi
e. Konsultasi Kesehatan Lingkungan

3.5 Kebijakan
Berdasarkan target yang ingin dicapai maka arah kebijakan Puskesmas Tukka
Kecamatan Tukkadi bagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Kebijakan Internal
Kebijakan internal ialah kebijakan Puskesmas Tukka dalam upaya
peningkatan tugas pokok dan fungsi Puskesmas:
1. Pemanfaatan tenaga kesehatan yang profesional berbasis kompetensi.
2. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti (evidence based) dan hasil
penelitian kesehatan.
3. Pengelolaan pelayanan kesehatan berbasis kinerja dan sesuai regulasi yang
telah ditetapkan.
b. Kebijakan Eksternal
Kebijakan eksternal ialah kebijakan Puskesmas Tukka dalam rangka
mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat, antara lain:
1. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih
dan sehat, perbaikan gizi masyarakat dan perbaikan sanitasi lingkungan serta
pencegahan dan penaggulangan penyakit dan KLB.
2. Pengawasan di bidang ketersediaan, pemerataan, mutu dan pelayanan di
bidang farmasi termasuk obat asli Indonesia dan makanan minuman.
3. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan.
4. Semua masyarakat terjamin pemeliharaan kesehatan.
d. Kebijakan Tarif Pelayanan

Puskesmas akan memproteksi layanan bagi masyarakat tidak mampu/KIS,


mengacu kepada Perdayang ada selama dalam dinamika lingkungan eksternal yang
masih kondusif. Puskesmas bekerja sama dengan BPJS dengan sistem tarif berupa
kapitasi berdasarkan jumlah peserta yang dilayani di wilayah kerja Puskesmas Tukka

16
Kecamatan Tukka.Kapitasi dibayar BPJS Kesehatan mengacu beberapa hal seperti
berapa banyak dokter yang bertugas di Puskesmas.

3.6 Indikator dan Target Kinerja 2022


Program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas Tukka
Kecamatan Tukka pada Tahun 2022 (Januari-Desember 2022) sebanyak 10 program
dengan 37kegiatan dan indikator kinerja. Target kinerja Puskesmas Tukka
menggunakanIndikator dan target Capaian Kinerja Tahun 2019 dari Dinas
Kesehatan, adalah sebagai berikut:

17
18
INDIKATOR DAN TARGET CAPAIAN KINERJA DALAM PELAYANAN
DI PUSKESMAS KABUPATEN TAPANULI TENGAH

I. INDIKATOR KINERJA MANAJEMEN PUSKESMAS

N SKALA
NILAI
O JENIS VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL Nilai 0 Nilai 5 Nilai 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A. Manajemen Sumber daya Puskesmas
1. Updating data Aplikasi Pembaharuan data ASPAK yang Belum pernah Data di update 1 Data telah di
Sarana,Prasarana dan Alat dilakukan secara berkala paling dilakukan updating kali setahun, isian update minimal 2
Kesehatan (ASPAK) sedikit 2 (dua) kali dalam setahun data data tidak lengkap kali setahun. Isian
di tahun berjalan. Data ASPAK data lengkap
sesuai dengan kondisi riil di
Puskesmas . Isian data lengkap
apabila rincian keterangan data
Sarana, Prasarana, Alat Kesehatan
diisi lengkap, contoh: nomer seri,
merek, tipe tahun pengadaan alkes
dsb diisi lengkap

2. Pemenuhan standar Persentase pemenuhan sarana, < 60% 60% s.d. < 80% ≥ 80%
bangunan, prasarana, dan prasarana dan alat kesehatan
peralatan Puskesmas Puskesmas yang tercantum dalam
ASPAK dan sudah divalidasi pada
saat pembinaaan

19
B. Manajemen Kefarmasian
1. Pengendalian Terdapat upaya yang dilakukan Hanya tersedia 1 Tersedianya 2 Tersedianya 3
Ketersediaan Obat untuk mencegah/ mengatasi dokumen atau tidak dokumen dokumen atau
kekosongan atau kekurangan obat ada dokumen lebih
di Puskesmas, meliputi tersedianya tersedia
3 dokumen :
1. SOP Pengendalian Ketersediaan
2. Dokumen Perencanaan
Kebutuhan obat
3.Dokumen mutasi obat/distribusi
obat

2 Ketersediaan Obat Ketersediaan obat di Puskesmas < 80% obat di RKO 80% - < 100% obat Seluruh obat
sesuai dengan RKO tersedia di di RKO tersedia di (100%) sesuai
Puskesmas Puskesmas RKO tersedia di
Puskesmas
C. Manajemen Sumber Daya Manusia
1 Pemenuhan Sumber Daya Jenis dan jumlah SDM kesehatan SDM Kesehatan SDM kesehatan SDM Kesehatan
Manusia ( SDM) Puskesmas terpenuhi sesuai analisis Puskesmas tidak Puskesmas sesuai Puskesmas sesuai
beban kerja (Permenkes 33 tahun sesuai ABK dan standar minimal ABK
2015 tentang Analisis Beban Kerja standar minimal tetapi tidak sesuai
SDM Kesehatan) Standar minimal ABK
sesuai dengan Permenkes 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
D. Manajemen Keuangan
1 Pencatatan dan Pelaporan Data pencatatan pelaporan <50% pencatatan dan 50%-80% > 80%
Bendahara Penerimaan pertanggung jawaban keuangan ke pelaporan ada pencatatan dan pencatatan dan
dan Pengeluaran Dinkes Kab/Kota, Penerimaan dan pelaporan ada pelaporan ada
pengeluaran, serta Realisasi capaian
20
keuangan yang disertai bukti
E. Manajemen Perencanaan
1. Puskesmas mempunyai Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada dokumen Ada dokumen
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), sebagai acuan perencanaan RPK tahun
Kegiatan (RPK) pelaksanaan kegiatan yang akan di berjalan (N)
jadwalkan selama 1 (satu) tahun
dengan memperhatikan visi misi
dan tata nilai Puskesmas

2. Puskesmas mempunyai RUK ( Rencana Usulan Kegiatan) Puskesmas tidak Puskesmas


RUK tahun Puskesmas untuk tahun yad (N+1) menyusun dokumen menyusun
mendatang.Tahun dibuat berdasarkan analisa situasi, RUK tahun dokumen RUK
mendatang akan kebutuhan dan harapan masyarakat mendatang (N+1) tahun mendatang
dilambangkan N+1 dan hasil capaian kinerja, prioritas (N+1)
serta data 2 (dua) tahun yang lalu
dan data survei, disahkan oleh
Kepala Puskesmas

3. Dokumen analisis Ada hasil analisis masalah Tidak ada hasil Ada hasil analisis Ada hasil analisis
masalah kesehatan kesehatan masyarakat dari data analisis masalah masalah kesehatan masalah
masyarakat dari data Puskesmas (profil, Program kesehatan masyarakat dari kesehatan
Puskesmas Indonesia Sehat dengan Pendekatan masyarakat di data Puskesmas masyarakat dari
Keluarga, pencapaian program, Puskesmas ( Profil, Program data Puskesmas
SDM, dll), dengan memperhatikan Indonesia Sehat (profil, Program
hasil Kinerja Puskesmas tahun dengan Pendekatan Indonesia Sehat
sebelumnya Keluarga , dengan
pencapaian Pendekatan
program, SDM, Keluarga,
dll), tetapi tidak pencapaian
21
memperhatikan program, SDM,
hasil Penilaian dll), dengan
Kinerja Puskesmas memperhatikan
tahun sebelumnya hasil Kinerja
Puskesmas tahun
sebelunya
4. Loka Karya Mini Bulanan Rapat Lintas Program (LP) <5 kali 5-9 kali 10-12 kali
membahas review kegiatan,
permasalahan LP, rencana tindak
lanjut (corrective action), beserta
tindak lanjutnya secara lengkap.
Dokumen lokmin awal tahun
membuat penyusunan POA,
briefing penjelasan program dari
kapus dan detail pelaksanaan
program (target, strategi pelaksana)
dan kesepakatan pegawai
Puskesmas. Notulen memuat
evaluasi bulanan pelaksanaan
kegiatan dan langkah koreksi

5. Loka Karya Mini Lintas Rapat Lintas Program (LP) <2 kali 2-3 kali 4 kali
Sektor/ tribulanan membahas review kegiatan,
permasalahan Lintas Program,
rencana tindak lanjut beserta tindak
lanjutnya secara lengkap .
Dokumen memuat evaluasi
kegiatan yang memerlukan peran
Lintas Sektor

22
6. Penilaian kinerja Suatu upaya untuk melakukan Tidak ada dokumen Hanya ada 1 Ada dokumen
Puskesmas (PKP) penilaian hasil kerja / prestasi dokumen PKP persemester
Puskesmas. Penilaian kinerja (persemester atau dan tahunan
Puskesmas dilaksanakan minimal 2 tahunan saja)
kali dalam setahun (semester
pertama dan tahunan)

7. Pengukuran indikator Melakukan Pengukuran indikator Tidak memenuhi Memenuhi Memenuhi semua
mutu secara periodik mutu secara periodik sesuai dengan kriteria sebagian kriteria kriteria
ketentuan yang ditetapkan oleh
kepala Puskesmas
TOTAL

REKAPITULASI SKOR KINERJA MANAJEMEN


PARAMETER NILAI AKHIR
Indikator Kinerja Manajemen Puskesmas Skor diperoleh dibagi 130 dikali 100%

2. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


SATUAN TARGET (%)
23
NO JENIS DEFINISI OPERASIONAL SASARAN
VARIABEL

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) ESENSIAL


A. PROMOSI KESEHATAN
1. Cakupan Rumah Rumah Tangga Minimal yang dikaji adalah 20% dari total Rumah Tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah tangga Rumah 60%
Tangga ber- ( Persalinan ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI Eksklusif, menimbang bayi/balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai Tangga
PHBS air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap
hari, tidak merokok di dalam rumah) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Rumus :

2 Persentase Desa/Kelurahan yang menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang dilakukan secara sistematis dan terencana secara bersama- Desa/ 45%
Desa/Kelurahan sama dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatka kualitas hidup. Kelurahan
yang Rumus:
menerapakan
Germas

3 Cakupan Pos Pelayanan Terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati dan digerakkan oleh masyarakat Posyandu 100%
Posyandu dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang penyelenggaraannya melalui progam Puskesmas dengan melibatkan Lansia
Lansia aktif peran serta lanjut usia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial.
Rumus:

24
4 Cakupan Posyandu Balita di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun. Posyandu
Posyandu Balita Rumus : Balita 100%
aktif

5 Puskesmas Puskesmas yang memiliki Kebijakan Perilaku Bersih dan Sehat / Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (minimal 1 kebijakan_) di Dokumen 1
memiliki wilayah kerja Puskesmas.
Kebijakan Rumus:
PHBS/ Germas

B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Persentase Desa/ kelurahan yang seluruh penduduknya tidak lagi melakukan praktek buang air besar sembarangan dibuktikan melalui proses Desa/ 60%
Desa/kelurahan verifikasi untuk memastikan perubahan perilaku masyarakat dalam menerapkan pilar-pilar stbm. Kelurahan
Stop Buang Air Rumus:
Besar
Sembarangan

2 Persentase Sarana air minum yang dilakukan tinjau dokumen rpam (rencana pengamanan air minum), inspeksi kesehatan lingkungan dan Unit 68%
sarana air diperiksa kualitas air minumnya oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
minum yang Rumus :
diawasi/diperiks
a kualitas air
minumnya

25
sesuai standar
3 Persentase Fasyankes ( rumah sakit dan Puskesmas) yang telah melakukan pemilahan, pewadahan, pengangkutan yang memenuhi syarat, Fasyankes 81%
Fasyankes (RS penyimpanan sementara b3 di tempat penyimpanan b3 (tpsb3) yang berizin serta telah melakukan pengolahan secara mandiri sesuai
dan Puskesmas) persyaratan atau berizin dan atau bekerjasama dengan pihak pengelola limbah b3 yang berizin.
yang Rumus :
melaksanakan
pengelolaan
limbah medis
sesuai standar
4 Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang dilaksanakan pengawasan melalui inspeksi kesehatan lingkungan (ikl) dan memenuhi syarat Unit
50%
Tempat sesuai standart.
Pengelolaan Rumus:
Pangan (TPP)
yang memenuhi
syarat sesuai
standar
5 Persentase Tempat dan Fasilitas umum (pasar, sekolah, puskesmas) yang dilakukan pengawasan dengan cara melakukan Inspeksi Kesehatan Unit 64%
Tempat dan Lingkungan (IKL) minimal 1 kali dalam kurun waktu setahun.
Fasilitas Umum
(TFU) yang Rumus:
dilakukan
pengawasan
sesuai standar

C. KESEHATAN IBU DAN ANAK


1 Cakupan ibu Ibu hamil yang mendapatkan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya untuk Ibu hamil 100%
hamil yang meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kehamilan berisiko, bahaya kehamilan, ajakan pada ibu, suami dan
mendapatkan keluarga untuk merencanakan persalinan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun
orientasi Rumus:
26
Program P4K

2 Cakupan ibu Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan Ibu hamil
hamil yang yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga 100%
mendapatkan umur kehamilan.
pelayanan Rumus:
antenatal
minimal 4 kali
(K4)

3 Cakupan Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh penolong persalinan minimal 2 orang yang terdiri dari : Orang 87%
persalinan yang - Dokter dan Bidan
ditolong oleh - 2 orang Bidan
tenaga - Bidan dan Perawat
kesehatan Rumus:

4 Cakupan Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki komptenesi kebidanan di fasilitas Orang 91%
persalinan di pelayanan kesehatan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
fasilitas Rumus:
pelayanan
27
kesehatan (PF)

5 Cakupan Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari; kunjungan Ibu Nifas 90%
pelayanan ibu nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan.
nifas Rumus:

6 Cakupan ibu Penanganan Komplikasi Kebidanan, penyakit menular, maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil yang Ibu Hamil 79%
hamil dengan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi.
komplikasi yang Rumus:
ditangani

7 Cakupan Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada usia 6 jam-48 jam setelah lahir di suatu wialayah kerja pada Bayi 90%
Kunjungan kurun waktu tertentu
Neonatal Rumus:
pertama (KN1)
sesuai standar

28
8 Cakupan Cakupan neonates dengan komplikasi/gangguan kesehatan yang ditangani secara defenitif oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada Bayi
80%
neonatus dengan tingkat pelayanan dasar dan rujukan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan defenitif adalah pemberian
komplikasi tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1x pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang
tertangani ditangani asal seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati.
Rumus:

9 Cakupan Cakupan neonatus mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1x pada usia 6-48 jam, 1x pada Bayi
kunjungan usia 1-7 hari, dan 1x pada usia 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 91%
Neonatal Rumus:
Lengkap (KN
lengkap)

10 Cakupan Cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki Bayi 91%
Kunjungan Bayi kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumus:

29
11 Cakupan Pelayanan kesehatan balita sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan pelayanan kesehatan balita sakit. Balita
88%
Pelayanan anak Rumus:
Balita

12 Cakupan Puskesmas yang minimal 50% desa/kelurahan di wilayah kerjanya melaksanakan kelas ibu hamil dalam kurun waktu 1 tahun. Puskesmas
89%
Puskesmas yang Rumus:
melaksanakan
Kelas Ibu Hamil

13 Cakupan Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB atau kelas 10 SMA/MA/SMALB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di Orang 80%
penjaringan wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
kesehatan untuk Rumus:
peserta didik
kelas VII
SMP/MTs dan
30
X SMA/MA

14 Cakupan Cakupan peserta didik kelas 1 S/MI/SDLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di Orang 80%
penjaringan wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran
kesehatan untuk
peserta didik Rumus:
kelas 1 SD/MI

D. GIZI MASYARAKAT
1 Persentase balita Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi Balita < 14 %
underweight buruk dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi
(kekurangan
gizi) Rumus:

Cakupan kinerja puskesmas :


1. < 14 = 100%
2. 14 - < 19 = 75%
3. 19 - < 24 = 50%
4. 25 - < 29 = 25%
5. ≥ 29 = 0%
31
2 Persentase balita Balita stunting (pendek dan sangat pendek) adalah anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi Balita
stunting (pendek berdasarkan indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
dan sangat memiliki Z-score kurang dari-2SD. < 18,4 %
pendek)
Rumus:

Cakupan kinerja puskesmas :


1. < 18,4 = 100%
2. 18,4 - < 23 = 75%
3. 23 - < 28 = 50%
4. 28 - < 33 = 25%
5. ≥ 33 = 0%

3 Persentase balita Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang Balita < 7,5 %
wasting (kurus Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan Z-score kurang dari -2SD.
dan sangat
Menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, balita wasting (kurus dan sangat kurus) adalah balita gizi kurang
kurus)
dan gizi buruk.
Rumus:

Cakupan kinerja puskesmas :


1. < 7,5 = 100%
2. 7,5 - < 12 = 75%
32
3. 12 - < 17 = 50%
4. 17 - < 22 = 25%
5. ≥ 22 = 0%

4 Persentase ibu Ibu hamil dengan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11gr/dL. Ibu Hamil 39%
hamil anemia
Rumus:

5 Persentase bayi Bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gram Bayi
dengan berat
Rumus:
badan lahir
rendah (berat 3,8%
badan < 2500
gram)

6 Persentase bayi Bayi umur 0 sampai 5 bulan 29 hari yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali Bayi 50%
usia < 6 bulan obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam.
mendapat ASI
ekslusif Rumus:

33
7 Persentase bayi Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan/cairan lain kecuali obat, vitamin Bayi
usia 6 bulan dan mineral sejak lahir.
yang mendapat 45%
ASI Ekslusif Rumus:

8 Persentase ibu Ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan di wilayah kerja Ibu Hamil
hamil yang puskesmas pada kurun waktu tertentu.
mendapatkan
Tablet Tambah Rumus:
Darah (TTD) 90
tablet selama
kehamilan 82%

9 Persentase ibu Ibu hamil KEK dengan LILA <23,5 cm yang ditemukan dan mendapat makanan tambahan diluar makanan Ibu Hamil 80%
hamil(Kurang utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan di suatu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
Energi Kronik )
tertentu
KEK yang
mendapatkan Rumus:
makanan
tambahan

34
10 Persentase balita Balita usia 6 bulan s/d 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut panjang Balita 85 %
gizi Kurang badan (BB/PB) atau Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) memiliki Z-score -3SD sampai <-2SD
yang
yang mendapat makanan tambahan dalam bentuk makanan tambahan pabrikan
mendapatkan
makanan Rumus:
tambahan

11 Persentase Remaja perempuan berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SMP/SMA atau sederajat mendapat tablet Remaja
remaja putri tambah darah seminggu sekali
yang 54 %
mendapatkan Rumus:
TTD

12 Persentase bayi Proses menyusui yang dimulai segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara Bayi 62%
baru lahir yang bayi dengan ibunya dan berlangsung minimal 1 jam.
mendapatkan
IMD Rumus:

35
13 Persentase balita Anak yang berusia 0-59 bulan yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Balita 75%
yang ditimbang waktu tertentu
berat badannya
Rumus:

14 Persentase balita Balita yang memiliki buku KIA/KMS dan telah terisi sesuai usia dalam kurun waktu 1 tahun Balita
mempunyai Rumus:
buku KIA /KMS 75%

15 Persentase balita Anak yang berusia 0-59 bulan yang memiliki grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat Balita 84 %
ditimbang yang badan pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya sesuai standar di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu
naik berat yang tertentu
badannya Rumus:
(%N/D)

16 Persentase balita Bayi umur 6 bulan sampai 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna biru dengan kandungan vitamin A sebesar Balita 88%
6-59 bulan yang 100.000 satuan internasional (SI) dan anak umur 12 sampai 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna merah
mendapat kapsul
dengan kandungan vitamin A sebesar 200.000 SI.
vitamin A
36
Rumus:

17 Persentase ibu Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kapsul segera setelah melahirkan Orang
nifas yang dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
mendapat kapsul
vitamin A
Rumus:
76%

18 Persentase Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Rumah 86%
rumah tangga tertentu dan apabila diuji dengan larutan uji garam beriodium maka terjadi perubahan warna menjadi ungu Tangga
mengkonsumsi
garam Rumus:
beryodium

37
19 Persentase kasus Anak usia 0-59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau indeks BB menurut TB (BB/TB) atau Balita
balita gizi buruk berat badan (BB/TB) dengan nilai z-score kurang dari -3 SD atau LILA < 11,5 cm pada balita 6-59 bulan
yang mendapat 86%
yang dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata
perawatan
laksana gizi buruk.
Rumus:

E. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


A. Imunisasi
1 Cakupan anak Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila bayi berusia kurang dari 1 (satu) tahun telah mendapatkan 1 (satu) kali Hepatitis B, Bayi 95%
usia 0- 11 bulan 1(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali imunisasi DPT-HBHib, 4 (empat) kali imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali imunisasi
yang
MR / Measles Rubella di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
mendapatkan
imunisasi dasar Rumus:
lengkap (LIL)

2 Cakupan Cakupan (jumlah dan persentase) WUS (wanita usia subur) berusia 15-39 tahun yang mendapatkan imunisasi Td dengan Bayi 95%
pelayanan interval tertentu, dengan memperhatikan hasil skrining dan status T
imunisasi
wanita usia Rumus:
subur (WUS)
lengkap

38
3 Cakupan Desa / UCI (Univercal Coverage Immunization) desa adalah kelurahan/desa dimana minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut Bayi 95%
Kelurahan UCI mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu.
Rumus:

4 Cakupan bias Hasil cakupan imunisasi DT ( Difteri Tetanus) pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Orang 95%
DT/ Td tertentu
Rumus:

5 Cakupan bias Hasil cakupan imunisasi campak pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Orang 95%
MR
Rumus:

B. Surveilans
1. Persentase Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan ditanggulangi <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap Kejadian Luar Biasa Desa/ 100%
Penyelidikan (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu. Kelurahan
Epidemiologi
Rumus:
dan
Penanggulangan
KLB <24 jam

39
pada desa /
kelurahan
C. Ispa
1 Cakupan Persentase balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di Sarana Kesehatan di satu Balita 80%
penemuan dan wilayah dalam waktu satu tahun.
talaksana
pneumonia Rumus:
Melalui MTBS

D. Tb Paru
1 Cakupan angka Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah Kasus 100%
notifikasi TB tertentu. Peningkatannya > 5% dari sebelumnya ( tahun lalu )
(CNR) yang
ditangani Rumus:

2 Cakupan angka Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden). Kasus 90%
penemuan kasus Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis dihitung dengan menggunakan pemodelan mathematic
TB BTA (CDR)
yang ditangani

Rumus:

40
3 Cakupan Jumlah seluruh kasus tuberkulosis anak yang ditemukan dan ditangani di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak Kasus 90%
proporsi pasien yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 8,3% dari kasus TB
TB anak
dewasa
diantara seluruh
pasien TB yang Rumus:
ditangani

4 Cakupan angka Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan Orang 90%
keberhasilan
Rumus:
pengobatan
(TSR)

E. DBD
1 Cakupan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) dan Kasus 100%
penemuan dan ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
penanganan
penderita DBD Rumus:
yang ditangani

Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada kasus

F. Malaria
41
1 Cakupan Jumlah kasus Malaria yang ditemukan dan ditangani Kasus 100%
penemuan dan Rumus:
penanganan
kasus malaria

E. Diare
1 Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. Target = Balita 100%
Cakupan
penemuan dan (20% x 843/1000) x jumlah balita (sesuai BPS) di wilayah kerja Puskesmas
penanganan Rumus:
penderita diare
yang ditangani

F. HIV/AIDS
1 Cakupan Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada setiap orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh Orang 100%
pemeriksaan manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV) yang meliputi edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan serta
HIV sesuai
skrining dilakukan dengan pemeriksaan tes cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun
standar pada
orang beresiko Rumus:
tinggi terinfeksi
HIV (Ibu hamil,
pasien TB,
Pasien
IMS,waria/trans
gender,
pengguna
Napza, dan
warga binaan
lembaga
42
permasyarakata
n)

G. Kusta
Cakupan Persentase Kasus kusta baru yang ditemukan dan tidak memiliki kelainan sensorik maupun anatomis Orang 89%
penemuan kasus
Rumus:
baru kusta tanpa
cacat

H. Filariasis
Cakupan kasus Kasus filariasis yang ditemukan dan ditangani sesuai dengan standart Kasus 100%
filariasis yang Rumus:
ditemukan dan
ditangani sesuai
dengan standart
I. Hepatitis
Cakupan Pemeriksaan Hepatitis sesuai standar pada orang beresiko tinggi terinfeksi Hepatitis (Ibu hamil) Orang 100%
pemeriksaan Rumus:
Hepatitis sesuai
standar pada
orang beresiko
tinggi terinfeksi
Hepatitis (Ibu
hamil)

J. Kecacingan
43
1 Cakupan Pemberian obat cacing massal pada anak usia 1-12 tahun pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya Orang 100%
pemberian obat Rumus:
cacing massal
pada anak usia
1-12 tahun

K. Penyakit Tidak Menular (PTM)


1 Cakupan Desa/ Upaya kesehatan berbasis bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Desa/ 100%
Kelurahan yang melalui kegiatan skrining kesehatan/deteksi dini faktor risiko PTM, intervensi/modifikasi faktor risiko PTM serta monitoring dan Kelurahan
melaksanakan tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin dan berkesinambungan.
kegiatan Rumus:
POSBINDU
(Pos Pembinaan
Terpadu) PTM

2 Persentase Pelayanan Kesehatan DM sesuai standar meliputi: Orang 100%


Penderita DM 1. Pengukuran minimal1 kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
usia 15 tahun ke 2. Edukasi perubahan gaya hidup dana tau mutrisi
atas yang 3. Terapi farmakologi
mendapatkan 4. Melakukan rujukan jika diperlukan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Rumus:

44
3. Persentase Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi: Orang 100%
Penderita 1. Pengukuran tekanan darah minimal 1 kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
Hipertensi ≥ 15 2. Edukasi perubahan gaya hidup dan/ atau kepatuhan minum obat
tahun yang 3. Terapi Farmakologi
mendapatkan Rumus:
pelayanan
kesehatan sesuai
standar

F. PERKESMAS
1 Cakupan Salah satu upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan ilmu/praktik Keluarga 60%
pembinaan keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan
keluarga yang preventif secara berkesinambungan tanpamengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan
memiliki kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
masalah mandiri dalam upaya kesehatannya. Sasaran Keluarga Binaan (KK) = 2,66% dikali Jumlah KK Miskin di wilayah kerja Puskesmas.
kesehatan Rumus:

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) PENGEMBANGAN


45
A. Pelayanan Kesehatan Jiwa
1 Penemuan dan Penemuan dan penanganan pasien terdeteksi gangguan jiwa yang dilayani/diobati Orang 100%
penanganan Jumlah ODGJ berat (Bipolar, Skizoprenia, Psikotik) dan ODGJ ringan (Depresif, Neurotik) / Gangguan Mental Emosional (GME)
pasien terdeteksi yang ditemukan dan mendapat pelayanan sesuai standar
gangguan jiwa Rumus:
yang
dilayani/diobati

B. Pelayanan Kesehatan Lansia

1 Pemantauan Setiap warga negara Indonesia usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di Orang 100%
kesehatan lansia fasilitas kesehatan dan Posyandu pada kurun waktu satu tahun. Lingkup Skrining adalah sebagai berikut : 1. Deteksi Hipertensi
di posyandu dengan mengukur tekanan darah 2. Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah. 3. Deteksi kadar kolesterol dalam
darah. 4. Deteksi gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status
Examination (MMSE) /Test Mental Mini atau Abreviated Mental Test ( AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS)
Rumus:

C. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer


1 Pembinaan Penyehat tradisional komplementer yang ada di wilayah kerja Puskesmas yang mendapat pembinaan oleh petugas/kader kesehatan Orang 100%
penyehat
tradisional Rumus:
Komplementer

46
D. Kesehatan Gigi Masyarakat
1 Cakupan Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan Orang 100%
Pemeriksaan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
Gigi dan Mulut paripurna, terpadu dan berkualitas.
siswa SD
Rumus:

E. Pelayanan Kesehatan Kerja


1 Cakupan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja Internal dan Eksternal.
Puskesmas yang Kesehatan kerja Internal (dilaksanakan di dalam gedung puskesmas ) meliputi :
melaksanakan 1. Perencanaan kesja,
kesehatan kerja 2. Ada SDM Kesja, Unit 60%
3. Pelaksanaan K3 internal di Puskesmas,
4. Pelayanan dan tatalaksana Penyakit Akibat Kerja/PAK dan penyakit umum pada pekerja Puskesmas;
Kesehatan kerja Eksternal meliputi :
1. Pemberdayaan dan pembinaan informal ( target minimal 2 Pos UKK per Puskesmas),
2. Pembinaan Kesja di Perusahaan,
3. Pemetaan faktor Resiko kesehatan di tempat kerja pada wilayah kerjanya.

Rumus:

47
F. Pelayanan Kesehatan Olahraga
1. Cakupan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga Internal dan Eksternal : Kelompok
Puskesmas yang Kegiatan kesehatan olahraga Internal meliputi :
melaksanakan 1. Perencanaan,
kesehatan 2. Peregangan,
olahraga 3. Senam bersama setiap 1 minggu sekali,dan 60%
4. Pembinaan kebugaran jasmani bagi petugas Puskesmas;
Kegiatan kesehatan olahraga Eksternal meliputi :
1. Pembinaan kelompok olahraga pada masyarakat ibu hamil, lansia, termasuk pembinaan kebugaran jasmani pada kelompok
anak sekolah dan madrasah serta ASN tingkat Kecamatan,
2. Pengembangan modal intervensi peningkatan aktifitas fisik pada UKBM (Posbindu, PTM, Pos Lansia)

Rumus:

REKAPITULASI SKOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

No PARAMETER NILAI AKHIR


A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
B. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
Nilai rata - rata

48
3. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR TARGET

1 Pemberian pelayanan Dokter umum 100%

1 PELAYANAN PEMERIKSAAN 2 Jam buka pelayanan 08.00-14.00 Setiap hari kerja kecuali jumat : 08.00 - 11.30 100%

KESEHATAN UMUM 3 Waktu tunggu pasien ≤ 15 menit 90%

4 Pemakaian APD 100%

1 Pemberi pelayanan Dokter Gigi 100%

2 KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2 Jam buka pelayanan 08.00-14.00 Setiap hari kerja kecuali jumat : 08.00 - 11.30 100%

3 Waktu tunggu pasien ≤ 30 menit 100%

4 Pemakaian APD 100%

1 Pemberi pelayanan Bidan 100%

3 PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN 2 Tersedia alat kontrasepsi sesuai kebutuhan 100%

ANAK 3 Jam buka pelayanan 08.00 - 14.00 Setiap hari kerja kecuali jumat : 08.00 - 11.30 100%

4 Waktu tunggu pasien ≤ 30 menit 90%

49
1 Tersedia Dokter terlatih GELS, tenaga perawat terlatih PPGD 100%

4 PELAYANAN GAWAT DARURAT 2 Penanggung jawab UGD adalah Dokter 90%

DAN RUANG TINDAKAN 3 Kepatuhan melakukan triase untuk kasus Gawat Darurat 100%

4 Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam 100%

5 Penggunaan APD sesuai kebutuhan 100%

6 Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darurat ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang 100%

7 Stabilisasi pasien sebelum di rujuk 80%

1 Pemberian pelayanan gizi minimal DIII Gizi 100%

5 PELAYANAN KONSELING GIZI 2 Kajian gizi pasien ( rawat inap) 90%

3 Diberikan konseling / edukasi gizi pada pelanggan pelayanan gizi 100%

1 Tersedia tenaga pemberi pelayanan untuk persalinan normal (dokter/bidan) 100%

6 PELAYANAN PERSALINAN 2 Pemantauan proses persalinan 100%

3 Pertolongan persalinan normal sesuai APN 100%

4 Pemakaian APD 100%


50
5 Komplikasi pasca persalinan ≤ 5% 100%

1 Tersedia tenaga farmasi (apoteker/ asisten apoteker) 100%

7 PELAYANAN FARMASI 2 Waktu tunggu pelayanan obat non racikan ≤ 5 menit 100%

3 Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 10 menit 100%

4 Tidak terjadi kesalahan pemberian obat 100%

1 Tersedia tenaga analis laboratorium 100%

8 PELAYANAN LABORATORIUM 2 Waktu tunggu pelayanan laboratorium ≤ 10 menit kecuali BTA DA-TB 80%

3 Data pemeriksaan dicatat di buku register laboratorium 95%

4 Tidak ada kesalahan pemberian laboratorium 95%

1 Tersedia petugas Rekam medis yang terlatih 100%

9 PELAYANAN PENDAFTARAN DAN 2 Waktu penyediaan dokumen rekam medis ≤ 10 menit 100%

REKAM MEDIS 3 Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan (termasuk diagnosa dengan kode ICD 85%

X)

1 Penanggung jawab pelayanan MTBS adalah dokter 100%


51
10 PELAYANAN MTBS

2 Tersedia instrumen pelayanan MTBS 100%

3 Waktu tunggu pasien ≤ 30 menit 100%

1 Konseling / Edukasi Pasien 100%

11 PELAYANAN P2 TB 2 Penanganan pasien BTA (+) 100%

3 Angka Drop Out pasien TB ≤ 1% 100%

1 Tersedia tenaga sanitarian 100%

12 PELAYANAN KONSELING SANITASI 2 Waktu tunggu pelayanan ≤ 30 menit 100%

1 Penanggung jawab rawat inap adalah dokter 90%

13 PELAYANAN RAWAT INAP 2 Penggunaan Antibiotik untuk kasus diare ≤ 50 %

3 Pemantauan pasien oleh perawat di lakukan setiap hari 95%

4 Kejadian pulang atas permintaan pasien ≤ 20%

52
REKAPITULASI SKOR KINERJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

No PARAMETER NILAI AKHIR

1. Pelayanan pemeriksaan kesehatan umum


2. Kesehatan gigi dan mulut
3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
4. Pelayanan gawat darurat dan ruang tindakan
5. Pelayanan konseling gizi
6. Pelayanan persalinan
7. Pelayanan farmasi
8. Pelayanan laboratorium
9. Pelayanan pendaftaran dan rekam medis
10. Pelayanan MTBS
11 Pelayanan P2TB
12 Pelayanan konseling sanitasi
Nilai rata - rata

53
4. INDIKATOR MUTU PUSKESMAS

NO INDIKATOR DEFINISI OPERASINAL SATUAN TARGET

A. INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS


1 Kepatuhan Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor atau terkena Persen 85%
Kebersihan cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcoholbased handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan tidak tampak
Tangan kotor.
Rumus:

2 Kepatuhan Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan indikasi ketika Persen 100%
Penggunaan APD melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet dan airborne).
Rumus:

3 Kepatuhan Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal dua Observasi 100%
Indentifikasi penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
Pasien Rumus:

54
4 Keberhasilan Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan persentase semua pasien TB yang sembuh dan pengobatan Persen 90%
Pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
Pasien merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus
Tuberkulosis dan angka pengobatan lengkap semua kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
Semua Kasus Rumus:
Positif Obat ( SO)

5 Ibu hamil Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang mendapatkan pelayanan Persen 100%
Mendapatkan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada
ANC sesuai tahun berjalan.
standar Rumus:

6 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan Persen ≥ 76,61
kesehatan. indeks
55
Rumus:

B. INDIKATOR PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS


1 Ketepatan Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2 (dua) identitas yaitu nama, umur atau tanggal lahir sebagai acuan dalam 100%
Persen
Identifikasi mencocokkan identitas pasien sebelum tindakan dilakukan seperti sebelum memberikan obat, sebelum mengambil sampel
Pasien laboratorium, sebelum melakukan prosedur tindakan keperawatan kemudian mencocokkan dengan status rekam medik.
Rumus:

2 Peningkatan Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan keadaan 100%
Persen
Komunikasi pasien. Komponen SBAR meliputi S (situation), B (background), A (Assesment) dan R (Recommendation).
Efektif Rumus:

3 Peningkatan Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah sejumlah obat-obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar 100%
Persen
Keamanan Obat pada pasien jika tidak digunakan secara tepat.
Yang Perlu Sedangkan LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat yang memiliki kemasan yang terlihat sama dan terdengar sama dalam
Diwaspadai (High pengucapannya saat terdengar.
Alert)
56
Rumus:

4 Kepastian Tepat- Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu pedoman atau acuan dalam melaksanakan suatu tindakan sesuai dengan tata kerja 100%
Persen
Lokasi, Tepat- prosedural.
Prosedur, Tepat- Rumus:
Pasien Operasi

5 Pengurangan
Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di ruang Persen ≥ 85%
Resiko Infeksi
pelayanan/perawatan pasien serta tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning service, pemulasaran jenazah, sopir ambulan,
Terkait Pelayanan
dan tenaga penunjang yang kontak erat dengan pasien / spesimen.
Kesehatan
Rumus:

6 Pengurangan Pasien resiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis 100%
Persen
Resiko Pasien yang dapat berakibat cedera.
Jatuh
Rumus:

57
REKAPITULASI SKOR MUTU PUSKESMAS

No PARAMETER NILAI AKHIR

1. Indikator Nasional Mutu Puskesmas


2. Indikator Program Keselamatan Pasien di Puskesmas

REKAPITULASI SKOR KINERJA PUSKESMAS


No PARAMETER NILAI AKHIR

1 Indikator Kinerja Manajemen Puskesmas

2 Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

3 Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

4. Indikator Mutu Puskesmas

Interpretasi:
1. Baik, bila setiap parameter bernilai ≥ 80%
2. Cukup, bila ada satu atau dua parameter bernilai 60% s.d < 80% dan parameter yang lain bernilai ≥ 80%
3. Kurang, bila tidak memenuhi kriteria 1 dan 2

58
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA

Penilaian kinerja Puskesmas Tukka terdiri dari: (1) Komponen hasil


pelaksanaan pelayanan kesehatan Puskesmas, (2) Komponen Manajemen Puskesmas
dan (3) Komponen Mutu Pelayanan Puskesmas.

4.1. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan
terhitung bulan Januari -Desember 2022.
Dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data,
analisis hasil/masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku
Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.

4.2. TEKNIS PELAKSANAAN


Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas Tukka Kecamatan Tukka
Januari-Desember 2022, sebagaimana berikut di bawah ini:
4.2.1. PENGUMPULAN DATA

a. Cara Pengumpulan data


Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
Puskesmas (Januari-Desember 2022). Data dikumpulkan antara Lain melalui:
1. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas.
2. Pemeriksaan dan pengecekan catatan rapat/notulen.

b. Sumber data
Sumber data utama dalam penilaian kinerja adalah catatan hasil kegiatan
Puskesmas sesuai dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan yang ada yakni SP2TP
dan hasil kegiatan lainnya baik kegiatan program inovatif ataupun hasil pengumpulan
data lainnya.

59
c. Variabel data
Meliputi 3 komponen:
1. Pelayanan Kesehatan meliputi :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
 Pelayanan Promosi Kesehatan
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan KIA – KB
 Pelayanan Pencegahan dan pengendailian penyakit
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut
 Upaya Kesehatan Jiwa
 Upaya Kesehatan Usila
 Upaya Kesehatan Tradisional
 Pelayanan Pengobatan (Pelayanan Kesehatan Primer)

2. Manajemen Puskesmas meliputi:


a. Manajemen Operasional yang terdiri dari Perencanaan Puskesmas, Sistem
pencatatan dan pelaporan tepat waktu, membuat SOP untuk tiap ruangan,
lokakarya mini, penilaian kinerja.
b. Manajemen Alat dan Obat yang terdiri dari Sumber daya peralatan
(medis/non medis), manajemen obat dan bahan habis pakai
c. Manajemen keuangan
d. Manajemen ketenagaan

3. Mutu Pelayanan Puskesmas meliputi:


a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian out put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, dimana masing – masing program kesehatan mempunyai
indikator mutu tersendiri.
d. Penilaian out come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.

60
4.2.2 PENGOLAHAN DATA
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini:
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Menghitung cakupan Sub Variabel (SV)
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan
target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) =
SV (%) = H x 100%
T

Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (ΣSV )
kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau

ΣΣSV
SV (%) = ΣSV x 100%
(%) = ΣSV x 100%
n
n

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.
Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Kelompol I (Kinerja Baik) Tingkat Pencapaian Hasil ≥ 90 %
Kelompol II (Kinerja Cukup) Tingkat Pencapaian Hasil 80 – 90 %
Kelompol III (Kinerja Kurang) Tingkat Pencapaian Hasil ≤ 80 %

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dikelompokkan menjadi
empatkelompok :
1. Manajemen Operasional Puskesmas
2. Manajemen Alat dan Obat
3. Manajemen Keuangan
4. Manajemen Ketenagaan
Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dengan mempergunakan skala nilai
sebagai berikut :
 Skala 1 nilai 4
 Skala 2 nilai 7

61
 Skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-
masing kelompok manajemen.
Cara Penilaian :
a. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
c. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen
merupakan nilai akhir manajemen
Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :
Baik Nilai rata – rata > 8,5
Cukup Nilai 5,5 – 8,4
Kurang Nilai < 5

c. Penilaian mutu pelayanan Cara Penilaian:


a. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
c. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir
mutu
d. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :
Baik Nilai rata – rata > 8,5
Cukup Nilai 5,5 – 8,4
Kurang Nilai < 5

4.3. AKUNTABILITAS UPAYA KESEHATAN


1. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
Puskesmas Tukka dimana salah satu strategi utamanya adalah meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka untuk mencapai
keadaan tersebut telah dilakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan.

62
Upaya KesehatanMasyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat, swasta dalam rangka untuk memelihara, meningkatkan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat, maupun swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan,
mencegah, menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.

63
64
INDIKATOR DAN TARGET CAPAIAN KINERJA DALAM PELAYANAN
DI PUSKESMAS KABUPATEN TAPANULI TENGAH

I.INDIKATOR KINERJA MANAJEMEN PUSKESMAS

N SKALA
NILAI
O JENIS VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL Nilai 0 Nilai 5 Nilai 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A. Manajemen Sumber daya Puskesmas
1. Updating data Aplikasi Pembaharuan data ASPAK yang Belum pernah Data di update 1 Data telah di 10
Sarana,Prasarana dan Alat dilakukan secara berkala paling dilakukan updating kali setahun, isian update minimal 2
Kesehatan (ASPAK) sedikit 2 (dua) kali dalam setahun data data tidak lengkap kali setahun. Isian
di tahun berjalan. Data ASPAK data lengkap
sesuai dengan kondisi riil di
Puskesmas . Isian data lengkap
apabila rincian keterangan data
Sarana, Prasarana, Alat Kesehatan
diisi lengkap, contoh: nomer seri,
merek, tipe tahun pengadaan alkes
dsb diisi lengkap

2. Pemenuhan standar Persentase pemenuhan sarana, < 60% 60% s.d. < 80% ≥ 80% 5
bangunan, prasarana, dan prasarana dan alat kesehatan
peralatan Puskesmas Puskesmas yang tercantum dalam
ASPAK dan sudah divalidasi pada
saat pembinaaan

65
B. Manajemen Kefarmasian
1. Pengendalian Terdapat upaya yang dilakukan Hanya tersedia 1 Tersedianya 2 Tersedianya 3 10
Ketersediaan Obat untuk mencegah/ mengatasi dokumen atau tidak dokumen dokumen atau
kekosongan atau kekurangan obat ada dokumen lebih
di Puskesmas, meliputi tersedianya tersedia
3 dokumen :
1. SOP Pengendalian Ketersediaan
2. Dokumen Perencanaan
Kebutuhan obat
3.Dokumen mutasi obat/distribusi
obat

2 Ketersediaan Obat Ketersediaan obat di Puskesmas < 80% obat di RKO 80% - < 100% obat Seluruh obat 5
sesuai dengan RKO tersedia di di RKO tersedia di (100%) sesuai
Puskesmas Puskesmas RKO tersedia di
Puskesmas
C. Manajemen Sumber Daya Manusia
1 Pemenuhan Sumber Daya Jenis dan jumlah SDM kesehatan SDM Kesehatan SDM kesehatan SDM Kesehatan 10
Manusia ( SDM) Puskesmas terpenuhi sesuai analisis Puskesmas tidak Puskesmas sesuai Puskesmas sesuai
beban kerja (Permenkes 33 tahun sesuai ABK dan standar minimal ABK
2015 tentang Analisis Beban Kerja standar minimal tetapi tidak sesuai
SDM Kesehatan) Standar minimal ABK
sesuai dengan Permenkes 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
D. Manajemen Keuangan
1 Pencatatan dan Pelaporan Data pencatatan pelaporan <50% pencatatan dan 50%-80% > 80%
Bendahara Penerimaan pertanggung jawaban keuangan ke pelaporan ada pencatatan dan pencatatan dan
dan Pengeluaran Dinkes Kab/Kota, Penerimaan dan pelaporan ada pelaporan ada 10
pengeluaran, serta Realisasi capaian
66
keuangan yang disertai bukti
E. Manajemen Perencanaan
1. Puskesmas mempunyai Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada dokumen Ada dokumen 10
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), sebagai acuan perencanaan RPK tahun
Kegiatan (RPK) pelaksanaan kegiatan yang akan di berjalan (N)
jadwalkan selama 1 (satu) tahun
dengan memperhatikan visi misi
dan tata nilai Puskesmas

2. Puskesmas mempunyai RUK ( Rencana Usulan Kegiatan) Puskesmas tidak Puskesmas 10


RUK tahun Puskesmas untuk tahun yad (N+1) menyusun dokumen menyusun
mendatang.Tahun dibuat berdasarkan analisa situasi, RUK tahun dokumen RUK
mendatang akan kebutuhan dan harapan masyarakat mendatang (N+1) tahun mendatang
dilambangkan N+1 dan hasil capaian kinerja, prioritas (N+1)
serta data 2 (dua) tahun yang lalu
dan data survei, disahkan oleh
Kepala Puskesmas

3. Dokumen analisis Ada hasil analisis masalah Tidak ada hasil Ada hasil analisis Ada hasil analisis 10
masalah kesehatan kesehatan masyarakat dari data analisis masalah masalah kesehatan masalah
masyarakat dari data Puskesmas (profil, Program kesehatan masyarakat dari kesehatan
Puskesmas Indonesia Sehat dengan Pendekatan masyarakat di data Puskesmas masyarakat dari
Keluarga, pencapaian program, Puskesmas ( Profil, Program data Puskesmas
SDM, dll), dengan memperhatikan Indonesia Sehat (profil, Program
hasil Kinerja Puskesmas tahun dengan Pendekatan Indonesia Sehat
sebelumnya Keluarga , dengan
pencapaian Pendekatan
program, SDM, Keluarga,
dll), tetapi tidak pencapaian
67
memperhatikan program, SDM,
hasil Penilaian dll), dengan
Kinerja Puskesmas memperhatikan
tahun sebelumnya hasil Kinerja
Puskesmas tahun
sebelunya
4. Loka Karya Mini Bulanan Rapat Lintas Program (LP) <5 kali 5-9 kali 10-12 kali 10
membahas review kegiatan,
permasalahan LP, rencana tindak
lanjut (corrective action), beserta
tindak lanjutnya secara lengkap.
Dokumen lokmin awal tahun
membuat penyusunan POA,
briefing penjelasan program dari
kapus dan detail pelaksanaan
program (target, strategi pelaksana)
dan kesepakatan pegawai
Puskesmas. Notulen memuat
evaluasi bulanan pelaksanaan
kegiatan dan langkah koreksi

5. Loka Karya Mini Lintas Rapat Lintas Program (LP) <2 kali 2-3 kali 4 kali 10
Sektor/ tribulanan membahas review kegiatan,
permasalahan Lintas Program,
rencana tindak lanjut beserta tindak
lanjutnya secara lengkap .
Dokumen memuat evaluasi
kegiatan yang memerlukan peran
Lintas Sektor

68
6. Penilaian kinerja Suatu upaya untuk melakukan Tidak ada dokumen Hanya ada 1 Ada dokumen 10
Puskesmas (PKP) penilaian hasil kerja / prestasi dokumen PKP persemester
Puskesmas. Penilaian kinerja (persemester atau dan tahunan
Puskesmas dilaksanakan minimal 2 tahunan saja)
kali dalam setahun (semester
pertama dan tahunan)

7. Pengukuran indikator Melakukan Pengukuran indikator Tidak memenuhi Memenuhi Memenuhi semua 5
mutu secara periodik mutu secara periodik sesuai dengan kriteria sebagian kriteria kriteria
ketentuan yang ditetapkan oleh
kepala Puskesmas

REKAPITULASI SKOR KINERJA MANAJEMEN


PARAMETER NILAI AKHIR
Indikator Kinerja Manajemen Puskesmas 88,46 %

2. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


SATUAN TARGET PENCAPAIAN

69
NO JENIS DEFINISI OPERASIONAL SASARAN (%)
VARIABEL

TTUPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) ESENSIAL


A. PROMOSI KESEHATAN
1. Cakupan Rumah Rumah Tangga Minimal yang dikaji adalah 20% dari total Rumah Tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS Rumah Tangga 60% 60%
Tangga ber- rumah tangga ( Persalinan ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI Eksklusif, menimbang bayi/balita, menggunakan air
PHBS bersih, mencuci tangan pakai air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah,
makan buah dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok di dalam rumah) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu.
Rumus :

2 Persentase Desa/Kelurahan yang menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang dilakukan secara sistematis dan terencana Desa/ 45% 45%
Desa/Kelurahan secara bersama-sama dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatka kualitas Kelurahan
yang hidup.
menerapakan Rumus:
Germas

3 Cakupan Pos Pelayanan Terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati dan digerakkan Posyandu 100% 95%
Posyandu oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang penyelenggaraannya melalui progam Lansia
Lansia aktif Puskesmas dengan melibatkan peran serta lanjut usia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial.

Rumus:

70
4 Cakupan Posyandu Balita di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun.
Posyandu Balita Rumus : Posyandu Balita 100% 94%
aktif

5 Puskesmas Puskesmas yang memiliki Kebijakan Perilaku Bersih dan Sehat / Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (minimal 1 Dokumen 1 100%
memiliki kebijakan_) di wilayah kerja Puskesmas.
Kebijakan Rumus:
PHBS/ Germas

B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Persentase Desa/ kelurahan yang seluruh penduduknya tidak lagi melakukan praktek buang air besar sembarangan dibuktikan Desa/ 60% 60%
Desa/kelurahan melalui proses verifikasi untuk memastikan perubahan perilaku masyarakat dalam menerapkan pilar-pilar stbm. Kelurahan
Stop Buang Air Rumus:
Besar
Sembarangan

2 Persentase Sarana air minum yang dilakukan tinjau dokumen rpam (rencana pengamanan air minum), inspeksi kesehatan Unit 68% 68%
sarana air lingkungan dan diperiksa kualitas air minumnya oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
minum yang Rumus :

71
diawasi/diperiks
a kualitas air
minumnya
sesuai standar
3 Persentase Fasyankes ( rumah sakit dan Puskesmas) yang telah melakukan pemilahan, pewadahan, pengangkutan yang Fasyankes 81% 81%
Fasyankes (RS memenuhi syarat, penyimpanan sementara b3 di tempat penyimpanan b3 (tpsb3) yang berizin serta telah melakukan
dan Puskesmas) pengolahan secara mandiri sesuai persyaratan atau berizin dan atau bekerjasama dengan pihak pengelola limbah b3
yang yang berizin.
melaksanakan Rumus :
pengelolaan
limbah medis
sesuai standar
4 Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang dilaksanakan pengawasan melalui inspeksi kesehatan lingkungan (ikl) dan Unit
50%
Tempat memenuhi syarat sesuai standart. 50%
Pengelolaan Rumus:
Pangan (TPP)
yang memenuhi
syarat sesuai
standar
5 Persentase Tempat dan Fasilitas umum (pasar, sekolah, puskesmas) yang dilakukan pengawasan dengan cara melakukan Unit 64% 64%
Tempat dan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) minimal 1 kali dalam kurun waktu setahun.
Fasilitas Umum
(TFU) yang Rumus:
dilakukan
pengawasan
sesuai standar

C. KESEHATAN IBU DAN ANAK


72
1 Cakupan ibu Ibu hamil yang mendapatkan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai Ibu hamil 100% 30%
hamil yang upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kehamilan berisiko, bahaya
mendapatkan kehamilan, ajakan pada ibu, suami dan keluarga untuk merencanakan persalinan di suatu wilayah kerja dalam kurun
orientasi waktu 1 tahun
Program P4K Rumus:

2 Cakupan ibu Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
hamil yang pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester Ibu hamil 100% 16%
mendapatkan kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan.
pelayanan Rumus:
antenatal
minimal 4 kali
(K4)

3 Cakupan Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh penolong persalinan minimal 2 orang yang terdiri dari : Orang 87% 26%
persalinan yang - Dokter dan Bidan
ditolong oleh - 2 orang Bidan
tenaga - Bidan dan Perawat
kesehatan Rumus:

73
4 Cakupan Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki komptenesi Orang 91% 26%
persalinan di kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
fasilitas Rumus:
pelayanan
kesehatan (PF)

5 Cakupan Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 Ibu Nifas 90% 26%
pelayanan ibu hari; kunjungan nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42
nifas setelah persalinan.
Rumus:

6 Cakupan ibu Penanganan Komplikasi Kebidanan, penyakit menular, maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada Ibu Hamil 79% 21%
hamil dengan waktu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi.
komplikasi yang Rumus:
ditangani

7 Cakupan Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada usia 6 jam-48 jam setelah lahir di suatu 90%
74
Kunjungan wialayah kerja pada kurun waktu tertentu Bayi 34%
Neonatal Rumus:
pertama (KN1)
sesuai standar

8 Cakupan Cakupan neonates dengan komplikasi/gangguan kesehatan yang ditangani secara defenitif oleh tenaga kesehatan
neonatus dengan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Bayi 80% 0%
komplikasi Penanganan defenitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya
tertangani dihitung 1x pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang ditangani asal seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat
hasilnya hidup atau mati.
Rumus:

9 Cakupan Cakupan neonatus mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1x pada usia Bayi 21%
kunjungan 6-48 jam, 1x pada usia 1-7 hari, dan 1x pada usia 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu 91%
Neonatal tertentu
Lengkap (KN Rumus:
lengkap)

75
10 Cakupan Cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang Bayi 91% 21%
Kunjungan Bayi memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumus:

11 Cakupan Pelayanan kesehatan balita sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan pelayanan kesehatan balita
88%
Pelayanan anak sakit. Balita 35%
Balita Rumus:

12 Cakupan Puskesmas yang minimal 50% desa/kelurahan di wilayah kerjanya melaksanakan kelas ibu hamil dalam kurun Puskesmas 50%
89%
Puskesmas yang waktu 1 tahun.
melaksanakan Rumus:
Kelas Ibu Hamil

13 Cakupan Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB atau kelas 10 SMA/MA/SMALB yang mendapatkan penjaringan Orang 80% 80%
76
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
kesehatan untuk Rumus:
peserta didik
kelas VII
SMP/MTs dan
X SMA/MA

14 Cakupan Cakupan peserta didik kelas 1 S/MI/SDLB yang mendapatkan penjaringan Orang 80% 80%
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran
kesehatan untuk
peserta didik Rumus:
kelas 1 SD/MI

D. GIZI MASYARAKAT
1 Persentase balita Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan Balita < 14 % 0,79%
underweight dari istilah gizi buruk dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi
(kekurangan
gizi) Rumus:

Cakupan kinerja puskesmas :


77
1. < 14 = 100%
2. 14 - < 19 = 75%
3. 19 - < 24 = 50%
4. 25 - < 29 = 25%
5. ≥ 29 = 0%
2 Persentase balita Balita stunting (pendek dan sangat pendek) adalah anak umur 0 sampai 59 bulan dengan
stunting (pendek kategori status gizi berdasarkan indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi
dan sangat Balita < 18,4 % 1,32 %
Badan menurut Umur (TB/U) memiliki Z-score kurang dari-2SD.
pendek)
Rumus:

Cakupan kinerja puskesmas :


1. < 18,4 = 100%
2. 18,4 - < 23 = 75%
3. 23 - < 28 = 50%
4. 28 - < 33 = 25%
5. ≥ 33 = 0%

3 Persentase balita Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan Balita < 7,5 % 0,39 %
wasting (kurus menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan
dan sangat
Z-score kurang dari -2SD. Menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, balita wasting (kurus
kurus)
dan sangat kurus) adalah balita gizi kurang dan gizi buruk.
Rumus:

78
Cakupan kinerja puskesmas :
1. < 7,5 = 100%
2. 7,5 - < 12 = 75%
3. 12 - < 17 = 50%
4. 17 - < 22 = 25%
5. ≥ 22 = 0%

4 Persentase ibu Ibu hamil dengan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11gr/dL. Ibu Hamil 39% 39%
hamil anemia
Rumus:

5 Persentase bayi Bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gram Bayi 39%
dengan berat
Rumus:
badan lahir
rendah (berat 3,8%
badan < 2500
gram)

6 Persentase bayi Bayi umur 0 sampai 5 bulan 29 hari yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan 50%
79
usia < 6 bulan lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam.
mendapat ASI Bayi 59,6 %
Rumus:
ekslusif

7 Persentase bayi Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan/cairan lain kecuali
usia 6 bulan obat, vitamin dan mineral sejak lahir.
yang mendapat Bayi 45% 40 %
ASI Ekslusif Rumus:

8 Persentase ibu Ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
hamil yang di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu.
mendapatkan
Tablet Tambah Rumus:
Darah (TTD) 90
tablet selama Ibu Hamil 13 %
kehamilan 82%

9 Persentase ibu Ibu hamil KEK dengan LILA <23,5 cm yang ditemukan dan mendapat makanan tambahan 80%
hamil(Kurang diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan di suatu wilayah kerja
Energi Kronik ) Ibu Hamil 80%
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
KEK yang
mendapatkan Rumus:

80
makanan
tambahan

10 Persentase balita Balita usia 6 bulan s/d 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks berat badan Balita 85 % 85%
gizi Kurang menurut panjang badan (BB/PB) atau Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) memiliki
yang
Z-score -3SD sampai <-2SD yang mendapat makanan tambahan dalam bentuk makanan
mendapatkan
makanan tambahan pabrikan
tambahan Rumus:

11 Persentase Remaja perempuan berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SMP/SMA atau sederajat Remaja 54%
remaja putri mendapat tablet tambah darah seminggu sekali
yang 54 %
mendapatkan Rumus:
TTD

12 Persentase bayi Proses menyusui yang dimulai segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit 62%
baru lahir yang ke kulit antara bayi dengan ibunya dan berlangsung minimal 1 jam. Bayi 62 %
81
mendapatkan Rumus:
IMD

13 Persentase balita Anak yang berusia 0-59 bulan yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Puskesmas Balita 75% 60 %
yang ditimbang pada kurun waktu tertentu
berat badannya
Rumus:

14 Persentase balita Balita yang memiliki buku KIA/KMS dan telah terisi sesuai usia dalam kurun waktu 1 tahun
mempunyai Rumus:
buku KIA /KMS Balita 75% 75%

15 Persentase balita Anak yang berusia 0-59 bulan yang memiliki grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau Balita 84 % 86,9 %
ditimbang yang kenaikan berat badan pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya sesuai standar di wilayah kerja
naik berat puskesmas pada kurun waktu yang tertentu
badannya Rumus:
(%N/D)

82
16 Persentase balita Bayi umur 6 bulan sampai 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna biru dengan kandungan
6-59 bulan yang vitamin A sebesar 100.000 satuan internasional (SI) dan anak umur 12 sampai 59 bulan yang mendapat Balita 88% 88%
mendapat kapsul
kapsul vitamin A berwarna merah dengan kandungan vitamin A sebesar 200.000 SI.
vitamin A
Rumus:

17 Persentase ibu Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kapsul segera setelah
nifas yang melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
mendapat kapsul
vitamin A Orang 76%
Rumus:
76%

18 Persentase Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas pada 86%
rumah tangga kurun waktu tertentu dan apabila diuji dengan larutan uji garam beriodium maka terjadi
mengkonsumsi Rumah 86%
perubahan warna menjadi ungu
garam Tangga
beryodium Rumus:

83
19 Persentase kasus Anak usia 0-59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau indeks BB menurut TB
balita gizi buruk (BB/TB) atau berat badan (BB/TB) dengan nilai z-score kurang dari -3 SD atau LILA < 11,5
yang mendapat Balita 86% 86%
cm pada balita 6-59 bulan yang dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan
perawatan
kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana gizi buruk.
Rumus:

E. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


A. Imunisasi
1 Cakupan anak Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila bayi berusia kurang dari 1 (satu) tahun telah mendapatkan 1 (satu) Bayi 95% 53,5 %
usia 0- 11 bulan kali Hepatitis B, 1(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali imunisasi DPT-HBHib, 4 (empat) kali
yang
imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali imunisasi MR / Measles Rubella di wilayah kerja Puskesmas pada
mendapatkan
imunisasi dasar kurun waktu tertentu
lengkap (LIL) Rumus:

84
2 Cakupan Cakupan (jumlah dan persentase) WUS (wanita usia subur) berusia 15-39 tahun yang mendapatkan Bayi 95% 3,80 %
pelayanan imunisasi Td dengan interval tertentu, dengan memperhatikan hasil skrining dan status T
imunisasi wanita
usia subur Rumus:
(WUS) lengkap

3 Cakupan Desa / UCI (Univercal Coverage Immunization) desa adalah kelurahan/desa dimana minimal 80 % bayi yang Bayi 95% 53,80%
Kelurahan UCI ada di desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas selama kurun
waktu tertentu.
Rumus:

4 Cakupan bias Hasil cakupan imunisasi DT ( Difteri Tetanus) pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas Orang 95% 95%
DT/ Td pada kurun waktu tertentu
Rumus:

5 Cakupan bias Hasil cakupan imunisasi campak pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Orang 95% 95%
MR waktu tertentu
Rumus:

85
B. Surveilans
1. Persentase Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan ditanggulangi <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap Desa/ 100% 100%
Penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu. Kelurahan
Epidemiologi
Rumus:
dan
Penanggulangan
KLB <24 jam
pada desa /
kelurahan

C. Ispa
1 Persentase balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di Sarana Balita 80% 80%
Kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun.
Cakupan
penemuan dan Rumus:
talaksana
pneumonia
Melalui MTBS

D. Tb Paru
1 Cakupan angka Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di Kasus 100% 0,23%
notifikasi TB suatu wilayah tertentu. Peningkatannya > 5% dari sebelumnya ( tahun lalu )
(CNR) yang
ditangani Rumus:
86
2 Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus Kasus 90% 61,7%
Cakupan angka tuberkulosis (insiden). Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis dihitung dengan menggunakan
penemuan kasus
pemodelan mathematic
TB BTA (CDR)
yang ditangani

Rumus:

3 Cakupan Jumlah seluruh kasus tuberkulosis anak yang ditemukan dan ditangani di antara perkiraan jumlah kasus Kasus 90% 90%
proporsi pasien tuberkulosis anak yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus
TB anak
tuberkulosis anak adalah 8,3% dari kasus TB dewasa
diantara seluruh
pasien TB yang Rumus:
ditangani

4 Cakupan angka Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat Orang 90% 76,4%
keberhasilan dan dilaporkan
pengobatan
(TSR) Rumus:

87
E. DBD
1 Cakupan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan berdasarkan kriteria World Health Kasus 100% 100%
penemuan dan Organization (WHO) dan ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di wilayah kerja
penanganan
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
penderita DBD
yang ditangani Rumus:

Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada kasus


F. Malaria
1 Cakupan Jumlah kasus Malaria yang ditemukan dan ditangani Kasus 100% 100%
penemuan dan Rumus:
penanganan
kasus malaria

E. Diare
1 Cakupan Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Balita 100% 100%
penemuan dan waktu tertentu. Target = (20% x 843/1000) x jumlah balita (sesuai BPS) di wilayah kerja Puskesmas
penanganan
penderita diare
yang ditangani
Rumus:

88
F. HIV/AIDS
1 Cakupan Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada setiap orang dengan risiko terinfeksi virus yang Orang 100% 100%
pemeriksaan melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV) yang meliputi
HIV sesuai
edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan serta skrining dilakukan dengan pemeriksaan tes
standar pada
orang beresiko cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun
tinggi terinfeksi Rumus:
HIV (Ibu hamil,
pasien TB,
Pasien
IMS,waria/trans
gender,
pengguna
Napza, dan
warga binaan
lembaga
permasyarakata
n)

G. Kusta
Cakupan Persentase Kasus kusta baru yang ditemukan dan tidak memiliki kelainan sensorik maupun anatomis Orang 89% 89%
penemuan kasus
baru kusta tanpa
cacat
Rumus:

89
H. Filariasis
Cakupan kasus Kasus filariasis yang ditemukan dan ditangani sesuai dengan standart Kasus 100% 100%
filariasis yang Rumus:
ditemukan dan
ditangani sesuai
dengan standart
I. Hepatitis
Cakupan Pemeriksaan Hepatitis sesuai standar pada orang beresiko tinggi terinfeksi Hepatitis (Ibu hamil) Orang 100% 85%
pemeriksaan Rumus:
Hepatitis sesuai
standar pada
orang beresiko
tinggi terinfeksi
Hepatitis (Ibu
hamil)

J. Kecacingan
1 Cakupan Pemberian obat cacing massal pada anak usia 1-12 tahun pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya Orang 100% 100%
pemberian obat Rumus:
cacing massal
pada anak usia
1-12 tahun

90
K. Penyakit Tidak Menular (PTM)
1 Cakupan Desa/ Upaya kesehatan berbasis bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Desa/ 100% 100%
Kelurahan yang Tidak Menular (PTM) melalui kegiatan skrining kesehatan/deteksi dini faktor risiko PTM, intervensi/modifikasi Kelurahan
melaksanakan faktor risiko PTM serta monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin
kegiatan dan berkesinambungan.
POSBINDU Rumus:
(Pos Pembinaan
Terpadu) PTM

2 Persentase Pelayanan Kesehatan DM sesuai standar meliputi: Orang 100% 50%


Penderita DM 1. Pengukuran minimal1 kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
usia 15 tahun ke 2. Edukasi perubahan gaya hidup dana tau mutrisi
atas yang 3. Terapi farmakologi
mendapatkan 4. Melakukan rujukan jika diperlukan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Rumus:

91
3. Persentase Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi: Orang 100% 50%
Penderita 1. Pengukuran tekanan darah minimal 1 kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
Hipertensi ≥ 15 2. Edukasi perubahan gaya hidup dan/ atau kepatuhan minum obat
tahun yang 3. Terapi Farmakologi
mendapatkan Rumus:
pelayanan
kesehatan sesuai
standar

F. PERKESMAS
1 Cakupan Salah satu upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan Keluarga 60% 50%
pembinaan ilmu/praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif masyarakat
keluarga yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpamengabaikan pelayanan kuratif
memiliki dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
masalah untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
kesehatan Sasaran Keluarga Binaan (KK) = 2,66% dikali Jumlah KK Miskin di wilayah kerja Puskesmas.
Rumus:

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) PENGEMBANGAN


A. Pelayanan Kesehatan Jiwa
1 Penemuan dan Penemuan dan penanganan pasien terdeteksi gangguan jiwa yang dilayani/diobati Orang 100% 90%
penanganan Jumlah ODGJ berat (Bipolar, Skizoprenia, Psikotik) dan ODGJ ringan (Depresif, Neurotik) / Gangguan Mental
pasien terdeteksi Emosional (GME) yang ditemukan dan mendapat pelayanan sesuai standar
gangguan jiwa Rumus:
92
yang
dilayani/diobati

B. Pelayanan Kesehatan Lansia

1 Pemantauan Setiap warga negara Indonesia usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang mendapat skrining kesehatan sesuai Orang 100% 85%
kesehatan lansia standar minimal 1 kali di fasilitas kesehatan dan Posyandu pada kurun waktu satu tahun. Lingkup Skrining
di posyandu adalah sebagai berikut : 1. Deteksi Hipertensi dengan mengukur tekanan darah 2. Deteksi diabetes melitus
dengan pemeriksaan kadar gula darah. 3. Deteksi kadar kolesterol dalam darah. 4. Deteksi gangguan Mental
Emosional dan Perilaku, termasuk kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination
(MMSE) /Test Mental Mini atau Abreviated Mental Test ( AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS)
Rumus:

C. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer


1 Pembinaan Penyehat tradisional komplementer yang ada di wilayah kerja Puskesmas yang mendapat pembinaan oleh Orang 100% 50 %
penyehat petugas/kader kesehatan
tradisional
Komplementer Rumus:

D. Kesehatan Gigi Masyarakat


1 Cakupan Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, Orang 100% 100 %
93
Pemeriksaan mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga,
Gigi dan Mulut kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas.
siswa SD
Rumus:

E. Pelayanan Kesehatan Kerja


1 Cakupan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja Internal dan Eksternal.
Puskesmas yang Kesehatan kerja Internal (dilaksanakan di dalam gedung puskesmas ) meliputi :
melaksanakan 5. Perencanaan kesja,
kesehatan kerja 6. Ada SDM Kesja, Unit 60% 60%
7. Pelaksanaan K3 internal di Puskesmas,
8. Pelayanan dan tatalaksana Penyakit Akibat Kerja/PAK dan penyakit umum pada pekerja Puskesmas;
Kesehatan kerja Eksternal meliputi :
4. Pemberdayaan dan pembinaan informal ( target minimal 2 Pos UKK per Puskesmas),
5. Pembinaan Kesja di Perusahaan,
6. Pemetaan faktor Resiko kesehatan di tempat kerja pada wilayah kerjanya.

Rumus:

F. Pelayanan Kesehatan Olahraga


1. Cakupan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga Internal dan Eksternal : Kelompok 60% 60%
Puskesmas yang Kegiatan kesehatan olahraga Internal meliputi :
melaksanakan 1.Perencanaan,
kesehatan 2.Peregangan,
94
olahraga 3.Senam bersama setiap 1 minggu sekali,dan
4.Pembinaan kebugaran jasmani bagi petugas Puskesmas;
Kegiatan kesehatan olahraga Eksternal meliputi :
1.Pembinaan kelompok olah raga pada masyarakat ibu hamil, lansia, termasuk pembinaan kebugaran jasmani
pada kelompok anak sekolah dan madrasah serta ASN tingkat Kecamatan,
2.Pengembangan modal intervensi peningkatan aktifitas fisik pada UKBM (Posbindu, PTM, Pos Lansia)

Rumus:

95
Chart Title
TARGET PENCAPAIAN

100% 1 PROMKES

50%

5 P2P 0% 2 KESLING

4 GIZI 3 KIA

Gbr. Grafik laba –Laba Upaya Kesehatan Esensial

96
Chart Title
TARGET CAPAIAN

1 JIWA
100%

50%
6 KESEHATAN OLAHRAGA 2 LANSIA

0%

5 KESEHATAN KERJA 3 BATRA

4 UKS

Gbr. Grafik Laba –laba Pencapaian Upanya Kesehatan Pengembangan

REKAPITULASI SKOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


97
No PARAMETER NILAI AKHIR
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial 60,9 %
B. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan 74,1 %
Nilai rata - rata 67,5%

3. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN


1 Pemberian pelayanan Dokter umum 100% 100%

1 PELAYANAN PEMERIKSAAN 2 Jam buka pelayanan 08.00-14.00 Setiap hari kerja kecuali jumat : 08.00 - 100% 100%

KESEHATAN UMUM 11.30

3 Waktu tunggu pasien ≤ 15 menit 90% 90%

4 Pemakaian APD 100% 100%

1 Pemberi pelayanan Dokter Gigi 100% 100%

2 KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2 Jam buka pelayanan 08.00-14.00 Setiap hari kerja kecuali jumat : 08.00 - 100% 100%

11.30

3 Waktu tunggu pasien ≤ 30 menit 100% 100%

98
4 Pemakaian APD 100% 100%

1 Pemberi pelayanan Bidan 100% 100%

3 PELAYANAN KESEHATAN IBU 2 Tersedia alat kontrasepsi sesuai kebutuhan 100% 100%

DAN ANAK 3 Jam buka pelayanan 08.00 - 14.00 Setiap hari kerja kecuali jumat : 08.00 100% 100%

- 11.30

4 Waktu tunggu pasien ≤ 30 menit 90% 90%

1 Tersedia Dokter terlatih GELS, tenaga perawat terlatih PPGD 100% 100%

4 PELAYANAN GAWAT DARURAT 2 Penanggung jawab UGD adalah Dokter 90% 90%

DAN RUANG TINDAKAN 3 Kepatuhan melakukan triase untuk kasus Gawat Darurat 100% 100%

4 Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam 100% 100%

5 Penggunaan APD sesuai kebutuhan 100% 100%

6 Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darurat ≤ 5 menit terlayani 100% 100%

setelah pasien datang

7 Stabilisasi pasien sebelum di rujuk 80% 80%


99
1 Pemberian pelayanan gizi minimal DIII Gizi 100% 100%

5 PELAYANAN KONSELING GIZI 2 Kajian gizi pasien ( rawat inap) 90% 0%

3 Diberikan konseling / edukasi gizi pada pelanggan pelayanan gizi 100% 80%

1 Tersedia tenaga pemberi pelayanan untuk persalinan normal 100% 100%

6 PELAYANAN PERSALINAN (dokter/bidan)

2 Pemantauan proses persalinan 100% 100%

3 Pertolongan persalinan normal sesuai APN 100% 80%

4 Pemakaian APD 100% 100%

5 Komplikasi pasca persalinan ≤ 5% 100% 85%

1 Tersedia tenaga farmasi (apoteker/ asisten apoteker) 100% 100%

7 PELAYANAN FARMASI 2 Waktu tunggu pelayanan obat non racikan ≤ 5 menit 100% 100%

3 Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 10 menit 100% 100%

4 Tidak terjadi kesalahan pemberian obat 100% 94%

1 Tersedia tenaga analis laboratorium 100% 100%


100
8 PELAYANAN LABORATORIUM

2 Waktu tunggu pelayanan laboratorium ≤ 10 menit kecuali BTA DA-TB 80% 80%

3 Data pemeriksaan dicatat di buku register laboratorium 95% 95%

4 Tidak ada kesalahan pemberian laboratorium 95% 95%

1 Tersedia petugas Rekam medis yang terlatih 100% 0

9 PELAYANAN PENDAFTARAN DAN 2 Waktu penyediaan dokumen rekam medis ≤ 10 menit 100% 100%

REKAM MEDIS 3 Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan 85% 85%

(termasuk diagnosa dengan kode ICD X)

1 Penanggung jawab pelayanan MTBS adalah dokter 100% 100%

10 PELAYANAN MTBS 2 Tersedia instrumen pelayanan MTBS 100% 100%

3 Waktu tunggu pasien ≤ 30 menit 100% 90%

1 Konseling / Edukasi Pasien 100% 100%

11 PELAYANAN P2 TB 2 Penanganan pasien BTA (+) 100% 100%

3 Angka Drop Out pasien TB ≤ 1% 100% 80%

1 Tersedia tenaga sanitarian 100% 100%


101
12 PELAYANAN KONSELING

SANITASI 2 Waktu tunggu pelayanan ≤ 30 menit 100% 100%

REKAPITULASI SKOR KINERJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

No PARAMETER NILAI AKHIR

1. Pelayanan pemeriksaan kesehatan umum 97,5%


2. Kesehatan gigi dan mulut 100%
3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak 97,5%
4. Pelayanan gawat darurat dan ruang tindakan 95,5%
5. Pelayanan konseling gizi 60%
6. Pelayanan persalinan 93%
7. Pelayanan farmasi 100%
8. Pelayanan laboratorium 92,5%
9. Pelayanan pendaftaran dan rekam medis 61,6%
10. Pelayanan MTBS 100%
11 Pelayanan P2TB 100%
12 Pelayanan konseling sanitasi 100%
Nilai rata - rata 91,4%
4. INDIKATOR MUTU PUSKESMAS

102
N INDIKATO DEFINISI OPERASINAL SATUAN TARGET PENCAPAIAN
O R

‘A. INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS


1 Kepatuhan Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila Persen 85% 85%
Kebersihan tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcoholbased handrubs)
Tangan dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan tidak tampak kotor.
Rumus:

2 Kepatuhan Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD dengan tepat Persen 100% 100%
Penggunaa sesuai dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa
n APD terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (kontak, droplet dan airborne).
Rumus:

3 Kepatuhan Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan Observasi 100% 100%
Indentifikas menggunakan minimal dua penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam
i Pasien medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
Rumus:

103
4 Keberhasila Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan persentase semua pasien TB Persen 90% 70%
n yang sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai
Pengobatan dengan periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
Pasien semua kasus
Tuberkulos dan angka pengobatan lengkap semua kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
is Semua Rumus:
Kasus
Positif Obat
( SO)

5 Ibu hamil Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang telah bersalin Persen 100% 50 %
Mendapatk serta yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan standar kualitas
an ANC selama periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.
sesuai Rumus:
standar

6 Kepuasan Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang Persen ≥ 76,61 indeks 76%
104
Pasien diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Rumus:

B. INDIKATOR PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS


1 Ketepatan Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2 (dua) identitas yaitu nama, umur atau
Identifikasi tanggal lahir sebagai acuan dalam mencocokkan identitas pasien sebelum tindakan dilakukan seperti 100% 100%
Pasien sebelum memberikan obat, sebelum mengambil sampel laboratorium, sebelum melakukan prosedur Persen
tindakan keperawatan kemudian mencocokkan dengan status rekam medik.
Rumus:

2 Peningkatan Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan
Persen
Komunikasi dalam menyampaikan keadaan pasien. Komponen SBAR meliputi S (situation), B (background), A 100% 80%
Efektif (Assesment) dan R (Recommendation).
Rumus:

3 Peningkatan Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah sejumlah obat-obatan yang memiliki resiko tinggi 100% 100%
Persen
Keamanan menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat.
105
Obat Yang Sedangkan LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat yang memiliki kemasan yang terlihat sama
Perlu dan terdengar sama dalam pengucapannya saat terdengar.
Diwaspadai
(High Alert)
Rumus:

4 Kepastian Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu pedoman atau acuan dalam melaksanakan suatu 100% 100%
Persen
Tepat- tindakan sesuai dengan tata kerja prosedural.
Lokasi, Rumus:
Tepat-
Prosedur,
Tepat-Pasien
Operasi
5 Pengurangan 70%
Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua tenaga medis dan tenaga kesehatan yang Persen ≥ 85%
Resiko
bertugas di ruang pelayanan/perawatan pasien serta tenaga penunjang yang bekerja sebagai
Infeksi
cleaning service, pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga penunjang yang kontak erat
Terkait
dengan pasien / spesimen.
Pelayanan
Kesehatan Rumus:

6 Pengurangan Pasien resiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor 100% 100%
Persen
Resiko
106
Pasien Jatuh lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cedera.

Rumus:

REKAPITULASI SKOR MUTU PUSKESMAS

No PARAMETER NILAI AKHIR

1. Indikator Nasional Mutu Puskesmas 80,1%


2. Indikator Program Keselamatan Pasien di Puskesmas 91,6%
Nilai rata - rata 85,8%

REKAPITULASI SKOR KINERJA PUSKESMAS

107
No PARAMETER NILAI AKHIR

1 Indikator Kinerja Manajemen Puskesmas 88,46 %

2 Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 67,5%

3 Indikator Kinerja Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 91,4%

4. Indikator Mutu Puskesmas 85,8%

Interpretasi:
1. Baik, bila setiap parameter bernilai > 91 %
2. Cukup, bila ada satu atau dua parameter bernilai 81% s.d ≤ 90% dan parameter yang lain bernilai ≥ 80%
3. Kurang, bila tidak memenuhi kriteria ≤80

108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Puskesmas Tukka telah melaksanakan penilaian kinerja Tahun 2022(Januari-
Desember 2022) dengan hasil sebagai berikut”
a. Kinerja Manajemen Puskesmas dengan nilai 88,46%, termasuk kategori Baik.
b. Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dengan nilai 67,5% termasuk
kategori Kurang.
c. Kinerja Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dengan nilai 91,4% masuk
dalam kategori Baik.
d. Kinerja Mutu Puskesmas dengan nilai 85,8% masuk dalam kategori Baik.

5.2. Saran
1. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program serta berbagai
upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
2. Mengembangkan hal-hal yang baru/ Inovasi pelayanan Kesehatan untuk
meningkatkan pelayan kesehatan.
3. Diharapkan untuk tahun kedepan masing-masing program melakukan upaya-
upaya dalam rangka meningkatkan capaian kinerjanya terutama program-
program dengan pencapaian kinerja yang kurang.

109

Anda mungkin juga menyukai