Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Profil Program Upaya Kesehatan Kerja (UKK) ini
dapat diselesaikan.
Penyusunan Profil Program UKK digunakan sebagai pedoman bagi
pelaksana Program UKK di UPT Puskesmas Tambakboyo
Dalam pelaksanaan Program UKK di Puskesmas, diperlukan pelayanan
yang bermutu sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang optimal dan
mempercepat penyembuhan pasien.Sejalan dengan itu pelayanan di Program
UKK sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di luar gedung juga dituntut
untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui pelayanan yang berfokus pada
keselamatan pasien, yang disebut pelayanan berbasis patient safety dan
sejalan dengan standart akreditasi
Penyusunan pedoman pelayanan Program UKK ini sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien dan
masyarakat..
Sebagai upaya untuk menstandarkan kualitas pelayanan seperti tersebut diatas
maka diperlukan standar-standar yang berkaitan dengan pelayanan Program
UKK di Puskesmas rawat jalan dan Perawatan
Saran dan masukan-masukan untuk kesempurnaan Profil Program UKK
ini sangat kami harapkan sehingga dapat memberi manfaat dan pelayanan di
UPT Puskesmas Tambakboyo dapat menjadi lebih baik.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan Profil Program UKK ini.

Tambakboyo, Januari 2018


Mengetahui
Kepala Puskesmas Tambakboyo Pelaksana Program UKK

RINI HANDAYANI , UD. SKM AGUNG DWI SUMBODO,Amd.Kep


NIP. 19710109 199003 2 002 NIP.19790212 200701 1 012
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...........................................................................4
2. Tujuan........................................................................................5
3. Dasar Hukum.............................................................................5
4. Ruang Lingkup...........................................................................5
BAB II TUJUAN DAN STRATEGI
1. Tujuan........................................................................................7

2. Strategi Kegiatan.......................................................................7
BAB III KONSEP DASAR
1. Pengertian................................................................................8
2. Sasaran...................................................................................8
3. Wadah Kegiatan.......................................................................8
4. Pelaku.......................................................................................8
5. Kemitraan..................................................................................8
BAB IV PENGORGANISASIAN KEGIATAN
1. Perencanaan............................................................................10
2. Pelaksanaan.............................................................................10
3. Pelaporan.................................................................................10
BAB V MONITORING DAN EVALUASI...................................................12
BAB VI PEMANGKU KEPENTINGAN.....................................................13
BAB VII PENUTUP...................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak fundamental bagi setiap orang tanpa


membedakan ras,agama,politik yang dianut dan tingkatsosial ekonomi.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral pembangunan
nasional ditujukan untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya
melalui peningkatan akses masyarakat,termasuk pekerja terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas serta upaya kearah
promotif,preventif sesuai kondisi dan kebutuhan.
Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bab
XII menyatakan bahwa upaya kesehatan bertujuan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.Untuk itu,dilakukan
melalui Upaya Kesehatan Kerja (UKK). Penyelenggaraan UKK tidak
hanya berada ditangan pemerintah,melainkan mengikutsertakan
kelompok masyarakat dan potensi swasta dengan sasaran pekerja dan
lingkungannya.
Tantangan kesehatan pada pekerja adalah potensi dan kasus
Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta Kecelakaan Akibat Kerja (kak) yang
tinggi. Faktor resiko karena pekerjaan adalah faktor paparan bahaya di
lingkungan kerja karena proses kerja,baik resiko pajanan
fisik,kimia,biologi,ergonomi,psikososial dan gaya hidup,antara lain gaya
hidup yang tidak sehat seperti kurang aktifitas,kebiasaan merokok,pola
makan yang berlebihan dalam hal garam,gula dan lemak,selain itu juga
polusi lingkungan.
ILO (2013) mencatat bahwa setiap 15 detik seorang pekerja
meninggal dunia karena kecelakaan kerja serta sebanyak 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Menurut data Jamsostek (2013), angka
kecelakaan kerja mencapai 103.285 kasus dari 12,4 juta jumlah pekerja
Jamsostek. Hasil Riskesda (2013) menunjukkan 11 % pekerja
mengalami gangguan pendengaran dan 11,9 % mengalami penyakit
sendi otot,serta 52,8 % masyarakat memiliki kebiasaan aktifitas yang
kurang,21,2 % memiliki kebiasaan merokok,dan hanya 10,7 % yang
memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayur dan buah tiap hari.
Peningkatan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja
menimbulkan dampak secara ekonomis tidak hanya bagi individu
pekerja, tetapi juga bagi keluarga,masyarakat pekerja dan negara. Untuk
itu diperlukan upaya integrasi penanganan masalah kesehatan pada
pekerja, khususnya pekerja skala usaha mandiri,mikro dan kecil melalui
Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada sesuai
kebutuhan.Pelayanankesehatan pada umumnya lebih bersifat
kuratif.Selain itu, pada pelaksanaan UKBM khususnya kesehatan kerja
terdapat kesulitan berkelanjutan kader. Keberadaan kader yang berasal
dari pekerja memiliki keterbatasan waktu sehingga integrasi pelayanan
dengan kader dan program kesehatan lainnya sangat diperlukan.Dalam
rangka pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi pada
pekerja perlu adanya suatu wadah yaitu Pos UKK.

B. Tujuan Pedoman

Sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam penyelenggaraan Pos


UKK

C. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan pekerja pada kelompok usaha skala
mandiri dan kecil (sektor informal) melalui pemberdayaan masyarakat
dalam bentuk Pos UKK
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan akses pelayanan kesehatan pada pekerja dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif dan preventif serta
kuratif dan rehabilitatif sederhana
b. Meningakatkan jumlah dan kualitas Pos UKK dengan pendekatan
pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan peran dan kerja sama lintas sektor dan lintas
program dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Pos UKK
D. Visi dan Misi

1. Visi
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

2. Misi
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan
berkeadilan.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang 1945 pasal 28


2. Undang-Undang No 1/1970 tentang Tenaga Kerja
3. Undang-Undang No 23 tahun 1992 pasal 23 tentang Kesehatan Kerja
4. Kepmenkes 128/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
5. Permenaker 1758/2003 tentang Standart Pelayanan Kesehatan Dasar
6. Undang Undang RI no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini mencakup konsep dasar dan strategi


keberhasilan kegiatan,penyelenggaraan kegiatan di Pos UKK,peran
serta pemangku kepentingan,penilain dan indikator keberhasilan.

G. Pengertian

Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) adalah wadah untuk


pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja usaha kecil dan
menengah dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif dan
preventif serta kuratif dan rehabilitatif sederhana untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang di akibatkan pekerjaan.
BAB II
KONSEP DASAR DAN STRATEGI
A. Konsep Dasar
Konsep Pos UKK dilatarbelakangi adanya fenomena sebagai
berikut :
1. Makin meningkatnya jumlah pekerja dan sebagian besar belum
mendapatkan pelayanan kesehatan kerja yang memadai,serta masih
banyak tempak kerja yang belum melaksanakan kesehatan kerja.
2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pekerja banyak
yang mengalami penyakit akibat kerja dan kecelakaan pekerja yang
dapat menurunkan produktivitas kerja.
3. Pos UKK diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit.

B. Tujuan Pembentukan Pos UKK


1. Tujuan Umum
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyrakat pekerja tentang kesehatan
kerja.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat pekerja untuk menolong
dirinya sendiri.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh
kader,masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih
kesehatan kerjanya.
d. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
pekerja terhadap resiko dan bahaya akibat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
e. Meningkatkan dukungan dari pengambil kebijakanterhadap Pos
UKK.
f. Meningkatkan peran aktif lintas program dan lintas sektor terkait
dalam penyelenggaraan Pos UKK.
C. Manfaat Pos UKK
1. Bagi masyarakat pekerja.
Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi secara dini dan
masyarakatpekerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan kerja
yang sangat dijangkau.
2. Bagi kader kesehatan.
a. Kader dapat mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan
kerja.
b. Kader mendapatkan kebanggaan.
3. Bagi puskesmas.
a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas.
b. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas utamanya
pemberdayaan masyarakat.
4. Bagi sektor lain.
a. Dapat memadukan kegiatan sektornya utamanya yang berkaitan
dengan kesejahteraan.
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif
dan efisien.

D. Strategi
Untuk mencapai keberhasilan program Pos UKK diperlukan
strategi pelaksanaan kegiatan,yaitu :
1. Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah,pihak
legislative,pemerintah daerah serta pemangku kepentingan.
2. Peningkatan peran pemerintah dan masyarakat dalam
perencanaan,pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
3. Peningkatan jejaring kerja dengan melibatkan lintas program,lintas
sektor dan pemangku kepentingan.
4. Pendekatan integratife pada kelompok masyarakat pekerja.
5. Pemberdayaan masyarakat dengan melakukan survey mawas diri dan
musyawarah masyarakat kelompok kerja.
6. Menstimulasi ketersediaan sarana dan prasarana di Pos UKK.
7. Peningkatan upaya promosi kesehatan melalui metode penyuluhan
dan berbagai media komunikasi,informasi dan edukasi.
BAB III
PENYELENGGARAAN KEGIATAN
A. Persyaratan Pembentukan Pos UKK
Persyaratan dalam pembentukan Pos UKK yaitu :
1. Ada kelompok pekerja yanga membutuhkan pelayanan kesehatan
kerja.
2. Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK.
3. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK.
4. Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK yang dilengkapi
dengan papan nama Pos UKK untuk melakukan kegiatan.
5. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kit dan
pertolongan pertama pada penyakit (P3P) kit.
6. Tersedianya contoh Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya.

B. Persiapan
Dalam tahap persiapan,diperlukan beberapa langkah disetiap
tingkatan Puskesmas sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi di internal Puskesmas.
2. Pembentukan Tim Kesehatan Kerja yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
3. Membuat rencana kerja untuk kegiatan penyelenggaraan Pos UKK.
4. Advokasi kepada camat,kepala desa,pamong/toma,pengusaha untuk
mendapatkan dukungan tentang kegiatan Pos UKK.
5. Survey Mawas Diri (SMD) dalam rangka mengumpulkan data
dasar,informasi besaran masalah pada pekerja,jumlah pekerja,jenis
pekerjaan,sarana prasarana dan sumber daya dari pekerja itu sendiri.
6. Pertemuan Tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa ( Musyawarah
Masyarakat Desa).

C. Penyelenggaraan Kegiatan
1. Pelatihan SDM
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pos UKK diperlukan
pelatihan SDM. Jenis pelatihan yang dimaksud yaitu :
a. Pelatihan kader Pos UKK
b. Pelatihan Sistem Rujukan

2. Organisasi Penggerak
Sebagai organisasi penggerak dalam penyelenggaraan Pos UKK
adalah sebagai berikut :
a. Penanggungjawab : Kepala desa
b. Pembina : Kepala Puskesmas
c. Tenaga pelaksana : Kader

3. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan di Pos UKK terdiri dari :
a. Pelayanan Promotif,meliputi :
 Penyuluhan /konseling kesehatan kerja,penyakit tidak
menular,PHBS
 Penyebarluasan informasi tentang kesehatan kerja. penyakit
menular,kesehatan ibu
 Sarasehan untuk melakukan perubahan menuju norma sehat
dalam bekerja
 Pencatatan dan pelaporan
b. Pelayanan Preventif,meliputi :
 Inventarisasi jenis pekerjaan agar dapat mengetahui resio yang
mungkin timbul (PAK dan KAK)
 Pengenalan resiko bahaya di tempat kerja
 Penyediaan contoh dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)
 Mendorong upaya perbaikan lingkungan kerja misalnya
perbaikan aliran udara
 Pengamatan jentik di lingkungan kerja
 Membantu pelaksanaan pemeriksaan kesehatan awal dan
berkala oleh petugas kesehatan

c. Pelayanan Kuratif, meliputi :


 Pelayanan P3K dan P3P oleh kader Pos UKK
 Pusling oleh petugas Puskesmas
d. Pelayanan Rehabilitatif,meliputi :
Pemulihan dengan alat-alat sederhana
4. Waktu dan Pelaksana
a. Waktu pelaksanaan
 Waktu buka Pos UKK disepakati oleh kelompok masyarakat
pekerja sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
b. Pelaksana kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah kader dan petugas kesehatan yang
harus memiliki kriteria sebagai berikut :
 Kader : memiliki kemauan,kemampuan dan pengetahuan
tentang kesehatan kerja dan mendapatkan pelatihan
 Petugas kesehatan : mempunyai kompetensi dan kewenangan
bidang kesehatan kerja
5. Pelatihan untuk pengembangan Kegiatan Pos UKK
Jenis pelatihan yang dapat dilakukan untuk kader dan masyarakat
pekerja pada Pos UKK antara lain :
a. Pelatihan P3K dan P3P
b. Pelatihan penggunaan Alat Pelindung diri (APD)
c. Pelatihan tentang faktor resiko penyakit pada pekerja

D. Sistem Rujukan
1. Mekanisme rujukan
a. Kriteria penyakit yang harus dirujuk
 Penyakit yang sudah diobati selama 2 hari tidak sembuh
 Penyakit yang timbul berulang
 Penyakit yang tidak mampu diatasi di Pos UKK
b. Kriteria kecelakaan yang harus dirujuk
 Kecelakaan yang berat langsung dirujuk
 Kecelakaan ringan sesudah diberi P3K tetapi tidak ada
perubahan atau semakin memburuk dalam 2 hari
 Kecelakaan yang menimbulkan luka lebar,kotor dan dalam
2. Cara merujuk
a. Penderita diantar sendiri oleh kader
b. Penderita diantar oleh keluarga ke Puskesmas dengan membawa
formulir rujukan dari kader
c. Penderiata pergi sendiri ke Puskesmas jika mampu
d. Penyakit/kecelakaan kerja yang tidak bisa ditangani di Pos UKK
dirujuk ke Puskesmas /sarana kesehatan terdekat
3. Alur rujukan
Tahapan rujukan dari Pos UKK ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Puskesmas,Balai pengobatan dan Rumah Sakit

E. Sarana dan Prasarana


Untuk melaksanakan Pos UKK bisa menggunakan sarana yang
tersedia (dalam ruang atau luar ruang) baik sendiri maupun gabungan
dengan usaha lain yang bisa difungsikan untuk tempat berkumpul dan
melakukan kegiatan. Peralatanyang tersedia sekurangnya, terdiri dari :
1. Timbangan badan
2. Alat ukur tinggi badan
3. Tensimeter
4. Alat ukur lingkar perut
5. Lampu senter
6. Kotak P3K dan isinya (P3K Kit)
7. Media KIE
8. Alat tulis dan buku untuk pencatatan pelaporan
9. Obat-obatan sederhana
10. Contoh APD sesuai dengan jenis pekerjaan
11. Buku Panduan.

F. Pembiayaan
1. Pembiayaan dapat bersumber dari APBN , APBD dari sumber lain yang
tidak mengikat seperti dari partisipasi masyarakat pekerja dan
pengusaha/swasta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Sumber lain seperti arisan, koperasi, wirausahaan lain atau dana
bergulir.
BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
A. Pusat
1. Membuat NSPK, modul,pedoman terkait Pos UKK
2. Mengembangkan kebijakan dan strategi nasional,modul,pedoman dan
standart dalam penyelenggaraan Pos UKK
3. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis program baik di
Provinsi maupun Kabupaten / Kota
4. Melakukan pengaturan dan fasilitasi penanganan kasus rujukan
nasional
5. Melakukan kajian untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan Pos UKK
6. Menyelenggarakan pelatihan dan mengupayakan pendidikan bagi
petugas kesehatan guna meningkatkan wawasan, kemampuan
analisa dan pengembangan penyelenggaraan Pos UKK
7. Melakukan sosialisasi dan advokasi pada lintas program, lintas sektor
dan pemegang kebijakan baik di pusat dan daerah
8. Menyusun materi media KIE terkait Pos UKK
9. Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan program

B. Propinsi
1. Melaksanakan kebijakan,peraturan dan perundangan.
2. Mensosialisasikan NSPK,modul dan pedoman
3. Memfasilitasi sarana dan prasarana.
4. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
dalam penyelenggaraan Pos UKK
5. Melakukan advokasi pada pemangku kebijakan dalam menetapkan
komitmen pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat
6. Melakukan pelatihan (TOT) pada petugas kesehatan untuk
menyelenggarakan Pos UKK
7. Menjadi penggerak dan fasilisator dalam pelaksanaaan Pos UKK
8. Melakukan pelatihan bagi petugas kabupaten / kota
9. Supervisi / pembinaan dan monitoring
10. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan pedoman teknis terkait
pelaksanaan Pos UKK
11. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait

C. Kabupaten / Kota
1. Mengembangkan kebijakan,regulasi dan pedoman terkait
penyelenggaraan Pos UKK
2. Melakukan pembinaan Pos UKK bersama Puskesmas
3. Melakukan koordinasi dengan Lintas Program di Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
4. Mendorong Puskesmas untuk memberdayakan masyarakat pekerja
usaha mandiri,kecil (usaha kecil dan menengah) melaksanakan upaya
kesehatan kerja melalui pembentukan Pos UKK
5. Melakukan pelatihan bagi petugas Puskesmas dan Kader Pos UKK
6. Supervisi / pembinaan dan monitoring kepada Puskesmas dan Pos
UKK
7. Pengadaan sarana,prasarana dan media KIE dalam mendukung
pelaksanaan Pos UKK
8. Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor terkait
9. Melaksanakan pecatatan dan pelaporan

D. Balai Kesehatan Kerja Masyarakat


1. Sebagai rujukan Puskesmas dan pemeriksaan laboratorium dalam
kasus penyakit akibat kerja,kecelakaan kerja
2. Pemeriksaan lingkungan kerja dasar
3. Bersama Puskesmas melakukan pelatihan di bidang kesehatan kerja
4. Melakukan kajian kesehatan kerja

E. Kecamatan
Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut Pos UKK di wilayah
kerjanya selaku penanggungjawab wilayah kecamatan serta melakukan
pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan Pos UKK

F. Puskesmas
1. Melakukan koordinasi dangan lintas program di Puskesmas
2. Melakukan pelatihan kader kesehatan kerja
3. Pelatihan Kader Pos UKK
4. Pembentukan Pos UKK
5. Pembinaan Pos UKK
6. Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor terkait
7. Membuat rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan Pos UKK
8. Melakukan monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan Pos UKK
9. Melakukan pembinaan Pos UKK di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
11. Mendorong pekerja untuk menjadi anggota BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan

G. Desa / Kelurahan
1. Membantu memfasilitasi Puskesmas dalam melakukan pemetaan
kesehatan kerja terkait dalam pembentukan Pos UKK
2. Mendukung pembentukan Pos UKK dan turut membina Pos UKK
yang ada di wilayahnya
3. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut Pos UKK di
wilayah kerjanya selaku penanggung jawab wilayah desa / kelurahan
serta melakukan pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan
Pos UKK

H. Lintas Sektor
1. Membina dan mendukung kegiatan di Pos UKK
2. Peran lintas sektor dan Kementrian / dinas terkait,antara lain Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil Menengah,Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi,DinasPerindustrian,Pemerintah Daerah Kabupaten /
Kota

I. Organisasi Profesi
Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk
menggerakkan Pos UKK
J. Para Pimpinan Kelompok
Mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan Pos UKK sesuai dengan
minat dan misi kelompok / lembaga tersebut

K. Tokoh / Penggerak Masyarakat


Menggerakkan masyarakat untuk berpatisipasi dan mendukung secara
aktif dan mendukung dengan sumber daya yang dimiliki terhadap
penyelenggaraan Pos UKK

L. Dunia Usaha
Mendukung penyelenggaraan Pos UKK dalam bentuk sarana dan
pembiayaan termasuk berperan aktif sebagai sukarelawan sosial

M. Kader Pos UKK


1. Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa
2. Mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas Survey Mawas
Diri bersama petugas Puskesmas / kesehatan dan Lembaga
Masyarakat Desa (LMD)
3. Menyajikan hasil survey mawas diri dalam kelompok pekerja di desa
dalam MMD
4. Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan
penanggulangan yang dipilih pekerja dalam musyawarah pekerja
5. Menentukan lokasi Pos UKK
6. Melaksankan kegiatan sehari – hari Pos UKK
7. Melaksanakan pertemuan tingkat desa
8. Melaksanakan SMD
9. Melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa
10. Membentuk Pos UKK
11. Membuat perencanaan kesehatan
12. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
13. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan,P3P dan P3K
14. Melaksanakan upaya rujukan
15. Mencatat dan melaporkan kegiatan Pos UKK
16. Membina hubungan baik dengan pekerja binaanya,LMD,Petugas
PPL dan Petugas Puskesmas
17. Mengelola sumber keuangan keuangan Pos UKK
18. Membantu memberdayakan perekonomian pekerja
19. Membina kemampuan diri
20. Menginformasikan kepada pekerja untuk ikut serta dalam
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

BAB V
A. Pembinaan
Pos UKK merupakan jaringan pelayanan kesehatan yang
terkait antara satu dan lainnya secara komprehensif
dengan tujuanmenurunkan insiden dan prevalensi penyakit pada pekerja
(penyakitmenular, penyakit tidak menular, penyakit akibat kerja dan
kecelakaankerja)sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Pembinaan program kesehatan terhadap masyarakat pekerja di
Pos UKK dilakukan oleh Tim Petugas Kesehatan Puskesmas secara
rutin sesuai kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan pembinaan
tersebut didapatkan informasi perkembangan Pos UKK dengan mengacu
pada indikator keberhasilan sebagai masukan, dasar monitoring dan
evaluasi guna pengembangan kegiatan lebih lanjut.
Pembinaan kelembagaan dan program teknis lain dilakukan oleh
instansi/lembaga yang terkait. Untuk mengoptimalkan dan
mengefektifkan kegiatan pembinaan diperlukan koordinasi antar program
dan antar sektor terkait yang bertanggung jawab sesuai peran, tugas
pokok dan fungsi masing-masing.
Pemerintah daerah harus memperhatikan masalah kesehatan yang
dialami pekerja.dukungan kebijakan diperlukan untuk memotivasi dan
memfasilitasi organisasi masyarakat/profesi termasuk swasta/dunia
usaha agar terlibat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan pekerja.

B. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang dan
bertahap.Hasil monitoring dan evaluasi dapat dipergunakan pemangku
kepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan.

Alur monitoring dan evaluasi dapat digambarkan dalam skema


berikut:
Bagan 1
Alur Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Pos UKK

Pusat
Kementrian Kesehatan
Lintas Sektor (Dit. Bina Kesja dan Lintas Program
Terkait Olahraga) Terkait

Dinas Kesehatan
Provinsi

BKKM

Dinas Kesehatan
Kab/Kota

Puskesmas
Kecamatan

BP. Jamsostek/Dr Puskesmas Kelurahan/


Perusahaan
Praktek swasta Puskesmas Pembantu

BP/
P.Klinik Pos UKK
UKM/ UKM/
Informa Informa
l l
UKM/ UKM/
Informa Informa
l l

Keterangan :

: Koordinasi
: Membina pelayanan kesehatan kerja
: Melaporkan
Dalam monitoring dan evaluasi dilakukan penilaian terhadap pembinaan
dan penyelenggaraan Pos UKK. Penilaian keberhasilan pembinaan ditujukan untuk
petugas kesehatan Puskesmas,sedangkan keberhasilan penyelenggaraan Pos
UKK ditujukan kepada kader dan petugas kesehatan dengan rincian kriteria,
yaitu :

1. Monitoring dan evaluasi keberhasilan pembinaan oleh petugas kesehatan,


meliputi:

a. Setiap puskesmas minimal mempunyai 1 binaan pos UKK yang aktif

b. Jumlah kelompok pekerja yang memiliki Pos UKK.

c. Adanya pelatihan/peningkatan kapasitas pada kader.

d. Frekuensi pembinaan minimal 1 bulan sekali per Pos UKK.

e. Frekuensi pelaksanaan kegiatan promotif, preventif, kuratiff.

f. Adanya pencatatan dan pelaporan.

2. Monitoring dan evaluasi keberhasilan penyelenggaraan Pos UKK, meliputi:

a. Jumlah kader aktif yang berasal dari pekerja atau masyarakat.

b. Adanya sarana untuk pelaksanaan Pos UKK

c. Frekuensi pelaksanaan kegiatan promotif, preventif dan kuratif.

d. Adanya pembinaan yang terintegrasi dari lintas program dan lintas sektor.

e. Adanya pencatatan dan pelaporan

Tingkat keberhasilan penyelenggaraan Pos UKK meliputi:

Tingkat Keberhasilan
Komponen
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

Tersedia kader minima Tersedia Tidak ada


Kader
l 10% jumlah pekerja kader kader
Ada aktivitas Tidak ada
Ada aktivitas pelayanan
Aktivitas pelayanan aktivitas
kesehatan minimal 1
pelayanankesehatan kesehatan pelayanan
bulan sekali
minimal kesehatan
sampai 6
bulan sekali

Ada aktivitas
promotif dan Tidak ada
Ada aktivitas promotif
Aktivitas promotif preventif aktivitas
dan preventif minimal
dan preventif minimal promotif dan
sebulan sekali
sampai 6 preventif
bulan sekali

Tersedia Belum
Tersedia sarana Pos
sarana tersedia
Sarana Pos UKK UKK lengkap sesuai
PosUKK tidak sarana Pos
kebutuhan
lengkap UKK
Pencatatan Tidak ada
Pencatatan dan Pencatatan dan dan pelaporan pencatatan
Pelaporan pelaporan setiap bulan 3 sampai 6 dan
bulan pelaporan
Tidak ada
Adanya dana
Dana Adanya dana bergulir dana bergulir
bergulir atau
bergulir/jimpitan dan jimpitan dan jimpitan
jimpitan

Selain penilaian melalui pembinaan dan penyelenggaraan Pos UKK dengan


kriteria diatas, dalam melakukan monitoring dan
evaluasi, petugas kesehatan Puskesmas juga menggunakan formulir Laporan
Bulanan Kesehatan Kerja Puskesmas (LBKP-1) tiap sebulan sekali.

 Ukuran keberhasilan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK :


 Ukuran keberhasilan keterjangkauan
Digunakan standart untuk setiap Pos UKK menjagkau 10-50 pekerja dan
setiap Pos UKK dikelola oleh 1-5 kader
 Ukuran keberhasilan pelayanan
Jumlah dan jenis kegiatan kesehatan yang dilakukan
 Ukuran tingkat perkembangan
Dibagi 4 yaitu : Pratama,Madya,Purnama dan Mandiri

TINGKAT PERKEMBANGAN POS UKK

INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI


1. P3K Kit 1 Kit > 5 1 Kit = 1 Kit = 1 Kit < 10
orang orang
30 - 50 orang 10 - 20 orang
2. Jenis Obat < 5 jenis 5 - 10 jenis > 10 jenis

3. Ergonomi < 5 jenis 5 - 10 jenis > 10 jenis

4. Sarasehan 2 kali/tahun 2-3 > 4 kali/tahun


intervensi kali/tahun

5. < 30 % 30 - 60 % > 60 %
Penggunaan
APD

Keterangan :

1. P3K kit adalah perbandingan antar jumlah P3 kit yang di punyai dengan
banyaknya anggota yang ada
2. Jenis obat adalah banyaknya jenis obat-obatan yang dijual bebas yang ada
di Pos UKK
3. Ergonomi adalah banyaknya cara bekerja sehat dan benar yang diterapkan
pada suatu kelompok pekerja
4. Sarasehan intervensi adalah banyaknya pertemuan yang dilakukan oleh
anggota Pos UKK dalam rangka menjalankan dan meningkatkan upaya
kesehatan kerja
5. Penggunaan APD adalah prosentasi dari anggota Pos UKK yang telah
menggunakan APD sewaktu bekerja

C.Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Pos UKK dilakukan secara
manual dan atau menggunakan sistem informasimanajemen Pos UKK oleh
kader dan petugas kesehatan.Petugas kesehatan mengambil atau menerima
data hasil pencatatan PosUKK dari kader.Hasil pencatatan dan pelaporan
kegiatan Pos UKK merupakan sumber data yang penting untuk pemantauan
dan penilaian perkembangan kegiatan Pos UKK.Laporan hasil kegiatan
bulanan/triwulan/tahunan yang berisi laporan tingkat perkembangan Pos UKK
melalui kegiatan surveilans kesehatan kerja.Selanjutnya dilakukan analisis
secara sistematis dan terus menerus serta diinformasikan kepada
penyelengara program maupun pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan
Pos UKK.

D. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan secara tertulis sesuai formulir oleh KaderPos
UKK dilakukan melalui mekanisme secara berjenjang. Alur mekanisme
pencatatan dan pelaporan dimulai dari Pos UKK olehkader dan dilanjutkan oleh
pengelola program kesehatan kerja diPuskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan ke Kementerian Kesehatan
(Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan olahraga). Untuk Puskesmas dimana
Kabupaten/Kota terdapat BKKM,maka Puskesmas tersebut juga memberikan
pelaporan ke BKKM setempat. Alur mekanisme pencatatan dan pelaporan
adalah sebagai berikut:

Bagan 2
Alur Mekanisme Pencatatan dan PelaporanPenyelenggaraan Pos UKK

Puskesmas
Kelurahan/
Puskesmas Puskesmas
Pos UKK Kecamatan BKKM
Pembantu

Kementrian
Kesehatan
Dinas Dinas Kesehatan
(Dit. Bina Kesja dan Kesehatan Kabupaten/Kota
Olahraga)

BAB VI
PENUTUP
Buku Pedoman Pos UKK ini disusun sebagai panduan bagi petugas
kesehatan, khususnya di Puskesmas sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dalam penyelenggaraan upaya kesehatankerja dan kesehatan lain pada
umumnya, seperti penyakit menular,penyakit tidak menular, kesehatan ibu dan
anak, gizi.

Peran masyarakat termasuk para pekerja dan dukungan dari pemberi


kerja atau pengurus kerja diharapkan akan semakin memperluas jangkauan
kesehatan yang komprehensif. Kerja sama atas dasar kemitraan dengan
semua pihak terkait akan mempercepat terwujudnya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih, sehat
dan aman baik di tempatkerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Pada akhirnya, penyelenggaraan Pos UKK diharapkan dapat membantu


untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas pekerja.
PROFIL UKK
UPT PUSKESMAS
TAMBAKBOYO

Anda mungkin juga menyukai