Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN DALAM KEBIDANAN

“ Sistem Pelayanan Kesehatan Primer ”


“Model Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer”
“ Praktik Kolaboratif termasuk Konsultasi dan Rujukan ”

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari
pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah


pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup
memperbaiki bentuk maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah
yang miliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap
saran dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Oktober, 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1.4. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. SISTEM PELAYANAN KSEHATAN PRIMER
2.1.1. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan Primer.................................. 3
2.1.2. Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Primer............................ 3
2.1.3. Ketentuan dan peraturan pelayanan kebidanan primer ................... 3

2.2. MODEL PELAYANAN KESEHATAN DI PELAYANAN KESEHATAN


PRIMER.................................................................................................... 7
2.3. BENTUK PRAKTIK KOLABORASI TERMASUK KONSULTASI DAN
RUJUKAN.................................................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.........................................................................................13
3.2. Saran...................................................................................................13
\

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sidang kesehatan dunia (World Health Assembly) tahun 1977 melahirkan
kesepakatan global unutk mencapai “ Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun
2000” yakni tercapainya suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi. Selanjutnya pada
tahun 1978, dalam konferansi di Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip Primary Health
Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi
semua (KBS) dan Indonesia ikut menandatangani, menyatakan bahwa untuk
mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000, PHC adalah kuncinya. Sedangkan
pembangunan kesehatan masayarakat di desa adalah salah satu bentuk operasional
dari PHC. Hal terebut didasari benar bahwa kesehatan adalah kebutuhan dasar dan
modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau


secara bersama-sama dalam suatu organ. isasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Azwar, 2010).
Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yakni pelayanan kesehatan
primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care). Pelayanan
kesehatan primer adalah pela. yanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau
kecelakaan.

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang


semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang
berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik
mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah
secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi
dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka
kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan
berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga
kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya,
kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu
standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang
diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan, Pelayanan kebidanan berfokus pada
upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan
kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat
daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,


tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua
serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan,
termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana System pelayanan kesehatan primer ( Pelayanan Ibu dan Anak Oleh
Bidan dan Dokter Umum )
2. Bagaimana Model Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer
3. Bagaimana Bentuk Praktik Kolaborasi termasuk konsultasi dan rujukan.

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui Sistim pelayanan kesehatan primer (pelayanan Ibu dan anak oleh
Bidan dan Dokter Umum).
2. Mengetahui Model Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer.
3. Memahami Bentuk Praktik Kolaborasi dan Alur system Rujukan.

1.4. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca terhadap system
pelayanan kesehatan primer

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pelayanan Kesehatan Primer


2.1.1. Definisi
Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah tingkat kontak pertama bagi
individu, keluarga, dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional dan
“menangani masalah kesehatan utama di masyarakat, memberikan layanan
promosi kesehatan, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan Kebidanan Primer
Pelayanan kebidanan primer atau mandiri merupakan asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasein dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab bidan.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak sekolah.

2.1.2. Peran Bidan dalam pelayanan kesehatan primer


1. Sebagai pelaksana, memberi pelayanan kesehatan (provider care)
2. Sebagai pengelolah
3. Sebagai pendidik (Health Education)
4. Sebagai pangamat kesehatan (Health Monitor)
5. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of service)
6. Sebagai penggorganisasian pelayanan kesehataan (organisator)

2.1.3. Ketentuan dan peraturan pelayanan kebidanan primer di Indonesia

Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health


Organization (WHO) sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di
Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama
multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat.
Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian
Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5
nilai yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu
pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih. Strategi PHC yang kedua,
sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;
2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan
4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Sistim PHC oleh Bidan
1) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengembangan dan
mengimplementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan
2) Kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan
3) Mengajarkan konsep kesehatan dasardan tknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.

Sistim PHC oleh Dokter Umum


1) Harus dapat melayani agar terjamin keadilan dalam bidang kesehatan
2) Harus dapat melaksanakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
patientcentered
3) Harus dapat melaksanakan pelayanan pencegahan dalam semua tingkat
4) Harus dapat membangun jaringan kerja demi kepentingan pelayanan
kesehatan

2.2. Model Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer


Model pelayanan kesehatan merupakan gambaran dari alur dan tatacara dalam
melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan pada dasarnya terdapat dua
pihak, pihak pertama yaitu pihak konsumen kesehatan sebagai pihak yang
membutuhkan layanan kesehatan, dan pihak kedua yaitu tenaga kesehatan sebagai
penyedia jasa layanan kesehatan. Dikarenakan sifat alami manusia yang bersifat
sosial tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat menyembuhkan penyakitnya sendiri
sehingga membutuhkan bantuan orang lain maka timbulah pelayanan kesehatan.
(Adisasmito,2010:83)
Pelayanan pada dasarnya merupakan segala aktifitas yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun orang lain. Pada dasarnya manusia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan untuk dapat memenuhi kebutuhannya
tersebut selalu membutuhkan bantuan orang lain. Berdasarkan adanya keinginan untuk
memenuhi kebutuhan dan semua kebutuhan tidak lah mungkin dipenuhi dengan
sendirinya maka munculah konsep pelayanan publik. Pelayanan publik memiliki
banyak jenis yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan.
Continuity of midwifery care (CoC) adalah model asuhan kebidanan yang
memberikan pelayanan kebidanan oleh satu bidan yang sama dan dapat dilakukan
pada saat antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk mempersiapkan persalinan.
Continuity of care (COC) adalah suatu proses di mana pasien dan tenaga
kesehatan yang kooperatif terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan secara
terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis yang
efektif. COC pada awalnya merupakan ciri dan tujuan utama pengobatan keluarga
yang lebih menitikberatkan kepada kualitas pelayanan kepada pasien (keluarga).
COC dapat membantu bidan (tenaga kesehatan), keluarga mendapatkan kepercayaan
dan memungkinkan untuk menjadi advokasi pasien.

Komponen Model Pelayanan Persalinan Berkelanjutan


a. Persalinan difasilitasi yang memenuhi standar
b. Menjamin penduduk miskin untuk bersalin di fasilitas kesehatan.
c. Membangun jaringan rujukan antara fasilitas kesehatan dan rumah sakit
(pemerintah maupun swasta).
d. Menerapkan kebijakan penjaminan kualitas pelayanan di Rumah Sakit.
e. Menjalankan strategi promosi.

Model Segitiga Pelayanan (The Service Triangle)


Albert dan Zamke dalam Ratminto&Atik (2007:79) mengemukakan bahwa
organisasi-organisasi yang bergerak dibidang pelayanan yang sangat berhasil
memiliki tiga kesamaan, yaitu :
a) Disusunya strategi pelayanan yang baik
b) Orang digaris depan yang berorientasi pada pelanggan atau konsumen
c) Sistem pelanggan yang ramah
Setiap organisasi harus mengatur tiga faktor tersebut untuk dapat mewujudkan
kepuasan pelanggan. Interaksi antar strategi, sistem, dan orang digaris depan serta
pelanggan akan menentukan keberhasilan manajemen dan kinerja oelayanan
organisasi tersebut.

Gambar 1

Model Segitiga Pelayanan

Strategi

Costumer

SDM
System
Sumber : Albrecht dan Bradford (1990: 27)
dalam Ratminto dan Atik (2005: 80)

Didalam model ini dijelaskan bahwa dalam sebuah pelayanan terdapat unsur-
unsur yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu :

1 Strategi
Dalam membuat suatu program pelayanan harus memiliki tujuan yang jelas,
dan untuk dapat mencapai tujuan tersebut disusunlah suatu strategi yang diharapkan
dapat mencapai tujuan dari program pelayanan secara efektif. Dalam suatu program
pelayanan kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama dan provider atau
penyedia layanan harus mampu mencapai standart pelayanan yang diinginkan oleh
pelanggan. Strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kepuasan
pelanggan misalnya saja dengan penyediaan sarana dan prasarana yang lengkap,
tempat pelayanan yang nyaman, pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah,
penggunaan teknologi yang canggih, dan lain sebagainya.
2 Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling tergabung atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir,2003: 54). Dalam menjalankan
suatu program pelayanan dibutuhkan adanya sistem layanan, dimana sistem akan
mengatur alur dan berjalannya proses pelayanan. Dengan adanya sistem maka
tujuan dari program pelayanan dapat dicapat dengan tepat. Sistem yang dijalankan
dalam sebuah program juga merupakan bagian dari sebuah strategi yang dirancang
untuk pencapaian tujuan program pelayanan. Sebuah sistem tidak akan dapat
berjalan tanpa peranan dari unsur lainnya misalnya sumberdaya manusia (SDM)
untuk dapat mengimplementasikan sietem tersebut. Misalnya sistem pelayanan yang
tepat waktu dengan menggunakan alur pelayanan yang tidak berbelit dan efisien.

3 Sumber daya manusia (SDM)


Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2003: 244) sumber daya manusia
adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.
Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan
prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber
daya manusia merupakan faktor utama dalam adanya sebuah pelayanan. Pelayanan
dapat dilakukan apabila ada pihak yang membutuhkan bantuan dan ada pihak lain
yang bersedia membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Tingkat SDM akan dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan, apabila SDM dalam sebuah lembaga
pelayanan memiliki standart yang tinggi dan terdapat tenaga-tenaga yang ahli
didalamnya maka lembaga pelayanan tersebut akan cenderung dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik. Tingkat SDM dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
moral dan keahlian. Yang dimiliki.
4 Customer
Konsumen menurut James F. (1994) adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Customer atau
konsumen merupakan objek dari sebuah program pelayanan, maka dibutuhkan
konsumen yang kritis yang memiliki standart yang tinggi, tingkat partisipasi yang
tinggi dan mau untuk bekerjasama demi mewujudkan pelayanan publik yang
berkualitas. Peran konsumen dalam sebuah pelayanan sangatlah penting karena
dengan respon yang diberikan oleh konsumen akan dapat dilihat sejauh mana
tingkat pelayanan yang telah dijalankan. Dengan adanya konsumen akan dapat
tercipta inovasi baru yang dibuat untuk dapat memenuhi keinginan konsumen.

2.3. Bentuk Praktik Kolaborasi termasuk konsultasi dan rujukan.


Kolaborasi dalam praktik bidan
Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan
kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua
pemberi pelayanan yang terlibat, misalnya : Bidan, Dokter, atau tenaga kesehatan
professional lainnya.

Pelayanan Kolaborasi /kerjasama terdiri dari:


1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

Jenis Rujukan
1) Rujukan Medik
Berkaitan dengan upaya penyembuhan Penyakit dan pemulihan kesehatan pasien,
disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan ( Konsultasi medis), dan
bahan-bahan pemeriksaan.
2) Rujukan Kesehatan Masyarakat
Berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit ( Preventif) dan peningkatan
kesehatn (Promotif) mencangkup rujukam teknologi, sarana dan operasional.

Jenjang Tingkat Tempat Rujukan


1) Posyandu
2) Puskesmas Pembantu / bidan desa
3) Puskesmas / puskesmas rawat inap
4) Rumah sakit pemerintah Tipe C/D
5) Rumah sakit Tipe B
6) Rumah sakit Tipe A

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah tingkat kontak pertama bagi
individu, keluarga, dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional dan
“menangani masalah kesehatan utama di masyarakat, memberikan layanan
promosi kesehatan, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Peran Bidan dalam pelayanan kesehatan primer adalah Sebagai
pelaksana, Sebagai pengelolah, Sebagai pendidik (Health Education), Sebagai
pangamat kesehatan (Health Monitor), Sebagai koordinator pelayanan
kesehatan (coordinator of service), Sebagai penggorganisasian pelayanan
kesehataan (organisator)

3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi
para pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang “Sistem Pelayanan
Kesehatan Primer”. Untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
lebih jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

Anda mungkin juga menyukai