Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AKTUALISASI DIRI

OLEH:

Andi Nursifah (1910035017)


Heldi (1910035028)
Liya Trihartini (1910035030)
Aprilia Liwungan (1910035036)
Nanda Sukma Diati (1910035038)

D3 KEPERAWATAN IA

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
D3 KEPERAWATAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami (penulis) dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, Sholawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini kami sajikan sebagai panduan pembelajaran bagi
mahasiwa/i,dengan makalah ini mahasiswa\i diharap dapat mempelajari tentang
aktualisasi diri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata “sempurna”. Karena itu, kami sebagai penulis
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi untuk
penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para mahasiswa\i.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu Ruminem
,S.Kp,M.Kes yang telah memberikan tugas. Terima kasih kepada mahasiswa\i
yang telah membaca dan mempelajari makalah ini. Semoga dengan makalah ini
dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Demikian lah yang dapat
penulis sampaikan. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

2
DAFTAR ISI
Halaman
Judul…...................................................................................1
Kata Pengantar ….................................................................................2
Daftar isi….............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
…..................................................................4
1.1 Latar belakang ...............................................................................4
1.2 Rumusan masalah…......................................................................4
1.3 Tujuan
makalah…..........................................................................5
1.4 Manfaat makalah
….......................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
…...................................................................5
A. Definisi Aktualisasi Diri.................................................................6
1. Pengertian Aktualisasi Diri
….................................................6
2. Faktor faktor yang mempengaruhi aktualisasi
diri...............7
3. Karakteristik aktualisasi
diri...................................................8
4. Penilaian Aktualisasi Diri
......................................................12

B. Bentuk Dukungan Terhadap Aktualisasi


Diri ...........................15
C. Langkah sederhana untuk mengaktualisasikan
diri..................19

D. Hambatan Dalam Mencapai Konsep Aktualisasi Diri …..........20


E. Dampak Tidak Tercapainya Aktualisasi
Diri..............................21

3
BAB III
PENUTUP…..........................................................................22
A. Kesimpulan…...............................................................................22
B. Saran…..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
…......................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abraham Maslow adalah salah satu penganut aliran humanistic, ia terkenal
dengan aktualisali diri, diamana aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi,
sebelumnya ada kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan,
penghargaan dan baru naik ke aktualisasi diri.
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia
dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang
kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Secara ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang
metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya
kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang
menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi
kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan
rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul
kebutuhan cinta dan keberadaan, begitu seterusnya sampai kebutuhan akan

4
aktualisasi diri muncul. Akan tetapi kebanyak orang setelah mencapai kebutuhan
akan penghargaan tidak begerak ke kebutuhan akan aktualisasi diri. Terdapat
beberapa karakterlistik tentang orang yang sudah mencapai aktualisasi diri dan
berbagai hambatan untuk mencapai aktualisasi diri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep aktualisasi diri ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri ?
3. Apa saja karakteristik aktualisasi diri ?
4. Bagaimanakah cara mencapai aktualisasi diri ?
5. Apa saja hambatan dalam akualisasi diri ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep aktualisasi diri
2. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep
aktualisasi diri
3. Untuk mengetahui karakteristik dari konsep aktualisasi diri
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencapai konsep aktualisasi diri
5. Untuk mengetahui hambatan apa saja dalam mencapai konsep
aktualisasi
diri

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa
mampu mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai konsep
aktualisasi diri agar memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum ataupun kerja lapangan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI AKTUALISASI DIRI

1. Pengertian Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam


hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/
lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya (Alimul Hidayat.
2006). Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada tingkat
yang lebih rendah, hal tersebut melalui aktualisasi diri dikatakan bahwa
mereka mencapai potensi mereka yang paling maksimal (Maslow. 1970
dalam Potter. 2005).
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifatsifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi
diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika
mencapai usia tertentu seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi

6
diri dari fisiologis ke psikologis (Retnaningsih, 2001 dalam Widayanti,
2011).
Menurut Rogers (2008) (dalam Listiyowati, 2012), mengemukakan
teori bahwa setiap makhluk hidup memiliki kecenderungan untuk
beraktualisasi diri. Kecenderungan aktualisasi diri adalah motivasi yang
ada dalam diri setiap manusia yang bertujuan mengembangkan seluruh
potensi nsebaik mungkin. Menurut Rogers aktualisasi diri merupakan
proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-
potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup seseorang ketika mencapai usia tertentu, seseorang
akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari psikologis ke psikologis
(Hambali & Jaenudin, 2013).

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Menurut Asmadi (2008), Secara umum hambatan tersebut terbagi


dua yakni internal dan eksternal.
a. Internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang,
seperti:

1) Ketidaktauan akan potensi diri

2) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga


potensinya terus terpendam.
b. Eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar diri seseorang
,seperti:

1) Budaya masyarakat
Ialah yang tidak mendukung upaya aktualisasi diri
seseorang karena perbedaan karakter. Pada kenyataan lingkungan
masyarakat tidak sepenuhnya menunjang upaya aktualisasi diri
warga.

7
2) Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat baik secara fisik dan psikologis


yang dapat menunjang aktualisasi diri. Lingkungan masyarakat
berpengaruh terhadap upaya mewujudkan aktualisasi diri. Artinya,
aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan mengizinkannya.
Hal tersebut berarti bahwa potensi seseorang sepenuhnya telah
tercapai apabila seseorang telah mencapai aktualisasi diri secara
penuh. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku
individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-
psikologis (Sudrajat, 2008).
3) Pola Asuh

Menurut Wilcox (2012) dalam Widayanti (2013), pengaruh


keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak sangatlah besar
artinya banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam
proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang
mempunyai peranan penting dalam keluarga yang mempunyai
peranan penting dalam pengaktualisasi diri adalah praktik
pengasuhan anak, dukungan terhadap anaknya untuk mencapai
aktualisasi diri.

3. Karakteristik Aktualisasi Diri

Menurut Asmadi (2008), Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri


dengan optimal akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia
pada umumnya. Beberapa karakteristik yang menunjukan seseorang
mencapai aktualisasi diri. Karakteristik tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Mampu melihat realitas secara lebih efisien

Karakteristik/ kapasitas ini akan membuat seseorang untuk mampu


mengenali kebohongan, kecurangan, kepalsuan, yang dilakukan orang

8
lain, serta mampu menganalisis secara kritis, logis, dan mendalam
terhadap segala fenomena alam dan kehidupan.
Karakteristik tersebut tidak menimbulkan sikap yang emosional,
melainkan lebih objektif. Ia akan mendengarkan apa yang diinginkan,
dan ditakuti oleh orang lain. Ketajaman pengamatan realitas kehidupan
akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang menerawang jauh ke
depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya

Orang yang telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat orang


lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan
kelebihan. Sifat ini akan menghasilkan sikap toleransi yang tinggi
terhadap orang lain serta kesabaran yang tinggi dalam menerima diri
sendiri dan orang lain. Ia akan membuka diri terhadap kritikan, saran,
ataupun nasehat dari orang lain terhadap dirinya.

c. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran

Orang yang mengaktualisasikan dirinya dengan benar ditandai


dengan segala tindakan, perilaku, dan gagasannya dilakukan secara
spontan,wajar, dan tidak dibuat-buat. Dengan demikian, apa yang
dilakukan tidak purapura. Sifat ini akan melahirkan sikap lapang dada
terhadap apa yang menjadi kebiasaan masyarakatnya asal tidak
bertentangan dengan prinsipnya yang paling utama, meskipun dalam
hati ia menertawakan.
Namun apabila lingkungan/ kebiasaan di masyarakat sudah
bertentangan dengan prinsip yang ia yakini, maka ia tidak segan-segan
untuk mengemukakannya dengan asertif. Kebiasaan di masyarakat
tersebut antara lain seperti adat-istiadat yang amoral, kebohongan, dan
kehidupan sosial yang tidak manusiawi.

9
d. Terpusat pada persoalan

Orang yang mengaktualisasikan diri seluruh pekiran, perilaku, dan


gagasannya bukan didasarkan untuk kebaikan dirinya saja, namun
didasarkan atas apa kebaikan dan kepentingan yang dibutuhkan oleh
umat manusia. Dengan demikian, segala pikiran, perilaku, dan
gagasannya terpusat pada persoalan yang dihadapi oleh umat manusia,
bukan persoalan yang bersifat egois.
e. Membutuhkan kesendirian

Pada umumnya orang yang sudah mencapai aktualisasi diri


cenderung memisahkan diri. Sikap ini didasarkan atas persisnya
mengenai sesuatu yang ia anggap benar, tetapi tidak bersifat egois. Ia
tidak bergantung pada pikiran orang lain.
Sikapnya yang demikian, membuatnya tenang dan logis dalam
menghadapi masalah. Ia senantiasa menjaga martabat dan harga dirinya,
meski ia berada dilingkungan yang kurang terhormat.

Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi pengambilan


keputusan. Keputusan yang diambil tidak di pengaruhi oleh orang lain.
Dia akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan/ kebijakan yang
diambil.
f. Otonomi, kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan

Orang yang sudah mencapai aktualisasi diri tidak menggantungkan


diri pada lingkungannya. Ia dapat melakukan apa saja dan di mana saja
tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) yang
mengelilinginya. Kemandirian ini menunjukan ketahanan terhadap
segala persoalan yang mengguncang, tanpa putus asa apalagi sampai
bunuh diri. Kebutuhan terhadap orang lain tidak bersifat
ketergantungan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan dirinya lebih
optimal
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan

10
Merupakan manifestasi dari rasa syukur atas segala potensi yang
dimiliki pada orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya. Ia akan
diselimuti perasaan senang, kagum, dan tidak bosan terhadap segala apa
yang ia miliki. Walaupun hal yang ia miliki tersebut merupakan hal
yang biasa saja.
Implikasinya adalah ia mampu mengapresiasikan segala apa yang
dimilikinya. Kegagalan seseorang dalam mengapresiasikan segala yang
dimiliki dapat menyebabkan ia menjadi manusia yang serakah dan
berperilaku melanggar hak asasi orang lain.
h. Kesadaran sosial

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri, jiwanya diliputi oleh


perasaan empati, iba, kasih sayang, dan igin membantu orang lain.
Perasaan tersebut ada walaupun orang lain berperilaku jahat terhadap
dirinya. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran sosial dimana ia
memliki rasa untuk bermasyarakat dan menolong orang lain.

i. Hubungan interpersonal

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri mempunyai


kecenderungan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Bahkan dengan anak-anakpun ia akrab dengan penuh rasa cinta dan
kasih sayang. Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh perasaan
cinta, kasih sayang, dan kesabaran meskipun orang tersebut mungkin
tidak cocok dengan perilaku masyarakat di sekelilingnya.
j. Demokratis

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat


demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak
membedakan orang lain berdasarkan golongan, etis, agama, suku, ras,
status social-ekonomi, partai, dan lain-lain

11
Sifat demokratis ini lahir karena pada orang yang mengaktualisasikan
diri tidak mempunyai perasaan risih bergaul dengan orang lain. Juga
karena sikapnya yang rendah hati, sehingga ia senantiasa menghormati
orang lain tanpa kecuali.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis

Rasa humor orang yang mengaktualisasikan diri berbeda dengan


humor yang menghina kebanyakan orang. Ia tidak akan tertawa
terhadap humor yang menghina, merendahkan, bahkan menjelekan
orang lain. Humor orang yang mengaktualisasikan diri bukan saja
menimbulkan tertawa, tetapi sarat dengan makna dan nilai pendidikan.
Humornya benar-benar menggambarkan hakikat manusiawi yang
menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
l. Kreativitas

Sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki oleh oang


yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas ini tanpa tendensi atau
pengaruh dari manapun dan siapapun. Kreatifitas ini diwujudkan dalam
kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli, tidak
dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
m. Independensi

Mampu mempertahankan pendirian dan keputusan-keputusan yang


ia ambil. Tidak goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau
kepentingan.
n. Pengalaman puncak

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memliki


perasaan yang menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batas atau
sekat antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampu
mengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa,
agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia
akan memiliki sifat yang jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati, alami, dan
terbuka.

12
4. Penilaian Aktualisasi Diri

Menurut Listiowati (2012), metakebutuhan atau metamotivasi


tersebut menurut Maslow (1993) merupakan nilai-nilai being (B-value)
yang bertindak sebagai kebutuhan yang apabila tidak atau kurang
terpenuhi maka akan memunculkan metapatologi atau penyakit pada diri
seseorang. B-values sendiri pada dasarnya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh
setiap manusia, namun hanya sedikit yang menyadari hal tersebut. Bagi
orang yang sudah beraktualisasi diri, kebutuhan ini mendasar dan harus
dipenuhi. Sementara pada orang yang menuju kearah aktualisasi diri,
seberapa besar keinginan atau kebutuhan akan b-values menunjukan
seperawa besar kebutuhan individu tersebut untuk beraktualisasi diri.
Berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, pemenuhan kebutuhan
ini tidak berjenjang. B-values atau metakebutuhan tersebut adalah:

B-values aktualisasi diri

No B-Values Metapologi Spesifik metapologi

1 Kebenaran Ketidakjujuran Ketidakpercayaan,


. sinis,curiga

2. Kebaikan Kejahatan Kebencian, egois dalam


berkata dan bertindak,
sinis

3. Keindahan Kejelekan Kehilangan rasa,


ketidakbahagiaan,
kegelisahan

13
4. Kesatuan, Kekacauan, ketidak Kesewenang-wenangan
kemenyeluruhan terhubungan

5. Dhicotomy Membedakan segala memandang segala hal


transcendence hal Pikiran yang hitam- sebagai duel atau
putih, menjadi putih persaingan,
hitam berpandangan sempit
terhadap kehidupan.

6. Kehidupan/ Kehidupan Kehidupan bagai robot,


proses yang mekanis kehilangan emosi,
hidup bosan, kehilangan
semangat hidup.
7. Keunikan Kesamaan, Kehilangan identitas
keseragaman diri, merasa diri atau
orag lain tidak
mungkin berubah.

8. Kesempurnaan Ketidak sempurnaan Kurang semangat,


merasa putus asa,
ceroboh, menghasilkan
hal yang buruk.

9. Penyelesaian Terbengkalai Keputusasaan, tidak


berusaha, berhenti
berjuang.

10 Keadilan Ketidak adilan Rasa marah, sinis,

11 Tertib Pelanggaran hokum, Ketidaktegasan,


kekacauan, merusak kegelisahan,

14
tatanan. perasaan tidak
aman.

12. Kesederhanaan kerumitan Kebingungan,


kerumian yang
berlebihan

13. Kebermaknaan Ketidakbermaknaan Putus asa, merasa


hidupnya tidak
memiliki makna.

Menurut Awwaliya (2012), aktualisasi diri yang positif adalah seseorang


yang memiliki kemampuan untuk aktualisasi diri dengan baik, dengan sifat
yang lebih terbuka denga orang lain. Kemampuan untuk bergaul dan
bermasyarakat yang baik, seseorang yang jujur, mudah bersosialisasi, dan
focus terhadap apa yang dikerjakan. Aktualisasi diri yang negative adalah
seseorang yang tidak mampu mencapai aktualisasi diri, cenderung merasa
takut, tidak percaya diri, takut menghadapi resiko terhadap keputusan yang
diambil, sering teringat masa lalu dan mengabaikan masa sekarang dan masa
depan.

B. BENTUK DUKUNGAN TERHADAP AKTUALISASI DIRI


a. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah suatu pemikiran terbaik sebagai suatu


konstruk multidimensional yang terdiri dari komponen fungsional dan
structural. Dukungan sosial merujuk kepada tindakan yang orang lain
lakukan ketika mereka menyampaikan bantuan (Roberts, A R & Greene, D
J. 2009). Menurut Sarason (1990) dalam Nurmalasari (2012), dukungan
sosial pada umumnya diartikan sebagai keberadaan orang lain yang dapat
dipercaya, orang yang dapat membuat individu tahu bahwa orang lain
peduli, berharga , dan mencintai individu yang bersangkutan.

15
1. Bentuk dukungan sosial

Menurut Sarafino (2002) dalam Rulitami (2013), ada lima bentuk


dukungan sosial, yaitu:
a) Dukungan emosional

Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut


prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan
penerimaan dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa
dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stress, memberi bantuan
dalam bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta.
b) Dukungan penghargaan

Dukungan ini ada ketika seseorang memberikan penghargaan


positif kepada orang yang sedang stress, dorongan atau persetujuan
terhadap ide ataupun perasaan individu, ataupun melakukan
perbandingan positif antara individu dengan orang lain. Dukungan
ini dapa menyebabkan individu yang menerima dukungan
membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa
bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika individu
mengalami stress karena tuntutan tugas yang lebih besar daripada
kemampuan yang dimilikinya.
c) Dukungan instrumental

Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk


didefinisikan, yaitu dukungan yang berupa bantuan secara langsung
dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau membantu
tugas orang yang sedang stress.
d) Dukungan informasi

Orang-orang yang berada di sekitar individu akan memberikan


dukungan informasi dengan cara menyarankan beberapa pilihan
tindakan yang dapat dilakukan individu dalam mengatasi masalah

16
yang membuat stress. Terdiri dari nasehat, arahan, saran ataupun
penilaian tentang bagaimana individu melakukan sesuatu. Misalnya
individu mendapatkan informasi dari dokter tentang bagaimana
mencegah penyakitnya kambuh lagi.
e) Dukungan kelompok

Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu


merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok
dimana anggotanya saling berbagi. Misalnya menemani orang yang
sedang stress ketika istirahat atau berekreasi.

2. Sumber Dukungan Sosial

Dukungan sosial didapat dari interaksi individu dengan orang lain


diantaranya:
a. Guru/ Sekolah
Sekolah merupakan institusi pendidikan dimana remaja belajar
melalui sistem formal dan merupakan salah satu wadah dimana
anak menggali kemampuan akademisnya.
b. Teman Sebaya

Remaja menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman


sebaya dibandingkan dengan orang tua. Selanjutnya dijelaskan
bahwa bersama teman sebaya, remaja belajar apa yang diharapkan
dari teman sebaya, bereksperimen dengan peran dan tingkah laku,
belajar tentang ketrampilan memimpin, memberi dan menerima
dukungan sosial, mempelajari bagaimana menghadapi kegagalan

17
dan penolakan sosial, mengatasi masalah interpersonal, dan belajar
bagaimana menghargai diri dan orang lain.
3. Penilaian dukungan sosial

Dukungan sosial mampu menolong individu mengurangi


pengaruh yang merugikan dan dapat mempertahankan diri dari
pengaruh negative stressor. Individu dengan dukungan sosial yang
tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang
lebih tinggi, serta pandangan hidup yang lebih positif dibandingkan
dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih rendah.
Siswa dengan harga diri yang tinggi cenderung memliki rasa
kepercayaan diri serta keyakinan diri bahwa mereka mampu menguasai
situasi dan memberikan hasil yang positif (Rulitami. 2013)

b.Dukungan Keluarga
1. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Ratna (2010), menyatakan bahwa bentuk dukungan


tersebut adalah:
a. Dukungan instrumen
Dukungan yang berkaitan dengan tindakan-tindakan praktis
bantuan atara orang-orang. Dukungan dapat berupa barang-barang
atau jasa yang diperlukan dalam proses menuju aktualisasi
diri.manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energy atau
stamina dan semangat yang menurun, selain itu individu merasa
bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan
terhadap anggotanya yang sedang mengalami kesulitan.
b. Dukungan emosional

18
Dukungan emosional terdiri tindakan empati, mendengarkan
dan umumnya berada di sama bagi seseorang bila diperlukan.
Diekspresikan melalui kasih sayang, cinta atau empati yang bersifat
memberikan dukungan. Kadang dengan hanya menunjukan ekspresi
saja sudah dapat memberikan rasa tentram.manfaat dukungan ini
adalah secara emosional menjamin nilainilai individu (baik pria
maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiaanya dari
keingintahuan orang lain.
c. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator


informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan masalah. Manfaat dukungan ini adalah dapat
menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan
dapat menyambungkan aksi sugesti yag khusus pada individu.
Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, usulan,
petunjuk, dan pemberian informasi.

d. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,


membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber
validator identitas anggota keluarga, diantaranya memberikan
support, pengakuan, penghargaan, dan perhatian.

2. Penilaian dukungan keluarga

Dukungan keluarga yang baik dalam proses aktualisasi diri


adalah memberikan kebebasan seorang anak dalam pilihan
mengeksplorasi potensi yang dimiliki, tidak hanya sekedar
membebaskan untuk memilih tetapi tugas keluarga dalam hal ini orang
tua juga mengawasi dan menemani anak dalam proses pemenuhan

19
aktualisasi diri. Dukungan keluarga yang buruk adalah keluarga tidak
memberikan dukungan, pengawasan, menekan dan memaksa anak
dalam memilih pilihan yang meraka inginkan, sehingga anak merasa
tidak percaya diri, merasa takut, dan tidak mau bersosialisasi.

C. LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENCAPAI SUKSES


AKTUALISASI DIRI

a. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri

Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat


diciptakan untuk digunakan, demikianlah nasehat dari Benjamin
Franklin. Oleh karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan
potensi unik yang ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan yang
tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita terlahir dengan bakat dan
potensi yang luar biasa. Tugas kitalah untuk memahami, mendeteksi
dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang kita miliki.

b. Asah kemampuan unik anda setiap hari

Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan


unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan 6
milyar orang lainnya. Tidak perlu malu, kemampuan sekecil apapun
yang anda miliki sekarang adalah modal untuk menciptakan kesuksesan
di masa depan. Petuah bijak mengatakan “Lakukanlah hal- hal kecil
yang tidak anda sukai dengan disiplin tinggi, sehingga kelak anda dapat
menikmati hal-hal besar yang sangat anda sukai.

c. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of


person”

Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat


perbedaan hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar
biasa. Anda adalah tambang emas dan berlian yang tidak ternilai
harganya. Maka buatlah diri berharga dengan menjadi yang berbeda
dan bukan asal beda, tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar
dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah dan anugerah bagi
orang lain.

D. HAMBATAN DALAM MENCAPAI AKTUALISASI DIRI

20
Maslow 1943 dalam Sari, 2011 mengemukakan beberapa hambatan-
hambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut:
1. Berasal dari diri sendiri Berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga
rasa takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang
dimilikinya, sehingga potensi itu tetap laten.
2. Berasal dari luar Berupa kecendrungan kepribadian individu terhadap sifat-
sifat, bakat, atau potensi-potensi, dimana aktualisai diri hanya mungkin
terjadi apabila kondisi lingkungan menunjangnya.
3. Berasal dari pengaruh negatif Hambatan ini berupa pengaruh negatif yang
dihasilkan oleh kebutuhan untuk melakukan aktualisasi diri, seperti dalam
hal mengeluarkan pendapat, mengambil resiko, membuat keputusan,
melepaskan kebiasaan lama yang tidak konstruktif. Hal ini akan
memberikan ketakutan pada individu yang tidak mampu melakukannya,
hingga nantinya ketakutann itu akan mendorong individu-individu tersebut
untuk bergerak mundur dalam pemuasaan kebutuhan. Jadi, disini individu
dituntut untuk bersedia dan terbuka terhadap gagasan dan pengalaman-
pengalaman baru.

E.DAMPAK BILA TIDAK TERCAPAINYA AKTUALISASI DIRI

 Menjadikan diri setiap manusia akan lebih cenderung memikirkan


 
dirinya sendiri (egois). Kebanyakan setiap orang memilki sifat ego
yang tinggi. Mereka hanya memikirkan kepentingan untuk dirinya
sendiri dan tidak peduli dengan kepentingan orang lain disekitarnya,
padahal dia sendiri bisa saja membantunya.

 Berkurangnya interaksi antara dia dengan orang lain. Hal ini sangat
tidak baik dalam lingkungan yang harusnya dapat bersosialisasi.
Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus berinteraksi dengan orang-
orang di sekitar.

21
 Cenderung menutup diri. Dalam hal ini dia selalu menutup diri dan
tidak ingin ada orang yang tahu tentang masalah apapun yang dia
hadapi. Dia akan berpikir hanya dia yang mampu mengatasi masalah
yang dia hadapi, sehingga dia tidak ingin menceritakan atau
mengungkapkannya ke orang lain. padahal Semua orang pasti
membutuhkan bantuan dari orang lain.

 Akan berusaha apapun hingga keinginannya tercapai. Dia bisa


menghalalkan berbagai cara asalkan keinginannya bisa terpenuhi atau
tercapai. Misalnya saja jika dia menginginkan sesuatu yang sebenarnya
dia tidak mampu untuk membelinya, dia bisa saja mencuri atau
semacamnya agar keinginannya itu terpenuhi.

 Menjadikan dirinya sombong. Setiap orang yang memiliki kelebihan


yang istimewa cenderung akan menyombongkan kelebihannya itu.
Merasa hanya dirinya yang paling hebat dibandingkan dengan orang
lain.

Jika aktualisasi diri pada setiap orang dapat berjalan dengan baik,
maka semua itu tidak akan terjadi. Ini semua tergantung kita yang
melakukannya. Kita harus bisa memikirkan hal positive dan
menafsirkannya agar tidak akan ada penyimpangan aktualisasi diri yang
menimbulkan masalah sosial.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Konsep aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi, sebelumnya ada


kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan dan baru naik
ke aktualisasi diri. Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif)
terpuaskan. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum
muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman

22
terpuaskan, baru muncul kebutuhan cinta dan keberadaan, begitu seterusnya
sampai kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.

B. Saran

Dengan penulisan makalah ini kami sebagain penulis mengharapkan agar


pembaca dalam melakukan praktek dan kerja lapangan mampu lebih efektif
karena telah mengetahui bagaimana cara mencapai konsep aktualisasi diri, serta
mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan mencapai aktualisasi diri
tersebut. Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah) sebaiknya
menggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak menutup kemungkinan
dapat memperbesar dalam kesulitan penyusunan.

DAFTAR PUSTAKA

Ritandiyono & Retnaningsih. 1996. Aktualisasi Diri. Jakarta : Universitas


Gunadarma.https://kupdf.net/download/konsep-aktualisasi-diri-
maslow_59e4a17108bbc50b51e653dd_pdf
As’ad, M. 1999. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

23
https://www.researchgate.net/publication/319964250_Pluralisme_dan_Akt
ualisasi_Diri
https://s.docworkspace.com/d/ALwbv9PLsvYvgoOH99-mFA
https://text-id.123dok.com/document/eqo56w0my-faktor-penghambat-dalam-
beraktualisasi-diri-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-aktualisasi-diri.html

24

Anda mungkin juga menyukai