Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP BERUBAH SENI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun oleh kelompok 2


1. Amelia Agustina 28. Retmonasari

2. Deasy Paramida Rosnawati 29. Rheda Trianti Eddy

3. Desi Tri Aryani 30. Repi Susanti

4. Deuis Jayanti 31. Resa Septi Rahayu

5. Dewi Herawati 32. Rosyidah

6. Ema Ernawati 33. Ria Puspita Sari

7. Endah Sri Handayi 34. Riavie Rossivana

8. Eneng Yuyu Munawaroh 35. Resa Septi Rahayu

9. Esi Yolanda 36. Safitri

10. Farras Lugu Profilia 37. Sari Mutiara

11. Iis Lestari 38. Sarah Oktaviani

12. Iip Latipah 39. Sheri Yuni Anggita

13. Ika Satyanengsih 40. Siti Armilah

14. Euis Eka Sari 41. Siti Hapsari Paramita

15. Galissa Aureliansis Perdani 42. Siti Hartini Mulyani

16. Henny Sri Wahyuningsih 43. Siti Nurhayati

17. Indaliani 44. Siti Khodijah

18. Lugguh Gufita Fujia Oktora 45. Suci Susilawati

19. Masripah 46. Serly Yulita Viana

20. Mega Dwi Puspitasari 47. Titi Yulistiana

21. Melia Nopiani 48. Yuli Yulianti

22. Meli Andaniya 49.Yulia Nusafitri

23. Mia Yulva 50. Yunita Pratiwi

24. Milda Triani Nurchalika 51. Yusniar Helen Hulu

25. Nurjanah 52. Yati Supriyati

26. Prihatini 53. Virgina Sehat Oktryani

27. Ratna Juwit

PRODI S1 ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA 2023
PENGANTAR KATA

Alhamdulillah, segala puji saya ucapkan atas berkah dan rahmat yang diberikan Allah
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tanpa ada halangan yang
berarti.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Praktik
kebidanan. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil kerja keras kami, melainkan banyak pihak-
pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih
atas terselesainya makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki makalah ini di waktu
mendatang.

Jakarta, 22 Agustus 2023

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan …………………………………………………………………………… …………………2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
A. Definisi Proses Berubah .................................................................................................... 3
B. Definisi Seni Dalam Praktik Kebidanan………………………………………………………… 3
C. Tujuan Proses Berubah ..................................................................................................... 3
D. Macam-macam Perubahan ............................................................................................... 4
1. Perubahan Ditinjau dari Sifat proses ................................................................................ 4
2. Perubahan Ditinjau Dari Sifat Keterlibatan ..................................................................... 4
E. faktor-Faktor Yang mempengaruhi perubahan ............................................................. 5
1. Faktor Pendukung……………………………………………………………………………….5
2. Faktor Penghambat……………………………………………………………………………...5

F. Manfaat Perubahan ........................................................................................................... 7


G. Cara Pendekatan Pengaplikasian Seni Dalam Praktik Kebidanan…………………………….. 8
BAB III......................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen
untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post
partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:1 :34).
Kebidanan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan
perubahan, mereka melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu
keadaan atau situasi. Bidan mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses
bidan yaitu merupakan pendekatan dalam penyelesaian masalah yang sistematis dan konsisten
dengan perencanaan perubahan. Kedua, bidan diajarkan mendapatkan ilmu dikelas dan
mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Perubahan pelayanan kesehatan kebidanan merupakan kesatuan yang menyatu dalam
perkembangan dan perubahan kebidanan di indonesia. Perubahan ini adalah cara kebidanan
mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era globalisasi. Maka
kebidanan Indonesia, khususnya Masyarakat ilmuwan dan masyarakat profesional kebidanan
indonesia, melihat dan mempertahankan proses profesionalisasi pada era globalisai ini bukan
sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan tantangan untuk berupaya
lebih Keras memacu proses profesionalisası kebidanan di Indonesia dan mensejajarkan diri dengan
negara-negara lain.
Mewujudkan kebidanan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekedar perjuangan
untuk membela nasib para bidan yang sudah sejak lama kurang menjadi perhatian, namun lebih
dari itu, yaitu berupaya untuk memenuhi hak Masyarakat dalam mendapatkan asuhan kebidanan
yang profesional.
Dalam praktek kebidanan tidak lepas dalam penggunaan IPTEK, seperti penggunaan alat-
alat kesehatan yang canggih dan modern yang banyak kita temui di berbagai instansi kesehatan.
Selain penggunaan IPTEK, aplikasi praktek kebidanan juga membutuhkan suatu seni. Seni itu
harus dimiliki oleh tenaga medis seperti bidan. Seorang bidan harus mempunyai seni dalam

1
merawat dan melakukan asuhan kebidanan, misalnya saat membantu persalinan seorang bidan
harus mempunyaiseni yang terampil dalam memberi pertolongan itu, dan apabila\ tidak ada
seni,maka akan sulit dalam mengaplikasikan ilmu yang dia miliki. Tentu tidak hanya dalam
praktek kebidanan IPTEK dan seni banyak di aplikasikan dalam berbagai ilmu dan dalam
kehidupan manusia. IPTEK dan seni akan semakin maju dan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman dan pengetahuan manusia.
Perubahan pelayanan kesehatan / kebidanan merupakan kesatuan yang menyatu dalam
perkembangan dan perubahan kebidanan di indonesia. Perubahan ini adalah cara kebidanan
mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era globalisasi. Maka
kebidanan Indonesia, khususnya masyarakat ilmuwan dan masyarakat profesional kebidanan
Indonesia, melihat dan mempertahankan proses profesionalisasi pada era globalisai ini bukan
sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan tantangan untuk berupaya
lebih keras memacu proses profesionalisasi kebidanan di indonesia dan mensejajarkan diri dengan
negara-negara lain.
Mewujudkan kebidanan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekedar perjuangan
untuk membela nasib para bidan yang sudah sejak lama kurang menjadi perhatian, namun lebih
dari itu, yaitu berupaya untuk memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan asuhan kebidanan
yangprofesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konsep berubah seni dalam praktik kebidanan?
2. Siapa saja yang ikut berperan terhadap seni dalam praktik kebidanan?
3. Kapan dilaksanakannya seni dalam praktik kebidanan?
4. Mengapa sebagai bidan perlu untuk memahami konsep manusia??
5. Dimana saja tempat berlangsungnya seni dalam praktik kebidanan?
6. Bagaimana cara pengaplikasian seni dalam praktik kebidanan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian seni dalam praktik kebidanan.
2. Untuk mengetahui apa saja seni yang diaplikasikan dalam praktik
kebidanan.
3. Untuk mengetahui cara pengaplikasian seni dalam praktik kebidanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Proses Berubah


Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang ada, dengan kata lain perubahan dapat dikaitkan sebagai
proses pergeseran dari suatu sistem ke sistem lain. Berubah merupakan kegiatan atau
proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
B. Definisi Seni Dalam Praktik Kebidanan

Seni dalam praktik kebidanan adalah kemampuan seorang bidan dalam melakukan
asuhan atau praktek kebidanan kepada pasien dengan keterampilan dan kemampuan yang
dia miliki. Keberhasilan seorang bidan dalam melakukan tugasnya sangat bergantung pada
seni yang 1a miliki, karena seni merupakan kemampuan yang ia miliki sebagai seorang
bidan.
Banyak seni yang dapat diaplikasikan oleh para tenaga kesehatan khususnya
bidan untuk menolong pasiennya, macam-macam seni itu mempunyai manfaat masing-
masing yang dapat membantu proses pemberian pelayanan kesehatan yang nyaman dan
memuaskan.
C. Tujuan Proses Berubah
1. Agar bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik
2. Menjadi ukuran dengan keadaan sebelumnya
3. Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau
antar kelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat
4. Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.
5. Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok
sosial yang hidupnya terpisah sbg akibat faktor-faktor psikologis
dan kebudayaan.

3
D. Macam-Macam Perubahan
Macam-macam perubahan dapat ditinjau dari segi sifatnya, yaitu:
a). Perubahan ditinjau dari sifat proses:
1. Perubahan bersifat berkembang yaitu mengikuti dari proses
perkembangan yang ada baik pada individu, kelompok atau
masyarakat secara umaum.
2. Perubahan bersifat spontan
Dapat terjadi karena keadaan memberikan respon tersendiri
terhadap kejadian yang bersifat alami yang diluar kehendak
manusia yang tidak dapat diramalkan/ diprediksikan sehing
ga sulit untuk diantisifasi.
3. Perubahan bersifat direncanakan
Sifat perubahan satu ini dilakukan bagi individu, kelompok atau
masyarakat imgin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju
atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan
yang lebih baik.
b). Perubahan ditinjau dari sifat keterlibatan
1. Perubahan partisipatif
- Melalui penyediaan informasi yang cukup
- Adanya sikap positif terhadap inovasi
- Timbulnya komitmen
2. Perubahan paksaan(coerced change)
- Melalui perubahan total dari organisasi
- Memerlukan kekuatan personal(personal power)
- Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan
3. Perubahan berencana
- Menyesuaikan kegiatandengan tujuan
- Dengan titik mula yang jelas dan dipersipkan, sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
4. Perubahan acak/kacau

4
- Tanpa usaha mempersiapkan titik awal perubahan.
- Tidak ada usaha mempersipakan kegiatan sesuai dengan tujuan.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan

1) Faktor pendukung

a) Perubahan dipandang sebagai suatu hal positif oleh seseorang


yang akan berubah
b) Perubahan sesuai nilai-nilai& norma yang diyakini
c) Perubahan yang dijalani adalah sesuatu yang sederhana
d) Perubahan dilakukan pada hal-hal yg kecil terlebih dahulu
e) Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh

f) Komunikasi terbuka antara target berubah dengan innovator

2) Faktor penghambat

a) Tidak adanya kemauan untuk berubah


b) Perubahan yg dilakukan adalah perubahan yg sulit dilakukan
c) Tidak adanya orang/lingkungan yg mendukung targer berubah
untuk melakukan perubahan
3) Faktor penentu keberhasilan
Faktor yang dapat menentukan keberhasilan perubahan terencana adalah sebagai berikut:
a) Adanya keuntungan relatif
b) Adanya kesesuaian
c) Adanya kerumitan
d) Adanya uji coba
c) Dapat dikomunikasikan

Cara Mempengaruhi Kekuatan Proses Berubah :

1. Meningkatkan faktor pendukung,yaitu dengan cara sebagai berikut:


a. Menggunakan model/demonstrasi
b. Memberikan dukungan & dorongan terus menerus selamaberlangsungnya

5
proses berubah
c. Menggunakan keberhasilan perubahan orang lain sebagai contoh
d. Mengurangi faktor penghambat

Tahapan Proses Berubah


1.Menyadari akan perubahan
2. Ada minat untuk berubah
3. Melakukan penilaian terhadap sesuatu yg baru
4. Melakukan uji coba sesuatu yg baru
5.Menerima perubahan setelah melakukan uji coba
Ciri-Ciri Perubahan
1.Terjadi perbedaan antara kondisi sekarang dan sebelumnya
2.Terjadi perpindahan status
3.Mengubah perilaku dan pola pikir baik individu maupun kelompok

Teori kurt lewin Dalam Proses Berubah

Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 tahapan:


a. Pencairan(unfreezing)

Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula danberubahnya keseimbangan yang ada.
Merasa perlu untuk berubah danberupaya untuk berubah,menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan
melakukan perubahan. Masalahbiasanyamunculakibatadanyaketidakseimbangan dalam sistem. Tugas
perawat pada tahap ini adalahmengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluaryang terbaik.

b. Bergerak (moving)

Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak/tahapperkembangan baru, karena memiliki cukup
informasi, serta sikap dankemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami
danmengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus dilakukan,melakukan langkah nyata untuk
berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru. Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkaninformasidan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan
masalah.

6
c. Pembekuan(refresing)

Telah mencapai tingkat atau tahap baru mencapai keseimbangan baru.Tingkat baru yang
dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat
atau tahap perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan
umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan
berkelanjutan. Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan
diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai
agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.

F. Manfaat Perubahan
1. Bisa menjalin kerjasama
2. Meningkatkan kualitas hidup jika terjadi perubahan ke perubahan yang
positif
3. Meninggalkan pola hidup lama dengan cara membuka pola hidup baru
4. Menciptakan kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong
menolong

Seni Dalam Praktik Kebidanan


Diantaranya seni yang sering diaplikasikan oleh seorang bidan adalah sebagai berikut:
1. Dukungan psikis dari suami
Dukungarn psikis dari suami sarngat membantu proses pemberian pelayanan kesehatan
dalam praktek kebidanan. Hal itu telah banyak dibuktikan dan hasilnya memang benar-
benar terbukti. Dukungan psikis dari suami dapat menambah dukungan dan semangat
seorang ibu dalam proses persalinan. Perasaan seorang ibu yang tengah berjuang
melahirkan bayinya harus mendapat dukungan psikis dari keluarga khususnya suami
karena dukungan itu sendiri merupakan obat yang mujarab yang dapat membantu untuk
mencapai keberhasilan.
2. Posisi ibu saat melahirkan
Seni dalam praktek kebidanan dapat diterapkan dalam seni bidan dalam mengatur psisi
seorang ibu yang akan melahirkan. Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin dan

7
melahırkan memilih sendiri posisi persalinan yang diinginkannya dan bukan berdasarkan
keinginan bidannya sendiri. Dengan kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipılihnya,
ibu akan lebih merasa aman.
Manfaat pemilihan posisi berdasarkan pilihan ibu :
a. Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan.
b. Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek.
c. Laserasi perineum lebih sedikit
Macam-macam posisi yang dapat dipilih oleh seorang ibu :
a. Posist terlentang (supine).
b. Posisi duduk/setengah duduk.
c. Posisi jongkok/ berdiri.
d. Berbaring miring kekir.
e. Posisi merangkak.
3. Teknik persalinan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)
IMD atau Inisiasi. Menyusui Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayı di letakkan di dada ibu dan dibiarkan bergerak untuk mencari
puting susu ibunya sendiri. Menurut penelitian diperkirakan sebanyak 22% kematian bayi
baru lahir dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam 1 jam pertama kelahiran. Pada
1 jam pertama ini bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi
untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan mempersiapkan ibu
untuk mulai memproduksi ASI kolostrum (depkes), kolostrum ini sangat berguna bagi
bayi.

G. Cara Pendekatan Pengaplikasian Seni Dalam Praktik Kebidanan


Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah
sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan yang
optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan
selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional,
ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya
pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.

8
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial
dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau
diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat
misalnya paguyuban, Kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang
diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetap1 Sesuatu hal yang nyata atau benar
adanya.
Pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus
memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran
fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembati
pelayanannya kepada pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu adanya
tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan
berdasarkan kaidah-kaidah profesi,
antara lain :
a. memiliki pengetahuan yang adekuat.
b. menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial
dan budaya yang akurat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan dengan berbagai cara
misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan guna
meningkatkan guna bidan.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seni dalam praktik kebidanan adalah kemampuan seorang bidan dalam melakukan asuhan
atau praktek kebidanan kepada pasien dengan ketrampilan dan kemampuan yang dia miliki.
Keberhasilan seorang bidan dalam melakukan tugasnya sangat bergantung pada seni yang ia
miliki, karena seni merupakan kemampuan yang ia miliki sebagai seorang bidan. Macam-macam
seni itu mempunyai manfaat masıng-masing yang dapat
membantu proses pemberian pelayanan kesehatan yang nyaman dan memuaskan. Bidan dapat
menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan budaya yang
akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para
bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban,
kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas,
bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang definisi dari
konsep berubah seni dalam kebidanan dan mengetahui apa saja yang menjadi tujuan serta faktor
terjadinya perubahan dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat mengetahui dampak dalam
perubahan dan bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang bidan atau tenaga medis lainnya
agar dapat mengetahui peranannya dalam proses perubahan yaitu sebagai seorang pembaharu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin. (2001).
Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen Pengembangan SDM.
EGC. Jakarta.
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar
kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC
Jakarta
La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta.
Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept, Process, and Practice, Addison Wesley,
Publishing company,Inc.
Bauer J.1994.Not what the doctor ordered.Chicago:Probus.
Nasional League for nursing.1994.Nursing Data review.New York :NLN.
Bunner,P.2000.Shaping the future of nursing managemant. Chicago:Probus.
About these ads
Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar 1lmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Tajmiati, Atit. (dkk),. 2016. Modul Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik Kebidanan.
Surakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta
Purwandari, Atik. (dkk),. 2014. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

11

Anda mungkin juga menyukai