Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS DALAM KASUS

KOMPLEKS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS KOMPLEKS

DOSEN PENGAMPU:NENENG SITI LATIFA M.Kes

DISUSUN OLEH:

-ELSA AYU WULANDARI(19340004)

-NURUL KHASANAH(19340011)

-RIA ANISKA(19340012)

-RIKA ARISTIA(19340014)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga makalah” MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KLINIS DALAM KASUS KOMPLEKS” dapat kami selesaikan.Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Pada Kasus Kompleks.Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepadasemua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu yang telah banyak membantumemberi bimbingan, ilmu, dorongan,
serta saran-saran kepada penyusun.Kami berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan para pembaca.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian


makalah ini jauh dari sempurna.sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, MEI 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................
A. Latar Belakang ............................................................... 2
B. Tujuan ............................................................... 3
C. Rumusan Masalah ............................................................... 3
D. Manfaat ............................................................... 3
BAB II ISI
A. Strategi membantu klien
dalam mengambil keputusan ............................................................... 4
B. Langkah dalam pembuatan
keputusan yang baik ............................................................... 4
C. Teori Pengambilan ............................................................... 5
Keputusan
D. Inti pengambilan keputusan ............................................................... 5
E. Lingkungan Situasi ............................................................... 8
Keputusan
F. Hal-hal yang perlu
ditekankan kepada klien
dalam pengambilan ............................................................... 9

keputusan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 10
B. Saran ............................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas


sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina
hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan klien serta
keluarganya.Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan
oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan
konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta
konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa
pelayanan bidan untuk kesehatan wanita selama siklus kehidupan akan
tercapai.Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan
hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara
professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien
untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi
kebutuhan klien. Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan senantiasa
menghadapi pasien yang memiliki kondisi yang sangat kompleks sifatnya, baik
ditinjau dari segi latar belakang sosial budayanya, pendidikannya, cita-cita dan
keinginannya. Gejolak emosional seperti ini harus memperoleh respon yang
positif dari seorang bidan selama memberikan pelayanan kebidanan sehingga
diperlukan sebuah straategi yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada pasien.

4
B. Tujuan

Mengetahui strategi membantu klien dalam mengambil keputusan

C. Rumusan

Apa sajakah strategi membantu klien dalam mengambil keputusan ?

D. Manfaat

Dapat mengetahui strategi membantu klien dalam mengambil keputusan

5
BAB II

ISI

A. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan

Kemampuan dan ketrampilan dalam membuat keputusan, terutama dalam


masalah kedaruratan merupakan hal yang sangat penting. Dalam konseling
pengambilan keputusan mutlak ada di tangan klien, sedangkan bidan membantu
agar keputusan yang diambil klien tersebut tepat. Bila masalah dan kebutuhan
klien telah diketahui dengan jelas. Maka bantu klien menyelesaikan masalahnya,
terutama yang berkaitan dengan kebidanan.

Ada empat strategi yang dapat membantu klien mengambil keputusannya.


1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. Beri kesempatan
klien untuk melihat lagi beberapa alternative pilihannya, agar tidak
menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.
2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan
melihat kembali keiuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya
atau konsekuensi negatif.
3. Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan,
bantu klien untuk mencermati pilihannya.
4. Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan
masalahnya.

B. Langkah dalam pembuatan keputusan yang baik

6
Dalam mengambil keputusan yang baik kita di kenalkan dengan 3K dalam
pengambilan keputusan yaitu mempertimbangkan kondisi, kehendak dan
konsekuensinya.

Adapun langkah dalam pembuatan keputusan yang baik antara lain:

1. Langkah pertama
Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien
2. Langkah kedua
Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan
3. Langkah ketiga
Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya baik yang positif
maupun negative.

C. Teori Pengambilan Keputusan


Pola dasar berpikir dalam konteks organisasi meliputi:
1. Penilaian situasi (Situational Approach): untuk menghadapi pertanyaan
“apa yang terjadi?”.
2. Analisis persoalan (Problem Analysis): dari pola pikir sebab-akibat.
3. Analisis keputusan (Decision Analysis): didasarkan pada pola berpikir
mengambil pilihan.
4. Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis): didasarkan
pada perhatian peristiwa masa depan, yang mungkin yang dapat
terjadi.

D. Inti pengambilan keputusan

Proses komunikasi dalam masyarakat modern dihadapi dengan proses


pengambilan keputusan, artinya memilih antara lebih dari satu kemungkinan,
berarti memilih alternatif, alternatif yg terbaik (the best alternative). Pengambilan
keputusan terletak dlm perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang

7
sedang dalam perhatian & dalam pemilihan alternatif yang tepat. Pengambilan
keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi/ penilaian mengenai efektifitasnya
dlm mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan.

TIFFIN dan McCORMICK dalam bukunya Industrial Psychology dan


khususnya IRWIN D.J BROSS dalam Design for Decision membahas secara
panjang lebar proses pengambilan keputusan.

Bagaimana keputusan diambil seseorang ditentukan sekali oleh :

a. Kemampuan/ keberanian/ watak individu yang bersangkutan yang harus


mengambil keputusan
b. Pendidikannya, yaitu pendidikan formil dan non formil
c. Jenis keputusan yang harus diambil
d. Cara bagaimana informasi tentang hal yang mengakibatkan individu harus
mengambil keputusan, disampaikan kepadanya.

Selanjutnya pengambilan keputusan akan mudah atau sukar apabila :

a. Persoalan sudah sering dihadapi


b. Jumlah faktor yang membuat ia harus mengalami keputusan

Suatu pengambilan keputusan selalu didahului oleh :

a. Penyampaian dari sesuatu kepada sesorang melalui lambang komunikasi


b. Adanya asumsi atau pernyataan tentang masalah

Sifat karakter setiap individu tidak mempunyai objek yang terlihat jelas
dan tertentu, tetapi berperan dalam menghadapi beragai situasi dan kondisi hidup
serta berbagai macam objek. Saat berkehendak, setiap individu secara manusiawi
dapat dibedakan menjadi beberapa aspek yang masing-masing memiliki
perbedaan sehingga muncullah perbedaan yang tampak diantara karakter-karakter
yang ada. Beberapa aspek tersebut sebagai berikut:

a) Mempertimbangkan kemauan atau hasrat-hasrat yang ada. Hasrat psikis


adalah kecenderungan dalam alam sadar yang menimbulkan motif-motif,

8
yakni daya-daya penggerak untuk berbuat sesuatu demi mencapai tujuan. Jika
hasrat tersebut muncul bertentangan makan akan terjadi sesuatu yang disebut
pertarungan motif. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mempertimbangka
hasrat tersebut sangat bersifat individual, bergantung pada jumlah objek yang
menjadi hasrat serta pertimbangan mengenai keuntungan dan kerugian dari
hasrat tersebut.
b) Pengambilan keputusan. Setelah mempertimbangkan beberapa waktu untuk
menentukan motif pilihan dan hasrat yang akan menjadi aktif, hasrat yang
terpilih akan menjadi dasar bagi pengambilan tindakan. Pada pengambilan
keputusan terjadi beberapa perbedaan antara karakter-karakter yang dimiliki
setiap individu. Ada individu yang dalam mengambil keputusan
melakukannya secara wajar tanpa menunggu waktu terlalu lama serta tidak
tergesa-gesa, ada individu yang tidak kunjung mengambil keputusan sehingga
berlarut-larut, dan ada juga individu yang mengambil keputusan dengan
sangat cepat tanpa berfikir panjang.

Beberapa sifat individu dalam pengambilan keputusan yaitu seperti berikut :

1. Sifat pengambilan keputusan yang tergesa-gesa. Individu yang


mempunyai karakter ini, dalam pengambil keputusan kurang didukung
oleh hasrat dan motif yang kuat. Hal ini disebabkan karena individu
tersebut kurang memahami pentingnya keputusan dan akibat yang akan
didapatkan dari keputusan yang telah diambilnya atau individu tersebut
orang yang impulsive sehingga kurang berfikir panjang sebelum
mengambil keputusan dan ingin secepatnya bertindak, bahkan mungkin
selalu dilanda rasa khawatir yang berlebihan.
2. Sifat individu yang tidak dapat mengambil keputusan. Individu yang
mempunyai karakter seperti ini tidak akan kunjung berkeputusan dan tidak
mempunyai kepastian atau merasa ragu-ragu dalam pengambilan
keputusan.Individu ini sangan sulit dalam menentukan pilihan, dia ingin
kedua-duanya dan tetap berusaha untuk menyatukan alternative-alternatif
yang tidak dapat dipersatukan. Mungkin juga individu tersebut takut

9
memikul tangggung jawab dan menanggung risiko atau bisa juga
disebabkan adanya perasaaan depresif yang menghilangkan kemauan.
3. Sifat yang hanya mengikuti kehendak sendiri. Orang ini cenderung tidak
mau mengikuti pendapat atau keinginan orang lain, dia ingin memuktikan
bahwa dia mampu berbuat untuk dirinya sendiri. Demikian pula dalam
pengambilan keputusan, dia ingin melakukannya berdasarkan
pertimbangan motif dan hasratnya sendiri, dia hanya ingin menolak
pegaruh dari orang lain. Namun sebenarnya dia masih enggantungkan diri
terhadap kehendak orang lain hanya saja dengan arah yang berlawanan.
Hal ini menandakan manifestasi dari kepribadian yang lemah.
4. Sifat yang tidak mampu berdiri sendiri. Individu ini cenderung
menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang lain, dia lebih memilih
mengikuti pendapat dan keputusan orang lain. Hal ini dilakukan karena
takut menanggung resiko dan tanggung jawab, sehingga ini menandakan
manifestasi dari kepribadian yang lemah.
c) Melaksanakan keputusan. Individu yang telah mengambil keputusan
mengenai motif yang diinginkan, dia harus bertindak konsekuen terhadap
keputusannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila pelaksanaan
keputusan tidak sampai sasaran maka perlu diadakan tinjauan kembali
terhadap cara pelaksanaan keputusan atau terhadap keputusan yang
diambilnya. Dalam melaksanakan keputusan akan didapati berbagai perbedaan
karakter yang dimiliki setiapa individu sehingga akan mempengaruhi tujuan
yang dicapai.

E. Lingkungan Situasi Keputusan


Lingkungan eksternal meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, politik,
alam dan pembatasan-pembatasan suatu negara berupa “quota”. Sedangkan
lingkungan internal meliputi mutu rendah, kurangnya promosi, pelayanan
konsumen tidak memuaskan dan sales/ agen tidak bergairah.Pengambilan
keputusan yang baik harus mempertimbangkan kondisi, kehendak dan
konsekuensinya.

10
F. Hal-hal yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan
1. Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena
berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi informasi
secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan situasinya.
2. Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran
yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan
situasi.
3. Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
4. Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah
konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan
kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi
klien dan kebutuhannya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat strategi yang
dapat membantu klien mengambil keputusannya.

a. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. Beri kesempatan


klien untuk melihat lagi beberapa alternative pilihannya, agar tidak
menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.
b. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan
melihat kembali keiuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya
atau konsekuensi negatif.
c. Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan,
bantu klien untuk mencermati pilihannya.
d. Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan
masalahnya.

Selain itu, dalam membantu klien mengambil keputusan, bidan (konselor)


memperhatikan :

a. Langkah dalam pembuatan keputusan yang baik


b. Teori pengambilan keputusan
c. Inti pengambilan keputusan
d. Lingkungan situasi keputusan
e. Hal-hal yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan

12
B. Saran
1. Sebagai seorang bidan yang juga berperan sebagai konselor bagi klien,
maka diwajibkan memiliki strategi untuk membantu klien dalam membuat
keputusan
2. Setelah strategi itu dibuat, harus segera dilaksanakan sesuai dengan
kondisi dan permasalahan yang dihadapi klien
3. Bidan harus menyusun, menganalisa, dan menilai keefektifan strategi yang
dipilihnya sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi klien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prianto, Agus.2012.Komunikasi dan Konseling.Jakarta.Salemba Medika

Saraswati. 2002.Komunikasi Efektif. Penulis Modul: Jakarta

Susanto, Astrid S.1977.Komunikasi dalam Teori dan Praktek.Cetakan


Kedua.Bandung: PT. Rindang Mukti

Tyastuti, Siti, Yuni Kusmiati, Sri Handayani.2010.Komunikasi dan Konseling


dalam Pelayanan Kebidanan.Cetakan Keempat.Yogyakarta:Fitramaya

14

Anda mungkin juga menyukai