Anda di halaman 1dari 55

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA

BAYI DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN


TEMANGGUNG TAHUN 2010

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI


DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Program Studi Kebidanan Magelang
Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan
Semarang

Disusun oleh :
Leny Widi Astuti
NIM : P 174 24 207 119

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMKES SEMARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
MAGELANG
2010

HALAMAN PERSETUJUAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU


TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah ini telah diteliti dan disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan
dihadapan penguji pada Uji Sidang Karya Tulis Ilmiah
Hari :
Tanggal :

Dosen Pembimbing

Bambang Sarwono, S.Kep


NIP : 197108141998031001

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI


DI DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang Prodi Kebidanan magelang
Hari :
Tanggal :

Penguji I Penguji II
Munayarokh,S.Pd, M.Kes Bambang Sarwono, S.Kep
NIP:1965108198632001 NIP : 197108141998031001

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan
Magelang

Munayarokh, S.Pd, M.Kes


NIP:1965108198632001
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI
DESA BADRAN KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2010
Jumlah kata 163
INTISARI
Leny Widi Astuti.1 Bambang Sarwono, S.Kep.2
Latar Belakang: Berdasarkan Depkes RI (2007), Kabupaten Temangggung termasuk salah
satu dari 12 kabupaten yang merupakan Priority Districts Jawa Tengah dengan jumlah
penduduk yang besar dan cakupan imunisasi yang rendah. Di desa Badran merupakan
merupakan desa dengan cakupan imunisasinya yang tinggi yaitu rata-rata 95,36% cakupan
terendah adalah pada imunisasi campak yaitu 84,2%.
Tujuan penelitian : Untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan umur,
pendidikan dan pengalaman dari anak sebelumnya dan mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar pada bayi, yang meliputi pengertian,tujuan, kontra indikasi, jenis-
jenis, jadwal pemberian, cara pemberian dan efek samping imunisasi dasar pada bayi.
Metodologi: Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey.
Besarnya responden sebanyak 62 orang dan alat yang digunakan adalah kuesioner, yang
terdiri dari karakteristik responden dan pertanyaan Dichotomus choice meliputi 35
pertanyaan. Kuesioner didistribusikan langsung kepada responden. Data diolah secara manual
dengan menggunakan metode deskriptif kuantitaif yang dibedakan menjadi baik, cukup baik,
kurang baik, dan rendah.
Hasil Penelitian: Kesimpulan mayoritas responden berpendidikan SMA (53%), berusia
rentang 20-35 tahun (77%), dan baru memiliki 1 anak (50%). Secara keseluruhan tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran adalah termasuk dalam
kategori baik (75,62%), dengan penjabaran subvariabel sebagai berikut : 1) Tingkat
pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar adalah termasuk dalam kategori baik
(83,5%), 2) Tentang tujuan imunisasi dasar termasuk dalam kategori cukup (72,2%), 3)
Tentang jenis jenis imunisasi dasar termasuk dalam kategori cukup (73,2%), 4) Tentang
jadwal imunisasi termasuk dalam kategori baik (78,7%), 5) Cara pemberian imunisasi
termasuk dalam kategori cukup (68,3), 6) Tentang kontra indikasi imunisasi termasuk dalam
kategori baik (78,7), 7) Tentang efek samping pasca imunisasi adalah termasuk dalam
kategori cukup (74,5%).

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan Ibu, Imunisasi Dasar, Bayi


MOTTO
Ada kekuatan didalam kesabaran, orang yang sabar adalah orang yang kuat, karena ia sanggup
menanggung segala sesuatau dan ia tidak pernah merasa disakiti ( HB Nugroho)

Kemurahan hati adalah jalan dua arah dan rasa terima kasih kadang-kadang harganya lebih dri “terima
kasih” (Kahlil Gibran)

Sesungguhnya ilmu adalah separuh dari kehidupan, barang siapa yang menguasainya, maka ia telah
menguasai separuh kehidupanya (Jalal Aldin Rumi)

Kekuatan yang sesungguhnya adalah kekuatan yang muncul dari kesadaran diri sendiri, baru sebagian
kecil dari orang-orang di sekeliling kita. Maka kitalah yang sesungguhnya memegang kendali atas diri
kita (Penulis)

PERSEMBAHAN

Kuperembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta kasihku untuk :

Ayah dan Bunda tercinta, senyum kalian adalah segalanya bagiku. , terima kasih
telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil serta do’a restu yang
senantiasa mengiringi setiap langkahku.

Adikku tercinta. Terima kasih atas ketulusan dan keindahan persaudaraan kita.

Sahabat-sahabat terkasih “anak-anak kos Budi” yang senantiasa mewarnai hari-


hariku
Seseorang yang senantiasa mengisi hari-hariku dan dengan sabar menjadi tempat
keluh kesahku.

Teman-teman seperjuangan kelas Cempaka dan Kenanga, serta adik tingkat,


semoga ukhuwah yang sudah terjalin tidak akan pernah berakhir

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, ppuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di
desa Badran,kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung”. Karya Tulis Ilmiah ini di susun
untuk memennuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemkes Semarang Program Studi Kebidanan Magelang Tahun 2010.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan,
saran, bantuan, dan dukungan baik moral maupun spiritual kepada :

1. Bpk Sugianto,S.Pd, M.App.Sc, selaku direktur Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

2. Ibu Hj. Munayarokh, S.Pd. M.Kes selaku Ketua Prodi Kebidanan Magelang.
3. Bpk Bambang Sarwono, S.Kep selaku dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing
dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis ilmiah ini.

4. Bapak dan ibu dosen Akademi Kebidanan Magelang yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis.

5. Ibu Dewi Luh Amd.Keb yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ayah, ibu tercinta atas doa dan dukungan yang luar biasa dalam segala hal dan
pengorbanannya selama penulis menempuh pendidikan DIII Kebidanan.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan baik ide, tenaga, maupun waktu
serta motivasi dan dukungan sepenuhnya.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan yang
telah diberikan terhadap pelaksanaan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kwalitas penulisan di
masa mendatang dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Magelang, Maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

INTISARI....................................................................................................... iv

MOTTO......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan............................................................................................ 4

D. Ruang Lingkup............................................................................. . 6

E. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan................................................................................... 8

B. Imunisai.......................................................................................... 12

C. Kerangka Teori............................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep.......................................................................... 27

B. Variabel dan Definisi Operasinal.................................................. 27

C. Jenis dan Desain Penelitian........................................................... 29

D. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 30


E. Populasi dan Sampel..................................................................... 30

F. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 32

G. Pengolahan Data dan Analisis Data.............................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................. 37

B. Pembahasan................................................................................... 45

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan....................................................................................

B. Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

halam
an
Tab Cakupan Imunisasi Di
el Indonesia……………………………..
1.1
Tab Cakupan imunisasi di Puskesmas Pare dan desa
el Badran tahun
1.2 2009…………………………………………………

Tab Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI
el 2009………………….
2.1
Tab Jadwal imunisasi menurut Pedoman Imunisasi di
el Indonesia...
2.2
Tab Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes
el RI……………..
2.3
Tab Cara Pemberian Imunisasi
el …………………………………...
2.4
Tab Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
el Menurut Depkes RI
2.5 2009………………………………………………

Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian


el imunisasi dasar pada
4.1 bayi…………………………………………………
…...
Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi
el dasar pada
4.2 bayi…………………………………………………
…………
Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi
el dasar pada
4.3 bayi…………………………………………………
………………
Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian
el imunisasi dasar pada
4.4 bayi……………………………………………….

Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian


el imunisasi dasar pada
4.5 bayi…………………………………………………...

Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi


el imunisasi dasar pada
4.6 bayi……………………………………………

Tab Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping


el imunisasi dasar pada
4.7 bayi………………………………………………….

Tab Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang


el imunisasi dasar pada bayi berdasarkan
4.8 subvariabel…………

Tab Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar


el Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan
4.9 Berdasarkan Tingkat
Pendidikan……………………………………………
………
Tab Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
el Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan
4.1 Berdasarkan jumlah
0 anak…………………………………………………
…………
Tab Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
el Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan Kranggan
4.1 Berdasarkan
1 Umur…………………………………………………
………..
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Puskesmas

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada bayi

Lampiran 3 Surat Pengantar Kuesioner

Lembar Bimbingan

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi (AKB) dalam dasawarsa terakhir ini menunjukkan penurunan

yang bermakna, yaitu apabila pada tahun 1971 masih sebesar 142 dan menjadi 112 per 1000

kelahiran hidup pada tahun 1980, pada tahun 1985 ke tahun 1990 dari 71 menjadi 54 per

1000 kelahiran hidup (Ranuh, 2005)

Indonesia masih mengalami banyak masalah kesehatan yang cukup serius terutama

dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2003 Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup dan Angka

Kematian Balita (AKABA) 46 per 1000 kelahiran hidup . Salah satu faktor penting dalam

upaya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)

adalah dengan program imunisasi. Banyak penyakit menular yang dapat menyebabkan

kematian seperti dipteri, tetanus, hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya .

Berdasarkan Depkes RI (2001) insidensi penyakit menular pada tahun 2000 yang dapat
mematikan anak yaitu dipteri sebanyak 23 kasus, pertusis sebanyak 142 kasus, tetanus
neonaturum sebanyak 466 kasus, polio sebanyak 48 kasus dan campak sebanyak 56 kasus.
Beberapa penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian seperti tuberkulosis, hepatitis
B, dipteri, tetanus, pertusis, polio, dan campak sebagaian dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi. Cakupan imunisasi meliputi seluruh propinsi di Indonesia hampir 97% dari 302
kabupaten telah mencapai target Universal Child Immunization (UCI). Hal ini berarti bahwa
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B, mencapai 80% baik di
tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa, sedangkan jumlah sasaran bayi di
Indonesia per tahun 4,6 juta (Anonim, 2008).
Berdasarkan data subdit Imunisasi Ditjen PPM dan PLP Depkes tahun 2004 cakupan

imunisasi di Indonesia adalah sebagai berikut

Tabel 1.1
Cakupan Imunisasi Di Indonesia

Cakupan per antigen 1996/1997 (%) 2003 (%)


99,6 97,7
1 dosis BCG
90,9 90,8
3 dosis DPT
85,0 90,4
4 dosis polio
62,0 79,4
3 dosis hep B
91,7 90,4
1 dosis campak
73,3 71,5
2 dosis TT ibu hamil

Data: Subdit Imunisasi Ditjen PPM&PLP Depkes,2004


Sumber: Ranuh,2005

Dari tabel tersebut diketahui bahwa cakupan imunissi di Indonesia malah mengalami

penurunan kecuali pada cakupan imunisasi polio, yaitu dari 85% menjadi 90,4%.

Berdasarkan Depkes RI (2007), Kabupaten Temangggung termasuk salah satu dari 12

kabupaten yang merupakan Priority Districts Jawa Tengah dengan jumlah penduduk yang

besar dan cakupan imunisasi yang rendah.

Dari laporan imunisasi Puskesmas Pare kabupaten Temanggung didapatkan data

sebagai berikut :

Tabel 1.2
Cakupan imunisasi di Puskesmas Pare dan desa Badran tahun 2009
Cakupan imunisasi Cakupan imunisasi
Cakupan Puskesmas Pare Desa Badran
perontingen
(%) (%)

BCG 100 97,4


DPT 96,5 97,8
Polio 98,2 98,7
Hepatitis 97 98,7
Campak 88,4 84,2
Sumber : data Puskesmas Pare Temanggung

Dari data tersebut diketahui bahwa cakupan imunisasi di Puskesmas Pare terendah

adalah imunisasi campak.


Salah satu faktor yang menunjang program imunisasi di desa Badran maupun

Puskesmas Pare adalah adanya partisipasi dari ibu yang memiliki bayi yang menjadi sasaran

imunisasi Puskesmas Pare dimana untuk itu dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang

cukup memadai tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di desa Wonokerto wilayah

kerja Puskesmas Tegalrejo pada Tahun 2007 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar di desa Wonokerto cukup baik (64,64%).

Dari hal-hal tersebut diatas penulis tertarik untuk menggali sejauh mana tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi di desa Badran, Kecamatan

Kranggan,Kabupaten Temanggung.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang muncul adalah: “Bagaimana

tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran,kecamatan

Kranggan, Kabupaten Temanggung?”

C. TUJUAN

1.Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa

Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.

2.Tujuan Khusus

a. Untuk menggambarkan ibu (Responden) berdasarkan tingkat pendidikan, umur, dan

pengalaman (dari pengalaman anak sebelumnya)

b. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi


c. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi

d. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi dasar bagi bayi.

e. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi pemberian imunisasi

dasar bagi bayi

f. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar

bagi bayi

g. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar bagi

bayi

h. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca pemberian

imunisasi dasar pada bayi

D. RUANG LINGKUP

1. Variabel yang diteliti

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada

bayi.

2. Subjek/ Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu yang anaknya terdata menjadi sasaran

imunisasi dasar di Desa Badran, Kecamatan Kranggan.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.

4. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan 12 April-8 Mei 2010


E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Institusi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi institusi pendidikan dalam

proses belajar mengajar.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang

imunisasi dasar pada bayi.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam

memberikan konseling atau penyuluhan tentang imunisasi sesuai dengan tingkat pengetahuan

ibu yang didapat dari hasil penelitian.

4. Bagi Mahasiswa Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa

kesehatan khususnya mahasiswa kebidanan tentang imunisasi dasar bagi bayi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN
1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu “ dan ini terjadi setelah orang melaksanakan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera

manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan

merpakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan

menurut Poerwadarminta (1996) dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengetahuan adalah

hal mengetahui segala apa yang diketahui atau kepandaian.

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkat, yaitu :

a.

Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya. Termasuk ke

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat mengiterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesisi)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilainan

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang berhubungan atau berpengaruh terhadap pengetahuan antara lain :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam

dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seeorang makin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang

akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa

(Anonim, 2009).

b. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu (Anonim, 2009).

c. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah

umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya (Anonim, 2009).

d. Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Bila seseorang benyak memperoleh informasi maka ia cendrung mempunyai

pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2003).

B. IMUNISASI

1. Pengertian imunisasi dasar

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan

sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau

berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten

(Anonim, 2008).

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

antigen, sehingga jika kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan

menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan

menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (Ranuh, 2001).


Imunisasi dasar atau imunisasi wajib adalah 5 jenis imunisasi yang wajib diperoleh bayi

sebelum usia setahun (Anonim,2009). Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada

bayi (usia 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak

(Depkes RI, 2005). Tujuan imunisasi dasar adalah memberikan kekebalan tubuh anak

terhadap penyakit Tuberkolosis, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, Campak,

dan polio.

Dilihat dari cara timbulnya ada 2 jenis kekebalan yaitu :

a. Kekebalan pasif

Kekebalan pasif yaitu kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu

itu sendiri. Kekebalan pasif tidak akan bertahan lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh

(Ranuh, 2005)

Kekebalan pasif dapat terjadi dengan 2 cara :

1) Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh zat

penolak sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Misalnya kekebalan pada janin

yang diperoleh dari ibu.

2) Kekebalan pasif buatan yaitu diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya

pemberian vaksin ATS.

b. Kekebalan aktif

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen

seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung

lebih lama karena adanya memori imunologik (Ranuh, 2005)

Kekebalan aktif dapat dibedakan menjadi :


1) Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh membuat kekebalan sendiri setelah

mengalami/sembuh dari suatu penyakit. Misal penyakit campak.

2) Kekebalan aktif didapat yaitu dengan pemberian vaksin sehingga akan merangsang tubuh

membentuk antibodi. Misal vaksin BCG, DPT, Polio, dan lainya.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin

membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap

penyakit (Anonim,2009). Sedangkan menurut Depkes RI (2005) Vaksin adalah suatu produk

biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun

kuuman (toxoid) yang dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik

secara aktif terhadap penyakit tertentu.

2. Sasaran imunisasi

Sesuai dengan program pengembangan imunisasi (PPI) Nasional, sasaran imunisasi adalah :

a. Bayi dibawah umur 1 tahun

b. Ibu hamil (awal) kehamilan sampai 8 bulan

c. Wanita usia subur (WUS) calon pengantin

d. Anak sekolah dasar kelas 1 dan 6

3. Program imunisasi dasar di Indonesia

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada bayi (usia 0-12 bulan) meliputi

imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak (Depkes RI, 2005).

Pada penelitian ini akan dibahas imunisasi dasar yang diberikan pada bayi (Umur 0-12 bulan)

a. Jenis-jenis imunisasi dasar pada bayi

1) BCG
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC. Berasal dari

bakteri hidup yang dilemahkan, ditemukan oleh Calmette dan Guerin (Anonim, 2009).

Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah

dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu

< 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light) (Depkes RI, 2009).

Kontra indikasi pemperian imunisasi BCG adalah :

a) Adanya penyakit kulit berat/menahun seperti eksim, furunkolosis dan sebagainya.

b) Mereka yang sedang menderita TBC (Depkes RI, 2005).

c) Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, def imun kongenital, leukemia, keganasan

d) Respon imunologik tertekan: kortikosteroid, obat kanker, radiasi (Anonim, 2009).

2) Vaksin Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat

non infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dari sel ragi (Hansenula polymorpha)

menggunakan teknologi DNA recombinan. Untuk pembarian kekebalan aktif terhadap infeksi

yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, vaksin harus

disimpan pada suhu 2˚C-8˚C (Depkes RI, 2005).

Kontra indikasi : vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai

kejang.

Tingkat kekebalan yang didapat cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali

suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup (Anonim, 2009).

3) Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT)

Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan

tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang telah diinaktivasi (Depkes RI, 2005).
Tujuan pemberian untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri pertusis dan

tetanus. Dosis pemberian 0,5 cc sebanyak 3 dosis. Vaksin DPT yang telah dibuka hanya

dapat digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :

a) Vaksin belum kadaluarsa

b) Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C-8˚C

c) Tidak pernah terendam air

d) Sterilitasnya terjaga

Kontra indikasi pemberian DPT adalah anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis

petama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua. Anak dengan demam tinggi

harus ditunda pemberian imunisasinya sampai benar-benar sembuh.

Sekarang vaksin yang biasanya digunakan adalan DPT-HB yaitu vaksin yang terdiri dari

toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang telah diinaktivasi serta

vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni

non infectious (Depkes RI, 2005)

4) Vaksin polio

Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus

poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan

jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa (Depkes RI, 2005)

Diberikan dengan dosis 2 tetes sebanyak 4 dosis pemberian.

Kontra indikasi pemberian imunisasi polio :

a) Pada individu yang menderita imuno defisiensi.


b) Misal anak sedang diare atau muntah berat dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh

(Depkes RI, 2005)

c) Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas

38˚C), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani

pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan

terganggu (anonim, 2009).

5) Vaksin Campak

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, untuk pemberian kekebalan

aktif terhadap penyakit campak. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus

dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Dosis

pemberian 0,5 ml. (Depkes RI, 2005)

Kontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah :

a) Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38˚Celsius

b) Gangguan sistem kekebalan

c) Pemakaian obat imunosupresan

d) Alergi terhadap protein telur

e) Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin

f) Wanita hamil (Anonim, 2009)

b. Jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi

Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI 2009
Umur Jenis Imunisasi
0 bulan HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2009

Dalam buku Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas jadwal imunisasi Program Nasional

Depkes RI adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes RI
Selang
Pemberian
Vaksin waktu Umur
imunisasi
pemberian
BCG 1X 0-11
DPT 3X 4 minggu bulan
(DPT 1, 2, 2-11
Polio 3) 4 minggu bulan
4X
Campak (Polio 1, 2, 4 minggu 0-11
Hepatitis B 3, 4) bulan
1X
3X 9-11
(hep. B 1, 2, bulan
3) 0-11
bulan
Sumber : Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas, 2005

Jadwal alternatif pemberian imunisasi dalam Pedoman Imunisasi di Indonesia adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.3
Jadwal imunisasi menurut Pedoman Imunisasi di Indonesia
Umur Antigen
Lahir ( 0 bulan) BCG, Polio-1, Hepatitis B-
lahir
6 minggu
Polio-2, DPT/Hep B-1*
10 minggu
Polio-3, DPT/Hep B-2*
14 minggu
Polio-4, DPT/Hep B-3*
9-12 bulan Campak
(Sumber : Pedoman imunisasi di Indonesia, 2005)
* vaksin kombinasi DPT dan Hepatitis B

Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

a) Imunisasi BCG

imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Pada dasarnya, untuk mencapai

cakupan yang lebih luas. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan maka

dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu.

b) Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B dibrikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9 %

Ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal kurang lebih

sebesar 45%. Hepatitis B-1 diberikan pada anak usia 0-7 hari. Hepatitis B-2 diberikan

dengan interval 1 bulan dari Hepatitis B-1 (saat bayi berumur 1 bulan). Untuk mendapatkan

respon imun optimal interval Hepatitis B-2 dan Hepatiitis B-3 minimal 2 bukan, terbaik

adalah 5 bulan. Maka Hepatitis B-3 diberikan 2-5 bulan setelah Hepatitis B- 2 yaitu umur 3-6

bulan.

c) Imunisasi DPT

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan. DPT tidak boleh diberikan sebelum

umur 6 minggu dengan interval 4-6 minggu DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada

umur 3 bulan dan DPT -3 pada umur 4 bulan.

d) Vaksin Polio

Polio oral diberikan saat bayi lahir, karena indonesia merupakan daerah endemik polio maka

sesuai pedoman program imunisasi nasional untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang

lebih tinggi diperlukan tambahan imunisasi polio yang diberikan setelah lahir. Untuk

imunisasi dasar (polio 1, 2, 3) interval diantaranya tidak kurang dari 4 minggu.

e) Vaksin Campak
Vaksin campak dianjurkan diberikan pada umur 9 bulan.

c. Cara pemberian imunisasi

Tabel 2.4
Cara Pemberian Imunisasi
DPT
dan Campa
Vaksin BCG Polio
Hepatiti k
sB
Tempat Lengan Paha Lengan Mulut
penyuntika kanan tengah kiri atas diteteska
n dan cara atau luar luar suntika n
penyuntika suntikan suntikan n dimulut
n intracuta intra subcuta
n muskula n
r
(Sumber : Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2005)

Lokasi penyutikan yang dianjurkan untuk anak usia 1 tahun (0-12 bulan) adalah otot vastus

lateralis pada daerah anterolateral (paha tengah luar) karena otot pada anterolateral tersebut

adalah otot anak usia 1 tahun yang paling tebal dan besar. Kadang ada beberapa tenaga medis

yang menyuntikkan ditempat yang berbeda walaupun vaksinya sama. Pemilihan tempat

penyuntikan vaksin berdasarkan beberapa pertimbangan, pertimbangan tersebut antara lain

untuk mendapatkan kekebalan optimal, cidera minimal pada jaringan pembuluh darah, syaraf

dan sekitarnya, memperkecil kemungkinan rasa tidak nyaman pada bayi dan anak akibat

gerakan, tekanan sentuhan, atau sekedar pertimbangan estetis. Perbedaan tepat penyuntikan

tidak menimbulkan perbadaan kekebalan asalkan kedalaman penusukan jarum yang disuntik

vaksin sesuai dengan ketentuan untuk setiap jenis vaksin.

d. Efek samping pasca imunisasi

Setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal ditempat penyuntikan atau reaksi umum berupa

keluha dan gejala tertentu tergantung pada jenis vaksinya.

1) BCG
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umu seperti demam 1-2 minggu

kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang akan berubah menjadi

postula kemudian pecah menjadi luka dan akan sembuh secara spontan meninggalkan luka

parut bulat.

2) Hepatitis B

Efek samping yang terjadi umumnya berupa reaksi lokl yang ringan dan bersifat sementara.

3) DPT

Gejala-gejala bersifat sementara seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan.

Kadang-kadang terjadi demam tinggi yang meracau yang biasanya terjadi 24 jam.

4) Polio

Pada umumnya pada imunisasi polio tidak terjadi reaksi

5) Campak

Reaksi yang terjadi pasca imunisasi campak yakni pada 5-15% kasus berupa demam djumpai

pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari

Tabel 2.5
Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Depkes RI 2009
Tanggal lahir :.../...../..... Nama Anak :..............Nama Orang tua :................
Umur 1 12+
(Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 **
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB 0 (0-7
hari)
BCG
*Polio 1
*DPT/HB 1
*Polio 2
*DPT/HB 2
*Polio 3
*DPT/HB 3
*Polio 4
Campak
* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1 bulan)
** anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan
imunisasi dasar lengkap.

Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap

Waktu yang masih diperbolehkan untuk imunisas

Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap
Waktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap

(Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2009)


C.

KERANGKA TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP
B. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan ibu tentang

imunisasi.

2.

27

Definisi Operasional
a. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian dari pemahaman ibu

tentang imunisasi dasar bagi bayi yang meliputi pengertian, tujuan, jenis, kontra indikasi,

jadwal, cara pemberian imunisasi, serta efek samping pasca imunisasi. Tingkat pengetahuan

yang teliti dalam penelitian ini adalah tahap memahami (Comprehension)

b. Cara mengukur tingkat pengetahuan

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang

diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan

rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan :

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang didapat


Sm = Skor tertinggi maksimum

Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan

sebagai berikut :

 Baik : Nilai = 76-100%

 Cukup : Nilai = 56-75%

 Kurang : Nilai = 40-55%

 Rendah : Nilai < 40%

c. Ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua wanita yang bayinya menjadi sasaran

imunisasi di desa badran.

d. Imunisasi dasar dalam penelitian ini adalah imunisasi yang harus diberikan atau diperoleh

bayi (umur 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak.

e. Bayi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bayi dengan umur di bawah 1 tahun dan

menjadi sasaran program imunisasi di wilayah desa Badran.

f. Desa Badran terdiri dari 4 dusun yaitu Ngepoh, Kuncen, Badran,dan Bangunsari dan 5

posyandu.

C. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif, dimana penulis hanya ingin menggambarkan pengetahuan

ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di Desa Badran, kecamatan krangan, kabupaten

Temanggung menurut pengertian, tujuan, jenis imunisasi, kontra indikasi, jadwal imunisasi,

cara pemberian dan efek samping pasca imunisasi. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif(Notoatmodjo, 2005).

2. Desain penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survey dengan cara memberikan

kuesioner kepada responden untuk dijawab sesuai pengetaahuan dari responden. Menurut

Notoatmodjo (2005) survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap

sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.

D. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan 12 April-8 Mei 2010

2. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di desa badran kecamatan kranggan kabupaten temanggung.

E. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang anaknya menjadi sasaran

imunisasi Puskesmas Pare di Desa Badran sampai bulan maret 2010 yaitu sejumlah 62 ibu

yang mempunyai bayi berumur kurang 12 bulan, dengan sebaran populasi sebagai berikut

1. Dusun Badran (2 posyandu) : 21 orang

2. Dusun Ngepoh (1 posyandu) : 13 orang

3. Dusun Kuncen (1 posyandu) : 16 0rang

4. Dusun Bangunsari (1 posyandu) : 12 orang

(Data Kohort Bayi desa Badran).

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Menurut Arikunto (2006) Apabila subyek

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian total

populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau

lebih. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang masuk dalam populasi yaitu
sejumlah 62 orang di desa Badran yang mempunyai bayi berumur dibawah 1 tahun dan

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

1. Kriteria inklusi

a. Ibu yang memiliki anak berumur ≤ 12 bulan tanpa melihat paritas dan umur responden serta

imunisasi jenis apa yang telah diperoleh anaknya.

b. Ibu yang bertempat tinggal di Desa Badran, kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.

c. Ibu yang memiliki latar pendidikan minimal Sekolah Dasar dan dapat membaca dan menulis.

2. Kriteria eklusi

d. Ibu yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

e. Pindah alamat atau tempat tinggal atau tidak berada di desa Badran saat penelitian dilakukan.

Menurut Arikunto (2006) penelitian jenis ini adalah penelitian total populasi karenaa peneliti

ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian. Studi penelitianya disebut studi

populasi atau studi sensus.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Jenis data yang dikumpulkan

Menurut Notoatmodjo (2003), dalam suatu penelitian, data merupakan suatu langkah penting.

Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,

diperlukan pengolahan data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan mengisi kuisioner secara

langsung yang disebarluaskan oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pare

dan data dari Bidan.

2. Alat pengumpulan data


Alat-alat atau instrument penelitan adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2003). Instrument penelitian ini berupa : kuesioner (daftar pertanyaan),

formulir observasi, dan formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data.

Untuk melakukan pengumpulan data penelitian penelitian ini menggunakan alat alat

pengumpulan data berupa kuesioner tertutup yang di buat dengan mengacu pada teori dan

konsep yaitu pertanyaan sudah disediakan tinggal memilih sesuai dengan pengetahuan

(Arikunto, 2006). Kuesioner dalam penelitia ini berbentu Dichotomus choice, yakni dalam

pertanyaan hanya disediakan 2 alternatif/jawaban dan responden memilih satu diantaranya.

3. Validitas dan Reabilitas kuesioner

Uji validitas adalah uji yang menggambarkan tentang instrument yang bersangkutan mampu

mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji validitas isi

dilakukan dengan membandingkan antara instrument dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Selanjutnya akan dikonsultasikan dengan ahli (Judgement experets). Jumlah tenaga

ahli yang digunakan minimal tiga orang dan mereka adalah ahli di bidang lingkup yang

diteliti (Sugiyono, 2007).

Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat data karena instrument tersebut sudah baik, dengan cara

mengujikan beberapa kali pada responden yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam

penelitian ini tidak dilakukan dengan alasan waktu.

4. Cara pengumpulan data

Setelah mendapat izin dari kepala Desa Badran, Kepala Puskesmas dan Bidan Desa Badran,

penulis rencana mulai mengadakan penelitian. Langkah pertama adalah melakukan

pendekatan dan kerjasama dengan bidan desa dan kader-kader posyandu yang ada di wilayah

penelitian, selanjutnya meminta kerjasamanya untuk membagi kuesioner. Sebelum

melakukan penelitian lebih lanjut penulis menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, alat
pengumpulan data berupa kuesioner dan cara pengisian kuesioner, kemudian kuesioner di

distribusikan pada responden. Kuesioner di isi secara langsung oleh responden sesuai dengan

petunjuk yang tercantum dalam kuesioner tersebut dengan memilih jawaban benar atau salah.

G. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan data

Pengolahan dilakukan secara manual dengan cara mengoreksi jawaban responden kemudian

mengambil nilai.

Tahap pengolahan data :

a. Editing

Setelah data dikumpulkan, lalu diteliti mengenai kelengkapan data. Editing dimaksudkan agar

seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik.

b. Skoring

Penilaian dimana jawaban benar di beri nilai “1” sedangkan pada jawaban salah diberi nilai

“0”.

c. Tabulasi

Menghitung dan menyusun data dari hasil perhitungan kemudian data disajikan dalam bentuk

tabel.

2. Analisis data

Data hasil penelitian di analisa secara deskriptif kuantitatif dengan perhitungan prosentase

yaitu menggunakan rumus :

Kemudian hasil perhitungan ini akan dikategorikan menurut skala ordinal menjadi 4

kategori :

a. Baik (76%-100%)
b. Cukup baik (56%-75%)

c. Rendah (40%-55%)

d. Kurang (kurang dari 40%)

(Arikunto, 2006)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hal ini penulis akan menyajikan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar bagi bayi yang dilaksanakan di Desa Badran, Kecamatan Kranggan dengan

responden yaitu ibu yang pada waktu penelitian putranya menjadi menjadi sasaran program

imunisasi Puskesmas Pare dan menetap di desa Badran, Kecamatan Kranggan. Penelitian

dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden sejumlah 62 orang. Pengembalian

kuesioner sejumlah 100%. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik.

A. HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Grafik 4.1 Distribusi frekuansi tingkat pendidikan responden


Dari pengumpulan data diperoleh bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berlatar

belakang pendidikan SMA sejumlah 33 orang (53%),SMP sejumlah 16 orang (26%), SD

sejumlah 7 orang (11%), dan terkecil adalah Perguruan Tinggi sejumlah 6 orang (10%).

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Berdasarkan umur diperoleh data yaitu sebagian besar responden berumur 20-35 tahun

sejumlah 48 orang (77%), berusia lebih dari 35 tahun sejumlah 8 orang (13%), dan berusia

kurang dari 20 tahun sejumlah 6 orang (10%).

Data dapat dilihat dalam grafik 4.2

Grafik 4.2 Distribusi frekuensi umur responden

c. Distribusi Frekuensi berdasarkan jumlah anak

Dari 62 responden sebagian besar mempunyai 1 anak yaitu sejumlah 31 responden dengan

prosentase 50%, dalam hal ini tidak ada responden yang mempunyai anak lebih dari 5,yang

mempunyai 2 anak sejumlah 17 responden (27%), yang mempunyai 3 anak sejumlah 12

responden (19%),yang mempunyai 4 anak sama dengan yang mempunyai 5 anak yaitu

sejumlah 1 responden (2%).

Data dapat dilihat dalam grafik 4.3


Grafik 4.3 Distribusi frekuensi jumlah anak dari responden

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi

a. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi

Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di Desa Badrran, Keecamatan

Kranggan dari 62 responden yang dikategorikan baik adalah sejumlah 34 responden atau

55% dan kategori cukup baik sejumlah 26 responden atau 42%, sisanya sejumlah 2 responden

atau 3% dikategorikan kurang baik, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori

rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data maka akan dijabarkan

1) Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar pada bayi

Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi

dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 51

Responden atau 82%, sedang dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 10 responden atau

16%, kemudian sisanya sejumlah 1 responden atau 2% masuk dala kategori kurang

baik,dalam hal ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah.

Tabel 4.1
Kategori Jumlah %
Baik 51 82
Cukup baik 10 16
Kurang baik 1 2
Rendah

Jumlah 62 100

2) Tingkat pengetahuan ibu tentang tentang tujuan imunisasi dasar pada bayi

Berdasarkan tingkat pengumpulan data yang dilakukan di desa Badran, kecamatan Kranggan

mengenai tujuan imunisasi didapatkan hasil bahwa sejumlah 41 responden atau 66% yang

termasuk dalam kategori baik. Sedangkan yang termasuk dalam kategori cukup baik adalah

sejumlah 16 orang atau 26%, sedangkan sejumlah 4 orang atau 6% termasuk dalam kategori

kurang baik,dan 1 responden atau 2% yang termasuk dalam kategori rendah.

Tabel 4.2
Kategori Jumlah %
Baik 41 66
Cukup baik 16 26
Kurang baik 4 6
Rendah 1 2

Jumlah 62 100

3) Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi dasar pada bayi

Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi dasar

pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 38 Responden

atau 61%, sedang dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 13 responden atau 21%,

kemudian sisanya sejumlah 11 responden atau 18% masuk dala kategori kurang baik,dalam

hal ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah.

Tabel 4.3
Kategori Jumlah %
Baik 38 61
Cukup baik 13 21
Kurang baik 11 18
Rendah

Jumlah 62 100

4) Tingkat penggatahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden yang diteliti di desa badran didapatkan hail bahwa tingkat pengetahuan ibu

tentang jadwwal pemberian imunisasi dasar pada bayi termasuk dalam kategori baik sejumlah

43 responden atau 69%, termasuk dalamkategori cukup sejumlah 18 responden atau 29%,dan

dalam kategori rendah sejumlah 1 responden atau 2%. Dalam hal ini tidak ada rresponden

yang masuk dalam kategori cukup baik.

Tabel 4.4
Kategori Jumlah %
Baik 43 69
Cukup baik 18 29
Kurang baik
Rendah 1 2

Jumlah 62 100

5) Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi

Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian

imunisasi dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah

31 Responden atau 50%, sedangkan dalam kategori cukup baik sejumlah22 responden atau

35%, kemudian sisanya sejumlah 7 responden atau 12 % masuk dala kategori kurang,

sedangkan sisanya sejumlah 2 responden atau 3% masuk dalam kategori rendah.

Tabel 4.5
Kategori Jumlah %
Baik 31 50
Cukup baik 22 35
Kurang baik 7 12
Rendah 2 3

Jumlah 62 100

6) Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi

Dari 62 responden yang diteliti di desa badran didapatkan hail bahwa tingkat pengetahuan ibu

tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi termasuk dalam kategori baik sejumlah 45

responden atau 72%, termasuk dalam kategori cukup sejumlah 11 responden atau 18%,dan
dalam kategori cukup baik sejumlah 3 responden atau 5%. Dalam hal ini rresponden yang

masuk dalam kategori rendah sejumlah 3 orang atau 5%.

Tabel 4.6
Kategori Jumlah %
Baik 45 72
Cukup baik 11 18
Kurang baik 3 5
Rendah 3 5

Jumlah 62 100

7) Tingkat pengetahuuan ibu tentang efek samping pemberian imunisasi dasar pada bayi

Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi

dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 35

Responden atau 56%, sedangkan dalam kategori cukup baik sejumlah 18 responden atau

29%, kemudian sisanya sejumlah 9 responden atau 15% masuk dala kategori kurang, dan

tidak ada responden yang masuk dalam kategori rendah.

Tabel 4.7
Kategori Jumlah %
Baik 35 56
Cukup baik 18 29
Kurang baik 9 15
Rendah

Jumlah 62 100

b. Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan

subvariabel

Dari hasil perolehan data menunjukan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi

dasar bagi bayi berdasarkan sub variabel tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang baik

dan kategori rendah. Sub variabel yang termasuk dalam kategori baik adalah tingkat

pengetahuan ibu tentang pengertian, jadwal pemberian, dan kontra indikasi pemberian
imunisasi dasar pada bayi. Sedangkan tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan, jenis-jenis,cara

pemberian dan efek samping pemberian imunisasi termasuk dalam kategori cukup baik.

Dapat dilihat dalam table berikut

Tabel 4.8
Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
pada bayi berdasarkan subvariabel

No Sub variabel Jumlah Jumlah Rat % Katego


pertanya Jawaban a- ri
an benar/ rata
sub
variabel
1 Pengertian 5 259 4,1 83, Baik
2 imunisasi 5 224 7 5 Cukup
3 Tujuan imunisasi 5 227 3,6 72, Cukup
dasar 1 2
4 Jenis-jenis 5 244 3,6 73, Baik
imunisasi dasar 6 2
5 Jadwal pemberian 5 212 Cukup
imunisasi 3,9 78,
6 Cara pemberian 5 244 3 7 Baik
imunisasi
7 Kontra indikasi 5 231 3,4 68, Cukup
pemberian 1 3
imunisasi
Efek samping 3,9 78,
imunisasi 3 7

3,7 74,
2 5
Total 35

Dari prosentase tiap sub variabel dapat ditarik kesimpulan akhir bahwa rata-rata tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi secara keseluruhan termasuk dalam

kategori baik dengan prosentase 75,62%

B. PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada analisis deskriptif dan tinjauan pustaka.

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan pendidikan, jumlah

anak atau pengalaman dan berdasarkan umur.

a. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.9
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan
Kranggan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kategori
No Pendidikan Baik Cukup Kurang Rendah Jumlah
N % N % N % N %
SD 3 5 3 5 1 2 7
1 SLTP 7 1 9 15 16
2 SLTA 21 1 11 18 1 2 33
3 PT 3 3 3 5 6
4 4
5
34 26 2 62

Dari hasil penelitian didapatkan hasil pendidikan responden paling banyak adalah SMA yaitu

sebesar 53% seperti dalam grafik 4.1, sedangkan dari hasil crostabulasi ditemukan bahwa

responden yang termasuk dalam kategori baik terbanyak dengan latar belakang pendidikan

SMA yaitu sejumlah 21 orang atau 33%, sedangkan latar belakang pendidikan SD adalah 3

orang atau 5% yang termasuk dalam kategori baik.

Menurut teori dalam Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi yang dikutip dari

http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-

mempengaruhi/ dikatakan bahwa makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Dalam hal ini hasil penelitian sesuai dengan teori, meskipun bisa saja tingkat pengetahuan ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain seperti umur dan pengalaman atau jumlah anak dari

responden. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan

Perguruan tinggi tidak ada yang temasuk dalam kategori rendah, sedangkan pada responden
dengan tingkat pendidikan SD terdapat 1 responden yang termasuk dalam kategori rendah

yaitu 2%.

b. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan jumlah

anak/pengalaman.

Pengalaman dalam penelitian ini berkaitan dengan jumlah anak yang dimiliki responden.

Diharapkan dengan semakin banyak jumlah anak maka semakin baik tingkat pengetahuannya

responden karena semakin banyak anak maka responden akan semakin sering berinteraksi

dengan tenaga kesehatan sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak. Dari hasil

penelitian terlihat bahwa dari responden yang memiliki 5 anak tidak ada yang hasilnya

rendah. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam

http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-

mempengaruhi/ yaitu bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Sehingga dalam hal ini

tidak ada responden yang tingkat pengetahuanya kurang pada responden yang emiliki 5 anak

dikarenakan responden telah berpengalaman tentang imunisasai dasar pada bayi dari

pengalaman pengalaman anak-nak sebelumnya.

Tabel 4.10
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan
Kranggan Berdasarkan jumlah anak
No Anak Kategori Jumlah
Baik Cukup Kurang Rendah
N % N % N % N %
1 1 17 2 14 6 31
2 2 9 7 7 11 1 2 17
3 3 7 1 5 8 12
4 4 5 1 2 1
5 5 1 1 2 1
6 >5 1
33 27 2 62
c. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan umur

Seperti yang tercantum dalam Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dalam

http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-

mempengaruhi/ yaitu bahwa umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin

bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya. Namun dikatakan pula bahwa orang yang sudah tua

akan mengalami kemunduran baik fisik maupun mental, dapat diperkirakan bahwa

kecerdasan akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum.

Tabel 4.10
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan
Kranggan Berdasarkan Umur
Kategori
No Umur Baik Cukup Kurang Rendah Jumlah
N % N % N % N %
< 20 5 5 6
1 3 3
20-35 4 31 2 48
2 28 19 1
>35 5 6 2 8
3 3 4 1
5
34 26 2 62

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa responden yang tingkat pengetahuanya baik

adalah responden dengan usia 20-35 tahun yaitu sejumlah 28 atau 45%, sedangkan responden

dengan umur <20 tahun hanya 3 orang atau 5% responden yang mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam kategori usia 20-35

tahun dan >35 tahun terdapat responden yang termasuk dalam kategori rendah. Ini mungkin
dikarenakan karena daya tangkap dan kemampuan menerima materi dari tenaga kesehatan

tentang imunisasi dasar telah menurun.

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar pada bayi

Menurut Ranuh (2001) Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga jika kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,

tidak terjadi penyakit. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dalam tabel 4.1 bahwa responden mayoritas

dalam kategori baik yaitu sejumlah 51 responden atau 82%, sedangkan dalam kategori

kurang sejumlah 1 responden atau 2%, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah.

Sementara itu jika dirata-rata seperti dalam tabel 4.8 maka diperoleh nilai 83,5% artinya

tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar termasuk dalam kategori baik.

Responden mengetahui maksud dari pertanyaan sub variabel pengertian imunisasi dasar yang

diberikan pada bayi. Hal ini bisa dikarenakan karena mayoritas responden berlatar pendidikan

SMA sehingga responden dapat lebih mudah memahami penjelasan bidan ketika bidan

memberikan penjelasan tentang imunisasi dasar pada ibu atau responden.

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi dasar pada bayi

Tujuan pemberian imunisasi adalah memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Dalam

sub variabel yang kedua ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan

imunisasi pada bayi. Hasil yang diperoleh dari penelitian terlihat dalam tabel 4.2 yaitu bahwa

41 responden atau 66% termasuk dalam kategori baik, dan sejumlah 1 responden atau 2%

termasuk dalam kategori rendah. Nilai rata-rata benar adalah 72,2% dan termasuk dalam

kategori cukup baik dapat dilihat dalam tabel 4.8. Hasil penelitian ini berkaitan dengan

pengalaman. Dari hasil penelitian mayoritas responden baru mempunyai 1 anak, ini
menunjukkan bahwa ibu atau responden belum mempunyai pengalaman tentang imunisasi

dasar pada bayi sebelumnya. Selain itu sebenarnya responden sudah mengetahui tuhuan

imunisasi secara umum, namun responden masih kurang memahami tujuan imunisasi secara

spesifik.

4. Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi dasar pada bayi

Jenis-jenis imunisasi dasar bagi bayi yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, dan campak.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Badran terhadap 62 responden diperoleh

hasil seperti dalam tabel 4.3 bahwa mayoritas responden (38 responden atau 61%) termasuk

dalam kategori baik. Dalam sub variabel ini tidak ada responden yang termasuk dalam

kategori rendah. Sedangkan dari rata-rata diperoleh nilai 73,2% dapat dilihat dalam tabel 4.8,

ini menunnjukan bahwa rata-rata pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi bagi bayi

termasuk dalam kategori cukup baik. Pertanyaan-pertanyaan dalam subvariabel ini dapat

dijawab dengan benar oleh responden. Responden mengetahui imunisasi apa saja yang

didapat bayi umur 0-12 bulan. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas (61%) termasuk

dalam kategori baik, hal ini berkaitan dengan umur dan pengalaman/ jumlah anak. Dilihat

pada grafik 4.1 terlihat bahwa responden dengan umur kurang dari 20 tahun hanya 6 orang

atau 10%, sehingga rata-rata responden berumur lebih dari 20 tahun. Hal ini berkaitan dengan

daya tangkap yang meningkat, perolehan informassi yang lebih banyak sehingga tingkat

pengetahuanya juga meningkat atau baik.

5. Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi

Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi disimpulkan dalam kategori

baik 78,7% seperti dalam tabel 4.8. hal ini menunjukan bahwa responden maksud dengan

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam sub variabel ini. Seperti dalam tabel 4.4 bahwa

43 responden atau 69% responden termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik, 18

reponden atau 29% termasuk dalam kategori cukup baik,dan sisanya sejumlah 1 responden
atau 2% termasuk dalam kategori rendah, dalam sub variabel ini tidak ada responden yang

termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini kemungkinan karena ibu-ibu atau responden

tidak pernah memperhatikan jadwal imunisasi bayinya namun karena bidan selalu

memberitahu dan memberi catatan kepada responden atau ibu kapan ibu harus

mengimunisasikan bayinya. Sehingga responden atau ibu tidak perlu mengetahui jadwal

imunisasi tapi tinggal mengingat kapan harus mengimunisasikan bayinya. Ini juga dapat

dikaitkan dengan jumlah responden yang mayoritas baru memiliki 1 anak (50%) terlihat

dalam grafik 4.3 sehingga mayoritas responden belum memiliki banyak pengalaman karena

ini baru pengalaman yang pertama kalinya tentang imunisasi dasar pada bayi.

6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi

Dari 62 responden diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5 yaitu sejumlah 31 responden atau

50% termasuk dalam kategori baik, 22 responden dalam kategori cukup baik, 7 responden

atau 12% dalam kategori kurang dan sisanya sejumlah 2 resonden atau 3% termasuk dalam

kategori rendah. Nilai rata-rata jawaban benar untuk tingkat pengetahuan ibu tentang cara

pemberian imunisasi dasar adalah 68,3%, seperti terlihat dalam tabel 4.8 sehingga termasuk

dalam kategori cukup baik. Dalam hal ini hasil penelitian bisa dikaitkan dengan jumlah

responden yang mayoritas memiliki 1 anak, sehingga pengalaman responden tentang cara

pemberian imunisasi masih kurang karena ini merupakan pengalaman pertama kalinya bagi

ibu dan ibu atau responden belum mempunyai pengalaman tentang pemberian imunisasi pada

bayi sebelumnya

7. Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi pemberian imunisasi dasar pada bayi

Pada keadaan tertentu anak tidak boleh diberikan imunisasi. Dalam subvariabel ini berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kontra indikasi pemberian imunisasi dasar.

Seperti yang terlihat dalam tabel 4.6 bahwa responden yang termasuk dalam kategori baik

adalah sejumlah 45 orang atau 72%, yang termasuk dalam kategori cukup baik adalah 11
orang atau 18%, 3 orang atau 5% termasuk dalam kategori kurang baik, dan sisanya sejumlah

3 orang atau 5% termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan nilai rata-rata jawaban benar

adalah 78,7% seperti dalam tabel 4.8, sehingga dikategorikan dalam tingkatat pengetahuan

baik. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil baik, mayoritas jawaban benar adalah pada

kontra indikasi pemberian imunisasi DPT-HB karena bidan biasanya menunda pemberian

imunisasi jika bayi menderita Panas atau Demam tinggi. Selain itu juga bisa dikarekan

frekuensi pemberian imunisasi DPT-HB adalah 3X sehingga responden atau ibu sudah paham

kontra indikasi pemberian imunisasi ini.

8. Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar pada bayi

Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca imunisasi dari 62 responden, diperoleh

nilai rata-rata sejumlah 74,5% seperti terlihat dalam tabel 4.8, dan termasuk dalam kategori

cukup. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori baik yaitu sejumlah 35 responden

atau 56%, cukup baik sejumlah 18 atau 29%, termasuk dalam kategori kurang baik sejumlah

9 responden atau 15%, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Dari hasil

penelitian terliht bahwa tidak ada responden atau ibu yang termasuk dalam kategori rendah

pada sub variabel ini. Ini dikarenakan efek samping pasca imunisasi terlihat jelas terutama

pada imunisasi DPT-HB, karena bayi akan mengalami demam dan biasanya bayi juga akan

rewel pasca pemberian imunisasi. Sehingga ibu memahami dan mengerti banyak tentang efek

samping pasca imunisasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar di desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung termasuk

dalam kategori baik yaitu dengan prosentase rata-rata 75,62%. Hal ini dikarenakan tingkat

pengetahuan ibu relative tinggi yaitu mayoritas responden berpendidikan SMA (53%). Selain

itu juga karena factor usia sehingga ibu atau responden mudah menyerap penjelasan bidan

tentang imunisasi dasar pada bayi.


Sebagaimana telah dideskripsikan dalam hasil penelitian mengenai krostabulasi tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi dengan umur, pendidikan dan jumlah

anak (pengalaman) menunjukkan bahwa kategori tingkat pengetahuan ibu baik, didapatkan

mayoritas dari responden berpendidikan SMA (53%) terlihat pada tabel 4.9.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksakan.

Selain itu juga saran yang ditujukan kepada petugas kesehatan, masyarakat maupun untuk

penelitian yang akan datang.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 yang dilakukan di Desa

Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung disimpulkan bahwa :


1. Mayoritas responden berlatar pendidikan SMA (53%) seperti terlihat dalam grafik

4.1, berumur pada rentang 20-35 tahun (77%) dapat dilihat dalam graik 4.2, dan

mempunyai 1 anak seperti dalam grafik 4.3 adalah (50%).

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar adalah termasuk dalam

kategori baik (83,5%) terlihat,

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi dasar termasuk dalam kategori

cukup (72,2%),

4. Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis jenis imunisasi dasar termasuk dalam kategori

cukup (73,2%),

5. Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi termasuk dalam k Tingkat

pengetahuan ibu tentang ategori baik (78,7%),

6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian termasuk dalam kategori cukup

(68,3),

7. Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi termasuk dalam kategori baik (78,7),

8. Tingkat pengetahuan ibu tentang tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca

imunisasi adalah termasuk dalam kategori cukup (74,5%).

Secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi di desa

Badran, kecamatan Kranggan, kabupaten Temanggung adalah termasuk dalam kategori baik

(75,62%) terlihat dalam tabel 4.8.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan maka ada beberapa pandangan peneliti yang

sekiranya dapat di angkat sebagai saran, yaitu:

1. Bagi tenaga kesehatan


Diharapkan tenaga kesehatan puskesmas pare untuk meningkatkan dan mempertahankan

kualitas pelayanan imunisasi dengan cara menberikan penjelasan atau KIE pada ibu-ibu yang

akan mengimunisaikan bayinya mengenai pengertian,tujuan, jenis, cara pemberian, jadwal

pemberian, kontra indikasi dan efek samping pasca pemberian imunisasi pada bayi.

2. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi diharapkan untuk meningkatkan

pengetahuannya secara mandiri tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, yaitu dengan

cara mencari informasi tentang imunisasi dasar pada media cetak seperti buku, majalah, dll

ataupun media elektronik dan bisa juga bertanya pada orang yang tua atau orang yang lebih

pengalaman.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut diharapkan agar bisa

mengkaji lebih dalam mengenai sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi

berdasarkan tingkat pengetahuanya agar dapat dikategorikan apakah tingkat pengetahuanya

baik di ikuti pula oleh sikap patuh dalam pelaksanaan imunisasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses
tanggal 7 maret jam 20.00 WIB

Anonim. (2009). Seputar Imunisasi. http://www.bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/349-


seputar-imunisasi.html/ (Diakses tanggal 4 maret jam 20.00 WIB)
Anonim. (2009). Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi/ (Diakses tanggal 3 maret jam 20.00 WIB)
Anonim. 2008. Arti Definisi/Pengertian Imunisasi, Tujuan, Manfaat, Cara dan Jenis Imunisasi Pada
Manusia. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-
jenis-imunisasi-pada-manusia (Diakses tanggal 6 maret jam 17.00 WIB)
Anonim.(2009). Karya Tulis Ilmiah (KTI) D-IV Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu
Dengan Ketepatan Jadwal Imunisasi Dasar Bayi Di Polindes X
http://www.blogcatalog.com/search/frame?term=imunisasi
%20dasar&id=a84108caf41ed64979afacb90c5bc5b4 (Diakses tanggal 4 maret jam 20.00
WIB)

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, cetakan ketiga. Jakarta : Rineke
Cipta.

Poerwadarminto, W. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Ranuh, I.G.N., Soeyitno, H., Hadinegoro & Kartasasmita, C (2001), Buku Imunisasi di Indonesia.
Jakarta : Satgas ImunisasiIkatan Dokter Anak Indonesia.

Ranuh, I.G.N., Soeyitno, H., Hadinegoro & Kartasasmita, C (2005), Pedoman Imunisasi di Indonesia.
Jakarta : Satgas ImunisasiIkatan Dokter Anak Indonesia.
Anonim. 2009. Jenjang Pendidikan di Indonesia.
<http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Pendidikan_dasarang>
2 Maret 2009
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai