Disusun oleh :
Leny Widi Astuti
NIM : P 174 24 207 119
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diteliti dan disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan
dihadapan penguji pada Uji Sidang Karya Tulis Ilmiah
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang Prodi Kebidanan magelang
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Munayarokh,S.Pd, M.Kes Bambang Sarwono, S.Kep
NIP:1965108198632001 NIP : 197108141998031001
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan
Magelang
Kemurahan hati adalah jalan dua arah dan rasa terima kasih kadang-kadang harganya lebih dri “terima
kasih” (Kahlil Gibran)
Sesungguhnya ilmu adalah separuh dari kehidupan, barang siapa yang menguasainya, maka ia telah
menguasai separuh kehidupanya (Jalal Aldin Rumi)
Kekuatan yang sesungguhnya adalah kekuatan yang muncul dari kesadaran diri sendiri, baru sebagian
kecil dari orang-orang di sekeliling kita. Maka kitalah yang sesungguhnya memegang kendali atas diri
kita (Penulis)
PERSEMBAHAN
Ayah dan Bunda tercinta, senyum kalian adalah segalanya bagiku. , terima kasih
telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil serta do’a restu yang
senantiasa mengiringi setiap langkahku.
Adikku tercinta. Terima kasih atas ketulusan dan keindahan persaudaraan kita.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah, ppuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di
desa Badran,kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung”. Karya Tulis Ilmiah ini di susun
untuk memennuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemkes Semarang Program Studi Kebidanan Magelang Tahun 2010.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan,
saran, bantuan, dan dukungan baik moral maupun spiritual kepada :
2. Ibu Hj. Munayarokh, S.Pd. M.Kes selaku Ketua Prodi Kebidanan Magelang.
3. Bpk Bambang Sarwono, S.Kep selaku dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing
dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis ilmiah ini.
4. Bapak dan ibu dosen Akademi Kebidanan Magelang yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis.
5. Ibu Dewi Luh Amd.Keb yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ayah, ibu tercinta atas doa dan dukungan yang luar biasa dalam segala hal dan
pengorbanannya selama penulis menempuh pendidikan DIII Kebidanan.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan baik ide, tenaga, maupun waktu
serta motivasi dan dukungan sepenuhnya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan yang
telah diberikan terhadap pelaksanaan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kwalitas penulisan di
masa mendatang dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii
INTISARI....................................................................................................... iv
MOTTO......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN......................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup............................................................................. . 6
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
A. Pengetahuan................................................................................... 8
B. Imunisai.......................................................................................... 12
C. Kerangka Teori............................................................................... 26
A. Kerangka Konsep.......................................................................... 27
A. Hasil Penelitian............................................................................. 37
B. Pembahasan................................................................................... 45
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halam
an
Tab Cakupan Imunisasi Di
el Indonesia……………………………..
1.1
Tab Cakupan imunisasi di Puskesmas Pare dan desa
el Badran tahun
1.2 2009…………………………………………………
…
Tab Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI
el 2009………………….
2.1
Tab Jadwal imunisasi menurut Pedoman Imunisasi di
el Indonesia...
2.2
Tab Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes
el RI……………..
2.3
Tab Cara Pemberian Imunisasi
el …………………………………...
2.4
Tab Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
el Menurut Depkes RI
2.5 2009………………………………………………
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada bayi
Lembar Bimbingan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi (AKB) dalam dasawarsa terakhir ini menunjukkan penurunan
yang bermakna, yaitu apabila pada tahun 1971 masih sebesar 142 dan menjadi 112 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1980, pada tahun 1985 ke tahun 1990 dari 71 menjadi 54 per
Indonesia masih mengalami banyak masalah kesehatan yang cukup serius terutama
dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2003 Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Balita (AKABA) 46 per 1000 kelahiran hidup . Salah satu faktor penting dalam
upaya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
adalah dengan program imunisasi. Banyak penyakit menular yang dapat menyebabkan
kematian seperti dipteri, tetanus, hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya .
Berdasarkan Depkes RI (2001) insidensi penyakit menular pada tahun 2000 yang dapat
mematikan anak yaitu dipteri sebanyak 23 kasus, pertusis sebanyak 142 kasus, tetanus
neonaturum sebanyak 466 kasus, polio sebanyak 48 kasus dan campak sebanyak 56 kasus.
Beberapa penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian seperti tuberkulosis, hepatitis
B, dipteri, tetanus, pertusis, polio, dan campak sebagaian dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi. Cakupan imunisasi meliputi seluruh propinsi di Indonesia hampir 97% dari 302
kabupaten telah mencapai target Universal Child Immunization (UCI). Hal ini berarti bahwa
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B, mencapai 80% baik di
tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa, sedangkan jumlah sasaran bayi di
Indonesia per tahun 4,6 juta (Anonim, 2008).
Berdasarkan data subdit Imunisasi Ditjen PPM dan PLP Depkes tahun 2004 cakupan
Tabel 1.1
Cakupan Imunisasi Di Indonesia
Dari tabel tersebut diketahui bahwa cakupan imunissi di Indonesia malah mengalami
penurunan kecuali pada cakupan imunisasi polio, yaitu dari 85% menjadi 90,4%.
kabupaten yang merupakan Priority Districts Jawa Tengah dengan jumlah penduduk yang
sebagai berikut :
Tabel 1.2
Cakupan imunisasi di Puskesmas Pare dan desa Badran tahun 2009
Cakupan imunisasi Cakupan imunisasi
Cakupan Puskesmas Pare Desa Badran
perontingen
(%) (%)
Dari data tersebut diketahui bahwa cakupan imunisasi di Puskesmas Pare terendah
Puskesmas Pare adalah adanya partisipasi dari ibu yang memiliki bayi yang menjadi sasaran
imunisasi Puskesmas Pare dimana untuk itu dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang
kerja Puskesmas Tegalrejo pada Tahun 2007 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang
Dari hal-hal tersebut diatas penulis tertarik untuk menggali sejauh mana tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi di desa Badran, Kecamatan
Kranggan,Kabupaten Temanggung.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang muncul adalah: “Bagaimana
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa Badran,kecamatan
C. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di desa
2.Tujuan Khusus
d. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi dasar bagi bayi.
e. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi pemberian imunisasi
f. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar
bagi bayi
g. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar bagi
bayi
h. Untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca pemberian
D. RUANG LINGKUP
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada
bayi.
2. Subjek/ Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu yang anaknya terdata menjadi sasaran
3. Lokasi penelitian
4. Waktu penelitian
1. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi institusi pendidikan dalam
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang
Dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam
memberikan konseling atau penyuluhan tentang imunisasi sesuai dengan tingkat pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGETAHUAN
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu “ dan ini terjadi setelah orang melaksanakan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera
manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana sebagian
menurut Poerwadarminta (1996) dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengetahuan adalah
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkat, yaitu :
a.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya. Termasuk ke
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
e. Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilainan
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
Ada beberapa faktor yang berhubungan atau berpengaruh terhadap pengetahuan antara lain :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam
dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seeorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang
akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa
(Anonim, 2009).
b. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
c. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak
informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
d. Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
B. IMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten
(Anonim, 2008).
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga jika kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
sebelum usia setahun (Anonim,2009). Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada
bayi (usia 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak
(Depkes RI, 2005). Tujuan imunisasi dasar adalah memberikan kekebalan tubuh anak
terhadap penyakit Tuberkolosis, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, Campak,
dan polio.
a. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu
itu sendiri. Kekebalan pasif tidak akan bertahan lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh
(Ranuh, 2005)
1) Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu kekebalan yang diperoleh zat
penolak sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Misalnya kekebalan pada janin
2) Kekebalan pasif buatan yaitu diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya
b. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung
2) Kekebalan aktif didapat yaitu dengan pemberian vaksin sehingga akan merangsang tubuh
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap
penyakit (Anonim,2009). Sedangkan menurut Depkes RI (2005) Vaksin adalah suatu produk
biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun
kuuman (toxoid) yang dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik
2. Sasaran imunisasi
Sesuai dengan program pengembangan imunisasi (PPI) Nasional, sasaran imunisasi adalah :
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada bayi (usia 0-12 bulan) meliputi
imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak (Depkes RI, 2005).
Pada penelitian ini akan dibahas imunisasi dasar yang diberikan pada bayi (Umur 0-12 bulan)
1) BCG
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC. Berasal dari
bakteri hidup yang dilemahkan, ditemukan oleh Calmette dan Guerin (Anonim, 2009).
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah
dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu
< 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light) (Depkes RI, 2009).
c) Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, def imun kongenital, leukemia, keganasan
2) Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat
non infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dari sel ragi (Hansenula polymorpha)
menggunakan teknologi DNA recombinan. Untuk pembarian kekebalan aktif terhadap infeksi
yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, vaksin harus
Kontra indikasi : vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai
kejang.
Tingkat kekebalan yang didapat cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali
suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup (Anonim, 2009).
Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan
tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang telah diinaktivasi (Depkes RI, 2005).
Tujuan pemberian untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri pertusis dan
tetanus. Dosis pemberian 0,5 cc sebanyak 3 dosis. Vaksin DPT yang telah dibuka hanya
d) Sterilitasnya terjaga
Kontra indikasi pemberian DPT adalah anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis
petama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua. Anak dengan demam tinggi
Sekarang vaksin yang biasanya digunakan adalan DPT-HB yaitu vaksin yang terdiri dari
toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan dan bakteri pertusis yang telah diinaktivasi serta
vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni
4) Vaksin polio
Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa (Depkes RI, 2005)
c) Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas
38˚C), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani
pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan
5) Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap penyakit campak. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Dosis
Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Menurut Depkes RI 2009
Umur Jenis Imunisasi
0 bulan HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2009
Dalam buku Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas jadwal imunisasi Program Nasional
Tabel 2.2
Jadwal Imunisasi Program Nasional Depkes RI
Selang
Pemberian
Vaksin waktu Umur
imunisasi
pemberian
BCG 1X 0-11
DPT 3X 4 minggu bulan
(DPT 1, 2, 2-11
Polio 3) 4 minggu bulan
4X
Campak (Polio 1, 2, 4 minggu 0-11
Hepatitis B 3, 4) bulan
1X
3X 9-11
(hep. B 1, 2, bulan
3) 0-11
bulan
Sumber : Pedoman Teknis Imunisasi di Puskesmas, 2005
Jadwal alternatif pemberian imunisasi dalam Pedoman Imunisasi di Indonesia adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.3
Jadwal imunisasi menurut Pedoman Imunisasi di Indonesia
Umur Antigen
Lahir ( 0 bulan) BCG, Polio-1, Hepatitis B-
lahir
6 minggu
Polio-2, DPT/Hep B-1*
10 minggu
Polio-3, DPT/Hep B-2*
14 minggu
Polio-4, DPT/Hep B-3*
9-12 bulan Campak
(Sumber : Pedoman imunisasi di Indonesia, 2005)
* vaksin kombinasi DPT dan Hepatitis B
a) Imunisasi BCG
imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Pada dasarnya, untuk mencapai
cakupan yang lebih luas. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan maka
b) Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B dibrikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9 %
Ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal kurang lebih
sebesar 45%. Hepatitis B-1 diberikan pada anak usia 0-7 hari. Hepatitis B-2 diberikan
dengan interval 1 bulan dari Hepatitis B-1 (saat bayi berumur 1 bulan). Untuk mendapatkan
respon imun optimal interval Hepatitis B-2 dan Hepatiitis B-3 minimal 2 bukan, terbaik
adalah 5 bulan. Maka Hepatitis B-3 diberikan 2-5 bulan setelah Hepatitis B- 2 yaitu umur 3-6
bulan.
c) Imunisasi DPT
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan. DPT tidak boleh diberikan sebelum
umur 6 minggu dengan interval 4-6 minggu DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada
d) Vaksin Polio
Polio oral diberikan saat bayi lahir, karena indonesia merupakan daerah endemik polio maka
sesuai pedoman program imunisasi nasional untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang
lebih tinggi diperlukan tambahan imunisasi polio yang diberikan setelah lahir. Untuk
e) Vaksin Campak
Vaksin campak dianjurkan diberikan pada umur 9 bulan.
Tabel 2.4
Cara Pemberian Imunisasi
DPT
dan Campa
Vaksin BCG Polio
Hepatiti k
sB
Tempat Lengan Paha Lengan Mulut
penyuntika kanan tengah kiri atas diteteska
n dan cara atau luar luar suntika n
penyuntika suntikan suntikan n dimulut
n intracuta intra subcuta
n muskula n
r
(Sumber : Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2005)
Lokasi penyutikan yang dianjurkan untuk anak usia 1 tahun (0-12 bulan) adalah otot vastus
lateralis pada daerah anterolateral (paha tengah luar) karena otot pada anterolateral tersebut
adalah otot anak usia 1 tahun yang paling tebal dan besar. Kadang ada beberapa tenaga medis
yang menyuntikkan ditempat yang berbeda walaupun vaksinya sama. Pemilihan tempat
untuk mendapatkan kekebalan optimal, cidera minimal pada jaringan pembuluh darah, syaraf
dan sekitarnya, memperkecil kemungkinan rasa tidak nyaman pada bayi dan anak akibat
gerakan, tekanan sentuhan, atau sekedar pertimbangan estetis. Perbedaan tepat penyuntikan
tidak menimbulkan perbadaan kekebalan asalkan kedalaman penusukan jarum yang disuntik
Setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal ditempat penyuntikan atau reaksi umum berupa
1) BCG
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umu seperti demam 1-2 minggu
kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang akan berubah menjadi
postula kemudian pecah menjadi luka dan akan sembuh secara spontan meninggalkan luka
parut bulat.
2) Hepatitis B
Efek samping yang terjadi umumnya berupa reaksi lokl yang ringan dan bersifat sementara.
3) DPT
Gejala-gejala bersifat sementara seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan.
Kadang-kadang terjadi demam tinggi yang meracau yang biasanya terjadi 24 jam.
4) Polio
5) Campak
Reaksi yang terjadi pasca imunisasi campak yakni pada 5-15% kasus berupa demam djumpai
Tabel 2.5
Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Depkes RI 2009
Tanggal lahir :.../...../..... Nama Anak :..............Nama Orang tua :................
Umur 1 12+
(Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 **
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB 0 (0-7
hari)
BCG
*Polio 1
*DPT/HB 1
*Polio 2
*DPT/HB 2
*Polio 3
*DPT/HB 3
*Polio 4
Campak
* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1 bulan)
** anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan
imunisasi dasar lengkap.
Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap
Waktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap
KERANGKA TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
B. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan ibu tentang
imunisasi.
2.
27
Definisi Operasional
a. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian dari pemahaman ibu
tentang imunisasi dasar bagi bayi yang meliputi pengertian, tujuan, jenis, kontra indikasi,
jadwal, cara pemberian imunisasi, serta efek samping pasca imunisasi. Tingkat pengetahuan
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang
diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
sebagai berikut :
c. Ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua wanita yang bayinya menjadi sasaran
d. Imunisasi dasar dalam penelitian ini adalah imunisasi yang harus diberikan atau diperoleh
bayi (umur 0-12 bulan) meliputi imunisasi BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak.
e. Bayi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bayi dengan umur di bawah 1 tahun dan
f. Desa Badran terdiri dari 4 dusun yaitu Ngepoh, Kuncen, Badran,dan Bangunsari dan 5
posyandu.
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif, dimana penulis hanya ingin menggambarkan pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di Desa Badran, kecamatan krangan, kabupaten
Temanggung menurut pengertian, tujuan, jenis imunisasi, kontra indikasi, jadwal imunisasi,
cara pemberian dan efek samping pasca imunisasi. Penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
2. Desain penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survey dengan cara memberikan
kuesioner kepada responden untuk dijawab sesuai pengetaahuan dari responden. Menurut
Notoatmodjo (2005) survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang anaknya menjadi sasaran
imunisasi Puskesmas Pare di Desa Badran sampai bulan maret 2010 yaitu sejumlah 62 ibu
yang mempunyai bayi berumur kurang 12 bulan, dengan sebaran populasi sebagai berikut
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Menurut Arikunto (2006) Apabila subyek
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian total
populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang masuk dalam populasi yaitu
sejumlah 62 orang di desa Badran yang mempunyai bayi berumur dibawah 1 tahun dan
1. Kriteria inklusi
a. Ibu yang memiliki anak berumur ≤ 12 bulan tanpa melihat paritas dan umur responden serta
b. Ibu yang bertempat tinggal di Desa Badran, kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
c. Ibu yang memiliki latar pendidikan minimal Sekolah Dasar dan dapat membaca dan menulis.
2. Kriteria eklusi
e. Pindah alamat atau tempat tinggal atau tidak berada di desa Badran saat penelitian dilakukan.
Menurut Arikunto (2006) penelitian jenis ini adalah penelitian total populasi karenaa peneliti
ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian. Studi penelitianya disebut studi
Menurut Notoatmodjo (2003), dalam suatu penelitian, data merupakan suatu langkah penting.
Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan mengisi kuisioner secara
langsung yang disebarluaskan oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pare
data (Notoatmodjo, 2003). Instrument penelitian ini berupa : kuesioner (daftar pertanyaan),
formulir observasi, dan formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data.
Untuk melakukan pengumpulan data penelitian penelitian ini menggunakan alat alat
pengumpulan data berupa kuesioner tertutup yang di buat dengan mengacu pada teori dan
konsep yaitu pertanyaan sudah disediakan tinggal memilih sesuai dengan pengetahuan
(Arikunto, 2006). Kuesioner dalam penelitia ini berbentu Dichotomus choice, yakni dalam
Uji validitas adalah uji yang menggambarkan tentang instrument yang bersangkutan mampu
mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji validitas isi
dilakukan dengan membandingkan antara instrument dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Selanjutnya akan dikonsultasikan dengan ahli (Judgement experets). Jumlah tenaga
ahli yang digunakan minimal tiga orang dan mereka adalah ahli di bidang lingkup yang
Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat data karena instrument tersebut sudah baik, dengan cara
mengujikan beberapa kali pada responden yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam
Setelah mendapat izin dari kepala Desa Badran, Kepala Puskesmas dan Bidan Desa Badran,
pendekatan dan kerjasama dengan bidan desa dan kader-kader posyandu yang ada di wilayah
melakukan penelitian lebih lanjut penulis menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, alat
pengumpulan data berupa kuesioner dan cara pengisian kuesioner, kemudian kuesioner di
distribusikan pada responden. Kuesioner di isi secara langsung oleh responden sesuai dengan
petunjuk yang tercantum dalam kuesioner tersebut dengan memilih jawaban benar atau salah.
1. Pengolahan data
Pengolahan dilakukan secara manual dengan cara mengoreksi jawaban responden kemudian
mengambil nilai.
a. Editing
Setelah data dikumpulkan, lalu diteliti mengenai kelengkapan data. Editing dimaksudkan agar
b. Skoring
Penilaian dimana jawaban benar di beri nilai “1” sedangkan pada jawaban salah diberi nilai
“0”.
c. Tabulasi
Menghitung dan menyusun data dari hasil perhitungan kemudian data disajikan dalam bentuk
tabel.
2. Analisis data
Data hasil penelitian di analisa secara deskriptif kuantitatif dengan perhitungan prosentase
Kemudian hasil perhitungan ini akan dikategorikan menurut skala ordinal menjadi 4
kategori :
a. Baik (76%-100%)
b. Cukup baik (56%-75%)
c. Rendah (40%-55%)
(Arikunto, 2006)
BAB IV
Dalam hal ini penulis akan menyajikan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar bagi bayi yang dilaksanakan di Desa Badran, Kecamatan Kranggan dengan
responden yaitu ibu yang pada waktu penelitian putranya menjadi menjadi sasaran program
imunisasi Puskesmas Pare dan menetap di desa Badran, Kecamatan Kranggan. Penelitian
dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden sejumlah 62 orang. Pengembalian
kuesioner sejumlah 100%. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan disajikan dalam
A. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
sejumlah 7 orang (11%), dan terkecil adalah Perguruan Tinggi sejumlah 6 orang (10%).
Berdasarkan umur diperoleh data yaitu sebagian besar responden berumur 20-35 tahun
sejumlah 48 orang (77%), berusia lebih dari 35 tahun sejumlah 8 orang (13%), dan berusia
Dari 62 responden sebagian besar mempunyai 1 anak yaitu sejumlah 31 responden dengan
prosentase 50%, dalam hal ini tidak ada responden yang mempunyai anak lebih dari 5,yang
responden (19%),yang mempunyai 4 anak sama dengan yang mempunyai 5 anak yaitu
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi di Desa Badrran, Keecamatan
Kranggan dari 62 responden yang dikategorikan baik adalah sejumlah 34 responden atau
55% dan kategori cukup baik sejumlah 26 responden atau 42%, sisanya sejumlah 2 responden
atau 3% dikategorikan kurang baik, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori
rendah.
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi
dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 51
Responden atau 82%, sedang dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 10 responden atau
16%, kemudian sisanya sejumlah 1 responden atau 2% masuk dala kategori kurang
baik,dalam hal ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.1
Kategori Jumlah %
Baik 51 82
Cukup baik 10 16
Kurang baik 1 2
Rendah
Jumlah 62 100
2) Tingkat pengetahuan ibu tentang tentang tujuan imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan tingkat pengumpulan data yang dilakukan di desa Badran, kecamatan Kranggan
mengenai tujuan imunisasi didapatkan hasil bahwa sejumlah 41 responden atau 66% yang
termasuk dalam kategori baik. Sedangkan yang termasuk dalam kategori cukup baik adalah
sejumlah 16 orang atau 26%, sedangkan sejumlah 4 orang atau 6% termasuk dalam kategori
Tabel 4.2
Kategori Jumlah %
Baik 41 66
Cukup baik 16 26
Kurang baik 4 6
Rendah 1 2
Jumlah 62 100
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang jenis imunisasi dasar
pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 38 Responden
atau 61%, sedang dalam kategori cukup baik adalah sejumlah 13 responden atau 21%,
kemudian sisanya sejumlah 11 responden atau 18% masuk dala kategori kurang baik,dalam
hal ini tidak ada responden yang termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 4.3
Kategori Jumlah %
Baik 38 61
Cukup baik 13 21
Kurang baik 11 18
Rendah
Jumlah 62 100
4) Tingkat penggatahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden yang diteliti di desa badran didapatkan hail bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang jadwwal pemberian imunisasi dasar pada bayi termasuk dalam kategori baik sejumlah
43 responden atau 69%, termasuk dalamkategori cukup sejumlah 18 responden atau 29%,dan
dalam kategori rendah sejumlah 1 responden atau 2%. Dalam hal ini tidak ada rresponden
Tabel 4.4
Kategori Jumlah %
Baik 43 69
Cukup baik 18 29
Kurang baik
Rendah 1 2
Jumlah 62 100
5) Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian
imunisasi dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah
31 Responden atau 50%, sedangkan dalam kategori cukup baik sejumlah22 responden atau
35%, kemudian sisanya sejumlah 7 responden atau 12 % masuk dala kategori kurang,
Tabel 4.5
Kategori Jumlah %
Baik 31 50
Cukup baik 22 35
Kurang baik 7 12
Rendah 2 3
Jumlah 62 100
6) Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden yang diteliti di desa badran didapatkan hail bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang kontra indikasi imunisasi dasar pada bayi termasuk dalam kategori baik sejumlah 45
responden atau 72%, termasuk dalam kategori cukup sejumlah 11 responden atau 18%,dan
dalam kategori cukup baik sejumlah 3 responden atau 5%. Dalam hal ini rresponden yang
Tabel 4.6
Kategori Jumlah %
Baik 45 72
Cukup baik 11 18
Kurang baik 3 5
Rendah 3 5
Jumlah 62 100
7) Tingkat pengetahuuan ibu tentang efek samping pemberian imunisasi dasar pada bayi
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi
dasar pada bayi yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik sejumlah 35
Responden atau 56%, sedangkan dalam kategori cukup baik sejumlah 18 responden atau
29%, kemudian sisanya sejumlah 9 responden atau 15% masuk dala kategori kurang, dan
Tabel 4.7
Kategori Jumlah %
Baik 35 56
Cukup baik 18 29
Kurang baik 9 15
Rendah
Jumlah 62 100
b. Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan
subvariabel
Dari hasil perolehan data menunjukan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar bagi bayi berdasarkan sub variabel tidak ada yang termasuk dalam kategori kurang baik
dan kategori rendah. Sub variabel yang termasuk dalam kategori baik adalah tingkat
pengetahuan ibu tentang pengertian, jadwal pemberian, dan kontra indikasi pemberian
imunisasi dasar pada bayi. Sedangkan tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan, jenis-jenis,cara
pemberian dan efek samping pemberian imunisasi termasuk dalam kategori cukup baik.
Tabel 4.8
Prosentase rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
pada bayi berdasarkan subvariabel
3,7 74,
2 5
Total 35
Dari prosentase tiap sub variabel dapat ditarik kesimpulan akhir bahwa rata-rata tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi secara keseluruhan termasuk dalam
B. PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada analisis deskriptif dan tinjauan pustaka.
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan pendidikan, jumlah
a. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4.9
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan
Kranggan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kategori
No Pendidikan Baik Cukup Kurang Rendah Jumlah
N % N % N % N %
SD 3 5 3 5 1 2 7
1 SLTP 7 1 9 15 16
2 SLTA 21 1 11 18 1 2 33
3 PT 3 3 3 5 6
4 4
5
34 26 2 62
Dari hasil penelitian didapatkan hasil pendidikan responden paling banyak adalah SMA yaitu
sebesar 53% seperti dalam grafik 4.1, sedangkan dari hasil crostabulasi ditemukan bahwa
responden yang termasuk dalam kategori baik terbanyak dengan latar belakang pendidikan
SMA yaitu sejumlah 21 orang atau 33%, sedangkan latar belakang pendidikan SD adalah 3
Menurut teori dalam Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi yang dikutip dari
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi/ dikatakan bahwa makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Dalam hal ini hasil penelitian sesuai dengan teori, meskipun bisa saja tingkat pengetahuan ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain seperti umur dan pengalaman atau jumlah anak dari
responden. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan
Perguruan tinggi tidak ada yang temasuk dalam kategori rendah, sedangkan pada responden
dengan tingkat pendidikan SD terdapat 1 responden yang termasuk dalam kategori rendah
yaitu 2%.
b. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan jumlah
anak/pengalaman.
Pengalaman dalam penelitian ini berkaitan dengan jumlah anak yang dimiliki responden.
Diharapkan dengan semakin banyak jumlah anak maka semakin baik tingkat pengetahuannya
responden karena semakin banyak anak maka responden akan semakin sering berinteraksi
dengan tenaga kesehatan sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak. Dari hasil
penelitian terlihat bahwa dari responden yang memiliki 5 anak tidak ada yang hasilnya
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi/ yaitu bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Sehingga dalam hal ini
tidak ada responden yang tingkat pengetahuanya kurang pada responden yang emiliki 5 anak
dikarenakan responden telah berpengalaman tentang imunisasai dasar pada bayi dari
Tabel 4.10
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan
Kranggan Berdasarkan jumlah anak
No Anak Kategori Jumlah
Baik Cukup Kurang Rendah
N % N % N % N %
1 1 17 2 14 6 31
2 2 9 7 7 11 1 2 17
3 3 7 1 5 8 12
4 4 5 1 2 1
5 5 1 1 2 1
6 >5 1
33 27 2 62
c. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi berdasarkan umur
Seperti yang tercantum dalam Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dalam
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi/ yaitu bahwa umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin
bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya. Namun dikatakan pula bahwa orang yang sudah tua
akan mengalami kemunduran baik fisik maupun mental, dapat diperkirakan bahwa
kecerdasan akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum.
Tabel 4.10
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Badran Kecamatan
Kranggan Berdasarkan Umur
Kategori
No Umur Baik Cukup Kurang Rendah Jumlah
N % N % N % N %
< 20 5 5 6
1 3 3
20-35 4 31 2 48
2 28 19 1
>35 5 6 2 8
3 3 4 1
5
34 26 2 62
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa responden yang tingkat pengetahuanya baik
adalah responden dengan usia 20-35 tahun yaitu sejumlah 28 atau 45%, sedangkan responden
dengan umur <20 tahun hanya 3 orang atau 5% responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam kategori usia 20-35
tahun dan >35 tahun terdapat responden yang termasuk dalam kategori rendah. Ini mungkin
dikarenakan karena daya tangkap dan kemampuan menerima materi dari tenaga kesehatan
Menurut Ranuh (2001) Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga jika kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,
tidak terjadi penyakit. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dalam tabel 4.1 bahwa responden mayoritas
dalam kategori baik yaitu sejumlah 51 responden atau 82%, sedangkan dalam kategori
kurang sejumlah 1 responden atau 2%, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah.
Sementara itu jika dirata-rata seperti dalam tabel 4.8 maka diperoleh nilai 83,5% artinya
tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar termasuk dalam kategori baik.
Responden mengetahui maksud dari pertanyaan sub variabel pengertian imunisasi dasar yang
diberikan pada bayi. Hal ini bisa dikarenakan karena mayoritas responden berlatar pendidikan
SMA sehingga responden dapat lebih mudah memahami penjelasan bidan ketika bidan
Tujuan pemberian imunisasi adalah memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Dalam
sub variabel yang kedua ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan
imunisasi pada bayi. Hasil yang diperoleh dari penelitian terlihat dalam tabel 4.2 yaitu bahwa
41 responden atau 66% termasuk dalam kategori baik, dan sejumlah 1 responden atau 2%
termasuk dalam kategori rendah. Nilai rata-rata benar adalah 72,2% dan termasuk dalam
kategori cukup baik dapat dilihat dalam tabel 4.8. Hasil penelitian ini berkaitan dengan
pengalaman. Dari hasil penelitian mayoritas responden baru mempunyai 1 anak, ini
menunjukkan bahwa ibu atau responden belum mempunyai pengalaman tentang imunisasi
dasar pada bayi sebelumnya. Selain itu sebenarnya responden sudah mengetahui tuhuan
imunisasi secara umum, namun responden masih kurang memahami tujuan imunisasi secara
spesifik.
Jenis-jenis imunisasi dasar bagi bayi yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, dan campak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Badran terhadap 62 responden diperoleh
hasil seperti dalam tabel 4.3 bahwa mayoritas responden (38 responden atau 61%) termasuk
dalam kategori baik. Dalam sub variabel ini tidak ada responden yang termasuk dalam
kategori rendah. Sedangkan dari rata-rata diperoleh nilai 73,2% dapat dilihat dalam tabel 4.8,
ini menunnjukan bahwa rata-rata pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi bagi bayi
termasuk dalam kategori cukup baik. Pertanyaan-pertanyaan dalam subvariabel ini dapat
dijawab dengan benar oleh responden. Responden mengetahui imunisasi apa saja yang
didapat bayi umur 0-12 bulan. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas (61%) termasuk
dalam kategori baik, hal ini berkaitan dengan umur dan pengalaman/ jumlah anak. Dilihat
pada grafik 4.1 terlihat bahwa responden dengan umur kurang dari 20 tahun hanya 6 orang
atau 10%, sehingga rata-rata responden berumur lebih dari 20 tahun. Hal ini berkaitan dengan
daya tangkap yang meningkat, perolehan informassi yang lebih banyak sehingga tingkat
5. Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi disimpulkan dalam kategori
baik 78,7% seperti dalam tabel 4.8. hal ini menunjukan bahwa responden maksud dengan
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam sub variabel ini. Seperti dalam tabel 4.4 bahwa
43 responden atau 69% responden termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik, 18
reponden atau 29% termasuk dalam kategori cukup baik,dan sisanya sejumlah 1 responden
atau 2% termasuk dalam kategori rendah, dalam sub variabel ini tidak ada responden yang
termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini kemungkinan karena ibu-ibu atau responden
tidak pernah memperhatikan jadwal imunisasi bayinya namun karena bidan selalu
memberitahu dan memberi catatan kepada responden atau ibu kapan ibu harus
mengimunisasikan bayinya. Sehingga responden atau ibu tidak perlu mengetahui jadwal
imunisasi tapi tinggal mengingat kapan harus mengimunisasikan bayinya. Ini juga dapat
dikaitkan dengan jumlah responden yang mayoritas baru memiliki 1 anak (50%) terlihat
dalam grafik 4.3 sehingga mayoritas responden belum memiliki banyak pengalaman karena
ini baru pengalaman yang pertama kalinya tentang imunisasi dasar pada bayi.
6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian imunisasi dasar pada bayi
Dari 62 responden diperoleh hasil seperti pada tabel 4.5 yaitu sejumlah 31 responden atau
50% termasuk dalam kategori baik, 22 responden dalam kategori cukup baik, 7 responden
atau 12% dalam kategori kurang dan sisanya sejumlah 2 resonden atau 3% termasuk dalam
kategori rendah. Nilai rata-rata jawaban benar untuk tingkat pengetahuan ibu tentang cara
pemberian imunisasi dasar adalah 68,3%, seperti terlihat dalam tabel 4.8 sehingga termasuk
dalam kategori cukup baik. Dalam hal ini hasil penelitian bisa dikaitkan dengan jumlah
responden yang mayoritas memiliki 1 anak, sehingga pengalaman responden tentang cara
pemberian imunisasi masih kurang karena ini merupakan pengalaman pertama kalinya bagi
ibu dan ibu atau responden belum mempunyai pengalaman tentang pemberian imunisasi pada
bayi sebelumnya
7. Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi pemberian imunisasi dasar pada bayi
Pada keadaan tertentu anak tidak boleh diberikan imunisasi. Dalam subvariabel ini berisi
Seperti yang terlihat dalam tabel 4.6 bahwa responden yang termasuk dalam kategori baik
adalah sejumlah 45 orang atau 72%, yang termasuk dalam kategori cukup baik adalah 11
orang atau 18%, 3 orang atau 5% termasuk dalam kategori kurang baik, dan sisanya sejumlah
3 orang atau 5% termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan nilai rata-rata jawaban benar
adalah 78,7% seperti dalam tabel 4.8, sehingga dikategorikan dalam tingkatat pengetahuan
baik. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil baik, mayoritas jawaban benar adalah pada
kontra indikasi pemberian imunisasi DPT-HB karena bidan biasanya menunda pemberian
imunisasi jika bayi menderita Panas atau Demam tinggi. Selain itu juga bisa dikarekan
frekuensi pemberian imunisasi DPT-HB adalah 3X sehingga responden atau ibu sudah paham
8. Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca imunisasi dari 62 responden, diperoleh
nilai rata-rata sejumlah 74,5% seperti terlihat dalam tabel 4.8, dan termasuk dalam kategori
cukup. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori baik yaitu sejumlah 35 responden
atau 56%, cukup baik sejumlah 18 atau 29%, termasuk dalam kategori kurang baik sejumlah
9 responden atau 15%, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Dari hasil
penelitian terliht bahwa tidak ada responden atau ibu yang termasuk dalam kategori rendah
pada sub variabel ini. Ini dikarenakan efek samping pasca imunisasi terlihat jelas terutama
pada imunisasi DPT-HB, karena bayi akan mengalami demam dan biasanya bayi juga akan
rewel pasca pemberian imunisasi. Sehingga ibu memahami dan mengerti banyak tentang efek
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat pengetahuan ibu tentang
dalam kategori baik yaitu dengan prosentase rata-rata 75,62%. Hal ini dikarenakan tingkat
pengetahuan ibu relative tinggi yaitu mayoritas responden berpendidikan SMA (53%). Selain
itu juga karena factor usia sehingga ibu atau responden mudah menyerap penjelasan bidan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi dengan umur, pendidikan dan jumlah
anak (pengalaman) menunjukkan bahwa kategori tingkat pengetahuan ibu baik, didapatkan
mayoritas dari responden berpendidikan SMA (53%) terlihat pada tabel 4.9.
BAB V
Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksakan.
Selain itu juga saran yang ditujukan kepada petugas kesehatan, masyarakat maupun untuk
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 yang dilakukan di Desa
4.1, berumur pada rentang 20-35 tahun (77%) dapat dilihat dalam graik 4.2, dan
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi dasar adalah termasuk dalam
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang tujuan imunisasi dasar termasuk dalam kategori
cukup (72,2%),
4. Tingkat pengetahuan ibu tentang jenis jenis imunisasi dasar termasuk dalam kategori
cukup (73,2%),
6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian termasuk dalam kategori cukup
(68,3),
7. Tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi termasuk dalam kategori baik (78,7),
8. Tingkat pengetahuan ibu tentang tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping pasca
Secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi di desa
Badran, kecamatan Kranggan, kabupaten Temanggung adalah termasuk dalam kategori baik
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan maka ada beberapa pandangan peneliti yang
kualitas pelayanan imunisasi dengan cara menberikan penjelasan atau KIE pada ibu-ibu yang
pemberian, kontra indikasi dan efek samping pasca pemberian imunisasi pada bayi.
2. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi diharapkan untuk meningkatkan
pengetahuannya secara mandiri tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, yaitu dengan
cara mencari informasi tentang imunisasi dasar pada media cetak seperti buku, majalah, dll
ataupun media elektronik dan bisa juga bertanya pada orang yang tua atau orang yang lebih
pengalaman.
Bagi pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut diharapkan agar bisa
mengkaji lebih dalam mengenai sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.
Notoatmodjo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, cetakan ketiga. Jakarta : Rineke
Cipta.
Ranuh, I.G.N., Soeyitno, H., Hadinegoro & Kartasasmita, C (2001), Buku Imunisasi di Indonesia.
Jakarta : Satgas ImunisasiIkatan Dokter Anak Indonesia.
Ranuh, I.G.N., Soeyitno, H., Hadinegoro & Kartasasmita, C (2005), Pedoman Imunisasi di Indonesia.
Jakarta : Satgas ImunisasiIkatan Dokter Anak Indonesia.
Anonim. 2009. Jenjang Pendidikan di Indonesia.
<http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Pendidikan_dasarang>
2 Maret 2009
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta