Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN HAID DENGAN AMENOREA

DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

Dosen Pembimbing :

Rosalin Ariefah , M.Keb

Disusun Oleh:

Leti Serina

NIM. P07224220025

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN HAID

DENGAN AMENOREA

Asuhan kebidanan Remaja Gangguan Haid dengan Amenorea telah diperiksa,


dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing institusi di Puskesmas Remaja
Samarinda.

Samarinda, 12 Februari 2022

Mahasiswa,

Leti Serina

NIM.P072242200925

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

Rosalin Ariefah Putri, M.Keb Safariyati, A.Md Keb


NIP. NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan izin dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan laporan komprehensif ini.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam. Akhirnya
dengan izin dan hidayahnya pulalah saya dapat menyelesaikan penyusunan
laporan komprehensif berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Haid
Dengan Amenorea“ untuk memenuhi target. Adapun berkat bantuan dan
dukungan dari para pembimbing ruangan dan institusi, teman – teman mahasiswa
dan pihak – pihak lainnya sehingga laporan komprehensif ini dapat terselesaikan.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang – orang yang telah
membantu dalam pembuatan laporan komprehensif ini.

Penulis menyadari bahwa laporan komprehensif ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, banyak mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kearah yang lebih baik.

Samarinda, 12 Februari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Teori Gangguan Haid Amenorhea.........................................4
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Haid
Amenorhea.....................................................................................................7

BAB III TINJAUAN KASUS (TERLAMPIR)

BAB IV PENUTUP
2.
3.
4.
5.
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20

Daftar Pustaka......................................................................................................iii

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan
istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas ( akil
balig ), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan
pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas
tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim,
dan lingkungan. Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid
yang pertama kali ( menarche ). Walaupun begitu menarche merupakan gejala
pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ),
kemudian tumbuh rambut kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya
rambut di ketiak. Setelah tu barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang
secara siklik. Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus
sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Secara fisiologis
menstruasi adalah proses hormonal dalam tubuh wanita sebagai hasil dari
pelepasan ovum. Pelepasan itu terjadi ketika ovum yang ada di ovarium tidak
dibuahi.Amenore adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenore normal
terjadi pada wanita prepubertal, kehamilan, dan postmenopause. Pada wanita
usiareproduktif, yang harus diperhatikan pertama kali dalam mendiagnosa etiologi
dari amenore adalah kehamilan. Apabila tidak ada kehamilan, barulah kita harus
mencari alternatif lain untuk mencari etiologi dari amenore itu sendiri.Amenore
primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal
atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak mendapatkan
menstruasiDiagnosa yang terjadi pada amenore primer termasuk diantaranya
vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma Turner. Diagnosa
yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.

v
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mendeskripsikan pelaksanaan Asuhan Kebidanan


pada Remaja Gangguan Haid dengan Amenorea dengan menggunakan pola
pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan
mendokumentasikan asuhan kebidaanan dalam bentuk catatan SOAP.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar teori suntik progestin
b. Menjelaskan konsep dasar manejemen asuhan kebidanan pada ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi suntik progestin dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanaan pada ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi suntik progestin dengan pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosis dan masalah potensial pada Remaja
Gangguan Haid dengan Amenorea
4) Melakukan implementasi pada Remaja Gangguan Haid dengan
Amenorea sesuai dengan rencana asuhan yang telah disusun.
5) Melakukan evaluasi tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan
6) Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu yang menggunakan
Remaja Gangguan Haid dengan Amenorea dalam bentuk dokumentasi
SOAP.

vi
B.KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
REMAJA GANGGUAN HAID DENGAN AMENOREA

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama :
Umur : Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh
keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian yang
terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama
kali ( menarche ) (Suharti, 2013)

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

No. Register :
2. a. Alasan datang periksa
Ingin memeriksakan kondisi dirinya
a. Keluhan Utama
Pada pasien yang mengalami gangguan haid amenorea biasanya mengeluh
tidak haid, berat badan turun., pola gaya hidup sehatnya tidak teratur

vii
3. Riwayat kesehatan klien :
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Hipertensi, Kanker Payudara, Diabetes mellitus,perdarahan
pervaginam dan kehamilan. Hipertensi, Kanker Payudara, Diabetes
mellitus,perdarahan pervaginam dan kehamilan merupakan kontra
indikasi dari suntikan progestin (Buku panduan praktis pelayanan
kontrasepsi, 2010)

b. Riwayat kesehtatan sekarang


Hipertensi, Kanker Payudara, Diabetes mellitus,perdarahan
pervaginam dan kehamilan. Hipertensi, Kanker Payudara, DM,
perdarahan pervaginam dan kehamilan merupakan kontra indikasi
dari suntikan progestin (Buku panduan praktis pelayanan
kontrasepsi, 2010)
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit system cardiovascular
riwayat keluarga dengan penyakit cardiovaskuler dan hipertensi
tidak diperbolehkan menggunakan suntikan progestin. (Buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2010)
b. Kanker payudara
wanita yang memiliki kerabat tingkat pertama (saudara perempuan,
ibu) yang terkena kanker payudara berisiko untuk menggunakan
suntikan progestin (Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi,
2010)
5. Riwayat Haid

HPHT :

Amenorrhoe :

viii
Siklus : siklus haidnya memendek atau memanjang. (Buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2010)

Lama Haid : 5-7 hari

Banyaknya haid :

Keluhan waktu haid : spooting, tidak haid, sakit kepala, timbulnya jerawat.
(Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2010)

Riwayat perdarahan diluar haid : tidak ada

6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N
o U J BB/ Pen
Suami Ank Peny Jns Pnlg Tmpt Peny H M Abn Laktasi
K K PB y

Paritas : Tidak di anjurkan untuk wanita yang belum hamil atau


melahirkan anak hidup. (Buku panduan praktis
pelayanan kontrasepsi, 2010)
Jumlah anak hidup :
Umur anak terkecil :

7. Riwayat Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan :
Lama pemakaian :
Keluhan selama pemakaian :
Alasan berhenti/ pindah metode :

ix
8. Pola fungsional kesehatan

Kebutuhan Dasar Keterangan

Nutrisi

Eliminasi

Istirahat mandi 2 kali sehari sikat gigi 2 – 3 kali sehari

Aktivitas

tidak merokok, tidak mengkonsumsi alcohol, tidak


Personal Hygiene mengkonsumsi kafein berlebih, tidak ada
ketergantungan obat

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis : sebagian kecil ibu mengalami kecemasan karena amenorhea
b. Social
1) riwayat pernikahan
2) persepsi keluarga tentang Amenorea
c. Kultural :
d. Spiritual :

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum :

Kesadaran : composmentis

Ekspresi wajah :

x
Keadaan emosional:

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : <180/110mmHg akseptor yang dapat menggunakan


kontrasepsi suntik progestin dan >180/110mmHg
merupakan kontraindikasi dari kontrasepsi suntik
progestin. (Buku panduan praktis pelayanan
kontrasepsi, 2010)

Suhu : 36,5 0C- 37,00C

Nadi : 60-100 x/menit

Pernafasan : 16-20 x/menit

Antropometri

Tinggi badan : cm

Berat badan : berat badan merupakan efeksamping tersering dari


suntikan progestin kg (Buku panduan praktis
pelayanan kontrasepsi, 2010)

LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada kotor, Tidak rontok, Merata,
Lembut, Bersih

Mata : Tidak oedema pada palpebra, Konjunctiva merah muda, Sklera


Tidak ikterik => skrening hepatitis

Hidung : Bersih, Tidak ada polip, Tidak ada peradangan

xi
Mulut : Bibir Lembab, Mukosa mulut kemerahan dan lembab, Tidak ada
caries dentis, Tidak ada stomatitis, Lidah Bersih

Telinga : bersih

Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak terjadi pembesaran


kelenjar limfe dan tiroid

Thorax : simetris, tidak ada retraksi didnding dada

Abdomen : Tidak ada bekas operasi, Tidak ada asites

Ekstremitas
1. Ekstremitas atas simetris, tidak oedem
2. Ekstremitas bawah simetris, tidak oedem dan tidak ada varises

Palpasi

Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, tiroid dan limfe

Payudara : Tidak teraba massa abnormal screening kanker payudara


(Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2010)

Abdomen : nyeri tekan pada abdomen screening KET (Buku panduan


praktis pelayanan kontrasepsi, 2010).

Ekstremitas
1. Ekstremitas atas tidak teraba oedem, cavilari refill kembali <2 detik
2. Ekstremitas bawah tidak teraba oedem, cavilary refill kembali <2 detik

Auskultasi

Jantung : Irama Teratur

Paru-paru : Tidak terdengar wheezing dan ronchi

Perut : Bising usus 5-35 x/menit

xii
Perkusi

Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
 Refleks Bisep
 Refleks Trisep
2) Ekstremitas bawah
 Refleks Babinski
 Refleks Patella
3. Pemeriksaan penunjang

PP Test : Screening kehamilan (Buku panduan praktis


pelayanan kontrasepsi, 2010)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosis : PAPAH usia…. Remaja Gangguan Haid dengan Amenorea

Masalah : - Siklus haid yang memendek atau memanjang

- Berat badan yang menurun secara drastis

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak klien (varney,
2011)

xiii
2. Beri kesempatan pada remaja untuk bertanya seputar gangguan haid
dengan amenorea gunakan saat ini
R/ informasi dan jawaban atas pertanyaan dapat membantu menurunkan
ansietas dan meningkatkan hubungan yang baik diantara klien dan bidan
(Doenges, 2012)
3. Berikan KIE pola gaya hidup remaja yang baik
R/ informasi dan jawaban atas pertanyaan dilakukan dengan baik diantara
klien dan bidan (Doenges,2012).
4. Berikan KIE tentang pola nutrisi yang baik dan benar
R/ diperlukan untuk mengevaluasi adanya gangguan haid amenore yang
berlebihan (Varney, 2011)
5. Berikan KIE cara mengolah stress
R/ Remaja bereaksi terhadap stress dengan cara yang berbeda-beda.
Meskipun stress dapat membantu menjadi lebih waspada dan antisipasi
ketika dibutuhkan, namun dapt menyebabkan gangguan emosional dan
fisik. Stress saat pubertas banyak terjadi, apalagi dengan adanya
perubahan hubungan dengan teman sebaya, tugas dan aktifitas sekolah
yang banyak dan masalah keamanan di lingkungan sekitar mereka
(KEMENKES,2019).
6. Anjurkan ibu untuk datang kembali ke bidan praktik mandiri bila ada
keluhan
R/ diperlukan untuk mengevaluasi adanya efek samping pil kombinasi
(Varney, 2007)
7. Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan pada SOAP

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

xiv
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi di dokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

xv
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, dan siklik dari
uterus disertai dengan pelepasan endometrium (Winkjosastro, 2005).
Menstruasi merupakan pengeluaran darah, mukus dan debris sel dari
mukosa uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam intervalinterval
yang kurang lebih teratur, siklik, dan dapat diperkirakan waktunya, sejak
menarche sampai menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi
(Cunningham, 2005).
Amenore primer mungkin disebabkan oleh defek genetik seperti
disgenetik gonad yang biasanya mempunyai ciri seksual primer tidak
berkembang. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan duktus mulleri, seperti
tidak ada uterus, agenesis vagina, septum vagina transversal, atau hymen
imperforate. Pada kebanyakan kasus, tidak terdapat kelainan dan wanita
tersebut boleh berharap mendapatkan menstruasi pada waktunya.
Pada beberapa wanita dalam kelompok ini, terdapat gangguan makan atau
terlalu berat berolahraga Penyebab paling umum dari amenore sekunder
adalah kehamilan, tetapi keadaan ini dapat terjadi pada masa reproduksi
dengan berbagai penyebab. Penyebab amenore yang umum adalah
penurunan berat badan, hiperprolaktinemia dan prolactin-secretin tumor,
insensitivitas hipotalamushipofisis, sindrom ovarium polikistik (SOP), dan
gagal gonad primer (ovarium).

B. SARAN
Petugas
Pelayanan yang diberikan oleh petugas sudah sangat baik dan selalu
dikontrol perkembangannya. Petugas telah berusaha sebaik mungkin
memberikan dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Prawiroharjo,Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono.

Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

xvii

Anda mungkin juga menyukai