Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER

MASSAGE KONSTIPASI PADA An. K USIA 1 TAHUN 5 BULAN


DI PMB TURASMIYATI, S.ST. Bdn PADA TANGGAL 15
OKTOBER 2022

Dosen Pembimbing
Sugiharti S.ST,M.KM
Turasmiyati, S.ST. Bdn

Oleh
Lutfia Citra Nurbaiti
220503265056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah-Nya kepada

kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Massage Konstipasi”. Makalah ini

telah saya susun dengan maksimal dan untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Massage Konstipasi”. ini dapat

memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pijat bayi merupakan terapi sentuh yang paling tua, yang dibutuhkan bagi
kebutuhan dasar pada bayi. Sentuhan yang diberikan kepada bayi dengan penekanan
lembut akan menimbulkan rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh bayi. Jika
sentuhan dan pijat bayi diberikan secara rutin segera setelah kelahiran bayi, adalah
sebuah kontak kelanjutan tubuh bayi yang dibutuhkan oleh bayi untuk mempertahankan
rasa aman dan nyaman bayi (Riksani, 2012).
Pijat bayi merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan tumbuh
kembang bayi. Jika pijat bayi dilakukan rutin akan membantu menurunkan kadar hormon
stres (katekolamin) dan meningkatkan kadar zat daya tahan tubuh pada bayi
(imunogobulin), selain itu juga merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan dan
meningkatkan berat badan bayi (Roesli, 2013).
Sentuhan pijatan juga dapat membantu dalam mempererat sebuah hubungan
antara bayi dengan pemijat. Terlebih apabila sentuhan pijatan dilakukan langsung oleh
ibu karena akan membawa dampak kesehatan yang lebih besar bagi bayi (Suranto, 2012).
Pijat bayi dapat melibatkan keluarga – keluarga terdekat untuk mendekatkan hubungan
emosional, misalnya ayah, nenek, kakek. Naluri seorang bayi dapat merespon sentuhan
dari ibunya sebagai ungkapan rasa cinta, perlindungan, dan perhatian (Roesli,2013).
Ditengah perkembangan teknologi dan pelayanan kesehatan yang sudah
berkembang di masyarakat. Di Indonesia masih cukup banyak masyarakat yang
memanfaatkan pijat bayi. Pijat bayi bukan lagi suatu yang baru di Indonesia. Pijat bayi
sebagian besar masih dilakukan dengan cara tradisional, khususnya dengan memijatkan
bayi ke dukun bayi, dengan presentasi sebanyak 30,4% (BPPK, 2013).
B. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada An.”K” dengan konstipasi
di PMB bd. Turasmiyati, SST.
C. Manfaat
Diharapkan ibu dan keluarga untuk dapat memijatkan bayi sendiri, dan mengetahui cara-
cara yang benar dalam memijatkan bayi serta mengetahui pentingnya pijat bayi dilakukan
secara rutin.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pijat Bayi


1. Definisi Pijat Bayi
Massage adalah terapi sentuh tertua dan yang paling populer yang dikenal
manusia. Massage meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah
dipraktekkan sejak berabad–abad silam (Andrews dalam Sulung dkk, 2015).
Pijat merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia dan efek
fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan secara benar dan teratur
pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam proses tumbuh kembang bayi.
Pijat pada bayi oleh orangtua dapat meningkatkan hubungan emosional antara
orangtua dan bayi, juga diduga dapat meningkatkan berat badan bayi (Yuliana dkk,
2013).
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer.
Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak abad
keabad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia
diciptakan kedunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan
dan proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah
pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir ibu (Cahyaningrum &
Sulistyorini, 2014).
Pijat bayi bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu fisioterapi dan bidan yang
telah mengikuti pelatihan dan orang tua bayi yang telah mengetahui tentang cara
pemijatan bayi, pijatbayi paling bagus dikerjakan orang tua, karena bisa kapanpun
saling meningkatkan emosi Terapi sentuhan telah digunakan sejak zaman dahulu,
setidaknya sejak 1800 SM pijat merupakan bentuk utama pengobatan sebelum
munculnya era farmasi pada sekitar 1940. Sentuhan khususnya yang mengandung
unsur penekanan diketahui memiliki berbagai efek positif seperti menurunkan
kebutuhan oksigen serta memberikan perasaan nyaman dan dicintai. Sebuah
metaanalisis Cochrane menemukan bukti-bukti sugestif bahwa pijat bayi mampu
meningkatkan interaksi dan pertalian bayi dengan ibu, memperbaiki kualitas tidur,
mengurangi tangisan bayi, dan memiliki dampak menguntungkan terhadap hormon
stres. Namun disayangkan belum terdapat bukti yang cukup mendukung dampak
positif pijat terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi (Ferius dkk, 2008).
Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini akan
meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung meningkat dengan
demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih lahap dalam jumlah
yang cukup. Selain itu nervus vagus juga dapat memacu produksi enzim pencernaan
sehingga penyerapan makanan maksimal. Disisi lain pijat juga dapat memperlancar
peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat
badan bayi akan meningkat (Hady, 2014 ).
Ibu adalah orang tua paling dekat dengan bayi, dimana pijatan ibu kepada bayinya
adalah sapuan lembut pengikat jalinan kasih sayang. Kulit ibu adalah kulit yang
paling awal dikenali oleh bayi. Sentuhan dan pijatan yang diberikan ibu adalah
bentuk komunikasi yang dapat membangun kedekatan ibu dengan bayi dengan
menggabungkan kontak mata, senyuman, ekspresi wajah. Jika stimulasi sering
diberikan, maka hubungan kasih sayang ibu dan bayi secara timbal balik akan
semakin kuat (Irva dkk, 2014).
Manfaat pijat bayi antara lain meningkatkan berat badan dan pertumbuhan,
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi
tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding),
meningkatkan produksi ASI. Selain ada manfaat, pijat bayi juga memiliki dampak
dan komplikasi bila dilakukan dengan tidak benar akibat kesalahan pemijat seperti
trauma atau lebam pada kulit dan otot, rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi
rewel, cedera otot dan tulang, pembengkakan, bayi semakin rewel. Tetapi selama
pijat bayi dilakukan dengan benar dan lembut, maka pijat bayi aman dilakukan,
bahkan bermanfaat (Cahyaningrum & Sulistyorini, 2014).
Pijat bayi adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi
yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi
merupakan salah satu bentuk rangsang raba. Rangsang raba adalah yang paling
penting dalam perkembangan. Sensasi sentuhan merupakan sensori yang paling
berkembang saat lahir. Pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan
untuk menghilangkan ketegangan dan perasaan gelisah terutama pada bayi. Pijatan
lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga bayi menjadi tenang
dan tidurnya nyenyak. Sentuhan lembut pada bayi merupakan sarana ikatan yang
indah antara bayi dan orang tuanya (Minarti dan Utami, 2013).
Masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk melakukan pemijatan secara rutin
kepada bayinya apalagi diawal kelahirannya. Hal tersebut karena adanya perasaan
takut salah memijat bayinya, badan bayi yang masih lemah serta tidak tahu
bagaimana teknik memijat yang benar (Minarti dkk, 2013).
2. Anatomi dan Fisiologi Pijat Bayi
Anatomi dan Fisiologi pijat bayi yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh :
a. Anamtomi
 Kulit dan syaraf
 System peredaran darah
 Otot
 System pencernaan
b. Fisiologi mekanisme dasar pijat bayi
 Beta Endorphine : mempengaruhi mekanisme pertumbuhan pijatan akan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
 Aktivitas Nervus Vagus : meningkatkan volume ASI penyerapan makanan
menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi
cepat lapar sehingga akan sering menyusu pada ibunya akibatnya ASI akan lebih
banyak di produksi.
 Produksi Serotonin : meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan akan
meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin yaitu meningkatkan kapasitas
sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (ardenalin), proses ini
menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormone adrenaline (hormone stress).
Penurunan hormin stress akan meningkatkan daya tahan tubuh teruta,a IgM dan
IgG.
 Mengubah gelombang otak: pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan
meningkatkan kesiagaan atau konsentrasi.
3. Manfaat Pijat Bayi
Manfaat pijat bayi (Parenting, 2015) adalah sebagai berikut:
a. Pijat memberi sentuhan yang menenangkan, serta mengingatkan bayi akan rasa
nyaman selama berada dalam kandungan mama.
b. Membuatnya lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak, dan makan lebih baik. Juga,
pencernaan bayi akan lebih lancar.
c. Mempererat kelekatan (bonding) antara anak dan orangtua, serta membuat bayi
merasa nyaman.
d. Memperlancar peredaran darah serta membuat kulit bayi terlihat lebih sehat.
e. Bayi yang sering dipijat jarang mengalami kolik, sembelit, dan diare.
f. Membuat otot-otot bayi lebih kuat, dan koordinasi tubuhnya lebih baik.
g. Sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat, serta membuatnya lebih tahan
terhadap infeksi dan berbagai masalah kesehatan lain.
h. Bayi yang sering dipijat tumbuh menjadi anak yang lebih riang dan bahagia.
Selain itu, ia jarang rewel dan tantrum. Secara umum, anak-anak ini jarang
memang mengalami masalah psikologis atau emosional.

B. Konstipasi
Konstipasi atau sembelit adalah frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari
biasanya. Jarak waktu buang air besar pada setiap orang berbeda-beda. Namun umumnya
dalam satu minggu, manusia buang air besar setidaknya lebih dari 3 kali. Jika frekuensi
buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, maka seseorang disebut mengalami
konstipasi. Akibatnya, tinja menjadi kering dank eras sehingga sulit dikeluarkan dari
anus.

1. Prevalensi
3%-5% anak-anak yang berobat ke klinik pediatrik dan 25% anak-anak yang berobat
ke klinik pediatrik gastroenterohepatologi mengalami konstipasi. Di perkirakan 0,3%-
28% anak-anak diseluruh dunia mengalami konstipasi. Dengan rata-rata 90% anak
mengalami konstipasi bersifat fungsional tanpa ada kelainan organik, dan 40%
diantaranya diawali sejak usia 1-4 tahun, hanya sekitar 5%-10% yang mempunyai
kelainan penyebab organik. Sebanyak 3% anak usia prasekolah dan 1%-34% anak
usia sekolah mengalami konstipasi.
2. Etiologi
a. Asupan serat
Berat feses berhubungan dengan serat makanan yang dikonsumsi. Waktu singgah
feses melalui saluran pencernaan lebih cepat bila mengkonsumsi banyak serat.
b. Riwayat konstipasi
Penyebab tersering konstipasi pada anak yaitu menahan defekasi akibat
pngalaman nyeri saat proses defekasi sebelumnya. Hal ini menyebabkan anak
menahan feses saat ada hasrat untuk defekasi karena merasakan nyeri saat
defekasi. Kebiasaan menahan inilah menyebabkan peregangan rektum, kemudian
kolon sigmoid menampung feses. Feses yang berada dikolon akan terus
mengalami reabsorbsi air dan elektrolit. Proses ini akan terus berulang 30 dengan
sendirinya, akhirnya konsistensi feses menjadi semakin keras dan besar menjadi
lebih sulit dikeluarkan.
c. Aktivitas fisik anak
Berkurangnya aktivitas fisik , yang sebelumnya aktif kemudian menjadi pasif,
misalnya akibat sakit, paska bedah, kecelakaan, atau gaya hidup yang bermalas-
malasan. Stres dan perubahan aktivitas rutin sehari-hari juga dapat mempengaruhi
pola defekasi, seperti liburan, ketersediaan toilet, dan masalah psikososial dapat
menyebabkan konstipasi (Jurnalis, 2013).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Oktober 2022

Pukul : 10:30 WIB

Tempat : PMB Turasmiyati

Identitas Anak : Identitas Orangtua :

Nama : Kaysara Nama : Erga Maulida

Tgl lahir : 16-04-2021 Usia : 29 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Kramat Rt 5/2 Alamat : Jl. Kramat Rt 5/2

Subyektif :

- Ibu datang ke PMB ingin konsultasi mengenai kesehatan anaknya yang takut untuk BAB.
- Ibu mengatakan keadaan anaknya saat ini rewel saat mau BAB dan BAB anaknya tidak
lancer selama 3 hari.. Ibu mengatakan anaknya sehat tidak ada demam batuk pilek dan
tidak ada riwayat penyakit.
- Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar sampai dengan 9 bulan.
- Ibu mengatakan saat ini masih memberikan ASI serta MPASI dan sudah memberikan
susu UHT
- Ibu mengatakan pola makan anak sehari…..x dengan jenis makanan…….
- Ibu mengatakan ini anak pertama, saat persalinan bayi lahir SC karena riwayat panggul
sempit. Menangis kuat BB 3100gr PB 49cm.
Obyektif :

K/U : Baik, Kes : CM

BB : 10 Kg, TB :60cm

N: 120 x/m, Rr : 45x/m, S : 36,5

LK : 50 cm

Pemeriksaan Fisik :

Kepala : Bersih, tidak ada benjolan


Mata : Tidak ikterik dan tidak anemis
Hidung : Bersih, tidak ada secret dan kelainan
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Perut : Perut kembung ketika dilakukan pemeriksaan perkusi,saat di palpasi teraba keras
……….
Ekstremitas: gerak aktif

Assesment :

Anak K usia 1 tahun 5 bulan dengan konstipaso

Masalah : anak rewel saat mau BAB dan BAB tidak lancer selama 3 hari

Kebutuhan : Massage untuk Konstipasi

Planning :

1. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi anaknya.saat ini mengalami konstipasi


yaitu………sehingga memerlukan tindakan pijat konstipasi Ibu mengerti

2. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu bahwa anaknya akan dilakukan massage
konstipasi, teknik pijatan ini menimbulkan efek memperkuat dinding usus besar dan
memperlancar gerakan peristatic. Ibu mengerti dan menyetujui
3. Menyiapkan alat : Alas, selimut, tissue, mainan bayi, waslap dan oil massage . Alat sudah
disiapkan

4. Melakukan gerakan abdomen permissiom yaitu gerakan …….yang berfungsi untuk……

5. Melakukan gerakan initial N seris dilakukan 6 kali. Sudah dilakukan

6. Melakukan gerakan water wheel dilakukan 6 kali. Sudah dilakukan

7. Melakukan gerakan kness up dilakukan 6 kali. Sudah dilakukan

8. Melakukan gerakan love scooping dilakukan 6 kali. Sudah dilakukan

9. Melakukan gerakan sun moon dilakukan 6 kali. Sudah dilakukan

10. Melakukan gerakan I LOVE YOU dilakukan 6 kali. Sudah dilakukan

11. Melakukan gerakan relaxation. Sudah dilakukan

12. Bersihkan bayi dan lap menggunakan waslap. Sudah dilakukan

13. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemijatan sesuai yang diajarkan. Ibu mengerti dan
akan melakukan dirumah

14. Menganjurkan ibu untuk beri makanan pada anak yang mengandung serat seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan untuk memperlancar pencernaan. Ibu mengerti

15. Membereskan alat-alat. Alat-alat sudah dirapihkan

16. Mendokumentasikan. Dokumentasi telah dilakukan


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus An. K usia 1 Tahun 5 bulan dilakukan massage baby for constipation.
Konstipasi menjadi masalah yang banyak ditemui pada anak. Gejala konstipasi diantaranya feses
keras, ukuran besar, dan rasa tidak nyaman saat buang air besar yang mengakibatkan frekuensi
buang air besar menurun. Terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi adalah
membiasakan buang air besar secara teratur dengan cara modifikasi perilaku, pemberian diet
serat, laksatif, dan pendekatan psikologis. Selain itu, penanganan yang dapat dilakukan pada
pasien konstipasi adalah dengan terapi pijat. Terapi pijat telah ada di Indonesia sejak lama dan
saat ini mulai diteliti pengaruh dan manfaatnya pada tubuh. Pijat memberikan manfaat pada
konstipasi dengan cara menstimulasi gerak peristaltik dan menurunkan waktu transit kolon
sehingga dapat meningkatkan frekuensi buang air besar. Kelebihan pijat diantaranya tidak
memiliki efek samping, dapat dilakukan sendiri oleh pasien karena pijat mudah untuk dipelejari,
dan biayanya murah.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu randomized control trials menghasilkan
pijat dapat meningkatkan peristaltik sehingga meningkatkan fungsi buang air besar dan
menurunkan konstipasi kronik. Systematic review memiliki kesimpulan yang berbeda,
systematic review dari 4 clinical trials yang diambil dari tahun 1999 tentang pijat abdomen untuk
konstipasi tidak ada yang bebas dari bias. Bias tersebut yaitu heterogen dalam trial design,
sampel pasien, dan tipe pijat yang digunakan. Hasi dari review tidak ditemukan bukti ilmiah
dalam keefektifan pijat untuk membantu konstipasi. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
untuk control trial dengan jumlah sampel pasien yang lebih banyak.20 Terapi pijat tidak boleh
dilakukan dalam kondisi seperti demam, menderita penyakit kulit menular, menderita penyakit
atau infeksi menular, dan gangguan jantung seperti trombosis atau radang pembuluh darah.
Selain itu tidak boleh memijat varises, luka baru, luka memar, dan tulang sendi yang meradang
atau bergeser.

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pada banyak kasus, konstipasi pada anak dimulai dari rasa nyeri saat buang air
besar. Karena nyeri saat buang air besar biasanya anak mulai menahan-nahan tinja
agar tidak dikeluarkan untuk menghindari rasa tidak nyaman atau nyeri tersebut. Jika
menahannahan buang air besar terus berlanjut, maka keinginan buang air besar akan
berangsur hilang yang akan mengakibatkan penumpukan tinja. Proses buang air besar
yang tidak lancer akan menyebabkan tinja menumpuk hingga menjadi lebih banyak
dari biasanya dan dapat menyebabkan feses mengeras yang kemudian dapat berakibat
pada spasme sfingter anus. Distensi rectal kronik menyebabkan kehilangan
sensitifitas rektal, keinginan defekasi yang dapat berdampak pada inkontinensi afekal.
Pijat dapat menstimulasi peristaltik, menurunkan waktu transit kolon,
meningkatkan frekuensi buang air besar pada pasien konstipasi, dan mengurangi rasa
tidak nyaman saat buang air besar. Oleh karena itu, pijat dapat menjadi salah satu
terapi alternatif untuk konstipasi.
B. Saran
1. Bagi Orang Tua
Disarankan kepada orang tua untuk memberikan pijat abdomen terstruktur
terhadap bayinya yang sedang mengalami konstipasi, dan tidak membiarkan bayi
yang mengalami konstipasi karena bisa mengakibatkan nafsu makan turun.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadi dasar bagi petugas kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada
orang tua tentang pijat bayi konstipasi.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.um-surabaya.ac.id/3597/2/BAB_1.pdf
https://eprints.umm.ac.id/43333/3/jiptummpp-gdl-idaayusint-50410-3-babii.pdf
http://repository.ump.ac.id/947/8/IRMA%20INDRIYANI%20BAB%20II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/57312/1/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/1417-2013-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai