Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN AKSEPTOR KB


SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS TELUK TIRAM
BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :
Irma Putri Rahayu
NIM : 11194992110089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
2022

i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN


AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS
TELUK TIRAM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA : IRMA PUTRI RAHAYU


NIM : 11194992110089

Banjarmasin, November 2022

Menyetujui,

Puskesmas Cempaka Banjarmasin Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Elli Novita Sari, Am.Keb Novita Dewi Iswandari, S.ST.,M.Kes


NIP. 198011142009032004 NIK. 1166112009029

iii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN


AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS
TELUK TIRAM BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA : IRMA PUTRI RAHAYU


NIM : 11194992110089

Banjarmasin, November 2022

Menyetujui
Puskesmas Cempaka Banjarmasin Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Elli Novita Sari, Am.Keb Novita Dewi Iswandari,S.ST.,M.Kes


NIP.198011142009032004 NIK.1166112009029

Mengetahui,
Penguji Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia
Banjarmasin

Zulliati, M.Keb Ika Mardiatul Ulfa,SST., M.Kes


NIK. 1166112011047 NIK. 1166122009027

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir stase “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu dengan Akseptor KB 3 Bulan di Puskesmas Teluk Tiram
Banjarmasin” ini tepat pada waktunya yang telah di tentukan.

Laporan asuhan kebidanan ini diajukan guna memenuhi tugas yang di


berikan dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan. Pada kesempatan ini juga saya
berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak yang telah
memberi saya bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan laporan ini baik itu
secara lansung maupun tidak langsung.

Dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini penulis menyadari tanpa


bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, laporan asuhan kebidanan ini tidak
terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Aizar Soedarto , BSC., MBA Selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin


2. Dr. Hj. RR. Dwi Sogi Redjeki, S.KG.,M.Pd Selaku Rektor Universitas Sari
Mulia
3. Anggrita Sari, M.Pd, M.Kes Selaku Wakil Rektor I Universitas Sari Mulia dan
sebagai Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
4. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi.
5. Apt. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia.
6. Ika Mardiatul Ulfa, S.ST., M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia.
7. Zulliati, M. Keb selaku Penguji Ujian Akhir Stase Profes Kebidanan dan
Kepala Program Studi Jurusan Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia.

v
8. Novita Dewi Iswandari, S.ST.,M.Kes selaku Proseptor Pendidikan praktik
profesi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia.
9. Elli Novita Sari, Am.Keb selaku Proseptor Pendidikan praktik lapangan
profesi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia.
10. Bapak/Ibu Dosen dan Tenaga Kependidikan yang telah banyak memberi
arahan,saran dan bantuan kelancaran administrasi pendidikan.
11. Teman-teman seperjuangan dan rekan kerja yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah bersedia untuk berdiskusi dan saling memberikan motivasi
satu sama lain.
Penulis menyadari isi laporan asuhan kebidanan ini masih jauh dari
kategori sempurna,baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang
bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat saya harapan demi
kesempurnaan laporan asuhan kebidanan ini dan laporan selanjutnya.

November 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING..................................................... ii

PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING...................................................... iii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................

C Tujuan ......................................................................................

D. Manfaat ....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

A. KB .............................................................................

B. Macam-macam KB ………......................................................

BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................

A. Data Subjektif...........................................................................

B. Data Objektif............................................................................

C. Analisis Data.............................................................................

D. Penatalaksanaan........................................................................

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................

BAB V PENUTUP..........................................................................................

vii
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera (Setiyaningrum,2015).
Menurut PBB , penduduk dunia saat ini berjumlah 7,6 milliar. Angka ini
diperkirakan akan menanjak hingga 9,8 milliar pada tahun 2050. Demikian laporan
Departemen Populasi Divisi urusan sosial dan ekonomi Perserikatan BangsaBangsa
(PBB) pada Juni 2017. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) RI Tjahjo Kumolo, jumlah penduduk Indonesia per 31 desember 2015 yakni
182.588.494 jiwa. Sedangkan penduduk Indonesia per 30 juni 2016 sebanyak
257.912.349 jiwa. Maka dalam satu tahun penduduk Indonesia bertambah sekitar 4 juta
jiwa , sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN Pusat dr.Surya Chandra.Artinya dibulan
juli 2017 jumlah penduduk Indonesia lebih dari 262 juta jiwa.
Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun 2016. Secara regional,
proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan kontrasepsi modern
telah meningkat minimal 6 tahun terakhir.Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6% ,di Asia
telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6% sedangkan di Amerika Latin dan Karibia naik
sedikit dari 66,0% menjadi 66,7%.Diperkirakan 225 juta perempuan dinegara-negara
berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan
metode kontrasepsi.Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu
tinggi.
Salah satu permasalahan kependudukan di Indonesia yaitu laju petumbuhan
penduduk yang masih tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018, menunjukkan proporsi penggunaan KB modern di Indonesia sebesar (72.7%). Data
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada bulan desember

1
2018, diketahui bahwa proporsi KB aktif dari seluruh PUS sebesar 73% (Rayhani,
R,2019).
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan mengatur
jarak waktu kelahiran mereka. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode
kontrasepsi dan tindakan infertilitas. Data profil kesehatan Indonesia tahun 2016,
cakupan KB aktif sebesar 74,87%.Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia
pada tahun 2016 dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 48.536.690. Peserta
KB baru sebesar 6.663.156 (13,73%) meliputi suntik sebanyak 3.433.666 (51,53%) , pil
KB sebanyak 1.544.079 (23,17%), kondom sebanyak 318.625 (4,78%), implant sebanyak
757.928 (11,37%),IUD (intra Uterine Device) 481.564 (7,23%),Metode Operasi Wanita
(MOW) sebanyak 115.531 (1,73%),Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 11.765
(0,18%).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Cakupan pelayanan
KB per Agustus 2022, KB aktif sebanyak 78,28%, KB Pasca persalinan 47,20%, PUS 4T
ber KB 49,86 %, komplikasi KB 0,0012%, kegagalan KB 0,3%, efek KB 0,32% dan
droup out KB sebanyak 7%. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk menekan laju
pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi melalui BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) dengan mengajak semua pihak untuk
bekerja keras dalam melakukan upaya pengendalian pertambahan jumlah penduduk
dengan metode keluarga berencana atau kontrasepsi (BKKBN, 2022)
Kontrasepsi 3 bulan adalah suatu cara kontrasepsi melalui penyuntikan hormon
yang mengandung 150 mg Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang disuntikkan
secara intramuskular setiap 3 bulan sekali. Metode ini sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan
pada setiap wanita selama setahun penggunaan. Pemakaian alat kontrasepsi suntik 3
bulan masih menjadi pilihan bagi sebagian ibu, sedangkan perubahan berat badan
merupakan salah satu efek sampingnya. Hal tersebut disebabkan karena faktor hormonal.
Akibat dari respon alat kontrasepsi terjadi peredaman retensi air dalam tubuh sehingga
terjadi kegemukan. Salah satu efek samping dari hormon progesteron adalah memicu
nafsu makan dan meningkatkan berat badan. Efek samping kontrasepsi suntik yang
paling tinggi frekuensinya yaitu perubahan berat badan. Terjadinya perubahan berat

2
badan, kemungkinan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon
progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurun aktivitas fisik,
akibatnya pemakain suntikan dapat menyebabkan perubahan berat badan. Perubahan
berat badan ini bersifat sementara, tergantung reaksi tubuh wanita terhadap metabolisme
progesterone. Akan tetapi perubahan berat badan yang berlebih dapat menyebabkan
resiko buruk terhadap kesehatan individu seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit kronis
lainnya, selain itu juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan terhadap diri wanita sendiri
karena rasa tidak percaya diri. Perubahan berat badan ini dapat diatasi dengan melakukan
diet rendah kalori, karbohidrat, lemak, dan olahraga ataupun melakukan aktivitas yang
propesional untuk menjaga berat badannya.
Hasil studi yang dilakukan di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin dengan
melakukan wawancara terhadap 3 akseptor KB suntik 3 bulan, terdapat 2 ibu mengalami
kenaikan berat badan 2-4 kg setelah pemakaian ≥1 tahun, dan 1 ibu akseptor KB
mengatakan tidak mengalami kenaikan berat badan setelah pemakaian ≥1 tahun.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan pada ibu dengan akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Teluk Tiram
Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah laporan kasus ini adalah
“Laporan kasus akhir stase Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Akseptor KB 3 bulan di
Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin.
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Menganalisis asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor KB 3 bulan di Puskesmas
Teluk Tiram Banjarmasin
2) Tujuan Khusus
a) Mampu mengindentifikasi pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu dengan
akseptor KB 3 bulan
b) Menganalisa masalah, diagnose kebidanan pada ibu dengan akseptor KB 3 bulan

3
c) Mampu menyusun rencana dan penatalaksanaan pada ibu dengan akseptor KB 3
bulan
d) Mengevaluasi dari penatalaksanaan pada ibu dengan aksepor KB 3 bulan
e) Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP
D. Manfaat
1) Bagi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan, referensi, dan pengajaran terutama yang berhubungan dengan
asuhan kebidanan pada Keluarga Berencana Akseptor KB suntik 3 bulan.
2) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang penatalaksanaan pada Keluarga
Berencana Akseptor KB suntik 3 bulan.
3) Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
pelaksanaan asuhan pada Keluarga Berencana Akseptor KB suntik 3 bulan.
4) Bagi Keluarga
Pasien Mengerti dan mengetahui tentang Keluarga Berencana Akseptor KB suntik 3
bulan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)


1. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Rusmini,dkk,2017).
2. Macam-macam KB
a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
1) Senggama terputus
Senggama terputus adalah adalah metode KB tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat keaminnya dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan
kehamilan dapat dicegah.
2) Pantang berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi
dengan cara ini berhasil, seorang wanita hars benar-benar mengetahui
masa ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi). Kerugian
dengan cara ini adalah maa puasa bersenggama sangat lama sehingga
menimbulkan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak
menaati.
b. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat
1) Kondom

5
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada
penis saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk
menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel tlur dengan cara
mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi
perempuan, selain itu kondom juga dapat mencegah penularan
microorganisme (HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan
yang lain. Secara ilmiah didapatkan hana sedikit angka kegagalan
kondom yaitu 2-12 kehamilan per tahun (Rusmini, dkk,2017).
Keuntungan kegunaan kondom :
a) Efektif bila digunakan dengan benar
b) Tidak mengganggu kesehatan pengguna
c) Murah dan dapat dibeli secara umum
Kerugian menggunakan kondom adalah :
a) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung)
b) Harus selalu bersedia setiap kali berhubungan seksual
c) Cara penggunaan sangat mempengaruhi kebrhasilan kontrasepsi.
2) Diafragma
Diafragma adalah cap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet
yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks. Cara kerjanya yaitu menekan sperma agar tidak
mendapat akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas.
Keuntungan menggunakan diafragma adalah :
a) Tidak mengganggu reproduksi ASI
b) Tidak mengganggu kesehatan pengguna
c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya.
Kerugian menggunakan diafragma adalah :
a) Pemasangannya membutuhkan keterampilan

6
b) Untuk pemakaian, perlu intruksi dan cara pemasangan oleh tenaga
klinik yang terlatih
c) Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
c. Metode kontrasepsi hormonal
1) Pil KB
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet
yang berisi gabungan hormone estrogen dan progsteron (Pil
kombinasi) atau hanya terdiri dari hormone progesteron saja (Mini
pil). Cara kerja Pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel
telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim
sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan
lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk
pil kombinasi dan 3-10% untuk mini pil.
2) Suntik KB
Suntik KB ada 2 jenis, yaitu suntik KB 1 bulan (Cyclofem) dan suntik
3 bulan (DPMA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek
sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,
perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi
penurunan libido dan densitas tulang.
Konsep KB 3 bulan
a) Definisi
Konrasepsi suntik KB 3 bulan adalah Depo Medroksiprogsteron
Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan
setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan intramuskuler (IM)
didaerah bokong. Depoprovera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron
yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai
efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Noresterat juga
termasuk dalam golongan in (Rusmini,dkk,2017).
b) Jenis KB suntik
Jenis KB suntik yang digunakan di Indonesia antara lain:

7
1) Suntikan 1/ bulan, contoh : Cyclofem
2) Suntikan 3/ bulan, contoh : Depo Medroksiprogesteron Asetat,
(DPMA), Depo Noretiseron Enantat (Depo Noristerat)
c) Mekanisme Kerja
1) Mencegah ovulasi
2) Mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
4) Menghambat transportasi gamet dan tuba
5) Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi.
d) Keuntungan atau kelebihan
Keuntungan atau kelebihan dari metode kontrasepsi suntik ini
antara lain:
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak memiliki pengaruh pada ASI
4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5) Dapat digunakan oleh perempuan ussia > 35 tahun sampai pre-
imenoupase.
6) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
7) Menurunkan krisis anemia bulan tsabit (sickle cell)
8) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
e) Kerugian atau efek samping :
1) Gangguan haid, seperti siklus haid memendek atau
memanjang, perdarahan.
2) Yang banyak atau sedikit . spotting, tidak daid sama sekali.
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu waktu
4) Permasalah berat badan merupakan efek samping tersering.

8
5) Terlambatnya kembali kesuburan setelah pengentian
pemakaian.
6) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
7) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan
tulang (densitas)
8) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi
(jarang), sakit kepala, nervositas dan jerawat.
f) Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin/DPMA
1) Usia reproduksi
2) Nullipara dan yang telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5) Setelah abortus atau keguguran
6) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
7) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
8) Menggunakan oat untuk epilepsy (fenitoin dan biturat) atau
9) Obat tuberculosis (rifampisin)
10) Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembekuan
darah
11) Darah, anemia bulan sabit dan anemia defisiensi besi.
g) Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin/DMPA
1) Hamil/dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, teerutama
amenorea
4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5) Diabetes mellitus disertai kommplikasi, kulit dan kulit kepala
berminyak, ruam dan pruritus, Edema.

9
h) Waktu mulai menggunakan suntikan
1) Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan
setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelum nya secara benar,
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid erikutnya
datang.
5) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan
ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang
lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberi dapat segera diberikan,
asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah
hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
7) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai
hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat setelah
hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil
8) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratu.
Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu
tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.

10
i) Cara penggunaan
1) Kontrasepsi suntikan DPMA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskuler (IM) dalam didaerah pantat.
Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya
diberkan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang
dibasahi oleh etil/ isopropil alcohol 60-90%. Biarkan kulit
kering sebelum disuntik setelah kulit kering baru disuntik.
3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan,
bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
j) Efek samping
1) Amenore
2) Mual/ pusing
3) Perdarahan
4) Keputihan
5) Berat badan bertambah
3) Implan
a) Pengertian
Kontrasepsi implant adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan
b) Cara kerja
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
3) Mengurangi transportasi sperma
4) Menekan ovulasi

11
d. Alat Kontrasepai Dalam Rahim (AKDR)
1) Definisi
AKDR atau yang biasa disebut dengan intra uterin device (IUD)
adalah alat kontarasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuk
nya bermacam macam terdiri dari plastic (polyrthyline). Ada yang
dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula dibatangnya berisi hormone
progesterone.
2) Cara Kerja
Ada beberapa cara kerja IUD yang dikenal selama ini :
a) Timbulnya reaksi radang local yang non spesifik didalam cavum
uteri sehingga implantasi sel tlur yang dibuahi terganggu
b) Produksi local prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi.
c) Gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi
didalam ndometrium.
d) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalm tuba fallopi
e) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
e. Metode Kontrasepsi mantap
1) Tubektomi
2) Vasektomi

12
BAB III KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


AKSEPTOR KB SUNTIKAN 3 BULAN PADA NY. Y
DI PUSKESMAS TELUK TIRAM

Hari/ Tanggal Pengkajian : Jum’at / 11-11-2022


Tempat : Poli KIA
Jam Pengkajian : 09.00 WITA

A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri (Pasien) Suami (Penanggung Jawab)
Nama : Ny. Y Nama : Tn. S
Umur : 29 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Antasan Raden Tengah Alamat : Jl.Antasan Raden
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan dikarenakan tanggal kunjungan hari ini
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 27 tahun, dengan suami sekarang sudah 2
tahun.

13
4. Riwayat Haid
Menarche : 12 Tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/Tidak : Teratur
Lamanya : 5-6 hari
Banyaknya : 3-4 kali ganti tela
Disminorrhoe : Tidak
5. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan di luar haid : Tidak ada
b. Riwayat keputihan : Tidak ada
c. Riwayat perdarahan setelah berhubungan badan : Tidak ada
d. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak ada
e. Riwayat ada massa/tumor pada payudara/alat kandungan : Tidak ada
6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Bayi


7. Penyulit
Thn Ket
Tempat/ Peny Keadaan Nifas
UK Penyulit UK Cara BB PB Seks
Penolong ulit Lahir

1. 2021 Ate - Ate - PMB/Bidan - 2600 49 L Normal -


rm rm

7. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan ini sudah 1 tahun
8. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan tidak mempunyai peyakit seperti


asma, hipertensi dan penyakit menular seksual
b. Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan diantara keluarganya tidak
mempunyai penyakit keturunan, menahun dan
penyakit menular seksual.
9. Pola kebutuhan ibu sehari-hari

14
a. Nutrisi
1) Jenis yang dikonsumsi : Nasi, telor, ikan, sayuran hijau dan air putih
2) Frekuensi : 2-3 kali sehari
3) Porsi makan : ± 1 piring, ± 1 gelas
4) Pantangan : Tidak ada
b. Tidur dan Istirahat
1) Siang hari : ± 1 jam
2) Malam hari : ± 7-8 jam
3) Masalah : Tidak ada
c. Pola seksual
1) Frekuensi : 3-4 kali seminggu
2) Masalah : Tidak ada
10. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan ibu tentang alat kontrasepsi :
Ibu mengerti tentang beberapa penggunaan alat kontrasepsi
b. Kepercayaan ibu tentang penggunaan alat kontrasepsi :
Tidak ada
c. Dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi :
Suami mendukung
d. Penentu/pengambil keputusan dalam keluarga :
Suami
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan
Sebelum ber KB : 63 kg
Sesudah ber KB : 65 kg
d. Tanda tanda vital : TD 122 /82 mmhg, Nadi 82x/mnt, Respirasi: 20x/m ,suhu
36,5 ℃
2. Pemeriksaan Khusus

15
a. Inspeksi
Kepala : rambut dan kulit kepala tampak bersih dan tidak rontok
Muka : tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem
Mata : konjungtiva tidak tampak pucat dan sklera tidak tampak ikterik
Telinga : tampak bersih dan tidak tampak ada sekret\
Hidung : tampak bersih, tidak tampak adanya benjolan abnormal, dan tidak
tampak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : bibir tidak tampak anemis, gigi tidak tampak karies, dan lidah
tampak bersih
Leher : tidak tampak adanya pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
Dada/ mamae : payudara tampak simetris, puting susu tampak menonjol, tidak
tampak adanya retraksi dada
Abdomen : tidak tampak adanya bekas luka operasi
Tungkai : tidak tampak oedem dan varises
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada/ mamae : simetris, tidak teraba benjolan abnormal, puting susu menonjol
Abdomen : tidak ada pembesaran uterus dan tidak ada nyeri tekan
Tungkai : tidak teraba oedem dan varises
C. Analisa Data
1. Diagnosa kebidanan : Akseptor KB suntik 3 bulan
2. Masalah :-
3. Kebutuhan : KIE tentang KB suntik 3 bulan
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dengan TD 122
/82mmhg, Respirasi 20x/ menit, nadi 82x/menit,suhu 36,5 ℃
Rasional : Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil
pemeriksaan yaitu tentang diagnosis, tindakan medik yang akan dilakukan, segala
resiko dari tindakkan medik tersebut. (Valery M.P. Siringoringo et al, 2017).
”Ibu mengetahui keadaannya baik”

16
2. Menjelaskan kepada ibu tentang suntikan 3 bulan (manfaat, efek samping,
kekurangan, dan penggunaan)
Rasional : KB suntik 3 bulan adalah Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Manfaat nya yakni mengentalkan lendir
serviks dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,
mencegah ovulasi, dan menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi. Efek
samping nya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan
berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido dan densitas
tulang. Kekurangan suntik 3 bulan ini ialah permasalahan berat badan, tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu, gangguan haid, pada penggunaan jangka panjang dapat
menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, sakit kepala dan jerawat
(Rusmini, dkk,2017).
”Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan”
3. Menyiapkan obat suntik 3 bulan dan spuit 3 cc.
Rasional : Agar obat yang diberikan sesuai dengan 4T yaitu tepat pasien, tepat dosis,
tepat waktu pemberian, dan tepat cara pemberian.
”Obat sudah disiapkan”
4. Memberikan suntikan dengan cara IM (intra muscular) dengan lokasi penyuntikan 1/3
arah atas antara SIAS dan Coccygeus dengan dosis 3 cc sebelah kanan.
Rasional : Daerah gluteus /bokong memiliki otot-otot tebal sehinjgga mengurangi
rasa sakit dan kaya vaskularisasi sehingga absorpsi lebih baik.
“Suntikan obat telah diberikan secara IM”
5. Memberitahu ibu kunjungan ulang setelah 12 minggu terhitung pada hari ini yaitu
tanggal 27 Januari 2023 atau jika ibu mengalami keluhan.
Rasional : Kunjungan ulang digunakan untuk memantau keadaan ibu dan mendeteksi
dini bila terjadi komplikasi atau masalah selama penggunaan alat kontrasepsi.
“Ibu bersedia datang kembali sesuai tanggal atau ada keluhan”
6. Mendokumentasikan hasil pelayanan dan tanggal suntikan ulang di kartu pasien.
Rasional : Sebagai aspek legal dan data jika sewaktu-waktu dibutuhkan dan ibu
datang sesuai tanggal.
“Pencatatan dan pelaporan telah dilakukan”

17
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada laporan kasus ini akan di bahas tentang Keluarga Berencana Akseptor KB
suntik 3 bulan di Puskesmas Sungai Teluk Tiram Banjarmasin. Dari data Subjektif Nama
Ibu Ny. Y, umur 22 tahun, beragama Islam, suku/bangsa banjar/ Indonesia, pendidikan
SMA, pekerjaan IRT, Ibu datang ke Puskesmas mengatakan ingin Ibu mengatakan ingin
ber KB suntikan 3 bulan dikarenakan tanggal kunjungan pada hari ini.

Ibu mengatakan pertama kali mendapatkan haid saat usia 12 tahun, siklus 28
hari, lamanya 5-6 hari, haid teratur, banyaknya 3-4x ganti pembalut, keluhan tidak ada.
Hal ini tidak sesuai dengan teori (Prawirohardjo,2014), Kejadian efek samping
kontrasepsi suntik DMPA karena gangguan haid berupa amenorea (tidak mendapat haid).
Bahwa dari 51 (100% ) responden dan 20 ( 39,2 % ) tidak mengalami haid sebagaimana
diungkapkan oleh prawiroharjo (2014) bahwa KB suntik dapat menyebabkan amenorea
karena KB suntik ini membuat wanita tidak mampu menghasilkan ovum, sehingga proses
ovulasi tidak terjadi yang pada akhirnya wanita akan mengalami gangguan hormon. Hal
ini juga dijelaskan pada jurnal (Setyorini, catur & Anita D,2020) Pemberian kontrasepsi
suntikan sering menimbulkan gangguan haid seperti siklus haid memendek dan
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting) dan tidak haid sama sekali (amenorrhoe), dimana gangguan
ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.

Dari data objektif didapatkan Ny. Y, keadaan umum ibu baik, tekanan darah :
122/80 mmHg, nadi: 80x/ menit, suhu: 36,5℃, berat badan sebelum ber KB 63 kg dan
sesudah ber KB 65 kg. Hal ini sesuai jurnal (Kunang, analia,dkk,2020) Kontrasepsi

18
hormonal pada umumnya menggunakan hormon estrogen dan progesterone dalam
terapinya. Penggunan hormon estrogen dan progesterone akan menstimulus terjadi
peningkatan jumlah hormon progesteron dan estrogen didalam tubuh dengan efek
androgeniknya. Hormon progesterone pada dasarnya memiliki fungsi dalam
mempengaruhi nafsu makan, kelebihan hormon progesteron akan merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hypothalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih
banyak dari pada biasanya, sehingga nafsu makan akan bertambah dan berakibat
makan lebih banyak yang akhirnya menyebabkan peningkatan berat badan.

Diketahui Interpretasi Data (diagnosa, masalah, dan kebutuhan) pada akseptor


KB suntik 3 bulan di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin Kebutuhan pada kasus ini
adalah konseling tentang metode KB untuk menjarangkan kehamilan, menjelaskan
tentang indikasi dan kontraindikasi serta efek samping suntik KB 3bulan.

Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB suntik 3 bulan pada


Ny. Y. Memberikan konseling tentang macam-macam metode KB, jenis-jenis metode
kontrasepsi menurut Rusmini,dkk (2017) yaitu terdiri dari Metode Kontrasepsi sederhana
tanpa alat seperti senggama terputus dan pantangan berkala, Metode kontrasepsi
sederhana dengan alat seperti kondom, diafragma,Metode kontrasepsi hormonal seperti :
Pil KB, Suntik KB, Implan,Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) untuk metode jangka
panjang, Metode kontrasepsi mantap seperti Tubektomi dan vasektomi.

Menjelaskan kembali efek samping kb suntik yaitu terlambat atau tidak


mendapatkan haid, perdarahan diluar haid, keputihan, jerawat libido menurun, perubahan
berat badan, Mendokumentasikan hasil pelayanan dan tanggal suntikan ulang di kartu
pasien.

19
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian data subjektif pada Ny.Y tanggal 11 November 2022,
didapatkan saat ini umur ibu 29 tahun, beragama islam,suku/bangsa banjar/Indonesia,
pendidikan SMA, pekerjaan IRT, Ibu datang ke puskesmas ingin ber KB suntikan 3 bulan
dikarenakan jadwal suntikannya pada hari ini.
Dari hasil data Objektif tekanan darah keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, berat badan 65 kg, tekanan darah 122/80 mmHg, Nadi : 80x/m,Suhu:
36,5C.
Setelah dilakukan pemeriksaan data subjek dan objektif, didapatkan diagnose
kebidanan akseptor KB 3 bulan di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin. Kebutuhan pada
kasus ini adalah konseling tentang metode KB untuk menjarangkan kehamilan,
menjelaskan tentang indikasi dan kontraindikasi serta efek samping suntik 3 bulan seperti
amenore, mual/pusing/muntah, perdarahan dan keputihan.
Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan, sudah
didokumentasikan dilaporan.

B. Saran
1. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan serta menerapkan ilmu dan wawasan di lapangan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada keluarga berencana akseptor KB suntik 3 bulan
di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin
2. Bagi tenaga kesehatan

20
Sebagai tambahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga berencana akseptor KB suntik 3 bulan
di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin.
3. Bagi institusi
a. Puskesmas
Sebagai referensi tambahan dalam upaya lebih peningkatan mutu pelayanan
asuhan kebidanan Keluarga berencana dalam memberikan pelayanan yang
optimal didalam ruang lingkup pelayanan serta mengoptimalkan tatalaksana
dalam pencegahan dan penanganan.
b. Pendidikan
Diharapkan agar instansi pendidikan lebih meningkatkan atau menambah
referensi dari buku dan jurnal tentang keluarga berencana sehingga dapat
membantu penulis atau mahasiswa yang akan mengambil kasus yang sama.

21
DAFTAR ISI

Kunang,Analia,dkk,2020. Hubungan lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Depo Medrosik


Progesteron Asetat (DMPA) dengan Peningkatan Berat Badan. Jurnal Medika Karya
Ilmiah Kesehatan Vol.5 No. 20 Tahun2020.diakes tanggal 15 november 2022
http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika/article/view/115

Rayhani, Raudatul Ridha. (2019). Faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat
kontrasepsi di kecamatan cempaka kota banjarbaru.UNLAM. diakses tanggal 6 november
2022. http://digilib.ulm.ac.id/archive/digital/detailed.php?code=8066

Rusmini,dkk. (2017). Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Berbasis Evidence


Based. Trans Info Media : Jakarta

Prawirohardjo,Sarwono. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta

Setyorini, catur & Anita D.L. (2020) Lama Penggunaan KB Suntik 3 Bulan dengan
Kejadian Spotting Amenorrhoe di PMB Darmiati Ngemplak Boyolali. Jurnal Kebidanan
Indonesia Vol 11 No.1 Januati 2020. Diakses tanggal 16 november 2020.
https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/JKebIn/article/view/333/281

22

Anda mungkin juga menyukai