Disusun Oleh:
Nama: Khairunnisa
NIM: 202311071089
Mengesahkan :
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan :
Mengetahui,
UNISBAR
iii
SURAT PERNYATAAN
Nama : Khairunnisa
NIM : 202311071089
Penulis
Khairunnisa
iv
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Kasus ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Laporan Kasus ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pembuatan guna memenuhi persyaratan
ketuntasan Praktik Kebidanan Pra Nikah
Harapan penulis semoga Laporan Kasus ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu/ Bapak
yang telah membimbing penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir Stase.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sumatera
Barat.
2. Ibu Dr. Hj. Nurtati, SE,MM sebagai Rektor Universitas Sumatera Barat
3. Ibu Ns. Dini Qurrata Ayuni.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Rahmatul Ulya, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera Barat.
5. Ibu Gelisma Mulia, S.Tr, Keb.Bd selaku CI Lapangan yang telah memberikan
bimbingan pada stase asuhan kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi.
6. Ibu Yohana Suganda, S.ST, M.Keb selaku CI Akademik yang telah memberikan
bimbingan pada stase asuhan kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi.
7. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf Prodi Profesi Bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Sumatera Barat beserta seluruh karyawan dan karyawati
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan layanan selama perkuliahan.
8. Kedua orang tuaku tercinta, suami dan anak yang telah memberikan dukungan
baik moril maupun materil, serta doa dan kasih sayang yang tiada kira dalam
v
setiap langkah kaki penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
9. Teman-Teman Program Studi Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sumatera Barat yang telah ikut berpartisipasi dan memberikan
motivasi dalam penyususnan Tugas Akhir Stase ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir Stase ini.
Pada Laporan Kasus ini penulis mengakui masih banyak kekurangan karena
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memaklumi serta memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan selanjutnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................22
BAB V PENUTUP.............................................................................................................24
A. Kesimpulan..............................................................................................................24
B. Saran........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah toksin kuman tetanus yang
telah dilemahkan dan dimurnikan yang diberikan pada bayi, anak dan ibu
sebagai usaha memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus. Imunisasi
Tetanus Toksoid ini juga diberikan pada ibu hamil dan wanita yang akan
menikah (calon pengantin). Tujuan imunisasi Tetanus Toksoid ini untuk
melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus karena antibodi dihasilkan dan
diturunkan pada bayi melalui plasenta dan mengurangi resiko tetanus pada
neonatal (Ida Wijayanti et al, 2013).
Data dari WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di
dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan Tetanus Neonatorum
(TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara
berkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000
populasi per tahun (Ida Wijayanti et al, 2013).
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Indonesia
adalah pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Menurut Riskesdas
penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neonatorum.
Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak
memiliki kekebalan alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui
ibunya. Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu interval minimal tertentu. Imunisasi
merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya TN. Ibu hamil penting
mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan bayinya.
Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai sangat penting sebagai
bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada bayi yang
dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai masih
kurang optimal (Pratiwi C, 2013).
1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada pranikah terhadap imunisasi TT ?
C. Tujuan
1. Umum
Melakukan asuhan kebidanan pranikah terhadap imunisasi TT dengan
menggunakan metode SOAP dan Catatan Implementasi.
2. Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pranikah dengan
imunisasi TT.
b. Mahasiswa mampu melakukan Assesment pada pranikah dengan
imunisasi TT.
c. Mahasiswa mampu melakukan Planning atau Perencanaan pada
pranikah dengan imunisasi TT.
d. Mahasiswa mampu melakukan Catatan Implementasi pada pranikah
dengan imunisasi TT.
D. Manfaat
1. Klien
Dapat menambah pengetahuan pranikah tentang imunisasi TT,
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pranikah mengenai imunisasi
TT.
2. Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada pranikah dengan imunisasi TT.
b. Mampu melakukan manajemen kebidanan menggunakan metode
SOAP dan Catatan Implementasi pada pranikah dengan imunisasi TT.
3. Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan bagi bidan untuk penyuluhan mengenai
imunisasi TT sehingga meningkatkan pengetahuan catin.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur (WUS)
4. Manfaat Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toksoid mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang
1 bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka dalam proses
persalinan.
c. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada
vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
d. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang
mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya
sedini mungkin.
e. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil.
f. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui pemotongan tali
pusar. Manfaat-manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum.
4
5. Efek Samping Imunisasi TT
Kepada calon pengantin wanita imunisasi TT diberikan sebanyak 2x
dengan interval 4 minggu. Imunisasi TT diberikan kepada calon pengantin
wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi yang aan dilahir dari penyakit
Tetanus Neonotur. Vaksin ini disuntikan pada otot paha atau lengan dengan
dosis 0,5 mL. Efek samping pada imunisasi TT adalah reaksi local pada
tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri.
Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang menjadi
mandul da nada juga orang-orang yang beranggapan bahwa imunisasi TT
merupakan alat kontrasepsi atau KB, akan tetapi anggapan-anggapan itu
adalah tidak benar. Pemerintah bermaksud mencenangkan gerakan imunasasi
TT untuk melindungi bayi baru lahir dari resiko terkena Tetanus Neonotorum.
B. Teori Evidence Based Midwifery pada Pranikah
a. Tetanus neonaturum adalah penyakit karena kuman Clostridium tetani
yang dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir, yang dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS. Menurut
Notoatmojo (2003) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai
informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,
sedangkan salah satu partisipasi dalam pemberian imunisasi TT
dipengaruhi oleh pengetahuan. Menurut Ranuh (2001) tujuan imunisasi
TT adalah merangsang sistem imunologi untuk membentuk antibodi
spesifik sehingga melindungi tubuh dari serangan penyakit TT. Menurut
Gunawan (2002), pengalaman berkaitan dengan pendidikan dan umur
individu, ini berarti semakin pendidikan tinggi maka pengalaman akan
semakin luas dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan
semakin banyak. (Susanti et al., 2018)
b. Penelitian ini sejalan dengan Eni Susanti (2013) bahwa wanita yang
memiliki pengetahuan kurang tentang imunisasi Tetanus Toxoid dan tidak
melaksanakan imunisasi Tetanus Toxoidpra nikah sebanyak 31 orang
(96,9%) responden. Wanita yang memiliki pengetahuan cukup tentang
5
imunisasi Tetanus Toxoid dan tidak melaksanakan imunisasi Tetanus
Toxoid pra nikah sebanyak 17 orang (94,4%) responden. Sedangkan
wanita yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi Tetanus Toxoid
dan tidak melaksanakan imunisasi Tetanus Toxoid sebanyak 2 orang
(6,7%) responden. Dalam (Sitinjak, 2017)
c. Peneliti mengatakan bahwa pengetahuan Ibu Pra-nikah tentang Imunisasi
TT dapat dilihat dari hasil masih 34,6% ibu yang berpengetahuan tinggi
belum melakukan imunisasi TT dan ini disebabkan oleh ibu hanya sekedar
meminta kartu telah melakukan imunisasi TT kepuskesmas,ada sebagian
ibu juga mengatakan tidak memiliki waktu luang untuk melakukan
imunisasi TT karna bekerja,dan sebagian ibu juga mengatakan malas
dengan alasan tidak berpengaruh terhadap ibu dan kehamilannya. Dapat
dilihat pula masih 33,3% ibu yang berpengetahuan rendah belum
melakukan imunisasi TT karna alasan tidak mengetahui pentingnya
imunisasi TT untuk ibu dan kehamilannya,ada sebagian ibu mengatakan
bahwa ibu takut untuk disuntik. Asumsi peneliti bahwa semakin bayak
responden yang memahami tentang imunisasi TT, maka akan semakin
positif pula sikap yang akan dilakukan oleh responden dan akan
memahami manfaat akan dilakukannya tentang imunisasi TT (catin).
Imunisasi catin adalah imunisasi yang perlu dilakukan guna mengurangi
akibat dari yang dilakukan, karena itu imunisasi catin adalah dilakukan
bila calon suami akan melakukian pernikahan guna mencegah dari
masalah kehamilan yang akan ditimbulkannya nanti bila akan melahirkan.
Vaksin Catin adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah
dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat
thimerosal 0,1 mg/ ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0.5 ml
vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT dipergunakan
untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus
(Idanati rukna, 2005). Dalam (Meiriza & Triveni, 2018).
6
d. Salah satu Kementerian Kesehatan Strategi Republik Indonesia untuk
mencapai Eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan melakukan
imunisasi TT pada ibu hamil wanita. Evaluasi lapangan menunjukkan
bahwa TT cakupan untuk ibu hamil masih rendah. Oleh karena itu,
Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan intensifikasi Imunisasi TT
pada wanita usia subur usia, calon pengantin. Tapi sampai sekarang
program tersebut belum dilaksanakan dengan baik. Imunisasi adalah cara
yang efektif dan mudah dan pencegahan murah untuk mencegah
terjadinya penyakit menular yang berbahaya. Melalui imunisasi, seseorang
akan menjadi kebal terhadap infeksi tertentu penyakit. Imunisasi
memberikan perlindungan, pencegahan, bahkan kekebalan dan
meminimalkan kemungkinan penularan penyakit, jadi agar anak terhindar
dari penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan
kematian. NS program imunisasi dirasakan sangat penting bagi
masyarakat, terutama bagi wanita hamil, bayi baru lahir, sekolah anak-
anak, dan wanita usia subur, termasuk calon pengantin. Menurut
penelitian dari hasil analisa di lapangan kurangnya keinginan atau inovasi
wanita usia subur karena ibu malas untuk menggali informasi kesehatan
dan khususnya untuk kesehatan mereka sendiri. Banyak wanita ini usia
yang meremehkan TT imunisasi karena mereka pikir itu adalah tidak
penting dan tidak fatal bagi mereka. Hasilnya juga menunjukkan bahwa
ada masih beberapa wanita usia subur yang memiliki sikap negatif dalam
melaksanakan imunisasi TT. Berdasarkan peneliti dari hasil analisis di
lapangan ada sikap negatif di wanita usia subur karena wanita usia subur
menganggap TT imunisasi tidak penting dalam kesehatan dan itu karena
pengetahuan tentang fertilitas yang rendah wanita, terutama informasi
untuk mereka sendiri kesehatan. Banyak wanita usia subur melakukannya
belum tahu kegunaan dan manfaat TT imunisasi. Padahal, kandungan
tetanus imunisasi toksoid penting dalam melindungi tubuh dari infeksi
7
tetanus dan bagi ibu hamil untuk mencegah janin di dalam rahim karena
terinfeksi oleh tetanus neonatus (Marni & Yanti, 2019).
e. Perluasan Program Imunisasi (EPI) menjadwal ulang lima dosis TT untuk
semua wanita usia subur, tetapi strategi tersebut tidak dapat mencapai
cakupan seperti yang diharapkan, karena sejumlah besar wanita usia subur
tidak menyadari manfaat dari imunisasi dan perlindungan lengkap
terhadap tetanus (Chowdhury et al., 2011) dalam (Amani & Faiza, 2020).
Bahkan wanita terpelajar dari usia subur tampaknya tidak memiliki
pengetahuan tentang imunisasi lengkap tetanus. Itu juga telah melaporkan
bahwa meskipun pengetahuan memadai, praktek tidak sesuai dengan
pengetahuan, yang faktor tambahan yang disarankan mungkin telah
mencegah menerjemahkan pengetahuan ke dalam praktik seseorang.
Dalam tampilan fakta bahwa di negara berkembang, sebagian besar
persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan, meningkat cakupan toksoid
tetanus diinginkan (Amani & Faiza, 2020).
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Pada Catin Ny. .. dan Tn… dengan persiapan Pra Nikah di
PMB Gelisma Mulia,S.Tr,Keb, Bd
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari / Tanggal :
Jam :
Tempat Pengkajian :
Pemberi Asuhan :
C. Identitas Pasien
Nama : Nama Panggilan :
TTL : Umur :
Jenis Kelamin : Suku/Bangsa :
Agama :
Pendidikan : Kelas :
Pekerjaan :
Alamat Rumah:
Telepon/ Hp :
9
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat Rumah: Alamat rumah :
Telepon/ Hp : Telepon/ Hp :
10
7. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi mengenai Pemeriksaan Payudara
Sendiri
(Sadari) : Ya / Tidak
8. Apakah saudara mengalami hal berikut dalam 1 (Satu) bulan terakhir
No. Kondisi Ya Tidak
Sulit berkosentrasi pada saat
1.
Belajar
Merasa sering Letih, lelah,
2.
lesu, lemah, lalai
3. Mudah sakit
Apakah ada minum obat
4.
tambah darah ?
Apakah meminum obat
tambah darah 1 tablet setiap
5.
minggu dan 1 tablet selama
haid
9. Apakah pernah mendapat Informasi tentang kesehatan reproduksi : Ada / tidak ada
10. Saudara mendapat informasi, menanyakan atau membicarakan hal-hal mengenai
kesehatan reproduksi kepada :
a. Teman : Ya / Tidak
b. Ibu : Ya / Tidak
c. Ayah : Ya / Tidak
d. Saudara Kandung : Ya / Tidak
e. Keluarga lainnya : Ya / Tidak
f. Guru : Ya / Tidak
g. Petugas kesehatan : Ya / Tidak
h. Pemuka agama : Ya / Tidak
i. Internet : Ya / Tidak
j. Lain-lain, sebutkan :
11
11. Pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi sebagai berikut :
a. Sistem reproduksi manusia : Ya / Tidak
b. Kehamilan : Ya / Tidak
c. HIV/ AIDS : Ya / Tidak
d. Infeksi Menular Seksual lainnya : Ya / Tidak
e. Napza ( Narkotika, Alkohol, psikotropika dan Zat adiktif) : Ya / Tidak
12. Apakah ada Pelayanan kesehatan reproduksi / wadah atau tempat memperoleh
informasi
dan konsultasi mengenai kesehatan reproduksi remaja : Ya / Tidak
12
3. Umur berapa saudara mulai merokok : Ya / Tidak
4. Apakah di rumah saudara ada yang merokok : Ya / Tidak
5. Apakah saudara pernah minum minuman beralkohol : Ya / Tidak
6. Umur berapa saudara minum minuman beralkohol : ................... tahun
7. Apakah saudara pernah mengkonsomsi Narkoba ( Narkotika dan bahan/ obat
berbahaya )
? : Ya / Tidak
G. Riwayat kesehatan
1. Apakah dalam 6 bulan terakhir pernah mengalami sakit ? Ya / Tidak
2. Jika pernah, apa diagnosanya ? ..................................
3. Apakah dirawat di fasilitas kesehatan ?
4. Berapa lama ?
5. Apakah ada riwayat alergi ? Ya / Tidak
6. Jika ada, alergi apa ?
13
7. Makanan cepat saji/ jajanan/ minuman
kotakan
2. Pola eliminasi
Pola BAB : teratur / tidak teratur
Pola BAK : .................. x / hari
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran umum
14
2. Tanda-tanda Vital
Respirasi :
Nadi :
Tekanan darah :
Suhu :
3. BB sekarang :
TB :
Lila :
IMT :
4. Muka Terlihat pucat : Ya / Tidak
5. Conjungtiva pucat : Ya / Tidak
6. Telapak tangan terlihat pucat : Ya / Tidak
7. Payudara ( bila ada keluhan ) : ada benjolan / tidak ada benjolan / tidak diperiksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : dilakukan pemeriksaan/ tidak diperiksa
Tanggal : ............................................
Pemeriksaan Hb : ...........................g %
15
D. Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP)
Asuhan Kebidanan Pada Catin Ny. Z dan tn W dengan Persiapan Pra Nikah
S Mengatakan ingin konsultasi persiapan pra nikah an ingin
mengetahui mengenai imunisasi TT
16
Rasionalisasi : Kemampuan komunikasi terapeutik dalam
pemberian informasi harus digunakan dalam menghadapi berbagai
reaksi dalam interaksi tersebut, salah satunya adalah kemampuan
mendengarkan saat berinteraksi dan terlibat dalam percakapan ( Siti
Arifah & Ida Nuraila, 2021)
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien bahwa keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital : TD :
110/80 mmHg, S ; 36oC, N : 88 x/menit, R ; 21 x/menit.
P: mengerti atas hasil pemeriksaanya
Rasionalisasi : Hak dan kewajiban pasien memperoleh informasi
tentang tata tertib dan peraturan yang berlaku, memperoleh layanan
kesehatan yang manusiwai, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
bermutu dengan standar profesi da standar prosedur operasional
efektif dan efisien , sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi mendapat informasi yang meliputi : diagnose dan tata
cara tindakan medis, alternative tindakan resiko dan komplikasi
menurut : U.U.R.S No. 44 200 Pasal 32 ttg Hak dan Kewajiban
pasien.
Menjelaskan kepada pasien tentang pranikah sebelum memasuki
pernikahan maka perispana harus diutamakan, menikah adalah
ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia
dan kekal berdasarkan ketuahnan yang maha esa dan persiapan pra
nikah dimana tidak hanya saling mencintai satu sama lain, tetapi ada
faktor-faktor pendukung seperi kesehatan secara jasmanai dan
rohani mulai dari fisik, gizi, imunisasi, pemeriksaan kesehatan yang
nantinya akan bermanfaat saat memulai perencanaan kehamilan
yang akan dating.
P: pasien mengerti dengan penjelasan persiapan pra nikah
Rasionalisasi : Pernikahan merupakan bentuk kebutuhan individu
17
dan social setiap insan laki-laki dan perempuan untuk membentuk
hubungan yang terlahir dari rasa cinta-mencintai dan kesadaran ( Sri
Suciana, Desi, Widya 2021)
Pemerintah telah melakukan upaya untuk melakukan skrinning pra
konsepsi pad WUS untuk mempersiapakn perempuan dalam
menjalani kehamilan dan persalinan, yang sehat selamat serta
memperoleh bayi yang sehat yang diatur dalam PMK No. 97tahun
2014 ttg pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan
kontrasepsi serta enyuluhan kesehatan seksual skrinning pra
konsepsi yang dapat dilakukan oelh calon pengantin, minimal
pemeriksaan tanda – tanda vital dan imunisasi TT dan pemeriksan
gizi.
Memberitahu ke catin untuk fisik sebelum masuk pernikahan
dimana usia ideal saat menikah adalah untuk laki-laki sekitar 25-30
tahun dan perempuan umur 20-25 tahun,dimana itu merupakan suai
dimana sudah cukup dewasa, maka perubahan fisik akan semakin
kuat, fungsi organ reeproduksi juga akan berjalan dengan baik dan
akan semakin matang ketika nanti saat dewasa menuju pernikahan.
P : Pasien mengerti atas penjelasan yang sidampikan tentang
perisapan fisik
Rasionalisasi : faktor usia menjadi syarat dalam melangsungkan
pernikahan yang salah satunya adalah melanjutkan generasi
penerus, sua ideal menikah adalah untuk laki-laki sekitar 25-30
tahun dan perempuan umur 20-25 tahun,dimana itu merupakan suai
dimana sudah cukup dewasa, maka perubahan fisik akan semakin
kuat, fungsi organ reeproduksi juga akan berjalan dengan baik dan
akan semakin matang ketika nanti saat dewasa menuju pernikahan
( Halffeter, 2013)
Perymubuhan jasmani adalah fase kehidupan manusia akan
18
mengalami perkembangan yang sangat signifikan ketika memasuki
usia remaja, karena pada usia temaja sudah mulai tumbuh dan
berfungsi organ reprosuksinya 9Karimulloh, Lisy Yandani,
Kusristanti, 2020)
Memberitahu ibu mengenai gizi yang harus terpenuhi sebelum
memulai pernikahan seperni makan-makanan yang bergizi seperti
menu lengkap 4 sehat 5 sempurna dimana dalam mkanan harus ada
lauk sayur buah-buahan supaya nanti menghindarkan ibu dari
penyakit yang bisa mengancam kesehatan ibu da bayi KEK
(Kekuarngan energo Kronis) dan pada bayinya bisa mengalami
BBLR
P : Pasien mengerti dan sudah mengetahui tentang gizi seimbang
sebelum persiapa pra nikah
Rasionalisasi : Kesehatan dan status gizi pada periode konsepsi
yang tidak diperhatikan akan menjadi penyebab kemunculan
kesehatan pada ibu yang nanti hamil, wnita dengan KEK dan
anemia beresiko tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dan premature
( Agustine, Sulandri, Timur, 2021)
Catin merupakan individu yang akan segara menuju kehidupan
rumah tangga dan bersiap untuk memeiliki keturunan sehingga
pedoma gizi seimbang penyempurnaan dari slogan 4 sehat 5
sempurna yang sudah dikenal masyarakat luas selama ini melalui
pedoman gizi dapat diatasi dengan baik menurut (Melanie dan
Kuswari 2019).
Memberitahu kepada catin bahwa harus dilakukan
pemeriksaan/imunisasi TT 9Tetanus Toxoid) sebelum menikah jadi
imunisasi TT adalah proses untuk membangun kekebalan tubuh
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
P : Pasien mengerti mengenai imunasi TT
Rasionalisasi : Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif
19
untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang
dilaksanakan secara terus-menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan
sesuai dengan standar sehingga mampu meberikan perlindungan
kesehatan dan memutus mata penularan. Imunisasi TT adalah
proses membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap
infeksi tetanus yang diatur dalam menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2014)
Memberitahu kepada catin pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
sebelum melakukan pernikahan, itu ada pemeriksaan fisik meliputi :
1. Kadar Hb
2. Hepatitis
3. HIV,
4. Tes Kehamilan
5. Golongan darah
6. Pemberian Imunisasi TT
7. Pemberian mengenai gizi, serta memberikan
8. KIE pranikah meliputi :
o Kesehatan Reproduksi dan pendekatan siklus hidup
o Baik Reproduksi dan Pendekatan siklus hidup
o Pemberian mengenai gizi dalam perispan pra nikah
P : Pasien memahami dan mengerti tentang pemeriksaan kesehatan
sebelum menikah
Rasionalisasi : Asuhabprogram prakonsepsi adalah program yang
berguna untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
masalah kesehatan, kebiasaan haya hidup atau masalah social yang
kurang baik yang mungkin mempengaruhi kehamilan dan program
asuhan pra konsepsi ini teridri atas :
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Imunisasi TT
20
3. Pemberian suplementasi Gizi (Fe) bila diperlukan
4. Pemberian komunikasi dan edukasi Pra Nikah
Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
-Telah dilakukan pendokumentasian
BAB IV
PEMBAHASAN
21
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terus
menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu
memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
Tetanus neonaturum adalah penyakit karena kuman Clostridium tetani
yang dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir, yang dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS. Menurut
Notoatmojo (2003) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai
informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,
sedangkan salah satu partisipasi dalam pemberian imunisasi TT dipengaruhi
oleh pengetahuan. Menurut Ranuh (2001) tujuan imunisasi TT adalah
merangsang sistem imunologi untuk membentuk antibodi spesifik sehingga
melindungi tubuh dari serangan penyakit TT. Menurut Gunawan (2002),
pengalaman berkaitan dengan pendidikan dan umur individu, ini berarti
semakin pendidikan tinggi maka pengalaman akan semakin luas dan semakin
tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. (Susanti,
Kholifah and Pusphita, 2018)
Faktor yang mempengaruhi persepsi caten selain oleh tingkat
pengetahuan caten juga mempengaruhi pula dukungan keluarga terutama
calon suami, keluarga yang memberi dukungan dan masukan akan pentingnya
imunisasi bagi caten sebelum menikah akan menimbulkan persepsi yang
positif bagi caten dan juga Pendidikan mempengaruhi pola pikir seseorang
untuk melakukan hal- hal yang dapat menunjang kesehatan bagi dirinya
sendiri. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
bertindak dan mencari penyebab, serta solusi dalam hidupnya demikian hal
nya dengan caten yang berpendidikan tinggi akan melakukan imunisasi caten
demi menjaga dan mengantisipasi kesehatan dirinya serta kehamilan yang
akan direncanakannya kelak.
22
Sejalan dengan penelitian dari (Sitinjak, 2017) bahwa rendahnya
pengetahuan caten khususnya caten putri tentang pentingnya imunisasi TT
pranikah dalam upaya pencegahan terjadinya infeksi tetanus toxoid akan
mempengaruhi kesehatan dan kekebalan janin yang akan dikandung. Manfaat
pemberian vaksin tetanus pranikah tentunya untuk mencegah penyakit tetanus.
Vaksin tetanus sebenarnya bukan hanya untuk melindungi si ibu tapi juga
untuk melindungi janin yang kelak akan dikandung.
Adnya kesesuaian terhadap temuan kasus dengan kajian teori, dan jurnal-
jurnal yang didapatkan bahwa imunisasi Tetanus Toksoid adalah untuk
melindungi bayi baru lahir dari Tetanus neonotorum, melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil
dan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit
tetanus pada bayi baru lahir, sehingga salah satu cara yang bisa mengubah
faktor prespsi actin dengan Imunisasi TT dari segi pengetahuan dan
pendidikan yaitu dengan Alat mengukur tingkat pengetahuan WUS tentang
imunisasi TT dengan menggunakan kuesioner guna mengukur pengetahuan
WUS tentang pengertian imunisasi, tujuan pemberian imunisasi, sasaran
imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, cara pemberian imunisasi dan efek
samping dari pemberian imunisasi. Variabel yang digunakan adalah tingkat
pengetahuan WUS tentang imunisasi TT menurut (Susanti et al., 2018)
BAB V
PENUTUP
23
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah jurnal pada catin dengan persiapan pra nikah
mengungkapkan bahwa ada pengaruh KIE terhadap persiapan pra nikah pada
catin, dimana persiapan pra nikah merupakan salah satu hal yang paling
penting untuk dipersiapkan menuju pernikahan, baik secara jasmani maupun
rohani. Dimana persiapan pra nikah itu meliputi : kesiapan gizi,imunisasi TT,
persiapan menuju kehamilan, persalinan, nifas, kontrasepsi, sehingga catin
dapat hidup dengan keluarga yang sehat serta sejahtera
B. Saran
1. Bagi bidan
Menjadi bahan masukan dalam melaksanakan tindakan kebidanan pada
kasus pra nikah dengan persiapan pra nikah, dan diharapkan bagi tenaga
kesehatan mampu melakukan KIE persiapan pra nikah pada catin
2. Bagi klien
Bagi para catin hendaknya lebih memahami pengetahuan mengenai
persiapan pra nikah untuk kesejahteraan rumah tangga
DAFTAR PUSTAKA
Amani, A. M., & Faiza, A. N. (2020). Effect of tetanus toxoid immunization training
program on knowledge and attitude on female nursing students in Government
24
Universities in Khartoum State. International Journal of Nursing and Midwifery,
12(2), 51–63. https://doi.org/10.5897/ijnm2020.0415
Marni, L., & Yanti, E. (2019). Association of Knowledge and Attitude Between
Women of Childbearing Age about Tetanus Toxoid Immunization with Tetanus
Toxoid Immunization Status for Future Bride and Groom. 6(September), 44–47.
Amani, A. M., & Faiza, A. N. (2020). Effect of tetanus toxoid immunization training
program on knowledge and attitude on female nursing students in Government
Universities in Khartoum State. International Journal of Nursing and Midwifery,
12(2), 51–63. https://doi.org/10.5897/ijnm2020.0415
Marni, L., & Yanti, E. (2019). Association of Knowledge and Attitude Between
Women of Childbearing Age about Tetanus Toxoid Immunization with Tetanus
Toxoid Immunization Status for Future Bride and Groom. 6(September), 44–47.
Meiriza, W., & Triveni. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-Nikah
Dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus toxoid (Catin) Di Puskesmas Padang
Luar Kabupaten Agam. Journal of Chemical Information and Modeling, 1(2),
2622–2256.
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/367/193
Susanti, E. T., Kholifah, N., & Pusphita, I. (2018). Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 4(1),
15–20.
25
Susanti, E. T., Kholifah, N. and Pusphita, I. (2018) ‘Pengetahuan Wanita Usia
Subur Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid’, Jurnal Keperawatan Karya
Bhakti, 4(1), pp. 15–20.
LAMIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Jurnal-Jurnal
26
Jurnal 1 : Association of Knowledge and Attitude Between Women of Childbearing
Age about Tetanus Toxoid Immunization with Tetanus Toxoid Immunization Status
for Future Bride and Groom :
https://www.ijrrjournal.com/IJRR_Vol.6_Issue.9_Sep2019/IJRR008.pdf
http://ojs.stikesmerangin.ac.id/index.php/jkst/article/view/17/19
27
LAMPIRAN DOKUMENTASI
28
29