Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY.U DENGAN


KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPT PUSKESMAS DTP SAKETI
TAHUN 2022

OLEH :
LIA RODIAH
NIM 22070511

PROFESI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY.U


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPT PUSKESMAS DTP SAKETI
TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

Nur Anita,M.Keb
NIDN. 0312079005
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY.U


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI UPT PUSKESMAS DTP SAKETI
TAHUN 2022
Studi Kasus ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Studi Kasus
Stikes Abdi Nusantara Jakarta.

Penguji

…………………………………………….

MENYETUJUI

Ka. Prodi Studi Profesi Kebidanan


Stikes Abdi Nusantara Jakarta

Lia Idealistiana, SKM, M.Pd, MARS


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny.U
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) DI UPT Puskesmas DTP Saketi
Tahun 2022”
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, M.Pd selaku Ketua Yayasan Abadi Nusantara
Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Nur Anita M,Keb selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
4. Ibu/Bapak , selaku Penguji yang
telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada
penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan
laporan penulis.
5. Kedua orangtua tercinta, suami, anak-anakku tersayang serta keluarga
besar yang selalu mendo’akan, memotivasi dan membantu dengan tulus
dan kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang


bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis
berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya
dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Jakarta, 17 November 2022


Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ............................................................................................. i
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………...ii
Kata Pengantar .................................................................................................... iii
Daftar Isi ..............................................................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………………......v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus ………………………………………3
E. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7


A. Prakonsepsi................................................................................................. 5
B. Kekurangan Energi Kronik (KEK)………………..……………………………..7

BAB III TINJAUAN KASUS……………….…………………………………………15

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 21

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 23


A. Kesimpulan ................................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI
Nama : Lia Raodah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp/Ds Langensari Rt/Rw 001/001 Kec Saketi
Kab. Pandeglang

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar : MI MA Langensari
2. Sekolah Menengah Pertama : Mts Yahida Ciputri Menes
3. Sekolah Menengah Keatas : SMA N 10 Pandeglang
4. Perguruan tinggi : D III Poltekes Bandung
S1 Stikes Abdi Nusantara

Tanda Tangan

(LIA RODIAH)

Tanda Tangan

(LIA RODIAH)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator pembangunan berkelanjutan 2030 atau
yang biasa disebut dengan Sustainable Development Goals( SDGs)
adalah adanya pelaksanaan kesehatan yang baik. Tujuan dari indikator
tersebut yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Salah satu target
yang bisa menjadi ukurannya adalah adanya penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI). Salah satu penyebab kematian Ibu yaitu
Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) masih menjadi permasalahan
di Indonesia. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah kondisi ketika
seseorang mengalami kekurangan gizi yang berlangsung menahun
(kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. (Prawita et al.,
2017).
Salah satu indikator untuk mendeteksi risiko KEK dan status gizi
WUS adalah dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) pada lengan tangan yang tidak
sering melakukan aktivitas gerakan yang berat. Nilai ambang batas
yang digunakan di Indonesia adalah nilai rerata LILA < 23,5 cm yang
menggambarkan terdapat risiko kekurangan energi kronik pada
kelompok wanita usia subur (Angraini, 2018).
Saat ini Kekurangan Energi Kronik (KEK) menjadi perhatian
pemerintah dan tenaga kesehatan, karena seorang Wanita Usia Subur
(WUS) yang mengalami KEK memiliki risiko tinggi untuk melahirkan
anak yang juga akan mengalami KEK di kemudian hari. Disamping itu
kekurangan gizi menimbulkan masalah kesehatan morbiditas,
mortalitas, dan disabilitas. Dalam skala yang lebih luas, kekurangan gizi
dapat menjadi ancaman bagi ketahanan dan kelangsungan hidup suatu
bangsa (Paramata & Sandalayuk, 2019).
Kurang Energi Kronis (KEK) masih merupakan masalah utama
yang sering menimpa wanita usia subur atau dalam masa
prakonsepsi. Seseorang dikatakan KEK terutama pada wanita usia
subur 15-49 tahun jika hasil pengukuran lingkar lengan atas < 23,5
cm. Proporsi KEK di Indonesia mencapai 14,5% pada wanita tidak
hamil dan 17,3% pada wanita hamil (Riskesdas, 2018).

Pelayanan prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan


memodifikasi resiko biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan
wanita ataupun pasangan usia produktif yang berencana untuk hamil.
Pelayanan prakonsepsi yang diberikan meliputi pelayanan
pemeriksaan fisik, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT),
pemeriksaan status gizi dengan penanggulangan masalah Kurang
Energi Kronis (KEK) dan status anemia, Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) kesehatan, dan pelayanan kesehatan lainnya.

Dampak dari wanita usia subur yang menderita KEK antara lain
dapat mengakibatkan anemia, kematian ibu pada saat melahirkan,
kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran premature,
lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie, 2016).
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga penulis ingin
mengetahui “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi Pada Ny. U
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT Puskesmas DTP
Saketi Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengetahui “Bagaimana Studi Kasus Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Pada Ny.U Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) DI UPT
Puskesmas DTP Saketi Tahun 2022.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny.U
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) DI UPT Puskesmas DTP
Saketi Tahun 2022 dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan, pendokumentasian metode SOAP dan Pathway.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan Pengkajian data pada Ny.U dengan Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi.
b. Mampu merumuskan diagnosa asuhan kebidanan prakonsepsi
pada Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT Puskesmas
DTP Saketi.
c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny.U
dengan dengan perencanaan kehamilan di UPT Puskesmas DTP
Saketi.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan
prakonsepsi pada Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT
Puskesmas DTP Saketi
e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan prakonsepsi pada
Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT Puskesmas DTP
Saketi.
f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
prakonsepsi pada Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT
Puskesmas DTP Saketi

D. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Pengambilan kasus dilakukan di UPT Puskesmas DTP Saketi pada
Tanggal 10 November 2022.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis tentang asuhan kebidanan secara
komprehensif guna meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan
memberikan asuhan kebidanan prakonsepsi.
2. Bagi Puskesmas
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan.terutama mutu pelayanan kebidanan
prakonsepsi.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan contoh
asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan yang sehat dalam penerapan pelayanan kebidanan
sesuai dengan standar.
4. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
Diharapkan pada Pasangan Usia Subur (PUS) lebih memahami
pentingnya melakukan pemeriksaan skrinning sebelum
merencanakan kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko
yang kemungkinan terjadi saat kehamilan dan dapat menghasilkan
keturunan yang berkualitas dan sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Prakonsepsi
1. Pengertian Prakonsepsi
Masa prakonsepsi merupaka masa sebelum hamil atau masa
sebelum terjadi pertemua sel ovum (sel telur) dengan sperma.
Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu. Kebutuhan gizi
pada masa inni berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun
lanjut usia. Perbaikan kesehatan reproduksi dan dapat menurunkan
risiko pengeluaran biaya yang mungkin muncul karena masalah
kesehatan repduksi. Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai
komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur.
Tujuan pelayanan prakonsespis adalah menyediakan sarana
promosi, skrining, dan intervensi pada wanita usia subur dalam
rangka menurunkan faktor risiko yang memengaruhi kehamilan
yang akan datang. (Dieny, et al., 2019)
Skrining konsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk
memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak sedini mungkin,
bahkan sebelum proses pembuahan terjadi. Yang termasuk dalam
perawatan masa prakonsepsi yaitu masa sebelum konsepsi dan
masa antara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua
tahun sebelum konsepsi. (Argaheni, et al., 2022)
Kesehatan prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua
sebelum terjadi pembuahan. Kesehatan pprakonsepsi harus tetap
dioptimalkan sekalipun perempuan tidak merencakan kehamilan
mengingat banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya
hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi harus mendapat perhatian dari 18 sampai 44 tahun.
(Permatasari, et al., 2022)
2. Tujuan Prakonsespi
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan
pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional
yang optimal saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah
memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat
kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua.

3. Manfaat Asuhan Prakonsepsi


Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan
secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa
konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat
mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa
saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu
dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi
dapat lahir dengan sehat.

4. Langkah-Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pra Konsepsi


a. Melakukan medical check up
b. Pemeriksaan laboratorium rutin
c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
d. Usahakan BB ideal
e. Anjurkan gaya hidup sehat
f. Identifikasi masalah kesehatan
g. Diet makanan bergizi seimbang
h. Diet makanan bergizi seimbang

5. Factor-faktor resiko yang mempengaruhi prakonsepsi


Tujuan utama penilaian risiko adalah untuk mendapatkan riwayat
kesehatan reproduksi secara menyeluruh meliputi1: (Sackey JA,
Haug WL, 2015)
a. Usia
b. Riwayat ginekologis ; Hasil papsmear abnormal, Gangguan siklus
menstruasi, Mioma uteri, Kista ovarium Operasi ginekologis dan
Penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, kondiloma,
sifilis atau herpes
c. Riwayat Obstetri patologi
d. Imunisasi yang pernah didapat
e. Penyakit Keturunan
f. Penyakit Kronis yang pernah/sedang diderita
g. Obat-obatan yang pernah/sedang dikonsumsi
h. Alkohol, merokok, kafein
i. Pernah mendapat produk darah, pernah mengalami komplikasi
transfusi
j. Diet yang sedang dilakukan, suplemen atau herbal yang
dikonsumsi
k. Pemakaian herbal rutin
l. Olah raga yang rutin dilakukan
m. Binatang peliharaan
n. Pekerjaan, jenisnya, lama bekerja, risiko untuk penularan penyakit
atau cedera
o. Keadaan kesehatan mental/psikis
B. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
1. Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu
mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau lebih
zat gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relatif atau absolut (Sipahutar, Aritonang dan Siregar, 2013).
Kekurangan Energi Kronik sering terjadi pada pada wanita
usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (Arisman, 2010). Faktor–
faktor yang memengaruhi KEK pada ibu hamil terbagi menjadi dua,
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal (individu/keluarga)
yaitu genetik, obstetrik, dan seks. Sedangkan faktor eksternal
adalah gizi, obat–obatan, lingkungan, dan penyakit (Supariasa,
Bakri dan Fajar, 2013).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) sering diderita oleh wanita
usia subur (WUS). Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang
berada pada masa kematangan organ reproduksi dan organ
reproduksi tersebut telah berfungsi dengan baik, yaitu pada rentang
usia 15 – 49 tahun termasuk wanita hamil, wanita tidak hamil, ibu
nifas, calon pengantin, remaja putri, dan pekerja wanita. KEK
menggambarkan asupan energi dan protein yang tidak adekuat.
Salah satu indikator untuk mendeteksi risiko KEK dan status gizi
WUS adalah dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) pada lengan tangan yang
tidak sering melakukan aktivitas gerakan yang berat. Nilai ambang
batas yang digunakan di Indonesia adalah nilai rata LILA < 23,5 cm
yang menggambarkan terdapat risiko kekurangan energi Kronik
pada kelompok wanita usia subur (Angraini, 2018).
2. Penilaian Status Gizi pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
Ibu Hamil dengan KEK dapat dinilai dengan salah satu tanda
atau beberapa tanda dan gejala berikut :
a. Lingkar lengan atas sebelah kiri < 23,5 cm
b. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
c. Tinggi badan ibu < 145 cm
d. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg
e. Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 18,50
f. Ibu menderita anemia (HB < 11 gr%)
g. Kurang cekatan dalam bekerja 8. Sering terlihat lemah, letih,
lesu dan lunglai

Penilaian Status Gizi Ibu Hamil adalah sebagai berikut :


a. Index Masa Tubuh (IMT)
Klasifikasi IMT yang dipakai pada penelitian ini, yaitu :

Tabel 1. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)


Klasifikasi Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
Sangat kurus < 17,0
Kurus ≥ 17,0 - <18,4
Normal ≥ 18,5 – 25,0
Kegemukan ≥ 25,1 – 27,0
Obesitas >27,0
Sumber : Anggraeny,2017

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus


berikut:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)


𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) 2
b. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep.
LILA digunakan untuk perkiraan tebal lemak-bawah-kulit juga
untuk mengetahui gizi kurang pada wanita usia subur umur 15-45
tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas LILA < 23,5 cm atau dibagian pita merah
LILA menandakan gizi kurang dan ≥23,5 cm menandakan gizi
baik. LILA < 23,5 termasuk kelompok rentan kurang gizi.
LILA menunjukkan status gizi ibu hamil dimana <23,5cm
menunjukkan status gizi kurang. ambang batas LILA WUS dengan
resiko KEK

Cara mengukur LILA ;


1) Lengan kiri diistirahatkan dengan telapak tangan menghadap
ke paha (sikap tegap).
2) Cari pertengahan lengan atas dengan memposisikan siku
membentuk sudut 900 . Kemudian ujung skala cliper (pita
ukur) yang bertuliskan angka 0 diletakkan di tulang yang
menonjol dibagian bahu atau acromion dan ujung lain pada
siku yang menonjol atau olecranon.
3) Pertengahan lengan diberi tanda dengan spidol, lengan
kemudian diluruskan dengan posisi telapak tangan
menghadap ke paha.
4) Cliper dilingkarkan (tidak dilingkarkan terlalu erat dan tidak
longgar) pada bagian tengah dan bagian trisep lengan dengan
memasukkan ujung pita kedalam ujung yang lain; angka yang
tertera pada caliper (beberapa pita ukuran bertanda panah)
menunjukkan ukuran LILA.
Gambar 1. Pengukuran LILA

c. Kadar Hemoglobin (Hb)


Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas
untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa
pembawa oksigen pada sel darah merah. Penilaian status gizi
dengan kadar Hb merupakan penilaian status gizi secara
biokimia. Fungsinya untuk mengetahui satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan yaitu anemia gizi.

Tabel 2. Klasifikasi Derajat Anemia Klasifikasi menurut WHO


Klasifikasi Kadar Hemoglobin
Normal 11 gr/dL
Anemia ringan 9.0 – 10.0 gr/dL
Anemia sedang 7.0 – 8.0 gr/dL
Anemia berat < 7.0 gr/dL
3. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau
beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi
yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi
yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan
untuk tubuh.
Dan penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu
sejak sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi,
karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam
keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya meningkat selama hamil
Penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Penyebab Langsung Peyebab langsung terdiri dari asupan
makanan atau pola konsumsi dan infeksi.
b. Penyebab Tidak Langsung
1) Hambatan utilitas zat-zat gizi Hambatan utilitas zat-zat gizi
ialah hambatan penggunaan zatzat gizi karenasusunan asam
amino didalam tubuh tidak seimbang yang dapat
menyababkan penurunan nafsu makan dan penurunan
konsumsi makan
2) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing.
3) Ekonomi yang kurang.
4) Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang.
5) Produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan.
6) Kondisi hygieneyang kurang baik.
7) Jumlah anak yang terlalu banyak
4. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan
yaitu pertama, ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung lama maka
persediaan/cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi
ketidakcukupan itu. Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka
akan terjadi pemerosotan jaringan, yang ditandai dengan
penurunan berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang
dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Keempat, terjadi
perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima
terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda
klasik (Supariasa, dkk : 2014)
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor
lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan
asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi didalam tubuh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya
terjadi pemerosotan jaringan (Supariasa, dkk : 2014)

5. Komplikasi
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara
normal dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur, perdarahan)
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Wariana, 2016)
6. Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,
seimbang, dan harus meliputi enam kelompok, yaitu : makanan
yang mengandung Protein (Hewani dan Nabati), susu dan
olahannya (lemak), roti dan biji-bijian (karbohidrat), buah dan
sayur-sayuran.
b. Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil
c. Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)
PMT pemuliihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang
diperuntuhkan bagi ibu hamil sebagai makann tambahan untuk
pemulihan Gizi, PMT pemulihan bagi ibu hamil dimaksud sebagai
makanan tambahan, bukan sebagai pengganti makanan sehari-
hari . PMT dilakukan berbasis bahan makanan local dengan menu
khas daerag yang disesuaikan dengan kondisi setempat
Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyedikan
anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi
dan ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK)PMT diberikan kepada ibu hamil setiap hari selama 90 hari
berturut-turut atau dikondisikan dengan keadaan geografis dana
sumber daya kader masyarakat yang membantu proses memasak
PMT (Paduan Penyelenggaraan PMT (pemulihan bagi Balita Gizi
Kurang dan Ibu Hamil KEK)
d. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki system distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil.

Guna mencegah terjadinya Resiko KEK pada ibu hamil


sebelum Kehamilan (WUS) sudah harus mempuyai gizi yang baik,
misalnya dengan LILA tidak kurng dari 23,5 cm, beberapa kriteria
ibu KEK adalah berat badan ibu sebelum hamil < 11 gr %).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian 10 November 2022


Petugas : Lia Rodiah
Tempat : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI

A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


I. Identitas
Nama Klien : Ny. U
Asal/Suku : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kp Waringinsari Rt/Rw 013/004
Ds. Langensari Kec Saketi
Umur : 26 Tahun
Pekerjaan Klien : IRT
Pendidikan Klien : SMP
Nama Suami : Tn. Y / 26 Tahun
Pekerjaan calon suami / suami : Buruh
Pendidikan Klien : SMA
Pendapatan perkapita : Rp. 1.500.000

II. Keluhan saat ini


Pasien datang ke UPT Puskesmas DTP SAKETI dengan keluhan
mudah lelah, nafsu makan berkurang, mudah mengantuk dan saat
ini berencana ingin konsultasi dalam mempersiapkan
kehamilannya.

III. Riwayat Identitas


Status kawin klien : hubungan sex pertama kali setelah menikah
Menikah ke I : 1 September 2022
Status kawin suami: Menikah I
IV.
X Jantung
x Hipertensi
x DM
x Asma
x Hepatitis
x IMS/HIV
x TBC
x Ginjal kronis
x Malaria
x Epilepsi
x Kejiwaan
x Kelainan kongenital
x Alergi obat /makanan
x Kecelakaan
x Tranfusi darah

V. Riwayat Kontrasepsi
Belum pernah menggunakan kontrasepsi

VI. Riwayat imunisasi TT :


Imunisasi Catin 8 Agustus 2022

VII. Riwayat kesehatan reproduksi


Usia pertama haid : 15 tahun
Usia pertama nikah : 26 tahun
Usia pertama hamil : belum hamil
Siklus Haid : 28 hari- 35 hari
Nyeri Haid : Kadang
Konsumsi Narkoba : Tidak
Konsumsi alcohol > 1x/hr : Tidak
Merokok : Tidak
Aktivitas fisik sehari-hari
Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian
menggunakan mesin cuci, memasak dan membersihkan
Pola Makan :
- Kosumsi Buah/Sayur : jarang
- Ibu suka makanan juncfood : Tidak
- Konsumsi daging belum tentu 1 bulan 1 kali : Tidak

VIII. Riwayat Penyakit Keturunan


a. Penyakit Genetis
X Hemofilia
X Thalasemia
X Butawarna
X Anemia cell Bulan sabit
X Fenil Keton uria
X Albino
X Diabetes Melitus
X Huntington Disease
X Sindrom Klenefelter

b. Kelainan Konginetal
x Spina bifida
x Labio Skisis, Palato Skisis, Genato Skisis
x Penyakit jatung bawaan
x Fibrosistik
x Down Sindrom

c. Gangguan jiwa x
d. Kembar x
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. BB : 41 kg
4. TB : 155 cm
5. IMT : 16,94 kg/m2 (Kurus)
6. LILA : 22,5 cm
7. Pemeriksaan TTV :
a. TD : 120/80 MmHg
b. Suhu : 36.5 0C
c. Nadi : 87 x/mnt
d. Pernafasan : 22 x/mnt

8. Head to too
a. Mata : Konjungtiva: agak putih
Sklera : tidak kuning
b. Mulut : Caries Dentis : tidak
Bibir agak kering dan pucat
c. Leher : Tidak ada Pembengkakan kelenjar getah
……………………..bening
.. Tidak teraba benjolan Kelenjar Tiroid
d. Payudara : Putting susu menonjol
Pembesaran ada / tidak ada benjolan
Tidak ada Tarikan dinding payudara
e. Abdomen : Pembesaran tidak ada
Nyeri tekan tidak ada
f. Ekstremitas : telapak tangan Pucat : tidak
g. Genetalia : Pengeluaran : tidak ada
9. Pemeriksaan Laboratorium
a. HB : 9,8 gr %
b. Golongan Darah :B
C. ASSESMANT
Seorang perempuan usia 26 Tahun, P0A0, persiapan kehamilan
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)

D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) .
 Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh
bidan
2. Memberikan KIE tentang makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein) untuk mempersiapkan kehamilannya.
 Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein) dan memberikan makanan tambahan (PMT) berupa
biskuit 1 Pak.
 Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang
diberikan oleh bidan.
4. Memberikan konseling persiapan pra konsepsi diantaranya
persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan.
 Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
5. Memberikan Therapy berupa :
- Fe 1x60 mg
- Asam Folat 1x400µ
- Vitamin B complek 1 x 1 tabet
 Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi obat yang di
anjurkan oleh bidan
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian atau jika
ada keluhan.
 Ibu bersedia
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal : Kamis, 10 November 2022


Tempat Praktik : UPT PUSKESMAS DTP SAKETI
Nama : Lia Rodiah
Program Studi : Profesi Kebidanan DIAGNOSA
Seorang perempuan usia 26 Tahun, P0A0,
persiapan kehamilan dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
Tanda / Gejala / keluhan
yang dialami pasien

Data Subjektif : Pasien


Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / keluhan datang ke PMB dengan
yang dialami pasien) keluhan mudah lelah, nafsu
Salah satu indikator untuk mendeteksi risiko KEK dan Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu
makan berkurang, mudah
status gizi WUS adalah dengan melakukan hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah
pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan mengantuk dan saat ini
lengan atas (LILA) pada lengan tangan yang tidak orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam berencana ingin konsultasi
sering melakukan aktivitas gerakan yang berat. Nilai keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan dalam mempersiapkan
ambang batas yang digunakan di Indonesia adalah meningkatnya metabolisme energi, karena itu kehamilan.
nilai rerata LILA < 23,5 cm yang menggambarkan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat Data Objektif : KU Baik, S:
terdapat risiko kekurangan energi Kronik pada selama hamil. 36,5°C. R: 20x/menit N: 88
kelompok wanita usia subur (Angraini, 2018). Proses terjadinya KEK merupakan akibat
Menurut supariasa (2014), tanda-tanda klinis KEK dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang x/menit, TD: 120/80 mmhg,
meliputi : didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, BB 41 kg, TB 155cm, IMT
1. tampak kurus dan LILA kurang adari 23,5 cm. maka simpanan zat gizi didalam tubuh digunakan 16,94 kg/m2 LILA : 22,5 cm.
2. Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%. untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini Pemeriksaan fisik pada
3. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai. berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan konjungtiva agak putih, bibir
4. Bibir tampak pucat. habis dan akhirnya terjadi pemerosotan jaringan. kering dan tampak pucat
5. Nafsu makan berkurang. Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
6. Kadang-kadang pusing. saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun
pada janin yang dikandungnya. Pemeriksaan Penunjang :
Hb 9,8 %

Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa berdasarkan 1. Untuk mengidentifikasi keadaan penyakit, menilai keadaan
keluhan ibu dan hasil pemeriksaan, ibu mengalami psikologis, kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup, serta
kekurangan energi kronik (KEK) atau lingkar lengan ibu memberikan informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
dibawah batas normal. Ibu sudah mengetahui dan membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan dihadapinya
2. Memberikan KIE tentang makan TKTP (Tinggi Kalori, 2. Dengan adanya konseling ibu bisa mengerti dan merencanakan
Tinggi Protein) untuk mempersiapkan kehamilannya. Ibu mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya
mengerti kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang
3. Menganjurkan ibu untuk makan TKTP (Tinggi Kalori, berkualitas dengan pemeriksaan
Tinggi Protein) dan memberikan makanan tambahan 3. Dengan menganjurkan memberikan makanan lebih banyak dari
(PMT) berupa biskuit 1 pak. Mengerti dan bersedia keadaan biasa, memenuhi kebutuhan Kronik dan protein yang
melakukan anjuran yang di berikan oleh bidan. meningkat, mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
4. Memberikan konseling persiapan pra konsepsi dan menambah berat badan hingga normal
diantaranya persiapan fisik, persiapan mental dan 4. Untuk membantu pasangan mengetahui dan sekaligus memberi
pengetahuan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang solusi terhadap faktor-faktor yang akan berpengaruh buruk
telah diberikan. terhadap kesuburan dan kehamilan
5. Memberikan Therapy berupa : Fe 1x60 mg, Asam Folat 5. Untuk menambah asupan nutrisi
1x400µ dan Vitamin B complek 1 x 1 tabet 6. Untuk mencegah anemia, juga sebagai dukungan nutrisi dan
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian meningkatkan kesuburan sebelum persiapan kehamilan
atau jika ada keluhan.

Evaluasi :
Ibu sudah mengetahui dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan, ibu mengatakan akan menunda kehamilannya
sampai Berat badannya ideal
Ibu mengerti penjelasan bidan tenang diet TKTP. BAB IV
Ibu mengatakan akan melakukan anjuran bidan tentang diet Tinggi kalori dan tinggi Protein.
Memberikan konseling persiapan Pra Konsepsi diantaranya persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan yang mendukung untuk
ibu dan bayinya sehat optimal. BAB IV
Suplementasi asam folat dan Fe telah diberikan dan ibu bersedian meminumnya.
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian pada tanggal 7 Desember 2022 atau jika ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil pengkajian dari data Subjektif, Ibu sudah menikah tanggal


1 September 2022, ibu datang ke UPT PUSKESMAS DTP SAKETI
tanggal 10 November 2022 dengan keluhan mudah lelah, nafsu makan
berkurang, mudah mengantuk dan saat ini berencana ingin konsultasi
dalam mempersiapkan kehamilan.
Dari hasil data obyektif didapatkan KU Baik, kesadaran compos
mentis, Suhu: 36,5°C. Respirasi: 20x/menit Nadi: 88 x/menit, TD 120/80
mmhg, BB 41 kg, TB 155 cm, IMT 16,94 kg/m2 ,
LILA : 22,5 cm.
Pemeriksaan fisik pada konjungtiva agak putih, bibir kering dan tampak
pucat
Dari fakta pengkajian data diatas menujukan tanda Kekurangan
Energi Kronik (KEK) hal ini sesuai dengan teori (Muliarini, 2015) bahwa
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah kekurangan energi yang
memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 23,5 cm.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan yaitu Ny. U umur 26 tahun
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) ingin merencanakan kehamilan
anak pertama. Menurut teori (BKKBN, 2014) mengatakan bahwa
Pemberian konseling prakonsepsi dalam mempersiapkan perencanaan
kehamilan yang sehat agar menghasilkan keturunan yang berkualitas.
Penatalksanaan yang diberikan yaitu memberikan konseling
prakonsepsi merupakan desain spesifik intervensi dalam mencapai
kriteria hasil tindakan yang baik (Nursalam, 2013). Rencana tindakan yang
akan dilakukan pada asuhan kebidanan Ny.U dan suami yaitu Beritahu ibu
hasil pemeriksaan, berikan KIE tentang makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein) untuk mempersiapkan kehamilannya, anjurkan ibu untuk makan
TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi Protein) dan memberikan makanan tambahan
(PMT) berupa biskuit 1 Pak, berikan konseling persiapan pra konsepsi
diantaranya persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan, berikan
therapy berupa Fe 1x60 mg, Asam Folat 1x400µ dan Vitamin B complek 1
x 1 tabet, anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian atau jika ada
keluhan.
Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik. Pada Ny.U setelah dilakukan asuhan didapatkan evaluasi yaitu
Ibu sudah mengetahui dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
oleh bidan, ibu mengatakan akan menunda kehamilannya sampai Berat
badannya ideal, Ibu mengerti penjelasan bidan tenang diet TKTP, Ibu
mengatakan akan melakukan anjuran bidan tentang diet Tinggi kalori dan
tinggi Protein, ibu bersedia meminum Suplementasi asam folat dan Fe
yang telah diberikan dan ibu akan kontrol ulang 1 bulan kemudian pada
tanggal 8 Desember 2022 atau jika ada keluhan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan Prakonsepsi pada Ny.U umur 26 tahun dengan
Perencanaan Kehamilan dengan Menejemen SOAP dan pathway,
disimpulkan:
1. Telah dilakukan pengkajian data pada Ny.U dengan hasil tidak
adanya kesenjangan antara teori dengan kasus.
2. Pada interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny.U
umur 26 tahun dalam masa prakonsepsi. Ny.U mengatakan
ingin merencanakan kehamilan anak pertama
3. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada Ny. U dengan
memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang
makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi Protein), menganjurkan ibu
untuk makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi Protein), memberikan
makanan tambahan (PMT) berupa biskuit 1 Pak, memberikan
konseling persiapan pra konsepsi diantaranya persiapan fisik,
persiapan mental dan pengetahuan, memberikan therapy dan
menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian atau jika
ada keluhan.
4. Pelaksanan yang diberikan pada Ny.R sesuai dengan
perencanaan yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan,
memberikan KIE tentang makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein), menganjurkan ibu untuk makan TKTP (Tinggi Kalori,
Tinggi Protein), memberikan makanan tambahan (PMT) berupa
biskuit 1 Pak, memberikan konseling persiapan pra konsepsi
diantaranya persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan,
memberikan therapy dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1
bulan kemudian atau jika ada keluhan.
5. Evaluasi yang diberikan sudah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnosa. Ibu dan suami
bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan.
6. Pendokumentasian Pada kasus Ny.R sudah sesuai dengan
standar pelayanan dan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan penerapan di tempat praktik berdasarkan metode SOAP
dan Pathway.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam
mempelajari Asuhan Kebidanan dan kasus-kasus pada saat praktik
dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai
standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan
kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.
Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif terhadap klien.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan
kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan.
3. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
Diharapkan pada pasangan usia subur (PUS) lebih memahami
pentingnya melakukan pemeriksaan skrinning sebelum
merencanakan kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
risiko yang kemungkinan terjadi saat kehamilan dan dapat
menghasilkan keturunan yang berkualitas dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M dan Wirjatmadi,B,. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta :


Kencana Predana Media Group.

Alam, S., Ansyar, D. I., & Satrianegara, M. F. (2020). Eating pattern and
educational history in women of childbearing age. Al-Sihah: The
Public Health Science Journal, 12(1), 81.
https://doi.org/10.24252/as.v12i1.14185

Almatiser,S.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama

Amirullah, S. (2006). Prosedur Pengukuran Lingkar Lengan Atas Pada Ibu


Hamil dengan Kronik (KEK) di Kecamatan Jatinangor Tahun 2015.
Jurnal Sistem Kesehatan, 2(4). Proverawati. (2009). Gizi dalam
Kesehatan Reproduksi. EGC.

Angraini, D. I. (2018). Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian


Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Kecamatan
Terbanggi Besar. JK Unila, 2(2), 146–150.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/download/195
2/1919

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riskesdas


Laporan Hasil Riset

Baliwati, Y. F., & Retnaningsih. (2004). Kebutuhan Gizi: Dalam Pengantar


Pangan dan Kurang Energi Kronis (KEK). Rineka Cipta.

Budiman & A. Riyanto. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan


Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Delvita Pratiwi, “Imunisasi Tetanus Toxoid”, dalam delvita elvita-


pratiwi.blogspot.com/2012/06/imunisasi-tetanus-toxoid.html,
diakses pada 14 Juni 2022.

Ekastyapoo, “Vaksin TT Pra-nikah???? Siapa Takut”, dalam


http://allaboutkebidanan.blogspot.com/2010/10/manfaat-imunisasi-
tt.html, diakes pada 14 Juni 2022.

Farid, Titania. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan


Kekurangan Energi Kronik di Puskesmas Kelayan Timur
Banjarmasin Tahun 2019
H Adam Malik, Medan. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3, Desember 2002
Jemaulana.2009. Hubungan Persepsi Ibu Hamil yang memeriksaan
Kehamilannnya di Poliklinik Ibu Hamil Tentang Layanan Persalinan
dengan keputusan Melahirkan di Ruang Persalinan RSUP H. Adam
Malik Medan. Tesis.Sumatra:USU Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003. Indikator Indonesia Sehat 2010
dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan
Kabupaten/Kota

Kesehatan Dasar. http://www.depkes.go.id/

Mahirawati, V. K. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan


Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Kecamatan
Kamoning dan Tambelangan, Kabupaten

Muhamad, Z., & Liputo, S. (2017). PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH


DAERAH DALAM MENANGGULANGI THE ROLE OF THE LOCAL
GOVERNMENT POLICY IN ERADICATION OF. 7(November), 113–
122.

Mulyaningrum. (2009). Hubungan Faktor Risiko Ibu Hamil dengan


Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum
Barru. Media Gizi Pangan, VII(1).

Notoatmodjo,S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta:PT


Rineka Cipta

Paramata, Y., & Sandalayuk, M. (2019). Kurang Energi Kronis pada


Wanita Usia Subur di Wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo. Gorontalo Journal of Public Health, 2(1), 120.
https://doi.org/10.32662/gjph.v2i1.390

Pratiwi, S. K. (2018). Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat


Pendidikan Ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara. Politeknik Kesehatan Kendari.

Prawita, A., Susanti, A. I., & Sari, P. (2017). Survei Intervensi Ibu Hamil
Kekurangan Energi

Proverawati, A., & Ismawati, C. (2010). Berat Badan Lahir Rendah


(BBLR). Nuha Medika.
Putri, M. C., Angraini, D. I., & Hanriko, R. (2019). Hubungan asupan
makan dengan kejadian kurang energi kronis (kek) pada wanita usia
subur (wus) di kecamatan terbanggi besar kabupaten lampung
tengah. Journal Agromedicine, 6(1), 105–113.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/2260/p
df

Rahmi L. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kekurangan


Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing
Padang. J Kesehat Med Saintika.;8:35–46.

Sampang, Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(2), 193–


202.

Sarumaha, O. (2018). Pengaruh Pemberian Siomay Ikan Gabus Terhadap


Status Gizi (IMT dan LILA) Pada Wanita Usia Subur Yang
Kekurangan Energi Kronik di Kelurahan Paluh Kemiri. Politeknik
Kesehatan Medan.

Satrianegara, M. F., & Alam, S. (2017). Al - Sihah : Public Health Science


Journal ANALISIS KANDUNGAN ZAT GIZI BISKUIT UBI JALAR
UNGU ( Ipomoea batatas L . Poiret ) SEBAGAI ALTERNATIF
PERBAIKAN GIZI DI MASYARAKAT. 9, 138–152.

Siti, M. (2013). Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis. Infokus,
3(3), 40–62.

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014. Pendidikan dan Konsultasi Gizi.


Jakarta : EGC

Syarfaini, Damayati, D. S., Susilawaty, A., Alam, S., & Humaerah, A. M.


(2019). ANALISIS KANDUNGAN ZAT GIZI ROTI RUMPUT LAUT
LAWI-LAWI (Ceulerpa racemosa) SUBSTITUSI TEMPE
ALTERNATIF PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT. 11, 94–106.

Syofianti, H. (2013). Pengaruh Risiko Kurang Energi Kronis Pada Ibu


Hamil Terhadap Berat Badan Bayi Lahir Rendah (Analisis Kohort Ibu
DI Kabupaten Sawahlunto- Sijujung Tahun 2007). Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai