OLEH :
LIA RODIAH
NIM 22070511
PROFESI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Pembimbing
Nur Anita,M.Keb
NIDN. 0312079005
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji
…………………………………………….
MENYETUJUI
A. DATA PRIBADI
Nama : Lia Raodah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp/Ds Langensari Rt/Rw 001/001 Kec Saketi
Kab. Pandeglang
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar : MI MA Langensari
2. Sekolah Menengah Pertama : Mts Yahida Ciputri Menes
3. Sekolah Menengah Keatas : SMA N 10 Pandeglang
4. Perguruan tinggi : D III Poltekes Bandung
S1 Stikes Abdi Nusantara
Tanda Tangan
(LIA RODIAH)
Tanda Tangan
(LIA RODIAH)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator pembangunan berkelanjutan 2030 atau
yang biasa disebut dengan Sustainable Development Goals( SDGs)
adalah adanya pelaksanaan kesehatan yang baik. Tujuan dari indikator
tersebut yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Salah satu target
yang bisa menjadi ukurannya adalah adanya penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI). Salah satu penyebab kematian Ibu yaitu
Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) masih menjadi permasalahan
di Indonesia. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah kondisi ketika
seseorang mengalami kekurangan gizi yang berlangsung menahun
(kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. (Prawita et al.,
2017).
Salah satu indikator untuk mendeteksi risiko KEK dan status gizi
WUS adalah dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) pada lengan tangan yang tidak
sering melakukan aktivitas gerakan yang berat. Nilai ambang batas
yang digunakan di Indonesia adalah nilai rerata LILA < 23,5 cm yang
menggambarkan terdapat risiko kekurangan energi kronik pada
kelompok wanita usia subur (Angraini, 2018).
Saat ini Kekurangan Energi Kronik (KEK) menjadi perhatian
pemerintah dan tenaga kesehatan, karena seorang Wanita Usia Subur
(WUS) yang mengalami KEK memiliki risiko tinggi untuk melahirkan
anak yang juga akan mengalami KEK di kemudian hari. Disamping itu
kekurangan gizi menimbulkan masalah kesehatan morbiditas,
mortalitas, dan disabilitas. Dalam skala yang lebih luas, kekurangan gizi
dapat menjadi ancaman bagi ketahanan dan kelangsungan hidup suatu
bangsa (Paramata & Sandalayuk, 2019).
Kurang Energi Kronis (KEK) masih merupakan masalah utama
yang sering menimpa wanita usia subur atau dalam masa
prakonsepsi. Seseorang dikatakan KEK terutama pada wanita usia
subur 15-49 tahun jika hasil pengukuran lingkar lengan atas < 23,5
cm. Proporsi KEK di Indonesia mencapai 14,5% pada wanita tidak
hamil dan 17,3% pada wanita hamil (Riskesdas, 2018).
Dampak dari wanita usia subur yang menderita KEK antara lain
dapat mengakibatkan anemia, kematian ibu pada saat melahirkan,
kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran premature,
lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie, 2016).
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga penulis ingin
mengetahui “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi Pada Ny. U
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT Puskesmas DTP
Saketi Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengetahui “Bagaimana Studi Kasus Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Pada Ny.U Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) DI UPT
Puskesmas DTP Saketi Tahun 2022.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny.U
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) DI UPT Puskesmas DTP
Saketi Tahun 2022 dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan, pendokumentasian metode SOAP dan Pathway.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan Pengkajian data pada Ny.U dengan Asuhan
Kebidanan Prakonsepsi.
b. Mampu merumuskan diagnosa asuhan kebidanan prakonsepsi
pada Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT Puskesmas
DTP Saketi.
c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny.U
dengan dengan perencanaan kehamilan di UPT Puskesmas DTP
Saketi.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan
prakonsepsi pada Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT
Puskesmas DTP Saketi
e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan prakonsepsi pada
Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT Puskesmas DTP
Saketi.
f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
prakonsepsi pada Ny.U dengan perencanaan kehamilan di UPT
Puskesmas DTP Saketi
A. Prakonsepsi
1. Pengertian Prakonsepsi
Masa prakonsepsi merupaka masa sebelum hamil atau masa
sebelum terjadi pertemua sel ovum (sel telur) dengan sperma.
Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu. Kebutuhan gizi
pada masa inni berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun
lanjut usia. Perbaikan kesehatan reproduksi dan dapat menurunkan
risiko pengeluaran biaya yang mungkin muncul karena masalah
kesehatan repduksi. Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai
komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur.
Tujuan pelayanan prakonsespis adalah menyediakan sarana
promosi, skrining, dan intervensi pada wanita usia subur dalam
rangka menurunkan faktor risiko yang memengaruhi kehamilan
yang akan datang. (Dieny, et al., 2019)
Skrining konsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk
memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak sedini mungkin,
bahkan sebelum proses pembuahan terjadi. Yang termasuk dalam
perawatan masa prakonsepsi yaitu masa sebelum konsepsi dan
masa antara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua
tahun sebelum konsepsi. (Argaheni, et al., 2022)
Kesehatan prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua
sebelum terjadi pembuahan. Kesehatan pprakonsepsi harus tetap
dioptimalkan sekalipun perempuan tidak merencakan kehamilan
mengingat banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya
hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi harus mendapat perhatian dari 18 sampai 44 tahun.
(Permatasari, et al., 2022)
2. Tujuan Prakonsespi
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan
pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional
yang optimal saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah
memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat
kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua.
5. Komplikasi
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara
normal dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur, perdarahan)
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Wariana, 2016)
6. Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,
seimbang, dan harus meliputi enam kelompok, yaitu : makanan
yang mengandung Protein (Hewani dan Nabati), susu dan
olahannya (lemak), roti dan biji-bijian (karbohidrat), buah dan
sayur-sayuran.
b. Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil
c. Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)
PMT pemuliihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang
diperuntuhkan bagi ibu hamil sebagai makann tambahan untuk
pemulihan Gizi, PMT pemulihan bagi ibu hamil dimaksud sebagai
makanan tambahan, bukan sebagai pengganti makanan sehari-
hari . PMT dilakukan berbasis bahan makanan local dengan menu
khas daerag yang disesuaikan dengan kondisi setempat
Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyedikan
anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi
dan ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK)PMT diberikan kepada ibu hamil setiap hari selama 90 hari
berturut-turut atau dikondisikan dengan keadaan geografis dana
sumber daya kader masyarakat yang membantu proses memasak
PMT (Paduan Penyelenggaraan PMT (pemulihan bagi Balita Gizi
Kurang dan Ibu Hamil KEK)
d. Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki system distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil.
V. Riwayat Kontrasepsi
Belum pernah menggunakan kontrasepsi
b. Kelainan Konginetal
x Spina bifida
x Labio Skisis, Palato Skisis, Genato Skisis
x Penyakit jatung bawaan
x Fibrosistik
x Down Sindrom
c. Gangguan jiwa x
d. Kembar x
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. BB : 41 kg
4. TB : 155 cm
5. IMT : 16,94 kg/m2 (Kurus)
6. LILA : 22,5 cm
7. Pemeriksaan TTV :
a. TD : 120/80 MmHg
b. Suhu : 36.5 0C
c. Nadi : 87 x/mnt
d. Pernafasan : 22 x/mnt
8. Head to too
a. Mata : Konjungtiva: agak putih
Sklera : tidak kuning
b. Mulut : Caries Dentis : tidak
Bibir agak kering dan pucat
c. Leher : Tidak ada Pembengkakan kelenjar getah
……………………..bening
.. Tidak teraba benjolan Kelenjar Tiroid
d. Payudara : Putting susu menonjol
Pembesaran ada / tidak ada benjolan
Tidak ada Tarikan dinding payudara
e. Abdomen : Pembesaran tidak ada
Nyeri tekan tidak ada
f. Ekstremitas : telapak tangan Pucat : tidak
g. Genetalia : Pengeluaran : tidak ada
9. Pemeriksaan Laboratorium
a. HB : 9,8 gr %
b. Golongan Darah :B
C. ASSESMANT
Seorang perempuan usia 26 Tahun, P0A0, persiapan kehamilan
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami
kekurangan energi kronik (KEK) .
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh
bidan
2. Memberikan KIE tentang makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein) untuk mempersiapkan kehamilannya.
Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein) dan memberikan makanan tambahan (PMT) berupa
biskuit 1 Pak.
Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang
diberikan oleh bidan.
4. Memberikan konseling persiapan pra konsepsi diantaranya
persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
5. Memberikan Therapy berupa :
- Fe 1x60 mg
- Asam Folat 1x400µ
- Vitamin B complek 1 x 1 tabet
Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi obat yang di
anjurkan oleh bidan
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian atau jika
ada keluhan.
Ibu bersedia
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Evaluasi :
Ibu sudah mengetahui dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan, ibu mengatakan akan menunda kehamilannya
sampai Berat badannya ideal
Ibu mengerti penjelasan bidan tenang diet TKTP. BAB IV
Ibu mengatakan akan melakukan anjuran bidan tentang diet Tinggi kalori dan tinggi Protein.
Memberikan konseling persiapan Pra Konsepsi diantaranya persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan yang mendukung untuk
ibu dan bayinya sehat optimal. BAB IV
Suplementasi asam folat dan Fe telah diberikan dan ibu bersedian meminumnya.
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian pada tanggal 7 Desember 2022 atau jika ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan Prakonsepsi pada Ny.U umur 26 tahun dengan
Perencanaan Kehamilan dengan Menejemen SOAP dan pathway,
disimpulkan:
1. Telah dilakukan pengkajian data pada Ny.U dengan hasil tidak
adanya kesenjangan antara teori dengan kasus.
2. Pada interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny.U
umur 26 tahun dalam masa prakonsepsi. Ny.U mengatakan
ingin merencanakan kehamilan anak pertama
3. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada Ny. U dengan
memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang
makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi Protein), menganjurkan ibu
untuk makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi Protein), memberikan
makanan tambahan (PMT) berupa biskuit 1 Pak, memberikan
konseling persiapan pra konsepsi diantaranya persiapan fisik,
persiapan mental dan pengetahuan, memberikan therapy dan
menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan kemudian atau jika
ada keluhan.
4. Pelaksanan yang diberikan pada Ny.R sesuai dengan
perencanaan yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan,
memberikan KIE tentang makan TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi
Protein), menganjurkan ibu untuk makan TKTP (Tinggi Kalori,
Tinggi Protein), memberikan makanan tambahan (PMT) berupa
biskuit 1 Pak, memberikan konseling persiapan pra konsepsi
diantaranya persiapan fisik, persiapan mental dan pengetahuan,
memberikan therapy dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1
bulan kemudian atau jika ada keluhan.
5. Evaluasi yang diberikan sudah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnosa. Ibu dan suami
bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan.
6. Pendokumentasian Pada kasus Ny.R sudah sesuai dengan
standar pelayanan dan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan penerapan di tempat praktik berdasarkan metode SOAP
dan Pathway.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam
mempelajari Asuhan Kebidanan dan kasus-kasus pada saat praktik
dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai
standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan
kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.
Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif terhadap klien.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan
kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan.
3. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
Diharapkan pada pasangan usia subur (PUS) lebih memahami
pentingnya melakukan pemeriksaan skrinning sebelum
merencanakan kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
risiko yang kemungkinan terjadi saat kehamilan dan dapat
menghasilkan keturunan yang berkualitas dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Ansyar, D. I., & Satrianegara, M. F. (2020). Eating pattern and
educational history in women of childbearing age. Al-Sihah: The
Public Health Science Journal, 12(1), 81.
https://doi.org/10.24252/as.v12i1.14185
Prawita, A., Susanti, A. I., & Sari, P. (2017). Survei Intervensi Ibu Hamil
Kekurangan Energi
Siti, M. (2013). Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis. Infokus,
3(3), 40–62.