Oleh :
LOVIA ANGRAINI
NIM P05140521019
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
KOTA BENGKULU
Oleh:
LOVIA ANGRAINI
NIM P05140521019
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
NIP. 198012102002122002
2
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
Fauziah Hamid, A. Razak Thaha, Abdul Salam Bagian Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin (ziahamid_gz10@yahoo.com,
art.mks@gmail.com, salam_skm01@yahoo.com, 081355258442)
ABSTRAK
Status gizi prakonsepsi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
baik jika dilaksanakan pada saat sebelum hamil. Masalah gizi di Indonesia dan di
negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah gizi kurang.
Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah case control. Populasi
adalah seluruh wanita prakonsepsi di Kota Makassar. Sampel penelitian ini adalah
sampling dengan besar sampel 48 orang. Analisis data yang dilakukan adalah
univariat, bivariat dan multivariat dengan uji chi square, uji odds ratio dan uji
hubungan dan besar risiko yang bermakna dengan KEK (p=0,000, OR=10,71,
95% CI=2,02-43,80). Pengetahuan gizi memiliki hubungan dan besar risiko yang
faktor risiko KEK pada wanita prakonsepsi dan pengetahuan gizi merupakan
3
BAB I
ISI JURNAL
A. Judul jurnal
Analisis Faktor Resiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Wanita
Prakonsepsi Di Kota Makassar.
B. Abstrak
Status gizi prakonsepsi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
baik jika dilaksanakan pada saat sebelum hamil. Masalah gizi di Indonesia dan
Sampel penelitian ini adalah wanita prakonsepsi usia 18-35 tahun. Penarikan
Analisis data yang dilakukan adalah univariat, bivariat dan multivariat dengan
uji chi square, uji odds ratio dan uji regresi logistik. Hasil penelitian diperoleh
bahwa penyakit infeksi memiliki hubungan dan besar risiko yang bermakna
memiliki hubungan dan besar risiko yang bermakna dengan KEK (p=0,000,
penelitian bahwa penyakit infeksi merupakan faktor risiko KEK pada wanita
4
prakonsepsi dan pengetahuan gizi merupakan faktor protektif KEK pada
wanita prakonsepsi.
C. Pendahuluan/Latar Belakang/Tujuan
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya
masih didominasi oleh masalah gizi kurang. Data dari Departemen Kesehatan
Menurut data Riskesdas 2007, proporsi wanita usia subur risiko KEK usia
15- 19 tahun yang hamil sebesar 38,5% dan yang tidak hamil sebesar 46,6%.
Pada usia 20-24 tahun adalah sebesar 30,1% yang hamil dan yang tidak hamil
sebesar 30,6%. Selain itu, pada usia 25-29 tahun adalah sebesar 20,9% yang
hamil dan 19,3% yang tidak hamil. Serta pada usia 30-34 tahun adalah sebesar
21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal ini menunjukkan proporsi
WUS risiko KEK mengalami peningkatan dalam kurun waktu selama 7 tahun.
keadaan gizi kurang dan gizi buruk mencapai 21,1%, hal ini mengindikasikan
bahwa ada masalah sebelum kelahiran balita ini, masalah tersebut bisa
5
disebabkan oleh KEK dan IMT kurang baik pada ibu prakonsepsional, baik
baik jika dilaksanakan pada saat sebelum hamil. Wanita usia 20-35 tahun
merupakan sasaran yang lebih tepat dalam pencegahan masalah gizi yang
merupakan saat yang tepat bagi wanita untuk mempersiapkan diri secara fisik
dan mental menjadi seorang ibu yang sehat sehingga diharapkan mendapatkan
salah satunya berdampak pada penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu
makan. Dalam hal ini jumlah asupan makan/asupan gizi dan penyakit/infeksi
masalah nutrisi. Faktor lain yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah pendidikan,
6
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang akan dilaksanakan
oleh Anang S Otolowu di Kecamatan Ujung Tanah dan Biringkanaya pada ibu
belakang tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko KEK pada
D. Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah case control study. Penelitian ini
Kecamatan Tallo dan Kecamatan Bontoala Kota Makassar pada bulan Maret –
Juni tahun 2014. Populasi penelitian adalah seluruh wanita prakonsepsi usia
bivariat, multvariat dengan uji chi square, uji odds ratio, dan uji regresi
E. Hasil
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 48 orang yang terdiri dari 16
7
pendidikan terbanyak adalah tamat SMU (25%), terbanyak bekerja sebagai ibu
kelompok kasus yang memiliki asupan energi lebih sebanyak 56,2% dan
asupan energi kurang sebanyak 18,8% dengan nilai p=0,391, OR=2,66, 95%
75% dan asupan protein kurang sebanyak 18,8% dengan nilai p=0,540,
lemak lebih sebanyak 50% dan asupan lemak kurang sebanyak 43,8%, dengan
Kelompok kasus yang memiliki asupan Fe lebih sebanyak 18,8% dan asupan
5,91. Kelompok kasus yang memiliki asupan Zn lebih sebanyak 37,5% dan
CI=0,09-2,65.
dan yang tidak pernah menderita penyakit infeksi sebanyak 25% dengan nilai
8
yang tidak bekerja sebanyak 81,2% dan yang bekerja sebanyak 18,8% dengan
ekonomi rendah sebanyak 31,2% dan dengan sosial ekonomi tinggi sebanyak
dengan OR =0,009.
F. Pembahasan
memiliki asupan gizi lebih dan asupan gizi kurang memiliki peluang yang
sama untuk menderita KEK. Hasil uji statistik diperoleh tidak ada perbedaan
proporsi asupan gizi baik makro dan mikro dengan KEK. Hal tersebut
frekuensi makanan dalam jangka waktu satu bulan terakhir. Hal ini menjadi
dengan KEK. KEK merupakan masalah gizi kronik yang tidak akan langsung
berdampak jika seseorang kekurangan atau kelebihan makan dalam satu bulan
terakhir. Sehingga dapat dikatakan bahwa asupan gizi bukan sebagai faktor
risiko KEK meskipun secara teori asupan gizi sebagai penyebab langsung
masalah gizi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Muchlisa yang berhasil
9
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan energi, protein,
lebih besar untuk menderita KEK dibandingkan dengan responden yang tidak
proporsi asupan gizi baik makro dan mikro dengan KEK dengan nilai OR
10,71 artinya responden yang pernah menderita infeksi beresiko KEK 10,71
dalam 3 bulan terakhir. Jenis penyakit infeksi yang paling sering dialami
responden adalah diare, kecacingan dan ISPA. Hal ini sejalan dengan
merupakan faktor risiko KEK dengan besar risiko 2,365. Secara teori, wanita
yang mendapat cukup asupan tapi memiliki riwayat menderita sakit pada
akhirnya akan menderita gizi kurang. Demikian pula pada wanita yang tidak
memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan
akan mudah terserang penyakit. Penyakit atau gizi buruk merupakan faktor
tingkat pendidikan tinggi maupun rendah memiliki peluang yang sama untuk
menderita KEK. Hasil uji statistik diperoleh tidak ada perbedaan proporsi
pendidikan dengan KEK. Ini sangat bertentangan dengan teori bahwa tingkat
asupan gizi dan kesehatan. Hal ini pun sejalan dengan penelitian Ausa pada
10
ibu hamil bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi KEK berdasarkan
pada yang berpendidikan tinggi belum tentu mampu menyusun makanan yang
Penyebabnya pun bisa terjadi karena faktor aktivitas responden sehingga dapat
cepat stress, pola hidup dan pola makan yang tidak teratur sehingga tidak
bekerja dan tidak bekerja memiliki peluang yang sama untuk menderita KEK.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ausa pada ibu hamil bahwa tidak terdapat
sebagai ibu rumah tangga memiliki tingkat kesehatan yang lebih rendah
status sosial ekonomi rendah dan tinggi memiliki peluang yang sama untuk
menderita KEK. Hal ini pun juga sejalan dengan penelitian Ausa pada ibu
11
pendapatan/pengeluaran. Keluarga dengan tingkat ekonomi rendah biasanya
Hasil uji statistik diperoleh ada perbedaan proporsi pengetahuan gizi dengan
KEK dengan nilai OR 0,06 artinya responden dengan pengetahuan gizi baik
responden dengan pengetahuan gizi kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian
hal maka akan cenderung mengambil keputusan yang tepat berkaitan dengan
12
G. Kesimpulan dan Saran
variabel KEK.
risiko kekurangan energi kronik yang dimana masih menjadi masalah gizi
pada wanita agar lebih menjaga kesehatan selama masa prakonsepsi sampai
masa kehamilan agar risiko KEK dapat dikurangi dan terhindar dari dampak
KEK yang dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Selain itu, lebih
13
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Judul Jurnal
Judul jurnal sudah sesuai dengan syarat penulisan judul jurnal yang
baik yaitu relevan dengan tema yang dikaji. Judul jurnal sudah
menggambarkan isi dari penelitian. Judul sudah ditulis secara ringkas,
padat dan jelas.
B. Abstrak
Isi abstrak dari jurnal ini sudah mencakup latar belakang, tujuan,
metode penelitian, hasil dan kesimpulan. Kemudian kaidah penulisan juga
sudah sesuai. Abstrak sudah mewakili inti hasil penelitian. Bahasanya
mudah dimengerti dan dipahami, sehingga pembaca tidak salah
menafsirkan isi.
C. Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal ini sudah dijelaskan mengenai angka
kejadian KEK dan sudah membahas Faktor-faktor Resiko Kekurangan
Energi Kronik (KEK) Pada Wanita Prakonsepsi. referensi yang digunakan
sudah terpercaya yaitu dari jurnal-jurnal.
D. Metodologi
Metodologi yang digunakan sudah sesuai tujuan penelitian.
Pengambilan sampel sudah sesuai. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini cukup banyak.
E. Hasil dan Pembahasan/Diskusi
Hasil dari jurnal ini sudah membahas sesuai dengan tujuan
penelitian. Hasil dijabarkan dengan lengkap dan akurat, dengan bahasa
yang lugas tidak ambigu. Pembahasan juga sudah menggunakan referensi
14
dari banyak jurnal pendukung, sehingga menggunakan teori dari berbagai
sumber. Bahasanya juga jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
G. PICOT
Populasi wanita prakonsepsi usia 18-35 tahun di wilayah
Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Ujung Tanah,
Kecamatan Tallo dan Kecamatan Bontoala Kota
Makassar.
H. RAMMbo
Representatif Ya
Alokasifair Ya
Maintenance Ya
fair
15
Objective
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Perencanaan Kehamilan
yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun
sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan
sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dan
Kuspriyanto, 2016).
konsepsi.
16
Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara
suami istri perlu menyiapkan diri, setidak-tidaknya tiga atau enam bulan
sebelum konsepsi, dengan cara mengontrol pola makan dan gaya hidup
janin untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu perhatikan fungsi tubuh
dan sadari akibat yang timbul akibat sering mengkonsumsi pil dan stress
sehat dan dengan mengikuti pola hidup sehat maka kehamilan akan
yang tepat untuk hamil serta mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak.
ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas
17
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan
setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan
terlalu yaitu :
Jarak kehamilan perlu diatur karena kondisi fisik dan mental ibu perlu
dan pola asuh yang baik. Jarak kehamilan satu dengan berikutnya tidak
18
boleh terlalu dekat sebab kondisi rahim ibu belum pulih dan perlu
waktu bagi ibu untuk menyusui dan merawat bayi. Resiko yang dapat
2. Kesuburan (Fertilitas)
Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang
mampu menghamilkannya (Handayani, 2010). Masa subur adalah suatu
masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang
siap dibuah, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan
seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan
rentang waktu pada wanita yang terjadi “sebulan sekali” (Indriarti, 2013).
Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjad
(Purwandari, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur antara
lain:
a. Umur
Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Rentang usia risiko
tinggi adalah <20tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia
<20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan
berisiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat,
dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun kondisi
fisikmulai melemah. Meskipun pada umur 40 tahun keatas perempuan
masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat sesudah usia
tersebut. Usia reprodukstif perempuan yang terbaik pada usia 20
tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun pada usia 30
19
tahun, terutama setelah usia 35 tahun. Pada laki-laki, tingkat kesuburan
akan mulaimenurun secara perlahan-lahan. Kesuburan laki-laki diawali
saat memasuki usia pubertas ditandai dengan perkembangan
organreproduksi, rata-rata umur 12 tahun. Perkembangan organ
reproduksi laki-laki mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat
kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan
mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun
kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana keadaan
ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ
reproduksi(Khaidir, 2006). Disarankan pria untuk menikah pada usia
kurang dari 40 tahun, karena di atas usia tersebut motilitas,
konsentrasi, volume seminal, dan fragmentai DNA telah mengami
penurunan kualitas sehingga meningkatkan risiko kecacatan janin
(RSUA, 2013).
b. Frekuensi senggama
Fertilisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan antara
spermatozoa dan ovum, akan terjadi bila koitus (senggama)
berlangsung pada saat ovulasi. Dalam keadaan normal sel spermatozoa
masih hidup selama 1-3 hari dalam organ reproduksi wanita, sehingga
fertilisasi masih mungkin jika ovulasi terjadi sekitar 1-3 hari sesudah
koitus berlangsung. Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih
pendek lagi yaitu lx24 jam, sehingga bila kiotus dilakukan pada waktu
tersebut kemungkinan besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti
walaupun suami istri mengadakan hubungan seksual tapi tidak
bertepatan dengan masa subur istri yang hanya terjadi satu kali dalam
sebulan, maka tidak akan terjadi pembuahan dan tidak akan terjadi
kehamilan pada istri (Khaidir, 2006).
c. Lama berusaha
Penelitian mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kehamilan menunjukkan, bahwa 32,7% seorang istri
akan hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam tiga bulan
20
pertama, 72.1% dalam enam bulan pertama, 85,4% dalam 12 bulan
pertama, dan 93,4% dalam 24 bulan pertama. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan adaleh. 2,3-2.8 bulan. Jadi
lama suatu pasangan suami istri berusaha secara teraturmerupakan
faktor penentu untuk dapat terjadi kehamilan (Khaidir, 2006)
manajemen
rujukan spesialis
1. Usia
sebaliknya tidak harus hamil lagi pada usia tersebut bila tidak betul-
21
betul diperlukan. Usia ayah yang lanjut juga memiliki beberapa risiko
bagi anak .
2. Riwayat Pekerjaan
3. Riwayat umum
menikah
2) Siklus menstruasi
4. Riwayat ginekologis
4) Operasi ginekologis
cacat
bayi
dengan BBLR.
22
3) Pernah hamil di luar kandungan
6) Jarak kehamilan yang terlalu dekat dan Jumlah Paritas terlalu banyak
(Grandemultigravida)
1) Hepatitis B
2) Tetanus Toksoid
3) Rubella
7. Penyakit Keturunan
1) Diabetes mellitus
4) Epilepsi
5) Sistik fibrosis
1) Diabetes melitus
2) Hipertensi
4) Obesitas berat
5) Anemia
7) Hepatitis
23
8) Malaria
9) TORCH
1) Kokain
2) Heroin
transfuse
11. Diet yang sedang dilakukan, suplemen atau herbal yang dikonsumsi
dapat memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan
bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup
Ibu dapat hamil dalam keadaan sehat dan melahirkan bayi yang sehat
24
langsung kehamilan anda secara sehat. Agar kehamilan yang akan
umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika dapat mengatasi stres
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan
keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin
kandungan, oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan diri secara
hanya pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. Selama sembilan
2. Kesiapan fisik
25
pastikan calon ibu dan calon ayah cukup berolahraga. Aktivitas fisik ini
selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Olah raga selain
seorang wanita sehat saat akan hamil dan pada waktu hamil diharapkan
tidak terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus alias normal. Untuk
dikurangi 100.Selain berat badan, hal lain dari persiapan fisik sang ibu
tersebut yakni berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam ukuran
satuan meter kuadrat (BMI = (BB) / [(TB) x(TB)]. Apabila hasil dari
26
- BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus
Ada juga risiko tinggi komplikasi selama persalinan dan kelahiran dan
orang yang terlalu gemuk akan mengalami proses ovulasi tidak teratur.
27
mengoptimalkan fungsi organ reproduksi, mempertahankan kondisi
dan tidak berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya jika
yang mengandung:
saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi
hijau tua, jeruk, avokad, hati sapi, kedelai, tempe, dan serealia.Minum
28
400 mikrogram asam folat setiap hari, jika seorang wanita memiliki
kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung.
Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup
memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi
1) Vitamin A
2) Vitamin D
sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati,
3) Vitamin E
29
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel
4) Vitamin B6
B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah,
5) Vitamin C
terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat,
30
hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging,
anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati,
daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang
f) Fosfor
g) Selenium (Se)
31
jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan
i) Kalori Ekstra
j) Membatasi Kafein
infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan
janin.
2) Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik,
32
4) Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah
kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan
hiu. Meski kaya omega 3 dan 6,ikan dari sebagian perairan Indonesia
makanan.
hidup dengan perilaku seks bebas. Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau
selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur,
33
janin.Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk
dengan perokok aktif oleh karena itu sebaiknya minta suami anda untuk
memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi. Dan secara medis, merokok
kemungkinan untuk menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali
risiko lebih besar untuk mengidap kanker anak.Tentu saja Anda tidak bisa
menggantikan alkohol dan rokok dengan ganja atau kokain. Karena narkoba
jauh lebih berbahaya dampaknya bagi pemakai dan janin yang akan
seks. Selalu melakukan seks aman. Kecuali jika Anda yakin bahwa
34
pengaman yang baik untuk mencegah ancaman pada kesuburan, seperti
Selain itu lakukanlah hubungan seks di saat yang tepat. Tentu saja ini
sudah jelas, akan tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa seks yang teratur
subur. Anda akan mengetahui apa yang terlihat dan terasa normal bagi
Anda, dan bisa melihat perubahannya, jika Anda melakukan ini secara
teratur.
35
7. Meminimalkan bahaya lingkungan
bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam dan pestisida),
banyak lagi.
8. Kesiapan Finansial
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena timbulnya
ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada
saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal
berumah tangga.
36
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,
diantaranya:
a) Sumber keuangan
Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan sebagai calon orang tua, yaitu:
a. Saat hamil
ada).
b. Saat bersalin
persalinan.
9. Persiapan Pengetahuan
37
Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap
a) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk
wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika
(Nurul, 2013).
6. Perawatan Prakonsepsi
38
Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum
2013).
suplementasi asam folat 600 mg setiap hari harus didorong, wanita yang
evaluasi secara khusus, kondisi kronis yang sering terjadi pada ibu seperti
pada ibu dan janin jika tidak dikontrol sebelum dan selama kehamilan.
39
Perawatan prakonsepsi memiliki efek positif pada berbagai aspek
kesehatan antara lain adalah mengurangi angka kematian ibu dan anak,
prematur dan berat bayi lahir rendah, mencegah cacat lahir, mencegah
a. Anemia
darah kurang dari normal (12 mg/dl). Anemia sering dialami oleh
lemah, lelah, lunglai (5L), seing mengeluh pusing dan mata berkunang-
kunang.
yaitu seperti sakit kepala berat, pembengkakan pada tungkai kaki, dan
40
ditemukan kelebihan protein dalam urin pada pemeriksaan
laboratorium.
c. HIV/AIDS
oleh HIV. HIV dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, seperti
e. Hepatitis B
hepatitis B, yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. Ibu hamil
dikandungnya.
41
kehamilan, mempunyai bayi lahir besar, bayi kuning, bayi lahir
g. Malaria
h. TORCH
makanan dan sayuran yang tidak bersih dan tidak dimasak sempurna
i. Penyakit Genetik
a) Talasemia
b) Hemofilia
42
8. Kehamilan Sehat
calon ibu. Atas kehendak dan takdir-Nya, selama 9 bulan janin akan
Seorang ibu punya tanggung jawab yang besar untuk bisa membuat
Informasi sangat penting, terutama bagi ibu yang baru pertama kali
lagi dengan kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu, jangan sepelekan
bagaimana proses persalinan yang baik dan sehat. Masa kehamilan yang
43
1. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit
dan menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda bisa berkonsultasi
dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI atau indeks
massa tubuh.
44
mengurangi kecemasan akibat pengalaman traumatis kehamilan yang
lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal agar kehamilan yang akan
yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan
7. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi dengan dokter atau bidan dan
bidan akan melakukan rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila
diperlukan.
45
BAB IV
PENUTUP
Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus, topik bahasan yang menarik
dan bahasa yang mudah dipahami. Hasil penelitian dibahas secara detail dan
mendalam. Referensi yang digunakan pun banyak, sehingga sudah bisa menjadi
jurnal sebagai sumber informasi yang akurat.
46
47