Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL MENGENAI

KEKURANGAN ENERGI KRONIS DAN EFEKTIVITAS


EDUKASI DENGAN LEAFLET DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAGOK

Artikel Ilmiah

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti


Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Disusun Oleh :
Zaki Mubarok
H3A022034

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


SEMARANG
2022
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TENTANG
KEKURANGAN ENERGI KRONIS DAN EFEKTIVITAS PENYULUHAN
MENGGUNAKAN LEAFLET DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAGOK
DESCRIPTION OF THE CHARACTERISTICS OF PREGNANT WOMEN
ABOUT CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AND THE EFFECTIVENESS
OF EDUCATION WITH LEAFLETS IN THE WORK AREA OF THE
PUSKESMAS KAGOK

Zaki Mubarok1, dr. Nur Kukuh,M.Kes2, Toto Suyoto Ismail,SH.,MS (PH)3


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
Email: mubarokzakii27@gmail.com
2
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
3
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Latar Belakang: Kejadian kekurangan energi kronik (KEK) masih mewarnai kondisi ibu hamil di
Indonesia. Selama kehamilan, KEK dapat menjadi pemicu dari timbulnya kasus hipertensi dalam
kehamilan, pre-eklamsi, perdarahan dan ketuban pecah dini. Secara antropometrik, pengukuran
LILA merupakan salah satu cara untuk mengetahui status gizi ibu hamil apakah mengalami KEK
atau tidak. Untuk menanggulangi masalah KEK, maka ibu hamil sangat memerlukan asupan energi
sesuai kebutuhan tubuhnya.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Kagok mulai dari tanggal 21 November-2
Desember 2022. jenis penelitian Cross Sectional yaitu deskriptif Analitik. teknik pengambilan
sampel Total sampling. Sampel berjumlah 19 orang. Data penelitian didapatkan berdasarkan data
primer dan sekunder.
Hasil: Dari total 19 responden berdasarkan karakteristik responden yang terbanyak yaitu usia remaja
akhir (17-25 tahun) (74 %). Pendidikan sarjana (53%), Ibu rumah tangga (47%), IMT kurang (58%),
KEK (100%),tingkat pengetahuan cukup (47%), tingkat sikap cukup (42%), dan tingkat tindakan
baik (47%). Hasil uji wilcoxon didapatkan p value 0,000 (<0,05) yang artinya ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata nilai pretest dan postest
Kesimpulan: Berdasarkan hasil survei didapattkan hasil pengetahuan cukup (47%), sikap responden
mengenai KEK pada ibu hamil cukup (42%) dan tindakan respoden mengenai KEK pada ibu hamil
didapatkan hasil baik (47%) dan rata-rata nilai responden sebelum dan setelah intervensi
menunjukan peningkatan yang cukup besar yaitu mencapai 20,0 dengan p value 0,000 (<0,05).
Kata Kunci: Ibu hamil, KEK
ABSTRACT

Background: The incidence of chronic energy deficiency (CED) still colors the condition of
pregnant women in Indonesia. During pregnancy, CED can be a trigger for the onset of cases of
hypertension in pregnancy, pre-eclampsia, bleeding and premature amniotic rupture.
Anthropometrically, LILA measurement is one way to determine the nutritional status of pregnant
women whether they experience CED or not. To overcome the CED problem, pregnant women really
need energy intake according to their body needs.
Methods: This research was carried out at the Kagok health center starting from November 21-
December 2, 2022. the type of Cross Sectional research is descriptive Analytics. Total sampling
technique. The sample totaled 19 people. Research data were obtained based on primary and
secondary data.
Results: From 19 respondents based on the characteristics of the most respondents, namely the age
of late adolescence (17-25 years) (74 %). graduate education (53%), Housewives (47%), BMI less
(58%), CED (100%), sufficient knowledge level (47%), sufficient attitude level (42%), and good
action rate (47%). Wilcoxon test results obtained a p value of 0.000 (<0.05) which means that there
is a significant difference between the average pretest and postest values
Conclusion: Based on the survey results, sufficient knowledge results were obtained (47%),
respondents' attitudes regarding CED in pregnant women were sufficient (42%) and respoden
actions regarding CED in pregnant women obtained good results (47%) and the average respondent
value before and after the intervention showed a considerable increase, reaching 20.0 with a p value
of 0.000 (<0.05).
Keywords: Pregnant Woman, CED

PENDAHULUAN
Kejadian kekurangan energi kronik (KEK) masih mewarnai kondisi ibu hamil di
Indonesia. KEK merupakan kasus kekurangan energi dalam jangka waktu yang
cukup lama. Seseorang yang mengalami KEK mengalami kelelahan yang luar
biasa, merasa tidak sehat dan tetap merasakan lelah setelah beristirahat. Seorang
ibu hamil yang mengalami KEK akan mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Dampak lain yang dapat terjadi yaitu terganggunya pertumbuhan janin dalam
kandungan. Selama kehamilan, KEK dapat menjadi pemicu dari timbulnya kasus
hipertensi dalam kehamilan, pre-eklamsi, perdarahan dan ketuban pecah dini.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 jumlah penderita ibu
yang mengalami KEK adalah sebesar 17,3 %. Sedangkan, data di Puskesmas Kagok
berdasarkan hasil dari capaian kinerja Puskesmas pada tahun 2022 didapatkan 22
orang ibu hamil yang mengalami KEK dan pada bulan Oktober sendiri
menyumbang 4 orang ibu hamil KEK.1
Secara antropometrik, pengukuran LILA merupakan salah satu cara untuk
mengetahui status gizi ibu hamil. Ukuran LILA < 23,5 cm menunjukkan risiko
Kurang Energi Kronis (KEK) dengan tanda berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus. Bila ibu hamil menderita KEK maka pertumbuhan dan
perkembangan janinnya akan terganggu sehingga bayi yang dilahirkan berisiko
BBLR, mudah terkena sakit, serta pertumbuhan dan perkembangan otak janin
terhambat. Hal ini akan mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari dan
kemungkinan perkembangan kepandaiannya menjadi lambat.1,2
Untuk menanggulangi masalah KEK, maka setiap WUS (wanita usia subur)
terutama ibu hamil sangat memerlukan asupan energi sesuai kebutuhan tubuhnya.
Asupan energi dapat diperoleh dari konsumsi makanan berupa sumber karbohidrat,
protein dan lemak. Karbohidrat merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah yang besar untuk menghasilkan energi. Kebutuhan yang besar akan
karbohidrat terjadi karena nutrien ini terpakai habis dan tidak didaur ulang.
Karbohidrat yang tidak terpakai karena asupannya melebihi jumlah pengeluaran
energi akan diubah menjadi simpanan karbohidrat yang disebut glikogen. Jika
simpanan glikogen dalam hati dan otot sudah penuh, karbohidrat yang berlebihan
dapat pula diubah menjadi lemak tubuh yang merupakan simpanan energi tubuh
yang terbesar. Baik glikogen maupun lemak tubuh merupakan simpanan energi
yang akan digunakan apabila asupan energi dari makanan kurang atau ketika
kebutuhan energi meningkat. Selain dihasilkan dari karbohidrat, energi tubuh juga
dapat dihasilkan dari sumber protein dan lemak. Simpanan energi yang terbesar di
dalam tubuh adalah sebagai cadangan lemak di bawah kulit, sehingga hal ini dapat
digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil melalui pengukuran LILA, karena
pengukurannya mudah untuk dilakukan.3,4
Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui
pengalaman atau pembelajaran. Faktor pengetahuan dapat disebabkan oleh tingkat
pendidikan serta informasi yang didapatkan responden dari media massa maupun
penyuluhan dari Puskesmas terdekat. Tenaga kesehatan harus bekerja sama dengan
masyarakat dalam rangka meningkatkan upaya edukatif pada masyarakat. Kurang
pengetahuan ibu hamil tentang gizi menyebabkan kurangnya makanan bergizi
selama hamil. Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil yaitu
pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan. Perencanaan
dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa mempunyai peranan yang
penting Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu akan mempengaruhi perilaku ibu
termasuk dalam pengambilan keputusan. Ibu dengan gizi yang baik, kemungkinan
akan memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk bayinya. Sehingga ibu yang
memiliki pengetahuan yang baik meskipun pada awal kehamilannya mengalami
mual dan rasa tidak nyaman maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan
gizinya dan juga bayinya. Maka dari itu, pengetahuan, sikap dan tindakan
merupakan faktor utama dalam melakukan pencegahan KEK pada ibu hamil.5,6
Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green,
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non- behavior causes).
Sementara faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga faktor yakni :
faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi umur, pekerjaan,
pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling Factors) yang
terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesehatan, dan faktor penguat
(Reinforcing Factors) yang terwujud dari faktor yang ada diluar individu, dapat
terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku petugas kesehatan, kelompok referensi,
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, peraturan atau norma yang ada dan dalam
dukungan yang diberikan oleh keluarga.
Dari uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk menilai
karakteristik ibu hamil terkait Kekurangan energi kronis (KEK) dan juga
mengetahui efektivitas media edukasi leaflet mengenai KEK pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kagok Kota Semarang.7
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Kagok mulai dari tanggal 21
November- 2 Desember 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif analitik. Desain penelitiannya berjenis Cross Sectional sehingga
pengukuran variable hanya dilakukan dalam 1 waktu serta tidak adanya tindak
lanjut setelahnya. Kemudian, teknik pengambilan sampel berupa total sampling
yang dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 19 orang, yaitu ibu hamil yang mengalami KEK pada saat
dilakukan pemeriksaan LILA.
Data penelitian didapatkan berdasarkan data primer dan sekunder. data
primer diperoleh dari data hasil wawancara menggunakan instrumen kuesioner
dengan responden. Data sekunder didapatkan dari Hasil capaian kinerja Puskesmas
Kagok tahun 2022 periode Januari-Oktober mengenai jumlah Populasi Ibu hamil
yang mengalami KEK. Instrumen berupa kuesioner pengetahuan, sikap dan
tindakan KEK pada ibu hamil yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas.
Pengambilan melalui kuesioner dilakukan dengan cara door to door. Analisis data
dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi
karakteristik ibu hamil KEK dan uji wilcoxon untuk menilai efektivitas intervensi
edukasi dengan leaflet mengenai KEK pada ibu hamil dengan membagikan Pretest
dan Postest.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Karakteristik sampel dan data
Tabel 1. Karakteristik sampel dan data
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
Usia Ibu Hamil
Remaja Akhir (17-25) 14 74 %
Dewasa Awal (26-35) 5 26 %
Dewasa Akhir (36-45) - -
Pendidikan
SD - -
SMP 3 16 %
SMA 6 31 %
Sarjana 10 53 %
Pekerjaan
Tidak Bekerja - -
IRT 9 47 %
Buruh - -
Wiraswasta 5 26 %
Pegawai Swasta 5 26 %
Lainnya - -
Status Gizi (IMT)
Kurang (<17) 11 58 %
Normal (17-23) 8 42 %
Berlebih (24-27) - -
Obesitas (>27) - -
Status Gizi (LILA)
KEK (<23,5) 19 100 %
Tidak KEK (>23,5) - -
Tingkat Pengetahuan
Baik 8 42 %
Cukup 9 47 %
Kurang 2 11 %
Tingkat Sikap
Baik 7 37 %
Cukup 8 42 %
Kurang 4 21 %
Tingkat Tindakan
Baik 9 47 %
Cukup 6 32 %
Kurang 4 21 %

Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa responden terbanyak diambil


dari usia remaja akhir (17-25 tahun) yaitu sebanyak 14 orang (74 %),
berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan bahwa responden paling banyak
berpendidikan sarjana yaitu sebanyak 10 orang (53 %). Responden sebagian
besar bekerja sebagai Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 9 orang (47 %),
berdasarkan status gizi menurut IMT, mayoritas pasien memiliki IMT yang
kurang yaitu sebanyak 11 orang (58 %), dan status gizi berdasarkan ukuran
LILA seluruh responden masih mengalami KEK yaitu sebanyak 19 orang (100
%).

Berdasarkan Tingkat pengetahuan Ibu hamil mengenai KEK menunjukan


bahwa dari 19 responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang
cukup yaitu sebanyak 9 orang (47 %). Berdasarkan tingkat sikap ibu hamil
mengenai KEK menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap
yang cukup yaitu sebanyak 8 orang (42 %) dan bersarkan tingkat tindakan
mengenai KEK pada ibu hamil menunjukan bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat tindakan yang baik yaitu sebanyak 9 orang (47 %).
2. Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil KEK Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Intervensi Penyuluhan Mengenai Gambaran KEK, Penyebab KEK, Dampak
KEK, Pencegahan KEK Dan Gizi Seimbang.
Tabel 2. Distribusi mean hasil pretest dan postest

Mean P Value

Pretest 66,32
0,000
Postest 86,32

Berdasarkan tabel 2 mengenai Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil KEK


Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi Penyuluhan Mengenai Gambaran
KEK, Penyebab KEK, Dampak KEK, Pencegahan KEK Dan Gizi Seimbang
diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata (Mean) pengetahuan ibu
hamil KEK yaitu pada Pretest adalah 66,32 dan pada Postest menjadi 86,32.
Hasil rata-rata nilai pengetahuan responden menunjukan peningkatan yang
cukup besar yaitu mencapai 20,00. Hasil analisis didapatkan nilai p=0,000
(<0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata
nilai pengetahuan pre-test dan post-test.
Pembahasan
Hasil penelitian terhadap 19 orang responden ibu hamil KEK di wilayah
kerja Puskesmas Kagok didapatkan bahwa responden terbanyak diambil dari usia
remaja akhir (17-25 tahun) yaitu sebanyak 14 orang (74 %). Umur merupakan salah
satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang secara psikis dan
sosial, sehingga membuat seseorang mampu lebih baik dalam merespon informasi
yang diperoleh Hal ini akan berpengaruh terhadap daya tangkap seseorang dalam
mencerna informasi yang diperolehnya, sehingga dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Umur 20-35 tahun merupakan umur reproduksi sehat,
sehingga pada masa ini sangat baik terjadinya kehamilan. Umur yang kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko tinggi untuk melahirkan. Usia 20-35
tahun merupakan usia yang paling aman dalam hamil, dimana pada usia tersebut
ibu dan anak aman melakukan persalinan dan pada usia tersebut ibu hamil lebih
mudah mengerti tentang bagaimana bahaya kehamilan yang disampaikan oleh
petugas medis maupun mendapatkan informasi dari media masa atau media online.
Agustin (2014) menunjukkan bahwa usia ibu hamil yang mengalami KEK
kebanyakan adalah mereka yang berusia <20 tahun. Hal ini sangat berhubungan
dengan kematangan sistem reproduksi wanita pada usia tersebut yang masih belum
sempurna dan masih belum siap untuk dibuahi.1,4
Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan bahwa responden paling
banyak berpendidikan sarjana yaitu sebanyak 10 orang (53 %). Tingkat pendidikan
merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sedangkan pengetahuan
merupakan faktor yang melatarbelakangi terbentuknya suatu perilaku. Semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan
pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.
Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga
pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan yang rendah akan
lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan,
sehingga sulit untuk menerima pembaharuan di bidang gizi.4
Berdasarkan pekerjaan bahwa Responden sebagian besar bekerja sebagai
Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 9 orang (47 %). ekerjaan seseorang berkaitan erat
dengan status ekonomi. Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi
seorang wanita dalam memilih makanannya, Ekonomi seseorang mempengaruhi
dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan
ekonomi tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang
dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin
terpantau selain itu, Faktor pekerjaan lainnya juga berpengaruh terhadap kejadian
KEK pada ibu hamil, misalnya beban kerja yang terlalu berat akan memberikan
dampak yang kurang baik terhadap kehamilannya terutama terkait berat badan dan
sikapnya yang mempengaruhi pekerjaannya.1,4
Berdasarkan status gizi menurut IMT yang dihitung berdasakan berat badan
dan tinggi badan mayoritas pasien memiliki IMT yang kurang yaitu sebanyak 11
orang (58 %), dan status gizi berdasarkan ukuran LILA seluruh responden masih
mengalami KEK yaitu sebanyak 19 orang (100 %). Menurut Depkes RI (1995) ibu
hamil dengan KEK adalah ibu yang mempunyai ukuran LILA < 23,5 cm dan
dengan beberapa kriteria seperti a) Berat badan sebelum hamil <42 kg b) Tinggi
badan ibu <145 cm c) IMT sebelum hamil <17,00 d) Ibu menderita anemia (Hb<11
gr%). Menurut Depkes RI (1994) dikutip dalam Supariasa., dkk, (2013) pengukuran
LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara usaha deteksi
dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui
kelompok berisiko KEK. WUS adalah wanita usia 15-45 tahun.1,3
berdasarkan tingkat tindakan mengenai KEK pada ibu hamil menunjukan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat tindakan yang baik yaitu
sebanyak 9 orang (47 %). Berdasarkan Tingkat pengetahuan Ibu hamil mengenai
KEK menunjukan bahwa dari 19 responden sebagian besar memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 9 orang (47 %). Pengetahuan yang dimiliki
seorang ibu akan mempengaruhi perilaku ibu termasuk dalam pengambilan
keputusan. Ibu dengan gizi yang baik, kemungkinan akan memenuhi kebutuhan gizi
yang baik untuk bayinya. Sehingga ibu yang memiliki pengetahuan yang baik
meskipun pada awal kehamilannya mengalami mual dan rasa tidak nyaman maka
ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya. Kurang
pengetahuan ibu hamil tentang gizi menyebabkan kurangnya makanan bergizi
selama hamil. Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil yaitu
pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan. Perencanaan
dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa mempunyai peranan yang
penting Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu akan mempengaruhi perilaku ibu
termasuk dalam pengambilan keputusan.6,7,8
Berdasarkan tingkat sikap ibu hamil mengenai KEK menunjukan bahwa
sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup yaitu sebanyak 8 orang (42
%). Menurut Green (2000) bahwa sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap yang cukup pada ibu hamil terhadap gizi disebabkan budaya
masyarakat setempat yang masih memiliki kebiasaan yang melarang ibu hamil
untuk mengkonsumsi makanan tertentu yang bergizi, seperti ibu hamil tidak boleh
makan ikan lele karena dapat menyebabkan si bayi berukuran besar dan susah lahir
atau ikan dempet karena dapat menyebabkan bayinya lahir dengan kembar siam.
Menurut Green (2000) bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan “predisposisi” tindakan atau
perilaku. Lebih lanjut Arisman (2007) menyebutkan bahwa, pemilihan makanan
dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan
praktek-praktek pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.6,8
Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
kesehatan tentang Gambaran KEK, Penyebab KEK, Dampak KEK, Pencegahan
KEK Dan Gizi Seimbang dapat dilihat pada tabel 2. Hasil analisis tingkat
pengetahuan berdasarkan rata-rata didapatkan perbedaan nilai pengetahuan ibu
hamil KEK sebelum diberikan penyuluhan memiliki nilai rata-rata 66,32 kemudian
menjadi 86,32 setelah dilakukan penyuluhan. Hasil analisis didapatkan nilai
p=0,000 (<0,05). Sehingga dapat diartikan terdapat perbedaan nilai pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan mengenai KEK pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kagok. Hal ini menandakan adanya dampak
positif dilakukannya edukasi atau penyuluhan kepada ibu hamil KEK. Dengan
adanya hal tersebut dapat memberikan perubahan terkait sikap dan tindakan serta
akan mengingkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gambaran KEK pada ibu
hamil dan pencegahannya meliputi gizi seimbang dan menghindari resiko penyakit.
Edukasi kesehatan/ sosialisasi mengenai KEK pada ibu hamil merupakan
kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu, mengerti, mau dan bisa
melakukan sesuatu anjuran yang ada hubungannya dengan kejadian KEK pada ibu
hamil. Adapun edukasi/penyuluhan tersebut ialah melakukan penyuluhan dalam
bentuk kelas ibu hamil dan secara door to door menggunakan leaflet kepada ibu
hamil KEK untuk melakukan pencegahan agar dalam proses kehamilan berjalan
optimal dan anak yang dihasilkan dalam keadaan sehat dalam perkembangan
maupun pertumbuhannya.9
Aliva et al, (2021), menyatakan bahwa pemberian leaflet serta pemantauan
yang rutin dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet tambah
darah. Pemantauan juga dapat dilakukan kepada ibu hamil dengan KEK agar paham
mengenai peranya untuk menjaga kehamilannya. Dengan kesadaran ibu hamil
sendiri akan peranya, maka kemungkinan terjadi kegawatan pada ibu hamil dengan
KEK dapat dihindari. Efektivitas leaflet dalam penggunaanya sebagai media
edukasi cukup baik bahkan jika dibandingkan dengan media audiovisual. Hal ini
didukung oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati (2021), yang
menunjukan bahwa edukasi dengan media audiovisual ataupun leaflet sama-sama
memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan pengetahuan. penggunaan
leaflet sebagai media edukasi bisa menjadi efektif karena dapat mudah dipahami
dan dapat dilihat dimana saja. Sehingga dapat mempelajari tentang sebuah topik
dengan mudah.10,11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan Tingkat pengetahuan Ibu hamil mengenai KEK menunjukan
bahwa dari 19 responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
yaitu sebanyak 9 orang (47 %). Berdasarkan tingkat sikap ibu hamil mengenai KEK
menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup yaitu
sebanyak 8 orang (42 %) dan bersarkan tingkat tindakan mengenai KEK pada ibu
hamil menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat tindakan yang
baik yaitu sebanyak 9 orang (47 %). Sehingga, tingginya angka kejadian KEK pada
ibu hamil kemungkinan berasal dari faktor pengetahuan dan sikap responden.
Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan media edukasi berupa leaflet dan
dilakukan penilaian keefektifannya melalui Pretest dan Postest dengan menunjukan
bahwa terdapat perbedaan hasil Pretest dan Postest yang menunjukan rata-rata
Postest lebih tinggi.
Saran
1) Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama lebih aktif dalam
melakukan pencegahan KEK sejak dini atau remaja untuk menurunkan
angka kejadian KEK di wilayah kerjanya.
2) Masyarakat sebagai pelaku kesehatan dapat tertib dan disiplin dalam
melakukan upaya pencegahan terjadinya KEK sehingga angka kejadian
KEK dapat turun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jurnal Medikes. Faktor Dominan Penyebab Kejadian Kekurangan Energi
Kronik Pada Ibu Hamil. Volume 9, Nomor 1. 2022.
2. KEMENKES RI. Penilaian Status Gizi. Jakarta. 2017
3. Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan. Analisis Status Kek Ibu Hamil
Terhadap Kejadian berat badan Lahir Rendah (BBLR) Di Puskesmas
Manggari Kabupaten Kuningan Tahun 2019. Vol 11. 65-76. 2020
4. FKIK UIN Alauddin. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Wanita Pada
Fase Pra Konsepsi Dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik). Makassar.
2021
5. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Tentang Pentingnya Makanan Tambahan Melalui Pojok Konseling Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tondasi Kabupaten Muna Barat. 2020
6. Mira, Ni Nyoman. Gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang
kurang energi kronis di unit pelaksana teknis daerah pusat kesehatan
masyarakat Gianyar 1. 2021
7. Dafiu, Tita rosmawati. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi
kehamilan dengan kejadian kurang energi kronik (KEK) pada kehamilan di
kota Yogyakarta tahun 2017. 2017
8. Fibrila, Firda. Peningkatan Pengetahuan KEK dan Pemanfaatan Pekarangan
sebagai Sumber Gizi Keluarga pada Ibu Hamil. Lampung. 2021
9. Adventus. Buku Ajar Promosi Kesehatan. Jakarta. 2019
10. Hartati, Efektivitas Pemberian Edukasi Kesehatan Menggunakan Media
Leaflet Dengan Pengetahuan Keluarga Dalam Penanganan
Kegawatdaruratan Janin Pada Ibu Hamil Dengan Kekuarangan Energi
Kronis (KEK). Semarang. 2022
11. Swatir, Nurja. Optimalisasi Program Perbaikan Gizi Ibu Hamil Kurang
Energi Kronik Melalui Penyediaan Leaflet Desa Lasalimu Di Uptd
Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu Selatan Kabupaten Buton. Buton. 2020

Anda mungkin juga menyukai