Artikel Ilmiah
Disusun Oleh :
Zaki Mubarok
H3A022034
ABSTRAK
Latar Belakang: Kejadian kekurangan energi kronik (KEK) masih mewarnai kondisi ibu hamil di
Indonesia. Selama kehamilan, KEK dapat menjadi pemicu dari timbulnya kasus hipertensi dalam
kehamilan, pre-eklamsi, perdarahan dan ketuban pecah dini. Secara antropometrik, pengukuran
LILA merupakan salah satu cara untuk mengetahui status gizi ibu hamil apakah mengalami KEK
atau tidak. Untuk menanggulangi masalah KEK, maka ibu hamil sangat memerlukan asupan energi
sesuai kebutuhan tubuhnya.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Kagok mulai dari tanggal 21 November-2
Desember 2022. jenis penelitian Cross Sectional yaitu deskriptif Analitik. teknik pengambilan
sampel Total sampling. Sampel berjumlah 19 orang. Data penelitian didapatkan berdasarkan data
primer dan sekunder.
Hasil: Dari total 19 responden berdasarkan karakteristik responden yang terbanyak yaitu usia remaja
akhir (17-25 tahun) (74 %). Pendidikan sarjana (53%), Ibu rumah tangga (47%), IMT kurang (58%),
KEK (100%),tingkat pengetahuan cukup (47%), tingkat sikap cukup (42%), dan tingkat tindakan
baik (47%). Hasil uji wilcoxon didapatkan p value 0,000 (<0,05) yang artinya ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata nilai pretest dan postest
Kesimpulan: Berdasarkan hasil survei didapattkan hasil pengetahuan cukup (47%), sikap responden
mengenai KEK pada ibu hamil cukup (42%) dan tindakan respoden mengenai KEK pada ibu hamil
didapatkan hasil baik (47%) dan rata-rata nilai responden sebelum dan setelah intervensi
menunjukan peningkatan yang cukup besar yaitu mencapai 20,0 dengan p value 0,000 (<0,05).
Kata Kunci: Ibu hamil, KEK
ABSTRACT
Background: The incidence of chronic energy deficiency (CED) still colors the condition of
pregnant women in Indonesia. During pregnancy, CED can be a trigger for the onset of cases of
hypertension in pregnancy, pre-eclampsia, bleeding and premature amniotic rupture.
Anthropometrically, LILA measurement is one way to determine the nutritional status of pregnant
women whether they experience CED or not. To overcome the CED problem, pregnant women really
need energy intake according to their body needs.
Methods: This research was carried out at the Kagok health center starting from November 21-
December 2, 2022. the type of Cross Sectional research is descriptive Analytics. Total sampling
technique. The sample totaled 19 people. Research data were obtained based on primary and
secondary data.
Results: From 19 respondents based on the characteristics of the most respondents, namely the age
of late adolescence (17-25 years) (74 %). graduate education (53%), Housewives (47%), BMI less
(58%), CED (100%), sufficient knowledge level (47%), sufficient attitude level (42%), and good
action rate (47%). Wilcoxon test results obtained a p value of 0.000 (<0.05) which means that there
is a significant difference between the average pretest and postest values
Conclusion: Based on the survey results, sufficient knowledge results were obtained (47%),
respondents' attitudes regarding CED in pregnant women were sufficient (42%) and respoden
actions regarding CED in pregnant women obtained good results (47%) and the average respondent
value before and after the intervention showed a considerable increase, reaching 20.0 with a p value
of 0.000 (<0.05).
Keywords: Pregnant Woman, CED
PENDAHULUAN
Kejadian kekurangan energi kronik (KEK) masih mewarnai kondisi ibu hamil di
Indonesia. KEK merupakan kasus kekurangan energi dalam jangka waktu yang
cukup lama. Seseorang yang mengalami KEK mengalami kelelahan yang luar
biasa, merasa tidak sehat dan tetap merasakan lelah setelah beristirahat. Seorang
ibu hamil yang mengalami KEK akan mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Dampak lain yang dapat terjadi yaitu terganggunya pertumbuhan janin dalam
kandungan. Selama kehamilan, KEK dapat menjadi pemicu dari timbulnya kasus
hipertensi dalam kehamilan, pre-eklamsi, perdarahan dan ketuban pecah dini.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 jumlah penderita ibu
yang mengalami KEK adalah sebesar 17,3 %. Sedangkan, data di Puskesmas Kagok
berdasarkan hasil dari capaian kinerja Puskesmas pada tahun 2022 didapatkan 22
orang ibu hamil yang mengalami KEK dan pada bulan Oktober sendiri
menyumbang 4 orang ibu hamil KEK.1
Secara antropometrik, pengukuran LILA merupakan salah satu cara untuk
mengetahui status gizi ibu hamil. Ukuran LILA < 23,5 cm menunjukkan risiko
Kurang Energi Kronis (KEK) dengan tanda berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus. Bila ibu hamil menderita KEK maka pertumbuhan dan
perkembangan janinnya akan terganggu sehingga bayi yang dilahirkan berisiko
BBLR, mudah terkena sakit, serta pertumbuhan dan perkembangan otak janin
terhambat. Hal ini akan mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari dan
kemungkinan perkembangan kepandaiannya menjadi lambat.1,2
Untuk menanggulangi masalah KEK, maka setiap WUS (wanita usia subur)
terutama ibu hamil sangat memerlukan asupan energi sesuai kebutuhan tubuhnya.
Asupan energi dapat diperoleh dari konsumsi makanan berupa sumber karbohidrat,
protein dan lemak. Karbohidrat merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah yang besar untuk menghasilkan energi. Kebutuhan yang besar akan
karbohidrat terjadi karena nutrien ini terpakai habis dan tidak didaur ulang.
Karbohidrat yang tidak terpakai karena asupannya melebihi jumlah pengeluaran
energi akan diubah menjadi simpanan karbohidrat yang disebut glikogen. Jika
simpanan glikogen dalam hati dan otot sudah penuh, karbohidrat yang berlebihan
dapat pula diubah menjadi lemak tubuh yang merupakan simpanan energi tubuh
yang terbesar. Baik glikogen maupun lemak tubuh merupakan simpanan energi
yang akan digunakan apabila asupan energi dari makanan kurang atau ketika
kebutuhan energi meningkat. Selain dihasilkan dari karbohidrat, energi tubuh juga
dapat dihasilkan dari sumber protein dan lemak. Simpanan energi yang terbesar di
dalam tubuh adalah sebagai cadangan lemak di bawah kulit, sehingga hal ini dapat
digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil melalui pengukuran LILA, karena
pengukurannya mudah untuk dilakukan.3,4
Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui
pengalaman atau pembelajaran. Faktor pengetahuan dapat disebabkan oleh tingkat
pendidikan serta informasi yang didapatkan responden dari media massa maupun
penyuluhan dari Puskesmas terdekat. Tenaga kesehatan harus bekerja sama dengan
masyarakat dalam rangka meningkatkan upaya edukatif pada masyarakat. Kurang
pengetahuan ibu hamil tentang gizi menyebabkan kurangnya makanan bergizi
selama hamil. Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil yaitu
pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan. Perencanaan
dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa mempunyai peranan yang
penting Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu akan mempengaruhi perilaku ibu
termasuk dalam pengambilan keputusan. Ibu dengan gizi yang baik, kemungkinan
akan memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk bayinya. Sehingga ibu yang
memiliki pengetahuan yang baik meskipun pada awal kehamilannya mengalami
mual dan rasa tidak nyaman maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan
gizinya dan juga bayinya. Maka dari itu, pengetahuan, sikap dan tindakan
merupakan faktor utama dalam melakukan pencegahan KEK pada ibu hamil.5,6
Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green,
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non- behavior causes).
Sementara faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga faktor yakni :
faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi umur, pekerjaan,
pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling Factors) yang
terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesehatan, dan faktor penguat
(Reinforcing Factors) yang terwujud dari faktor yang ada diluar individu, dapat
terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku petugas kesehatan, kelompok referensi,
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, peraturan atau norma yang ada dan dalam
dukungan yang diberikan oleh keluarga.
Dari uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk menilai
karakteristik ibu hamil terkait Kekurangan energi kronis (KEK) dan juga
mengetahui efektivitas media edukasi leaflet mengenai KEK pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kagok Kota Semarang.7
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Kagok mulai dari tanggal 21
November- 2 Desember 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif analitik. Desain penelitiannya berjenis Cross Sectional sehingga
pengukuran variable hanya dilakukan dalam 1 waktu serta tidak adanya tindak
lanjut setelahnya. Kemudian, teknik pengambilan sampel berupa total sampling
yang dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 19 orang, yaitu ibu hamil yang mengalami KEK pada saat
dilakukan pemeriksaan LILA.
Data penelitian didapatkan berdasarkan data primer dan sekunder. data
primer diperoleh dari data hasil wawancara menggunakan instrumen kuesioner
dengan responden. Data sekunder didapatkan dari Hasil capaian kinerja Puskesmas
Kagok tahun 2022 periode Januari-Oktober mengenai jumlah Populasi Ibu hamil
yang mengalami KEK. Instrumen berupa kuesioner pengetahuan, sikap dan
tindakan KEK pada ibu hamil yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas.
Pengambilan melalui kuesioner dilakukan dengan cara door to door. Analisis data
dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi
karakteristik ibu hamil KEK dan uji wilcoxon untuk menilai efektivitas intervensi
edukasi dengan leaflet mengenai KEK pada ibu hamil dengan membagikan Pretest
dan Postest.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Karakteristik sampel dan data
Tabel 1. Karakteristik sampel dan data
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
Usia Ibu Hamil
Remaja Akhir (17-25) 14 74 %
Dewasa Awal (26-35) 5 26 %
Dewasa Akhir (36-45) - -
Pendidikan
SD - -
SMP 3 16 %
SMA 6 31 %
Sarjana 10 53 %
Pekerjaan
Tidak Bekerja - -
IRT 9 47 %
Buruh - -
Wiraswasta 5 26 %
Pegawai Swasta 5 26 %
Lainnya - -
Status Gizi (IMT)
Kurang (<17) 11 58 %
Normal (17-23) 8 42 %
Berlebih (24-27) - -
Obesitas (>27) - -
Status Gizi (LILA)
KEK (<23,5) 19 100 %
Tidak KEK (>23,5) - -
Tingkat Pengetahuan
Baik 8 42 %
Cukup 9 47 %
Kurang 2 11 %
Tingkat Sikap
Baik 7 37 %
Cukup 8 42 %
Kurang 4 21 %
Tingkat Tindakan
Baik 9 47 %
Cukup 6 32 %
Kurang 4 21 %
Mean P Value
Pretest 66,32
0,000
Postest 86,32