Masryna Siagian 1🖂, Johannes Bastira Ginting2, Ermi Girsang3, Ellista Anatasia Sinaga4,
Indah Pratama Putri Marpaung5
1,2,3,4,5
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu
Kesehatan Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia
Sejarah Artikel: Kekurangan energi kronis menjadi bagian kasus kesehatan gizi yang
Diterima berlangsung lama diakibatkan oleh kekurangan gizi yang dibuktikan dengan
Disetujui mengukur lingkar lengan atas (LiLA). Hasil studi awal Maret 2022 terhadap
Di Publikasi tujuh ibu hamil yang diwawancarai dan diperiksa LiLA ditemukan satu ibu
hamil dengan LiLA <23,5 cm. Hasil wawancara menunjukkan faktor
pendapatan dan dukungan keluarga merupakan penyebab KEK. Studi ini
Keywords:
berupaya mengidentifikasi determinan yang meningkatkan risiko KEK ibu
Determinan,
hamil. Metode penelitian berupa observasionalilanalitik dengan desain potong
Kekurangan energi
lintang. Subyek penelitianl berjumlah 155 ibu hamil menggunakan total
kronis (KEK), Ibu
sampling. Data dianalisis dengani chi square dan Binary Logistic regression.
hamil. Hasil penelitian ini memperlihatkan dari 155 ibu hamil terdapat 22 ibu hamil
memiliki LiLA <23,5 cm dan sisanya 123 ibulhamil yang mempunyai
LiLA >23,5 cm. Hasil uji Chi-square memperlihatkan faktor resiko yang
berhubunganlodengan KEK pada ibu hamil adalah variabel pendapat (p=0,001;
RP=5,188; CI 95%= 1,840-14,624) dan dukungan keluarga (p=0,004; RP=
5,519; CI95%=2,706-11,253) sedangkan variabel yang tidakliberhubungan
dengan KEK pada ibu hamil adalah pengetahuan (p= 1; RP; 0,959; CI95%=
0,436-2,107), paritas (p= 0,165; RP; 0,356; CI95%= 0,088- 1,447), dan usia (p=
1; RP; 0,690; CI95%= 0,103-4,621). Penelitian ini menyimpulkan terjadinya
KEK pada ibulihamil di Wilayah Puskesmas Darussalam Medan dan yang
menjadi variabel dominan adalah variabel pendapatan.
Abstract
🖂
Alamat korespondensi:
© 2023, Poltekkes
Universitas Prima Indonesia, Medan - West Sumatera Utara, Indonesia ISSNKemenkes Pontianak
2442-5478
Email: rynasiagian@yahoo.co.id
Pendahuluan
Kehamilan adalah proses fisiologis yang hamil terdiagnosis LiLA dan 451.350 ibu hamil
menjadi awal kehidupan bagi generasi berikutnya. dengan LiLA kurang dari 23,5 cm (Kemenkes RI,
Proses reproduksi yang sehat menjadi bagian 2021). Nilai prevalansi KEK ibu hamil di Sumatera
terpenting bagi kehamilan seperti asupan energi, Utara yaitu 14,8% dan pada Wanita tidak hamil
protein, karbohidrat, vitamin, mineral serta serat. sebesar 10,8% (Riskesdas, 2018a). Di kota Medan
Kekurangan gizi bagi kesehatan ibu dan anak bisa prevalensi KEK pada wanita hamil yaitu 9,16% dan
ditimbulkan karena tidak terpenuhinya zat gizi pada wanita tidak hamil 8,88% (Riskesdas, 2018b).
makro dan mikro (Pritasari et al., 2017). Berdasarkan hasil laporan di Puskesmas
Kekurangan energi kronis menjadi bagian kasus Darussalam, diketahui pada tahun 2020 sebanyak
kesehatan gizi yang telah berlangsung 368 ibu hamil dan 6 ibu hamil mengalami KEK.
lama diakibatkan oleh kekurangan gizi yang Tahun 2021 ada 362 ibu hamil dan 9 orang terkena
dibuktikan dengan mengukur lingkar lengan atas KEK. Kemudian pada bulan Januari-Juli 2022
(LiLA). Dampaknya dapat menimbulkan gangguan terdapat 306 ibu hamil dan 4 orang yang mengalami
kesehatan baik ibu dan anak, seperti menjurus bayi KEK. Hal tersebut dilaporkan berdasarkan
lahir dengan BBLR dan berisiko mengalami pengukuran LiLA yang dilakukan oleh tenaga
kematian saat persalinan, mengalami pendarahan, kesehatan di wilayah Puskesmas Darussalam.
serta setelah melahirkan sulit sehingga Hasil studi awal pada Maret 2022 terhadap
menimbulkan gangguan kesehatan (Kemenkes RI, tujuh ibu hamil yang diwawancarai dan diperiksa
2018). LiLA oleh peneliti ditemukan satu kasus KEK pada
Faktor resiko KEK pada tiap-tiap daerah pasti ibu hamil dengan LiLA kurang dari 23,5 cm.
berbeda-beda dan bergantung pada karakter Bersumber pada hasil Survey awal yang dilakukan
masyarakat, kebiasaan pemakaian, keadaan sosial, diketahui bahwa yang menjadi faktor penyebab
pendapatan, dan kultur masyarakat (Triatmaja, KEK yang dialami ibu hamil adalah pendapatan,
2017). Banyak sekali yang menjadi faktor pola makan ibu yang tidak baik, dan dukungan
penyebab KEK pada saat kehamilan seperti, umur keluarga. Hasil wawancara menunjukkan ada ibu
ibu, jarak kehamilan, jumlah anak yang dilahirkan, hamil yang tidak memperhatikan dengan pola
berat badan, riwayat pendidikan, pendapatan makannya, mereka hanya makan sesuai seleranya
keluarga (Margiyati, 2018). Berdasarkan Supariasa saja kadang juga tidak makan/hanya ngemil. Dan
(2012), KEK disebabkan oleh tiga faktor, yang terdapat ibu hamil dengan pendapatan <2.500.000
pertama faktor langsung (penyakit jangkitan dan dengan pekerjaan suami yaitu kuli bangunan dan
ragam konsumsi ) kemudian faktor tidak langsung wiraswasta. Pada ibu hamil juga kurang
seperti penghasilan keluarga, pendidikan, mendapatkan dukungan keluarga dimana terdapat
pekerjaan serta pengetahuan dan yang terakhir suami yang kurang peduli seperti tidak ingin tau
faktor biologis meliputi usia ibu dan kesenjangan tentang kesehatan dan memberitahu ibu hamil
kehamilan. Penanganan KEK pada ibu hamil bisa untuk memeriksakan kehamilannya.
dilaksanakan seperti kegiatan konseling, Penelitian sebelumnya mengenai Faktor-
melakukan kegiatan PMT mengkonsumsi makanan faktorryang berhubungan denganrKEK iburhamil
bergizi, olahraga, serta memeriksakan dirPuskesmas RowosarirSemarang diperoleh hasil
kehamilannya secara rutin(Bahar et al., 2020). pada variabel jarak kehamilan (p=0,001),
Secara dunia, prevalensi KEK ibu hamil pendapatan (p: 0,012), dukungan kelaurga
sekitar 462 juta Ayele et al., (2020). Berdasarkan (p:<0,000), asupan gizi (p:0,001), dan PHBS
(WHO) 2017 menunjukkan angka prevalensi (p:0,002) yang artinya semua variabel tersebut
secara global pada penyakit anemia dan KEK memiliki hubungan terhadap terjadinya KEK pada
selama kehamilan berkisar antara 35% sampai 75% ibu hamil dan variabel asupan gizi merupakan
dan mengalami kenaikan yang signifikan pada faktor dominan (Novitasari et al., 2019). Studi pada
trimester ketiga. Hasil Riskesdas (2018) penelitian Triatmaja (2017) mengatakan kasus
melaporkan bahwa proporsi KEK ibu hamil sebesar KEK ibu hamil sebesar 23,9%. Dimana variabel
17,3%. Sementara data hasil laporan rutin 2020 umur (p<0,05) yang mempunyai hubungan dengan
berdasarkan 34 provinsi terdapat 4.656.382 ibu kejadian KEK. Penelitian Lestari (2022)
membuktikan bahwa variabel asupan nutrisi Darussalam Medan pada bulan Oktober hingga
paritas, pendidikan, serta pekerjaan (p<0,05) September 2022. Populasi pada riset ini seluruh ibu
mempunyai hubungan yang bermakna dengan hamil yang di Keluruhan Sei Putih Barat wilayah
kejadian KEK. Hasil penelitian lain menyebutkan kerja Puskesmas Darussalam Medan tahun 2022
pendapatan keluarga yang rendah, paritas serta berjumlah 155 ibu hamil. Sampel riset ini,
jarak kehamilan dengan nilai p: <0,001 memiliki berjumlah 155 ibu hamil dengan total sampling
hubungan dengan kejadian KEK (Hidayati & yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dari
Wardani, 2020). Hasil analisis multivariat pada populasi. Data didapatkan secara langsung dari
penelian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh wawancara berdasarkan kuesioner. Analisis data
terhadap infeksi TBC (p:0,002; OR: 6,770) yang univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square
artinya ibu hamil yang memiliki infeksi TBC sedangkan analisis multivariat menggunakan uji
memiliki resiko sebesar 6,77 kali lebih besar Regresi logistik biner.
dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki
infeksi TBC (Mustafa et al., 2021) Hasil dan Pembahasan
Ibu hamil yang berpotensi terkena KEK
menghadirkan sejumlah masalah bagi ibu dan Karakteristik respondeni dalam penelitian ini
janin. KEK dimasa kehamilan bisa memunculkan
meliputi iusia, tingkat ipendidikan, pendapatan,
efek dan penyakit baru kepada ibu seperti jumlah anak, usia kehamilan, penyakit infeksi, dan
kekurangan darah, hemoragi, penambahan berat ukuran LiLA dengan jumlah responden sebanyak
badan abnormal terakhir infeksi. Sementara itu, 155 responden ibu hamil. iBerdasarkan penelitian
efek KEK masa proses kelahiran mampu membawa yang itelah dilakukan didapatkanihasil sebagaii
dampak persalinan yang berat dan lama, kelahiran berikut:i
pradini, perdarahan pasca persalinan, dan kelahiran
melalui pembedahan yang condong naik. KEK
Tabeli1. Karakteristiki Ibu Hamili (n=155)
pada ibu hamil mampu mengganggu
perkembangan janin serta mampu memicu abortus, Karakteristiki Jumlah
kematian neonatus, anomali kongenital, asfiksia F %
intrapartum serta mengalami BBLR (Waryono, Usia
2010). <20 tahuni 2 1,3
Pada penelitian terdahulu mengenai
20-30 tahuni 103 66,5
Hubunganr PendapatanrKeluarga dan tingkat
pendidikan iburdengan kejadian KEK padalpada >30 tahun 50 32,2
ibukhamil di Kendari dengan studi potong lintang
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang Pendidikan
bermakna antara pendapat keluarga dengan SD 7 4,5
kejadian KEK (p<0,05). Sementara itu variabel SMP 28 18,1
tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan
dengan kejadian KEK (p>0,05) (Pratiwi, 2018). SMA 75 48,4
Berdasarkan penelitian tersebut, menurut peneliti Perguruan Tinggi 45 29
masih terdapat kekurangan yaitu pada variabel Jumlah anak
bebas yang diteliti, dimana hanya dua variabel saja
<3 anak 107 69
yang teliti yaitu pendapatanlkeluarga dan tingkat
pendidikanlsaja. Padahal masih banyak lagi faktor 3 anak 37 23,9
resiko yang bisa menyebabkan KEK pada ibu >3 anak 11 7,1
hamillseperti adanya mengidap penyakit infeksi,
kurangnya asupan gizi, kemudian jumlah anak, Usia Kehamilan
jarak kehamilan, penghasilan, pekerjaan, Trimester 1 20 12,9
pendidikan dan pengetahuan (Supariasa, 2012).
Trimester 2 80 51,6
Maka dari itu pada penelitian ini, kami meneliti
Trimester 3 55 35,5
mengenai Determinan Kejadianl KEKlpadalIbu
Penyakit Infeksi
hamil. Dimana peneliti telah menetapkan variabel
Ada 42 27,1
bebas yaitu pendapatan, pengetahuan, paritas,
Tidak ada 113 72,9
umur, dan dukungan kelaurga. Maka dari itu
LiLA
peneliti sangat terpikat untuk menganalisis lebih
lanjut mengenai Determinan Kejadianl KEK pada <23.5 cm 22 14,2
Ibulhamil di Wilayah Puskesmas Darussalam. >23.5 cm 123 85,8
Metode
Berdasarkan tabel 1, sebanyak 66,5%
Riset ini berupa Survey analitik dengan
responden pada penelitian ini adalah ibu hamil
menerapkan desain Cross sectional Study. Riset
berusia 20-30 tahun., kemudian 32,2 % responden
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
yang berusia >30 tahun dan sisanya 1,3%
responden berusia <20 tahun. Pada tingkat memiliki pendapatan <2.522.609,94. Pada variabel
pendidikan sebagian besar responden 48,4% berada pengetahuan, 58,1% responden memiliki
pada tingkat pendidikan SMA, Kemudian terdapat pengetahuan baik, sedangkan 41,9% memiliki
29% responden berpendidikan tinggi, 18,1% pengetahuan kurang baik. Pada variabel paritas
berpendidikan SMP, dan 4,5% berpendidikan SD. didapat responden dengan kategori berisiko 21,9%
Responden yang memiliki jumlah anak <3 dan kategori tidak berisiko 78,1%.
mempunyai jumlah yang lebih banyak sebesar 69% Pada variabel yang diteliti diketahui bahwa
dibandingkan dengan responden yang memiliki usia responden yang termasuk dalam kategori
anak 3 (23,9%) dan >3 (7,1%). Sebagian besar usia berisiko sebanyak 10 orang (6,5%) dan usia
kehamilan responden yaitu pada trimester 2 sebesar responden yang tidak berisiko sebanyak 145 orang
51,6%, kemudian pada trimester 1 (12,9%) dan (93,5%). Kemudian pada varibael pola makan,
trimester 3 (35,5%). Responden yang tidak mayoritas ibu hamil memilih pola makan yang baik
memiliki penyakit infeksi lebih banyak 72,9% 82 orang (52,9%) dan sisanya 73 ibu hamil (47,1%)
dibandingkan dengan responden yang memiliki memiliki pola makan tidak baik. Ditinjau dari
penyakit infeksi 27,1%. Dari pengukuran LiLA variabel dukungan keluarga, sebagian besar
sebagian besar (85,8%) responden memiliki ukuran responden (96,1%) mendapat dukungan keluarga
LiLA >23,5 cm. baik, sedangkan 6 responden (3,9%) tidak. Dari
segi kejadian KEK, terdapat 22 ibu hamil yang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi mengalami KEK dan 133 ibu hamil yang tidak
Jumlah mengalami KEK.
Variabel
F %
Pendapatan
<UMP (<2.522.609, 94) 72 46,5
≥UMP (≥2.522.609, 94) 83 53,5
Pengetahuan
Kurang 0 0
Cukup 65 41,9
Baik 90 58,1
Paritas
Berisiko (>3) 34 21,9
Tidak Berisiko (<3) 121 78,1
Umur
Berisiko (<20 dan >35) 10 6,5
Tidak Berisiko (20-35) 145 93,5
Dukungan Keluarga
Kurang Baik 6 3,9
Baik 149 96,1
Kejadian KEK
KEK 22 14,2
Tidak KEK 133 85,8