Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Kajian Masalah PAngan dan Gizi

Dosen Mata Kuliah : Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud, MPH, Sp. GK (K)

META ANALISIS JURNAL PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA


IBU HAMIL

HASRA RYSKA

P1803216019

KONSENTRASI GIZI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandungnya. Bila keadaan gizi ibu
normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar
akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Kondisi KEK pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan
terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan
risiko bayi dengan berat badan lahir rendah, keguguran, kelahiran
premature dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Tidak jarang
kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan factor
kematian utama pada ibu.
Program pemerintah untuk mengatasi masalah gizi makro
maupun mikro pada ibu hamil diantaranya pemberian suplemen, PMT
ibu hamil, edukasi gizi, dan fortifikasi pangan. Pemberian suplemen
dilakukan untuk mengatasi masalah gizi mikro pada ibu hamil. Namun
menurut data Riskesdas tahun 2010 program tersebut masih kurang
efektif. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat konsumsi suplemen yang
masih rendah yaitu 18%. Khusus penanggulangan masalah gizi makro
pada ibu hamil belum ada program yang berkesinambungan, selain
pemberian makanan tambahan (PMT).
Menurut Depkes RI, ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil
yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm,
pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko KEK
wanita usia subur (WUS) termasuk pada ibu hamil. Secara umum,
kurang gizi pada ibu hamil dikaitkan dengan kemiskinan, ketidakadilan
gender, serta hambatan terhadap akses terhadap pelayanan
kesehatan yang adekuat, tingginya fertilitas dan beban kerja yang
tinggi. Secara spesifik, penyebab KEK adalah akibat
ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan
pengeluaran energi. Yang sering terjadi adalah adanya
ketidaktersediaan pangan secara musiman atau secara kronis di
tingkat rumah tangga, distribusi di dalam rumah tangga yang tidak
proporsional dan beratnya beban kerja ibu hamil.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) 2007
perdarahan menempati posisi tertinggi penyebab kematian ibu (28%),
anemia dan kekurangan energy kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara didunia paling sedikit
seperempat dar seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan,
proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%.
Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami
perdarahan pasca persalinan, namun ia akan mendertita akibat
kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami
masalah kesehatan yang berkepanjangan.
Angka resiko kekurangan energi kronik (KEK) wanita usia subur
per provinsi di Indonesia tahun 2007 berdasarkan data Kemenkes RI,
khususnya di Sulawesi Selatan mencapai angka 12,50%.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, proporsi wanita usia
subur resiko KEK usia 15-19 tahun yang hamil sebanyak 31,3% dan
yang tidak hamil sebanyak 30,9%. Pada usia 20-24 tahun adalah
sebanyak 23,8%. Selain itu, pada usia 25-29 tahun adalah sebanyak
16,1 Serta pada usia 30-34 tahun adalah sebanyak 12,7%.
Sedangkan berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi
wanita usia subur resiko KEK usia 15-19 tahun sebanyak 38,5%.
Pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,1%. Selain itu, pada usia
25-29 tahun adalah sebanyak 20,9% Hal ini menunjukkan proporsi
WUS resiko KEK mengalami peningkatan dalam kurun waktu selama
7 tahun .
Data kejadian KEK dan BBLR yang di tahun 2007 menunjukan
angka yang relatif tinggi dimana di Sulawesi Selatan sendiri kejadian
BBLR sebanyak 14,8%, sedangkan di kota Makassar sendiri
mencapai 18,3%, serta angka kejadian KEK di tingkat Sulawesi
Selatan 12,5% dan di kota Makssar 7,7%, Meskipun lebih rendah dari
tingkat Provinsi, tetapi angka kejadian KEK ini termasuk masalah
kesehatan masyarakat dilihat dari prevalensinya.
Di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%.
Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali dari ibu hamil dengan
kondisi kurang energy kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada
ibu hamil usia 15-49 tahun. Dimana proporsi ibu hamil KEK
menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan konsumsi energy
perempuan umur 15-49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara
78,7%-92,2% dan sebanyak 40,7% perempuan umur 15-49 tahun
mengkonsumsi energy dibawah kebutuhan minimal.
Di Sulawesi Selatan, persentase Bayi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah ) pada tahun 2012 meningkat menjadi 3,12% dari kelahiran
hidup, dan menurun pada tahun 2014 menjadi 3,02% dari kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Prov. Sulsel, 2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dimuat dalam
Sulawesi Selatan dalam angka tahun 2016, jumlah bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR meingkat dari Tahun 2014 sebanyak
4.366 menjadi 5.956 pada tahun 2015.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan Pemberian Makanan Tambahan dengan
Status gizi pada ibu hamil KEK?
2. Bagaimana Meta analisis pada jurnal PMT ibu hamil?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hubungan pemberian Makanan Tambahan
dengan status gizi pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui meta analisis pada beberap jurnal PMT ibu
hamil.
BAB II
TELAAH KRITIS JURNAL META ANALISIS

A. METODE PENELITIAN
Pengumpulan data:
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari beberapa literatur
berupa jurnal nasional dengan kata kunci : Pemberian makanan
tambahan-Ibu hamil. Dengan kata kunci tersebut diperoleh jurnal
sebanyak 7 jurnal yang terbit dari tahun 2013 - 2016
Analisis Data:
Populasi dan sampel dalam study meta analisis ini adalah ibu hamil
dengan beberapa metode analisisyaitu kualitatif, yang dengan tujuan
sama ingin melihat apakah ada perbedaan status gizi pada ibu hamil
setelah diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan).

B. HASIL JURNAL
1. Hasil Penelitian jurnal Program Pemberian Makanan Tambahan
untuk Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan
Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang
Desai : kegiatan CSR pendampingan untuk Program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada ibu hamil dan
balita kurang gizi di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon dan
Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang (UPTD Puskesmas
Sukatani dan UPTD Puskesmas Pasirukem) selama 3 Bulan..
Hasil : sebanyak 17 orang (100%) penerima manfaat PMT-P
mengalami Pemantauan oleh Dinkes Karawang kepada penerima
manfaat di UPTD PKM Sukatani KEK (LILA<23,5 cm). Namun,
angka tersebut turun berturut-turut menjadi 24 persen, 12
persen, hingga tidak ada lagi ibu hamil yang tergolong KEK
pada bulan pertama, kedua, dan ketiga pemberian PMT-P.
Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan status gizi ibu hamil
selama program PMT-P dilaksanakan.
2. Hasil Penelitian jurnal pengaruh pemberian makanan tambahan
terhadap perubahan status gizi ibu hamil.
Desain : quasi-eksperimenal dengan rancang bangun
NonEquivalent Control Group. Populasi penelitian adalah ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar. Besar sampel
adalah 30 ibu hamil trimester III dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Hasil : ada perbedaan yang signifikan pada perubahan berat
badan ibu hamil dan ada perbedaan yang signifikan pada
perubahan LiLA ibu hamil setelah dilakukan pemberian Makanan
Tambahan.
3. Hasil Penelitian jurnal efektifitas program pemberian makanan
tambahan pada ibu hamil kekurangan energy kronik di kota depok
Desain : jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
diperkaya degan penelitian kuantitatif.
Hasil : efektifitas program PMT ibu hamil KEK penambahan berat
badan yang sesuai dengan usia kehamilan adalah sebesar 65%
hamil KEK yang mendapatkan PMT berat badannya bertambah
sesuai dengan usia kehamilan bayi yang dikandungnya, 32%
pertambahan berat badan kurang dari usia kehamilan.
4. Hasil Penelitian jurnal pengaruh pemberian makanan tambahan
terhadap peningkatan berat badan ibu hamil kek (kurang energi
kronis) di wilayah kerja puskesmas labuan Lombok.
Desain : Jenis penelitian ini adalah penelitian semu yang
dilakukan di masyarakat ( pre - eksperimen )Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami KEK yang
jumlahnya 52 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
keseluruhan ibu hamil yang mengalai KEK yang ada di
Wilayah kerja Puskesmas Labuan Lombok Lotim dengan
kriteria inklusi sebagai berikut: Ibu hamil KEK dan tidak KEK,
terdaftar di wilayah kerja puskesmas Labuan Lombok, bersedia
dijadikan sampel dalam penelitian ini dan belum melahirkan pada
saat penelitian.
Hasil : terjadi peningkatan berat badan pada ibu hamil kurang
energi kronis pada kelompok perlakuan maupun kelompok
kontrol. Rata-rata kenaikan berat badan pada kelompok perlakuan
5,80 2,007 kg, sedangkan pada kelompok kontrol 3,13 1,767
kg. Rata-rata peningkatan berat badan pada kelompok
perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.
5. Hasil Penelitian jurnal hubungan pemberian makanan tambahan-
pemulihan dengan kadar hemoglobin dan kenaikan berat badan ibu
hamil kurang energi kronis (studi di wilayah kerja puskesmas jelbuk
kabupaten jember)
Desain : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
desain cross sectional, melibatkan subjek penelitian sejumlah 38
orang ibu hamil KEK. Variabel bebas adalah PMT-Pemulihan pada
ibu hamil KEK.
Hasil : terdapat hubungan antara PMT-Pemulihan dengan
kenaikan berat badan ibu hamil KEK (p=0,007), tidak terdapat
hubungan antara PMT-Pemulihan dengan kadar Hb (p=0,097).
6. Hasil Penelitian Jurnal Asupan Energi dan Protein Setelah
Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Ibu Hamil
Kurang Energi Kronik di Puskesmas Kota Surabaya
Desain : Rancangan penelitian adalah mixed method dengan
strategi triangulasi konkuren. Teknik pengambilan sampel
penelitian kuantitatif adalah consecutive sampling, dengan
responden 47 ibu hamil KEK. Partisipan penelitian kualitatif
diambil secara purposive sampling.
Hasil : program PMT-P pada ibu hamil KEK hanya mampu
memperbaiki status gizi menjadi normal sebesar 13%.
7. Hasil Penelitian pengaruh pemberian makanan tambahan biskuit
dan bahan makanan campuran kelor terhadap berat badan dan
haemoglobin
Desain : Randomized Control Trial Desain, pada kelompok balita
dengan pemberian PMT biskuit sebagai kelompok kontrol dan
pemberian PMT bahan makanan campuran (BMC) kelor sebagai
kelompok perlakuan. Sampel sebesar 22 balita dan dianalisis
dengan peason dananalisis komparasi pre-post dengan uji paired
saples T Tes.
Hasil : ada perbedaan BB sebelum dan setelah pemberian PMT
BMC kelor pada kelompok perlakuan dengan nilai (p=0,003)
sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan BB
sebelum dan setelah pemberian PMT biskuit dengan nilai
(p=0,780), dan untuk hemoglobin pada kelompok perlakuan
maupun kelompok control tidak ada perbedaan sebelum dan
setelah mendapatkan PMT BMC kelor (p=0,087) dan PMT
biskuit (p=0,159).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dalam 7 jurnal tentang PMT ibu hamil terhadap
status gizi dan KEK diatas maka dapat disimpulkan bahwa masalah
ibu hamil KEK menggambarkan adanya masalah konsumsi makanan
dan dengan pemberian makanan tambahan dan Pemberian Makanan
Tambahan- pemulihan dapat meningkatkan status gizi ibu hamil yang
KEK menjadi normal sebanyak 90%. Selain itu dengan pemberian
makanan tambahan pada ibu hamil dapat meningkatkan prevalensi
bayi lahir normal.

B. Saran
Upaya perbaikan gizi ibu hamil harus terus ditingkatkan agar janin
yang dikandungnya dapat sehat dan lahir normal yang nantinya akan
berpengaruh terhadap kemajuan bangsa. Kemudian program PMT
harus dipertahankan dan ditingkatkan agar tidak ada lagi ibu hamil
yang mengalami masalah gizi terutama KEK.

REFERENSI

1. Rahma, Nurina. 2016. Program Pemberian Makanan Tambahan untuk


Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan Cilamaya
Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang. Jurnal Resolusi konflik, csr
dan pemberdayaan. Juni 2016. Vol. 1 (1):44 (49)
2. Wahida, Zainun. 2014. Pengaruh pemberian makanan tambahan
terhadap perubahan status gizi ibu hamil. Jurnal keperawatan dan
kebidanan stikes dian mojokerto. Fakultas kesehatan masyarakat :
Universitas Airlangga.
3. Nurmadinisia, rahma. 2013. Efektivitas program pemberian makanan
tambahan pada ibu hamil kekurangan energy kronis di kota Depok.
Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan:UIN
4. Chandradewi, AASP. 2015. pengaruh pemberian makanan tambahan
terhadap peningkatan berat badan ibu hamil kek (kurang energi
kronis) di wilayah kerja puskesmas labuan Lombok. Jurnal kesehatan
prima vol. 9 no. 1februari 2015. Jurusan gizi potekkes kemenkes
Mataram:Mataram
5. Indah, Dahlia. hubungan pemberian makanan tambahan-pemulihan
dengan kadar hemoglobin dan kenaikan berat badan ibu hamil kurang
energi kronis (studi di wilayah kerja puskesmas jelbuk kabupaten
jember). Jurusan kesehatan, prodi gizi klinik : Jember
6. Yunita, evhy dkk. 2014. Asupan Energi dan Protein Setelah Program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Ibu Hamil Kurang Energi
Kronik di Puskesmas Kota Surabaya. IJEMC. Volume 1 no. 1
Desember 2014. Surabaya
7. Juhartini. 2016. pengaruh pemberian makanan tambahan biskuit dan
bahan makanan campuran kelor terhadap berat badan dan
haemoglobin. Hospital Majapahit. Vol. 8 no. 2 november 2016.
Departemen gizi kesehatan masyarakat. Universitas Airlangga:
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai