Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang mempunyai
kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa kematian perinatal. Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) hingga saat ini masih merupakan masalah diseluruh dunia karena merupakan
penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir. Statistik menunjukkan bahwa 90%
dari kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih
tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (Proverawati, 2010).
Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi BBLR pada tahun 2015
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering
terjadi dinegara-negara berkembang dan angka kematiannya 35 lali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram. BBLR masih terus menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat yang signifikan secara global karena efek jangka pendek maupun jangka
panjangnya terhadap kesehatan. BBLR bukan hanya penyebab utama kematian prenatal dan
penyebab kesakitan, studi terbaru menemukan bahwa BBLR juga meningkatkan resiko untuk
penyakit tidak menular seperti diabetes dan kardiovaskuler di kemudian hari (WHO, 2015).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) manifestasi penting dari kekurangan gizi buruk untuk
juga kedua masalah utama negara berkembang Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) diindonesia tahun 2013,KEK menjadi masalah yang kedua,hal ini disebabkan angka
KEK mengalami peningkatan dari tahun 2010 yaitu 31,3% menjadi 38,5% dari tahun
2013(riskesdes)
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan
dengan negara lain di kawasan ASEAN Berdasarkan development report 2010, AKB di Indonesia
mencapai 31 per 1.000 kelahiran, angka itu kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia, juga I.2 kali
lebih tinggi Filipina dan kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand Karena itu, ini harus
perhatian serius, kasus malnutrisi masih menjadi penting di Indonesia. Meski jika prevalensi anak
menurun, namun masih tergolong tinggi. Prevalensinya mencapai 42%, di srilangka yang
memiliki tingkat pendapatan kotor perkapita yang lebih rendah dari pada indonesia, tingkat
prevalensi malnutrisi anaknya hanya 18% (Develpoment Report. 2010).
Berdasarkan hasil Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007.
menunjukkan anak sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 yaitu sebesar 32
kermtian per 1000 kelahiran hidup kematian bayi terjadi neonatus Hal ini memmjukkan bahwa
AKB di indonesia mengalami penurunan- Adapun penyebab kematian bayi baru lahir diindonesia
adalah satunya asfiksia

1
yaitu sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR)_ Adapun penyebab langsung kematian bayi baru lahir 29%
disebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR), asfiksia 13%, tetanuS 100/0, masalah pernberian
makan 10%, infeksi 6,7%, gangguan hematolik 5%, dan lain-lain 27% (SDKI, 2012).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan asupan energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tudak
tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data
Departemen Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia O — I tahun dan 86.000 bayi
baru lahir (O — 28 hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per
1_000 kelahiran hidup, 54% penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi (Depkes RI,
2013).
Ibu hamil yang mengalami KEK mempunyai risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) 5 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami KEK.
Prevalensi ibu hamil KEK mengalami kenaikan selama krisis ekonomi yaitu mencapai 24,9%.
Meski mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan adanya perbaikan ekonomi Indonesia
pasca krisis, sampai dengan saat ini prevalensi ibu hamil KEK masih cukup tinggi yaitu 24,4%.
Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka
BBLR di Indonesia yang mencapai 10,2% pada tahun 2013 (Depkes RI, 2013).
Sekitar 6,7% wanita usia 20-45 tahun di Indonesia rnengalami KEK. 14 provinsi dari
seluruh provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi KEK dibawah angka prevalensi nasional
(13,6%). Provinsi tersebut meliputi Jawa Timur (6,90/0), Sulawesi Barat (7, 1%), Lampung
(7,3%), Sulawesi Selatan (7,4%), Kalimantan Barat Maluku (7,5%), Papua Barat Nusa Tenggara
Barat (7,6%). Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI) Jakarta Jawa Tengah Banten (85%). Daerah
Istimewa (Dl) Yogyakarta (9, 1%), Kalimantan Selatan (9,9%), dan Nusa Tenggara Timur
( (Kemenkes, 2012).
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Provinsi, berturut-turut AKB di Kalimantan
Barat mulai tahun 2009 adalah 97 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2012 rnenjadi 70 per 1000
kelahiran hidup, tahun 2013 menjadi 7 perkelahiran hidup, dan turun menjadi 46 per 1000
kelahiran hidup berdasarkan SDKI tahun 2014. Salah satu faktor utama penyebab kematian bayi
adalah kejadian BBLR. Adapun di Provinsi Kalimantan Barat, jumlah bayi dengan BBLR yang
dilaporkan pada tahun 2014 sebanyak I .737 bayi dari 84.456 jurnlah kelahiran (l sementara bayi
BBLR yang ditangani dari seluruh bayi BBLR adalah 1.620 (93,43%) (Dinas Kesehatan provinsi.
2015).
Peneliti melakukan studi pendahuluan di Rumah Bersalin Sayang Ibu, Bidan Praktik
Mandiri Betty Simatupang, dan Rumah Sakit Umum Daerah Dari hasil Studi pendahuluan Yang
telah dilakukan peneliti, didapatkan hasil yaitu di Rumah Bersalin Sayang lbu jumlah kelahiran

2
BBLR I tahun terakhir 37 kasus, di Bidan Praktik Mandiri Betty Simatupang jumlah kelahiran
BBLR I tahun terakhir 24 kasus, dan di RSUD x jumlah kelahiran BBLR I tahun terakhir 159
kasus.
Berdasarkan data Yang didapatkan dari hasil Studi pendahuluan Yang telah dilakukan
peneliti, didapatkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah memiliki jumlah angka kelahiran Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) tertinggi. Sehingga peneliti merasa perlu untuk meneliti tentang
"Hubungan Kejadian Bayl Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan lbu Yang Mengalami Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di Rumah Sakit Umum Ade Muhammad Djoen Sintang Tahun 2018"
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian dan Latar Belakang diatas, maka masalah Yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah "Bagaimana Hubungan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan lbu
Bersalin Yang Mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Rumah Sakit Umum

C. Tujuan Penelitian

I_ Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian
kelahiran BBLR dengan status gizi ibu bersalin di RSUD X
2_ Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

a.mengetahui distribusi kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD x


b.mengetahui distribusi kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Yang dilahirkan dari bersalin
Yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KER) di RSUD x

c. Mengetahui hubungan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan ibu bersalin Yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEk) di RSUD x

D. Manfaat penelitian

I_ Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan kejadian Berat Badan Lahir Rer%hh (BBLR). Dan hasil penelitian ini sangat berguna untuk
lebih mendalami tentang masalah BBLR dan hubungannya dengan Status gizi ibu hamil, terutama
pada ibu bersalin Yang mengalamiKekurangan energi Kronik (KER)

2. Bagi Institusi STIKARA Sintang

3
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan urnpan balik dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat menunjang pengetahuan dan wawasan peserta didik tentang Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) serta ibu bersalin Yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK)_
3_ Bagi RSUD x

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi petugaS kesehatan di RSUD x
khususnya para bidan dalam memberikan pelayanan dan Sebagai bahan evaluasi keberhasilan
dalam pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan masalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4. Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat menjadi pengetahuan dan informasi serta motivasi bagi lbu hami agar lebih
memperhatikan asupan gizi Yang berdampak pada Status gizi ibu hamil sehingga dan janin sehat,
serta proses persalinan dijalani tanpa adanya penyulit apapun

E. Ruang Lingkup

Karya Tulis Ilmiah ini dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut:

I _ Jenis• Deskriptif Kuantitatif dengan pendekatan Retrospektif

2_ Subjek penelitian • Data sekunder Yang di ambil dari data rekam medis (medical record) Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD x
3. Objek : Hubungan Kejadian BBLR Dengan ibu
penelitian bersalin yang mengalaml Kekurangan Energi
Kronik
(KEK).
Lokasi
4. : RSUD x
penelitian
5. Waktu
penelitian :April 2021

F.Keaslian

4
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
NO Nama Judul Waktu Metode Peneltian Hasil Penelitian
Tem
NY.S C Hubungan Penelitian analitik Hasil analisa
Antara obsevasional, hubungan BBLR
Status Gizi dengan pendekatan dengan ibu bersalin
Ibu Hamil case control yang mengalami
dengan (retrospective KEK pada kelompok
Bayi Berat study) _ kasus diperoleh
Lahir Populasinya semua sebanyak 32 bayi,
Rendah bayi yang lahir di sebanyak 1 7 bayi (53
(BBLR) Puskesmas , 1%) mengalami
Bangsal tahun BBI_R dan sebanyak
2012-2013. Teknik 15 bayi (9 mengalami
pengambilan BBLR.
sampel Berdasarkan hasil uji
menggunakan chi square continuity
Sampling Jenuh. corrections didapatkan
Instrument p-value 0,05
menggunakan sehingga dapat
checklist- Sumber disimpulkan ada
data dari rekam hubungan yang
medik_ Analisis signifikan antara
data dengan BBLR dengan ibu
menggunakan bersalin yang
ChiSquare dengan mengalami KEK_
bantuan SPSS_
2. NY.S Hubungan X Observasional, Melalui uji univariat
kejadian dengan rancangan Didapatkan dari 60
BBLR penelitian kasus responden sebagian
dengan control, data kecil kelahiran BBLR
kelahiran diperoleh dari dipengaruhi oleh
Gemeli RMS, 'i kelahiran ba kembar

5
kemaknaan (35%)__ Ibu dengan Status
dengan persalman primipara lebih
Chi-»uare. beresiko dibandingkan dengan
sedangkan uji ibu multipara_
regresi berganda
dengan metode
conditional :ogi
ctic
3. NY.D Faktor yang X Rancang bangun Dari hasil penelitian diketahui
mempengar analitik cross bahwa responden (kejadian
uhi kejadian sectional. KEK ) yang mengalaml KEK
kurang Populasinya ibu adalah 43,804 diketahui
hamil di bahwa responden (usia)
kronis pada
Puskemas dengan usia beresiko adaiah
Ibu hamil
Baturetno pada 28, 1 diketahui bahwa
bulan Juli — responden (pendidikan)
Agustus 2013 mayoritas adalah menengah,
sebanyak 43 pendidikan responden SMA
sampel diketahui bahwa
sebanyak 39 responden (pendapatan)
responden yang mayoritas dengan pendapatan
di ambil dengan sedang (<Rp. 70000,00)
cara dengan cara adalah (500/0), diketahui
sistematik bahwa responden
random (paritas) yang primipara adaiah
sampling, (3 1
analisis data
dllakukan
Dengan
menggunakan
Univariat
4. NY.P Hubungan X Uji Univariat Dari hasil penelitian
Kejadian dengan Case diketahui bahwa dari 112
Kelahiran Control Unit. sampel diketahui hampir
Prematuritas Diperoleh data seluruh dari kelahiran
dengan sekunder pada prematur menghasilkan B

6
BBLR tahun 2009 BLR y-aitu 101
(Januari-Mei)
dengan teknik
total sampling
Dengan jumlah
keseluruhan
sampel
1 12 responden

Adapun perbedaan penelitian diatas dengan penelitian Yang akan peneliti lakukan terletak
pada subjek Yang akan diteliti menggunakan data sekunder yaitu data Yang diperoleh dari catatan
rekam medis di RSUD x, tujuan penelitian, jumlah populasi dan sampel, waktu penelitian, serta
tempat penelitian di RSUD x

7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
a. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Menurut WHO (2011), Berat Badan Lahir Rendah adalah suatu istilah yang
dipakai bagi bayi prematur (low birth weigh) atau sering disebut dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram bukan bayi prematur.
Menurut Sarwono (2009), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi
baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati, 2010).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya Saat kurang dari 2500 gram. berat badan rendah adalah bayi yang berat
badan lahimya kurang atau sama (Sarwono, 2009)
b. Penyebab Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Penyebab terjadinya BBLR secara umum bersifat multifaktoral, sehingga


kadang mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun,
penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin muda
usia kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat
terjadi (Sulistyorini, 2010). Menurut Surasmi (2011 bebe,rapa keadaan Yang
merupakan faktor terjadinya BBLR, yaitu:
l) Faktor Ibu

a) Malnutrisi

b) Jarak dua kelahiran Yang terlalu dekat

c) Umur ibu <20 tahun atau >35 tahun

d) Penyakit jantung atau penyakit kronik Iainnya

e) Melahirkan anak 24

3) Faktor Janin

a) Cacat bawaan

8
b) Kehamilan ganda

c) Infeksi dalam rahim

4) Faktor Plasenta

a) Plasenta Previa

b) Solusio Plasenta
c. Tanda-tanda Rendah (BBLR)
Menurut Sulistyorini (2010), Bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyal crn-
ctri:
l) Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
3) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau
kurang dari 33 cm, lingkar dada sama atau kurang dari 30 cm
4) Rambut lanugo masih banyak
5) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang 6) Tulang rawan daun telinga belum
sempurna pertumbuhannya
7) Tumit mengkilap, telapak kaki halus 8) Genetalia belum sempurna
9) Labia minora belum tertutup oleh labia mayua 10) Klitoris menonjol (pada bayi
perempuan)
11) Testis belum turun kedalam skrotum
12)Pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
13) Tonus Otot lemah selungga bayi kurang aktifdan pergerakannya lemah
14) Fungsi saraf yang belum atau kurang efektif dan tangisnya lemah
15) Jaringan kelenjar mammaemaslh kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang
16) Vemiks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
d. Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut Wong (2008),

I) Menurut ukuran

9
a) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi Yang berat badannya
kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia

b) Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBISR). yaitu bayi Yang berat badan
lahimya kurang dari 1500 gram
c) Bayi Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi

Yang berat badan lahirnya kurmg dari 1000 gram_

d) Bayi Berat Badan Lahir Rendah Moderat (BBLRM), yaitu bayi

Yang berat badannya 1502-2500 gram

e) Bayi Berat Badan sesuai dengan usia gestasi, yaitu bayi Yang t*rat nya antara
persentil ke-lO sampai ke-90 pada kurva pertumbuhan intra uterin.
f) Bayi Berat Badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya, yaitu
bayi Yang laju pertumbuhan intra uterinnyalambat dan Yang badan lahimya
kurang dari IMsentil ke-lO pada kurva pertumbuha uterin
g) Retradasi pertumbuhan intrauterin (IUGR), yaitu ditemukan pada bayi yang
pertumbuhan intra uterinnya mengalami retradasi (terkadang digunakan
istilah pengganti yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk usia
gestasinya).
h) Bayi besar untuk usia gestasinya, yaitu bayi yang tvrat badan lahirnya diatas
persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intrauterine.
2) Menurut Usia Gestasi

a) Bayi premature (preterm). yaitu bayi yang lahir sebelum akhir usia gestasi
37 minggu tanpa memperhitungkan berat badan lahir.
b) Bayi cukup bulan (full-term), yaitu bayi yang lahir antara permulaan usia
gestasi 38 minggu dan sampai akhir 42 minggu tanpa memperhatikan berat
badan lahir.
c) Bayi postmatur (post-term). yaitu bayi yang lahir setelah usia gestasi 42
minggu tanpa memperhatlkan berat badan lahir.
d) Klasifikasi menurut mortalitas

10
e) Lahir hidup. yaitu kelahiran ketika neonatus memperlihatkan tanda denyut
jantung, bernafas atau memperlihatkan gerakan volunteer tanpa
usia gestasi.
f) Kematian fetal, yaitu fetus setelah usia gestasi 20 minggu dan sebelum
persalinan, tanpa adanya tanda-tanda kehidupan sebelum lahir
g) Kematian neonatal, yaitu kematian yang terjadi dalam 27 hari pertama
kehidupan, kematian neonatal pada minggu pertama kehidupan, kematian
neonatal lambat terjadi antara 7-27
h) Kematian perinatal, yaitu menggambarkan jumlah total kematian fetus dan
neonatus awal per 1000 kelahiran hidup
I )Kematian pascanatal. yaitu kematian yang terjadi antara 28 hari sampai I
tahun-
E. Permasalahan pada BBLR

Menurut Trihariyor%' (2010L masalah-masalah yang teori

Pada BBLR yaitu:

I ) Asfiksia

BBLR biasanya kurang, cukup, atau lebih bulan semuanya berdampak


pada proses adaptasi pernafasan Saat lahir. Sehingga mengalami asfiksia pada
Saat lahir. BBLR membutuhkan kecepatan dan keterampilan resusitasi.
2) Gangguan nafas

Gangguan nafas yang sering terjadi BBLR yang kurang bulan adalah
penyakit membrane hialin, sedangkan pada BBLR yang mengalami gangguan
nafas harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan yang lebih tinggi_
3) Hipotermi

Hipotermi terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh Yang pengaturan


suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Metode kangguru dengan Skin
to Skin membantu BBLR tetap hangat.Sedikitnya simpanan energi Pada bayi
dengan BBLR. sehingga BBLR membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah
lahir dan berikan ASI setiap 2 jam pada minggu pertama.
4) Masalah pemberian ASI

11
Karena ukuran tubuh pada bayi dengan BBLR kecil kurang energi,
lemah, Iambungnya kecil, dan tidak dapat menghisap, BBLR sering
mendapatkan ASI dengan bantuan membutuhkan pemberi.ASI dalam jumlah
Yang sedikit tapi sering. BBLR dengan kehamilan 235 minggu dan berat lahir
22000 gram umumnya bisa langsung menetek.
5) Infeksi

Infeksi terjadi karena sistem kekebalan tubuh Pada BBI-R belum


matang. Keluarga dan tenaga kesehatan Yang merawatpada BBLR harus
melakukan tindakan pada pencegahan infeksi antara Iain dengan melakukan
tindakan mencuci tangan dengan baik.
2. Status Gizi Ibu

a. Pengertian Status Gizi

Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan


makanan zat gizi Olch tubuh (Sufiati, 2009). Status gizi adalah ukuran keberhasilan
dałam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status kesehatan Yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrient (Prawirohardjo, 2009).
Penilaian gizi ibu hamil salah satunya dapat dengan mengukur lingkar lengan
atas (LILA) dikatakan gizi normal apabila sama atau lebih dari 23,5 cm, bila
kurang dari iłu berarti Kurang Energi Kronis (KEK). Hal ini dapat beresiko ibu
melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Nurul, 2010
Status gizi ibu hamil menqnkan salah Satu indikator dałam mengukur Status
gizi masyarakat Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi Kehamilan menyebabkan
meningkatnya metabolisme energi. Karena iłu, kebutuhan energi dan Zat gizi
lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. pertambahan besarnya
organ kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu Yang diperlukan Saat hamil dapat menyebabkan
tumbuh tidak sempurna (Rahmaniar, 2011)
b. Faktor Yang mempengaruhi status gizi

12
Status gizi ibu hamil dipengaruhi terhadap faktor resiko, diet, pengukuran
antr0i»metrik, dan biokimia Penilaian tentang asupan pangan dapat dilxroleh
melalui ingatan 24 jam (Arisman, 2010).

Berat badan bayi bar-u lahir ditentukan Oleh (disamping faktor genetis) status
gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara Iain Oleh status gizi pada waktu
melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula Oleh status gizi ibu waktu konsepsi.
Status gizi ibu sewaktu konsepsi ditentukan Oleh:

 Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil


 Keadaan kesehatan gizi
 Jarak kehamilan P*ia lbu multipara
 Paritas dan usia kehamilan pertama

Status gizi waktu melahirkm ditentukan berdasarkan kesehatan dan Status gizi
waktu konsepsi, juga tMdasarkan keadaan sosial dan ekonomi pada Saat hamil,
derajat pekerjaan fisik, asupan pangan, dan riwayat terjangkit penyakit infeksi_
Status gizi ibu akan mempengaruhi Status gin janin dan berat lahir. Penilaian
Status gizi dan perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pertambahan berat badan yang adekuat (Arisman, 2010).
Menurut Huliana (2009), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40% sedangkan 600/0 untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi ibu hamil tidak sesuai kebutuhan
maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu
maupun janinnya.

Status gizi ibu berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan


janin. Gizi Salah selama kehamilan akan memeberikan pengaruh negatif bahkan
konsekuensi jangka panjang terhadap bayi yang dilahirkan. Berat badan ibu yang
merupakan komponen statuS gizi ibu hamil (berkolerasi dengan IMT)
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan janin. Adanya hubungan kenaikan
berat badan selama kehamilan harus selaras dengan tumbuh kembangnya janin
didalam rahim.

Kehamilan menyebabkan memngkatnya metabolisme energi, karena itu


kebutuhan energi dan Zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan

13
energi dan Zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme Zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan
janİn tumbuh tidak sempuma(Kristİyanaşarİ, 2010),
Maşalah gizi seimbang di Indoneşia masih merupakan maşalah yang cukup
berat Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang
baik bagi ibu dan janin (Ariga, 2012).

Statüs gizi İbu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janİn yang sedang dikandung_ Bila statüs gizi İbu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan beşar akan melahirkan bayi yang şehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi İbu şebelum dan selama hamil (Zulhaida, 2008).

Jika İbu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama hamil, maka bayi yang
dikandungnya akan kekurangan gizi. Meşki sudah cukup bulan, bayi tersebut
beresiko lahİr BBLR (berat badan lahir rendah), [bu hamil dianjurkan
mengk0nşumşİ protein şekltar 2-2,5 gram/kg, Unluk pertumbuhan maupun aktivitas
janİn memerlukan makanan yang dişalurkan melaluİ plasenta, untuk hamil
mendapat gizi yang cukup untuk diri dan janinnya.Selaİn melihat pertumbuhan
berat badan selama hamil, Statuş gizi İbu hamil juga dapat dilihat darİ lingkar
lengan ataş (LILA) dan kadar Hemoglobin (Hb) dalam daralr Ukuran LILA yang
normal adalah 23,5 Cm, ibu hamil dengan ukuran LILA dibawah ini menunjukkan
adanya kekurangan energi kronis (KEK) (Proverawati, 2010).

14
B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang


ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo,2010).
Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat(Dependen)
Ibu bersalin yang
mengalanu
Berat Badan Lahir
Kekurangan
Rendah (BBLR)
Energi Kronik
(KEK)
Gambar 1.1
Kerangka konsep hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan ibu bersalin yang
mengalami KEK (Proverawati, 2010).

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biasanya himytesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel,

variabel bebas dan variabel terikaL berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya
hipotesis ini merulukan pernyataan yang harus dibuktikan.(Notoatmodjo, 2010).
Dalam perumusan hipotesis, maka hiptesis nol (Ho) dan hipotesisi alternatif (Ha)
selalu berpasangan. Hal tersebut membuat jika Salah satu hipotesis yang ditolak, maka
hipotesis lainnya diterima. Kondisi tersebut membuat keputusan yang dibuat dalam
penelitian menjadi tegas. Yaitu jika Ho ditolak maka Ha diterima, begitupun Sebaliknya
(SugiyonO, 2009).

15

Anda mungkin juga menyukai