PENDAHULUAN
kematian terjadi pada periode yang dini yaitu dimasa neonatal. Target Millenium
hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (dalam Suyami, 2013) 1. Sedangkan
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tercatat 26 per 1000 kelahiran hidup (dalam
Wiratih A, 2013)2. Penyebab tersebut antara lain karena gangguan perinatal dan
bayi dengan berat badan lahir rendah (dalam Oky DE dkk, 2011)3.
yaitu sebesar 30.3%. Neonatal dengan BBLR berisiko mengalami kematian 6,5
kali lebih besar dari pada bayi yang lahir dengan berat badan normal. Disamping
itu, BBLR memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan
berat badan normal ketika dilahirkan, khususnya kematian pada masa perinatal
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab angka
mortalitas yang cukup tinggi pada neonatus. BBLR menyumbang sebesar 51%
sering dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO
1
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013,
prevalensi BBLR berkurang dari 11,1% pada tahun 2010 menjadi 10,2% pada
tahun 2013. Variasi antar provinsi sangat mencolok dari terendah di Sumatera
presentase angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kalimantan Tengah
berkurang dari sekitar 18% pada tahun 2010 menjadi sekitar 14% pada tahun
20137.
khususnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dilihat dari karakteristik
sosial ekonomi (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan status ekonomi), riwayat
prenatal untuk memastikan ada gangguan pada janin dan adanya komplikasi yang
terjadi pada kehamilan. Wanita pada tingkat sosial ekonomi (pekerjaan dan
kelahiran kurang bulan yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang.
Frekuensi persalinan kurang bulan juga dua kali lipat lebih besar pada buruh
menyebutkan ada beberapa faktor yang berhubungan dengan BBLR yaitu umur,
Klangenan Kabupaten Cirebon pada tahun 2011, menyebutkan bahwa salah satu
faktor yang berkaitan dengan faktor penyebab BBLR adalah faktor sosial
ekonomi. Yang termasuk dalam faktor sosial ekonomi tersebut adalah pendapatan
yang didapat oleh keluarga setiap bulannya dan ibu dengan pendidikan yang
rendah10.
Palangka Raya, diketahui bahwa angka kejadian BBLR pada tahun 2009 sebesar
20% dari 780 kelahiran sebanyak 154 orang, pada tahun 2010 sebesar 21% dari
829 kelahiran sebanyak 177 orang dan pada tahun 2011 sebesar 24% dari 851
angka kejadian BBLR di Ruang C RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya dari
tahun ke tahun berkisar antara 1-3%. Hal ini yang mendasari peneliti untuk
tingkat pendidikan dan pekerjaan) dengan kejadian BBLR, adapun penelitian ini
diberi judul Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Bayi Berat
Tahun 2014 ?
Tahun 2014.
Mengetahui hubungan
Bulan April-Juni Tingkat
Tahun 2014. Sosial Ekonomi (tingkat
Bulan April-Juni
memberikan Tahun
informasi 2014. hubungan Tingkat Sosial Ekonomi
mengenai
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan.
kehamilan. Dahulu neonates dengan berat badan lahir kurang dari 2500
pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tentu juga
II.1.2. Klasifikasi
1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari
1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya:
1) Prematuritas murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa
SMK).
2) Desmaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
terjadi, selain itu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) juga dapat di
dan gijal).
b) Menderita penyakit seperti malaria, Infeksi Menular Seksual,
tahun).
d) Mempunyi riwayat BBLR sebelumnya.
3) Sebab lain13:
a) Ibu perokok.
b) Ibu peminum alkohol.
c) Ibu pecandu obat narkotik.
b. Faktor janin12:
1) Kelainan kromosom (trisomy autosomal).
2) Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan).
3) Disautonomia familial.
4) Radiasi.
5) Kehamilan ganda/kembar (gemeli).
6) Aplasia pancreas.
c. Faktor plasenta12:
1) Berat plasenta berkurang atau berongga atau keduanya
(hidroamnion).
2) Luas permukaan berkurang.
3) Plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasit).
4) Infark.
5) Tumor (karioangioma, mola hidatidosa).
6) Plasenta yang lepas.
7) Sindrom transfuse bayi kembar (sindrom parabiotik).
d. Faktor lingkungan12:
1) Bertempat tinggal di dataran yang tinggi.
2) Terkena radiasi.
3) Terpapar zat beracun.
laki-laki).
k. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya
lemah.
l. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah.
m. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhn otot
II.1.6. Penatalaksanaan
Perawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)14:
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh
berikan antibiotik.
II.2. Sosial Ekonomi
II.2.1. Definisi
Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
Raya, diketahui bahwa UMK Palangka Raya pada tahun 2014 sebesar
II.2.3. Pendidikan
a. Pendidikan Dasar
sederajat.
b. Pendidikan Menengah
sederajat.
c. Pendidikan Tinggi
dan universitas.
II.2.4. Pekerjaan
2012)21.
prematuritas karena ibu tidak dapat beristirahat dan hal tersebut dapat
mempengaruhi janin yang sedang dikandung (Kliens dalam Hariani R,
2013)17.
pekerjaan ibu, dan ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan
berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu dalam
dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam
ekonomi rendah. Hal ini disebabkan keadaan gizi yang kurang baik dan periksa
hamil7.
prenatal untuk memastikan ada gangguan pada janin dan adanya komplikasi
yang terjadi pada kehamilan. Wanita pada tingkat sosial ekonomi (pekerjaan
dan pendidikan) rendah mempunyai kemungkinan 50% lebih tinggi mengalami
kelahiran kurang bulan yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan
Faktor Lingkungan :
1. Sosial ekonomi
2. Bertempat tinggal di dataran
yang tinggi
3. Terkena radiasi
4. Terpapar zat beracun
Faktor Perilaku :
1. Ibu perokok Faktor Herediter :
2. Ibu peminum 1. Genetik
alkohol Kesehatan
3. Ibu pecandu obat
narkotika
Pendapata
n
Pendidika
Sosial
Prematur Ekonomi
Pekerjaan
Sosial
Budaya
Keterangan :
METODOLOGI
Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cross-
pengukuran variabel pada satu saat tertentu, yaitu tiap subjek hanya diobservasi
satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan
tersebut23.
penelitian ini adalah ibu yang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di
Ruang C RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya Pada Tahun 2014. Dalam
ketersediaannya yaitu mereka yang berada di tempat dan waktu yang tepat
Raya.
b. Ibu yang memiliki Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan bersedia menjadi
responden.
meninggal dunia.
III.7. Instrumen Penelitian
a. Kuisioner. Digunakan untuk pengambilan data primer meliputi data
tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan pekerjaan serta data bayi berat
(BBLR).
b. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Status Ekonomi yang meliputi :
1) Tingkat pendapatan
2) Tingkat pendidikan
3) Pekerjaan
III.9. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti tidak mampu untuk meneliti semua variabel
yang termasuk kedalam status sosial ekonomi, sehingga peneliti hanya meneliti
tiga variabel saja yaitu : tingkat pendidikan untuk mewakili status sosial,
responden.
2) Coding
Data yang telah dikumpulkan diberi kode dalam bentuk angka
yang diteliti.
5) Tabulating
Untuk memperoleh analisa data dan pengolahan data serta
bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang dilakukan adalah uji asosiasi
penelitian.
c. Confidentiality (kerahasian)
Confidentiality merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil penelitian.
d. Anonimity (tanpa nama)
Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
BULAN
Maret April Mei Juni
KEGIATAN
Minggu Minggu Minggu Minggu
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembuatan proposal
Ujian proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data
Pembuatan laporan
penelitian
Seminar hasil dan rivisi
Ujian skripsi