Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Raka Handika, S.Kep
Reni Sri Restuti, S.Kep
Rima Amelia Nurwahyi, S.Kep
Rina Iryanti, S.Kep
Rizky Muhamad Firdaus, S.Kep
Rosy Rihhadatul Aisy, S.Kep
Sri Mega Astuti, S.Kep
Susi Puja Wahyuningsih, S.Kep
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang 2.500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan
menjadi dua bagian yaitu BBL sangat rendah bila berat badan lahir kurang
dari 1.500 gram dan BBLR bila berat dari 1.500 gram dan BBLR bila
berat badan lahir ant badan lahir antara 1.501-2.499 gram. ara 1.501-2.499
gram. (Marmi, S.ST, Kukuh Rahardjo, 2012).
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan
salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal dan
neonatal. Berat badan lahir rendah (BBLR) di bedakan dalam 2 kategori
yaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu)
atau BBLR karena intrauterin growth retardation(IUGR) yaitu bayi cukup
bulan tetapi berat kurang untuk usiannya. usiannya. Banyak BBLR di
negara berkembang berkembang dengan IUGR sebagai sebagai akibat
ibu dengan status gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita penyakit
menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil. ( konsepsi
atau ketika hamil. (www.balitbang.depkes.g www.balitbang.depkes.go.id).
Menurut badan kesehatan (WHO), salah satu penyebab
kematian bayi adalah bayi berat lahir rendah (BBLR), persoalan pokok
pada BBLR adalah angka kematian perinatalnya sangat tinggi dibanding
angka kematian perinatal pada bayi normal. Penelitian Puffer (1993)
menunjukkan bahwa resiko kematian perinatal bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2.000 gram adalah 10 kali lebih besar, kematian bayi
dengan berat badan antara 2.000 gram sampai 2.399 gram 4 kali lebih
besar dibanding kematian perinatal bayi dengan berat badan normal.
Angka kejadian BBLR dianggap sebagai indikator kesehatan masyarakat
karena erat hubunganya dengan angka kematian, kesakitan dan kejadian
gizi kurang di kemudian hari.
Menurut WHO, BBLR merupakan penyebab dasar kematian dari
dua pertiga kematian neonatus. Sekitar 16% dari kelahiran hidup atau 20
juta bayi pertahun dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
dan 90% berasal berasal dari Negara berkembang. Peneliti lainya
menyebutkan bahwa dinegara berkembang di perkirakan setiap 10 detik
terjadi satu kematian bayi akibat dari penyakit atau infeksi yang
berhubungan dengan BBLR. (Siza, yang berhubungan dengan BBLR.
(Siza, 2002).
bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu 7,7% untuk perkotaan
perkotaan 6,6%. Dari data tersebut terlihat bahwa selama kurun waktu tiga
(Ardiansyah, 2010).
AKI Jawa Timur pada tahun 2009 adalah 90.70 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2010 adalah 101.40 per 100.000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2011 adalah 104.3 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
sudah melampaui dari target MDGs sebesar 102 per 100.000 Kelahiran
Hidup. Data yang diperoleh dari oleh dari BPS Provinsi Jawa BPS
terakhir ini relatif menunjukkan angka yang menurun. AKB pada tahun
2011 adalah 29.24 per 1000 kelahiran hidup, menunjukkan angka yang
menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 29.99 per 1.000 kelahiran
hidup, namun tersebut masih jauh dari target MDGs tahun 2015, yaitu
kondisi kurang gizi pada kaum perempuan selain ketersediaan pangan dan
lazim didapatkan pada kaum ibu di desa yang sudah sejak kecil menderita
kurang kalori dan protein (KKP) dan anemia. Nilai budaya setempat
dan gizinya. Kelahiran yang terlalu muda, terlalu rapat, terlalu banyak dan
terlalu tua menambah buruknya kondisi kesehatan dan gizi ibu hamil yang
(Mitayani, 2009).
Penyuluhan harus diberikan pada ibu dan keluarga pada saat masa
kehamilan terutama tentang nutrisi yang baik saat kehamilan, pola hidup
yang sehat dan deteksi dini atas kehamilan dengan resiko tinggi. Dari
berbagai berbagai upaya baik peningkatan peningkatan pelayanan
ibu beserta keluarga, hal ini akan membantu mencegah dan mengurangi
Tingginya angka kematian bayi baru lahir dengan resiko tinggi, terutama
adaptasi bayi dengan BBLR pada BBLR pada masa transisi karena adanya
yang akan terjadi pada bayi dengan BBLR, maka membantu tenaga
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari dan mempraktikkan asuhan keperawatan pada
klien dengan kasus Berat Badan Lahir Rendah di klien dengan kasus Berat
2. Tujuan Khusus
BBLR
kasus BBLR
C. Manfaat Penelitian
Hasil studi kasus dapat dimanfaatkan oleh institusi maupun profesi dalam
Rendah.
Lahir Rendah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badanya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). (Yayasan
Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
bagian yaitu BBL sangat rendah bila berat badan lahir kurang dari 1.500 gram dan
BBLR bila berat badan lahir antara 1.501-2.499 gram. (Marmi, S.ST, Kukuh
Rahardjo, 2012).
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), b LSR), berat lahir 1.000 1.500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1.000 gram. (A.B
Saifuddin, 2000).
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB)
lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilanya yaitu tidak mencapai 2.500
2. Etiologi
Berat badan lahir seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari
ibu maupun dari bayi itu sendiri. Fakta baik dari ibu maupun dari bayi itu sendiri.
Kualitas bayi lahir sangat bergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang
cukup akan menjamin bayi lahir sehat dengan berat badan cukup. Namun,
Status gizi ibu sebelum hamil berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil.
Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum sebelum
bermakna terhadap kejadian kejadian BBLR. Ibu BBLR. Ibu dengan status
dengan status gizi kurang (kurus) selama hamil mempunyai resiko 4,27 kali
untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status
tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan berat badan lahir kurang.
Hal ini disebabkan karena wanita yang hamil muda belum bisa memberikan
suplai makanan dengan bisa memberikan suplai makanan dengan baik dari tu
baik dari tubuhnya untuk buhnya untuk janin di dalam rahimnya. rahimnya.
Selain itu, wanita tersebut tersebut juga bisa menderita anemia karena
sebenarnya ia sendiri masih membutuhkan sel darah merah tetapi sudah harus
dibagi dengan janin yang ada dalam kandungan janin yang ada dalam
3) Umur kehamilan
4) Kehamilan ganda
dalam rahim.
5) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan berkaitan dengan pengetahuan tentang masalah
6) Penyakit ibu
a. Jantung
b. Hipertensi
d. Diabetes Melitu
e. Carcinom
tidak mendapat nutrisi yang cukup dari arteri plasenta ataupun karena
mmasalah BBLR.
3. Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR yaitu :
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
b. Bayi barat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 100 – 1500 gram
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 100
gram.
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau
(NKB - SMK).
b. Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
Rendah, 2010).
4. Manifestasi Klinis
Pasien dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sering mengalami beberapa
masalah, yaitu :
ibu hamil ibu hamil yang tidak yang tidak menderita kekurangan gizi.
angan gizi. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR akn
tumbuh dan berkembang lebih lambat, terlebih lagi apabila mendapat ASI
ekslusif yang kurang dan makanan pendamping ASI yang tidak cukup.
Oleh karena itu bayi BBLR cenderung besar menjadi balita dengan status
2) Hipotermi
jaringan lemak dibawah kulit dan permukaan tubuh yang lebih luas
produksi produksi panas yang berkurang karena lemak coklat (brown fat)
3) Asfiksia
pernafasan yang pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah
4) Kematian
yang berat badan lahirnya normal. Hal ini dikarenakan organ tubuhnya
5. Penatalaksanaan
Dengan memperhatikan gambaran klinis dan berbagai kemungkinan yang
dapat terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan ditunjukan
dari infeksi
permukaan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu bayi prematur
rahim, apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan
2) Selimuti bayi dengan seli an selimut atau kain bersih, kering dan
hangat.
7) Rangsang taktil.
Secara klinis, dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan
baik.
gkat. Pemberian minum bayi an minum bayi setelah 3 jam setelah lahir
dan setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung, reflek
dengan frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling
utama sehingga ASI-lah yang utama sehingga ASI-lah yang paling dahulu
diberikan, bila kan, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
c. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
efisien sampai 4-5 hari berlalu. Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia,
menyebabkan kenikterus maka warna bayi harus sering dicatat dicatat dan
d. Pernapasan Bayi
penyakit ini tanda-tanda gawat pernapasan selalu ada dalam 4 jam. Bayi
e. Hipoglikemi
teratur.
f. Menghindari infeksi
6. Pemeriksaan diagnostik
1) Jumlah sel lah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai
prenatal/perinatal ).
4) Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 /dl 1-2 hari,
5) Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
awalnya.
7. Komplikasi
1) Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,