Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi berat badan lahir rendah atau biasa disebut BBLR merupakan masalah

kelahiran yang terjadi di seluruh dunia. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah

bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi,

berat lahir adalah berat yang ditimbang 1 (satu ) jam setelah lahir (Noorbaya dan

Johan, 2019).

BBLR dibagi menjadi dua kategori yakni BBLR disebabkan prematur (persalinan

pada usia kehamilan <37 minggu) dan BBLR disebabkan retardasi pertumbuhan

intrauteri atau bayi yang lahir pada usia kehamilan >37 minggu namun berat

badan lahir < 2500 gram (Kosim,2012)

Dikutip dari laman WHO diperkirakan 13,4 juta bayi lahir terlalu dini pada tahun

2020. Itu berarti lebih dari 1 dari 10 bayi. Sekitar 900.000 anak meninggal pada

tahun 2019 karena komplikasi kelahiran premature.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, proporsi BBLR di Indonesia mencapai

6,2%, dimana provinsi tertinggi angka kejadian BBLR adalah Sulawasi Tengah

yaitu 8,9 % dan angka BBLR terendah terdapat di provinsi Jambi yaitu 2,6 %

(Riskesdas, 2018).
Dari data dinas Kesehatan Jawa Barat , presentasi BBLR pada tahun 2021 yaitu

sebesar 96,5 % yang mana angka tersebut meningkat sebanyak 11,81 % dari tahun

sebelumnya. Dimana angka tertinggi 21 % di kota banjar dan terendah 0,5 % di

Bekasi. Di Bandung sendiri angka BBLR yaitu 2,2 % (Dinkes Jabar,2021).

Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Bandung, angka BBLR dari tahun 2017-

2019 masih fluktuatif. Di tahun 2017 tercatat 3147 BBLR, tahun 2018 889 BBLR,

dan tahun 2019 925 jiwa BBLR (BPS Kota Bandung, 2019)

Di RSUD Bandung Kiwari sendiri di bulan Agustus – September 2023 tercatat

170 bayi lahir dengan berat badan rendah. Berdasarkan pengamatan awal peneliti

terdapat lebih dari 5 bayi dari 10 bayi yang dirawat di ruang NICU merupakan

BBLR.

Masalah yang mungkin ditemukan pada BBLR diantaranya keadaan umum bayi

yang tidak stabil, henti nafas, inkoordinasi reflek menghisap dan menelan, serta

kurang baiknya kontrol fungsi motorik oral, sehingga beresiko mengalami

kekurangan gizi. Pemberian enteral dan parenteral nutrisi agresif dini sangat

bermanfaat untuk meningkatkan tumbuh kembang bayi prematur dengan berat

lahir rendah.

Pemberian nutrisi enteral pada BBLR dapat berupa air susu ibu , susu formula

atau kombinasi dari keduanya. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan

protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar

payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi. ASI sangat
bermanfaat bagi bayi dapat dilihat dari aspek gizi, ASI mengandung kolostrum

yaitu zat yang berguna sebagai kekebalan tubuh (Rudi & Sulis, 2014).

Susu formula merupakan susu buatan atau susu sapi yang diubah komposisinya

dan dijual dalam bentuk kemasan (Djitowiyono, 2010). Air Susu Ibu (ASI) adalah

makanan terbaik untuk bayi. Pemberian susu formula tidak dianjurkan, namun

untuk kondisi tertentu pemberian susu formula diperbolehkan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana Susanti, dkk (2014) hasil uji

statistic dengan menggunakan uji mann-whitney didapatkan nilai p value 0,007.

Berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata

kenaikan berat badan responden yang diberi ASI dibanding responden yang diberi

susu formula selama dua minggu pertama perawatan.

Seiring dengan masih tingginya angka kejadian bayi lahir dengan berat lahir

rendah, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “

Pengaruh Pemberian ASI dan Susu Formula terhadap Kenaikan Berat badan

pasien BBLR di Ruang NICU RSUD Bandung Kiwari”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

pada bayi BBLR yang dirawat di NICU , apakah minum ASI dibandingkan

dengan susu formula berpengaruh terhadap kenaikan berat badan.


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan pengaruh minum ASI dan susu formula

terhadap kenaikan berat badan bayi BBLR yang dirawat di ruang NICU

RSUD Bandung Kiwari.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini :

1. Mengidentifikasi kenaikan berat badan pada bayi berat lahir rendah

yang dirawat di ruang NICU RSUD Bandung Kiwari

2. Mengidentifikasi bayi berat lahir rendah (BBLR) yang minum air susu

ibu (ASI) di ruang NICU RSUD Bandung Kiwari

3. Mengidentifikasi bayi berat lahir rendah (BBLR) yang minum susu

formula di ruang NICU RSUD Bandung Kiwari

4. Menganalisis pengaruh pemberian air susu ibu dan susu formula

terhadap kenaikan berat badan bayi berat lahir rendah (BBLR) di

ruang NICU RSUD Bandung Kiwari

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi RSUD Bandung Kiwari

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang maksimal dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama pada penanganan masalah

BBLR.

1.4.2 Bagi Universitas ‘Aisyiyah Bandung

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber literature

untuk penelitian bidang keperawatan mengenai BBLR

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

mahasiswa UNISA khususnya prodi keperawatan.

1.4.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam megaplikasikan ilmu yang telah di dapat oleh peneliti.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep BBLR

2.1.1 Pengertian
DAFTAR PUSTAKA
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan. Jakarta:Kemkes.

Open Data jabar. 2021. Presentasi Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Bandung:Dinkes Jabar.

BPS Kota Bandung.2019. Jumlah Bayi Lahir dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) menurut Kecamatan di Kota Bandung (Jiwa), 2017-2019. Bandung : BPS

Kota bandung

Noorbaya,S., dan Herni Johan.2019. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi,

Balita, dan Anak Prasekolah. Jogjakarta : Goyan Publishing.

M. Sholeh kosim , dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak

Indonesia. Jakarta .

Haryono, rudi dan Sulis setianingsih. 2014. Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah

hati Anda.Yogyakarta:Pustaka baru.

Djitowiyono S. Dan Kristiyanasari. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan

Anak. Yogyakarta : Mulia Medika

Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G., Marzuki, A. N., Ananta, Y. (2010). Indonesia

menyusui. Jakarta: IDAI.

Anda mungkin juga menyukai