Anda di halaman 1dari 9

Asuhan Keperawatan Anak Pada Klien Yang Menderita BBLR Di

Ruang Perinatalogi RSUD Sinjai.

Fauziah1. Tenriwati2.
Program Studi Keperawatan Stikes Panrita Husada Bulukumba, Indonesia
Jl.Pendidikan Taccorong Kec.Gantarang Kab.Bulukumba, Indonesia; e-mail:

ABSTRAK :
Latar belakang: Bayi BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan datang.
Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat, kecenderungan memiliki
penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi yang berat lahirnya normal. Bayi BBLR dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Menurut
penulis asuhan keperawatan yang berkualitas pada bayi dengan berat lahir rendah sangat menentukan tingkat mortalitas dan
morbiditas bayi pada periode kehidupan pertamanya serta pertumbuhan dan perkembangan untuk periode kehidupan
selanjutnya. Asuhan keperawatan pada bayi dengan berat lahir rendah yang berkualitas dapat terus ditingkatkan dengan
melakukan evaluasi yang berkesinambungan dari asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi dengan berat lahir rendah.
Tujuan penelitian: untuk mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Anak Pada Klien Yang Menderita BBLR Di Ruang Perinatalogi
RSUD Sinjai. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kejadian atau peristiwa penting
yang terjadi pada masa kini. Hasil: Berdasarkan hasil Evaluasi keperawatan dilakukan selama selama 3 hari sejak tanggal 11
Maret 2020 sampai tanggal tanggal 13 Maret 2020 sesuai dengan tindakan keperawatan dimana untuk Termoregulasi tidak
efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplay lemak subkutan teratasi, Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien belum teratasi, dan Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer belum teratasi. Kesimpulan: hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan masukan bagi petugas kesehatan
agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan dan diharapkan juga akan memberikan manfaat
kepada masyarakat dalam hal informasi tentang pentingnya Asuhan Keperawatan Anak Pada Klien Yang Menderita BBLR.
Kata Kunci: Asuhan Keperawatan Anak BBLR

ABSTRACT:
Background: LBW babies can have long-term consequences for children's development in the future. The impact of babies
born with low birth weight is that their growth will be slow, the tendency to have a lower intellectual appearance than babies of
normal birth weight. LBW babies can experience mental and physical disorders at the next age of development so that they
require high maintenance costs. According to the authors, quality nursing care in infants with low birth weight largely
determines the level of infant mortality and morbidity in the first life period as well as growth and development for the next life
period. Quality nursing care for infants with low birth weight can be continuously improved by conducting continuous
evaluations of the nursing care given to infants with low birth weight. The research objective: to describe the Child Nursing Care
of Clients Suffering from LBW in the Perinatalogi Room at Sinjai Hospital. Methods: The research design used was descriptive
research in the form of case studies. Descriptive research is research that aims to describe or describe important events or
events that occur in the present. Results: Based on the results of the nursing evaluation was carried out for 3 days from March
11 2020 to March 13, 2020 according to nursing actions where ineffective thermoregulation was related to inadequate
subcutaneous fat supply resolved, Nutritional deficits related to the inability to absorb nutrients had not been resolved, and The
risk of infection associated with inadequate primary body defenses has not been resolved. Conclusion: the results of this study
can add information and input for health workers in order to improve the quality of health services provided and hopefully will
also provide benefits to the community in terms of information about the importance of Child Nursing Care for Clients Suffering
from LBW.
Keywords: Nursing Care for LBW Children

PENDAHULUAN menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500-2499


Salah satu masalah kesehatan anak gram), BBLSR (1000-1499 gram), BBLER
yang masih terjadi di Indonesia yaitu BBLR, (<1000 GRAM). Berdasarkan data World
karena Angka kematian bayi (AKB) Sebagian Health Organization menyebutkan bahwa
besar disebabkan oleh BBLR.Berdasarkan kelahiran premature adalah penyebab
Laporan Riskesdas tahun 2010 kejadian BBLR langsung paling umum kematian bayi yang
di Indonesia sebesar 11,1%.BBLR merupakan baru lahir. Kelahiran prematur dan yang kecil
salah satu masalah Kesehatan yang untuk usia kehamilan, yang merupakan alasan
memerlukan perhatian diberbagai negara untuk bayi dengan berat badan lahir rendah
terutama pada negara berkembang atau (BBLR), juga penyebab tidak langsung penting
negara dengan sosio-ekonomi rendah.WHO kematian neonatal. BBLR memberikan
(Word Health Organization) mendefinisikan kontribusi 60% sampai 80% dari seluruh
BBLR sebagai bayi yang lahir dengan berat ≤ kematian neonatal. Prevalensi global BBLR
2500 gr.WHO mengelompokkan BBLR adalah 15,5%, yang berjumlah sekitar 20 juta
bayi BBLR lahir setiap tahun, 96,5% dari luas sedangkan jaringan lemak subkutis yang
mereka di negara-negara berkembang (WHO, lebih tipis menyebakan penguapan berlebih
2013 dalam (Rifa’i, 2019). ditambah dengan pemaparan dari suhu luar
Berdasarkan data kasus BBLR di yang menyebabkan hipotermi (Nurarif and
kabupaten sinjai cukup tinggi dibandingkan Kusuma, 2015). Menurut penulis asuhan
dengan jumlah kabupaten lain.Berdasarkan keperawatan yang berkualitas pada bayi
data profil kesehatan provinsi Sulawesi dengan berat lahir rendah sangat menentukan
Selatan tahun 2014 jumlah kasus BBLR di tingkat mortalitas dan morbiditas bayi pada
kabupaten sinjai lebih tinggi yaitu sebanyak periode kehidupan pertamanya serta
187 kasus dari 3.956 kelahiran hidup, pertumbuhan dan perkembangan untuk
dibandingkan dengan dikabupaten lain seperti periode kehidupan selanjutnya. Asuhan
Bulukumba sebanyak 166 kasus dari 6.826 keperawatan pada bayi dengan berat lahir
keahiran hidup, Bantaeng sangat rendah yaitu rendah yang berkualitas dapat terus
sebanyak sebanyak 60 kasus dari 3.037 ditingkatkan dengan melakukan evaluasi yang
kelahiran hidup dan yang terakhir yaitu berkesinambungan dari asuhan keperawatan
kabupaten Jeneponto sebanyak 137 kasus yang diberikan pada bayi dengan berat lahir
dari 6.065 kelahiran hidup. Berdasarkan data rendah. Berdasarkan masalah yang terjadi
awal yang diperoleh peneiti di RSUD sinjai diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
tahun 2017 bayi dengan BBLR sebanyak 184, penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan
dan pada tahun 2018 sebanyak 250 anak, Anak Pada Klien Yang Menderita BBLR Di
sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 275 Ruang Perinatalogi RSUD Sinjai“.
anak, sehingga dapat disimpulkan bayi yang .
lahir dengan BBLR mengalami peningkatan
tiap tahunnya METODE
Bayi BBLR dapat berakibat jangka
Desain penelitian yang digunakan adalah
panjang terhadap tumbuh kembang anak di
penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus.
masa yang akan datang. Dampak dari bayi
Penelitian deskriptif merupakan penelitian
lahir dengan berat badan rendah ini adalah
yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau
pertumbuhannya akan lambat, kecenderungan
menggambarkan kejadian atau peristiwa
memiliki penampilan intelektual yang lebih
penting yang terjadi pada masa kini
rendah daripada bayi yang berat lahirnya
(Nursalam, 2017). Penelitian ini
normal. Bayi BBLR dapat mengalami
mendeskripsikan proses keperawatan dimulai
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
dari pengkajian, merumuskan diagnosis
kembang selanjutnya sehingga membutuhkan
keperawatan, merencanakan tindakan
biaya perawatan yang tinggi. Peningkatan
keperawatan, implementasi sampai evaluasi
berat badan merupakan proses yang sangat
keperawatan dalam asuhan keperawatan anak
penting dalam tatalaksanaan BBLR disamping
pada keperawatan anak pada bayi dengan
pencegahan terjadinya penyulit. Proses
BBLR diruang Perinatalogi RSUD Sinjai.
peningkatan berat badan bayi tidak terjadi
secara segera dan otomatis, melainkan terjadi
HASIL PENELITIAN
secara bertahap sesuai dengan umur bayi.
1. Pengkajian Keperawatan
Peningkatan berat yang adekuat akan sangat
Seorang pasien anak dengan inisial
membantu pertumbuhan dan perkembangan
By Ny “R” umur 3 hari,jenis kelamin
bayi secara normal dimasa depan sehingga
perempuan dirawat di ruang perinatalogi
akan sama dengan perkembangan bayi berat
RSUD Sinjai pada tanggal 08 Maret 2020
badan lahir normal (Jasmi et al., 2018).
dengan diagnosa medis BBLR. Klien
Salah satu faktor resiko terjadinya
masuk ruang perinatalogi sesaat pasca
bayi BBLR terbesar disebabkan oleh kelahiran
persalinan melalui tindakan SC, berat
premature. Bayi belum memiliki pengaturan
badan bayi 1400 gram. Pemeriksaan fisik
suhu tubuh yang sempurna dan harus
yang dilakukan secara head to toe
dilindungi dari perubahan suhu lingkungan
diperoleh hasil kesadaran klien
yang ekstrim. Bayi yang lahir premature
composmentis dengan GCS 15 (E:4 M:6
dengan BBLR memiliki permukaan tubuh yang
V:5), tanda- tanda vital klien yaitu, suhu diantaranya: Monitor suhu tubuh bayi
38˚C, nadi 138 kali permenit, serta sampai stabil, monitor suhu tubuh
pernapasan 36 kali permenit. Berdasarkan anak tiap jam, jika perlu, monitor
hasil pengkajian yang dilakukan penulis tekanan darah, frekuensi pernapasan
menetapkan data fokus yang didapatkan dan nadi, monitor warna dan suhu
pada pengkajian dengan data kulit, monitor dan catat tanda dan
subyektifnya yaitu : klien mengeluh nyeri gejala hipotermia, pasang alat
di lokasi operasi pada perut bagian pemantau suhu tubuh kontinu,
bawah, nyeri terasa seperti tersayat, klien tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
mengeluh sering terjaga pada malam hari, yang adekuat, atur suhu inkubator
klien mengeluh tidak puas tidur, klien sesuai kebutuhan, hindari meletakkan
mengeluh pola tidur berubah, klien bayi di dekat jendela terbuka atau
mengeluh istirahat tidur tidak cukup. area aliran pendingin ruangan atau
Sedangkan data obyektifnya adalah klien kipas, sesuaikan suhu lingkungan
teraba hangat, suhu badan 38˚C, warna dengan kebutuhan pasien, jelaskan
kulit kemerahan, klien dirawat di inkubator, cara pencegahan hipotermi karena
GDS 170 mg/dl, HR : 138 x/i, pernafasan terpapar udara dingin, dan
48 x/i, terpasang Spo2 monitor, berat demonstrasikan tehnik perawatan
badan 1400 gram, panjang badan 40 cm, metode kangguru (PMK) untuk bayi
terpasang OGT, dan berat badan lahir BBLR.
rendah. b. Defisit nutrisi berhubungan dengan
2. Diagnosa Keperawatan ketidakmampuan mengabsorbsi
Sesuai dengan hasil pengkajian, nutrien. Pada diagnosis ini diharapkan
peneliti menemukan 3 diagnosis setelah dilakukan tindakan
keperawatan sesuai kasus tersebut yaitu: keperawatan selama 3 x 24 jam status
Termoregulasi tidak efektif berhubungan nutrisi bayi membaik dibuktikan
dengan ketidakadekuatan suplay lemak dengan kriteria hasil: berat badan
subkutan. Defisit nutrisi berhubungan meningkat, panjang badan meningkat,
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi prematuritas menurun, bayi cengeng
nutrien. Serta Risiko infeksi berhubungan menurun. Selanjutnya disusun
dengan ketidakadekuatan pertahanan rencana keperawatan manajemen
tubuh primer. nutrisi dengan intervensi keperawatan
3. Intervensi Keperawatan diantaranya: identifikasi kemungkinan
Perencanaan keperawatan disusun penyebab berat BB kurang, monitor
berdasarkan diagnosis keperawatan yang adanya mual dan muntah, monitor
ditemukan pada kasus. Intervensi jumlah kalori yang di konsumsi sehari
keperawatan tersebut terdiri dari – hari, monitor berat badan, monitor
perencanaan tindakan keperawatan pada albumin, limfosit dan elektrolit serum,
kasus disusun berdasarkan masalah berikan perawatan mulut sebelum
keperawatan yang ditemukan yaitu: pemberian makan, jika perlu, sediakan
a. Termoregulasi tidak efektif makanan yang tepat sesuai kondisi
berhubungan dengan pasien, hidangkan makanan secara
ketidakadekuatan suplay lemak menarik, berikan suplemen jika perlu,
subkutan. Pada diagnosis ini berikan pujian pada pasien/ keluarga
diharapkan setelah dilakukan tindakan untuk peningkatan yang dicapai,
keperawatan selama 3 .x 24 jam, jelaskan jenis makanan yang bergizi
termoregulasi neonatal membaik tinggi
dibuktikan dengan kriteria hasil: suhu c. Risiko infeksi berhubungan dengan
tubuh membaik, suhu kulit membaik, ketidakadekuatan pertahanan tubuh
kadar glukosa darah membaik. primer. Pada diagnosis ini diharapkan
Selanjutnya disusun rencana setelah dilakukan tindakan
keperawatan regulasi temperatur keperawatan selama 3 x 24 jam,
dengan intervensi keperawatan tingkat infeksi menurun dibuktikan
dengan kriteria hasil: kebersihan 1400 gram. Menyediakan makanan yang
tangan meningkat, demam menurun, tepat sesuai kondisi pasien dengan hasil
kemerahan menurun, bengkak pemberian susu formula 30 cc/OGT/ jam.
menurun. Selanjutnya disusun Dan Menjelaskan peningkatan asupan
rencana keperawatan pencegahan kalori yang dibutuhkan dengan hasil
infeksi dengan intervensi keperawatan keluarga klien mengerti dengan
diantaranya: monitor Tanda dan gejala penjelasan yang diberikan.
infeksi lokal dan sistemik, batasi Berdasarkan Implementasi yang telah
jumlah pengunjung, berikan dilakukan untuk diagnosa yaitu: Memonitor
perawatan kulit pada daerah yang Tanda dan gejala infeksi lokal dan
edema, cuci tangan sebelum dan sistemik dengan hasil tidak ada tanda dan
sesudah kontak dengan pasien dan gejala infeksi lokal dan sistematik,
lingkungan pasien, pertahankan tehnik Membatasi jumlah pengunjung dengan
aseptik pada pasien beresiko tinggi, hasil klien hanya dibesuk oleh
jelaskan tanda dan gejala infeksi, orangtuanya, Mencuci tangan sebelum
ajarkan cara mencuci tangan dengan dan sesudah kontak dengan pasien dan
benar, anjurkan meningkatkan asupan lingkungan pasien dengan hasil keluarga
cairan, dan kolaborasi pemberian dan petugas mencuci tangan sebelum dan
imunisasi jika perlu. sesudah kontak dengan pasien,
4. Implementasi Keperawatan Mengajarkan cara mencuci tangan dengan
Peneliti melaksanakan tindakan benar dengan hasil keluarga mengetahui
keperawatan sesuai dengan intervensi cara mencuci tangan dengan benar.
yang telah disusun serta dipilh sesuai 5. Evaluasi Keperawatan
dengan kondisi kesehatannya saat itu. Sesuai dengan implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 hari keperawatan yang telah dilaksanakan,
sejak tanggal 11 Maret 2020 sampai maka dilakukan evaluasi terhadap
tanggal tanggal 13 Maret 2020. tindakan yang telah diberikan, evaluasi
Berdasarkan implementasi yang telah keperawatan dilakukan selama 3 hari
dilakukan untuk diagnosa Termoregulasi sejak hari selasa tanggal 11 Maret 2020
tidak efektif yaitu: memonitor suhu tubuh sampai tanggal tanggal 13 Maret 2020
bayi sampai stabil dengan hasil suhu Berdasarkan evaluasi keperawatan
badan 36,9˚C, memonitor frekuensi yang telah dilakukan pada hari ketiga
pernapasan dan nadi dengan hasil nadi untuk diagnosa Termoregulasi tidak efektif
136 x/i, pernafasan 40 x/i, memonitor yaitu, dengan Subyektif (S):-. Obyektif (O):
warna dan suhu kulit dengan hasil warna warna kulit agak kemerahan, GDS
kulit agak kemerahan, suhu kulit normal, 170mg/dl, SB 38˚C. Assesment (A):
Memonitor dan catat tanda dan gejala Termoregulasi tidak efektif belum teratasi.
hipotermia dengan hasil tidak ada tanda Plan (P): Lanjutkan intervensi; monitor
dan gejala hipotermi, Memasang alat suhu tubuh bayi sampai stabil, monitor
pemantau suhu tubuh kontinu dengan frekuensi pernapasan dan nadi, monitor
hasil bayi didalam inkubator dengan suhu warna dan suhu kulit, lakukan tehnik
inkubator 32,60C, Mengatur suhu perawatan metode kangguru (PMK) untuk
inkubator sesuai kebutuhan dengan hasil bayi BBLR.
suhu inkubator 32,60C, dan Berdasarkan evaluasi keperawatan
mendemonstrasikan tehnik perawatan yang telah dilakukan pada hari ketiga
metode kangguru (PMK) untuk bayi BBLR untuk diagnosa defisit nutrisi yaitu, dengan
dengan hasil ibu bayi melakukan tekhnik Subyektif (S):-. Obyektif (O): BB 1400
PMK gram, PB 40 cm, terpasang OGT.
Berdasarkan Implementasi yang telah Assesment (A): defisit nutrisi belum
dilakukan untuk diagnosa defisit nutrisi teratasi. Plan (P): Lanjutkan intervensi;
yaitu: Mengidentifikasi kemungkinan Sediakan makanan yang tepat sesuai
penyebab berat BB kurang dengan hasil kondisi pasien, jelaskan peningkatan
bayi lahir kembar dengan berat badan asupan kalori yang dibutuhkan.
Berdasarkan evaluasi keperawatan sehingga terjadi gangguan. Masalah pada
yang telah dilakukan pada hari ketiga bayi BBLR yang sering muncul baik dalam
untuk diagnosa risiko infeksi yaitu, dengan jangka pendek ataupun panjang
Subyektif (S):-. Obyektif (O): Berat badan diantaranya yaitu: pada system
lahir rendah. Assesment (A): resiko infeksi Neurologis, System gastrointestinal,
belum teratasi. Plan (P): Lanjutkan Sistem integument, dan Sistem
intervensi; monitor Tanda dan gejala Termoregulasi.
infeksi lokal dan sistemik, batasi jumlah 2. Diagnosa Keperawatan
pengunjung, cuci tangan sebelum dan Termoregulasi tidak efektif
sesudah kontak dengan pasien dan berhubungan dengan ketidakadekuatan
lingkungan pasien. suplay lemak subkutan. Beberapa
masalah yang muncul pada bayi BBLR
PEMBAHASAN mengingat salah satu penyebab bayi
BBLR adalah premature, maka dari itu
1. Pengkajian Keperawatan
kematangan sitem organ pada bayi
Pengkajian merupakan tahap awal
tersebut kurang sehingga terjadi
dari proses keperawatan dan merupakan
gangguan. Masalah pada bayi BBLR yang
suatu proses pengumpulan data yang
sering muncul baik dalam jangka pendek
yang sistematis dari berbagai sumber
ataupun panjang diantaranya pada Sistem
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
Termoregulasi, bayi BBLR biasnya
status kesehatan klien. Tahap pengkajian
mengalami temperature tubuh yang tidak
merupakan dasar utama dalam
stabil, hal ini disebabkan oleh: Kehilangan
memberikan asuhan keperawatan sesuai
panas yang terjadi karena
dengan kebutuhan individu (klien). Tanda
perbandingan luas permukaan kulit
dan gejala bayi BBLR Secara umum bayi
dengan berat badan lebih besar
BBLR tanda dan gejalanya sebagai berikut
permukaan tubuh, Jumlah lemak subkutan
: berat badan kurang dari 2500 gram,
yang sedikit (brown fat/ lemak coklat),
panjang badan kurang dari 45cm, lingkar
Lemak dibawah kulit jumlah jaringan yang
dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala
lebih sedikit, Ketidak matangan pusat
kurang dari 33 cm, umur kehamilan
pengatur suhu di otak, Tidak adanya
kurang dari 37 minggu, kepala lebih besar,
control dari pembuluh kapiler kulit. Pada
kulit tipis transparan, rambut lanugo
saat tubuh bayi kehilangan panas atau
banyak, lemak kurang, otot hipotonik
tidak mampu mempertahankan panas
lemah, kepa tidak mampu tegak,
dalam tubuh dengan kondisi suhu tubuh
pernapasan 40-50 kali/ menit, nadi 100-
36,5˚C atau disebut hipotermi, hal ini
140 kali/menit (Proverawati, 2015).
menyebabkan bayi kehilangan energy,
Komplikasi yang di alami bayi dengan
pernafasan terganggu, bayi menjadi sakit
berat lahir rendah meliputi asfiksia,
bahkan sampai meninggal
aspirasi atau gagal bernafas secara
Defisit nutrisi berhubungan dengan
spontan dan teratur sesaat atau beberapa
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
menit setelah lahir, hipotermia atau
Beberapa masalah yang muncul pada bayi
gangguan termoregulasi, gangguan nutrisi
BBLR mengingat salah satu penyebab
dan resiko infeksi.Masalah pada bayi
bayi BBLR adalah premature, maka dari
dengan berat badan lahir rendah juga
itu kematangan sitem organ pada bayi
meliputi permasalahan pada system
tersebut kurang sehingga terjadi
pernafasan, susunan syaraf pusat,
gangguan. Masalah pada bayi BBLR yang
kardiovaskuler, hematologi,
sering muncul baik dalam jangka pendek
gastrointestinal, ginjal dan termoregulasi
ataupun panjang diantaranya yaitu: pada
(Rifa’i, 2019). Beberapa masalah yang
System gastrointestinal, Pada bayi BBLR
muncul pada bayi BBLR mengingat salah
terutama kurang bulan umumnya pada
satu penyebab bayi BBLR adalah
saluran pencernaan belum berfungsi
premature, maka dari itu kematangan
seperti pada bayi yang cukup bulan. Hal
sitem organ pada bayi tersebut kurang
ini terjadi karena kematangan organ belum
sempurna. Biasanya terjadi gangguan Asuhan keperawatan yang berkualitas
koordinasi menghisap dan menelan pada bayi dengan berat lahir rendah
sampai usia 33-34 minggu, serta sangat menentukan tingkat mortalitas dan
kurangnya cadangan nutrisi seperti kurang morbiditas bayi pada periode kehidupan
dapat menyerap lemak dan mencerna pertamanya serta pertumbuhan dan
protein, jumlah enzim yang belum perkembangan untuk periode kehidupan
mencukupi, wktu yang lambat dalam selanjutnya. Asuhan keperawatan pada
pengosongan lambung (Amalia, 2017). bayi dengan berat lahir rendah yang
Risiko infeksi berhubungan dengan berkualitas dapat terus ditingkatkan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh dengan melakukan evaluasi yang
primer. Beberapa masalah yang muncul berkesinambungan dari asuhan
pada bayi BBLR mengingat salah satu keperawatan yang diberikan pada bayi
penyebab bayi BBLR adalah premature, dengan berat lahir rendah (Amalia, 2017).
maka dari itu kematangan sitem organ Menurut peneliti terkait tindakan
pada bayi tersebut kurang sehingga terjadi pelaksanaan pemberian makanan melalui
gangguan. Masalah pada bayi BBLR yang OGT perlu dilakukan, karena Seseorang
sering muncul baik dalam jangka pendek yang mengalami BBLR, sangat
ataupun panjang diantaranya yaitu: pada mempemgaruhi status nutrisi sehingga
Sistem integument, bayi dengan BBLR diperlukan penanganan dalam mengatasi
biasanya memiliki struktur kulit yang tipis masalah defisit nutrisi.Serta mengatur
dan transparan, sehingga mudah terjadi kebutuhan nutrisi bayi. Sehingga untuk
infeksi dan mudah kehilangan panas mencegah terjadinya komplikasi penyakit
dalam tubuh lain maka perlu dilakukan
3. Intervensi Keperawatan penatalaksanaan nutrisi.
Termoregulasi tidak efektif Risiko infeksi berhubungan dengan
berhubungan dengan ketidakadekuatan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
suplay lemak subkutan. Masalah jangka primer. Perlindungan terhadap infeksi
panjang yang timbul pada bayi BBLR jika merupakan bagian integral asuhan semua
tidak mendapat perawatan yang tepat bayi baru lahir terutama pada bayi preterm
akan berakibat fatal pada dan sakit. Pada bayi BBLR imunitas
perkembangannya. Bila dapat bertahan seluler dan humoral masih kurang
hidup akan dijumpai kerusakan saraf, sehingga sangat rentan denan penyakit.
gangguan bicara, hiperakti, tingkat Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
kecerdasan rendah, masalah fisik seperti mencegah infeksi antara lain : Semua
penyakit kronis paru, gangguan orang yang akan mengadakan kontak
penglihatan (retinopati), dan kelainan dengan bayi harus melakukan cuci tangan
kongenital. Penatalaksanaan yang tepat terlebih dahulu. Peralatan yang digunakan
pada bayi BBLR diantaranya yaitu dalam asuhan bayi harus dibersihkan
memberikan edukasi kepada orang tua secara teratur. Ruang perawatan bayi juga
tentang perawatan metode kanguru, cara harus dijaga kebersihannya. Petugas dan
memandikan bayi yang tepat, cara orang tua yang berpenyakit infeksi tidak
menjaga suhu bayi agar tetap hangat dan boleh memasuki ruang perawatan bayi
perawatan menggunakan incubator sampai mereka dinyatakan sembuh atau
(Proverawati, 2015). Penatalaksanaan disyaratkan untuk memakai alat pelindung
yang tepat pada bayi BBLR diantaranya seperti masker ataupun sarung tangan
yaitu memberikan edukasi kepada orang untuk mencegah penularan (Ngastiyah,
tua tentang perawatan metode kanguru, 2016).
cara memandikan bayi yang tepat, cara 4. Implementasi Keperawatan
menjaga suhu bayi agar tetap hangat dan Termoregulasi tidak efektif
perawatan menggunakan incubator berhubungan dengan ketidakadekuatan
(Proverawati, 2015). suplay lemak subkutan. Beberapa cara
Defisit nutrisi berhubungan dengan untuk untuk mencegah kehilangan panas
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien. yaitu : bayi dengan berat badan lahir
rendah, dirawat di dalam inkubator. ini disebabkan karena secara umum
Inkubator yang modern dilengkapi dengan kondisi kesehatan pasien yang terus
alat pengatur suhu dan kelembaban agar membaik.
bayi dapat mengatur suhu tubuhnya yang 5. Evaluasi Keperawatan
normal, alat oksigen yang dapat diatur, Termoregulasi tidak efektif
serta kelengkapan lain untuk mengurangi berhubungan dengan ketidakadekuatan
kontaminasi bila inkubator dibersihkan. suplay lemak subkutan. Evaluasi
Kemampuan bayi BBLR dan bayi sakit membandingkan antara intervensi dan
untuk hidup lebih besar bila mereka hasil dari implementasi keperawatan.
dirawat pada suhu lingkungan yang netral. Evaluasi selama tiga hari yaitu
Suhu ini ditetapkan dengan mengatur Termoregulasi tidak efektif teratasi.
suhu permukaan yang terpapar radiasi, Berdasarkan hasil di dapatkan adanya
kelembaban relatif, dan aliran udara perubahan dimana warna kulit agak
sehingga produksi panas sesedikit kemerahan, suhu tubuh bayi stabil,
mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dimana mengalami peningkatan suhu
dipertahankan dalam batas normal. Suhu tubuh dimana pada hari pertama SB:
incubator yang optimum diperlukan agar 360C, Hari kedua SB: 36,50C dan hari
panas bayi yang hilang dan konsumsi ketiga SB: 36,60C. Hasil asuhan
oksigen terjadi minimal sehingga bayi keperawatan dengan hasil penelitian
dalam keadaan telanjangpun dapat sebelumnya membuktikan bahwa adanya
mempertahankan suhunya sekitar 36,5˚ C kesesuaian terhadap hasil yang dicapai
– 37˚ C (Proverawati, 2017). Metode yaitu Termoregulasi tidak efektif teratasi
kanguru menjadi salah satu metode dan suhu tubuh bayi stabil.
perawatan bayi berat lahir rendah untuk Defisit nutrisi berhubungan dengan
mencegah hipotermi, skin to skin contact ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
dapat meningkatkan kelangsungan hidup Evaluasi membandingkan antara
bayi terutama bayi BBLR dan premature. intervensi dan hasil dari implementasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan keperawatan. Evaluasi selama tiga hari
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien. yaitu Defisit nutrisi belum teratasi.
Nutrisi pada bayi BBLR merupakan salah Berdasarkan hasil di dapatkan BB 1400
satu faktor penting mengingat imaturitas gram, PB 40 cm, dan masih terpasang
organ dan cadangan nutrisi tubuh rendah. OGT.
Nutrisi sebagai sumber tenaga dalam Risiko infeksi berhubungan dengan
aktifitas sehari-hari dan sebagai zat ketidakadekuatan pertahanan tubuh
pembangun dan pengatur suhu tubuh. primer. Evaluasi membandingkan antara
Proses metabolik mengontrol pencernaan, intervensi dan hasil dari implementasi
menyimpan zat makanan, dan keperawatan. Evaluasi selama tiga hari
mengeluarkan produk sampah. Mencerna yaitu risiko infeksi tidak terjadi.
dan menyimpan zat makanan adalah hal Berdasarkan hasil observasi di dapatkan
yang penting dalam memenuhi kebutuhan tidak adanya tanda infeksi yang pada bayi,
nutrisi tubuh (Potter & Perry, 2010 dalam namun klien dengan keadaan berat badan
(Amalia, 2017)). lahir rendah masih memiliiki resiko untuk
Risiko infeksi berhubungan dengan menderita infeksi sehingga diperlukan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh monitoring dan penanganan serta
primer. Menurut peneliti implementasi pemberian asuhan yang optimal sehingga
yang dilakukan pada studi kasus pada mencegah terjadinya infeksi pada bayi.
kedua klien dengan masalah hipotermi
sudah sesuai dengan teori dan hasil studi KESIMPULAN
kasus, sehingga tidak ada kesenjangan Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
antara hasil laporan studi kasus dengan Sesuai dengan hasil pengkajian, peneliti
teori. Adapun implementasi yang dapat menemukan 3 diagnosis keperawatan sesuai
dilakukan oleh peneliti kasus ini, hanya kasus tersebut yaitu: Termoregulasi tidak
dapat dilakukan selama 3 hari rawat. Hal
efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan Tubuh Pada Bayi Berat Badan Lahir
suplay lemak subkutan, Defisit nutrisi Rendah Di Rsud Ra Kartini Kabupaten
berhubungan dengan ketidakmampuan Jepara. Jurusan S-1 Keperawatan
mengabsorbsi nutrien, dan Risiko infeksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
berhubungan dengan ketidakadekuatan Muhammadiyah Kudus.
pertahanan tubuh primer. intervensi 4. Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder,
keperawatan disusun berdasarkan diagnosis S. J. (2010). Fundamental Keperawatan
keperawatan yang ditemukan pada kasus. Konsep, Proses, Dan Praktik (7th Ed).
Dalam menyelesaikan masalah keperawatan Jakarta: Egc.
yang muncul pada pasien selama perawatan 5. Latifah Al Ma’idatul. 2017. Asuhan
dibutuhkan intervensi keperawatan yang Keperawatan Pada Bayi Berat Badan
didalamnya terdapat tujuan dan kriteria hasil Lahir Rendah Dengan Hipotermi Di Ruang
yang diharapkan serta rencana tindakan yang Perinatologi Rsud Bangil Pasuruan.
akan dilakukan. Evaluasi ke perawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
dilakukan selama selama 3 hari sejak tanggal Cendekia Medika Jombang
11 Maret 2020 sampai tanggal tanggal 13 6. Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto,
Maret 2020 sesuai dengan tindakan J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
keperawatan dimana untuk Termoregulasi Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
tidak efektif berhubungan dengan 7. Muscari, Mary E. (2017). Panduan Belajar:
ketidakadekuatan suplay lemak subkutan Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
teratasi, Defisit nutrisi berhubungan dengan 8. Ngastiyah, Setiawan. (2016). Perawatan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien belum Anak Sakit. Jakarta: EGC.
teratasi, dan Risiko infeksi berhubungan 9. Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi.
dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
primer belum teratasi. Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Sedangkan saran dari penelitian ini Nic- Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta :
adalah : Hasil penelitian ini dapat menambah Mediaction
referensi perpustakaan dan wawasan 10. Nursalam. (2017). Konsep Dan
mahasiswa Stikes Panrita Husada Bulukumba Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
mengenai asuhan keperawatan anak pada Keperawatan (2nd Ed.; T. Editor S.
klien yang menderita BBLR. Serta Dapat Medika, Ed.). Jakarta: Salemba Medika.
menambah informasi dan masukan bagi 11. Proverawati, 2015. Asuhan Keperawatan
petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pada Pasien dengan Diagnosa BBLR.
kualitas pelayanan kesehatan yang Journal Ilmu Kesehatan Masyarakat
diberikandan diharapkan juga akan 12. PPNI (2016). Standar Diagnosis
memberikan manfaat kepada masyarakat Keperawatan Indonesia: Definisi dan
dalam hal informasi tentang pentingnya Indikator Diagnostik, Edisi I. Jakarta: DPP
asuhan keperawatan anak pada klien yang PPNI.
menderita BBLR. 13. PPNI (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi I. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA DPP PPNI.
14. PPNI (2018). Standar Luaran
1. Amalia Suci. 2017. Asuhan Keperawatan
Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Klien Yang Mengalami Bblr Dengan Nutrisi
Indikator Diagnostik, Edisi I. Jakarta: DPP
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Rsud
PPNI.
Dr. Soedirman Kebumen. Stikes
15. Rifa’i Achmad. 2019. Asuhan
Muhammadiyah Gombong
Keperawatan Pada By. Ny. L Dengan
2. Atikah dan Cahyo, 2016. Ilmu kesehatan
Diagnosa Medis Bayi Berat Lahir Rendah
anak. EGC : Jakarta
(Bblr) Di Ruangperinatologi Rsud Bangil
3. Jasmi, Hidayah Noor, Yulisetyaningrum.
Kabupaten Pasuruan. Akademi
2018. Manuscript Efektivitas Kangaroo
Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Mother Care Terhadap Kenormalan Suhu
16. Risnanto Dan Insani, Uswatun. 2016. 18. Sudarti. 2015. Kelainan Dan Penyakit
Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Pada Bayi Dan Anak.Yogyakarta :Nuha
Yogyakarta: Deepublish Medika
17. Suardi, Adi Utomo, dkk. (2017). Buku Ajar:
Respirologi Anak. Edisi pertama. Jakarta:
Badan penerbit IDAI.

Anda mungkin juga menyukai