Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polusi udara merupakan salah satu masalah yang sangat umum terjadi

dilingkungan perkotaan, sehingga menjadi salah satu permasalahan penting

dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan efek bagi kesehatan.

Peningkatan polusi udara juga dapat menyebabkan meningkatnya angka

kesakitan terutama pada masalah sistem respirasi tubuh manusia. Pajanan

polusi udara dapat bersifat involunter dan mengenai manusia sejak dalam

kandungan hingga kematian. Polusi udara akan mencetuskan reaksi inflamasi

yang akan bergulir sesuai variasi individu manusia yang terpajan (Artana and

Rai, 2018).

Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai sumber, antara lain:

asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah industri, limbah rumah tangga

yang berada di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dan lain-lain. Salah

satu penyebab terjadinya pencemaran udara adalah hasil dari gas buangan yang

dikeluarkan dari knalpot kendaraan bermotor (Amaliyah and Mukaromah,

2019). Menurut World Health Organization (WH0) menyebut bahwa polusi

udara sebagai masalah lingkungan utama yang menimbulkan risiko bagi

kesehatan. Kasus kematian terbanyak akibat polusi udara ada dikawasan Asia

Tenggara. Diperkirakan data tahun 2019 sekitar lebih 2 juta kasus kematian per

tahun akibat paparan polusi udara.

1
Komponen bahan pencemar udara yang berasal dari sumber kendaraan

bermotor mengandung zat-zat kimia yang dapat menganggu keseimbangan

metabolisme dalam tubuh manusia, antara lain Karbon Monoksida (CO),

Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), dan

Timbal (Pb). Zat-zat yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor dalam

bentuk gas, akan terbuang ke udara kemudian bersenyawa dengan berbagai

polutan sehingga konsentrasi udara terganggu sehingga terjadi pencemaran

udara .(Malaka and Iryani, 2011).

Polutan terhirup melalui saluran pernafasan, sehingga polutan dapat

masuk kedalam tubuh dan masuk kedalam pembuluh darah sistemik.

Terpaparnya komponen pencemaran udara dapat mempengaruhi viskositas

darah, sehingga mempengaruhi beberapa hasil pemeriksaan hematologi

diantaranya pemeriksaan kadar Hematokrit (Ht). Salah satu bahan pencemaran

udara yang berbahaya adalah Timbal (Pb), timbal dapat menyebabkan efek

negatif terhadap kesehatan manusia terutama terhadap sistem hematopoeietik,

(Maskinah et al., 2017).

Keracunan akibat kontaminasi bahan pencemaran udara diantaranya

timbal dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar ALA

(Aminolevulinic Acid) dalam darah dan urine. Dapat menigkatkan kadar

protoporphirin dalam sel darah merah, memperpendek umur sel darah

merah (eritrosit), menurunkan jumlah sel darah merah, menurunan kadar

retikulosit (sel-sel darah merah yang masih muda) dan meningkatkan

kandungan logam Fe dalam plasma darah. Sehubungan dengan hal itu,

2
sebagai akibat adanya penghambatan sintesis heme yang disebabkan oleh

polutan salah satunya yaitu timbal, maka tentunya akan menurunkan jumlah

eritrosit yang berefek pada terjadinya anemia. Menurunya jumlah eritrosit atau

sel darah merah berkonsekuensi terhadap terganggunya proses hematopoietik

didalam sistem peredaran darah sehingga terjadi penurunan kadar hematokrit

dalam darah (Juliana et al., 2017).

Penurunan kadar hematokrit menjadi salah satu dampak dari paparan

polusi udara. Dimana bahan polutan terhirup melalui saluran inhalasi hal ini

disebabkan karena pernapasan lewat mulut mempermudah inhalasi partikel

debu yang lebih besar sehingga mempengaruhi viskositas darah dan akan

menurunkan jumlah eritrosit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh (Mahendra, 2016) pada pedagang pasar buku belakang Sriwedari

Surakarta, menyatakan bahwa 48 responden disurvei menunjukkan rata-rata

kadar timbal dalam darah adalah 20,67 µg/dL. Tingkat hemoglobin rata-rata

adalah 14,4 g/dL, dengan tingkat hemoglobin rata-rata pria adalah 15,10 g/dL

dan wanita 13,33 g/dL. Seluruh subjek memiliki nilai Pb darah di atas 10 µgr%

termasuk 16 wanita dalam usia subur. Berdasarkan pengolahan data diperoleh

hasil bahwa ada hubungan kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin

pada Pedagang Pasar Buku Belakang Sriwedari Surakarta.

Salah satu fenomena sosial ekonomi yang menjadi perbincangan yaitu

permasalahan tata kota dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Pedagang kaki lima

adalah suatu kegiatan informal disektor perdagangan yang belum pernah

memiliki ijin usaha, umumnya kegiatan tersebut menempati ruang-ruang

3
publik seperti pinggir badan jalan, taman, trotoar, diatas saluran drainase,

maupun kawasan tepi sungai. Hal ini dilakukan untuk mencari penghasilan

tambahan maupun dijadikan sumber pendapatan. Kecenderungan PKL yang

tidak membuang sampah dengan baik, menjadi salah satu masalah terhadap

pencemaran lingkungan maupun pencemaran udara. PKL sangat rentan terkena

pajanan partikel debu karena tidak memiliki bangunan yang tetap untuk

berjualan, sehingga menimbulkan dampak bagi kesehatanya sendiri akibat

sering terpapar polusi udara (Fatimah et al., 2018).

Penelitian ini mengambil lokasi diwilayah kelurahan Tamalanrea Indah

dikarenakan kelurahan Tamalanrea Indah merupakan bagian dari kota

makassar sulawesi selatan. yang dapat dikatakan padat lalu lintas dan padat

penduduk, dimana area ini dekat dengan jalan raya, dan jalan poros menuju

kabupaten gowa. Selain itu area ini dekat dengan kampus Universitas

Hasannudin (UNHAS), Sehingga mendorong munculnya pedagang kaki lima

untuk berjualan berbagai macam makanan di area ini.

Berdasarkan uraian diatas penulis, tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “pengaruh kadar timbal dalam darah terhadap kadar hematokrit pada

pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea Indah Kota Makassar Tahun

2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

disimpulkan suatu masalah bagaimana pengaruh kadar timbal dalam darah

4
terhadap kadar hematokrit pada pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea

Indah Kota Makassar Tahun 2020.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kadar timbal dalam darah terhadap kadar

hematokrit pada pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea Indah Kota

Makassar Tahun 2020.

1.3.1 Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik subyek penelitian berdasarkan jenis

kelamin, umur, lama kerja, jam kerja, dan riwayat merokok pada

pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea Indah Kota Makassar

Tahun 2020.

b. Mengukur kadar timbal darah pada pedagang kaki lima di kelurahan

Tamalanrea Kecamatan Indah Makassar Tahun 2020.

c. Mengukur kadar hematokrit pada pedagang kaki lima di kelurahan

Tamalanrea Indah Kota Makassar Tahun 2020.

d. Menganalisis pengaruh kadar timbal dalam darah terhadap kadar

hematokrit pada pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea Indah

Kota Makassar Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

5
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi sumber informasi dan

sebagai salah satu sumber rujukan bagi pembaca dan peneliti lain terkait

pengaruh kadar timbal (Pb) dalam darah terhadap kadar hematokrit

pada pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea Indah Kota

Makassar tahun 2020.

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman

terkait penelitian.

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi

Dapat menambah literatur pustaka perpustakaan Analis

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang bahaya

polusi udara timbal (pb) terhadap kesehatan serta pencegahannya.

1.5 Originalitas Penelitian

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian

Penelitian Judul Hasil


Malaka and Iryani, 2011 Hubungan Kadar timbal dalam Tidak ada hubungan yang
Universitas Sriwijaya darah dengan kadar bermakna antara kadar
hemoglobin dan hematokrit timbal dengan kadar
pada petugas pintu tol jagorawi hemoglobin dan hematokrit
dengan koefisien korelasi
(r) masing-masing sebesar
0,085 (hemoglobin) dan
0,071 (hematokrit).

Terdapat hubungan yang

6
signifikan antara kadar
Juliana et al., 2017 hubungan kadar timbal timbal darah dengan jumlah
Universitas Diponegoro dalam darah dengan jumlah eritrosit (p = 0,034 dan
eritrosit, MCV dan MCH OR= 11,717). Namun
pada ibu hamil di daerah antara kadar timbal darah
pantai dengan MCV dan MCH
tidak ada hubungan yang
signifikan dengan dan p =
0,480 > 0,05.

Hasil penelitian
Putu Gede, 2016
menyatakan ada hubungan
Universitas Negeri Hubungan Kadar Timbal
signifikan antara kadar
Semarang Dalam Darah Dengan Kadar
timbal dalam darah dengan
Hemoglobin Pada Pedagang
kadar hemoglobin pada
Pasar Buku Belakang
pegang buku belakang
Sriwedari Surakarta
Sriwedari Surakarta dengan
nilai r = 0,339, dan nilai p =

0,018.

Perbedaan penelitian yang akan saya lakukan dengan penelitian

sebelumnya adalah berdasarkan lokasi yang ditentukan serta sampel

penelitian yang digunakan juga berbeda.

Anda mungkin juga menyukai