Tujuan khusus
Untuk mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada Ny.D yang mengalami placenta previa dengan
intervensi terapi relaksasi nafas dalam
Untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan pada Ny.D yang mengalami placenta previa dengan
intervensi terapi relaksasi nafas dalam
Untuk mengidentifikasi intervensi keperawatan pada Ny.D yang mengalami placenta previa dengan
intervensi terapi relaksasi nafas dalam
Untuk mengidentifikasi implementasi atau tindakan keperawatan yang sudah direncanakan pada
Ny.D yang mengalami placenta previa dengan intervensi terapi relaksasi nafas dalam
Untuk mengidentifikasi evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada Ny.D yang
mengalami placenta previa dengan intervensi terapi relaksasi nafas dalam.
BAB II
DEFINISI
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif artinya suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif.
Subyek pada penelitian ini adalahpasien yang dirawat dengan diagnose placenta previa di
kamar bersalin RSUD H. A. Sulthan Dg Radja Bulukumba.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 Desember tahun 2021.
BAB V HASIL DAN
DISKUSI
Proses Keperawatan
Berdasarkan hasil klasifikasi data didapatkan DS: Keluar darah dari jalan lahir, Pasien
merasa cemas dengan keadaannya saat ini, Pasien merasa bingung, Pasien mengatakan
khawatir dengan akibat dari kondisi yang dialaminya, pasien mengatakan tidak berdaya.
DO: Pasien nampak gelisah, TTV : TekananDarah:130/80mmHg; Nadi : 87x/I,
Suhu :36,7ºC, Pernapasan : 22 x/mnt, Pasien nampak lemah, Pasien nampak gelisah,
Pasien nampak tegang, Pasien nampak pucat.
Dari data pengkajian yang didapatkan pada pasien, hal ini sesuai dengan tanda dan gejala
yang terjadi menurut teori dan hasil penelitian (Yeni et.al., 2017) terkait dengan
manifestasi klinik dari placenta previa, yaitu dimana adanya keluhan perdarahan
pervaginam (yang keluar melalui vagina) tanpa nyeri. Ibu dengan plasenta previa pada
umumnya asimptomatik (tidak memiliki gejala) sampai terjadi perdarahan pervaginam.
Biasanya perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada
umumnya perdarahan pertama terjadi tanpa faktor pencetus, meskipun latihan fisik dan
hubungan seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan terjadi karena pembesaran
dari rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari plasenta dengan dinding
rahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa
Diagnosa Keperawatan