Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS : ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.

I DENGAN POST
SECTIO CAESAREA di RST Dr. SOEDJONO MAGELANG

Dea Anggita¹⁾ Yunita Ayu Amarilia.²⁾


Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK
Latar belakang : Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya servik uteri disertai turunnya
janin dan plasenta ke dalam jalan lahir sampai keluar secara lengkap. Persalinan dapat berlangsung
secara fisiologis dan patologis. Salah satu dari persalinan paotologis yaitu sectio caesarea. Operasi
Sectio Caesaria merupakan tindakan melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan
selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. suatu proses pembedahan setelah operasi
atau post operasi akan menimbulkan respon nyeri. Nyeri yang dirasakan ibu post partum dengan sectio
caesarea berasal dari luka yang terdapat dari perut. Tingkat dan keparahan nyeri pasca operatif
tergantung pada fisiologis dan psikologis individu dan toleransi yang ditimbulkan nyeri. Resiko infeksi
berhubungan dengan post section caesarea Post operasi sectio caesarea merupakan kejadian yang
sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia yang dimana Ibu Post Partum dengan Post operasi
sectio caesarea jika tidak ditangani secara tepat akan menyebabkan infeksi serta dapat menimbulkan
kematian. Metoda : Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan yakni metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang berfokus pada satu pasien saja tanpa pembanding. Hasil
: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan hasil klien yang semula nyeri
dengan skala sedang (skala 6) dapat turun hingga ke skala ringan (skala 2) dengan menggunakan
nonfamakologis relaksasi napas dalam dan terapi farmakologis dengan mengonsumsi obat analgetik
secara rutin. Serta tidak terjadi infeksi pada luka jahitan ibu post partum. Simpulan : Nyeri yang
dirasakan klien dapat berkurang dan infeksi tidak terjadi.
Kata kunci: nyeri, section caesarea,terapi relaksasi napas dalam.

ABSTRACT

Background: Labor is the process of opening and closing of the uterine cervix accompanied by the
descent of the fetus and placenta into the birth canal until it comes out completely. Labor can take
place physiologically and pathologically. One of the pathological deliveries is sectio caesarea.
Operation Sectio Caesaria is the act of giving birth to a viable fetus along with the placenta and
membranes transabdominally through a uterine incision. A surgical process after surgery or post
surgery will cause a pain response. The pain felt by post partum mothers with sectio caesarea comes
from wounds from the abdomen. The degree and severity of postoperative pain depends on the
individual's physiology and psychology and the tolerance to pain. Risk of infection related to post
section caesarea. Post sectio caesarea surgery is an event that often occurs among Indonesian people
where Post Partum Mothers with post sectio caesarea if not handled properly will cause infection and
can cause death.. Method: The method used in providing nursing care is a descriptive method with a
case study approach that focuses on only one patient without comparison. Results: After nursing care
for 3 x 24 hours, the results of the client's initial pain on a moderate scale (scale 6) can go down to a
mild scale (scale 2) by using non-pharmacologic deep breath relaxation and pharmacological therapy
by taking analgesic drugs regularly. And there is no infection in the post partum mother's stitches
Conclusion: The pain felt by the client can be reduced and infection does not occur.
Keyword: pain, section caesaria

Keywords: pain, knowledge deficiency, hypertension, relaxation therapy, education.


PENDAHULUAN Infeksi pada ibu Post Op Sectio Caesarea dapat
Persalinan merupakan proses dilihat dengan tanda lochea yang keluar banyak
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan seperti nanah dan berbau busuk, uterus lebih
cukup bulan (37-42 minggu) disertai dengan besar dan lembek dari seharusnya dan fundus
pengeluaran plasenta dan selaput janin (Nurul masih tinggi. Selain resiko infeksi yang terjadi
Jannah, 2017) Ada dua cara persalinan yaitu pada ibu post partum dengan section caesarea
persalinan lewat vagina yang disebut dengan Suatu proses pembedahan setelah operasi akan
persalinan normal dan persalinan dengan cara menimbulkan respon nyeri. Nyeri yang
operasi sectio caesarea. Persalinan sectio dirasakan ibu post partum dengan sectio
caesarea merupakan persalinan buatan dimana caesarea berasal dari luka yang terdapat dari
janin dilahirkan melalui suatu insisi pada perut. Tingkat dan keparahan nyeri pasca
dinding perut dan dinding rahim dengan operatif tergantung pada fisiologis dan
saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat psikologis individu dan toleransi yang
diatas 500 gram (Mitayani, 2017). ditimbulkan nyeri (Yuliana dkk, 2017).
Indikasi medis dilakukannya operasi
sectio caesarea ada dua faktor yang METODE STUDI KASUS
mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Metode penulisan studi kaus yang digunakan
Faktor janin meliputi sebagai berikut : bayi dalam penelitian studi kasus ini adalah metode
terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian
gawat janin, janin abnormal, faktor yang berfokus pada satu variabel tanpa
plasenta ,kelainan tali pusat dan bayi kembar. membandingkan atau menghubungkan variabel
Sedangkan faktor ibu terdiri dari usia, jumlah tersebut dengan variabel lainnya (Sugiyono,
anak yang dilahirkan, keadaan panggul, 2018). Oleh karena itu, proposal laporan kasus
penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir, ini akan memuat penjelasan dengan
ketuban pecah dini (KPD), dan pre eklamsia. menggunakan pendekatan proses keperawatan
Menurut WHO (Word Health Organization) pada kasus yang dipilih yaitu “Asuhan
angka kejadian sectio Caesar meningkat di Keperawatan maternitas Ny. I dengan Post
negara-negara berkembang. WHO menetapkan Sectio Caesarea di RST Dr. Soedjono
indikator persalinan Magelang”. Pelaksanaan studi kasus dengan
sectio caesarea 10-15% untuk setiap negara, jika fokus asuhan keperawatan keluarga dengan
tidak sesuai indikasi operasi sectio caesarea hipertensi akan dilaksanakan di wilayah kerja
dapat meningkatkan resiko morbilitas dan Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.
mortalitas pada ibu dan bayi (World Health Pada tanggal 7 – 10 Maret 2022. Adapaun
Organization, 2018). Berdasarkan hasil teknik pengumpulan data yang dilakukan
Riskesdas 2018 menyatakan terdapat 15,3% adalah :
persalinan dilakukan melalui operasi. Provinsi 1. Teknik wawancara
tertinggi dengan persalinan melalui Sectio Digunakan untuk pengumpulan data
Caesarea adalah DKI Jakarta (27,2%), dengan berkomunikasi langsung dengan
Kepulauan Riau (24,7%), dan Sumatera Barat responden yang bertujuan mendapatkan
(23,1%) (Depkes RI, 2018). informasi-informasi yang lebih
Persalinan Sectio Caesarea memiliki mendalam dan mendetail.
resiko lima kali lebih besar terjadi komplikasi 2. Observasi
dibanding persalinan normal. Penyebab atau Dalam melakukan observasi, peneliti
masalah yang paling banyak mempengaruhi meninjau langsung ke lapangan untuk
adalah pengeluaran darah atau perdarahan dan melihat situasi dan kondisi responden.
infeksi yang dialami ibu. Adapun penyebab dari Observasi bisa diikuti dengan
perdarahan karena dilakukannya tindakan melakukan wawancara kepada
pembedahan jika cabang Arteria Uterine ikut responden.
terbuka dan dapat terjadi karena Atonia Uteri. 3. Dokumen
Selain menggunakan metode wawancara sebelumnya.
dan observasi, pengumpulan data juga Riwayat Pasien mengatakan
dilakukan dengan menggunakan kesehatan keluarga tidak ada yang
dokumen-dokumen yang berkaitan keluarga menderita hipertensi,
dengan responden. Dokumen tersebut Diabetes mellitus, dan
dapat berupa catatan rekam medis, asma.
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, Riwayat Pasien mengatakan dua kali
dll. kehamilan hamil, tidak pernah
mengalami keguguran,
HASIL STUDI KASUS
masalah ketika hamil
Penulis akan menjabarkan hasil penelitian
adalah mual muntah di
berdasarkan tahapan-tahapan pada proses
trimester pertama. Pasien
keperawatan. Dari hasil pengkajian didapatkan
mengatakan kehamilan
keadaan pasien sebagai berikut :
pertama dilahirkan secara
Hasil pengkajian yang didapatkan menunjukkan
operasi section caesarea
bahwa Ny. I berumur 31 tahun dirawat di ruang
dengan kondisi bayi
Wisanggeni 2 dengan diagnosa post Sectio
perempuan hidup sehat
caesarea hari ke 0 dengan status riwayat
dengan berat badan lahir
kehamilan G2P1A0 hamil 38 mgg lebih 6 hari.
2750 gr, panjang badan 48
cm.
Riwayat Kesehatan
Riwayat Pasien melahirkan anak
Keluhan utama Pasien mengeluh nyeri pada
persalinan kedua pada pukul 07. 10
luka bekas operasi section
sekarang WIB, dengan berat badan
caesarea
3.000 gr panjang badan 50
P : nyeri post operasi
cm jenis kelamin laki laki.
section caesarea hari ke 0
Q : nyeri terasa seperti
Pemeriksaan Tanda – tanda vital pada
teriris,
pasien didapatkan hasil : TD : 100/80 mmHg, N
R : Sekitar abdomen
: 100x/menit. S : 37,2 °C , P : 20x/menit, SpO2 :
S : skala nyeri 6
98%. Pada pemeriksaan fisik di luka bekas
T : ± 2 menit, hilang timbul
operasi tidak terdapat rembesan, tidak ada
dan bertambah jika
kemerahan kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
bergerak
dibawah pusat, pasien tampak terpasang dower
Riwayat Pasien mengatakan datang
cateter dan pembalut dengan produksi darah per
kesehatan ke RST pada tanggal 6
vagina yaitu seperempat pembalut lokhea rubra.
sekarang maret 2022 pada puku 2022
Pasien tampak meringis kesakitan menahan
WIB dengan status
nyeri.
kehamilan usia 38 mgg
Diagnosa Keperawatan
lebih 6 hari pasien
Diagnosa yang muncul dari kasus yang diambil
dijadwalkan untuk operasi
penulis menurut Standart Diagnosis
secto caesarea pada tanggal
Keperawatan Indonesia ( SDKI ) pada tahun
7 Maret 2022 karena ada
2017 yaitu :
lilitan tali pusat pada janin
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen
sehingga harus dilakukan
cedera fisik ( D.0077 )
tindakan operasi. Operasi
2. Resiko infeksi ditandai dengan adanya
berlangsung sekitar 45
efek prosedur invasif (D.0142)
menit, bayi lahir pukul
07.10 WIB. Rencana Keperawatan
Riwayat Pasien tidak memiliki Rencana keperawatan disusun pada tanggal 07
kesehatan riwayat penyakit yang Maret 2022 berupa :
dahulu pernah diderita
Nyeri akut beruhubungan dengan ageng relaksasi nafas
cidera fisik, setelah dilakukan tindakan dalam yaitu berikan arahan pada pasien untuk
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri akut tenang, jaga privasi pasien, usahakan tangan dan
berkurang dengan kriteria hasil Keluhan nyeri kaki pasien dalam keadaan rileks, minta pasien
menurun (5), tampak meringis menurun (5), untuk memejamkan mata dan usahakan agar
sikap protektif menurun (5). Intervensi pasien berkonsentrasi, minta pasien menarik
Keperawatan : Observasi : Identifikasi lokasi, nafas melalui hidung dengan posisi perut di
karakteristik, frekuensi, intensitas nyeri, kembungkan secara perlahan-lahan sambil
Identifikasi skala nyeri, Identifikasi factor menghitung dalam hati “hirup, dua, tiga”,
penyebab nyeri, Monitor efek samping setelah pasien memejamkan mata kemudian
penggunaan analgetik. Terapeutik : Berikan minta pasien untuk menghembuskan udara
teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam, melalui mulut secara perlahan dan membuka
kompres hangat atau dingin), Kontrol mata secara sambal menghitung dalam hati
lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu, “hembuskan, dua,
pencahayaan, kebisingan), Fasilitasi istirahat dan tiga”, minta pasien untuk mengulangi lagi
tidur. Edukasi : Jelaskan penyebab dan pemicu sama seperti prosedur sebelumnya sebanyak
nyeri, jelaskan strategi pereda nyeri, anjurkan tiga kali selama lima menit ( Oxorn. 2017 ).
monitor nyeri secara mandiri, anjurkan teknik Masalah keperawatan kedua resiko infeksi
nonfarkamkologis untuk mengurangi nyeri. berhubungan dengan efek prosedur invasif.
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik Tindakan keperawatan yang dilakukan pada
(jika perlu). implementasi hari kedua meliputi Memonitor
Resiko infeksi berhubungan dengan efek tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik,
prosedur invasif, setelah dilakukan tindakan membatasi jumlah pengunjung, melakukan
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Tingkat perawatan kulit pada area bekas operasi ,
infeksi menurun. Dengan kriteria hasil : implementasi pada hari ketiga melakukan ganti
Kebersihan tangan meningkat (5), kebersihan perban jika ada rembesan, mencuci tangan
badan meningkat (5), nyeri menurun (5 ). sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
Intervensi Keperawatan : Observasi : Monitor lingkungan pasien, mempertahankan teknik
tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik aseptic pada pasein beresiko tinggi ,
Terapeutik : Batasi jumlah pengunjung, berikan menjelaskan tanda dan gejala infeksi,
perawatan kulit pada area edema, cuci tangan mengajarkan cuci tangan dengan benar,
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi,.
lingkungan pasien, pertahankan teknikn aseptic Evaluasi
pada pasein beresiko tinggi Edukasi : Jelaskan Evaluasi hari pertama diagnose nyeri akut
tanda dan gejala infeksi, ajarkan cuci tangan tanggal 07 Maret 2022 didapatkan S : pasien
dengan benar, anjurkan meningkatkan asupan mengatakan masih merasakan nyeri pada area
nutrisi, anjurkan meningkatkan asupan cairan. sekitar luka operasi,nyeri terasa seperti teriris –
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian antibiotik iris, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul,
ataupun imusisasi (jika perlu), bertambah apabila digunakan bergerak. O :
Implementasi ekspresi wajah meringis, pasien tampak
Implementasi pertama dilakukan pada 07 Maret menutupi luka menghindari bersentuhan dengan
2022 pukul 10.00 dengan masalah keperawatan bayi, A : nyeri akut belum teratasi, P : lanjutkan
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera Intervensi 1,2,3,4.
fisik. Tindakan keperawatan yang dilakukan Evaluasi hari kedua diagnose nyeri akut tanggal
yaitu memonitor tekanan darah. 08 Maret 2022 didapatkan S : pasien
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, mengatakan masih merasakan nyeri pada area
durasi, frekuensi, intensitas nyeri. sekitar luka operasi,nyeri terasa seperti teriris –
Mengidentifikasi skala nyeri. Mengedukasi iris, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul,
perawatan nyeri dengan farmakologis. Ajarkan bertambah apabila digunakan bergerak. O :
teknik non farmakologis (teknik relaksasi napas ekspresi wajah mulai tenang, , A : nyeri akut
dalam) untuk mengurangi nyeri. Prosedur teknik belum teratasi, P : lanjutkan Intervensi 1,2.
Evaluasi hari ketiga diagnose nyeri akut tanggal Wong-Baker Faces Scale. Kategori pertama
09 Maret 2022 didapatkan S : pasien adalah tidak nyeri dengan skala 0. Kedua, ringan
mengatakan nyeri berkurang pada area sekitar (1-3) klien merasakan nyeri tapi tidak
luka operasi, skala nyeri 2. O : ekspresi wajah mengganggu aktivitas. Ketiga, sedang (4-6)
mulai tenang, , A : nyeri akut teratasi, P : merasakan sedikit mengganggu aktivitas, namun
lanjutkan Intervensi 4. masih bisa melakukan Activity Daily Living
Evaluasi hari pertama diagnosa resiko infeksi (ADL) secara mandiri. Keempat, berat (7-10)
tanggal 08 Maret 2022 didapatkan S : pasien nyeri sangat mengganggu dan tidak tertahankan
mengatakan terdapat luka operasi, O: tidak (Mardana, & Aryasa, 2017). Nyeri yang
terdapat rembesan, edema tidak, kontraksi uterus dirasakan ibu post partum dengan Sectio
keras, PPV 1/3 pembalut lokhea rubra, TFU 2 Caesarea berasal dari luka yang terdapat dari
jari dibawah pusat S; 37°C, , A :resiko infeksi perut. (Maryunani 2016) mengatakan bahwa
tidak terjadi, P : lanjutkan Intervensi 1,2,3. nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh,
Evaluasi hari kedua diagnosa resiko infeksi timbul ketika jaringan sedang rusak, dan
tanggal 09 Maret 2022 didapatkan S : pasien menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
mengatakan terdapat luka operasi, O: tidak menghilangkan rangsangan nyeri. Nyeri
terdapat rembesan, edema tidak, kontraksi uterus biasanya terjadi pada 12 sampai 36 jam setelah
keras, PPV 1/3 pembalut lokhea rubra, S; pembedahan, dan menurun pada hari ketiga
36,5°C, , A : resiko infeksi tidak terjadi, P: (Kozier, 2014). Menurut penulis setelah
lanjutkan Intervensi 1,2,3. dilakukan pembedahan mengakibatkan luka dan
Evaluasi hari ketiga diagnosa resiko infeksi rusaknya bagian saraf serta pembuluh darah
tanggal 09 Maret 2022 didapatkan S : pasien pada organ tersebut sehingga mucul nyeri
mengatakan terdapat luka operasi, O: tidak sedang hingga berat, maka dapat di berikan
terdapat rembesan, edema tidak, kontraksi uterus teknik nonfarmakologi maupun farmakologi
keras, PPV 1/3 pembalut lokhea rubra, S; 37°C, untuk mengurangi nyeri pada klien post sectio
balutan sudah diganti , A : resiko infeksi tidak caesarea. Salah satu managemen nyeri
terjadi, P : lanjutkan Intervensi 1,2,3. persalinan adalah dengan tehnik relaksasi nafas
PEMBAHASAN dalam. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan
Pada bagian ini, akan dilakukan pembahasan teknik Pereda nyeri yang banyak memberikan
terkait asuhan keperawatan yang telah dilakukan masukkan terbesar karena teknik relaksasi dalam
kepada Ny. I dengan post partum section persalinan dapat mencegah kesalahan yang
caesarea di RST Dr. Soedjono Magelang berlebihan
Pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernafas
tahapan proses keperawatan yang dikemukakan selama proses persalinan dapat mempertahankan
oleh Bakri (2017, p.101) meliputi pengkajian, komponen sistem saraf simpatis (SSO) dalam
diagnosis keperawatan, perencanaan, keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi
implementasi dan evaluasi. Selain membahas peningkatan suplai darah, mengurangi
terkait asuhan keperawatan yang telah kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat
dilakukan, juga akan membahas terkait beradaptasi dengan nyeri selama proses
kesenjangan antara hal-hal yang telah ditemukan persalinan (Maryunani, 2016).
di lapangan dengan teori dalam proses Evaluasi keperawatan yang muncul sudah sesuai
keperawatan. dengan tujuan dan kriteria hasil dari kedua
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan diagnosa tersebut sesuai dengan (SLKI, 2018).
teknik wawancara dan observasi langsung ke Evaluasi keperawatan untuk diagnosa pertama
lapangan. Hal itu sesuai dengan teori menurut yaitu klien mengatakan nyeri berkurang hingga
(Sugiyono, 2017) tentang teknik pengumpulan skala 3 setelah berulang kali dilakukan terapi
data yang dapat dilakukan oleh perawat keluarga pijat relaksasi ketika sedang pusing dan sakit
untuk mendapatkan data yaitu dengan cara kepala. Klien juga tampak lebih rileks daripada
wawancara dan observasi. Penentuan skala nyeri sebelumnya. Teknik relaksasi membantu
5 pada Ny.I sesuai dengan teori Visual Analogue mengendurkan otot yang mengalami spasme
Scale (VAS) atau Numeric Rating Scale (NRS) yang disebabkan oleh peningkatan
prostaglandin, sehingga meningkatkan aliran Fundamental Keperawatan ( Alihbahasa : Esty
darah ke daerah yang mengalami spasme Wahyu ningsih, Devi yulianti, yuyun
(Ngatwadi, Mutdasir & Mulyadi, 2018). yuningsih. Dan Ana Lusyana ). Jakarta :EGC
Hasil evaluasi yang didapatkan setelah Mardana, I, K, R, P., & Aryasa, T. (2017).
perawatan selama tiga hari pada Ny> I dengan Penilaian Nyeri. SMF/Bagian Anestesiologi
keluhan objektif terdapat luka bekas operasi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
section caesarea,balutan terlihat bersih dan Universitas Udayana RSUP Sanglah Denpasar
kering suhu : 37,6°C nadi 82x/menit, pada Maryunani Anik. (2016). Nyeri dalam persalinan
diagnose keperawatan resiko infeksi hasil “teknik dan cara penanganannya”. Jakarta:
laboratorium leukosit dapat menjadi tolok ukur Trans Info Media
sebagai tanda terjadinya infeksi pada ibu post Mitayani. (2017). Analisa Indikasi Dilakukan
partum, selain suhu yang meningkat, edem pada Persalinan Sectio Caesarea di RSUP Dr.
bagian luka dan adanya rembesan. Masalah Soeradji TirtogoroKlaten
resiko infeksi padaNy. I tidak terjadi karena Oxorn H & Forle W. 2010.Ilmu Kebidanan:
sesuai dengan kriteria hasil. Hasil evaluasi yang Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
didapatkan setelah perawatan selama tiga hari Yayasan Essentia Medika
pada klien dua keluhan objektif Terdapat luka PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
bekas operasi section caesarea,balutan terlihat (2016). Standar Diagnosis Keperawatan
bersih dan kering suhu : 38,6oC, tidak ada Indonesia : Definisi dan Indikasi Diagnostik.
edema, dan tidak adanya tanda peningkatan Jakarta : DPP PPNI
leukosit. PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
(2018). Standar Intervensi Keperawatan
KESIMPULAN Indonesia : Definisi dan Tindakan
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang sudah Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
dilakukan untuk diagnosa nyeri akut yaitu klien Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,
mengatakan nyeri sudah sangat berkurang Kualitatif, dan R&D. Bandung
dengan skala nyeri 2 yang awalnya nyeri dengan Yuliana, A, dkk. (2017). Efektivitas Relaksasi
skala 6. Evaluasi tindakan keperawatan untuk Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ibu
diagnosa resiko infeksi yaitu tidak terjadinya Postpartumsectio Caesarea. JOM, 2 (2), 944-
infeksi pada ibu post partum section caesarea. 952

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Maria H.( 2017). Asuhan Keperawatan


Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Mahardika.
HasilUtamaRiskesdas(2018).https://
www.persi.or.id/analis-data/686 - hasil-
utama-riskesdas 2018-kementerian-kesehatan-
badan-penelitian-dan pengembangan-
kesehatan (Diakses pada tanggal 10 Juli 2022 )
Hutabalian, 2017. Buku Sectio Caesarea. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
Janah Nurul. (2017). Manajemen Asuhan
Kebidanan Intranatal Care Gestasi 38–40
Minggu Dengan Asuhan Persalinan Normal.
Retrieved from http://www.albayan.ae.
(Diakses pada tanggal 04 Juli 2022
Kozier,B.,Glenora Erb, Audrey Berman dan
Shirlee J.Snyder. (2010). Buku Ajar

Anda mungkin juga menyukai