Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SECTIO CAESAREA

DENGAN INDIKASI PARTUS LAMA (DISTOSIA),


DI RUANG KEUPULA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA LANGSA

OLEH :

JANNATUL FIQAH
NIM: PO 320218052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LANGSA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung
lebih dari 18 jam yang dimulai dari tanda-tanda
persalinan. Persalinan lama merupakan salah satu
penyebab kematian ibu dan janin.

Sectio caesareamerupakan pengeluaran janin melalui


insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerektomi). Persalinan dengan sectio caesarea
berisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko
infeksi, 80 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan
pervagina (Dani, dalam rezeki, 2018).
LANJUTAN
 Menurut dataWorld Health Organization (WHO) rata-rata
tindakan sectio caesarea berkisar 5% sampai 15 % per 1000
kelahiran dunia. Pada Tahun 2014 di Amerika Serikat rata-rata
sectio caesarea meningkat hingga 29,1 % per 1000 kelahiran, di
Inggris telah mencapai 21,4%, per 1000 kelahiran. Pada tahun
2001 dan 2003 angka kejadian sectio caesarea di Kanada
adalah 22,5% per 1000 kelahiran hidup. Data tersebut
menunjukkan bahwa secara global, khususnya di negara-negara
maju, bahwa angka tindakan persalinan melalui sectio caesarea
terbilang tinggi. Pada tahun 70-an permintaan sectio caesarea
adalah 5% kini lebih dari 50% ibu hamil menginginkan
persalinan sectio caesarea (Winkjosatro, dalam Setiana,2019).
LANJUTAN

• Tingginya angka persalinan sectio caesarea disebabkan oleh


beberapa faktor di antaranya umur ibu yang sangat
berpengaruh pada kehamilan dan persalinan karena
berhubungan dengan perkembangan sel telur dan organ
reproduksi, Kurangnya pengetahuan ibu mengenai risiko
dan komplikasi pada persalinan sectio caesarea akan
mempengaruhi ibu dalam mengambil keputusan persalinan.
Selain itu, Ketuban Pecah Dini (KPD) yang menyebabkan
terjadinya infeksi pada ibu dan janinnya, Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) dan hipertensi yang menyebabkan
preeklampsia bahkan eklampsia persalinan (Hapsaridalam
Helmi, 2019)
LANJUTAN

• Peran perawat dalam menanggulangi pasca operasi sactio


caesarea perawat sebagai penolong membantu ibu sebagai
orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan
yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

• Peran perawat sebagai pendidik dalam keperawatan, perawat


mampu berperan dalam mendidik individu, keluarga dan
masyarakat serta tenanga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya.

• Seorang perawat yang profesional harus mampu menjalankan


peran dan fungsinya dengan baik. Semakin baik komunikasi
interpesonal bagi perawat dalam berhubungan dengan pasien
diharapkandapatmemberikan manfaat bagi motivasi
kesembuhan pasien (Prasetyo dalam Horhoruw, 2015).
Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis


merumuskan masalah “Bagaimana Asuhan
keperawatan pada ibu post sectio
caesarea dengan indikasi partus lama
(Distosia) di RSUD Langsa”.
Tujuan Penulisan

Tujuan Umum Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan Dapat melakukan pengkajian


Asuhan keperawatan Dapat menegakkan diagnosa
pada ibu post sectio perawatan
caesareadengan indikasi Dapat membuat rencana
partus lama (Distosia) perawatan
secara langsung dan Dapat melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan
konfrehensif meliputi
rencana yang telah dibuat.
aspek biopsikososial
Dapat mengevaluasi hasil asuhan
dengan pendekatan keperawatan yang telah dilakukan
proses keperawatan. Dapat melakukan dokumentasi
keperawatan
Manfaat Penulisan

Manfaat Teoritis

Memberikan pelayanan kesehatan dan pengetahuan tentang


indikasi partus tak maju (Distosia).

Manfaat Praktis, disampaikan bagi :

Bagi Penulis
Bagi Perawat
Bagi Rumah Sakit
Bagi Intitusi Pendidikan
Bagi Ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• Partus Lama (Distosia)


Partus lama adalah persalinan yang sulit dan ditandai
oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan Partus lama
dapat terjadi akibat beberapa kelainan tertentu yang me
libatkan serviks, uterus, janin, tulang panggul ibu, atau
obstruksi lain jalan lahir. Kelainan-Kelainan ini secara
mekanistis dibagi menjadi tiga katagori yaitu kelainan
kekuatan (power), kelainan yang melibatkan janin
(passanger), kelainan jalan lahir (passange) (Putri,
2020).Pertus lama menimbulkan efek berbahaya baik
terhadap ibu maupun bayi.
Etiologi

Pada prinsipnyapersalinan
Patofisiologi

lama dapat disebabkan Proses terjadinya partus


oleh beberapa hal lama dapat disebabkan oleh
seperti: beberapa hal, salah satu
His diantaranya adalah faktor
1. His Hipotonik panggul (kesempitan
2. His Hipertonik panggul) dimana kesempitan
3. His Yang Tidak pada pintu atas panggul
Terkoordinasi dianggap sempit apabila
Faktorjanin conjugata vera kurang dari
Faktor jalan lahir 10 cm atau diameter
trasversa kurang dari 12 cm.
Jenis-jenis persalinan
Klasifikasi pada partus lama ada 4
yaitu:

1. Persalinan spontan
Klasifikasi partus lama 2. Persalinan normal
berdasarkan fase laten
3. Persalinan Anjuran
menjadi 4 yaitu: (induksi)
4. Persalinan Tindakan
1. Fase laten memanjang
2. Fase aktif memanjang
pada primigravida
3. Fase aktif memanjang
pada multipara
4. Partus lama dalam kala II
Tanda dan Gejala
Dehidrasi
Tanda-tanda infeksi.
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan local vulva-vagina
Pemeriksaan dalam
Keadaan janin dalam rahim: Asfiksia sampai
kematian
Akhir dari persalinan lama
Pembukaan servisk mengarah ke sebelah kanan garis
waspada partograf.
Pembukaan servisk kurang dari 1cm per jam.
Frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10
menit dan lamanya kurang dari 40 detik
Komplikasi

Komplikasi yang terjadi akibat persalinan lama antara lain adalah:


Infeksi Intrapartum
Ruptura uteri
Cedera Otot-otot Dasar Panggul
Molase Kepala Janin
Sektio Caesarea
Sektio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut atau vagina atau suatu
histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim
(Aspiani,2017). Kelahiran sesaria ialah kelahiran janin
melalui insisi transabdomen pada uterus. Meskipun
mitos yang ada menyatakan bahwa julius caesar
dilahirkan dengan cara ini, istilah ini kemungkinan
besar berasal dari kata latin caedo,yang berarti
“memotong.” Baik direncanakan (dijadwalkan) atau
tidak(darurat), kehilangan pengalaman melahirkan
anak secara tradisional dapat memberi efek negatif
pada konsep diri wanita(Bobak,2005).
Etiologi Jenis-jenis Sektio Caesarea
Menurut Nurarif dan
kusuma (2015). Etiologi • Menurut Nurarif dan kusuma
seksio sesarea adalah (2015), jenis-jenis seksio
sebagai berikut: sesarea antara lain:

a. Etiologi yang berasal SekTio Caesarea abdomen


dari ibu SekTio Caesarea vaginalis
SekTio Caesarea klasik
b. Etiologi yang berasa SekTio Caesarea ismika
dari janin
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu
dengan sectio caesaria menurut
(Aspiani,2017) adalah sebagai berikut:
1. Infeksi puerperal(Nifas)
2. Pendarahan disebabkan karena
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan
keluhan kandung kemih bila
reperitonealisasi terlalu tinggi.
4. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada
kehamilan mendatang.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), pemeriksaan yang
dapat dilakukan adalah:
• Pemantauan janin terhadap kesehatan janin.
• Pemantauan EKG.
• JDL dengan diferensi.
• Elektrolit.
• Hemoglobin/Hematokrit.
• Golongan darah.
• Urinalisis.
• Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai
indikasi
• Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
• Ultrasound sesuai pesanan.
Asuhan Keperawatan
• Menurut Doenges (2001),
pengkajian pada ibu post
seksio sesarea meliputi:
a. Pengkajian dasar
data ibu
b. Sirkulasi
h. Pernapasan
c. Integritas EGO
i. Keamanan
d. Eliminasi
j. Seksualitas
e. Makanan dan cairan
k. Pemeriksaan diagnostik
f. Neurosensori
l. Prioritas keperawatan
g. Nyeri/ketidak
m. Tujuan pulang
Nyamanan
Diagnosa Keperawatan

• Menurut Doenges (2001), diagnosa Menurut keperawatan yang


muncul pada ibu post seksio sesarea adalah sebangai berikut:

▫ Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan


transisi/peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (missal intervensi
pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan/interaksi,
benggaan diri negatif).
▫ Nyeri (akut) ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma pembedahan,
efek-efek hormonal, distensi kandung kemih/abdomen.
▫ Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri,
transmisi/kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.
▫ Harga diri rendah situasional berhubungan dengan merasa gagal dalam
peristiwa kehidupan.
▫ Resiko tinggi terhadap cedara berhubungan dengan fungsi biokimia atau
regulasi ( mis., hipotensi ortostatik, adanya HKK atau eklamsia), efek-
efek anastesi, tromboemboli, profil darah abnormal (anemia/kehilangan
darah berlebihan, sensasitivitas terhadap rubella, inkompatibilitas Rh),
trauma jaringan.
Lanjutan
▫ Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan/kulit rusak, penurunan hb,prosedur invasif dan/atau
peningkatan pemajanan lingkungan, pecah ketuban lama,
malnutrisi.
▫ Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot ( diastasis
rektil, kelebihan analgesik atau anastesi, efek-efek
progesteron, dehidrasi, diare prapersalinan, kurang masukan,
nyeri perineal/rektal.
▫ Kurang pengetahuan mengenai perubahan fisiologi, periode
pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan
interprestasi, tidak mengenal sumber-sumber.
▫ Perubahan eliminali urin berhubungan dengan trauma/diversi
mekanis, efek-efek hormonal (perpindahan cairan dan/atau
peningkatan aliran plasma atau ginjal), efek-efek anastesi.
▫ Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anastesi,
penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik.
lanjutan
Menurut Julith M. Wilkinson, (2016), bahwa kemungkinan diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien pasca partum adalah sebagai berikut:

▫ Risiko gangguan perlekatan berhubungan dengan ketidakmampuan menjadi orang


tua.
▫ Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kurang informasi yang akurat tentang
penyesuaian tubuh setelah melahirkan, perubahan penampilan (striae).
▫ Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan diskontinuitas pemberian
ASI, belum berpegalaman, pengaruh budaya, pembengkakan payudara, faktor bayi
(mis., ketidakmampuan untuk menempel pada atau menghisap payudara).
▫ Gangguan proses keluarga berhubungan dengan transisi peran keluarga, perubahan
struktur keluarga, sistem pendukung tidak adekuat.
▫ Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan defisien
pengetahuan (mis., hygiene, kontrasepsi, nutrisi, perawatan bayi, dan gejala
komplikasi), kurang dukungan dari pasangan.
▫ Gangguan pemeliharaan rumah berhubungan dengan sistem pendukung tidak
adekuat, kurang kemampuan mengatur, dan ketidakefektifan koping individu.
lanjutan
• Imsomnia berhubungan dengan tuntutan sosial yang berlebihan,
tuntutan peran (mis., sering menyusu), nyeri, ansietas, keriangan
dan kegembiraan.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang pengetahuan nutrisi dasar mengenai menyusui.
• Ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan kurang
pengetahuan atau keterampilan tentang pola asuh yang efektif;
harapan yang tidak realitis terhadap diri, bayi, dan pasangan; anak
yang tidak diinginakan; tidak ada model peran, blum berpengalaman.
• Ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan mengemban
peran baru.
• Stress inkontenensia urine berhubungan dengan trauma jaringan
selama pelahiran.
• Retensi urine berhubungan dengan edema jaringan lokal, efek
obat/anestesi, nyeri, ketidakmampuan untuk mengambil posisi
berkemih normal sekunder akibat efek anestesi epidural atau
analgesik.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Menurut Doenges (2001), Menerangkan intervensi


keperawatan yang dapat di pasien lakukan untuk merumuskan
rencana tindakan untuk mengatasi masalah antara laen:

 perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan


perkembangan transisi/peningkatan anggota keluarga krisi
situasi

 Nyeri akut ketidaknyamanan berhubungan dengan


trauma pembedahan. Efek-Efek anestasia, efek-efek
hormonal, distensi kandung kemih/abdomen.
LANJUTAN

• S Ansietas berhubungan dengan krisi situasi, ancaman


pada konsep diri, transmini/kontak interpersonal, kebutuhan
tidak terpenuhi.

 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan


merasa gagal dalam peristiwa kehidupan.

 Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan fungsi


biokimia atau regulasi ( mis., hipotensi ortostatik, adanya HKK
atau eklamsia), efek-efek anastesi, tromboemboli, profil darah
abnormal ( anemia/kehilangan darah berlebihan, sesintivitas
terhadap rubella,inkompatibilitas Rh), trauma jaringan.
lanjutan

 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan


trauma jaringan/kulit rusak, penurunan Hb, prosedur invasif
• dan/atau
Resiko peningkatan
tinggi terhadap infeksi
pemanjaan berhubungan
lingkungan, pecah ketuban
dengan
lama, trauma jaringan/kulit rusak, penurunan
malnutrisi.

 Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot


( diastasis rektil, kelebihan analgesik atau anastesi, efek-
efek progesteron, dehidrasi, diare prapersalinan, kurang
masukan, nyeri parineal/rektal.
LANJUTAN

 Kurang pengetahuan mengenai perubahan fisiologi, periode


pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pemanjaan/mengingat, kesalahan
interprestasi, tidak mengenal sumber-sumber.

 Perubahan eliminasi urin berhubungn dengan


trauma/diversi mekanis, efek-efek hormonal ( perpindahan
cairan dan/ atau peningkatan aliran plasma ginjal), efek-
efek anestasi.

 Kurang pengetahuan diri berhubungan dengan efek- efek


anastesi, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan
fisik.
lANJUTAN
• Menurut Judith M. Wilkinson (2016) perencanaan
keperawatan pada pasien pascapartum adalah sebagai berikut:

 Risiko gangguan perlengkatan berhubungan dengan


ketidakmampuan menjadi orang tua.

 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kurang


informasi yang akurat tentang penyesuaian tubuh setelah
melahirkan, perubahan penempilan tubuh (striae).

 Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan


diskontinuitas pemberian ASI, belum berpengalaman,
pengeruh budaya, pembengkakan payudara, faktor bayi
LANJUTAN

 Gangguan proses keluarga berhubungan dengan transisi


peran keluarga, perubahan struktur keluarga, sistem
• Fpendukung tidak adekuat.
 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan
dengan defisiensi pengetahuan (mis., hygiene,
kontrasepsi, nutrisi, perawatan bayi, dan gejala komplikasi),
kurang dukungan dari pasangan.

 Gangguan pemeliharaan rumah berhubungan dengan


sistem pendukung tidak adekuat, kurang kemampuan
mengatur, dan ketidakefektifan koping individu.
LANJUTAN

•
G Insomnia berhubungan dengan tuntutan sosial yang
berlebihan, tuntutan peran (mis., sering senyum), nyeri,
ansietas, keriangan dan kegembiraan.

 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurang pengetahuan nutrisi dasar mengenai
menyusui.
LANJUTAN

• RKetidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan



kurang pengetahuan atau keterampilan tentang pola asuh
yang efektif; harapan yang tidak realistis terhadap diri, bayi,
dan pasangan; anak yang tidak diinginkan; tidak ada model
peran, belum berpengalaman.

 Ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan


mengemban peran baru.
IMPLEMENTASI
• Implementasi merupakan tahap keempat dari proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun
rencana keperawatan. Dengan rencana keperawatan
yang di buat berdasarkan diagnosis yang tepat,
intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan
hasil yang diinginkan untuk mendukung dan
meningkatkan status kesehatan klien (Potter, 2010).
Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi


proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan
dan implementasitindakan (Efendi, 2009).
BAB III
METODE PENULISAN

A. DesainPenulisan

Desain penulisan yang digunakan adalah studi


kasus yang mengekspolarasimasalah Asuhan
Keperawatan PadaIbu Post Saserea dengan
Indikasi Partus Lama (Destosia), di Ruang
Keupula Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Langsa.
B. BATASAN ISTILAH

Partus lama adalahpersalinan yang


berlangsunglebihdari 24 jam pada primis dan
lebihdari 18 jam. Dimana kala
satuberlangsunglebihdari 20 jam dan kala
dualebihdaridua jam (Aspiani, 2017).Batasan
istilah dalam studi kasus ini adalah ibu post sactio
caesarea dengan indikasi partus lama (Distosi) di
Ruang Keupula Rumah Sakit Umum Kota
Langsa.
C. Lokasi Dan Waktu PenulisanAsuhanKeperawatan

Lokasi studi kasus ini akan dilakukan di Ruang Keupula


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. Pada Bulan
Maret sampai April 2021.

D. Pengumpulan Data

1. Wawancara

2. Observasi dan pemeriksaanfisik

3. Studidokumentasi dan angket


E. ANALISIS DATA

Urutan dalam analisa adalah:


1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai