PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
risiko dan merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Sebagian ibu hamil
akan menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang dapat
kecacatan bahkan kematian bagi ibu dan bayinya. Komplikasi yang sering terjadi
adalah perdarahan pasca persalinan, uri tertinggal, partus tak maju/partus lama
serta infeksi.
yang penting, bila tidak ditanggulangi akan menyebabkan angka kematian ibu
yang tinggi. Kematian seorang ibu dalam proses reproduksi merupakan tragedi
tercapainya keluarga yang sejahtera dan kematian seorang ibu merupakan suatu
bencana bagi keluarganya. Dampak sosial dan ekonomi kejadian ini dapat
dipastikan sangat besar, baik bagi keluarga, masyarakat maupun angkatan kerja.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
1
meninggal saat hamil atau bersalin di seluruh dunia pada tahun 2013 dimana 99%
berkembang merupakan tingkat tertinggi dengan 230 kematian ibu per 100.000
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991,
yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
persalinan tindakan, termasuk persalinan sectio caesarea. Hal ini sering disebabkan
oleh disproporsi kepala panggul, kelainan letak dan gangguan kontraksi uterus
(GOI-UNICEF, 2000).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
Mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan
telah dikumpulkan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Partus Lama
1. Pengertian
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi
laten lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa
kelahiran bayi, dan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf.Partus
(Sarwono, 2010).
2. Etiologi
3 yaitu:
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak
4
a. Inersia Uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih
kuat dan lebih dahulu pada bagian lainnya. Selama ketuban masih utuh
Disini sifat his berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his
atas, tengah dan bagian bawah menyebabkan his tidak efisien dalam
yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan
hipoksia janin.
2) Kelainan Janin
dalam letak atau bentuk janin (Janin besar atau ada kelainan konginetal
janin)
Kelainan dalam bentuk atau ukuran jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
5
3. Tanda dan Gejala
Menurut Rustam Mochtar (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan
1. Pada ibu
cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle,
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negatif, air
Menurut Manuaba (2010), gejala utama yang perlu diperhatikan pada partus lama
antara lain :
1) Dehidrasi
meteorismus
6
4) Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau,
7) Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri,
Yaitu fase laten yang melampaui 20 jam pada primigravida atau 14 jam
pada multipara
Yaitu fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primigravida dan
lebih dari 6 jam pada multigravida. Dan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5
cm per 3 jam.
c. Kala 2 lama
Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan 1
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak.
7
tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada
insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock.
bagi ibu.
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama
memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat
yang buruk bagi anak. Sebagian dokter beranggapan sekalipun partus lama
perkembangan bayi selanjutnya hanya sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi
defisiensi intelektual sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah
persalinan normal.
8
6. Diagnosis
b. Faktor janin
teratur.
waspada partograf.
40 detik. b.
9
imminens, gawat janin.
penurunan.
7. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum
a. Perawatan pendahuluan :
berikut :
1) Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda
5) Streptomisin : 1 gr intramuscular.
10
7) Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan
b. Pertolongan :
manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, secsio
2. Penanganan khusus
berhenti, pasien disebut belum in partu atau persalinan palsu. Jika his
makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk
Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan,
1) Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan
11
3) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam,cairan vagina berbau) :
pascapersalinan.
selama 48 jam.
2) Nilai his :
a) Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan
uteri.
b) Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40
atau malpenetrasi.
12
c. Kala Dua Lama
a) Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian
b) Jika kepala antara 1/5 - 3/5 di atas simfisis pubis lakukan ekstraksi
vakum
1. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia
janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang
13
timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-
akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan
berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang
asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi
berikut ini:
a. Faktor ibu
14
b. Faktor Tali Pusat
c. Faktor Bayi
maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan
perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit
dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi.
Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap
pertolongan persalinan.
15
3. Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia
Kejang
Penurunan kesadaran
4. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu
akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di
luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya
16
kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu
dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah
pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai
lengkap.
17
Mengidentifikasi perlu/tidaknya tindakan segera oleh bidan maupun oleh
langkah sebelumnya.
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5
SOAP yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis
1. S (Subjektif)
anamnesa.
18
2. O (Objektif)
laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan.
3. A (Assesment)
4. P (Planning)
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Biodata
NO HP :081370817748 NO HP :-
menjalar ke symphisis dan keluar darah bercampur lendir dari jalan lahir.
20
3. Tanda-tanda bersalin
Lamanya : 15 detik
Kekuatan : Sedang
4. Pengeluaran pervagina
Jumlah : 10 cc
TI : 1x
T II : 2x
T III : 3x
21
12. Buang air besar terakhir : 2 jam yang lalu
C. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda vital
Pols : 90 x/m
4. Muka :
22
Kelenjar getah bening : Pembesaran kelenjar : Tidak ada
Dada : Simetris
Jantung : Normal
Payudara :
Simetris : Simetris
Refleks patela : (+/+)
23
Abdomen
Kontitensi : Keras
5. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus
Posisi : PUKI
Auskultasi
24
Ano-genital inspeksi :
Perineum :
Pengeluaran
Jumlah : 10 cc
Konsistensi : lunak
Pemeriksaan dalam
25
D. Uji Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium :
II . INTERPRESTASI DATA
DX :
Ny.R GII PI Ao, usia kehamilan 38 minggu aterm kala I fase aktif persalinan normal
keluar darah bercampur lendir dari jalan lahir, ini kehamilan ke-enam .
O : - Tanda vital :
TD :100/80 mmHg
Pols : 80 x/m
Suhu : 36,5 oC
Respirasi : 24 x/m
- Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus :
26
Fetus : Letak : Memanjang
Pemeriksaan Dalam :
Vagina : Normal
Porsio : Lunak
Pembukaan : 8 cm
Masalah
Kebutuhan
27
IV. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
V. RENCANA MANAJEMEN
- Observasi keadaan umum dan tekanan darah tiap 4 jam atau bila ada indikasi.
persalinan.
28
- Dokumentasikan tindakan dalam rekam medis, dan dokumentasikan hasil
VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
- Mengobservasi keadaan umum dan tekanan darah tiap 4 jam atau bila ada
indikasi.
persalinan.
29
- Mendookumentasikan tindakan dalam rekam medis, dan dokumentasikan hasil
VII. EVALUASI
persalinan
30
Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA
NO HP :081370817748 NO HP :
Pols : 72 x/m
TFU : 35 cm
Lila : 28 cm
VT : 8 cm
Porsio : Lunak
A : Ny.R GII PI A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu kala I fase aktif persalinan
P:
31
- Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga seperti menanyakan
keluarga untuk tetap mensuport dan member kasih sayang untuk ibu.
menandatanganinya.
partograf terlampir.
- Menawarkan posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu, ibu memilih untuk
- Menawarkan makan atau minum dísela his, ibu minum ± 100 cc air teh
manis
- Memberikan dukungan mental dan spiritual pada ibu, ibu nampak berdoa
mengurangi rasa nyeri dan menganjurkan ibu untuk istirahat atau bila
tidak ada hisnya, ibu menarik nafas dan mengeluarkannya dari mulut
32
- Menganjurkan pada ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB setiap
menginginkannya
- Menyiapkan alat partus set, alat resusitasi, kelengkapan bayi dan ibu , alat
S: Ibu mengatakan mulesnya makin sering dan kuat, ada perasaan ingin
mengedan
O: VT : 10 cm
Pols : 98 x/m
Perenium menonjol
Vulva membuka
A: Ny. R kala II fase aktif persalinan normal dengan diagnosa partus lama
33
P: - Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
- Menawarkan kepada ibu untuk memilih posisi meneran yang nyaman ibu
- Membimbing meneran pada saat ada HIS dan saat ibu mempunyai dorongan
saat meneran.
- Mengecek kembali kelengkapan alat partus set dan kelangkapan lainnya untuk
- Menolong persalinan secara APN jam 03.00 WIB bayi lahir spontan tidak
34
Keadaan umum ibu baik.
Uterus membundar
O: K/U : Baik
TD : 120/70 mmHg
35
Pols : 80 x/menit
R : 23x/menit
Temp : 37 0C
Pendarahan : Normal
Kontraksi : Baik
- Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus dan cara
melakukan massase uterus jika uterus kurang baik respon ibu baik dan
kemih dan tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada
- Membersihkan badan dan mengganti pakaian ibu dengan baju yang bersih
36
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut Rustam Mochtar (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan
1. Pada ibu
cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle,
37
Pols : 98 x/m
Berarti tidak ada kesenjangan antara teori Rustam Mochtar (1998) dan
Yaitu fase laten yang melampaui 20 jam pada primigravida atau 14 jam pada
multipara
Yaitu fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primigravida dan lebih
dari 6 jam pada multigravida. Dan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm per 3
jam.
c. Kala 2 lama
Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan 1 jam
pada multipara.
Berarti tidak ada kesenjangan antara teori winkjosastro, 2002 dan pratktik
38
C. DAMPAK PARTUS LAMA BAGI JANIN
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
Berdasrkan khasus pada bayi Ny R, bayi lahir spontan tidak menangis kuat,
Berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di BPM Hartati Sawang.
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
39
Berdasrkan khasus pada bayi Ny R, bayi lahir spontan tidak menangis kuat
Berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di BPM Hartati Sawang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
minggu inpartu, janin tunggal, hidup intra uteri dengan diagnosa komplikasi
asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif sampai kala IV telah
dilakukan dan pemeriksaan sesuai dengan standar yang telah diterapkan sehingga
peranan dari ibu hamil sehingga diperoleh data yang menunjang untuk
40
mungkin saja terjadi seperti yang terjadi pada Ny”R” dengan diagnosa partus
lama.
B. Saran
mengetahui dan mengerti tentang asuhan yang diberikan pada ibu inpartu kala I
fase aktif sampai kala IV dan cara penatalaksaan komplikasi yang mungkin saja
terjadi pada ibu sehingga dapat memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Manuwaba, Ida Bagus Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan
Prawirohardjo
41